commit to user
ii
Gambar 1.1
1
2 23
4
5 6
7 8
9
10
11
12 22
15 16
13
Keterangan :
1. Kantor 2.Tempat pemotongan
dan pelayuan 3. Rumah Dinas
4. Tempat wudlu 5. Mushola
6. Kantin 7. Kandang Peristirahatan
8. Tempat cuci jerohan 9. Bak penampungan air
10.
air 11. Pos jaga
12. Pos jaga 13 .Tempat parkir
14. Tower air 15. Tempat penampungan limbah
16. Kandang Karantina 17.
18.
ngolahan hujan
Tandon dan Tower hujan
Tempat penampungan limbah Tempat pe
limbah 19. KmW C
20. Loket 21. Gudang
22. Tower air 23. Pintu Masuk Utama
24. Restrining Box 25. Pintu Masuk Belakang
26. Tempat parkir roda 4
U DENAH UPTD. RUMAH POTONG HEWAN AMPEL
19 14
20
Jal an Raya Boyolali - Semarang
J a
la n
D e
sa T
an d
u k
21
18 17
23
24 24
25 26
26
Sumber: UPT RPH Ampel
b. Fungsi UPT RPH Ampel
Fungsi dari UPT RPH Ampel antara lain adalah: 1 Sebagai terminal terakhir dari proses kegiatan pemotongan hewan
khususnya sapi di Kabupaten Boyolali. 2 Sebagai penyedia daging yang sehat dan berkualitas untuk memenuhi
kebutuhan industri abon, dendeng maupun dikonsumsi secara langsung.
c. Struktur Organisasi
Karyawan UPT RPH Ampel berjumlah 16 orang yang terdiri dari: 1 1 orang Kepala UPT RPH,
commit to user
iii
2 1 orang Kasubag Tata Usaha, 3 1 orang dokter hewan,
4 2 orang petugas keur master, 5 1 orang petugas modin, dan
6 10 orang petugas kebersihan.
Gambar 1.2 Struktur Organisasi UPT RPH Ampel
Sumber: UPT RPH Ampel
KEPALA UPT RPH AMPEL Ir. Joko Sularso
NIP. 195903301993091001 KASUBAG TATA USAHA
Erwan Agustanto, AM.d NIP. 196408111985071001
PETUGAS KEBERSIHAN PETUGAS MODIN
Sukarjo DOKTER HEWAN
Drh. Aryo Pramono NIP. 197802072009011003
PETUGAS KEUR MASTER
Suprihatin Supar
Wiodo Warsidi
Sunardi Sunarto
Marso Jamali
Slamet S Rosidi
Sidik Jayatmo, Bsc NIP. 19570305199201001
Eko Purnomo, AM.d NIP. 196705251987101001
commit to user
iv
d. Data Pengguna Jasa UPT RPH Ampel
Pengguna jasa dari UPT RPH Ampel pada umumnya berasal dari pengusaha daging, khususnya daging sapi. Hingga saat ini jumlah jagal yang
menggunakan jasa RPH berjumlah 65 orang jagal tetap. Selain jagal tetap, di UPT RPH Ampel juga terdapat pengguna jasa dari para jagal musiman yang biasanya
menggunakan jasa RPH pada waktu Idul Qurban atau untuk acara hajat saja yang berjumlah 9 orang jagal musiman. data terlampir
B. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman pada era globalisasi dewasa ini membuat kebutuhan di kalangan masyarakat semakin meningkat. Guna memperbaiki merawat sarana
prasarana yang dimiliki daerah dan untuk mensejahterakan masyarakat khususnya masyarakat yang berada di daerahnya, Pemerintah Daerah juga membutuhkan
masukan pendapatan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Pendapatan Asli Daerah PAD guna memenuhi kebutuhan Pemerintah Daerah tersebut dapat
diperoleh antara lain dari penerimaan atas pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dana perimbangan, pinjaman
daerah, dan lain-lain PAD yang sah. Daerah Kabupaten Boyolali merupakan salah satu daerah yang memiliki
potensi baik dalam hal peternakan karena sebagian besar masyarakatnya melakukan usaha di sektor pertanian dan peternakan. Usaha di sektor peternakan
commit to user
v
khususnya sapi biasanya dilakukan oleh masyarakat pengusaha guna menghasilkan daging untuk keperluan industri maupun dijual secara langsung
kepada masyarakat untuk dikonsumsi. Namun, pemotongan hewan ternak yang dilakukan tanpa pemeriksaan kesehatan hewan maupun daging hasil pemotongan
terlebih dahulu memungkinkan buruknya kualitas daging yang diolah maupun yang dijual kepada masyarakat. Oleh karenanya, Pemerintah Daerah Kabupaten
Boyolali menyediakan Rumah Pemotongan Hewan RPH sebagai terminal terakhir dari proses kegiatan pemotongan hewan ternak dan sebagai penyedia
daging yang sehat dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan industri maupun dikonsumsi secara langsung oleh masyarakat. Penyediaan jasa atas RPH tersebut
tentunya dikenakan pemungutan retribusi, yang selanjutnya disebut Retribusi RPH sebagai salah satu sumber PAD Kabupaten Boyolali yang memiliki
pencapaian target tertentu setiap tahunnya guna membiayai kebutuhan belanja Pemerintah Daerah.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dan mempelajari
mengenai “POTENSI
PENERAPAN DAN
TARGET PENERIMAAN
RETRIBUSI RUMAH
POTONG HEWAN
RPH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007 – 2011”.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diutarakan oleh penulis di atas, penulis mencoba merumuskan masalah yang akan diamati, diteliti dan dibahas
dalam karya ilmiah ini. Adapun rumusan masalah tersebut antara lain:
commit to user
vi
1 Apakah pemungutan Retribusi RPH yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali berpotensi baik dalam menunjang pendapatan
daerahnya? 2 Bagaimanakah sistematika pemungutan Retribusi RPH yang dilakukan
Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali, dalam hal ini Dinas Peternakan dan Perikanan guna menunjang pendapatan daerahnya?
3 Apa saja hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pemungutan Retribusi RPH yang dilakukan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Boyolali?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis rumuskan dalam karya ilmiah ini dan sesuai dengan bidang studi yang ditempuh oleh penulis yakni D III
Perpajakan. Adapun tujuan penulis melakukan penelitian mengenai Potensi Penerapan dan Target Penerimaan Retribusi Rumah Potong Hewan RPH di
Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut: 1 Untuk mengetahui potensi pemungutan Retribusi RPH dalam menunjang
pendapatan daerah Kabupaten Boyolali. 2 Untuk mempelajari sistematika penerapan pemungutan Retribusi RPH
yang dilakukan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali. 3 Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi dalam penerapan pemungutan
Retribusi RPH yang dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali.
commit to user
vii
4 Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Boyolali dalam
menanggulangi atau
meminimalkan kemungkinan terjadinya hambatan yang dihadapi dalam penerapan
pemungutan Retribusi RPH. 5 Guna mengetahui tanggapan dari Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Boyolali dalam hal pencapaian target penerimaan Retribusi RPH yang tidak terpenuhi sesuai target yang ditetapkan.
6 Untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan penulis selama menempuh kuliah D III Perpajakan ke dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian dan penulisan karya ilmiah ini adalah:
a. Bagi Penulis
Merupakan kesempatan bagi penulis untuk memperluas pemahaman dan ilmu pengetahuan di bidang perpajakan pada umumnya dan di bidang retribusi
daerah pada khususnya. Serta sebagai sarana guna menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama menempuh kuliah D III Perpajakan ke dalam ruang lingkup
praktek kerja yang sesungguhnya.
b. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali
Diharapkan dapat membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali dan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali pada khususnya dalam hal
commit to user
viii
penanggulangan hambatan yang mungkin terjadi pada penerapan pemungutan Retribusi RPH dengan saran-saran yang membangun sehingga hambatan tersebut
dapat ditanggulangi dengan baik tanpa menimbulkan masalah yang baru.
c. Bagi Pembaca
Untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan tentang tata cara pemungutan Retribusi RPH yang dilakukan oleh Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali dan hambatan yang mungkin terjadi pada penerapan pemungutan tersebut. Serta untuk menambah referensi dan
sebagai acuan mahasiswa lain dalam menyusun tugas akhir untuk masa yang akan datang.
F. Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian mengenai Potensi Penerapan dan Target Penerimaan Retribusi Rumah Potong
Hewan RPH di Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut: a.
Pengumpulan Data Dalam rangka memperoleh data yang relevan sebagai dasar penyusunan
karya ilmiah ini, penulis melakukan pengumpulan data dan penelitian dengan metode studi kepustakaan yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan, mencatat,
dan mempelajari literatur yang ada baik berasal dari peraturan perundang- undangan perpajakan maupun dari sumber lain yang berhubungan dengan tema
commit to user
ix
penulisan serta dilakukan wawancara secara langsung sehingga kebenaran data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.
b. Objek Penelitian
Objek penelitian atau hal mendasar yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana penerapan pemungutan Retribusi RPH
yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali serta realisasinya dalam pencapaian target anggaran yang telah ditetapkan dan tindakan yang
dilakukan guna menanggulangi hambatan yang mungkin terjadi pada penerapan pemungutan retribusi RPH tersebut.
c. Analisis Data
Analisa data dapat dibedakan menjadi dua yaitu analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Yang dimaksud dengan analisa kualitatif adalah salah satu
prosedur penelitian yng menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati Bogdan dan Taylor, 1992: 21-22.
Sedangkan analisa kuantitatif adalah pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan Sugiyono, 2007: 13. Di dalam penulisan karya ilmiah ini, teknik analisis data yang penulis gunakan adalah analisis
kualitatif.
commit to user
x
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Dasar Hukum
Dasar hukum yang digunakan penulis sebagai acuan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah:
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah.
2 Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Usaha.
3 Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Boyolali Nomor 14 Tahun 1998 Tentang Retribusi Rumah Potong Hewan.
4 Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 7 Tahun 2009 Tanggal 30 Desember 2009 Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2010. 5 Peraturan Bupati Kabupaten Boyolali Nomor 27 Tahun 2009 Tanggal 31
Desember 2009 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2010.
6 Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Perangkat Kerja Daerah DPPA SKPD Tahun Anggaran 2010. Dinas Peternakan Dan
Perikanan Kabupaten Boyolali.
commit to user
xi
B. Tinjauan Pustaka
a. Macam-Macam Pengertian Retribusi
Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. UU Republik Indonesia No.28 Th. 2009
Retribusi Jasa adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip-prinsip komersial. PERDA Kab. Boyolali No.
14 Th. 1998 Retribusi Rumah Potong Hewan adalah pembayaran atas pelayanan
penyediaan fasilitas rumah potong hewan, termasuk pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dan sesudah dipotong yang dimiliki dan atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah. PERDA Kab. Boyolali No. 12 Th. 2011
b. Objek dan Subjek Retribusi RPH
Objek Retribusi Rumah Potong Hewan adalah pelayanan penyediaan fasilitas rumah pemotongan hewan ternak termasuk pelayanan pemeriksaan
kesehatan ternak sebelum dan sesudah dipotong, yang disediakan, dimiliki, dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah. PERDA Kab. Boyolali No. 12 Th. 2011
Dikecualikan dari objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 adalah pelayanan penyediaan fasilitas rumah pemotongan hewan ternak yang
commit to user
xii
disediakan, dimiliki, dan atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD dan pihak swasta. PERDA Kab. Boyolali No. 12 Th. 2011
Subjek Retribusi Rumah Potong Hewan adalah orang pribadi atau Badan yang memanfaatkan atas pelayanan penyediaan fasilitas rumah potong hewan
ternak. PERDA Kab. Boyolali No. 12 Th. 2011 Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang dikenakan
kewajiban membayar Retribusi Rumah Potong Hewan. PERDA Kab. Boyolali No. 12 Th. 2011
c. Pengertian-Pengertian Terkait RPH
Rumah Potong Hewan, yang selanjutnya disingkat RPH adalah suatu bangunan dan komplek bangunan dengan rancang bangun tertentu yang
digunakan sebagai tempat pemotongan hewan bagi konsumen masyarakat luas dikelola oleh Pemerintah Daerah. PERDA Kab. Boyolali No.14 Th, 1998
Pemotongan Ternak adalah kegiatan untuk menghasilkan daging yang terdiri pemeriksaan ante mortem, penyembelihan, penyelesaian penyembelihan
dan pemeriksaan post mortem. PERDA Kab. Boyolali No.14 Th, 1998 Ternak ialah lembu, kerbau, kuda, kambing domba dan babi. PERDA
Kab. Boyolali No.14 Th, 1998 Petugas Ahli adalah dokter hewan Kepala Dinas Peternakan atau dokter
hewan pemerintah yang ditunjuk Menteri. PERDA Kab. Boyolali No.14 Th, 1998
commit to user
xiii
Juru Periksa adalah pegawai Dinas Peternakan yang melakukan pekerjaan untuk memeriksa hewan dan daging, mengawasi kesehatan Hygiene daging di
bawah pengawasan dan tanggungjawab dokter hewan. PERDA Kab. Boyolali No.14 Th, 1998
d. Prinsip Tarif Retribusi RPH
Prinsip penetepan tarif retribusi rumah potong hewan adalah biaya administrasi, pembangunan, perawatan rumah potong, kebersihan dan pelayanan
pemotongan hewan. PERDA Kab. Boyolali No.14 Th, 1998 1 Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif Retribusi Jasa
Usaha didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak.
2 Keuntungan yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah keuntungan yang diperoleh apabila pelayanan jasa usaha tersebut
dilakukan secara efisien dan berorientasi pada harga pasar. PERDA Kab. Boyolali No.12 Th, 2011
e. Tarif Retribusi RPH
Struktur dan besarnya tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut: 1 Biaya tempat pemotongan:
1. Seekor sapi, kerbau, kuda dan babi sebesar Rp. 3.500,00 tiga ribu lima ratus rupiah.
2. Kambing domba sebesar Rp. 500,00 lima ratus rupiah perekor.
commit to user
xiv
2 Biaya pemeriksaan kesehatan hewan ternak: 1. Sapi, kerbau, kuda dan babi Rp. 2.500,00 dua ribu lima ratus rupiah
perekor. 2. Kambing domba sebesar Rp. 1.000,00 seribu rupiah perekor.
3 Biaya menggunakan tempat penyimpanan daging di RPH dalam waktu selama-lamanya 24 dua puluh empat jam:
1. Sapi, kerbau, kuda dan babi sebesar Rp. 2.000,00 dua ribu rupiah perekor.
2. Kambing domba sebesar sebesar Rp. 500,00 lima ratus rupiah perekor.
4 Biaya penggunaan kandang dalam waktu selama-lamanya 24 dua puluh empat jam:
1. Sapi, kerbau, kuda dan babi sebesar Rp. 500,00 lima ratus rupiah perekor.
2. Kambing domba sebesar Rp. 100,00 seratus rupiah perekor. 5 Biaya Surat Keterangan Tanda Afkir seekor sapi dan kerbau betina sebesar
Rp. 3.500,00 tiga ribu lima ratus rupiah perekor. 6 Biaya pemeriksaan kembali daging ternak besar yang akan dibawa keluar
masuk Kabupaten Daerah Tingkat II Boyolali, untuk tiap surat pembawa daging sebesar Rp. 2.500,00 dua ribu lima ratus rupiah per 100 kg.
PERDA Kab. Boyolali No.14 Th. 1998
commit to user
xv
f. Terkait Pemungutan Retribusi RPH
Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. PERDA Kab. Boyolali No.14 Th, 1998
Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang
terutang. PERDA Kab. Boyolali No.14 Th, 1998
C. Analisis Data dan Pembahasan
a. Potensi Pemungutan Retribusi RPH
Penerimaan Retribusi RPH berpotensi sangat baik sebagai salah satu sumber PAD Kabupaten Boyolali karena di wilayah Kabupaten Boyolali
pengguna jasa RPH cukup banyak mengingat di wilayah ini banyak masyarakat yang melakukan usaha di sektor pertanian dan peternakan sehingga banyak hewan
ternak yang dibudidayakan, khususnya sapi. Selain itu, pemungutan Retribusi RPH menghasilkan jumlah pendapatan yang paling besar dibandingkan dengan
pemungutan-pemungutan retribusi lain yang diterapkan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali. Misalnya untuk pemungutan Retribusi
Pelayanan Pasar pada tahun 2010, hanya menghasilkan PAD sebesar Rp 46.188.000,00, Retribusi Penjualan Produk Usaha Daerah hanya sebesar Rp
28.180.000,00 dan Retribusi Izin Usaha Perikanan Peternakan hanya sebesar Rp 50.991.000,00. Sedangkan untuk penerimaan dari pemungutan Retribusi RPH
pada tahun yang sama dapat menghasilkan PAD sebesar Rp 376.694.500,00. Hal
commit to user
xvi
ini membuktikan bahwa pendapatan yang berasal dari pemungutan Retribusi RPH berpotensi sangat baik dalam menunjang penerimaan PAD Kabupaten Boyolali.
b. Dasar Penentuan Target Anggaran Retribusi RPH
Seperti halnya pajak, retribusi juga memiliki target anggaran yang harus dicapai pada setiap tahunnya guna memaksimalkan pendapatan daerah. Penentuan
target anggaran untuk retribusi tersebut khususnya Retribusi RPH berasal dari usulan yang berdasarkan atas pertimbangan dari perhitungan pendapatan dan
belanja pada tahun sebelumnya oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali kepada Badan Legislatif DPRD Kabupaten Boyolali, yang kemudian
diagendakan dalam rapat dewan anggaran. Apabila dalam rapat tersebut usulan telah disetujui dan disepakati, langkah selanjutnya adalah pengesahan oleh DPRD
dan Bupati Kabupaten Boyolali yang kemudian diserahkan kepada DPRD Provinsi Jawa Tengah yang bertempat di Semarang. Apabila dokumen yang
diserahkan kepada DPRD Provinsi tidak ditemukan kejanggalan dan disetujui, selanjutnya dokumen tersebut dikembalikan kepada DPRD Kabupaten Boyolali
untuk dijadikan sebagai dasar acuan pembuatan Peraturan Daerah tentang APBD yang baru. Selanjutnya Peraturan Daerah tentang APBD yang baru dijadikan
sebagai dasar pembuatan Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD. Dari Peraturan Bupati tersebut kemudian dibuatlah Dokumen Pelaksanaan Perubahan
Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah DPPA SKPD yang menjadi dasar penentuan target anggaran daerah pada setiap tahunnya.
commit to user
xvii
Contoh penentuan target anggaran tahun 2010 tentang penerimaan Retribusi RPH adalah sebagai berikut:
1 Bedasarkan usulan dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali yang kemudian disahkan oleh DPRD dan Bupati setempat maka
dibuatlah Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 7 Tahun 2009 Tanggal 30
Desember 2009 tentang Anggaran Dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2010 sebagai perubahan atas Peraturan Daerah sebelumnya.
Adapun ketetapan dari Peraturan Daerah tentang APBD tersebut adalah: Lampiran I
Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2010 sebagai berikut:
1. Pendapatan Daerah Rp 912.315.052.000,-
2. Belanja Daerah Rp 964.590.278.000,-
Surplus Defisit Rp 52.275.226.000,-
3. Pembiayaan Daerah a. Penerimaan Pembiayaan Daerah
Rp 59.569.226.000,- b. Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Rp 7.294.000.000,- Pembiayaan Netto
Rp 52.275.226.000,- Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
Rp 0,-
Tahun Berkenaan
2 Dari ketetapan Peraturan Daerah tentang APBD tersebut dibuatlah Peraturan Bupati Kabupaten Boyolali Nomor 27 Tahun 2009
Tanggal 31
commit to user
xviii
Desember 2009 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2010 sebagai tindak lanjut dari Peraturan