a.
Return
saham.
Return
saham dalam penelitian ini menggunakan
return
bulanan yang disetahunkan, yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
12 ln
1 ,
, ,
å
ú û
ù ê
ë é
÷ ø
ö ç
è æ
=
- t
i t
i t
P P
Ri
Keterangan: R
i,t
adalah
return
yang diperoleh perusahaan i pada tahun t ln adalah logaritma natural
P
i,t
adalah harga saham i pada akhir bulan t P
i,t-1
adalah harga saham i pada awal bulan b.
ROA. ROA
Return on Asset
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
aktiva Total
bersih Laba
= ROA
c. ROE.
ROE
Return on Equity
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
ekuitas Total
bersih Laba
= ROE
2. Variabel independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah
CSR Disclosure
. Pengukuran variabel CSRI
Corporate Social Responsibility Index
menggunakan
content analysis
yang mengukur variety dari CSRI.
Content analysis
adalah salah
satu metode pengukuran CSRI yang sudah banyak digunakan dalam penelitian- penelitian sebelumnya. Instrumen pengukuran CSRI yang akan digunakan dalam
penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Hackston dan Milne 1996, yang mengelompokkan informasi CSR ke dalam kategori: Lingkungan,
Energi, Tenaga Kerja, Produk, Keterlibatan Masyarakat, dan Umum. Total item CSR berkisar antara 63 sampai dengan 78, tergantung dari jenis industri
perusahaan. Pendekatan untuk menghitung CSRI pada dasarnya menggunakan
pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor
dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan.
nj Xij
CSRIj
å
=
Keterangan: •
CSRIj :
Corporate Social Responsibility Disclosure Index
perusahaan j •
nj : jumlah
item
untuk perusahaan j •
Xij :
dummy variable
: 1 = jika
item
i diungkapkan; 0 = jika
item
i tidak diungkapkan
Dengan demikian, 0 ≤ CSRIj ≤ 1
3. Variabel kontrol
Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profil industri dan tahun. Menurut Waddock dan
Graves 1997, ukuran perusahaan berhubungan dengan CSR, karena perusahaan yang lebih besar akan lebih bertanggung jawab secara sosial daripada perusahaan
yang berukuran kecil. Hasil ini juga didukung oleh Hackston dan Milne 1996, Orlitzky 2001 dan Itkonen 2003 dalam Fauzi et al. 2007, dan Murray et al.
2006. Perusahaan besar juga lebih inovatif dikarenakan kemampuannya untuk menanggung resiko yang lebih besar. Dengan semakin meningkatnya skala
produksi maka akan semakin cost effective dan mampu menghasilkan kinerja yang lebih tinggi. Ada tiga pendekatan yang biasa digunakan untuk mengukur
ukuran perusahaan: total asset, jumlah karyawan, penjualan per tahun Waddock dan Graves, 1997; Fauzi et al., 2007. Penelitian ini menggunakan total asset
sebagai proksi ukuran perusahaan karena seperti yang dinyatakan Waddock dan Graves 1997, total asset merupakan ”mesin uang” untuk menghasilkan
penjualan dan pendapatan. Profil industri juga merupakan hal yang harus dipertimbangkan dalam
menganalisis hubungan antara CSR dengan kinerja keuangan. Fauzi et al., 2007; Murray et al., 2006; Waddock dan Graves, 1997. Profil industri dalam penelitian
ini diukur sebagai klasifikasi dikotomi industri high profile dan low profile seperti yang digunakan oleh Hackston dan Milne 1996. Kategori perusahaan low profile
dalam penelitian ini diberikan kode 1, dan high profile diberikan kode 2, sesuai dengan cara pengkategorian fixed factor pada Ancova Garson, 2009.
Menurut Roberts 1992, karakteristik industri high profile adalah industri yang memiliki visibilitas konsumen, risiko politis yang tinggi, atau menghadapi
persaingan yang tinggi. Klasifikasi tersebut relatif subjektif dan
ad hoc
. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Patten 1991 dalam Hackston dan Milne 1996
mengidentifikasi industri perminyakan dan bahan kimia, industri kertas dan kehutanan, sementara Dierkes dan Preston 1977 dalam Hackston dan Milne
1996 berargumen bahwa industri
extractive
termasuk dalam industri
high profile
karena rentan dengan tuntutan hukum. Robert 1992 mengklasifikasikan industri otomotif, maskapai penerbangan, dan industri perminyakan sebagai industri
high profile
, dan industri makanan, kesehatan, hotel, dan perlengkapan rumah tangga sebagai industri
low profile
. Perusahaan-perusahaan
high profile
pada umumnya merupakan perusahaan yang mendapat sorotan masyarakat karena aktivitas
operasinya memiliki potensi untuk bersinggungan dengan masyarakat luas. Masyarakat umumnya lebih sensitif terhadap tipe industri ini karena kelalaian
perusahaan dalam pengamanan proses produksi dan hasil produksi dapat membawa akibat yang fatal bagi masyarakat. Perusahaan ini juga lebih sensitif
terhadap keinginan konsumen atau pihak lain yang berkepentingan terhadap produknya Zuhroh dan Sukmawati, 2003.
Dalam penelitian ini juga diperhitungkan pengaruh waktu time effect yang mungkin dapat mempengaruhi fungsi hubungan variabel CSR disclosure
terhadap kinerja, misalnya yang diakibatkan oleh perubahan
penilaian investor karena perubahan tingkat CSR disclosure yang dilakukan perusahaan dari tahun ke tahun Murray et al., 2006. Tahun diukur dengan kode
kategorisasi 1 untuk tahun 2005, 2 untuk tahun 2006 dan 3 untuk tahun 2007 sesuai dengan cara pengkategorian fixed factor pada Ancova Garson, 2009.
E. Analisis Data