commit to user
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis data secara interaktif. Aktivitas dalam analisis data menurut Miles dan Huberman 1993: 15-19, yaitu: 1
Reduksi data data reduction; 2 Penyajian data data display; 3 Penarikan kesimpulan dan verifikasi conclution drawingverification.dengan menggunakan
teknik analisis data interaktif proses pengumulan data dan proses analisis data dapat dilakukan secara bersamaan. Apabila dalam proses analisis dirasa terdapat
kekurangan data maka peneliti akan kembali melalukan pengumpulan data sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan tersebut dilakukan secara terus menerus hingga data
yang dbutuhkan dirasa cukup untuk disajikan dalam bentuk penulisan laporan akhir.
C. Hasil dan Pembahasan
Pada dasarnya, manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Manusia hidup tidak sebagai mahluk tunggal
atau individu melainkan sebagai bagian dari sebuah masyarakat. Manusia di dalam dirinya terdapat keinginan untuk bersama dengan manusia lain maka manusia harus
mengadakan hubungan. Dengan demikian akan tercipta suatu pergaulan hidup manusia dalam kehidupan sehari – hari. Oleh karena itu, diperlukan interaksi untuk
memenuhi kebutuhan masing-masing individu. Interaksi sosial adalah salah satu faktor utama dalam kehidupan sosial yang merupakan syarat terjadinya aktivitas-
aktivitas sosial. Young 1959 dalam Sukanto, 2001:67 menjelaskan bahwa interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena tanpa
interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Dalam proses interaksi sosial, suatu individu memiliki pengaruh terhadap
perubahan yang terjadi di setiap lapisan masyarakat, baik itu perubahan ke arah yang lebih maju maupun berubah ke arah yang biasa-biasa saja. Semakin dekat
jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Begitu juga yang dialami oleh para pengusaha yang
ada di Desa Dempelan, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun. Pengusaha yang satu dengan pengusaha yang lain mengalami interaksi sosial akibat adanya kontak
soaial dan komunikasi. Interaksi tersebut dilatar belakangi oleh banyaknya pengusaha mebel dalam satu desa yaitu Desa Dempelan, Kecamatan Madiun,
commit to user
Kabupaten Madiun. Perusahaan yang berdiri disana letaknya cukup berdekatan hanya berjarak beberapa meter saja dari perusahaan satu dengan perusahaan yang
lain dan bahkan ada pula yang berhadap-hadapan. Interaksi sosial yang terjadi antar pengusaha mebel satu dengan yang lainnya tentu dapat mengakibatkan satu dengan
yang lain memberi pengaruh dalam bersikap dan berperilaku dalam kegiatan apapun khusunya dalam bidang meningkatkan ekonomi. Sehingga dapat menimbulkan
suatu proses sosial dalam bentuk kerjasama sebagai berikut :
1. Kerjasama antar pengusaha mebel yang memiliki hubungan keluarga
Kerjasama antar pengusaha yang memiliki keluarga dipilih karena adanya rasa kekeluargaan yang masih kuat. Dari informasi yang di dapatkan
peneliti dari informan bahwa lebih baik bekerjasama dengan keluarga sendiri dibandingkan dengan pengusaha yang lain. Dari pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti memang dapat dilihat bahwa diantara pengusaha satu dengan yang lain hubungannya sangat baik. Pengusaha yang memiliki
hubungan keluarga dengan pengusaha lain ini mampu menjaga erat keharmonisan keluarga karena masih memegang norma atau ketentuan tak
tertulis mengenai bagaimana seseorang harus bersikap atau berperilaku di dalam keluarga. Sehingga dapat menjaga perasaan masing-masing anggota
keluarga agar tercipta kerukunan dan keharmonisan hubungan di dalam keluarga. Dari faktor-faktor tersebut maka terjadi kerjasama dalam berbagai
hal yaitu, kerjasama dalam pengadaan bahan baku kerjasama tersebut dilakukan dengan saling memeberi info jika ada bahan baku kayu yang
murah dan jika salah satu pengusaha dalam keluarga tersebut kekurangan bahan baku maka akan saling meminjam dulu kepada pengusaha lain.
Kerjasama dalam pengdaan peralatan dilakukan antar pengusaha yang memiliki hubungan keluarga karena terbatasnya peralatan yang dimiliki dan
terjadi kerusakan pada peralatan yang dimiliki maka akan bergantian dan meminjam kepada pengusaha lain. Kerajasama dalam produksi dilakukan
oleh sesama pengusaha yang memiliki hubungan keluarga karena jika mendapat orderan dalam jumlah besar namun terjadi kendala dalam proses
commit to user
produksinya maka akan meminta pengusaha lain untuk membantu produksi. Kerjasama dalam pengadaan tenaga kerja dilakukan karena kurangnya atau
tidak memiliki tenaga kerja ahli dalam perusahaan maka antar pengusaha dalam keluarga tersebut akan bergantian tenaga kerja khususnya tukang
propil dan tukan plitur. Selain itu kerjasama juga dilakukan jika terjadi banyak orderan barang mebel namun ada sebagian tenaga kerja yang tidak
masuk maka pengusaha tersebut akan meminjam tenaga kerja kepada pengusaha lain.
Kerjasama juga dilakukan dalam pengadaan modal, kerjasama tersebut dilatar belakangi karena adanya salah satu pengusaha yang baru merintis
usaha dan membutuhkan modal maka pengusaha yang lain akan membantu memberikan modal. Selain bebarapa kerjasama tersebut juga terjadi
kerjasama dalam pemasaran. Kerjasama tersebut dilakukan disebabkan keterbatasan stock barang mebel maka jika terjadi permintaan barang mebel
mendadak dan kebetulan barang cocok dengan stock yang dimiliki pengusaha lain maka akan dimbil atau dibeli dulu untuk dijual
kepelanggannya. Selain hal tersebut jika salah satu pengusaha memiliki stock baraang yang lama tidak terjual maka akan meminta bantuan
pengusaha lain untuk menjualkannya. 2.
Kerjasama antar pengusaha yang tidak memiliki hubungan keluarga Kerjasama yang dilakukan oleh sesama pengusaha yang tidak
memiliki hubungan keluarga merupakan kerjasama dalam pengadaan peralatan yaitu menggrajikan atau memotongkan bahan baku pembuatan
mebel kepada perusahaan lain. Sedangkan kerjasama dalam pemasaran pengambilan barang produksi keperusahaan lain yang memiliki banyak
stock barang. Kerjasama dalam pemasaran juga dilakukan dengan cara meminta bantuan keperusahaan lain bila mendapat orderan barang dalam
jumlah besar dan tidak mampu untuk memproduksi sendiri. Kerjasama tersebut karena adanya hubungan yang baik dalam bertetangga dan
meneruskan kerjasama yang dijalin orang tua dengan pengusaha yang sama.
commit to user
Walaupun tidak memiliki hubungan keluarga kerjasama antar pengusaha juga dapat terjalin dengan baik. Dalam kerjasama yang dilakukan oleh
pengusaha yang satu dengan yang lain memiliki tujuan yang baik untuk keduanya dan saling menguntungkan keduanya. Namun jika kerjasama yang
terjalin tidak saling menguntungkan atau dianggap hanya menguntungkan satu pihak saja maka kerjasama tidak dapat berjalan dan akan membuat
pihak yang merasa dirugikan membatalkan kerjasama bahkan timbul konflik.
Konflik yang terjadi antar pengusaha ialah berupa umpat-umpat dan saling menjelek-jelekkan menjatuhkan nama baik sesama pengusaha,
tentunya hal ini saling merugikan satu sama lain.Dari konflik yang muncul antar pengusaha maka timbul proses akomodasi. Proses akomodasi yang
terjadi antar pengusaha mebel menunjukkan bahwa persaingan dan konflik dapat diatasi dari diri masing-masing. Bentuk-bentuk akomodasi yang
terjadi, yaitu: a.
Kompromi Compromise, dalam hal hal ini terbukti dalam penelitian bahwa sikap dari pengusaha yang mempunyai konflik dengan
pengusaha lain hanya bersikap diam dan menganggap tidak terjadi apa-apa.
b. Toleransi Tolerance, yaitu toleransi yang terjadi antar pengusaha
yang terlibat konflik dibuktikan dalam bentuk sikap yang dapat menerima walaupun dijelek-jelekkan agar tidak timbul konflik yang
semakin besar. Bentuk kerjasama yang terjadi antar pengusaha yang memiliki
hubungan keluarga dan yang tidak memiliki hubungan keluarga tersebut sesuai dengan konteks pendekatan teori pertukaran sosial George C.
Homans, karena teorinya berangkat dari asumsi ekonomi dasar pilihan rasional, yaitu individu memberi apa dan mendapatkan apa, apakah
menguntungkan atau tidak. Ritzer 2009:458. Sama halnya dengan yang terjadi antar pengusaha mebel dalam sebuah interaksi sosial yang
commit to user
megakibatkan seorang pengusaha melakukan proses sosial dalam bentuk kerjasama untuk mendaptkan keuntungan ekonominya, jika kerjasama
menguntungkan maka akan melakukan kerjasama sama tersebut berulang kali. Namun sebaliknya jika kerjasama tidak mengutungkan maka tidak aka
dilakukan lagi. Terjadinya kerjasama antar pengusaha di Desa Dempelan,
Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun yang di dapatkan dari temuan di lapangan, maka peneliti berusaha untuk mengkaji lebih dalam menggunakan
teori pertukaran sosial dan proposisi-proposisi fundamentalnya. Sudah jelas bahwa kerjasama yang terjadi antar pengusaha mebel di Desa Dempelan,
Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun merupakan kerjasama yang bertujuan melakukan pertukaran sosial yang menguntungkan. Kerjasama
tersebut didasari dengan perilaku ekonomi dan mencari keuntungan satu sama lain. Maka peneliti akan menguraikan kerjasama yang terjadi antar
pengusaha dengan teori pertukaran yang dikemukakan George C. Homans dengan proposisi-proposisinya karena dalam proposisi- proposisi tersebut
dapat menjelaskan secara utuh proses pertukaran sosial, proposisi-proposisi tersebut adalah sebagi berikut :
a. Proposisi Sukses
Jika semakin sering tindakan apapun yang dilakukan orang memperoleh imbalan, makin besar pula kecenderungan orang itu
mengulangi tindakan tersebut. Proposisi ini dapat dilihat dari para pengusaha mebel yang melakukan
kerjasama dengan tujuan memenuhi kebutuhan jika dalam kerjasama tersebut apa yang diinginkan tercapai maka kerjasama yang dilakukan
oleh pengusaha yang masih memiliki hubungan keluarga maupun yang tidak memiliki hubungan keluarga akan terus berlangsung namun jika
tidak kerjasama tidak dilakukan lagi. b.
Proposisi Stimulus
commit to user
Proposisi ini berbunyi, apabila pada masa lalu ada satu atau sejumlah rangsangan di dalamnya tindakan seseorang mendapat ganjaran, maka
semakin mirip rangsangan saat ini dengan masa lalu itu, semakin besar kecenderungan orang untuk melakukan tindakan serupa. Didalam
proposisi ini dapat dilihat dari perusahaan yang dulu dikelola orang tuanya menjalin kerjasama dengan perusahaan lain dan mencapai
kesuksesan dalam bekerjasama, maka pengusaha tersebut melakukan kerjasama kembali dengan rekan kerjasama orang tuanya dengan
harapan dapat mencapai kesuksesan yang serupa. c.
Proposisi Nilai Semakin bernilai hasil tindakan bagi seseorang, semakin cenderung ia
melakukan tindakan serupa. Dalam menjalin kerjasama dengan beberapa pengusaha lain dan mendapatkan keuntungan yang lebih dari
salah satu rekan kerjasmanya maka pengusaha tersebut akan memilih terus melakukan kerjasama dengan pengusaha tersebut karena
kecenderungan mendapatkan keuntungan yang lebih dari pada dengan pengusaha lainnya yang dianggap tidak mendapat keuntungan yang
lebih. Begitu juga dengan pengusaha yang memilik hubungan keluarga akan lebih cenderung melakukan usaha dengan sesama pengusaha
yang mempunyai hubungan keluarga karena adanya ikatan keluarga terdapat nilai kepercayaan dibanding kerjasama yang dilakukan dengan
pengusaha yang tidak mempunyai hubungan keluarga akan sulit mendapat kepercayaan.
d. Proposisi Deprivasi-Satiasi
Proposisi ini berbunyi, semakin sering dimasa lalu seseorang menerima imbalan tertentu, maka makin kurang bernilai imbalan yang
selanjutnya diberikan kepadanya Kerjasama tidak dapat berlangsung lama karena kerjasama yang dilakukan dianggap tidak ada kemajuan
yang signifikan maka dari itu pengusaha memutuskan untuk tidak melakukan kerjasama lagi.
commit to user
e. Proposisi Agresi-Pujian
Ketika tindakan seseorang tidak mendapatkan imbalan yang diharapkan, atau menerima hukuman yang tidak ia harapkan, ia akan
marah, ia cenderung berperilaku agresif. Apabila seseorang mendapat ganjaran yang diharapkannya, khususnya ganjaran yang lebih besar
dari pada yang diharapkannya, atau tidak mendapatkan hukuman yang diperhitungkannya maka ia akan menjadi senang. Hasil dari tingkah
lakunya adalah yang bernilai lebih baginya. Hal ini dapat dilihat dari kerajasama antar pengusaha mebel yang
tidak berjalan baik dan dirasa merugikan maka pengusaha tersebut akan marah dan tidak akan melakukan kerjasama lagi bahkan terlibat
konflik. Namun jika pengusaha yang melakukan kerjasama dapat saling memenuhi kebutuhuan satu sama lain maka kerjasama akan
terus berlangsung seperti yang dilakukan oleh pengusaha yang melakukan kerjasama dengan pengusaha lain yang merupakan
tetangga. Kerjasama tersebut dilakukan karena dalam hubungan bertetannga yang tercipta sangat baik dan saling membantu satu sama
lain walaupun juga bersaing alam usaha mebel. Demikianlah perumusan teori George Homans untuk menjelaskan
pendekatan teori pertukaran sosial yang digunakan dalam penelitian ini . Homans melihat aktor sebagai seseorang yang mencari keuntungan. Hukum
ini tampak dalam dunia usaha mebel yang ada di Desa Dempelan, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun dimana kerjasama hanya akan
terjadi apabila dianggap menguntungkan.
D. Kesimpulan