3
bentang menerus dan struktur pelat dua arah. Pengguna program ini hanya memasukkan data-data yang diperlukan kemudian proses hitungan akan
dilakukan secara komputasi.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah antara lain sebagai berikut :
1. Perhitungan analisis dan perencanaan struktur pelat beton bertulang
dengan manual membutuhkan waktu yang lama dan memiliki resiko
kekeliruan tinggi.
2. Masih sedikitnya program bantu hitungan untuk analisis dan
perencanaan struktur pelat beton bertulang berdasarkan SNI 03-2847-
2002 tentang tata cara perhitungan beton untuk bangunan gedung.
3. Memperbanyak program bantu untuk pembelajaran awal pada
masyarakat, terutama pada bidang teknik sipil.
C. BATASAN MASALAH
Pemrograman komputer untuk Perhitungan Struktur Pelat Beton Bertulang dibatasi pada :
1. Perhitungan analisis dan perencanaan pelat satu arah dengan tumpuan
sederhana. 2.
Perhitungan analisis dan perencanaan pelat satu arah dengan bentang menerus.
3. Perhitungan analisis dan perencanaan pelat dua arah.
4
4. Pelat tanpa balok tidak termasuk dalam program.
5. Hanya membahas tumpuan sendi-sendi dan jepit-jepit.
6. Pemrograman komputer menggunakan Microsoft Visual Basic 2010
express. 7.
Hitungan berdasarkan SNI 03-2847-2002.
D. RUMUSAN MASALAH
Ada beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Berapa tingkat ketelitian hasil perhitungan program dibanding dengan
perhitungan manual? 2.
Apakah program ini bisa menjadi program alternatif untuk analisis dan perencanaan struktur pelat beton bertulang?
E. TUJUAN
Tujuan pembuatan Program Perhitungan Struktur Pelat sebagai berikut : 1.
Membantu pengguna untuk mempermudah dan mempercepat proses perencanaan dan analisis perhitungan struktur pelat beton bertulang
berdasarkan SNI 03-2847-2002. 2.
Menyajikan hasil perhitungan secara langsung. 3.
Mengetahui tingkat ketelitian perhitungan program dibandingkan dengan perhitungan manual.
4. Memperkarya program perencanaan dan analisis struktur pelat beton
bertulang yang telah ada.
5
F. MANFAAT
1. Dapat memberikan alternatif program bantu baru yang lebih mudah
dalam penggunaannya. 2.
Dapat membantu penyusun dalam perancangan dan analisis struktur pelat beton bertulang di lapangan.
3. Sebagai langkah awal yang diharapkan dapat dilanjutkan untuk
penyempurnaan program.
6
BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA