12
mengetahui kelengkapan fasilitas TIK yang dimiliki oleh sekolah. Selain itu teknik observasi juga dilakukan untuk melihat secara nyata kondisi keadaan fasilitas TIK yang
ada di sekolah, sehingga diperoleh data yang sesuai dengan kenyataan yang ada. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif persentase, yaitu
statistik yang digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul dengan cara mendeskripsikan data tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
[11]. Penyajian data yang dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif ini adalah perhitungan persentase. Penelitian ini menggunakan bantuan software microsoft excel
dalam pengolahan datanya. Seperti dalam pembuatan diagram persentase. Analisis data ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu berdasarkan status sekolah negeri atau swasta.
Grup A merupakan sekolah negeri, dan grup B merupakan sekolah swasta.
4. Hasil dan Pembahasan
Pada tabel dibawah ini merupakan daftar fasilitas TIK yang dimiliki oleh
sekolah yang diperoleh dari sarpras menggunakan teknik wawancara. Tabel 2
. Fasilitas Sekolah
No Fasilitas
Grup A Grup B
1 2
1 2
1 Lab Komputer
4 unit 9 unit
2 unit 2 unit
2 Komputer
122 unit 210 unit
60 unit 80 unit
3 LCD Projector
47 unit 36 unit
10 unit 8 unit
4 TV
1 unit 13 uit
7 unit 2 unit
5 Printer
12 unit 12 unit
10 unit 10 unit
6 Scanner
3 unit 2 unit
8 unit 4 unit
7 Kamera Digital
2 unit 16 unit
6 unit 4 unit
8 Tape Recorder
10 unit 4 unit
5 unit 4 unit
9 Jaringan Internet
20 mbps 10 mbps
10 Mbps 10 mbps
10 Jaringan Intranet
Ada Ada
Ada ada
11 Website Sekolah
Ada Ada
Ada Belum ada
12 Media e-learning
Ada Ada
Ada Belum ada
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat sejumlah fasilitas TIK yang dimiliki oleh sekolah. Grup A memiliki fasilitas yang lebih lengkap dan memadai jika dibandingkan
dengan grup B. Pada kelompok grup A memiliki jumlah lab komputer lebih dari 4 unit, dengan masing-masing lab terdapat 40 unit komputer, sedangkan rata-rata keseluruhan
komputer yang dimiliki oleh grup A adalah 166 unit dengan rata-rata jumlah siswa 1.296 orang. Sedangkan untuk grup B hanya memiliki masing-masing 2 lab komputer, dengan
masing-masing lab mempunyai 35 unit komputer, untuk jumlah komputer secara
13
keseluruhan grup B memiliki rata-rata 70 unit komputer dan rata-rata siswa sebanyak 905 siswa. Apabila dilihat perbandingan jumlah rasio penggunaan komputer secara
keseluruhan siswa maka dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3 . Rasio perbandingan penggunaan komputer
Grup A Grup B
Jumlah Siswa 1296
905 Jumlah Komputer
166 70
Rasio Perbandingan 1 : 8
1 : 13 Berdasarkan perbandingan penggunaan komputer secara keseluruhan pada
gambar diatas, maka grup A lebih unggul jika dibandingkan dengan grup B, karena semakin tinggi angka perbandingan maka semakin tidak efektif dalam penggunaan
komputer tersebut. Untuk kepemilikan LCD di masing-masing sekolah, grup A sudah memiliki LCD yang memadai dengan jumlah rata-rata 42 unit dan LCD tersebut sudah
terpasang di setiap kelas, sehingga hal itu akan memudahkan dalam pengintegrasian TIK ke seluruh mata pelajaran, karena guru dapat menampilkan materi berbasis TIK
menggunakan LCD. Sedangkan grup B hanya memiliki LCD dengan rata-rata 18 unit, dan LCD tersebut tidak terpasang di setiap kelas, sehingga guru harus bergantian dalam
menggunakan LCD untuk pembelajaran, tentu hal ini menjadi tidak efektif guna menunjang pengintegrasian TIK ke semua mata pelajaran.
Untuk ketersediaan jaringan internet dan jaringan intranet, grup A maupun grup B sudah memilikinya semua. Kapasitas bandwidth jaringan internet rata-rata 10 mbps.
Semakin besar bandwidth, maka kecepatan akses internet akan semakin cepat pula, sehingga dapat menunjang guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran berbasis TIK
yang lebih sering menuntut penggunaan jaringan internet untuk mencari sumber ilmu pengetahuan atau informasi penting lainnya. Namun tidak semua sekolah memberikan
akses internet di semua tempat di lingkup sekolah. Rata-rata mereka hanya menyediakan akses internet di ruang guru, perpustakaan dan lab komputer, sedangkan di ruang kelas
tidak disediakan akses internet. Untuk kepemilikan website sekolah dan media e-learning, rata-rata sudah
memiliki semua, meskipun ada satu sekolah yang belum memilikinya. Bagi sekolah yang sudah memiliki media e-learning, maka dapat menunjang pembelajaran berbasis TIK,
yaitu guru dapat mengadakan pembelajaran dengan jarak jauh dengan memanfaatkan
14
berbagai media e-learning, misalnya contoh edmodo, schoology, moodle dan lain sebagainya yang tentu lebih menyenangkan.
Maka berdasarkan tabel fasilitas diatas, dapat disimpulkan secara umum bahwa fasilitas perangkat TIK yang dimiliki oleh grup A lebih memadai dari grup B, sehingga
pengintegrasian TIK di sekolah grup A seharusnya lebih mudah di terapkan pada seluruh mata pelajaran, termasuk mata pelajaran penjas.
Analisis Penggunaan TIK dalam Mata Pelajaran Penjas
Berikut ini merupakan analisis data yang diperoleh seputar penggunaan TIK dalam pembelajaran penjas oleh guru.
Gambar 2. Grafik tingkat penggunaan TIK oleh guru penjas
Berdasarkan gambar 2 diatas, bahwa guru penjas grup A sudah sering menggunakan pembelajaran berbasis TIK walau hanya 33 saja, dan 50 hanya kadang-
kadang, serta sisanya belum pernah menggunakan perangkat TIK. Sedangkan untuk guru penjas grup B sebesar 40 hanya kadang-kadang menggunakan perangkat TIK,
sedangkan sisanya belum pernah menggunakan. Intensitas penggunaan TIK oleh guru penjas diatas, dikatakan sering apabila guru penjas dalam sebulan menggunakan minimal
3 kali, sedangkan dikatakan kadang-kadang jika guru penjas menggunakan perangkat TIK dalam satu bulan minimal 1 kali. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa guru
penjas grup A sudah lebih baik dalam memanfaatkan TIK jika dibanding grup B, karena fasilitas yang ada di sekolah grup A lebih memadai. Walaupun demikian masih minim
guru penjas pada grup A maupun grup B yang sering menggunakan perangkat TIK dalam pembelajaran, sebagian dari mereka hanya menggunakan perangkat TIK seperti Tape
Recorder untuk memutar lagu saat senam, dan belum mengarah pada penggunaan TIK dalam lingkup luas.
33 50
17 40
60
10 20
30 40
50 60
70
Sering Kadang
Belum Grup A
Grup B
15
Padahal apabila guru penjas bisa menerapkan pembelajaran berbasis TIK dengan baik, maka siswa akan dengan mudah menangkap teori-teori penjas yang kadang hanya
disampaikan oleh guru secara cepat dan monoton, karena sebagian besar guru penjas hanya mengedepankan praktik secara langsung dari pada memberikan teori dahulu,
padahal banyak siswa yang menganggap sebagian materi penjas itu sulit dipahami. Masih minimnya guru penjas yang menggunakan TIK tersebut tak lepas dari beberapa faktor
antara lain adalah minimnya kompetensi TIK yang dimiliki oleh guru, kurangnya fasilitas TIK yang dimiliki oleh sekolah, dan terbatasnya waktu mapel.
Gambar 3. Grafik faktor kesulitan guru menggunakan TIK
Berdasarkan data di atas, faktor kesulitan yang paling dominan dalam penerapan TIK adalah terbatasnya waktu tatap muka yang hanya 2 x 45 menit seminggu. Padahal hal
tersebut bisa diatasi jika para guru penjas mau memanfaatkan TIK dan internet dalam pembelajaran penjas, yaitu menggunakan media e-learning yang banyak beredar di
internet, karena dengan menggunakan e-learning guru tetap dapat memberikan materi pelajaran dan dapat berkomunikasi dengan siswanya tanpa harus tatap muka secara
langsung, meskipun berada pada tempat yang jauh tanpa terbatas oleh ruang dan waktu. Selain itu faktor kedua yang paling dominan adalah karena kurangnya ketrampilan TIK
yang dimiliki oleh guru. Dalam hal ini pihak sekolah seharusnya gencar mengadakan pelatihan-pelatihan seputar penggunaan TIK untuk meningkatkan ketrampilan para guru.
Kemudian faktor terakhir adalah karena minimnya fasilitas TIK di sekolah, yang mana faktor ini hanya terjadi pada sekolah grup B, karena sekolah grup A sudah memiliki
fasilitas TIK yang memadai.
33 83
40 20
60
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Kurang Menguasai TIK Fasilitas Sekolah Minim
Terbatasnya Waktu Mapel Grup A
Grup B
16
Faktor lain yang juga menghambat pengintegrasian TIK pada mata pelajaran penjas adalah kepemilikan perangkat TIK pribadi dan ketrampilan TIK yang dimiliki oleh
guru. Secara tidak langsung guru juga harus memiliki perangkat TIK pribadi untuk menunjang hal tersebut, karena jika guru tidak memiliki perangkat TIK pribadi maka
akan sulit untuk bisa menguasai ketrampilan TIK dan menerapkan pembelajaran berbasis komputer. Untuk mengetahui tingkat kepemilikan perangkat TIK pribadi dan ketrampilan
menggunakan TIK oleh guru penjas dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4 .
Grafik kepemilikan Perangkat TIK dan Ketrampilan Menggunakan
Berdasarkan gambar 4 di atas, dapat diketahui bahwa tingkat kepemilikan perangkat TIK oleh guru penjas grup A sudah cukup tinggi, yaitu 75 yang sudah
memiliki perangkat TIK. Sedangkan untuk guru penjas grup B sebesar 60 yang sudah memiliki perangkat TIK. Perangkat TIK pribadi yang dimaksud disini adalah laptopPC,
jaringan internet, email, dan blog. Masih ada sebagian guru yang belum memiliki perangkat TIK disebabkan karena sebagian guru belum merasa perlu untuk memilikinya
dan masih kurangnya pengetahuan tentang teknologi. Untuk menunjang pengintegrasian TIK ke dalam mata pelajaran tentu
membutuhkan ketrampilan yang baik, dari gambar 4 tersebut juga dapat dilihat tingkat ketrampilan TIK yang dimiliki oleh guru penjas. Grup A hanya 33 saja yang berada
pada level mahir, sedangkan sisanya paling banyak berada pada level sedang. Lalu untuk guru penjas grup B ketrampilan TIK yang mereka miliki semuanya berada pada level
sedang, belum ada yang memiliki ketrampilan pada level mahir. Data pada gambar 4 tersebut memberikan gambaran bahwa tingkat kepemilikan perangkat TIK pribadi oleh
guru penjas sudah cukup tinggi, namun tingkat ketrampilan TIK yang dimiliki oleh para
75.00
25.00 33
67 60
40 100
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00
Memiliki Tidak
Mahir Sedang
Grup A Grup B
Kepemilikan perangkat TIK pribadi Ketrampilan komputer
17
guru penjas masih rendah, maka tentu hal ini menjadi penghambat dalam pengintegrasian TIK. Guru yang memiliki perangkat TIK pribadi justru akan mudah dalam menguasai
TIK, karena guru bisa belajar secara mandiri sehingga guru tersebut akan dengan mudah dalam menguasai ketrampilan TIK, selanjutnya dari situ guru akan dengan mudah dalam
mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran. Ketrampilan TIK yang dimiliki oleh guru penjas ini mereka dapatkan dari
pelatihan sekolah, teman sejawat, maupun belajar mandiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 5 . Cara memperoleh ketrampilan TIK
Berdasarkan gambar 5 di atas, dapat dilihat bahwa hanya sebagian kecil guru yang mendapatkan pelatihan dari pihak sekolah, sedangkan paling banyak para guru
mendapatkan ketrampilan TIK dari teman sejawat, dan juga belajar mandiri secara otodidak, sedangkan sisanya mendapatkan ketrampilan dari mengikuti seminar. Untuk
menunjang pengintegrasian TIK pada semua mata pelajaran seharusnya pihak sekolah gencar mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap para guru untuk menguasai ketrampilan
TIK dengan baik.
33 17
50 100
20 80
60
20 40
60 80
100 120
Pelatihan Sekolah Seminar
Teman Sejawat Belajar Mandiri
Kursus Grup A
Grup B
18
Walaupun demikian sudah ada beberapa guru penjas yang sudah mulai memanfaatkan TIK dalam mengajar, berikut ini merupakan tingkat pemakaian software
maupun hadware yang paling sering digunakan oleh guru penjas.
Gambar 6.
Grafik hadware dan software yang sering digunakan Dari gambar 6 diatas, dapat dilihat berbagai media hadware maupun software
yang sering digunakan oleh sebagian guru penjas dalam pembelajaran. Untuk hadware yang paling sering digunakan oleh guru penjas grup A adalah menggunakan LaptopPC
dan LCD, karena memang grup A memiliki fasilitas LCD yang sudah terpasang disetiap kelas. Sedangkan guru penjas grup B juga sudah menggunakan laptopPC dan LCD,
walaupun itensitasnya hanya kecil dan juga menggunakan tape recorder, selain itu juga sudah menggunakan TV dan kamera untuk pembelajaran. Kemudian untuk penggunaan
software oleh guru penjas grup A maupun grup B keduanya banyak yang menggunakan Ms. Power Point, karena mereka menganggap bahwa hanya software tersebut yang paling
mudah untuk dikuasai dan digunakan dalam pembelajaran.
Pentingnya Integrasi TIK pada Mata Pelajaran Penjas
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, bahwa banyak diantara mereka kesulitan dalam memahami materi penjas tentang gerakan maupun teknik yang benar
seperti renang, senam, silat, basket, voly, atletik, dan seputar narkotika. Hal ini tidak terlepas dari cara guru menyampaikan materi pelajaran. Banyak guru penjas yang
menekankan pada praktik secara langsung tanpa menjelaskan teorinya secara jelas dahulu. Kalaupun guru menjelaskan teori terlebih dalu, hanya dengan metode
konvensional dan monoton yang tentu sulit untuk dipahami siswa, terlebih jika guru menjelaskan materi yang membutuhkan pemahaman mendalam tentu siswa akan
kesulitan jika tidak disertai dengan gambar-gambar atau video tutorial yang mendukung.
100 100
50 17
17 100
33 67
80
20 60
60 40
20 100
40
20 40
60 80
100 120
Grup A Grup B
hadware yang digunakan software yang digunakan
19
Jika penyampaian materi penjas yang selama ini cenderung konvensional di integrasikan dengan penggunaan TIK tentu akan membuat pembelajaran menjadi menarik
dan siswa dapat menerima semua materi penjas dengan baik, sehingga saat praktik mereka bisa paham betul bagaimana gerakan-gerakannya yang benar.
Agar pengintegrasian TIK pada semua mata pelajaran dapat berjalan dengan baik, maka siswa juga seharusnya memiliki perangkat TIK pribadi dan mampu menguasai TIK
dengan baik, karena tentu guru dapat dengan mudah jika memberikan tugas-tugas yang berbasis TIK atau misalnya guru mengadakan kuis atau pembelajaran menggunakan
media e-larning. Kepemilikan perangkat dan ketrampilan TIK yang dimiliki oleh siswa
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 7. Kepemilikan Perangkat dan ketrampilan TIK oleh siswa
Berdasarkan gambar 7 di atas, dapat dilihat bahwa kepemilikan perangkat TIK oleh siswa grup A maupun siswa grup B sudah cukup tinggi. Sedangkan untuk
ketrampilan TIK yang mereka miliki sebagian besar masih berada pada level sedang. Semakin banyak siswa yang memiliki perangkat TIK yang ditunjang dengan
ketrampilan TIK yang baik pula, maka akan mempermudah proses pengintegrasian TIK pada semua mata pelajaran, karena guru bisa mendesain pembelajaran berbasis
TIK yang aktraktif dan menyenangkan sehingga mudah diterima oleh siswa. Untuk menunjang pengintegrasian TIK ini, siswa juga harus diarahkan agar
dapat menggunakan TIK ataupun internet secara bijak dalam pembelajaran. Untuk mengetahui tingkat penggunaan TIK oleh siswa dapat dilihat pada gambar di bawah.
93
7 45
55 73
27 37
63
20 40
60 80
100
Memiliki Tidak
Mahir Sedang
Grup A Grup B
Kepemilikan perangkat TIK pribadi Ketrampilan TIK
20
Gambar 8. Tabel Penggunaan TIK oleh Siswa
Pada gambar 8, diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa sudah memanfaatkan TIK untuk mengerjakan tugas dan juga mencari informasi-informasi
penting di internet. Siswa dalam mengerjakan tugas bisa mencari di internet ataupun membuat sendiri menggunakan media pembelajaran. Sebagian besar siswa
menggunakan software pembelajaran seperti Ms. Power Point, Ms.Word, dan Adobe Flash dalam mengerjakan tugas, dengan demikian diharapkan siswa dan guru dapat
bersinergi untuk mewujudkan pengintegrasian TIK khususnya pada pelajaran penjas. Jika mengacu pada 4 tahapan integrasi TIK dalam pembelajaran yang
dikemukakan oleh UNESCO seperti pada gambar 1, maka grup A sudah berada pada level infusing, karena jika dilihat dari segi fasilitas TIK yang dimiliki, sekolah pada
grup A sudah memiliki perangkat TIK yang memadai, dan ketrampilan TIK yang dimiliki oleh para guru penjas juga sudah baik, mereka dapat memanfaatkan TIK
sesuai kebutuhan. Serta para siswa grup A juga sudah dapat memanfaatkan perangkat TIK dengan baik untuk mendukung pembelajaran, sehingga tingkat penggunaan TIK
dalam pembelajaran penjas grup A sudah lebih baik. Sedangkan sekolah grup B masih berada pada tahap applying, karena grup B
memiliki perangkat TIK yang belum memadai dan masih minimnya ketrampilan TIK yang dimiliki oleh guru penjas, mereka hanya menggunakan TIK seperti tape untuk
memutar lagu saat senam, serta pemanfaatan TIK dalam pembelajaran oleh para siswa masih minim, sehingga menghambat pengintegrasian TIK dalam pembelajaran penjas.
71 71
52 65
53 69
44 22
10 20
30 40
50 60
70 80
Mengerjakan Tugas Mencari Informasi
komunikasi Hiburan
Grup A Grup B
21
5. Kesimpulan