26 Jadi dalam materi renang guru harus mengajarkan peserta
didik dari materi yang mudahdasar ke materi yang sulit. Memberikan materi yang berkelanjutan sesuai dengan kompetensi dasar yang
berlaku. Tugas guru saat mengajar olahrga renang juga harus memiliki kehati-hatian yang tinggi agar dapat memberikan rasa aman
dan keselamatan pada peserta didik karena olahraga renang berbeda dengan olahraga lainnya yang melakukan aktivitasnya di darat.
d. Faktor Sarana dan Prasarana Sarana adalah segala sesuatau yang diperlukan dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dibawa bahkan dibawa oleh pelakunya atau peserta didik. Prasarana adalah segala sesuatu
yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindah semi permanen tetapi berat atau sulit. Prasarana atau
fasilitas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, bersifat permanen atau tidak dapat dipindah-
pindahkan Agus S. Suryobroto, 2001: 4. Pada saat melakukan aktivitas renang, unsur yang sangat
vital atau media utamanya adalah air. Apabila tidak ada air maka proses pembelajaran renang tidak terlaksana. Mengingat
pentingnya kebersihan dalam berenang, hendaknya air yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu: bersih, jernih
dan bersuhu air berkisar 23-25°C Muhajir, 2007: 84.
27 Pelaksanaan praktik pembelajaran renang, prasarana atau
fasilitas yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran adalah kolam renang. Agar dapat berfungsi dengan baik dan optimal sebagai
fasilitas olahraga secara edukatif, rekreatif, maupun prestatif Ong Sioe Tjiang Tarigan, 1958: 24.
Sukintoko 1983: 10, agar jalan pelajaran berjalan lancar, dalam mencapai tujuan kadang-kadang diperlukan media pengajaran.
Media pengajaran itu antara lain: 1 Gambar atau alat peraga
2 Slide 3 Film
4 Televisi 5 Over head projector
Ketika akan melakukan praktik renang, alat-alat yang langsung digunakan dalam pelajaran harus dapat ditentukan secara
pasti bagaimana cara menggunakannya, dan hasil yang diharapkan dengan menggunakan alat tersebut. Misalkan papan-papan untuk
berlatih kaki, tembok dan stang pada tembok untuk belajar dan berlatih teknik tangan atau kaki dalam bermacam- macam gaya. Jadi
sarana dan prasarana sangat berperan dalam proses pembelajaran untuk menunjang pembelajaran yang lebih efektif dan efisien untuk
pencapaian tujuan dari pembelajaran renang. e. Faktor Lingkungan
Lingkungan sekolah sebagai tempat belajar selayaknya harus mampu menciptakan suasana yang tenang, aman dan nyaman untuk
28 mendukung terlaksananya proses pembelajaran dengan baik. Kondisi
lingkungan sekolah dan sekitar sekolah sangat mempengaruhi kelangsungan proses pembelaaran.
Menurut Conny R. Semiawan 1992: 96, ada empat jenis sumber belajar yang sangat bermanfaat, yaitu:
1 Masyarakat desa atau kota di sekeliling lingkungan sekolah. 2 Lingkungan fisik di sekitar sekolah.
3 Bahan sisa yang tidak terpakai atau bahan bekas yang
terbuang dapat diolah menjadi dan bermanafaat sebagai alat bantu belajar.
4 Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi di masyarakat cukup menarik perhatian peserta didik.
Jadi lingkungan juga dapat mempengaruhi pembelajaran, lingkungan
yang kondusif
dapat menjadikan
pembelajaran berlangsung dengan baik dan sebaliknya.
6. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Menengah Atas
Peserta didik merupakan objek utama dalam pembelajaran. Setiap siswa satu dengan yang lain memiliki karateristik yang berbeda. Pada
jenjang pendidikan menengah atas peserta didik ini dikategorikan sebagai remaja. Menurut Wakiyono 2006: 16, mengemukakan fase-fase masa
remaja dibagi menjadi 3 fase yaitu: a. Umur 12-15 tahun masa remaja awal.
b. Umur 15-18 tahun masa remaja tengah. c. Umur 18-21 tahun umur remaja akhir.
Selanjutnya Wakiyono 2006: 16 mengemukakan ciri remaja secara umum, remaja merupakan peralihan dari masa anak ke masa
29 dewasa. Remaja sering kali menunjukan sifat-sifat karateristik seperti:
kegelisahan, kebimbangan karena terjadi pertentangan keinginan untuk mencoba mengkhayal dan aktivitas berkelompok. Sedangkan ciri-ciri
secara khusus antara lain: a. Ciri remaja putra
1 Cenderung lebih kuat 2 Lebih aktif
3 Suaranya besar 4 Badan bagian dada membesar
5 Memproduksi lemak sedikit sehingga lebih kasar 6 Tumbuh rambut dibagian tertentu
b. Ciri remaja putri 1 Pinggulnya melebar
2 Memproduksi lemak banyak sehingga cenderung halus 3 Suaranya melengking
4 Payudaranya membesar 5 Lebih emosional perasa
Menurut Ridwan 2008: 124-128 mengatakan bahwa masa awal remaja berlangsung kira-kira umur 13 sampai dengan umur 1617 tahun.
Masa remaja di sebut juga sebagai masa adolescence, yang mempunyai arti lebih kuat mencakup kematangan mental,emosional, sosial, dan fisik.
Selanjutnya Ridwan 2008: 56 mengemukakan ciri-ciri remaja sebagai berikut:
a. Masa remaja periode penting. Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan
cepatnya perkembangan mental, terutama pada awal masa remaja. b. Masa remaja sebagai masa peralihan.
Apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan masa yang akan datang.
Namun bekas yang ditinggalkan akan mempengaruhi pola perilaku dan sikap yang baru.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan. Perubahan tubuh, minat dan peran pada diri remaja sering
menimbulkan masalah baru, sehingga mereka menginginkan dan menuntut kebebasan tapi mereka takut bertanggung jawab.
30 d. Masa remaja sebagai usia bermasalah.
Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit di atasi baik oleh laki-laki maupun perempuan. Karena mereka cenderung
mengembangkan kebiasaan yang makin mempersulit keadaan sementara mereka tidak percaya akan bantuan orang lain.
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Remaja berusaha mencari identitas diri untuk menjelaskan siapa
dirinya dan peranannya di masyarakat. f. Masa remaja sebagai usia menimbulkan ketakutan.
Remaja cenderung berperilaku merusak sehingga diharapkan bimbingan dan pengawasan dari orang tua agar tidak
menimbulkan ketakutan pada diri remaja tersebut.
g. Masa remaja sebagai masa yang realistik. Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang
ia inginkan dan bukan apa adanya terlebih dalam hal harapan dan cita-cita
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Remaja mulai menempatkn diri pada perilaku yang berhubungan
dengan status dewasa.
Peserta didik di SMA Negeri 2 Klaten tergolong sebagai remaja tengah dimana keadaan emosi dan perasaannya peserta didiknya
cenderung berubah-ubah. Ditandai dengan keadaan pada situasi pembelajaran yang awalnya bergairahsemangat tiba-tiba berubah
menjadi tidak semangat dan malas. Ditambah dengan kemampuan berpikir dengan kritis sehingga enggan untuk melakukan aktivitas yang
berat dan menolak hal-hal yang kurang dipahami sehingga muncul pertentangan dengan orang tua, teman, maupun guru. Karena pada masa-
masa ini pertumbuhan fisik belum mencapai kesempurnaan serta keaadaan psikisnya masih labil. Tempramental dan Boros.
31
B. Penelitian yang Relevan
Untuk melengkapi dan membantu penelitian ini, peneliti mencari bahan penelitian yang ada dan relevan dengan penelitian yang akan diteliti.
Namun peneliti belum menemukan hasil yang serupa dengan unsur-unsur yang akan diteliti dalam penelitian ini. Penelitian tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Ketut Tantri 2008 dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor
Penghambat Belajar Renang Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Sliyeg Kabupaten Indramayu”. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
menggunakan metode survai yang dilaksanakan di SMA N 1 Sliyeg Kabupaten Indramayu dengan sampel siswa kelas X sebanyak 84 siswa
yang terdiri dari 8 kelas yaitu X-1, X-2, X-3, X-4, X-5, X-6, X-7, dan X- 8.Hasil penelitiannya adalah faktor penghambat belajar renang siswa kelas
X SMA N 1 Sliyeg Kabupaten Indramayu yaitu berada pada kategori “sangat tinggi” dengan persentase 8,33, kategori “tinggi” sebesar
22,62, kategori “cukup” 38,10, kategori “rendah” 26,11 dan “sangat
rendah” 4,76.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Pratiwi Sophianti 2009 dengan judul “ Faktor pendukung dalam mengikuti ekstrakurikuler karate di SMA N 1
Kretek Kabupaten Tang gerang Banten “. Subjek dari penelitian ini adalah
seluruh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler karate di SMA N 1 Kretek sebanyak 50 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
keseluruhan faktor pendukung dalam mengikuti ekstrakurikuler karate