PENGATURAN PERIZINAN TERHADAP LEMBAGA PENDIDIKAN PRIVAT DI KOTA BANDAR LAMPUNG

PENGATURAN PERIZINAN TERHADAP LEMBAGA PENDIDIKAN PRIVAT
DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh
WINDA YUNIKA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA HUKUM

Pada
Bagian Hukum Administrasi Negara
Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013

Judul Sripsi


: PENGATURAN PERIZINAN
TERHADAP LEMBAGA PENDIDIKAN
PRIVAT DI KOTA BANDAR
LAMPUNG

Nama Mahasiawa

: Winda Yunika

Nomor Pokok Mahasiswa

: 0912011266

Bagian

: Hukum Administrasi Negara

Fakultas


: Hukum

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Yuswanto, S.H., M.H.
NIP. 19620514 198703 1 003

Syamsir Syamsu, S.H.,M.H.
NIP. 19610805 198903 1 005

2. Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara

Nurmayani, S.H.,M.H.
NIP. 19611219 198803 2 002


RIWAYAT HIDUP

Dilahirkan di Kota Bandar Lampung pada tanggal 24 Juni
1991, Tanjung Karang Timur Bandar Lampung, Winda Yunika
merupakan anak tengah dari pasangan Djoko Kiswanto dan
Asnah. Penulis menempuh pendidikan di Taman Kanak-kanak
sejak tahun 1996 di TK Pertiwi, Pahoman, Bandar Lampung
dan menamatkan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 2 Rawa Laut
(Teladan) lulus tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis terdaftar sebagai siswa di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bandar Lampung, dan lulus pada tahun
2006, serta menamatkan pendidikan menengah di SMA N 2 Bandar Lampung
lulus pada tahun 2009. Takdir oleh Allah SWT dengan segala ikhtiar dan akhirnya
sampai kepada titik tawakal untuk mengenyam pendidikan perkuliahan di
Fakultas Hukum Universitas Lampung angkatan 2009 melalui jalur SNMPTN.

Kegiatan ekstra kulikuler dimulai sejak duduk di bangku SMP menjadi anggota
Palang Merah Remaja di divisi pemadam api, penulis banyak belajar tentang jiwa
solidaritas dan sosial terhadap sesama, selain itu penulis juga aktif di seni beladiri
Tae Kwon Do dimulai dari tahun 2003 sampai sekarang, Alhamdulillah sempat
menorehkan beberapa prestasi di tingkat daerah serta menjadi sabeum nim dengan

belt merah strip dua. Ekstra kulikuler penulis lebih terasah lagi saat di bangku

sekolah menengah, penulis menjadi Ketua Umum di ekstra kulikuler jurnalistik
DEPPEL (Derap Pelajar) SMA N 2 Bandar Lampung pada tahun 2008-2009,
dengan menorehkan beberapa prestasi di bidang majalah dinding tingkat daerah,
dan menerbitkan dua buah majalah sekolah yang dipasarkan hingga keseluruh
SMA di Kota Bandar Lampung secara gratis, menjadi sekertaris divisi
peningkatan prestasi akademik di ROHIS SMANDA, menjadi anggota di Majelis
Permusyawarahan Kelas periode 2007-2008, serta menjadi Bendahara Umum di
Tae Kwon Do SMA Negeri 2 Bandar Lampung pada tahun 2008-2009, penulis
juga sempat bekerja sebagai guru ekstra kulikuler majalah dinding di SMP N 9
Bandar Lampung pada tahun 2009.

Aktif diberbagai kegiatan ekstra kulikuler selama sekolah, mengukir sederet
prestasi baik akademik maupun non akademik diantaranya, menjadi perwakilan
SMA N 2 Bandar Lampung pada Olimpiade Geografi Nasional tingkat SMA di
Universitas Gadjah Mada Tahun 2008, Juara I Lomba kreasi mading a-radio pada
tahun 2008, Juara II Lomba Mading Xaverius-day se-Provinsi lampung pada
tahun 2008, Juara II Lomba Mading di kegiatan Gebyar Mahasiswa Pendidikan
Eksakta 2008 tingkat SMA/MA se-Lampung, Juara III Feather Yunior Putri pada

kejuaraan Darmajaya Cup IV se-Lampung tahun 2007, dan mendapatkan
kehormatan dari Walikota Bandar Lampung atas prestasi penulis sebagai Juara I
seni Kriya Putri pada PORSENI tahun 2008.

Ketertarikan akan dunia organisasi dilanjutkan penulis sampai kejenjang
perkuliahan, dengan menjadi Staf Ahli Urusan Pemberdayaan Wanita BEM

Universitas Lampung Kabinet Kritis Melayani tahun 2011-2012, Kepala Divisi
Kesekretariatan dua periode di Tae Kwon Do UNILA pada tahun 2010-2011 dan
2011-2012, Bendahara Umum Pusat Study Bantuan Hukum FH UNILA periode
2011-2012, Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Hukum Administrasi
Negara pada tahun 2012-2013, Sekertaris Departemen Kaderisasi Forum
Silaturahim dan Study Islam FH UNILA dua periode 2010-2011 dan 2011-2012,
Ketua Umum Bibit Bangsa Anti Korupsi (Komunitas Anti Korupsi KPK wilayah
Lampung) dua periode 2011-2012 dan 2012-2013, Kepala divisi penelitian dan
pengembangan KOPHI pada tahun 2012, Magang UKM Pers TEKNOKRA tahun
2009-20010, Mentri Hukum Advokasi dan PerUndang-undangan BEM U KBM
UNILA Kabinet Cerdas Progersif periode 2012-2013, anggota Ikatan Advokasi
Mahasiswa Hukum Indonesia (IAMHI) yang di koordinatori oleh FORMAH PK
Universitas Brawijaya, dan Alumni Korps Kapal Pemuda Nusantara (KPN)

Kementrian Pemuda dan Olahraga tahun 2012.

Prestasi yang diraih penulis semasa kuliah antara lain Juara II Lomba Karya Tulis
Ilmiah “Implementasi Usaha Mandiri yang Kompetitif” yang diselenggarakan
oleh HMJ Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung tahun 2011, Juara
III Kelas Under 49 Kg kelas Senior Cabang olahraga Tae Kwon Do pada Pekan
Olahraga Provinsi Lampung VI tahun 2010 di Tulang Bawang, Delegasi
Kompetisi Peradilan Semu tingkat Nasional Piala Mutiara Djokosoetono VI
Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun 2010, Delegasi dalam acara
Simposium Nasional Forum Mahasiswa Peduli Keadilan Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya di Malang, Jawa Timur pada tahun 2011, Tim Kompetisi

Debat Konstitusi Antar Perguruan Tinggi se-Indonesia tingkat Regional VI
Medan Tahun 2012 yang diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia, Participant in National Future Leader Summit

July 12, 2012

Universitas Dipenegoro, Semarang, Duta Muda Bahari Lampung tahun 2012
dalam Sail Morotai 2012 dengan rute Pelayaran Jakarta-Ambon-Sorong-Raja

Ampat-Ternate-Morotai-Makassar-Jakarta dari tanggal 27 Agustus-24 September
2012, Pembicara pada Seminar Daerah “Peran Strategis Generasi Muda dalam
Pemberantasan Korupsi” yang diadakan oleh Bibit Bangsa Anti Korupsi Lampung
di Graha Pena Radar Lampung pada tahun 2011.

Semasa kuliah penulis sering mengikuti training dan pelatihan diantaranya
Workshop Wirausaha Muda Mandiri oleh Bank Mandiri tanggal 28 Juni 2011,
Pendidikan dan Pelatihan Anti Korupsi diselenggarakan oleh BEM U KBM
UNILA tahun 2011, Sosialisasi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RI
Tahun 1945 oleh MPR RI tahun 2012, Participant in Lear From The Experts
marketing online with Anne Ahira and Cinematography Clinic with Nia Dinata
created of Djarum Beasiswa Plus tahun 2011, Training Advokasi Pendidikan
Tingkat Nasional diadakan oleh BEM FKIP UNILA dan Ikatan Mahasiwa
Perguruan seluruh Indonesia tahun 2011, serta tergabung dalam kepanitian
beberapa event Nasional dan daerah diantaranya, Bendahara pelaksana Seribu
Melati untuk Negeri (SRIKANDI) Seminar Kewirausahaan, Kesehatan dan
Politik Nasional tahun 2011, Panitia dalam seminar daerah “Efektifitas Putusan
Pengadilan TUN untuk menuju penegakan hukum yang lebih baik” oleh HIMA

HAN FH UNILA tahun 2012, dan Panitia dalam Kompetisi Peradilan Semu

tingkat Sumatera BKBH UNILA tahun 2011.

Pengalaman pengabdian kepada masyarakat dialami penulis pada saat Kuliah
Kerja Nyata (KKN Tematik) periode Januari 2012 di desa Negeri Jemanten
Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur, yang menemukan penulis
dengan induk semang yang baik hati hingga diangkat menjadi seperti anak sendiri,
bersyukur kepada Sang maha pencipta mempertemukan penulis dengan warga
yang ramah, induk semang yang baik serta teman sekelompok yang kompak dan
solid.

Penulis selama kuliah mendapatkan beasiswa untuk membiayai pendidikannya
diantaranya, beasiswa BBM pada tahun 2010-2011, mengikuti seleksi Djarum
Beasiswa plus hingga tahap wawancara pada tahun 2011, beasiswa PPA pada
tahun 2012-2013, serta pernah mendapatkan dana hibah dari Kementrian
Pendidikan Tinggi (Dikti) dalam Pekan Mahasiswa Wirausaha pada tahun 2011
untuk usaha penulis “Rumah Jenius” yang bergerak di bidang jasa Lembaga
Pendidikan Privat, selain itu penulis juga pernah mendapatkan dana dari Dikti
dalam Pekan Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) dalam usahanya
“Komersialisasi Kapsul Sirsak sebagai Pencegah Penyakit Kanker” pada tahun
2012.


Pengalaman di organisasi mengasah jiwa enterpreunership dan sifat mandiri
penulis untuk mempunyai usaha dibidang Lembaga Pendidikan Privat “Rumah

Jenius” yang telah dilakoni penulis kurang lebih satu setengah tahun dengan
jumlah murid 24 (dua puluh empat siswa), usaha di bidang kuliner yaitu Keripik
Bayem POPAYE yang dikembangkan penulis setelah selesai mengikuti program
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Lampung Timur yang telah berjalan kurang lebih
satu tahun, dn insyaallah penulis akan membuka “Kedai Wong Kito Galau” di
Kampung Baru dekat dengan UNILA pada bulan Maret 2013 ini, doakan sukses,
dipermudah, dan diridoi Allah SWT.

“Pengaturan Perizinan Terhadap Lembaga Pendidikan Privat di Kota Bandar
Lampung” dipilih penulis sebagai judul skripsi untuk menyelesaikan studinya di
Fakultas Hukum Universitas Lampung.

PERSEMBAHAN

Satu langkah yang ditempuh untuk melukiskan senyum diwajah kalian, dan saya berjanji
untuk mengukir senyum-senyum selanjutnya

Ayah dan Ibu, dua sosok hebat sepanjang masa
Kepada kalian tulisan ini dipersembahkan

Kakak dan adik yang merupakan harta berharga setelah orang tua, saudara-saudara yang
tidak pernah putus berdoa kebaikan untuk saya, dan para sahabat yang memotivasi dan
memberikan pengalaman berarti dalam hidup

Para pendidik dan Almamater tercinta.

Dan untuk para pencari ilmu serta aktivis mahasiswa, untuknya tulisan ini ditulis

ABSTRAK

PENGATURAN PERIZINAN TERHADAP LEMBAGA PENDIDIKAN
PRIVAT DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh
Winda Yunika

Lembaga Pendidikan Privat adalah lembaga yang bergerak dibidang pendidikan

bertujuan untuk membantu menyelesaikan permasalahan akademik siswa di
pendidikan formal. Pengaturan terkait izin operasinal lembaga pendidikan privat
diatur di Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 62 ayat (1). Sanksi terhadap lembaga
pendidikan privat yang tidak memiliki izin jelas diatur dalam Pasal 71 Undangundang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Faktanya banyak lembaga pendidikan privat di Kota Bandar Lampung
yang tetap beroperasi tanpa mendapatkan izin resmi dari Dinas Pendidikan Kota
Bandar Lampung. Fokus penelitian ini adalah Pengaturan Perizinan Terhadap
Lembaga Pendidikan Privat Di Kota Bandar Lampung. Dengan rumusan masalah
yaitu bagaimana pengaturan perizinan lembaga pendidikan privat di Kota Bandar
Lampung dan faktor-faktor yang menjadi penghambat tidak terwujudnya
pemberian izin usaha lembaga pendidikan privat pendidikan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis empiris. Faktor-faktor penghambat
tidak terwujudnya pemberian izin operasional lembaga pendidikan privat di Kota
Bandar Lampung antara lain adanya ketidak tahuan terhadap kewajiban memiliki
izin operasional, terlalu banyak syarat untuk mendapatkan izin operasional,
adanya biaya tidak terduga pada saat proses pengajuan izin, birokrasi yang rumit,
dan kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar
Lampung terhadap lembaga pendidikan privat yang tidak memiliki izin.
Kata kunci : Pengaturan perizinan, lembaga pendidikan privat, izin operasional

ABSTRACT

LICENSING ARRANGEMENTS FOR PRIVATE EDUCATIONAL
INSTITUTIONS AT BANDAR LAMPUNG CITY

By
Winda Yunika

Private Educational Institutions are institutions engaged in education aims to
help solve problems in the student's academic education. Related settings
operasinal permit private educational institutions regulated in the Law of the
Republic of Indonesia Number 20 Year 2003 on National Education System,
Article 62 paragraph (1). Sanctions against private educational institutions that
do not have the permission expressly provided for in Article 71 of Law of the
Republic of Indonesia Number 20 Year 2003 on National Education System. In
fact many private educational institutions in the city of Bandar Lampung keep
operating without obtaining permission of the Education Office of Bandar
Lampung. The focus of this research is Against Licensing Settings Private
Institutions In the city of Bandar Lampung. With the formulation of the problem is
how to manage the licensing of private educational institutions in the city of
Bandar Lampung and what factors are a barrier to the realization of not granting
business licenses of private educational institutions. The method used in this study
is empirical juridical. Factors inhibiting the realization of not granting
operational licenses of private educational institutions in the city of Bandar
Lampung among others, the ignorance of the requirement to hold an operating
permit, too many requirements to obtain an operating permit, any unexpected
costs during the process of applying for licenses, bureaucracy, and lack of control
by the Education Office of Bandar Lampung on private educational institutions
which do not have permission.
Keywords:
Licensing arrangements, private educational institutions, the operational license

PENGATURAN PERIZINAN TERHADAP LEMBAGA PENDIDIKAN PRIVAT
DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh
Winda Yunika

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013

SANWACANA

Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahrobbil’alamien. Puji syukur selalu kita berikan kepada Allah SWT,
atas rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua. Shalawat
serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarga, sahabat, serta tak lupa kita yang selalu istiqomah untuk
menjadi umatnya. Dan atas berkat rahmat, karunia, dan ridhoNya pula peneliti
dapat menyelesaikan penelitian ini.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung dengan judul “Pengaturan
Perizinan Terhadap Lembaga Pendidikan Privat di Kota Bandar Lampung”.
Hasil skripsi ini tentunya tak lepas dari bantuan banyak pihak yang selalu
mendukung peneliti secara moril dan materiil. Dengan segenap ketulusan hati,
peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada pihakpihak sebagai berikut :
1. Bapak Dr. Heryandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Lampung.
2. Ibu Nurmayani, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Admnistrasi Negara
Fakultas Hukum Universitas Lampung, terima kasih atas kepercayaan dan
kebaikannya.

3. Bapak Dr. Yuswanto, S.H.,M.H., selaku pembimbing Utama, yang telah
banyak memberi masukan, kritik, saran dan bimbingan yang membantu
peneliti hingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Bapak Syamsir Syamsu, S.H.,M.H., selaku pembimbing kedua yang
mengajarkan bahwa mahasiswa itu tidak boleh ”bohong”, tetapi boleh salah.
Nilai moral yang terus saya ingat dan insyaallah akan terus saya aplikasikan
dikehidupan saya.
5. Ibu Upik Hamidah, S.H., M.H., selaku Sekretaris Bagian Hukum
Administrasi Negara Fakultas

Hukum Universitas Lampung dan selaku

pembahas I sekaligus penguji utama yang telah banyak memberikan
masukan, kritik dan saran yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini serta telah memberikan solusi terbaiknya.
6. Bapak Agus Triyono, S.H., M.H., selaku Pembahas II, yang penuh dengan
kesabaran membimbing dan memberikan masukan serta pelajaran berarti
bagaimana

menjadi

seorang

dosen

”teladan”

bagi

mahasiswanya,

mengajarkan arti kesederhanaan dalam hidup.
7. Ibu Marlia Eka Putri, S.H.,M.H., selaku Pembimbing Akademik, tempat
mengadukan segala persoalan akademik, sosok wanita hebat yang tegas
dalam menanggapi segala persoalan, pemberi nasehat terbaik, ucap syukur tak
terhingga mendapatkan beliau sebagai pembimbing akademik terbaik, regards
to your child.
8. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung, terimakasih atas ilmu
dan pengalam hidup yang berharaga.

9. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung, terutama
untuk pak marlan dan bu hera yang telah memperlancar semua urusan
akademik penulis.
10. Bapak Nurmansyah S.Pd, MM., selaku kepala devisi pendididikan
masyarakat di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, yang telah
membantu penulis dalam melakukan penelitian.
11. Papa dan mama yang telah tulus ikhlas mendidik, memberikan kasih sayang,
do’a, motivasi, dan keramaian hidup. Orang tua yang unik yang memberika
teladan dengan cara yang khusus, teruntuk ibu yang selalu berdoa agar anakanak nya menjadi anak yang sholeh dan sholehah, serta hafiz Qur’an.
Hopefully, your ideals are noble can I make happen for the pair crown on
your head at the end Yaumil. Aamiin ya Rabb.
12. Kakakku, Sinka Aprilia, partner ngajar privat terbaik, aku yakin suatu ketika
mbak Sinka pasti jadi guru yang sukses, punya lembaga privat nomor satu di
Kota Bandar Lampung. Dan bisa menjadi kakak panutan yang baik buat adikadiknya, believe it.
13. Adikku, Muhammad Dandi Kurniawan, inventaris berharga dikeluarga, adik
kesayangan yang mengemban banyak harapan dari Papa, Mama, mbak Owin
dan mbak Osin. Adik yang diinginkan jadi penghapal Al-Qur’an oleh ibu, dan
adik yang aku persiapkan untuk sukses melebihi kakak-kakaknya, insyaallah.
Rasa sayang tidak terhingga, walaupun terkadang waktu mengajar untukmu
lebih sedikit dibanding dengan murid-muridku. Namun percayalah,
kesuksesanmu sudah aku rencanakan dengan sangat baik melebihi siapapun.

14. Sahabat nomor satu tiada tanding, Gadis Mahkota Negara yang memiliki citacita sama untuk mengejar kuliah di Universitas Indonesia, namun lebih
dahulu terealisasinya, do’a kan aku segera menyusul di program Magister UI,
untuk 9.8ell’z bersaudara, bentuk pertemanan semasa SMP tidak lekang
oleh waktu sampai sekarang, walaupun kita menuntut ilmu terpisahkan jarak
yang membentang antar pulau, semoga tidak mengurangi silaturahim diantara
kita, masih banyak janji yang harus kita penuhi, yaitu janji sukses bersama
dan meraih mimpi masing-masing.
15. Sahabat penuh pengertian selama kuliah, Malicia Evendia, terimakasih atas
segala perhatian, kasih sayang, dan motivasi melebihi siapapun selama
kuliah. Terimakasih untuk menghibur dikala bimbang menerjang, terimakasih
tidak terlupakan untuk susu milo hangat, masakan spesial dan pempek yang
selalu tersedia saat saya berkunjung ke kontrakan. Kenangan tidak terlupa
selama menempuh kompetisi daerah maupun nasional, melintasi kota malang,
terbang perdana ke Medan, dan mengikuti segala seleksi kompetisi nasional,
semoga ada cerita-cerita baru di daerah-daerah baru bersamamu. Dan yang
harus kamu ingat, terima kasih tulus dan ikhlas atas perhatian saat saya
kehujanan lengkap dengan penderitaan, dan menggigil yang melebihi perih
nya hati, memotivasi untuk mengingatkan agar tidak berharap dan berlaku
bodoh lagi. Semoga Alloh SWT mempertemukan kita sebagai sahabat di
surga Nya kelak. Aamiin Ya Rabb.
16. Sahabat seperjuangan Adenty Novalia, Yeni Kustanti, Uci Nawa Insani, dan
Cicha Deswari yang selalu mengingatkan dan saling memotivasi untuk tidak
sekedar menjadi mahasiswa biasa, tetapi mahasiswa yang membanggakan

orang tua dan almamaternya, serta untuk tetap menuntut ilmu dunia dan
akhirat, menjadi perempuan shalehah seutuhnya. Terimakasih atas dukungan
dan doanya selama ini.
17. Teman-teman Hukum Administrasi Negara angkatan 09, terimakasi atas
kekompakan untuk mengharumkan nama jurusan terbaik di FH UNILA,
tetap semangat merancang masa depan untuk menjadi pemuda-pemudi
kebanggaan bangsa.
18. Keluarga Besar Badan Eksekutif Mahasiswa KBM UNILA, kabinet Kritis
Melayani, untuk Mentri Urusan Pemberdayaan Wanita mba Ghesika
terimakasih sudah menjadi teladan yang baik dan contoh yang baik saat saya
mengemban amanah sebagai Mentri HAN, Kak Azam, Kak Umam, Kak
Rahmat, Mba Aras, Mba Shufi, Kak Herdizal sosok-sosok hebat penuh
inspirasi, dan tidak lupa untuk kekeluargaan BEM U KBM UNILA Kabinet
Cerdas Progresif yang telah memberikan pengalaman kepemimpinan berarti
saat saya menjabat sebagai mentri Hukum Advokasi dan PerUndangundangan tahun 2012-2013, memperkenalkan saya dengan asmen yang luar
biasa Zahra yang mengajarkan arti sebuah kesabaran dan koordinasi
maksimal. Terimakasih atas pengalaman hebatnya, Mentri Luar Negeri Yogie
El-Anwar yang memiliki sejuta sahabat dan keluarga yang sangat baik,
banyak pembelajaran yang harus dilakukan untuk menjadi seorang ”jagoan”
Staf-staf hebat yang penuh dengan kejutan Fikri, Evan, Susi, Bertha, Muji,
Mei depil, Malicia, Agra, Cindy, Larasati, Rosita, dan magang-magang di
KMB yang hebat semua, harapan saya selanjutnya kalian akan menjadi
pemimpin hebat negeri ini, dan untuk pengganti ku Sherly, teruskan

perjuangan saya di Kementrian HAN, takdir Allah mempertemukan kita
kembali setelah lama tidak bertemu selepas kompetisi d OGN UGM,
subhanaallah.
19. Keluarga Bibit Bangsa Anti Korupsi Lampung, yang mengajarkan saya
banyak hal tentang budaya Anti Korupsi dan nilai-nilai Integritas, serta
kerjasama yang baik dengan KPK RI, Qyoko, Prisca, Listi, Lita, Emil, Beni,
Ka Adit, dan semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, semoga
pembelajaran kita disini dapat kita aplikasikan nantinya sebagai pemimpin
yang Anti terhadap Korupsi. Kecintaan mendalam terhadap organisasi ini
yang membuat saya tetap didalam dua periode kepengurusan sebagai Ketua
Umum, hopefully new shoots leaders with integrity who will lead
LAMPUNG'S BATIK will be coming soon.
20. Keluarga FOSSI dan PSBH tercinta, Eli, yunika, yanti, Almira, Wida, Yessi,
Mba via, Mba Ida, Mba Yessi, Mba firda, dan seluruh Akhwat disetiap
angkatan, serta seluruh ikhwan disetiap angkatan yang turut andil dalam
perjuangan dakwah, serta warna-warni cerita organisasi ini yang terlihat
sangat dominan dikehidupan saya. Untuk keluarga PSBH seluruh angkatan,
terimakasih atas ilmu praktek persidangannya, terimakasih atas kesempatan
mengikuti MCC Djokosoetono 2010 di Universitas Indonesia, kenangan tidak
bisa terlupakan pra kompetisi, saat kompetisi dan pasca kompetisi sampai
dengan sekarang, semoga pembelajaran terbaik dapat saya petik dari kisah
ini.
21. Keluarga besar Taekwondo UNILA, yang melatih fisik ini menjadi pribadi
yang kuat dan tahan banting, melatih jiwa sportifitas tampa batas. Rindu akan

sparing, target, dan dobok itu, serta rindu akan kekeluargaan murni yang
lepas dari kepentingan politik maupun politik praktis. Thanks for all
professional athlet Lampung University.
22. The Family Of SUMALI, keluarga KKN Tematik Periode Januari 2012, yang
memberikan pelajaran berarti dalam melakukan pengabdian kemasyarakat.
Nuri, Gusti, Ita, Leli, Hotang, Gigih, Dio, Agung, dan mbah Oco. Kenangan
40 hari yang menjadi satu kelurga abadi, penuh gelak tawa, yang pastinya
selalu saya rindukan untuk kembali berkunjung ke Desa Negeri Jemanten
tercinta. Rasa syukur tidak terhingga dipertemukan dengan Ibu dan Bapak
serta masyarakat yang teramat baik oleh Alloh SWT, serta dipertemukan
dengan kelompok II yang memberikan ”greget penuh arti” akan sebuah
kekompokan untuk membangun desa. Dan kepada Pak Tangkas, bos
pengalaman di badan legislatif, terimakasih arahannya Pak.
23. Almamaterku tercinta, Universitas lampung.
24. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan, semangat dan dorongan
dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Bandar Lampung,

Penulis

Winda Yunika

Februari 2013

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL
BELAJAR SISWA ANTARA PRAKTIKUM HAND ON
DENGAN VIRTUAL LABORATORY

(Skripsi)

Oleh
Sinka Aprilia

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL
BELAJAR SISWA ANTARA PRAKTIKUM HAND ON
DENGAN VIRTUAL LABORATORY

Oleh

Sinka Aprilia
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012

Sinka Aprilia

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah:
Nama

: Winda Yunika

NPM

: 0912011266

Fakultas/Jurusan

: Hukum/Hukum Administrasi Negara

Alamat

: Jl. Perintis Kemerdekaan Gg. PLN No. 50, Kelurahan
Kota Baru, Kec. Tanjung Karang Timur, Bandar
Lampung

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung,
Yang Menyatakan,

Winda Yunika
NPM. 0912011266

Februari 2013

DAFTAR PUSTAKA

Literatur :
Friere, Paulo. 2000. Pendidikan Pembebasan, Jakarta, LP3S.
Sutedi, Adrian. 2010. Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, Jakarta:
Sinar Grafika.
Basah, Sjachran. 2000. Pengantar Hukum Perizinan, Jakarta: Rineka Cipta.
Utrecht.E, 2010. Pengantar dalam Hukum Indonesia, Jakarta : Ichtiar
Manan, Bagir, Ketentuan-ketentuan Mengenai Pengaturan Penyelenggaraan
Perizinan, Makalah tidak Dipublikasikan, Jakarta, 2009, hlm. 8
Sri Pudyamoko, 2009, Hukum Perizinan Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka
Effendi, Taufiq. 2004. Tingkatkan Pelayanan Publik. Jakarta: Suara
Pembaruan.
Hartono, Sri Redjeki. 2003. Aspek Keperdataan Pada Pelayanan Publik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Syafrudin, Ateng. 2009. Perizinan Untuk Berbagai Kegiatan. Jakarta: Gramedia
Hadjon, Philipus, M,.1994. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia.
Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Ngainun Naim. 2008. Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan. Bandung: Graha
Pustaka Utama.
Sianipar, J.PG. 2000. Manajemen Pelayanan Masyarakat. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
HR, Ridwan,2006. Hukum Administrasi Negara. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.

Ibrahim, Amin, 2008. Pokok-pokok Administrasi Publik dan Implementasinya.
Bandung : PT. Refika Aditama.
Muhamad, Abdulkadir,2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung : PT. Citra
Aditya Bhakti.
Pudyatmoko, Sri, 2009. Perizinan problem dan Upaya Pembenahan. Jakarta :
Gramedia.
Tutik,Triwulan Titik, S.H,M.H.,2006. Pokok-pokok Hukum Tata Negara. Jakarta :
Prestasi Pustaka.
Saleh, Moh. Djindang, Moh. Saleh,S.H.1990. Pengantar Hukum Administrasi
Indonesia, cetakan Kesembilan. Jakarta : Ikhtiar baru.

Peraturan Perundang-undangan :
Undang-Undang Republik Indonesia Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik .
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1988 Tentang
Pembinaan dan Pengembangan Kursus dan Lembaga Pelatihan Kerja.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2005 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 261/U/1999 Tentang
Penyelenggaraan Kursus.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 Tentang
Kewenangan Pemerintah Daerah Otonom.
Keputusan Walikota Bandar Lampung No. 05 Tanggal 11 Februari Tahun 2008

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 62 ayat (1) menyatakan bahwa, setiap satuan pendidikan formal dan nonformal
yang didirikan wajib memperoleh

izin Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Berdasarkan

Undang-Undang tersebut, jenis pendidikan di Indonesia terbagi dalam tiga jalur, yaitu jalur
formal, non formal, dan informal.

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstuktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah
jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.1

Pendidikan nonformal seperti dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Pasal 26 dari ayat (1) sampai (6) adalah layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung
pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta

1

Friere, Paulo, 2000, Pendidikan Pembebasan, Jakarta, LP3S, hal 24

didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional. 2

Didalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 103 ayat (1), menerangkan bahwa Lembaga kursus atau
Lembaga Pendidikan Privat dan Lembaga Pelatihan serta bentuk lain yang sejenis
menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat untuk memperoleh keterampilan
kecakapan hidup, mengembangkan sikap dan kepribadian professional, mempersiapkan diri
untuk bekerja, meningkatkan kompetensi vokasional, mempersiapan diri untuk berusaha mandiri
dan/atau melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar,
pusat kegiatan belajar masyarakat, lembaga pendidikan privat, dan majelis taklim serta satuan
pendidikan yang sejenis. Dewasa ini, perkembangan lembaga pendidikan privat di Kota Bandar
lampung berkembang pesat, sejalan dengan kebutuhan pendidikan berkualitas di masyarakat
terus meningkat.

Hal ini dapat terlihat dari data di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung yang menyebutkan
bahwa, ada 20 (dua puluh) lembaga pendidikan privat yang aktif dan berkembang di Kota
Bandar Lampung, namun yang telah mendapatkan izin resmi dari Dinas Pendidikan Kota Bandar
Lampung hanya dua lembaga Pendidikan Privat, yaitu Lembaga Pendidikan Privat Setia dan
Lembaga Pendidikan Privat Smart Education, selebihnya hanya berstatus terdaftar tanpa
mempunyai surat izin resmi dari instansi terkait.

2

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003.

Secara umum, tujuan dan fungsi

perizinan adalah untuk pengendalian daripada aktivitas

pemerintah dalam hal-hal tertentu dimana ketentuannya berisi pedoman-pedoman yang harus
dilaksanakan dengan baik oleh yang berkepentingan ataupun oleh pejabat yang berwenang.
Selain itu, tujuan dari perizinan itu dilihat dari dua sisi yaitu:

1. Dari sisi pemerintah, dan
2. Dari sisi masyarakat.

Dari sisi pemerintah tujuan pemberian izin itu adalah untuk melaksanakan peraturan, apakah
ketentuan-ketentuan yang termuat dalam peraturan tersebut sesuai dengan kenyataan dalam
praktiknya atau tidak dan sekaligus untuk mengatur ketertiban. Selain itu pemberian izin yang
dilakukan oleh pemerintah adalah untuk sumber pendapatan daerah, dengan adanya pemberian
izin, maka secara langsung pendapatan pemerintah akan bertambah, karena setiap izin yang
dikeluarkan pemohon harus membayar retribusi terlebih dahulu, dan hal ini akan berdampak
langsung ke pembangunan daerah.

Sedangkan dari sisi masyarakat, tujuan pemberian izin adalah sebagai berikut.

a. Untuk adanya kepastian hukum
b. Untuk adanya kepastian hak.
c. Untuk memudahkan mendapatkan fasilitas, apabila usaha tersebut mendapatkan izin,
maka lebih mudah untuk medapat fasilitas dan dukungan dari pemerintah daerah. 3

Jika dikaitkan dengan perizinan lembaga pendidikan privat yang belum berjalan secara
maksimal, maka tujuan pemerintah untuk melihat apakah pelaksanaan peraturan tersebut sesuai
3

Sutedi, Adrian, 2010, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, Jakarta: Sinar Grafika, hal 45

dengan kenyataan dalam praktiknya atau tidak tidak akan tercapai. Karena banyak lembaga
pendidikan privat yang mengkesampingkan perizinan terhadap usahanya, dengan dalil bahwa
usahanya masih belum membutuhkan izin dari pemerintah maupun pemerintah daerah.

Dampak dari kesenjangan antara peraturan dengan pelaksanaan ini akan menimbulkan tidak
adanya kepastian hukum, terlanggarnya hak-hak warga negara, dan akan berkurangnya sumber
pemasukan pendapatan daerah. Sehingga pembenahan dan pengawasan terhadap penerapan Pasal
62 ayat (1) harus lebih mendapat pengawasan secara khusus, agar dapat terlaksana dengan baik.

Sanksi terhadap satuan pendidikan yang tidak memiliki izin, secara tegas diatur dalam Pasal 71
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa,
penyelenggaraan satuan pendidikan yang didirikan tanpa izin Pemerintah atau Pemerintah
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
lama sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).

Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota dari Provinsi Lampung yang merupakan sentral
Provinsi. Secara geografis kota ini menjadi pintu gerbang utama pulau Sumatera, tepatnya
kurang lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta. Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah
197,22 km 2 yang terbagi ke dalam 20 (dua puluh) Kecamatan dan 126 (seratus dua puluh enam)
Kelurahan, dengan populasi penduduk 879.651 jiwa (berdasarkan sensus 2010), kepadatan
penduduk sekitar 8.142 jiwa/km

2

dan diproyeksikan pertumbuhan penduduk mencapai 1,8 juta

jiwa pada tahun 2030, dimana hampir seluruh kegiatan terpusat disini. Sebagai Ibu Kota Provinsi
sudah selayaknya segala bentuk peraturan ditaati, karena kota ini merupakan contoh bagi kota
dan kabupaten lainnya di bumi Lampung. Izin penyelenggaraan lembaga pendidikan privat harus

benar-benar di implementasikan, meskipun dirasakan cukup rumit namun hal tersebut wajib
dilaksanakan. Didalam peraturan telah dijelaskan, bagi usaha yang tidak memiliki izin, maka
akan dikenakan sanksi baik itu administratif maupun hukuman pokok.

Menurut pemantauan dan data dari Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, dari sekitar 20 (dua
puluh) lembaga pendidikan privat yang berkembang dan tumbuh di Kota Bandar Lampung dua
diantaranya sudah memilkik izin resmi dari pemerintah Kota Bandar Lampung, dan sisanya tetap
beroperasi meski tanpa mengantongi izin resmi dari pemerintah daerah setempat.

Izin penyelenggaraan usaha lembaga pendidikan privat tidak hanya melalui prosedur di
Depdiknas saja, tetapi pengusaha harus meminta izin ke BPMP Kota Bandar Lampung. Tidak
hanya pelayanan publik saja yang bertugas untuk terwujudnya izin pendirian usaha lembaga
pendidikan privat, tetapi semua pihak mempunyai peran sentral tersendiri dalam membantu
terwujudnya usaha lembaga pendidikan privat yang memiliki izin.

Berpijak dari latar belakang tersebut, maka dari aspek hukum administrasi perlu diadakan
penelitian dengan judul : “PENGATURAN PERIZINAN TERHADAP LEMBAGA PRIVAT
PENDIDIKAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG”.

1.2.Rumusan Masalah dan
1.3.Ruang Lingkup

1.2.1. Rumusan Masalah

a. Bagaimana pengaturan perizinan terhadap Lembaga Pendidikan Privat yang ada di Kota
Bandar Lampung

b. Apakah faktor- faktor penghambat pemberian izin operasional Lembaga Privat Pendidikan?

1.2.2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup proposal ini adalah kondisi Lembaga Privat Pendidikan yang ada di Kota Bandar
Lampung. Melihat bagaimana penerapan Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengatur setiap satuan pendidikan
non-formal perlu mendapatkan izin pendirian lembaga agar terlindungi oleh pemerintah atau
pemerintah daerah. Secara lebih khusus juga diatur dalam Pasal 10 ayat (1) Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 261/U/1999 tentang Penyelenggaraan izin
usaha Lembaga Pendidikan Privat yang mewajibkan setiap usaha dibidang Bimbingan Belajar
wajib memiliki izin usaha dari instansi yang berwenang (dalam hal ini Departemen Pendidikan
Nasional).

Surat izin yang wajib dimiliki oleh lembaga pendidikan privat yaitu, surat izin gangguan (HO),
surat izin lokasi, surat persetujuan dari tetangga yang ditandatangani oleh RT/RW, surat izin
mendirikan bangunan, dan keterangan sah tentang status lembaga pendidikan dan atau akreditasi
yang ditetapkan departemen pendidikan/ departemen lain yang berwenang. Dalam kajian
selanjutnya, melihat faktor-faktor apa saja yang menghambat tidak terwujudnya izin pendirian
usaha lembaga pendidikan privat di Kota Bandar Lampung.

1.3. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

a. Memaparkan prosedur-prosedur

yang diperlukan dalam

proses perolehan izin usaha

lembaga privat pendidikan di Kota Bandar Lampung sehingga dapat dilihat sejauh mana
Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dapat benar-benar diterapkan;
b. Mengetahui dampak dari tidak diterapkannya Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di Kota Bandar
Lampung;
c. Mengetahui faktor-faktor yang menghambat terwujudnya pemberian izin usaha lembaga
privat pendidikan di Kota Bandar Lampung.

1.3.2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini dibagi dua yaitu :

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menunjang pengembangan ilmu pengetahuan
dibidang hukum administrasi negara dalam lingkup hukum perizinan.

2. Kegunaan Praktis

a. Secara praktis penelitian ini dapat mengkaji secara objektif mengenai penerapan Pasal 62
ayat (1) Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dan saran kepada
lembaga pendidikan privat di Kota Bandar Lampung.

c. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan informasi bagi pembaca yang ingin
mengetahui lebih jauh mengenai prosedur pemberian izin usaha lembaga privat pendidikan
oleh instansi yang berwenang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Pengertian Pengaturan

Pengaturan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tatanan (petunjuk, kaidah, ketentuan)
yang dibuat untuk mengatur. Definisi pengaturan menurut Utrecht adalah suatu perintah atau
larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota
masyarakat

yang

bersangkutan. 1

Menurut Hans Kelsen pengertian dari pengaturan adalah sebuah ketentuan sosial yang mengatur
perilaku mutual antar manusia, yaitu sebuah ketentuan yang mengatur perilaku tertentu dan
berkaitan dengan sebuah sistem norma.

Sedangkan menurut Leon Duguit, pengaturan adalah suatu perbuatan untuk mengatur tingkah
laku para anggota masyarakat, daya gunanya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu
masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama, dan jika timbul pelanggaran dari
pengaturan terebut akan menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan

1

E. Utrecht, Pengantar dalam Hukum Indonesia, (Jakarta: Ichtiar 1957), hlm 180.

pelanggaran itu. Plato mengatakan bahwa pengaturan adalah sebuah sistem peraturan – peraturan
yang teratur yang tersusun baik, dibuat untuk mengikat masyarakat.2

Pendapat lain diungkapan oleh Austin terkait dengan pengaturan yaitu sebuah sistem peraturan
yang diadakan untuk memberi bimbingan kepada makhluk yang berakal oleh makhluk yang
berakal yang berkuasa atasnya.

Menurut M.H Tirtaamidjata, S.H., pengaturan adalah semua aturan (norma) yang diarahkan dan
harus dituruti dalam tingkah laku tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman
adanya ganti kerugian jika melanggar system pengaturan itu.

Berdasarkan definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaturan merupakan suatu tatanan
yang dibuat untuk mengatur tingkah laku masyarakat dan harus ditaati oleh masyarakat itu
sendiri, agar tercipta suatu ketertiban sosial.

Apabila pengaturan dikaitkan dengan perizinan maka pemerintah berwenang membuat suatu
pengaturan untuk membuat instrument yuridis yang dapat menghadapi peristiwa individual
konkret, yaitu dalam bentuk ketetapan.

1.2. Pengertian Perizinan
2

Bagir Manan, Ketentuan-Ketentuan Mengenai Pengaturan Penyelenggaraan Perizinan, Makalah Tidak
Dipublikasikan, Jakarta, 1995, hlm. 8.

Agak sulit menberikan definisi izin. Hal ini dikemukakan oleh Sjachran Basah. 3. Pendapat yang
dikatakan Sjachran sepertinya sama dengan yang berlaku di negara Belanda, seperti yang
dikemukakan Van Der Pot sangat sukar membuat definisi untuk menyatakan pengertian izin itu.
Hal ini disebabkan antara pakar tidak dapat persesuaian paham, masing-masing melihat dari sisi
yang berlainan terhadap objek yang didefinisikannya. Sukar memberikan definisi, bahkan
ditemukan definisi yang beragam.4

Izin adalah persetujuan dari penguasa berdasarkan Undang-undang atau peraturan pemerintah
untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari larangan umum tersebut. Izin dapat juga
diartikan sebagai dispensasi atau pelepasan/pembebasan dari suatu larangan. 5. Izin dalam istilah
asing (Belanda) disebut Vergunning. Bentuk izin itu harus tertulis.

Secara lebih khusus, izin diartikan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan
bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan–kegiatan yang dilakukan
oleh masyarakat. Perizinan dapat berbentuk pendaftaran, rekomendasi, sertifikasi, penentuan
kuota dan izin untuk melakukan sesuatu usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu
organisasi perusahaan atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu
kegiatan atau tindakan.

3

Basah, Sjachran. Pencabutan Izin Salah Satu Sanksi Hukum Administrasi. Makalah pada Penataran
Hukum Administrasi dan Lingkungan. Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya. November
2010. Hal 1-2.

4

Ibid Basah, Sjachran. hal 52

5

Basah, Sjachran. 2000, Pengantar Hukum Perizinan, Jakarta: Rineka Cipta. hal 74

Selanjutnya, Utrecht memberikan pengertian vergunning yaitu bilamana pembuat peraturan tidak
umumnya melarang suatu perbuatan, tetapi masih juga memperkenankannya asal saja diadakan
secara yang ditentukan untuk masing–masing hal konkret, maka perbuatan administrasi negara
yang memperkenankan perbuatan tersebut bersifat suatu izin (vergunning). Adapun pengertian
perizinan menurut Adrian Sutedi adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan
bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh masyarakat. 6Perizinan dapat berbentuk pendaftaran, rekomendasi, sertifikasi, penentuan
kuota, dan izin untuk melakukan suatu usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu
organisasi perusahaan atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu
tindakan atau kegiatan.

Sedangkan menurut Ten Betge izin merupakan suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan
undang–undang atau peraturan pemerintah, untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari
ketentuan- ketentuan larangan–larangan perundang-undangan.7 Pendapat lain dikemukakan oleh
M. Hadjon, konsep izin adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh warga Negara yang secara
umumnya tidak dilarang, tetapi menurut peraturan perundang-undangan perbuatan/tindakan
tersebut melanggar ketentuan larangan yang telah ditetapkan sehingga dalam pelaksanaannya
memerlukan izin dari negara.

Menurut Ateng Syarifudin izin bertujuan dan berarti menghilangkan halangan, hal yang dilarang
menjadi boleh, atau Als opheffing van een algemene verbodsregel in het concrete geval, (sebagai
peniadaan ketentuan larangan umum dalam peristiwa konkret).

6

7

Sutedi, Adrian. Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan Publik, Sinar Grafika. 2010, hal 52
Y. Sri Pudyamoko, 2009, Hukum Perizinan Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka, hal
61

Dari berbagai pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perizinan merupakan suatu
perbuatan warga negara terhadap suatu hal yang dalam keadaan tertentu menyimpang, namun
telah mendapat persetujuan dari penguasa. Peneliti lebih cenderung pada pendapat dari Philipus
M. Hadjon, yang menyatakan bahwa izin merupakan perbuatan/tindakan yang dilakukan warga
negara yang secara umum

tidak dilarang, tetapi menurut peraturan perundang-undangan

perbuatan/ tindakan tersebut melanggar ketentuan larangan yang telah ditetapkan sehingga
dalam pelaksanaannya memerlukan izin dari negara. Karena, setiap tindakan warga negara
memerlukan pengawasan dari Negara sehinggga dibutuhkannya izin, hal ini tidak berarti bahwa
perbuatan yang salah yang harus memiliki izin, perbutan yang diperbolehkan pun wajib memiliki
izin. Hal ini menunjukan eksistensi pemerintah dalam mengontrol tindakan warga negaranya.

Izin dalam arti sempit merupakan aktifitas- aktifitas pada suatu peraturan izin pada umumnya
didasarkan pada keinginan pembuat undang- undang untuk mencapai sesuatu tatanan tertentu
atau untuk menghalangi keadaan- keadaan yang buruk. Hal pokok pada izin (dalam arti sempit)
ialah bahwa suatu tindakan dilarang, terkecuali diperkenankan dengan tujuan agar dalam
ketentuan-ketentuan yang disangkutkan dengan perkenan dapat dengan teliti diberikan batasbatas tertentu bagi tiap kasus.

Konsepsi yang menjadi dasar filosofis dari pemberian izin adalah sebagai instrument pengawas
terhadap perilaku masyarakat. Pemberian izin juga dapat diartikan dengan pembatasan terhadap
potensi- potensi yang jumlahnya terbatas.

Secara umum, izin diasumsikan sebagai keputusan yang bersifat menguntungkan. Sehingga tidak
begitu saja dapat ditarik kembali atau dirubah atas kerugian yang berkepentingan. Izin menurut
pengertiannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Izin dalam arti sempit, yaitu izin saja;
2. Izin dalam arti luas, yaitu :

a. Izin merupakan persetujuan;
b. Dispensasi yaitu pembebasan;
c. Lisensi yang biasa digunakan dalam bidang perdagangan;
d. Konsesi merupakan perjanjian antara pemerintah dan swasta dalam bidang
pertambangan untuk menyerahkan tugas- tugas pemerintah kepada pihak swasta yang
menyangkut kepentingan umum.8

Kekuasaan merupakan hak jabatan, yang berbeda dengan kewenangan yang merupakan hak yang
dijalankan dengan adanya tanggung jawab. Izin dalam istilah asing (Belanda) disebut
vergunning. Bentuk izin itu harus tertulis. Tujuan izin yaitu untuk mempengaruhi masyarakat
untuk mengikuti keinginan pemerintah :

1. Mengarahkan aktifitas tertentu (sturen);
2. Mencegah bahaya bagi lingkungan;
3. Keinginan untuk melindungi objek tertentu;
4. Hendak membagi benda-benda yang sedikit;
5. Mengarahkan dengan menyeleksi orang- orang dan aktifitas-aktifitas.9

2.3. Bentuk, Isi, dan Sifat Izin
8

Effendi, Taufiq. 2004. Tingkatkan Pelayanan Publik. Jakarta: Suara Pembaruan, hal 81

9

Hartono, Sri Redjeki. 2003. Aspek Keperdataan Pada Pelayanan Publik. Jakarta:
Rineka Cipta. hal 70

1. Bentuk dan isi perizinan

Izin selalu mengikuti peraturan yang mendasar. Sebagai suatu bukti dan dokumen hukum, maka
izin akan selalu berbentuk tertulis. Dalam izin selalu dicantumkan pihak yang mengeluarkan izin,
penerima izin, untuk apa izin diberikan beserta alasan- alasan pemberiannya.

Dalam hal perizinan memerlukan persyaratan tertentu, maka dalam izin tersebut dicantumkan
pula syarat-syarat tersebut. Dalam izin yang dikeluarkan tersebut akan dicantumkan pula akibat
hukum (diktum) dari izin. Diktum ini merupakan inti dari keputusan izin, yang berisi hak dan
kewajiban pemegang izin.10

2. Sifat izin

Izin merupakan keputusan pejabat/badan tata usaha negara yang berwenang, yang isinya atau
substansinya mempunyai sifat sebagai berikut.

1. Izin bersifat bebas, adalah izin sebagai keputusan tata usaha negara yang penerbitannya
tidak terikat pada aturan dan hukum tertulis serta organ yang berwenang dalam izin
memiliki kadar kebebasan yang besar dalam memutuskan pemberian izin.
2. Izin bersifat terikat, adalah izin sebagai keputusan tata usaha negara yang penerbitannya
terikat pada aturan dan hukum tertulis serta hukum tidak tertulis dalam izin kadar
kebebasannya dan wewenangnya tergantung pada kadar sejauh mana peraturan
perundang-undangan mengaturnya. Misalnya, izin yang bersifat terikat adalah IMB, izin
HO, izin usaha industri, dan lain-lain.
10

Syafrudin, Ateng. 2009. Perizinan Untuk Berbagai Kegiatan. Jakarta: Gramedia
Pustaka, hal 38

3. Izin yang bersifat menguntungkan, izin yang isinya mempunyai sifat menguntungkan
pada yang bersangkutan. Dalam arti, yang bersangkutan diberikan hak-hak atau
pemenuhan tuntutan yang tidak aka nada tanpa keputusan tersebut. Misalnya, SIM, SIUP,
SITU, dan lain-lain.
4. Izin yang bersifat memberatkan, merupakan izin yang isinya mengandung unsur-unsur
memberatkan dalam bentuk ketentuan-ketentuan yang berkaitan kepadanya, memberikan
beban kepada orang lain atau masyarakat sekitarnya. Misalnya, pemberian izin kepada
perusahaan tertentu, bagi mereka yang tinggal disekitarnya merasa dirugikan maka izin
tersebut merupakan suatu beban. Pembedaan antara izin yang bersifat menguntungkan
dengan izin yang bersifat memberatkan adalah dalam hal penarikan kembali/pencabutan
dan perubahannya.
5. Izin yang segera berakhir, merupakan izin yang menyangkut tindakan yang akan segera
berakhir atau izin yang masa berlakunya relative pendek. Misalnya, IMB, yang berlaku
hanya pada saat untuk mendirikan bangunan dan berakhir setelah bangunan selesai
didirikan.
6. Izin yang berlangsung lama, merupakan izin yang menyangkut tindakan yang
berakhirnya atau masa berlakunya relative lama, misalnya izin usaha industri dan izin
yang berhubungan dengan lingkungan.
7. Izin yang bersifat pribadi, merupakan izin yang isinya tergantung pada sifat atau kualitas
pribadi dan pemohon izin. Misalnya, izin mengemudi (SIM).
8. Izin yang bersifat kebendaan, merupakan izin yang isinya tergantung pada sifat objek
izin, misalnya izin HO, SITU, dan lain-lain.

2.4 . Pengertian dan Pengaturan Lembaga Pendidikan Privat.

Pada hakikatnya, yang dimaksud dengan pendidikan adalah pengaruh bimbingan, arahan dari
orang dewasa kepada anak yang belum dewasa agar menjadi dewasa, mandiri, memiliki
kepribadian yang utuh dan matang. Kepribadian yang dimaksud memiliki semua aspek yaitu
cipta, rasa. dan karsa.

Dalam prosesnya, pendidikan dalam sebuah bangsa khususnya di Indonesia sudah mengalami
perubahan dan kemajuan dari masa ke masa. Berpedoman pada tujuan yaitu untuk mencerdaskan
bangsa dan memenuhi standar pendidikan yang berkualitas.

Perkembangan belajar siswa tidak selalu berjalan lancar dan memberikan hasil