Mempertahankan Islam dari pemahaman pemisahan agama dan negara

52 BAB IV UPAYA MOHAMMAD NATSIR MEWUJUDKAN KONSEP NEGARA YANG DI CITA – CITAKAN

A. Mempertahankan Islam dari pemahaman pemisahan agama dan negara

Tatkala Soekarno menjalani hukuman di penjara Ende, Flores, dia mulai tertarik kepada soal-soal agama dan menulis surat kepada Tuan Hasan, pemimpin Persatuan Islam Persis yang meminta untuk dikirimi sejumlah buku terbitan Persatuan Islam. Setelah dipindahkan tempat pembuangannya dari Ende ke Bengkulu Soekarno menjadi anggota Muhammadiyah setempat dan mulai menulis artikel untuk majalah Panji Islam yang terbit di Medan. Rangkaian artikel yang pertama diberi judul “memudakan pengertian Islam”, kemudian disambung “apa sebab Turki memisahkan agama dari negara dan “masyarakat onta dan masyarakat kapal terbang” dan lain-lain. Artikel-artikel Soekarno tersebut berisi tentang pandangan terhadap situasi sosial politik luar negeri dan modernisasi Islam yang dilakukan oleh Mustafa Kemal Pasha di Turki yang dianggap telah melakukan pemisahan antara negara dan agama Islam tanpa meninggalkan Islam, sehingga negerinya mencapai kemajuan. Pada dasarnya artikel tersebut berusaha menolak agama turut serta dalam urusan kenegaraan. Menanggapi tulisan-tulisan Soekarno tersebut, Mohammad Natsir kemudian membantahnya secara langsung dengan mempergunakan nama 53 samaran A. Moechlis dengan menulis sejumlah artikel yang dimuat dalam majalah Panji Islam dan Al Manar. Diantara tulisan-tulisan Mohammad Natsir tersebut antara lain : sikap Islam terhadap kemerdekaan berfikir, Persatuan agama dengan negara, Arti Agama dalam Negara, Mungkinkah Qur’an mengatur negara, Islam Demokrasi ?, Mengasih Islam bersinggasana dalam kalbu, Kemal Pasya dan Vrijmtselarij, Syeikh yang maha hebat dan berhakim kepada sejarah. Semua artikel tersebut dapat dibaca dalam buku capita selecta yang berisi kumpulan tulisan Mohammad Natsir Pokok pikiran Mohammad Natsir tentang Islam dan negara yang dimuat dalam majalah Panji Islam merupakan tanggapan terhadap tulisan- tulisan Soekarno tentang Islam yang berjudul : apa sebab Turki memisahkan agama dari negara. Pada dasarnya tulisan Soekarno dalam majalah Panji Islam tersebut mengagumi sekularisme Mustafa Kemal Pasha di Republik Turki dengan mengambil sistem pemerintahan barat yang memisahkan antara agama dan negara sebagai model pemerintahannya. Menurutnya Nabi besar Muhammad hanyalah seorang nabi semata, bukan kepala negara dan misinya tidak untuk membentuk negara. Mohammad Natsir kemudian menanggapi tulisan-tulisan Soekarno tersebut dengan menyatakan bahwa Islam berbeda dari agama-agama lain yang mengandung peraturan-peraturan dan hukum-hukum kenegaraan, termasuk hukum perdata dan pidana. Untuk melaksanakan hukum-hukum tersebut tentunya diperlukan lembaga yang dengan kekuasaannya dapat 54 menjamin berlakunya hukum-hukum itu. Oleh karena itu adanya penguasa atau pemerintah merupakan suatu keharusan. Mohammad Natsir menjamin bahwa dalam satu negara yang berdasarkan Islam umat dari agama-agama lain mendapat kemerdekaan beragama dengan luas dan mereka tidak akan berkeberatan kalau di negara itu berlaku hukum Islam mengenai soal-soal kemasyarakatan, karena hukum tersebut tidak bertentangan dengan agama mereka, mengingat bahwa dalam agama mereka tidak ada peraturan yang bersangkutan dengan hal-hal semacam itu. dengan berlakunya undang-undang Islam agama mereka tidak akan terganggu, tidak akan rusak dan tidak akan kurang suatu apa. Dari rangkaian karangan Mohammad Natsir yang berusaha untuk membantah rangkaian karangan Soekarno tersebut, Mohammad Natsir ingin menunjukkan kepada umat bahwa pada dasarnya Islam memiliki aturan yang berhubungan dengan hukum kenegaraan dan pidana serta muamalah yang semua itu merupakan bagian tak terpisahkan dari Islam.

B. Sikap terhadap Pancasila