Pengertian Tempat Pelelangan Ikan TPI Hubungan Penyakit Dermatitis dengan Tempat Pelelangan Ikan

29 Menurut William B. Abraham dan Robert Berkow 1999: 655, salep kortikosteroid dengan konsentrasi sedang harus dioleskan tiga kali sehari pada bagian-bagian kuli yang sakit. Pemberian salep ini membantu meradakan gejala pruritus dan mengendalikan inflamasi. Emolien harus dipakai diantara saat-saat pengolesan salep kortikosteroid jika kulit terlihat kering. Setelah gejalanya dapat dihilangkan, pemakaian kortikosteroid topikal dapat dikurangi dan sering dihentikan untuk memberikan kesempatan bagi pemakaian emolien saja. Antihistamin dapat meringankan gejala pruritus dan membantu pasien agar dapat tidur. Namun demikian, preparat ini harus digunakan dengan hati-hati pada orang lanjut usia karena kadang-kadang menimbulkan agitasi paradoksal. Fototerapi dengan sinar ultraviolet yang mempunyai kisaran panjang gelombang 290 hingga 320 nm UV-B atau PUVA kadang-kadang efektif tetapi sering kurang menyenangkan bagi pasien. Karena itu, terapi ini biasanya tidak dipertimbangkan sebagai pilihan pengobatan sebelum semua cara lainnya gagal William B. Abraham dan Robert Berkow, 1999: 655.

2.1.3 Tempat Pelelangan Ikan

2.1.3.1 Pengertian Tempat Pelelangan Ikan TPI

Menurut Bustami Mahyuddin 2007, pelelangan ikan adalah suatu kegiatan di suatu tempat pelelangan ikan guna mempertemukan antara 30 penjual dan pembeli sehingga terjadi tawar-menawar harga ikan yang mereka sepakati bersama. Tempat pelelangan ikan di suatu Pelabuhan Perikanan yaitu merupakan sentral kegiatan perikanan Bustami Mahyuddin, 2007.

2.1.3.2 Hubungan Penyakit Dermatitis dengan Tempat Pelelangan Ikan

TPI Tempat Pelelangan Ikan TPI pada dasarnya merupakan tempat para nelayan bekerja sehari-hari dalam proses jual beli ikan hasil tangkapannya. Di tempat pelelangan ikan sebaiknya dijaga kebersihannya supaya tercipta kondisi lingkungan kerja yang sehat dan nyaman. Tetapi sebaliknya dalam segala kegiatan di tempat pelelangan ikan ternyata menimbulkan banyak sekali sampah dari sisa-sisa ikan dan banyak air yang tergenang di lantai karena tersumbatnya aliran air, hal ini akan memberikan dampak negatif pada tempat kerja yaitu pencemaran lingkungan kerja Bustami Mahyuddin, 2007. . Nelayan yang bekerja di tempat pelelangan ikan akan mendapatkan resiko terkena penyakit menular dan tidak menular. Beberapa contoh penyakit yang dapat timbul di tempat pelelangan ikan yaitu Dermatitis, Desentri, dan Thypus Joko Suyono, 1995: 195. Dermatitis akibat kerja atau yang didapat sewaktu melakukan pekerjaan, banyak penyebabnya. Agen sebagai penyebab penyakit kulit tersebut atara lain berupa agen-agen fisik, kimia, maupun biologis. Kebanyakan agen terdapat dalam pekerjaan industri, akan tetapi paparan 31 terhadap kondisi cuaca lazim pada pekerjaan pertanian dan nelayan. Respon kulit terhadap agen-agen tersebut dapat berhubungan dengan alergi Arief Mansjoer, 2000: 86. Penyakit kulit pada nelayan mungkin akibat air laut yang karena kepekatannya menarik air dari kulit, dalam hal ini air laut merupakan penyebab dermatitis kulit kronis dengan sifat rangsangan primer. Tapi penyakit kulit mungkin pula disebabkan oleh jamur-jamur atau binatang- binatang laut. Pekerjaan basah merupakan tempat berkembangnya penyakit jamur, misalnya monoliasis. Serkarial dermatitis mungkin menghinggapi nelayan-nelayan yang hidup di pantai dengan keadaan sanitasi kurang baik, penyebabnya ialah larva sejenis cacing. Beberapa jenis ikan dapat menyebabkan kelainan kulit, biasanya nelayan-nelayan mengetahui jenis-jenis ikan yang mendatangkan gatal Cinta Lestari, 2009. Sering dan lama paparan sinar matahari. Sering dan lama kontak dengan air laut, yang dikaitkan dengan terus-menerus basah dan potensi bahaya makhluk laut. Pajanan terhadap perubahan dalam kondisi lingkungan, terutama yang berkaitan dengan temperatur yang ekstrim dan kelembaban. Kontak dengan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan laut yang mungkin berbahaya bagi kulit karena mereka dapat menyebabkan untuk misalnya dermatitis kontak dan cedera traumatik yang dapat menjadi portal masuk untuk berbagai agen infeksi Khalil I. AI Hamdi, 2009. 32

2.1.4 Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Dermatitis pada