Portofolio Dalam Perspektif Manajemen In

PORTOFOLIO DALAM PERSPEKTIF MANAJEMEN INVESTASI
Oleh: M. Kuncara Budi Santosa (Mahasiswa S3 Akuntansi UGM)

“Portofolio" sering digunakan untuk menyebutkan strategi investasi yang dimiliki baik oleh institusi
ataupun perorangan. Portofolio merupakan bagian strategi investasi dan manajemen risiko yang
disebut diversifikasi. Dengan memiliki beberapa portofolio aset, risiko investasi dapat dikurangi.
Adalah William Forsyth Sharpe, lahir di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, 16 Juni 1934;
umur 78 tahun, ialah seorang ekonom Amerika Serikat yang memenangkan Nobel Ekonomi pada
tahun 1990. Sharpe adalah salah satu pencetus Capital Asset Pricing Model, menciptakan
perbandingan Sharpe untuk analisis pelaksanaan investasi sesuai risiko, ikut serta
mengembangkan metode binomial untuk penilaian opsi, metode gradien untuk optimisasi alokasi
aset, dan analisis gaya berdasar hasil untuk penilaian gaya dan pelaksanaan dana investasi
(http://id.wikipedia.org/wiki/Portofolio).
William Sharpe adalah salah satu pencipta dari "Model Aset Modal Pricing", sebuah teori yang
dimulai sebagai pencarian untuk mengidentifikasi portofolio titik singgung portofolio yang paling
optimal.
Sharpe dalam penelitian keuangan pada tahun 1960 dengan model mean-variance Harry
Markowitz, telah membuat penemuan luar biasa yang mengubah teori dan praktek investasi di
Amerika Serikat dan dunia. Penemuan itu berdasarkan sebuah model ideal dari pasar, di mana
investor akan mengkombinasikan pilihan aset berisiko dan tidak beresiko untuk menemukan
portofolio return yang optimal. Sejak saat itu, CAPM telah menjadu model utama yang digunakan

untuk memperkirakan risiko dan return dari portofolio investasi.
CAPM atau “Capital Asset Pricing Model" menjelaskan harga sekuritas relatif dalam hal kontribusi
suatu sekuritas dengan risiko portofolio secara keseluruhan adalah solusi teoritis untuk identitas
portofolio yang paling optimal sebagai trafe-off antara return dan resiko sekuritas.

Walaupun CAPM menggunakan beberapa asumsi ideal tentang ekonomi misalnya setiap investor
akan memulih portofolio investasi pada security market line yang paling optimal atau setiap
investor akan menahan portofolio yang sama dari aset berisiko, CAPM merupakan alat yang
sangat berguna. CAPM telah menjadi resep untuk portofolio investasi, serta alat untuk
memperkirakan tingkat pengembalian yang diharapkan.
Teori portofolio telah membantu mengembangkan p
engambilan keputusan oleh investor. Teori portofolio menjelaskan adanya trade-off antara risiko
dan return, dan menunjukkan bagaimana risiko investor sangat bergantung kepada diversifikasi.
Model portofolio modern saat ini telah digunakan untuk menentukan tingkat return yang diharapkan
dari hasil investasi dan akhirnya menyajikan bukti tentang informasi apa yang dapat digunakan
untuk mendapatkan strategi keuntungan investasi yang optimal.
Berikut ini merupakan beberapa contoh riset-riset empiris yang berkaitan dengan teori portofolio
tersebut diatas:
Makalah yang ditulis olej Marshall E. Blume dengan judul The Relative Efficiency of Various,
Portfolios : Some Further Evidence, Marshall E. Blume, yang diterbitkan didalam The Journal of

Finance, VOL. XXXV. NO. 2, May 1980 ini telah memberikan beberapa bukti efisiensi relatif dari
portofolio obligasi, portofolio saham, dan berbagai kombinasi dari kedua portofolio, termasuk pasar
kombinasi tertimbang.
Portofolio pasar atas aset berisiko telah lama memainkan peran sentral di dalam kesetimbangan
teori pasar modal. Fama, Ross dan Rou telah menunjukkan diperlukan kondisi yang cukup untuk
validitas model harga aset Sharpe-Lintner agar pasar portofolio aset berisiko menjadi efisien.
Berdasarkan data dari bursa saham di USA dari tahun 1952-1977, selama 27 tahun yang berakhir
pada tahun 1977, rata-rata utilitas sebenarnya untuk strategi saham melebihi bahwa untuk strategi

obligasi 0,0110. Selama ini 27 tahun yang sama, rata-rata return yang diharapkan untuk strategi
saham melebihi strategi obligasi. Makalah ini telah menyajikan beberapa bukti walaupun lemah
bahwa portofolio obligasi mungkin kurang efisien dibandingkan portofolio saham atau portofolio
obligasi dan saham.
Dalam membandingkan efisiensi relatif dari portofolio saham untuk dua varian dari portofolio
obligasi dan saham, tidak ada dominasi yang jelas, dengan hasil tergantung pada jangka waktu
dan jenis analisis. Prosedur yang digunakan dalam makalah ini untuk menilai prediksi distribusi
sama dengan yang digunakan dalam tes sebelumnya dari model Sharpe-Lintner.
Analisis teknik Monte Carlo yang digunakan dalam makalah ini membantu untuk menempatkan
perspektif investor di dalam memastikan efisiensi relatif dari portofolio berisiko yang berbeda dari
data bulanan selama 27 tahun yang digunakan dalam riset ini .

Sedangkan artikel kedua yang berjudul “A Risk-Free Portfolio with Risky Assets” yang ditulis oleh
José Rigoberto Parada Daza & Marcela Parada Contzen berupaya mengembangkan implikasi
pembentukan portofolio bebas risiko dengan menggunakan aset-aset yang berisiko.
Sebagaimana kita ketahui bahwa teori portofolio secara tradisional dimulai dengan
mengasumsikan bahwa portofolio dapat dipisahkan menjadi aset bebas risiko dan berisiko.
Black (1972) menunjukkan bahwa model CAPM akan terpenuhi bahkan tanpa adanya aset yang
bebas risiko; aset ini didefinisikan sebagai memiliki β = 0. Dalam model ini, portofolio pasar juga
didefinisikan sebagai sebuah portofolio yang merupakan aset berisiko dengan β = 1 (Jarrow,
1988). CAPM membutuhkan aset bebas risiko (yaitu, dengan β = 0) dan aset dari portofolio pasar
(yaitu, dengan β = 1).
Penulis mengembangkan cara alternatif untuk menghasilkan portofolio untuk mendapatkan return
dengan risiko minimal sesuai dengan yang diinginkan oleh investor. Implikasi praktis yang dapat

kita pelajari arti dari hasil riset ini adalah bahwa portofolio dapat di buat bahkan ketika sulit untuk
menemukan aset bebas risiko.
Dalam penelitian terbaru ini, Parada (2008) mengembangkan beberapa proposisi untuk
membangun portofolio terdiri dari aset berisiko untuk mengganti aset yang bebas risiko,
selanjutnya menentukan proporsi yang harus diinvestasikan untuk menghasilkan portofolio yang
dapat mengganti portofolio pasar.
Parada (2008) mempertimbangkan masalah berdasarkan pendekatan ini dan adalah mungkin

untuk membentuk portofolio yang setara dengan aset bebas risiko dengan cara melakukan
kombinasi aset-aset berisiko. Diharapkan portofolio baru ini memiliki risiko nol.
Dari presentasi dan contoh yang digunakan dalam makalah ini, Penulis menyimpulkan bahwa
situasi awal dari validitas CAPM tergantung pada keberadaan aset bebas risiko, atau aset dengan
β = 0. Penulis menyimpulkan bahwa portofolio setara dengan portofolio pasar dapat dilakukan
dengan pencampuran dua aset yang berisiko, masing-masing portofolio memiliki β ≠ 0; Portofolio
alternatif ini memiliki risiko nol dan laba rata-rata sama dengan aset bebas risiko.
Artikel ketiga yang berjudul “Horizon Diversification: Reducing Risk in a Portfolio of Active
Strategies” ditulis oleh Simon Polbennikov, Albert Desclee and Jay Hyman dan dimuat dalam The
Journal of Portfolio Management, Winter 2010. Inti dari artikel ini adalah bagaimana bagaimana
mengurangi risiko dengan malakukan diversifikasi dalam portofolio strategi aktif.
Sebagaimana diketahui bahwa diversifikasi portofolio aset adalah konsep yang diterima secara
luas di industri keuangan. Investor mengalokasikan kepemilikan mereka di instrumen dengan
struktur korelasi yang tidak sempurna. Akibatnya, risiko portofolio secara keseluruhan berkurang.
Satu masalah dengan konvensional bentuk diversifikasi adalah bahwa pasar yang berbeda
segmen dapat menjadi semakin berkorelasi, terutama di saat tertekan, misalnya, korelasi sejarah
antara return saham dan kredit di AS dan Eropa.

Penulis berkeyakinan bahwa eksposur waktu yang panjang dan pendek untuk pasar yang
berbeda, dengan strategi aktif dapat mengurangi sensitivitas korelaso portofolio aset. Portofolio

strategi aktif merupakan bagian penting dari strategi pemisahan alpha-beta; di mana sebuah
strategi alfa dapat dikombinasikan dengan replikasi beta dari setiap target yang diinginkan.
Dalam diversifikasi, pendekatan seluruh strategi aktif (diversifikasi alpha) akan memperbaiki
alokasi portofolio aset dalam hal kompleksitas, risiko, dan ketergantungan struktur.
Di dalam portofolio strategi aktif, dua jenis korelasi harus diperhitungkan, yaitu antara korelasi aset
dan korelasi sinyal. Penulis berharap diversifikasi strategi aktif akan menjadi paling efektif dalam
mengurangi risiko saat aktiva yang mendasarinya tidak berkorelasi.
Diversifikasi diantara aset yang tidak berkorelasi satu dengan yang lain dapat mengurangi risiko.
Fokus peneliti adalah bagaimana menciptakan portofolio yang tidak bersifat portofolio statis, tetapi
lebih bersifat strategi aktif, baik bersifat jangka panjang maupun jangka pendek dari masingmasing aset yang dipilih untuk menghasilkan keuntungan yang aktif. Setiap strategi aktif
didasarkan pada komponen yang mendasari instrumen portofolio dan sinyal pasar. Sinyal pasar
merupakan informasi yang dikumpulkan untuk digunakan sebagai strategi meramalkan return
masa depan .
Kesimpulan yang bisa diambil di dalam artikel ini adalah bahwa manajemen portofolio aktif tidak
pernah bersifat sederhana. Adalah tidak mudah untuk memastikan bahwa berbagai strategi yang
diambil bersifat independen. Bisa saja terjadi korelasi di antara berbagai aset didalam portofolio
tiba-tiba meningkat dan akan mempengaruhi return dan resiko yang akan didapatkan.
Ketika aset tersebut berkorelasi, sangatlah penting bagi manajer untuk memastikan bahwa
pembentukan pandangan proses tidak berkorelasi dengan sinyal pasar. Sangat dimungkinkan
melakukan strategi yang berbeda dengan menggunakan sinyal yang dihasilkan dari variabel


terkait. Misalnya, pandangan bahwa pemulihan ekonomi dapat menemukan strategi tarif, strategi
kredit, dan strategi hipotek, akan memungkinkan investor membuat strategi yang berbeda.
Diversifikasi bisa membantu mengurangi korelasi antara strategi portofolio dengan dua cara.
Pertama, strategi seringkali mengubah eksposur portofolio relatif terhadap yang lain, sehinga harsil
portofolio cenderung terpengaruh negatif oleh peristiwa pasar yang sama. Kedua, pembentukan
pandangan proses secara intrinsik berbeda pada waktu yang berbeda, karena panjang –
pendeknya waktu berinvestasi akan mempengaruhi variabel analisis yang berbeda. Namun
demikian, selama manajer menyadari risiko dan dapat melakukan kontrol secara tepat, diversifikasi
dapat membantu mengurangi risiko keseluruhan dari portofolio strategi aktif.

REFERENSI:
 The Relative Efficiency of Various, Portfolios : Some Further Evidence, Marshall E. Blume,


The Journal of Finance, VOL. XXXV. NO. 2, May 1980
A Risk-Free Portfolio with Risky Assets, José Rigoberto Parada Daza & Marcela Parada
Contzen, Universidad de Concepción, Chile International Research Journal of Finance and
Economics ISSN 1450-2887 Issue 32 (2009), © EuroJournals Publishing, Inc. 2009,
http://www.eurojournals.com/finance.htm


 Horizon Diversification: Reducing Risk in a Portfolio of Active Strategies, Simon
Polbennikov, Albert Desclee and Jay Hyman, The Journal of Portfolio Management, Winter


2010
Portofolio, http://id.wikipedia.org/wiki/Portofolio