FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BEI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR
MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERCATAT DI BEI

SKRIPSI

Oleh
Eko Pramudyo
05.610.041

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MENEJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
2011

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Seraya mengucap syukur Alhamdulilah, penulis menghaturkan terima kasih
yang sebesar-besarNya kehadirat Allah S.W.T atas taufik dan hidayah-Nya telah
tersusun skripsi ini yang berjudul ”Faktor-faktor yang mempengaruhi

Struktur Modal pada perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI Tahun 20062009”.
Maksud dantujuan penyusunan skripsi ini adalah guna memenuhi salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan Program Strata satu (S1) Pada Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Malang.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak menerima dan mendapat
bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena, itu dalam kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dra. Erna Retna Rahadjeng, M.M,AFP, Dosen pembimbing I yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam penyusunan skripsi ini
2. Drs.H.M.Jihadi,M.Si

Dosen

pembimbing

II

yang


telah

banyak

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
penyusunan skripsi ini
3. Bapak Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang
4. Ibu

Ketua

Jurusan

Muhammadiyah Malang.

Manajemen

Fakultas

Ekonomi


Universitas

5. Bapak dan ibu yang telah memberikan dorongan baik moril maupun
materil.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dalam
penyusunan skripsi ini.
Disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki peneliti,
oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini
bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malang, Pebruari 2011

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………..

i


ABSTRAK ……………………………………………………………….

ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………….

iii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………

iv

DAFTAR TABEL ………………………………………………………

v

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………

vi


BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….

1

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………..

1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………

5

C. Batasan Masalah ………………………………………………..

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………….

8


A. Penelitian Terdahulu ……………………………………………

8

B. Tinjauan Pustaka ……………………………………………….

8

a. Teori struktur Modal………………………………………...

8

1. Signaling Theory ……………………………………….

8

2. Pecking order Theory ………………………………….

9


3. Asymmetric Information Theory ………………………..

10

4. Pendekatan Modigliani dan Miller ……………………

11

5. Pendekatan Laba Bersih atau Net Income (NI) ………

12

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi stuktur modal …………

12

c. Komponen Struktur Modal …………………………………

16


C. Kerangka Pikir …………………………………………………..

20

D. Hipotesis ………………………………………………………….

21

BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………

22

A. Jenis Penelitian …………………………………………………..

22

B. Jenis data …………………………………………………………

22


C. Sumber Data
D. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Pengukuran……...

22

E. Populasi dan Sampel ……………………………………………..

24

F. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………

25

G. Teknik Analisis Data …………………………………………….

25

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Perusahaan…………………………………………….


31

B. Analisis Regresi Linear Berganda ……………………………….

35

C. Pengujian Asumsi Klasik …………………………………………

37

D. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………….

47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………….

50


B. Saran ………………………………………………………………

50

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………

51

Lampiran
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ……………………………………………….

20

Gambar 3.1 Gambar nilasi kritis sebaran T ……………………………….

30

Gambar 4.1 Grafik Normal P-P plot of regression standardized residual ……

39

Gambar 4.2 Scatter Plot uji Heteroskedasitas …………………………….

43

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Regresi Linear Berganda ………………………………….

36

Tabel 4.2 Koefisien determinasi ……………………………………….

37

Tabel 4.3 Kolmogorov-Smirnov Test ……………………………………

38

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ………………………………………

41

Tabel 4.5 Nilai Durbin Watson untuk Uji Autokorelasi ………………...

42

Tabel 4.6 Hasil Regresi Berganda Untuk Uji F ………………………..

44

Tabel 4.7 Hasil Regresi Berganda Untuk Uji t …………………………….

46

DAFTAR PUSTAKA
Aditya,Januarino,2006. Studi Empiris Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur

modal Pada Perusahaan Manufaktur di bursa efek Jakarta tahun 20002003.Yogyakarta
Brigham dan Houston. 2006.Management Keuangan. Buku II, Jakarta: Erlangga
Gujarati.2005., Damodar. Ekonometrika Dasar. Penerbit Erlangga

Modigliani, F. and M.H.Miller. 1963. “Corporate Income Taxes and The Cost of
Capital : a correction”. American Economic Review, pp.433-443.
Myers, Stewart C, 2006, “The Capital Structure Puzzle”, Journal of Finance,
V.39, July : 575-592
Saidi. 2004. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi. Vol. 11. STIE Stikubank Semarang
Sartono, Agus. 2008. Management Keuangan dan Aplikasi.Yogyakarta: BPFE.
Suad Husnan.2006. Manajemen Keuangan. Buku Kelima. Yogyakarta: BPFE
Sekaran,Uma.2006. Metodelogi Penelitian Untuk Bisnis.Jakarta:Salemba Empat
Santoso. 2002. Metoda Statistika. Edisi Keenam. Bandung: Penerbit Tarsito.

Riyanto Bambang, 2002, Dasar-dasar Pembelanjaan, Yayasan Badan Penerbit
Gajah Mada.
Priyatno.Duwi.2009. SPSS untuk Analisis Korelasi, Regresi dan
Multivariate.Yogyakarta: Gava Media.
Weston, J.F dan Brigham. 2007. Dasar Management Keuangan. Jakarta: Erlangga.

www.idx.go.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam melakukan kegiatan sehari-hari perusahaan melakukan usahanya
agar dapat berkembang dari tahun ke tahun membutuhkan modal. Setiap
perkembangan usaha juga diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan
modal semakin besar, kenaikan modal tidak selalu diikuti kenaikan
rentabilitas karena kenaikan modal belum dapat menentukan keuntungan
atau kerugian penggunaan modal tersebut, ini bisa dilihat dalam rasio yang
dihasilkan dari periode ke periode berikutnya, dengan mengetahui
perkembangan modal maka apabila terjadi penurunan. Pihak management
perusahaan dapat bertindak mengambil kebijaksanaan untuk mengetahui
permasalahan yang terjadi pada perusahaan.
Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah
pendanaan, beberapa pakar sepakat bahwa untuk keluar dari krisis
ekonomi ini sektor riil harus digerakkan untuk merangsang pertumbuhan
ekonomi. Dunia Usaha mengalami banyak hambatan, salah satunya yang
sangat krusial adalah masalah pendanaan. Dunia usaha mengalami
kemunduran yang diakibatkan oleh kemacetan kredit - kredit yang
diberikan ke dunia usaha tanpa memperhitungkan batas maksimum
pemberian kredit dimasa lalu oleh perbankan dan masalah kelayakan
kredit yang disetujui.

1

2
Pihak

manajemen

maupun

pihak

kreditor

sudah

seharusnya

mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah pendanaan
ini. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi evaluasi manajemen.
Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi
persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti
sekarang ini akan selalu dilakukan baik oleh perusahaan besar maupun
perusahaan kecil. Upaya tersebut merupakan permasalahan tersendiri bagi
perusahaan, karena menyangkut pemenuhan dananya yang diperlukan.
Modal merupakan salah satu elemen terpenting dalam peningkatan
pelaksanaan perusahaan disamping sumber daya manusia, mesin dan
metode.

Perusahaan sering kali menghadapi masalah–masalah yang

timbul dikarenakan kesulitan dalam hal permodalan baik dalam hal
pembelanjaan

maupun

dalam

mengalokasikan

modal.

Merupakan

tanggung jawab manajer keuangan dalam pengelolaan modal suatu
perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan dalam pengelolaan modal
sangat tergantung pada bagaimana seorang manajer keuangan dalam hal
pembelanjaan dan pengalokasian modal perusahaan.
Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya
mengutamakan sumber dari dalam perusahaan, maka akan sangat
mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. Apabila kebutuhan
dana sudah sedemikian meningkatnya karena pertumbuhan perusahaan,
dan dana dari sumber internal sudah digunakan semua, maka tidak ada

3
pilihan lain, selain menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan
baik dari hutang (debt financing) maupun dengan mengeluarkan saham
baru (external equity financing) dalam memenuhi kebutuhan dananya.
Prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk pengembangan
bisnisnya. Pemenuhan dana tersebut berasal dari sumber internal ataupun
sumber eksternal. Karena itu, para manajer keuangan dengan tetap
memperhatikan cost of capital perlu menentukan struktur modal dalam
upaya menetapkan apakah kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dengan
modal sendiri ataukah dipenuhi dengan modal asing. Dalam melakukan
keputusan pendanaan, perusahaan juga perlu mempertimbangkan dan
menganalisis kombinasi sumber-sumber dana ekonomis guna membelanjai
kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya.
Besar kecilnya angka rasio struktur modal menunjukkan banyak
sedikitnya jumlah pinjaman jangka panjang daripada modal sendiri yang
diinvestasikan pada aktiva tetap yang digunakan untuk memperoleh laba
operasi. Semakin besar angka rasio struktur modal berarti semakin banyak
jumlah pinjaman jangka panjang, sehingga semakin banyak bagian dari
laba operasi yang digunakan untuk membayar beban bunga tetap, dan
semakin banyak aliran kas yang digunakan untuk membayar angsuran
pinjaman, akibatnya semakin sedikit jumlah laba bersih sesudah pajak
yang akan diterima oleh perusahaan.
Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai operasi
perusahan, yang bisa dipenuhi dari pemilik modal sendiri atau dari pihak

4
lain berupa hutang, dana tersebut mempunyai modal yang ditanggung
perusahaan. Struktur Modal akan menentukan biaya modal. Biaya Modal
adalah balas jasa yang harus dibayar perusahaan kepada masing – masing
pihak yang menanamkan modal dalam perusahaan.
Dalam kaitanya dengan biaya modal sendiri maupun hutang perlu
dirinci lebih lanjut, karena tiap - tiap jenis modal mempunyai konsekuensi
tersendiri, baik jenis, cara perhitungan maupun ada atau tidak adanya
keharusan untuk dibayarkan. Sumber modal yang dimaksud disini terbatas
pada modal tetapnya saja, yaitu hutang jangka panjang, modal saham
preferen dan modal saham biasa.
Perusahaan makanan dan minuman adalah perusahaan yang bergerak
di bidang industri makanan dan minuman. Di Indonesia perusahaan
makanan dan minuman dapat berkembang pesat, hal ini terlihat dari
jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari periode ke
periode semakin banyak, walaupun ada beberapa perusahaan yang pernah
mengalami defisiensi modal untuk sementara karena imbas dari krisis
ekonomi. Tetapi tidak menutup kemungkinan perusahaan ini sangat
dibutuhkan masyarakat sehingga prospeknya menguntungkan baik di masa
sekarang maupun yang akan datang.
Alasan pemilihan sektor industri makanan dan minuman adalah karena
saham tersebut merupakan saham-saham yang paling tahan krisis ekonomi
dibanding sektor lain karena dalam kondisi krisis atau tidak, sebagian
besar produk makanan dan minuman tetap dibutuhkan. skala produksinya

5
besar dan membutuhkan modal yang besar pula untuk pengembangan
produk dan ekspansi pangsa pasarnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk
mengembangkan

penelitian

dengan

judul:

“Faktor-faktor

yang

Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang
tercatat di BEI”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
yang menjadi pokok pemasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut :
a. Berapa besar faktor-faktor apa yang mempengaruhi struktur
modal?
b. Dari faktor-faktor diatas mana yang mempunyai pengaruh
dominan terhadap struktur modal?
C. Batasan Masalah
Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Data yang akan dianalisa dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi tahun 20062009.
b.

Perusahaan

Manufaktur

yang

diamati

adalah

perusahaan

manufaktur jenis makanan dan minuman (foods and beverages)
yang terdapat di Bursa Efek Jakarta. Perusahaan ini dipilih karena

skala produksinya besar dan membutuhkan modal yang besar pula
untuk pengembangan produk dan ekspansi pangsa pasarnya.

6

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1.

Untuk mengetahui besar dari faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal

2.

Untuk mengetahui faktor yang dominan mempengaruhi struktur
modal perusahaan.

2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :
a. Perusahaan
Sebagai masukan yang dapat dijadikan tolak ukur pemikiran dalam
menyusun suatu struktur modal yang optimum dengan harapan melalui
pembentukan struktur modal yang maksimum, nilai perusahaan dapat
ditingkatkan.
b. Investor
Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi investor dalam
menentukan

alternatif

pendanaan

dan

aspek-aspek

yang

mempengaruhinya, serta sebagai salah satu masukan mengenai kinerja
perusahaan sehingga mempertimbangkan kebijakan calon investor dalam
menanamkan modalnya.

c. Peneliti Selanjutnya

7

Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini bisa menjadi referensi
bagi para akademisi dalam melakukan penelitian yang berhubungan
dengan struktur modal.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.

Penelitian Terdahulu

Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan
oleh Januarino Aditya (2006) dengan judul “Studi Empiris Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Jakarta Periode Tahun 2000 - 2003”.
Penelitian ini menggunakan variabel yang sama dengan penelitian
sebelumnya yaitu menggunakan variabel resiko bisnis, struktur aktiva, dan
profitabilitas untuk mengetahui pengaruhnya terhadap struktur modal
perusahaan.

Penelitian
terdahulu

Penelitian ini

variabel
Risiko bisnis,
struktur aktiva,
profitabilitas,
skala perusahaan
Risiko bisnis,
struktur aktiva,
profitabilitas

B. Tinjauan Pustaka
a.

Teori Struktur Modal
1.

Signaling Theory
8

Alat ukur
Regresi berganda

hasil
Smua variabel
mempengaruhi
secara signifikan

Regresi berganda

Smua variabel
mempengaruhi
secara signifikan

9
Isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen
perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana
manajemen memandang prospek perusahaan.
Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba
menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang
diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang
melebihi target struktur modal yang normal (Brigham dan Houston,
2006; 36).
Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan
cenderung untuk menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham oleh
suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat (signal) bahwa
manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram.
Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih
sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena
menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang
kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan
cerah.
2.

Pecking Order Theory
Secara singkat teori ini menyatakan bahwa : (a) Perusahaan menyukai
internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba
ditahan), (b) Apabila pendanaan dari luar (eksternal financing) diperlukan,
maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih
dulu, yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh

10
sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru
akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan.
Sesuai dengan teori ini, tidak ada suatu target debt to equity ratio, karena
ada dua jenis modal sendiri, yaitu internal dan eksternal. Modal sendiri yang
berasal dari dalam perusahaan lebih disukai daripada modal sendiri yang
berasal dari luar perusahaan.
Myers (2006; 25) perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan
dari modal internal, yaitu dana yang berasal dari aliran kas, laba ditahan dan
depresiasi.
3. Asymmetric Information Theory
Asymmetric Information atau ketidaksamaan informasi (Brigham dan
Houston, 2006; 35) adalah situasi di mana manajer memiliki informasi yang
berbeda (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang
dimiliki investor.
Asimetri informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai
informasi yang lebih banyak daripada para pemodal (Husnan, 2006; 325).
Dengan demikian, pihak manajemen mungkin berpikir bahwa harga saham
saat ini sedang overvalue (terlalu mahal). Kalau hal ini yang diperkirakan
terjadi, maka manajemen tentu akan berpikir untuk lebih baik menawarkan
saham baru sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih mahal dari yang
seharusnya.
Tetapi pemodal akan menafsirkan kalau perusahaan menawarkan saham
baru, salah satu kemungkinannya adalah harga saham saat ini sedang terlalu
mahal (sesuai dengan persepsi pihak manajemen). Sebagai akibatnya para

11
pemodal akan menawar harga saham baru tersebut dengan harga yang lebih
rendah. Karena itu emisi saham baru akan menurunkan harga saham.

4. Pendekatan Modigliani dan Miller
Sartono (2008:230) mengutip dari artikel Modigliani dan Miller
(MM), menyebutkan bahwa dimungkinkan munculnya proses arbitrase
yang akan membuat harga saham (nilai perusahaan) yang tidak
menggunakan hutang maupun yang menggunakan hutang, akhirnya
sama. Proses arbitrase muncul karena investor selalu lebih menyukai
investasi yang memerlukan dana yang lebih sedikit tetapi memberikan
penghasilan bersih yang sama dengan tingkat resiko yang sama pula.
Dalam keadaan pasar modal sempurna dan tidak ada pajak, MM
merumuskan bahwa biaya modal sendiri akan berperilaku sebagai
berikut :
K = K + ( K - K ) ( B/S ) …………………..
e

eu

Dimana :

eu

K
K

eu

d

= Modal sendiri
= biaya modal sendiri pada saat perusahaan tidak
menggunakan hutang

K

= biaya hutang

B

= nilai pasar hutang

S

= nilai modal sendiri

d

Dengan demikian MM menunjukkan bahwa dalam keadaan pasar
modal sempurna dan tidak ada pajak, maka keputusan pendanaan menjadi

12
tidak relevan, artinya penggunaan hutang ataukah modal sendiri akan
memberikan dampak yang sama bagi kemakmuran pemilik perusahaan.
Dalam keadaan ada pajak, MM berpendapat bahwa keputusan pendanaan
menjadi tidak relevan. Karena pada umumnya bunga yang dibyarkan
dapat dipergunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak
(bersifat tax deductible). Dengan kata lain apabila ada dua perusahaan
yang memperoleh laba operasi yang sama, tetapi yang satu menggunakan
hutang sedangkan yang satunya tidak, maka perusahaan yang membayar
bunga akan membayar pajak penghasilan yang lebih kecil. Penghematan
membayar pajak merupakan manfaat bagi pemilik perusahaan, maka
sudah tentu nilai perusahaan yang menggunakan hutang akan lebih besar
dari pada perusahaan yang tidak menggunakan hutang.
5. Pendekatan Laba Bersih atau Net Income (NI)
Sartono (2008:228) , pendekatan laba bersih mengasumsikan bahwa
investor mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat
kapitalisasi (K ) yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan
e

jumlah hutangnya dengan tingkat biaya hutang (K ) yang konstan pula.
d

Karena K dan K konstan maka semakin besar jumlah hutang yang
e

d

digunakan perusahaan, biaya modal rata-rata tertimbang (K ) akan
o

semakin kecil.
b.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal

13
Menurut Sartono (2008) ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan
struktur modal, yaitu :

1.

Risiko Bisnis
Berdasarkan pengertian risiko (Brigham dan Houston 2006: 178),

risiko didefinisikan sebagai peluang atau kemungkinan terjadinya
beberapa peristiwa yang tidak menguntungkan. Risiko bisnis adalah
ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan
bisnisnya.
Dalam perusahaan resiko bisnis akan meningkat jika menggunakan
hutang yang tinggi. Hal ini juga akan meningkatkan kemungkinan
kabangrutan. Hasil penelitian membuktikan bahwa perusahaan dengan
resiko yang tinggi seharusnya menggunakan hutang yang lebih sedikit
untuk menghindari kemungkinan kebangrutan.
2.

Struktur Aktiva
Struktur aktiva adalah perbandingan antara hutang jangka panjang

perusahaan (long term debt) dengan total aktiva (total assets). Pengukuran
struktur aktiva dilakukan dengan melakukan perbandingan antara total
hutang jangka panjang perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki.
Kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar daripada
modalnya tertanam dalam aktiva tetap (fixed assets), akan mengutamakan
pemenuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri,
sedang hutang sifatnya sebagai pelengkap.

14

3. Profitabilitas
Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba dari kegiatan bisnis yang dilakukannya Dalam penelitian
ini pengukuran terhadap profitabilitas diukur dengan membandingkan laba
setelah pajak dengan total asset.
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi
menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi
memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan
dengan dana yang dihasilkan secara internal.
Penilaian profitabilitas suatu perusahaan bermacam-macam tergantung
pada laba dan aktiva yang akan dibandingkan antara satu dengan lainya,
antara lain perbandingan laba yang berasal operasi atau usaha, laba netto
sesudah pajak dengan keseluruhan aktiva, ataukah perbandingan laba netto
sesudah pajak dengan modal sendiri, meskipun terdapat bermacam-macam
penilaian profitabilitas suatu perusahaan namun rasio yang digunakan pada
umumnya oleh para pemakai laporan keuangan adalah profitabilitas
ekonomi dan profitabilitas modal sendiri.
4. Tingkat Penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relative stabil berarti memiliki
aliran kas yang relative stabil pula, maka dapat menggunakan utang lebih
besar daripada peusahaan dengan penjualan yang tidak stabi.(Sartono
2008: 248)

15

5. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar
kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar kebutuhan
untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan
untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak
membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk
pembiayaan investasi. Potensi Perusaan ini dapat diukur dan besarnya
biaya penelitian dan pengembangan.semakin besar R&D cost-nya maka
berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh. (Sartono 2008 : 248)
6. Skala Perusahaan
Perushaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah
memperoleh modal di pasar modal disbanding dengan perusahaan kecil.
Karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki
fleksibilitas yang lebih besar pula. Bukti empiric menyatakan bahwa skala
perusahaan berhubungan positif dengan rasio antara hutang dengan nilai
buku ekuitas atau debt to book value of equity ratio. (Sartono 2008 : 249)
7. Variabel Laba dan Perlindungan Pajak
Variabel ini sangat erat kaitannya dengan stabilitas penjualan. Jika
variabilitas

laba

perusahaan

kecil

maka

perusahaan

mempunyai

kemampuan yang lebih besar untuk menanggung beban tetap dari utang.
Ada kecenderungan bahwa penggunaan utang akan memberikan manfaat
berupa perlindungan pajak. (Sartono 2008 : 249)

16

8. Kondisi Intern Perusahaan dan Ekonomi Makro
Perusahaan perlu menanti saat yang tepat untuk menjual saham dan
obligasi. Secara umum kondisi yang paling tepat untuk menjual obligasi
atau saham adalah pada saat tingkat bunga pasar sedang rendah dan pasar
sedang bullish. Tidak jarang perusahaan harus memberikan signal-signal
dalam rangka memperkecil informasi yang tidak simetris agar pasar dapat
menghargai perusahaan secara wajar. (Sartono 2008 : 249)
c.

Komponen Struktur Modal
Struktur

modal

suatu

perusahaan

secara

umum

terdiri

atas

beberapakomponen (Riyanto, 2002: 238) yaitu:
a.

Modal asing atau hutang jangka panjang adalah hutang jangka
waktunya adalah panjang umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang
jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai
perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan
karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah
yang besar. Komponen - komponen hutang jangka panjang ini terdiri
dari:
i.

Hutang hipotik (mortgage)
Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang yang
dijamin dengan aktiva tidak bergerak (tanah dan bangunan).
b) Obligasi (bond)

17
Obligasi adalah sertifikat yang menunjukan pengakuan bahwa
perusahaan meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya
kembali dalam jangka waktu tertentu. Pelunasan atau pembayaran
kembali obligasi dapat diambil dari penyusutan aktiva tetap yang
dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan.
Modal asing hutang jangka panjang di lain pihak, merupakan
sumber dana bagi perusahaan yang harus dibayar kembali dalam
jangka waktu tertentu.Semakin lama jangka waktu semakin ringan
syarat-syarat
mempermudah

pembayaran
dan

kembali

memperluas

hutang
bagi

tersebut

perusahaan

akan
untuk

mendayagunakan sumber dana yang berasal dari asing atau hutang
jangka panjang tersebut. Meskipun demikian, hutang tetap harus
dibayar pada waktu yang sudah ditetapkan tanpa memperhatikan
kondisi finansial perusahaan pada saat itu dan harus sudah disertai
dengan bunga yang sudah diperhitungkan sebelumnya, dengan
demikian seandainya perusahaan tidak mampu membayar kembali
hutang dan bunga, maka kreditur dapat memaksa perusahaan
dengan menjual asset yang dijadikan jaminannya.
Oleh karena itu, kegagalan membayar hutang atau bunganya
akan mengakibatkan perusahaan kehilangan kontrol terhadap
perusahaannya seperti halnya sebagian atau keseluruhan modal
yang ditanamkan dalam perusahaan, begitu pula sebaliknya para
kreditur dapat kehilangan control sebagian atau keseluruhan dana

18
pinjaman dan bunganya, karena segala macam bentuk yang
ditanamkan dalam perusahaan selalu dihadapkan pada risiko
kerugian. Struktur Modal pada dasarnya merupakan suatu
pembiayaan permanen yang terdiri dari modal sendiri dan modal
asing, dimana modal sendiri terdiri dari berbagai saham dan laba
ditahan.
Penggunaan modal asing akan menimbulkan beban yang tetap
dan besarnya penggunaan modal asing ini menurunkan leverage
keuangan yang digunakan perusahaan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa semakin besar proporsi modal asing atau
hutang jangka panjang dalam struktur modal perusahaan akan
semakin

besar

pula

risiko

kemungkinan

terjadinya

ketidakmampuan untuk membayar kembali hutang jangka panjang
beserta bunga pada jatuh tempo. Bagi kreditur hal ini berarti bahwa
kemungkinan turut serta dana yang mereka tanamkan dalam
perusahaan untuk dipertaruhkan pada kerugian juga semakin besar.
2 Modal Sendiri ( Shareholder Equity )
Modal Sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan
dan yang tertanam dalam perusahaan dalam jangka waktu tertentu
lamanya. Modal sendiri berasal dari sumber intern maupun extern,
sumber intern didapat dari keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan,
sedangkan sumber extern berasal dari modal yang berasal dari pemilik
perusahaan. Komponen Modal sendiri terdiri dari.

19
a) Modal Saham
Saham adalah tanda bukti kepemilikan suatu Perusahaan Terbatas
(P.T), dimana modal saham terdiri dari.
1) Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang
yang ditanamkan oleh investor, dengan memiliki saham ini berarti
ia membeli prospek dan siap menanggung segala risiko sebesar
dana yang ditanamkan.
2) Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen bentuk komponen modal jangka panjang yang
merupakan kombinasi antara modal sendiri dengan hutang jangka
panjang.
b) Laba Ditahan
Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang tidak
dibayarkan sebagai deviden.Komponen modal sendiri ini merupakan
modal perusahan yang dipetaruhkan untuk segala risiko, baik risiko
usaha maupun risiko – risiko kerugian lainnya. Modal sendiri ini tidak
memperlukan jaminan atau keharusan untuk pembayaran kembali
dalam setiap keadaan maupun tidak adanya kepastian tentang jangka
waktu pembayaran kembali modal sendiri. Oleh karena itu, tiap–tiap
perusahaan harus mempunyai jumlah minimum modal yang
diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

20
Modal sendiri yang bersifat permanen akan tetap tertanam dalam
perusahaahn dan dapat diperhuitungkan pada setiap saat untuk
memelihara kelangsungan hidup dan melindungi perusahan dari risiko
kebangkrutan. Modal sendiri merupakan sumber dana perusahaan
yang paling tepat untuk diinvestasikan pada aktiva tetap yang bersifat
permanen dan investasi – investasi yang menghadapi risiko kerugian
yang relative kecil, karena suatu kerugian atau kegagalan dari
investasi tersebut dengan alasan apapun merupakan tindakan
membahayakan bagi kontinuitas kelangsungan hidup perusahaan.
C. Kerangka Pikir
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan
manufaktur
Perusahaan

Laporan Keuangan

Risiko bisnis
Profitabilitas
Struktur aktiva

Struktur Modal

Kebijakan pembelanjaan yang harus dilakukan oleh manajer keuangan
adalah menentukan bagaimana seluruh aktiva perusahaan dibiayai, apakah
dengan hanya menggunakan modal sendiri, pinjaman atau menggunakan
kombinasi dari keduanya. Komponen struktur modal dapat dilihat di sisi

21
kanan laporan neraca perusahaan, dimana yang merupakan pembiayaan
pembelanjaan permanen bagi perusahaan adalah hutang jangka panjang,
saham preferen dan modal biasa.
D.

Hipotesis
a.

Diduga bahwa struktur aktiva, resiko bisnis, dan profitabilitas
mempunyai pengaruh dalam penentuan struktur modal.

b.

Struktur aktiva mempunyai pengaruh besar terhadap penentuan
struktur modal.