ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTED DI BEI

(1)

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG

LISTED

DI BEI

SKRIPSI

oleh

Desi Purnama Sari NIM 070810201174

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER


(2)

(3)

i

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG LISTED DI BEI

SKRIPSI

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Manajemen (S1) dan mencapai gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh

Desi Purnama Sari NIM 070810201174

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER


(4)

ii DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JEMBER – FAKULTAS EKONOMI

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : nama : Desi Purnama Sari NIM : 070810201174

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul:

“Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listed Di BEI” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi mana pun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 10 Oktober 2011 Yang menyatakan,

Desi Purnama Sari NIM 070810201174


(5)

iii Nama Mahasiswa : Desi Purnama Sari

NIM : 070810201174

Jurusan : Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Keuangan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Sumani SE. MSi NIP. 19690114200501 1002

Drs. Marmono Singgih, M.Si. NIP. 19660904199002 1001

Mengetahui,

Jurusan/Program Studi Manajemen Ketua

Prof.Dr. Hj. Isti Fadah, SE, M.Si. NIP. 19661020 1990002 2 001


(6)

iv

JUDUL SKRIPSI

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTED DI BEI

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : Desi Purnama Sari

NIM : 070810201174

Jurusan : Manajemen

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal : 10 Oktober 2011

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan guna memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi

Universitas Jember

Susunan Tim Penguji

Ketua : Drs. Kamarul Imam, MSc : ……….. NIP. 19480922198103 1001

Sekretaris : Dr Sumani, S.E., M.Si. :……… NIP. 19690114200501 1002

Anggota : Drs. Marmono Singgih, M.Si. :……… NIP. 19660904199002 1001

Mengetahui/Menyetujui Universitas Jember

Fakultas Ekonomi Dekan,

Prof. Dr. H. Moh. Saleh, M.Sc NIP. 19560831 198403 1 002


(7)

v

mendoakan dan memberikan kasih sayang yang tak terhingga

 Kakak-kakakku tersayang Mas Adi Purwanto, Mbak Vera Anggraeni ,Mas Ambali yang telah memberikan dukungan dan doa hingga terselesaikan skripsi ini.

 Seluruh Guruku dan Dosenku yang telah membimbingku dan memberikan ilmu tanpa tanda jasa dengan sepenuh hati.

 Almamater Fakultas Ekonomi Universitas Jember yang kubanggakan.  Teman-temanku jurusan Manajemen angkatan tahun 2007


(8)

vi

MOTTO

“Percobaan-percobaan yang kamu alami ialah percobaan-percobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia

akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat

menanggungnya”

(I Korintus 10:13)

“DIA memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya”

(Yesaya 40: 29)

Tidak ada sesuatupun yang layak dicapai datang dengan mudah. Upah atas

segala upaya kita hanya akan kita peroleh jika kita tidak menyerah”.


(9)

vii

merupakan perimbangan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan diantaranya yang diteliti dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, kebijakan dividen, tingkat profitabilitas, leverage operasi, dan tingkat pertumbuhan perusahaan terhadap struktur modal secara bersama-sama maupun secara parsial pada perusahaan manufaktur yang listed di BEI. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 25 perusahaan dengan periode penelitian tahun 2008-2010. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan uji statistik. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh nyata variabel independen secara bersama-sama/ simultan terhadap variabel dependen. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan ukuran perusahaan, kebijakan dividen, tingkat profitabilitas, leverage operasi, dan tingkat pertumbuhan perusahaan terbukti berpengaruh terhadap struktur modal. Dengan nilai Adjusted R2 sebesar 0,306, hal ini berarti variabel dependen dijelaskan variabel independen sebesar 30,6 % sedangkan sisanya sebesar 69,4 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Nilai signifikansi F sebesar 0,000, nilai ini lebih kecil dari α = 0,05 (5 %) atau F hitung sebesar 7,514 lebih besar dari F tabel sebesar 2,35 maka Ho ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen berpengaruh secara nyata terhadap struktur modal. Dari hasil uji t didapatkan kebijakan dividen, tingkat profitabilitas, leverage operasi, berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan ukuran perusahaan dan tingkat pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap terhadap struktur modal.

Kata kunci : struktur modal, ukuran perusahaan, kebijakan dividen, tingkat profitabilitas, leverage operasi, tingkat pertumbuhan perusahaan


(10)

viii

RINGKASAN

Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listed Di BEI. Desi Purnama Sari, 070810201174, 2011, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

Perusahaan-perusahaan yang pada dasarnya mempunyai sistem terbuka dalam menjalankan aktivitasnnya dan secara continue berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya harus memiliki keunggulan kompetitif dan harus mampu menarik investor dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Salah satu hal penting yang harus dihadapi manajer keuangan adalah bagaimana seharusnya perusahaan merencanakan dan menyusun struktur modal yang optimal. Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi suatu perusahaan karena besar kecilnya angka rasio struktur modal mencerminkan banyak sedikitnya jumlah pinjaman jangka panjang dan modal sendiri serta kedua jenis modal tersebut diinvestasikan kedalam aktiva tetap. Betapa pentingnya kajian tentang struktur modal serta pertimbangan apa saja yang harus dilakukan perusahaan agar dalam pengambilan keputusan struktur modal dapat meningkatkan nilai perusahaan, oleh karena itu perlu dilakukan analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal khususnnya pada perusahaan manufaktur. .Hal ini yang melandasi penulis untuk mengambil judul “Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listed Di BEI“.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian karena lebih dari 50 % perusahaan yang listed di BEI adalah perusahaan manufaktur dengan kinerja dan permasalahan yang sangat kompleks dan banyak dihadapkan pada problem permodalan. Sampel penelitian terdiri dari 25 perusahaan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan perusahaan tahun 2008 sampai dengan 2010.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda dilakukan dengan meregresikan ukuran perusahaan, kebijakan dividen, tingkat profitabilitas,


(11)

ix

berpengaruh terhadap struktur modal. Secara parsial kebijakan dividen, tingkat profitabilitas, leverage operasi berpengaruh terhadap struktur modal ukuran, sedangkan perusahaan,dan tingkat pertumbuhan perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Dalam menyusun skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Moh. Saleh, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

2. Ibu Dr. Hj. Isti Fadah, M.Si dan Bapak Dr. M. Dimyati, SE, M.si selaku Ketua Jurusan dan Sekertaris Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

3. Dr. Sumani, MSi selaku Dosen Pembimbing I dan Drs. Marmono Singgih, MSi selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta perhatiannya guna memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jember yang telah memberikan ilmu kepada saya sampai akhirnya saya dapat menyelesaikan studi ini.

5. Seluruh karyawan dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Jember yang memberikan waktunya demi kelancaran penelitian ini.

6. Ayahanda Tukiyar dan Ibunda Sestriana serta saudara-saudaraku tersayang (Mas Adi Purwanto, mbak Vera Anggraeni dan Mas Ambali) atas dukungan dan doanya selama pelaksanaan hingga terselesaikannya skripsi .

7. Teman-teman baikku Dian Febri, Yusnita Ambarukmana, Dina Mrgrit, Riska Handayani, Anita Erawati dan khususnya teman-teman konsentrasi Keuangan yang senantiasa memberikan bantuan dan motivasi serta kerjasamanya yang begitu indah.

8. Teman-teman kos Jawa 6 No. 7 Diyas, Shanti, Rossi, Niken, Riska, Silva, Eka, mbak Grace, Nanin, Metri, mbak Agnes, Mbak Angga, Mbak


(13)

xi

10.Seluruh pihak-pihak yang telah membantu dan tidak dapat saya sebutkan satu-satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna bagi kita semua.

Jember, 10 Oktober 2011


(14)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

ABSTRAKSI ... vii

RINGKASAN ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Pokok Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Landasan Teori ... 5

2.1.1 Pengertian Struktur Modal ... 5

2.1.2 Teori Struktur Modal ... 6

2.1.3 Biaya Modal ... 10


(15)

xiii

2.1.9 Tingkat Pertumbuhan Perusahaan ... 18

2.1.10 Hubungan Antara Biaya Kebangkrutan, Biaya Agensi, Pajak, Hutang, Nilai Perusahaan Dan Struktur Modal ... 18

2.2 Penelitian Terdahulu ... 20

2.3 Kerangka Konseptual ... 23

2.4 Hipotesis ... 24

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Rancangan Penelitian ... 26

3.2 Populasi dan Sampel ... 26

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 27

3.4 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel serta Pengukurannya ... 27

3.5 Metode Analisis Data ... 29

3.5.1Analisis Regresi Linier Berganda ... 29

3.5.2 Uji Statistik ... 30

3.6 Kerangka Pemecahan Masalah ... 36

BAB 4. PEMBAHASAN ... 38

4.1 Gambaran Umum ... 38

4.1.1 Gambaran Umum Sampel Penelitian ... 38

4.2 Hasil Penelitian ... 39

4.2.1 Uji Normalitas ... 39

4.2.2 Uji Multikolinearitas ... 40

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 41


(16)

xiv

4.2.5 Hasil Perhitungan Variabel Dependen ... 44

4.2.6 Hasil Perhitungan Variabel Independen ... 44

4.2.7 Analisis Regresi Linier Berganda ... 49

4.2.8 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 51

4.2.9 Hasil Uji Statistik ... 51

4.3 Pembahasan ... 55

4.3.1 Pengaruh Secara Simultan ... 55

4.3.2 Pengaruh Secara Parsial ... 55

4.4 Keterbatasan Penelitian ... 58

BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Simpulan ... 60

5.2 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA


(17)

xv

2.2 Penelitian Terdahulu . ... 22

3.1 Proses Pemilihan Sampel Penelitian Pada Perusahaan Manufaktur ... 27

4.1 Daftar Nama Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian ... 38

4.2 Eigenvalue dan condition index ... 41

4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 42

4.4 Nilai Durbin Watson Untuk Uji Autokorelasi ... 42

4.5 Uji Autokorelasi Dengan Metode Lag ... 43

4.6 Hasil Perhitungan Rasio Hutang ... 44

4.7 Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan ... 45

4.8 Hasil Perhitungan Kebijakan Dividen ... 46

4.9 Hasil Perhitungan Tingkat Profitabilitas ... 47

4.10 Hasil Perhitungan Leverage Operasi ... 48

4.11 Hasil Perhitungan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan ... 49

4.12 Hasil Perhitungan SPSS ... 50

4.13 Nilai Koefisien Determinasi ... 51

4.14 Nilai Signifikan F ... 52

4.15 Hasil Perhitungan SPSS Untuk Uji t ... 53


(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Pendekatan Laba Operasi Bersih ... 7

2.2 Pendekatan Laba Bersih ... 8

2.3 Pendekatan Tradisional ... 9

2.5 Kerangka Konseptual Penelitian ... 23


(19)

xvii 1. Hasil Perhitungan SPSS


(20)

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Era perdagangan bebas dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat dewasa ini mengubah struktur perekonomian dunia secara fundamental. Perusahaan-perusahaan yang pada dasarnya mempunyai sistem terbuka dalam menjalankan aktivitasnnya dan secara continue berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya harus memiliki keunggulan kompetitif dan harus mampu menarik investor dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Salah satu hal penting yang harus dihadapi manajer keuangan adalah bagaimana seharusnya perusahaan merencanakan dan menyusun struktur modal yang optimal. Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi suatu perusahaan karena besar kecilnya angka rasio struktur modal mencerminkan banyak sedikitnya jumlah pinjaman jangka panjang dan modal sendiri serta kedua jenis modal tersebut diinvestasikan kedalam aktiva tetap.

Struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh hutang, ekuitas saham preferen dan saham biasa (Van Horn, 1998: 474). Struktur modal merupakan perbandingan perimbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri (Riyanto, 2001:282). Kajian tentang sruktur modal serta pertimbangan apa saja yang harus dilakukan perusahaan agar dalam pengambilan keputusan struktur modal dalam meningkatkan nilai perusahaan, oleh karena itu, perlu dilakukan analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal khususnya pada perusahaan manufaktur. Struktur modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan. Keputusan struktur modal langsung berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian atau keuntungan yang diharapkan (Brigham dan Houston, 2001:47). Tugas manajer keuangan yaitu menentukan komposisi struktur modal perusahaan. Manajer keuangan harus mengusahakan agar perusahaan memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya minimal dan


(21)

syarat-syarat yang paling menguntungkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan menjadi hal yang penting sebagai dasar pertimbangan keputusan struktur modal perusahaan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan-keputusan struktur modal perusahaan adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan agen pemberi peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan (Brigham dan Houston, 2006:42). Dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi beberapa faktor yang akan diteliti yang diduga berpengaruh terhadap struktur modal diantarannya ukuran perusahaan, kebijakan dividen, tingkat profitabilitas,

leverage operasi dan tingkat pertumbuhan perusahaaan.

Suatu perusahaan yang berukuran besar lebih mudah memperoleh pinjaman jika dibandingkan dengan perusahaan kecil (Moeljadi, 2006: 274). Kebijakan dividen merupakan bagian integral dari keputusan pembelanjaan perusahaan. Dividend payout ratio (DPR) menentukan jumlah penghasilan yang dapat ditahan didalam perusahaan sebagai sumber pembelanjaan (Sabardi, 1994:101). Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan, sedangkan rasio profitabilitas adalah memberikan jawaban akhir tentang bagaimana efektifnya perusahaan tersebut dikelola (Weston dan Brigham,1993:304). Leverage dapat didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau dana, untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap. Dengan penggunaan leverage operasi perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan dapat mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar (Bambang Riyanto, 2001:375). Pertumbuhan perusahaan menggambarkan perkembangan pencapaian hasil perusahaan. Selisih pencapaian hasil tahun sekarang dibandingkan dengan tahun sebelumnya menunjukkan tingkat pertumbuhan (Weston dan Brigham, 1996;243).

Rakhmawati (2006) dalam penelitiannya mengenai struktur modal (rasio hutang terhadap total asset) pada perusahaan sektor jasa yang listed di Bursa Efek Jakarta mengalami perubahan yang positif atau searah dengan perubahan variabel biaya hutang, ukuran perusahaan, kebijakan dividen, dan profitabilitas, dengan


(22)

3

nilai R2 sebesar 93,9%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-sama atau simultan memiliki pengaruh yang kuat terhadap struktur modal, sedangkan sisanya merupakan dipengaruhi faktor-faktor lain.

Hidayah (2007) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur menyatakan hasil bahwa secara simultan biaya hutang, biaya keagenan, risiko bisnis, ukuran perusahaan, kebijakan dividen, dan profitabilitas berpengaruh secara nyata terhadap struktur modal. Secara parsial dari keenam faktor-faktor tersebut yang mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal adalah biaya keagenan.

Kajian-kajian mengenai struktur modal yang ada di Indonesia perlu dilakukan untuk mengetahui karakteristik faktor-faktor yang mempengaruhi stuktur modal perusahaan di BEI, secara teoritis struktur modal perusahaan dipengaruhi oleh tingkat bunga, stabilitas earning, susunan dari aktiva, kadar risiko dari aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen, besarnya suatu perusahaan. Betapa pentingnya kajian tentang struktur modal serta pertimbangan apa saja yang harus dilakukan perusahaan agar dalam pengambilan keputusan struktur modal dapat meningkatkan nilai perusahaan, oleh karena itu perlu dilakukan analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal khususnnya pada perusahaan manufaktur. Dipilihnya perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian karena lebih dari 50 % perusahaan yang listed di BEI adalah perusahaan manufaktur dengan kinerja dan permasalahan yang sangat kompleks dan banyak dihadapkan pada problem permodalan.

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan pada latar belakang masalah dan kajian-kajian mengenai struktur modal, maka pokok permasalahan dalam penelitan ini adalah:

1. apakah ukuran perusahaan, kebijakan dividen, tingkat profitabilitas,

leverage operasi dan tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur? ; dan


(23)

2. apakah ukuran perusahaan, kebijakan dividen, tingkat profitabilitas,

leverage operasi dan tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. menguji pengaruh ukuran perusahaan, kebijakan dividen, tingkat profitabilitas, leverage operasi dan tingkat pertumbuhan perusahaan secara simultan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur; dan

2. menguji pengaruh ukuran perusahaan, kebijakan dividen, tingkat profitabilitas, leverage operasi dan tingkat pertumbuhan perusahaan secara parsial terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur.

1.4Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian dapat memberikan manfaat pada beberapa pihak dantaranya bagi peneliti, investor dan calon investor, serta emiten dan calon emiten.

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif pada perkembangan ilmu manajemen khususnya manajemen keuangan dan dapat dijadikan masukan dan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. 2. Bagi Investor dan Calon Investor

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, investor dan calon investor dapat mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan investasi.

3. Bagi Emiten dan Calon Emiten

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi emiten maupun calon emiten untuk mengevaluasi kebijakan deviden yang diambil sehingga dapat meyakinkan investor untuk berinvestasi melalui saham- saham perusahaannnya


(24)

5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Struktur Modal

Struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh hutang, ekuitas saham preferen dan saham biasa (Van Horn, 1998: 474). Sartono (1998:295) menyatakan bahwa struktur modal adalah perimbangan hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Margaretha (2007:219) menyatakan bahwa struktur modal adalah pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri dari utang jangka panjang dan modal sendiri. Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari: utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang dengan modal sendiri yang terdiri dari: saham perferen dan saham biasa (Sjahrial, 2007:179). Jadi struktur modal atau kapitalisasi perusahaan merupakan pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri dari hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang dan modal sendiri yang terdiri dari: saham preferen dan saham biasa.

Pengertian struktur modal ini dibedakan dengan struktur financial

(keuangan) dimana struktur modal hanya merupakan sebagian dari struktur keuangan dari suatu perusahaan. Seperti yang dinyatakan oleh Weston dan Copeland (1997:13) berikut ini.

“ Struktur keuangan sebagai cara aktiva dibelanjai, hal ini seluruhnya

merupakan bagian pasiva dari neraca perusahaan. Ini berarti bahwa struktur keuangan mencakup utang jangka pendek (short term debt), hutang jangka panjang (long term debt) modal pemegang saham (shareholder equity). Nilai buku dari modal pemegang saham mencakup saham biasa (common stock), modal disetor atau surplus modal (paid-in or capital surplus) dan akumulasi laba ditahan (the accumulated amount or retained earning). Bila perusahaan memiliki saham preferen (preferent stock), maka saham tersebut akan ditambahkan pada modal pemegang saham biasa dan kedua saham itu disebut kekayaan bersih (net worth) perusahaan “.


(25)

Dari kutipan di atas, maka struktur keuangan merupakan komposisi sumber modal terdiri dari hutang jangka pendek, jangka panjang dan modal pemegang saham, sedangkan struktur modal merupakan komposisi dari sumber modal terdiri dari hutang jangka panjang, dan modal pemegang saham. Dalam penelitian ini maka akan digunakan konsep struktur modal dalam pengertian perimbangan antara jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen dan jumlah hutang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri.

2.1.2 Teori Struktur Modal

Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana, baik yang berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) perusahaan akan sangat mempengaruhi perusahaan. Sumber dana yang berasal dari sumber internal adalah laba ditahan. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah yang berasal dari para kreditur dan pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kredit merupakan hutang bagi perusahaan atau disebut dengan metode pembelanjaan hutang (debt financing). Dana yang diperoleh dari pemilik perusahaan disebut modal sendiri perusahaan. Proporsi atau bauran dari penggunaan modal sendiri dan hutang dalam memenuhi dana perusahaan disebut struktur modal perusahaan.

Teori Struktur Modal yang disebut sebagai Balancing Theories (Myers, 1984 dan Bayles and Diltz, 1994 dalam Husnan, 1998) adalah suatu teori keseimbangan karena tujuannya untuk menyeimbangkan komposisi hutang dan modal sendiri.

Balancing Theories dimulai dari keadaan yang ekstern yaitu pada kondisi pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak. Dalam kenyataannya kondisi seperti ini tidak pernah ada.

Pandangan konseptual dari struktur modal dilakukan melalui berbagai macam pendekatan, diantaranya: pendekatan laba operasi bersih, pendekatan laba bersih, pendekatan tradisional, dan pendekatan Modigliani-Miller.

a. Pendekatan Laba Operasi Bersih (Net Operating Income)

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa investor memiliki reaksi yang berbeda terhadap penggunaan hutang oleh perusahaan. Pendekatan ini


(26)

7

melihat bahwa biaya modal rata-rata tertimbang konstan berapapun tingkat hutang yang digunakan oleh perusahaan. Pada pendekatan ini ada dua asumsi, yaitu : biaya hutang konstan seperti dalam pendekatan laba bersih dan penggunaan hutang yang semakin besar oleh pemilik modal dilihat sebagai peningkatan risiko perusahaan. Konsekuensinya biaya modal rata-rata tidak mengalami perubahan dan keputusan struktur modal tidak penting.

Gambar 2.1: Pendekatan Laba Operasi Bersih Sumber : Sjahrial, 2007: 18

b. Pendekatan Laba Bersih (Net Income)

Pendekatan laba bersih mengasumsikan bahwa investor mengkapitalisasi nilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi biaya modal sendiri atau tingkat keuntungan yang diisyaratkan atas saham biasa yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah hutangnya dengan tingkat hutang yang konstan pula. Karena biaya hutang dan modal sendiri konstan, maka semakin besar jumlah hutang yang digunakan perusahaan, biaya modal rata-rata akan semakin kecil. Nilai perusahaan akan semakin meningkat jika perusahaan menggunakan hutang semakin besar.

Nilai Perusahaan V=Rp

V

0 100

Rasio D/V Biaya modal

%

Rasio D/V 100

Ko

Kd Ke


(27)

Gambar 2.2: Pendekatan Laba Bersih Sumber : Sjahrial, 2007: 180

c. Pendekatan Tradisional

Pendekatan tradisional terhadap struktur dan penilaian modal mengasumsikan adanya struktur modal optimal. Struktur modal optimal adalah struktur modal yang dapat meminimalkan biaya modal perusahaan, sehingga memaksimalkan nilai perusahaan dan manajemen dapat meningkatkan nilai total perusahaan melalui peningkatan penggunaan struktur keuangan. Mereka yang menganut pendekatan tradisional berpendapat bahwa dalam pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai perusahaan bisa diubah dengan cara mengubah struktur modalnya.

Tanpa adanya hutang, perusahaan akan menjadi berisiko dan akan menyebabkan biaya modal sendiri menjadi naik. Keadaan perusahaan akan menjadi lebih baik setelah perusahaan menggunakan hutang karena nilai perusahaan meningkat atau biaya modal perusahaan turun.

Ke

0

Ko Kd Biaya modal %

100 Rasio D/V

V Nilai Perusahaan

V=Rp

0

Rasio D/V 100


(28)

9

Gambar 2.3: Pendekatan Tradisional Sumber : Sjahrial, 2007: 182

d. Pendekatan Modigliani-Miller

Teori mengenai struktur modal modern bermula pada 1958, yang dikembangkan oleh Modigliani dan Miller (MM). Berlandaskan serangkaian asumsi dengan pendekatan tradisional yang tidak realistik, MM membuktikan bahwa karena bunga atas hutang dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, maka nilai perusahaan meningkat terus sejalan dengan semakin besarnya jumlah hutang yang digunakan, dan karena itu nilainya akan mencapai titik maksimum bila seluruhnya dibiayai oleh hutang. Asumsi- asumsi MM mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) tidak ada biaya broker (perantara); 2) tidak ada pajak perorangan;

3) para investor dapat meminjam dengan suku bunga yang sama dengan perusahaan;

4) investor dan manajemen mempunyai informasi yang sama mengenai peluang investasi perusahaan di masa mendatang;

5) semua hutang perusahaan tidak mengandung risiko, berapapun jumlah hutang yang digunakan; dan

6) EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan hutang. Biaya modal

%

0 100

Rasio D/V Ke

Kd Ko

V Nilai perusahaan

V=Rp

0 100


(29)

Sebaliknya apabila mulai dipertimbangkan adanya faktor pajak, maka Modigliani dan Miller menunjukkan bahwa penggunaan hutang akan selalu menguntungkan apabila dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri. Hal ini disebabkan oleh sifat tax deductibility of interest payment yaitu suatu pengelolaan item-item yang ada didalam laporan rugi/laba (biaya promosi, pemasaran dan bunga) sehingga didapat biaya pajak yang kecil. Sebagai akibatnya, apabila pasar modal sempurna dan ada pajak, maka struktur modal yang terbaik adalah struktur modal yang menggunakan hutang sebesar-besarnya (Husnan, 1996:36).

2.1.3 Biaya Modal

Keown ,et.al (2000:444) berpendapat bahwa biaya modal merupakan biaya peluang (opportunity cost) dari penggunaan dana untuk diinvestasikan dalam proyek baru. Hal ini dikarenakan biaya modal merupakan tingkat pengembalian yang diisyaratkan dari semua sumber keuangan. Bila perusahaan menghasilkan suatu tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari biaya modal, maka pengembalian sisanya akan menyebabkan peningkatan nilai saham biasa perusahaan selanjutnya akan berpengaruh pada peningkatan pemilik saham. Sedangkan menurut Van Horn dan Wachowicz (1998:399), biaya modal merupakan tingkat pengembalian yang diminta atas berbagai jenis pendanaan, dan biaya modal secara keseluruhan merupakan rata-rata tertimbang dari komponen-komponen pendanaan perusahaan yang bermacam-macam. Komponen-komponen-komponen dalam biaya modal terdiri dari: biaya hutang, biaya saham preferen, biaya ekuitas biasa, biaya laba ditahan.

a. Biaya Hutang (Cost of Debt)

Biaya hutang merupakan tingkat yang harus diterima dari investasi untuk memenuhi tingkat pengembalian yang diisyaratkan kreditur. Biaya hutang muncul karena perusahaan menggunakan dana dari pijaman. Biaya hutang ini dihitung berdasarkan tingkat bunga yang dibayarkan kepada kreditur (Keown, et.al, 2000:454).


(30)

11

b. Biaya Saham Preferen (Cost of Preferent Stock)

Biaya saham preferen merupakan tingkat pengembalian perusahaan yang harus diperoleh dari investasi saham preferen untuk memenuhi tingkat pengembalian yang diisyaratkan. Biaya saham preferen mempunyai sifat sebagai hutang karena saham preferen mengandung kewajiban yang tetap untuk mengadakan pembayaran secara periodik (Keown, et.al, 2000:456).

c. Biaya Ekuitas Biasa

Biaya ekuitas biasa merupakan tingkat pengembalian perusahaan yang harus diperoleh dari investasi saham biasa untuk memenuhi tingkat pengembalian yang diisyaratkan. Perhitungan biaya untuk saham biasa lebih sulit karena adanya ketidakpastian atas pembayaran dividen pada pemegang saham biasa. Perhitungan menggunakan model CAPM (Capital Asset Pricing Model), tingkat hasil pengembalian atas saham biasa yang digunakan oleh para investor adalah tingkat bebas risiko ditambah dengan premi risiko. Premi risk adalah premi risiko pasar (hasil pengembalian pasar dikurangi tingkat bunga bebas risiko) dikalikan beta perusahaan (Keown, et.al, 2000:457).

d. Biaya Laba Ditahan

Laba ditahan adalah bagian pendapatan yang tidak dibagikan sebagai dividen, tetapi ditahan oleh perusahaan dan diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk memperkuat modal perusahaan (Sabardi, 1994:7)

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal

Riyanto (1997:235) menyatakan bahwa struktur modal suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor, dimama faktor-faktor yang utama tersebut adalah tingkat bunga, stabilitas dari earning, susunan dari aktiva, kadar risiko dari aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen, dan besarnya suatu perusahaan. Margaretha (2007: 222) menyebutkan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah business risk, tax

position, management conservatism or aggressiveness, jenis industri. Komariyah

(2009: 58) menjelaskan bahwa umumnya perusahaan dalam membuat keputusan struktur modal mempertimbangkan faktor-faktor berikut: stabilitas penjualan,


(31)

struktur asset, operating leverage, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, peminjam dan penilaian sikap agency, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, fleksibilitas keuangan. Brigham & Houston (2006:42) menyebutkan bahwa perusahaan umumnya mempertimbangkan faktor-faktor berikut ketika membuat keputusan-keputusan struktur modal: stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan agen pemberi peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan. a. Stabilitas penjualan

Sebuah perusahaan yang penjualannya relatif stabil dapat dengan aman mengambil lebih banyak utang dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi daripada perusahaan dengan penjualan tidak stabil.

b. Struktur aktiva

Perusahaan yang aktivanya cocok sebagai jaminan atas pinjaman cenderung lebih banyak menggunakan utang. Aktiva untuk tujuan umum yang dapat digunakan oleh banyak bisnis dapat menjadi jaminan yang baik, dan sebaliknya pada aktiva untuk tujuan khusus.

c. Leverage operasi

Jika hal-hal yang lain dianggap sama, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih sedikit memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menerapkan

leverage keuangan karena perusahaan tersebut akan memiliki risiko bisnis

yang lebih kecil. d. Tingkat pertumbuhan

Jika hal-hal lain dianggap sama, perusahaan yang tumbuh dengan cepat harus lebih banyak mengandalkan diri pada modal eksternal. Lebih jauh, biaya emisi yang terkait dalam penjualan saham biasa melebihi biaya yang terjadi ketika menjual utang, yang selanjutnya mendorong perusahaan yang tumbuh dengan pesat lebih mengandalkan diri pada utang. Namun pada waktu yang sama, perusahaan-perusahaan ini seringkali menghadapi ketidakpastian yang lebih besar, yang cenderung mengurangi keinginan mereka untuk menggunakan utang.


(32)

13

e. Profitabilitas

Kita sering mengamati bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian atas investasi yang sangat tinggi menggunakan utang yang relative sedikit. Meskipun tidak terdapat pembenaran secara teoritis atas fakta ini, salah satu penjelasan praktis adalah bahwa perusahaan-perusahaan yang sangat menguntungkan seperti Intel, Microsoft, dan Coca-Cola memang sepertinya tidak banyak membutuhkan pendanaan melalui utang. Tingkat pengembalian mereka yang tinggi memungkinkan mereka melakukan sebagian besar pendanaan secara internal.

f. Pajak

Bunga adalah beban yang dapat menjadi pengurang pajak, dan pengurang pajak adalah hal yang sangat berharga bagi perusahaan dengan tarif pajak yang tinggi. Oleh karena itu, semakin tinggi tarif pajak sebuah perusahaan, semakin besar manfaat yang diperoleh dari utang.

g. Pengendalian

Pertimbangan pengendalian dapat mengarah pada penggunaan dari utang maupun ekuitas, karena jenis modal yang paling dapat melindungi manajemen akan bervariasi dari situasi yang satu ke situasi yang lainnya. Kejadian apapun, jika manajemen sama sekali merasa tidak aman, mereka akan mempertimbangkan situasi pengendalian.

h. Sikap manajemen

Karena tidak ada yang dapat membuktikan bahwa satu struktur modal akan mengarah pada harga saham yang lebih tinggi daripada struktur modal yang lainnya, manajemen dapat menerapkan pertimbangan mereka sendiri atas struktur modal yang tepat.

i. Sikap pemberi pinjaman dan agen pemberi peringkat

Tanpa melihat analisis para manajer atas faktor-faktor leverage yang tepat bagi perusahaan mereka sendiri, perilaku pemberi pinjaman dan agen pemeringkat seringkali mempengaruhi keputusan strukur keuangan.


(33)

j. Kondisi pasar

Kondisi dari pasar saham dan obligasi yang mengalami perubahan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek dapat memberikan arti yang penting pada struktur modal sebuah perusahaan yang optimal.

k. Kondisi internal perusahaan

Kondisi internal sebuah perusahaan juga dapat memiliki pengaruh pada sasaran struktur modalnya.

l. Fleksibilitas keuangan

Suatu hal yang penting bagi perusahaan untuk menjaga fleksibilitas keuangan yang dilihat dari sudut pandang operasional, artinya adalah menjaga kapasitas pinjaman cadangan yang memadai.

2.1.5 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan, dimana penentuan skala perusahaan tersebut didasarkan pada tingkat pertumbuhan penjualan, total penjualan dan total aktiva. Sementara pertumbuhan penjualan atau

asset bernilai positif mencerminkan semakin besar ukuran perusahaan, semakin tinggi tingkat risiko ini dan mencerminkan semakin tinggi peluang untuk melakukan lebih banyak alternative strategi guna meningkatkan profit perusahaan. Perusahaan besar yang sudah mapan akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil, karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki flesibilitas yang lebih besar pula (Sjahrial ,2007:205). Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya/ tergesernya kontrol dari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya perusahaan yang kecil akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya/ tergesernya kontrol dari pihak dominan. Dengan demikian maka perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru untuk memenuhi kebutuhannya membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan


(34)

15

dengan perusahaan kecil. Jadi ukuran perusahaan sangat mempengaruhi pemilihan struktur modal di dalam perusahaan.

2.1.6 Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan. Dividen merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan RUPS. Dividen dapat dibagikan dalam bentuk tunai (cash devidend) ataupun saham dividen (stock devidend) (Darmadji dan Fakhrudin,2001:127).

Perusahaan membayar dividen dalam jumlah yang besar, perusahaan kemudian perlu mencari modal melalui penjualan saham untuk mendanai peluang investasi yang memungkinkan. Dalam situasi tersebut kepentingan pengendalian perusahaan mungkin menipis jika pemegang saham yang memiliki kendali tidak mau atau tidak dapat memesan tambahan saham. Para pemegang saham ini lebih memilih pembayaran dividen yang rendah dan pendanaan kebutuhan investasi melalui laba ditahan. Kebijakan dividen ini mungkin tidak memaksimalkan kekayaan keseluruhan pemegang saham, namun kebijakan dividen tersebut dilakukan demi kepentingan terbaik pihak yang memiliki kendali (Van Horn, 1998: 503). Pembayaran dividen dalam bentuk saham digunakan sebagai alternatif dividen kas atau tambahan atas kas dividen. Rasio pembayaran dividen (dividend

pay out ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber

pendanaan perusahaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. Rasio pembayaran dividen menunjukkan presentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk kas. Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam keputusan dividen karena dividen merupakan arus keluar kas, semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen. Stabilitas pembayaran dividen merupakan daya tarik bagi banyak investor. Saham dapat memiliki harga yang lebih tinggi jika saham memberikan pembayaran dividen yang stabil sepanjang


(35)

waktu daripada jika saham mamberikan pembayaran dengan persentase tertentu dari laba.

Riyanto (2001:269) menyebutkan, ada beberapa kebijakan deviden diantaranya: kebijakan dividen yang stabil, kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu, kebijakan dividen dengan penetapan dividend pay out ratio yang konstan, kebijakan dividen yang fleksibel. a. Kebijakan dividen yang stabil

Kebijakan dividen yang stabil artinya jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan tiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuatif.

b. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu

Penetapan jumlah minimal dividen per lembar saham tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik, perusahaan akan membayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal tersebut.

c. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend pay out ratio yang konstan Perusahaan menetapkan kebijakan dividend pay out ratio yang konstan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan yang diperoleh.

d. Kebijakan dividen yang fleksibel

Besarnya dividend pay out ratio setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi finansial dan kebijakan finansial perusahaan.

2.1.7 Tingkat Profitabilitas

Analisis tingkat profitabilitas merupakan salah satu bentuk analisis yang dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat laba yang dicapai oleh masing-masing produk yang telah dijual perusahaan. Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan manajemen ( Moeljadi, 2006: 73). Perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian investasi yang tinggi cenderung memiliki hutang dalam jumlah kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi dapat digunakan sebagai permodalan dalam bentuk laba ditahan.


(36)

17

Profitabilitas suatu perusahaan dapat ditentukan dari net income dan juga dapat diukur dengan rasio-rasio profitabilitas diantaranya net profit margin, return on investment, return on equity, return on asset dan earning per share.

2.1.8 Leverage Operasi

Leverage dapat didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau dana, untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap. Dengan penggunaan leverage operasi perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan dapat mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar (Bambang Riyanto, 2001:375). Analisis leverage dapat memberikan informasi seberapa besar pengaruh perubahan penjualan terhadap EBIT.

Operating leverage perusahaan menunjukkan bahwa perubahan penjualan

akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar.

Multiplier effect hasil penggunaan biaya operasi tetap terhadap laba sebelum bunga dan pajak (earning before interest and taxes = EBIT) disebut dengan tingkat leverage operasi ( degree of operating leverage). Leverage operasi dapat ditentukan berdasarkan perbandingan persentase perubahan dalam operasi yang dihubungkan dengan persentase perubahan volume penjualan. Analisa leverage

operasi membantu didalam pengambilan keputusan dengan memberikan informasi sejauh mana pengaruh perubahan penjualan terhadap perubahan pendapatan sebelum dikurangi pajak dan bunga dan analisa ini juga dapat memberikan informasi dalam mempelajari akibat-akibat dari perluasan produksi. Jadi secara teoritis faktor leverage operasi dapat berpengaruh secara positif atau negative terhadap suatu struktur keuangan, dapat pula dikatakan bahwa pada dasarnya

leverage operasi terjadi pada saat perusahaan dalam usahanya menggunakan

aktiva tetap yang menimbulkan biaya tetap, sehingga perusahaan perlu memperhatikan faktor leverage operasi dalam membuat keputusan keuangan yang tepat.


(37)

2.1.9 Tingkat Pertumbuhan Perusahaan

Semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar keseluruhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai dividen tetapi lebih baik digunakan untuk pembiayaan investasi. Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan berarti semakin menjamin prospek pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan mendatang (Sjahrial, 2007: 205). Myers (1997) mengemukakan bahwa jumlah hutang yang dimiliki perusahaan berbanding terbalik dengan pertumbuhan perusahaan dalam investasi masa depan yang mampu meningkatkan nilai perusahaan. Semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan, makin besar dana yang dibutuhkan untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Apabila perusahaan dalam pemenuhan dananya tidak dapat dipenuhi dari sumber internal perusahaan maka perusahaan cenderung untuk menggunakan hutang yang lebih besar dan hal ini mengakibatkan rasio struktur modal meningkat.

2.1.10 Hubungan antara Biaya Kebangkrutan, Biaya Agensi, Pajak, Hutang, Nilai Perusahaan dan Struktur Modal

Jika terdapat biaya kebangkrutan dan jika peluang kebangkrutan meningkat dengan penggunaan pengungkit keuangan, pengungkit yang tinggi ini dihukum oleh investor dan pemberi pinjaman. Jika terdapat biaya kebangkrutan dan pajak, struktur modal optimal tetap ada. Biaya modal perusahaan akan menurun jika alasan pengungkitan keuangan adalah untuk memperoleh keuntungan pajak bersih dari pinjaman. Secara berangsur-angsur, peluang kebangkrutan menjadi penting, yang menyebabkan penurunan biaya modal jika pengungkit keuangan meningkat. Seiring dengan peningkatan pengungkitan, pengaruh kebangkrutan jauh mengimbangi pengaruh pajak, sehingga biaya modal meningkat.

Keberadaan biaya agensi dan pemantauan menambah peningkatan biaya modal ini. Peningkatan pengungkit keuangan yang melewati batas tertentu akan


(38)

19

menyebabkan peningkatan biaya agensi. Pengaruh gabungan antara biaya agensi dan biaya kebangkrutan (bertindak sebagai batas) jangkauan dimana manfaat perlindungan pajak memiliki pengaruh positif terhadap harga saham. Jika pengungkit keuangan meningkat, nilai sekarang manfaat perlindungan pajak juga akan meningkat. Dengan lebih banyak pengungkit keuangan, ketidakpastian manfaat perlindungan pajak perlahan-lahan mengurangi penambahan nilai yang terjadi (Van Horn dan Wachowicz, 1998:485).

Semakin besar pengungkit keuangan tentu saja semakin besar biaya bunganya. Akibatnya, akan timbul biaya hutang. Karena pengungkit keuangan yang semakin besar, perusahaan tidak lagi dapat menjual sekuritas hutang kepada lembaga-lembaga. Jika ini terjadi, perusahaan harus mencari invetor tanpa batasan-batasan, dan investor ini tentu saja akan meminta bunga yang lebih tinggi (Van Horn dan Wachowicz, 1998:486).

Sjahrial (2007:203) menjelaskan mengenai model gabungan (trade of

model), semakin besar penggunaan hutang, semakin besar keuntungan dari

penggunaan hutang (leverage gain), tetapi present value biaya financial distress

dan present value agency cost juga meningkat, bahkan lebih besar.

Kesimpulannya adalah: penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru akan menurunkan nilai perusahaan karena kenaikan keuntungan dari penggunaan hutang tidak sebanding dengan kenaikan biaya financial distress dan agency cost. Titik balik tersebut disebut struktur modal optimal.


(39)

Gambar 2.4: Nilai Perusahaan dengan Pajak dan Biaya Kebangkrutan. Sumber : Sartono (1990: 258)

2.2 Penelitian Terdahulu

Laksono (2004) dalam penelitiannya mengenai pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, leverage operasi, ukuran dan pertumbuhan perusahaan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur menyatakan bahwa struktur aktiva, profitabilitas, leverage operasi, ukuran dan pertumbuhan perusahaan secara serempak berpengaruh terhadap struktur modal.

Astuti (2005) dalam penelitiannya mengenai pengaruh determinan struktur modal terhadap keputusan struktur modal perusahaan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 25 perusahaan dari jumlah populasi sebanyak 53 perusahaan di sektor perdagangan dan jasa yang listed di BEJ. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kepemilikan internal, kepemilikan eksternal, dan kepemilikan institusional tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perdagangan.

Rakhmawati (2006) dalam penelitiannya mengenai struktur modal (rasio hutang terhadap total asset) pada perusahaan sektor jasa yang listed di Bursa Efek Jakarta mengalami perubahan yang positif atau searah dengan perubahan variabel biaya hutang, ukuran perusahaan, kebijakan dividen, dan profitabilitas, dengan nilai R2 sebesar 93,9%. Hal ini menunjukan bahwa variabel independen secara

Biaya Kebangkrutan

Leverage (D/E) Struktur Modal

Optimal Nilai Perusahaan

Ke

Pengaruh Pajak


(40)

21

bersama-sama atau simultan memiliki pengaruh yang kuat didalam menjelaskan variabel dependen, sedangkan sisanya merupakan pengaruh variabel lain.

Hidayah (2007) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur mendapatkan hasil bahwa secara simultan biaya hutang, biaya keagenan, risiko bisnis, ukuran perusahaan, kebijakan dividen, dan profitabilitas berpengaruh secara nyata terhadap struktur modal. Secara parsial dari keenam variabel independennya yang hanya mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal adalah biaya keagenan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan diantaranya yang diteliti dalam penelitian ini ukuran perusahaan, kebijakan dividen, tingkat profitabilitas, leverage operasi, dan tingkat pertumbuhan perusahaan. Adapun metode dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terdapat beberapa kesamaan variabel yaitu ukuran perusahaan, kebijakan dividen, tingkat profitabilitas, leverage operasi, dan tingkat pertumbuhan perusahaan, hal ini untuk melihat konsistensi dari hasil penelitian, sedangkan perbedaannya terletak pada periode penelitian yaitu mulai tahun 2008 sampai dengan 2010.


(41)

Tabel 2.1: Perbedaan Penelitian Sebelumnya No Nama

Peneliti

Tahun Kajian Penelitian Variabel Dependen Dan independen

Hasil 1 Yanuar Tri

Laksono

2004 Pengaruh struktur aktiva,

profitabilitas,

leverage operasi dan pertumbuhan perusahaan struktur modal

Var dependen: struktur modal (DER). Var independen: struktur aktiva, profitabilitas, leverage operasi, dan pertumbuhan

perusahaan.

Struktur aktiva, profitabilitas,

leverage

operasi, dan pertumbuhan perusahaan secara serempak berpengaruh terhadap struktur modal. 2 Ririn

Aprilianti Astuti

2005 Pengaruh determinan struktur modal terhadap

keputusan struktur modal perusahaan di sektor perdagangan dan jasa di BEJ

Var dependen: struktur modal(rasio hutang). Var independen:

kepemilikan internal, kepemilikan eksternal dan kepemilikan institusional

Determinan struktur modal tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perdagangan. 3 Rahkmawati 2006 Faktor-faktor

yang

mempengaruhi struktur modal pada perusahaan jasa yang listed di BEJ

Var dependen: struktur modal (debt

ratio). Var

independen: biaya hutang, ukuran perusahaan,

kebijakan dividen, profitabilitas.

Biaya hutang, ukuran

perusahaan, kebijakan dividen, profitabilitas secara bersama-sama dan simultan memiliki pengaruh yang kuat dalam menjelaskan variabel dependen. 4 Ita Fitriya

Hidayah

2007 Faktor-faktor yang

mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang listed di BEJ

Var dependen: struktur modal (debt

ratio). Var

independen: biaya agensi, biaya hutang, risiko bisnis, ukuran perusahaan,

profitabilitas, kebijakan dividen.

Biaya agensi, biaya hutang, resiko bisnis, ukuran perusahaan, profitabilitas, kebijakan dividen berpengaruh secara nyataterhadap struktur modal.


(42)

23

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual disusun atas dasar kajian teoritis dan kajian empiris. Kerangka konseptual penelitian ini dapat dijelaskan sebagai mana ditunjukkan dalam gambar 2.5 berikut ini

Pengaruh simultan =

Pengaruh parsial =

Gambar 2.5 : Kerangka konseptual penelitian

Struktur modal perusahaan merupakan komposisi dari sumber modal yang terdiri dari modal asing dan modal sendiri. Modal asing dapat berupa obligasi maupun kredit dari bank. Keputusan struktur modal dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun faktor eksternal perusahaan seperti tingkat bunga, stabilitas earning, susunan dari aktiva, kadar risiko dari aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen, besarnya suatu perusahaan yang diperoleh melalui informasi dari pasar modal, emiten, investor, publikasi laporan keuangan serta dari analisis penelitian lain tentang struktur modal. Berdasarkan informasi dan hasil kajian tersebut dapat ditentukan variabel bebas yang terdiri dari ukuran perusahaan, kebijakan dividen, tingkat profitabilitas,

Ukuran Perusahaan

Leverage Operasi Kebijakan Dividen

Tingkat Pertumbuhan

Tingkat Profitabilitas Struktur Modal


(43)

leverage operasi dan tingkat pertumbuhan perusahaan, variabel dependennya adalah struktur modal yang dihitung dengan debt ratio (rasio hutang).

Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan, artinya jika ukuran perusahaan naik maka aset perusahaan semakin besar dan secara keseluruhan struktur modal semakin besar. Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan, artinya jika dividen yang diberikan kepada para pemegang saham semakin besar maka keuntungan (profit) yang diperoleh semakin besar, sehingga akumulasi keuntungan laba ditahan (retain earning) sebagai penambah modal sendiri semakin tinggi, dan secara keseluruhan struktur modal perusahaan, artinya jika aktiva naik maka aset perusahaan semakin besar dan secara keseluruhan struktur modal semakin besar. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan artinya jika profitabilitas perusahaan semakin naik maka perolehan keuntungan semakin besar yang berakibat pada keuntungan (profit) yang diperoleh semakin tinggi, sehingga akumulasi keuntungan (retain earning) sebagai akumulasi capital dan sekaligus sebagai penambah modal sendiri semakin besar. Leverage operasi dapat berpengaruh secara positif atau negative terhadap suatu struktur keuangan, dapat pula dikatakan bahwa pada dasarnya leverage operasi terjadi pada saat perusahaan dalam usahanya menggunakan aktiva tetap yang menimbulkan biaya tetap, sehingga perusahaan perlu memperhatikan faktor leverage operasi dalam membuat keputusan keuanggan yang tepat. Semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar dana yang dibutuhkan untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut.

2.4 Hipotesis.

Berdasarkan kerangka konseptual, disusun hipotesis sebagai berikut:

H1 : Ukuran Perusahaan, Kebijakan Deviden, Profitabilitas, Leverage Operasi dan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang listed di BEI.


(44)

25

H2 : Ukuran Perusahaan, Kebijakan Deviden, Profitabilitas, Leverage Operasi dan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang listed di BEI.


(45)

26

research) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan-hubungan antara satu

variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya atau penelitian konfirmatori (confirmatory research) karena tujuannya menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.

3.2 Populasi Dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan sampel dilakukan berdasarkan metode Purposive Sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk memperoleh sampel meliputi:

1. perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI tahun 2008 sampai dengan 2010 (periode penelitian), yaitu sebanyak 134 perusahaan;

2. perusahaan harus mempunyai laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya pengaruh waktu parsial dalam pengukuran variabel;

3. perusahaan tidak mempunyai saldo total ekuitas dan laba yang negatif pada laporan keuangan, karena saldo ekuitas dan laba yang negatif sebagai penyebut dalam perhitungan rasio menjadi tidak bermakna dalam perhitungan rasio keuangan;

4. perusahaan memiliki hutang jangka panjang; dan 5. perusahaan membayarkan dividennya.

Sampel penelitian terinci dalam tabel 3.1. Dalam tabel 3.1 tersebut dapat diketahui proses pemilihan sampel yang akhirnya terpilih 25 perusahaan yang akan dianalisis lebih lanjut.


(46)

27

Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel Penelitian Pada Perusahaan Manufaktur .

Kriteria Jumlah Perusahaan

1. Industri manufaktur yang listed di BEI periode

2008 sampai dengan 2010 134

2. Tidak tersedia laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember

Tersedia laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember

48

56 3. Mempunyai saldo ekuitas dan laba negatif

Mempunyai saldo dan laba positif

18 38 4. Tidak membagikan dividen

Membagikan dividennya

13 25 5. Perusahaan memiliki hutang jangka panjang 25

Sampel Penelitian 25

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan tahun 2008 sampai dengan 2010. Data tersebut diperoleh dari BEI dan Indonesian Capital Market Directory serta www.idx.co.id. Data penelitian ini adalah pooling data yaitu kombinasi antara data time series dana

cross section.

3.4 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel serta Pengukurannya

Berdasarkan pada pokok permasalahan dan hipotesis yang akan diuji maka identifikasi dan definisi operasional variabel akan dijelaskan berikut ini.

3.4.1 Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini diidentifikasi menjadi dua variabel yaitu, variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen yaitu struktur modal (Y) yang diukur menggunakan rasio hutang. Sedangkan variabel independennya yaitu ukuran perusahaan (X1), kebijakan dividen (X2), tingkat


(47)

profitabilitas (X3), leverage operasi (X4), tingkat pertumbuhan perusahaan (X5). Skala pengukuran penelitian ini adalah skala rasio. Skala pengukuran rasio lebih unggul dibandingkan dengan ketiga skala pengukuran lainnya. Dalam skala rasio dikenal adanya titik pusat. Skala rasio menyajikan nilai sesungguhnya dari variabel-variabel yang diukur dalam skala rasio. (Rochaety dkk, 2007: 76)

3.4.2 Definisi Operasional Variabel serta Pengukurannya. a. Struktur modal

dihitung dengan membagi total hutang (liability) dengan total aset. Rasio itu digunakan untuk mengukur berapa besar aktiva yang dibiayai dengan utang. Semakin tinggi rasio, berarti semakin besar aktiva yang dibiayai dengan utang dan hal itu semakin berisiko bagi perusahaan ( Moeljadi, 2006: 70).

The debt ratio=

b. Ukuran Perusahaan (SIZE)

Perusahaan yang besar memiliki saham yang tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya kontrol dari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan dan sebaliknya. Dengan demikian maka pada perusahaan yang besar, sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan ditentukan dengan nilai buku dari total asset

perusahaan. Ukuran perusahaan dinyatakan dalam rupiah dan dihitung tiap tahun selama periode 2008-2010. Dalam analisis sebagai input data dinyatakan dalam Logaritma naturalnya (Ln).

c. Kebijakan Dividen (DIVID)

Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikan kembali didalam perusahaan. Dalam penelitian ini kebijakan dividen diukur dengan dividend pay out ratio.


(48)

29

d. Tingkat Profitabilitas (PROFIT)

Profitabilitas (kemampulabaan) merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Rate of return on investment (ROI) merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto.

ROI =

Keterangan: EAT = Earning After Tax

e. Leverage Operasi (LEVE)

Perusahaan yang menggunakan leverage operasi mengharapkan perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan EBIT yang lebih besar atau dapat dikatakan bahwa persentase perubahan EBIT sebagai akibat perubahan penjualan. Leverage operasi menurut Sjahrial (2007:151) dapat dihitung dengan:

DOL pada x unit =

Keterangan:

DOL : Degree of Operating Leverage ( persentase perubahan laba sebelum bunga dan pajak sebagai akibat persentase perubahan penjualan).

f. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan (GROWTH)

Pertumbuhan merupakan rasio untuk mengukur sebaik apa perusahaan dapat mempertahankan posisi ekonomi didalam industrinya. Ukuran dari rasio tersebut adalah sebagai berikut:

(Sales t-salest-1)/ sales t-1 St-St-1/ St-1

3.5 Metode Analisis Data

Untuk menjawab permasalahan pertama penelitian digunakan analisis regresi berganda.

1.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap keputusan struktur modal digunakan metode Analisis Regresi Berganda. Sehingga model tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:


(49)

Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3+ b4 X4+ b5 X5 + ei keterangan:

Y =Struktur Modal (DEBT) X1=Ukuran Perusahaan (SIZE) X2=Kebijakan Dividen (DIVID) X3=Tingkat Profitabitlitas (PROFIT)

X4=Leverage Operasi (LEVE)

X5=Tingkat Pertumbuhan Perusahaan (GROWTH) a = Konstanta

b1…b5= Koefisien Regresi ei = Variabel Gallat/ Residual

1.5.2 Uji Statistik

Dalam model yang dikembangkan perlu diuji statistik untuk mengetahui seberapa jauh derajat pengaruh dari masing-masing variabel yang terdapat pada model yang telah dikembangkan tersebut. Untuk menjawab permasalahan kedua dalam uji statistik yang perlu dilakukan adalah dengan uji F.

Uji F berguna untuk mengetahui pengaruh yang nyata atau tidak nyata variabel independen secara bersama-sama/simultan terhadap variabel dependen digunakan langkah sebagai berikut:

a. Uji F (J Supranto, 1993:163)

Adapun rumus untuk F hitung adalah: F =

keterangan : F = F hitung R2 = Koefisien determinasi k = jumlah variabel n = jumlah sampel b. Merumuskan hipotesis


(50)

31

Ukuran perusahaan, kebijakan dividen, profitabilitas, leverage operasi dan tingkat pertumbuhan perusahaan secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur.

Ha = b ≠ 0

Ukuran perusahaan, kebijakan dividen, dan profitabilitas, leverage operasi dan tingkat pertumbuhan perusahaan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur.

c. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi yang diharapkan adalah α=5% atau confidence interval 95 %.

d. Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel

Hipotesis nol akan diterima atau ditolak dengan ketentuan sebagai berikut: Ftabel < Fhitung < Ftabel berarti Ho diterima.

Ftabel > Fhitung > Ftabel berarti Ho ditolak.

Untuk menjawab persoalan ketiga maka digunakan uji t yaitu, mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen (struktur modal) digunakan langkah pengujian sebagai berikut:

a. Uji t. rumus t hitung: (Mulyono, 1998:224)

keterangan :

b = koefisien regresi parsial variabel B = koefisien regresi parsial populasi

daerah penolakan HO daerah penolakan HO

daerah

penerimaan HO


(51)

Sb = standart error koefisien regresi b. Merumuskan hipotesis

Ho1 = Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal Ha1 = Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap struktur modal Ho2 = Kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap struktur modal Ha2 = Kebijakan dividen mempunyai pengaruh terhadap struktur modal Ho3 = Tingkat profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal Ha3 = Tingkat profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap struktur modal Ho4 = Leverage operasi tidak berpengaruh terhadap struktur modal

Ha4 = Leverage operasi mempunyai pengaruh terhadap struktur modal

Ho5 = Tingkat pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal

Ha5 = Tingkat pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh terhadap struktur modal

c. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi yang diharapkan adalah α= = 0,025 atau confidence interval = 95%

d. Membandingkan t hitung dengan t tabel

Hipotesis nol akan diterima atau ditolak dengan ketentuan sebagai berikut: Ho diterima apabila -ttabel <thitung <ttabel

Ho nol ditolak apabila thitung> ttabel atau -ttabel>thitung

- t df(n-k-1) 0 - t df(n-k-1)

daerah penolakan HO daerah penolakan HO

daerah


(52)

33

Setelah diperoleh model regresi berganda, langkah selanjutnya melakukan uji asumsi klasik dengan Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) sebagai parameter koefisien regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan terdiri dari: uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji normalitas. 1) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan eigenvalue dan condition index. Multikolinearitas akan terjadi jika eigenvalue mendekati 0 dan condition index melebihi 15.

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pangamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan uji statistik nonparametric, yakni korelasi “Rank

Spearman” untuk melihat hubungan antara variabel. Rumus korelasi “Rank Spearman” yang digunakan dalam hal ini adalah sebagai berikut :

2 2 2

2 2 2 y x d y x Rs Tx N N

x2 3

9 1 3 j tj tj Tx Tx N N

y2 3

9 1 3 j tj tj Ty

t = rank kembar

Tx = Jumlah rank kembar pada variabel X Ty = Jumlah rank kembar pada variabel Y Kaidah keputusan


(53)

Terima Ho, bila r < t α, n-2

Keeratan hubungan diinterprestasi dengan menggunakan aturan

Guilford (Guilford’s Emprirical Rule) sebagai berikut:

0 → < 0.2 Slight correlation; almost negligible relationship

≥ 0.2 → < 0.4 Small correlation: low relationship

≥ 0.4 → < 0.7 Moderate correlation; substantial relationship

≥ 0.7 → < 0.9 High correlation; dependable relationship

≥ 0.9 → < 1.0 Ver high correlation; very dependable relationship Sumber : Guilford, dalam Harun Al Rasyid, (1996)

3) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Pengujian terhadap adanya autokorelasi dapat menggunakan kriteria sebagai berikut (Supranto, 2004: 104).

Kalau hipotesis nol, H0:tidak ada korelasi serial korelasi positif, kemudian apabila:

d < dL : tolak H0 d > dU : terima H0

dL ≤ d ≤ dU : tidak dapat disimpulkan (inconclusive)

Kalau hipotesis nol, H0: tidak ada serial korelasi serial negatif, kemudian apabila:

d > 4 – dL : tolak H0 d < 4 – dU : terima H0

4-dU ≤ d ≤ 4-dL : tidak dapat disimpulkan (inconclusive)

Kalau h0 dua arah, yaitu tidak ada korelasi serial positif atau negatif, kemudian apabila:

d < dL : tolak H0 d >4-dL : tolak H0 dU <d< 4-dU : terima H0


(54)

35

dL ≤d≤ dU : tidak dapat disimpulkan 4-dU≤d≤4-dL : tidak dapat disimpulkan

Pengujian dU adalah nilai d Upper atau nilai d batas atas dan dL merupakan d

Lower atau nilai d batas bawah yang diperoleh dari nilai tabel Durbin Watson.

4) Uji Normalitas

Normalitas data adalah syarat yang harus dipenuhi oleh suatu sebaran data sebelum melakukan analisis regresi. Hal ini berguna untuk menghasilkan model regresi yang baik. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal (Singgih Santoso, 2004:212). Pada prinsipnya normalitas dapat diditeksi dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.

Dasar pengambilan keputusan:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Imam Ghozali, 2001:112)

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Imam Ghozali, 2001:112)


(55)

3.6 Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah dalam penelitian ini ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1: Kerangka Pemecahan Masalah Start

Data Sekunder dari BEI Berupa Laporan Keuangan

Dependen Variabel Struktur Modal (DEBT) Independen Variabel

Ukuran Perusahaan, Kebijakan Dividen, Tingkat Profitabilitas,

Leverage Operasi, Tingkat Pertumbuhan Perusahaan

Analisis Regresi Linier Berganda

1. Uji F 2. Uji t

Uji Asumsi

Klasik

Kesimpulan


(56)

37

Keterangan kerangka pemecahan masalah: 1. Start

2. Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data laporan keuangan perusahaan yang diperlukan dari BEI, kemudian menghitung ukuran perusahaan, kebijakan dividen, prorofitabilitas, leverage operasi dan tingkat pertumbuhan perusahaan.

3. Mencari tingkat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda.

4. Melakukan uji asumsi klasik yang berupa Multikolinearitas, uji Heteroskedastisitas, uji Autokorelasi, dan uji Normalitas.

5. Apabila variabel-variabel yang dipergunakan dalam model regresi linier berganda mengandung multikolinearitas, heteroskedastisitas dan atau autokorelasi yang menyebabkan gangguan terhadap pengujian hipotesis maka perlu untuk dilakukan suatu koreksi terhadap variabel-variabel tersebut.

6. Pengujian statistik dengan menggunakan uji F untuk mengetahui pengaruh variabel yang mempengaruhi struktur modal terhadap variabel struktur modal secara simultan. Apabila hasil yang didapatkan lebih besar dari F tabel maka terdapat pengaruh yang nyata dari variabel-variabel independen terhadap variabel dependen dan sebaliknya.

7. Melakukan pengujian statistik dengan uji t untuk mengetahui pengaruh variabel yang mempengaruhi struktur modal terhadap variabel struktur modal secara parsial. Apabila hasil uji yang didapatkan lebih besar dari t tabel, berarti terdapat pengaruh yang nyata dari variabel independen terhadap variabel dependen dan sebaliknya.

8. Menarik suatu kesimpulan dari hasil analisis tersebut disesuaikan dengan pokok permasalahan dan tujuan penelitian.


(57)

38

Populasi penelitian ini adalah 134 perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia pada peiode 2008 sampai dengan 2010. Sampel penelitian terdiri dari 25 perusahaan. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan-perusahaan industri rokok, tekstil, pakaian, farmasi, kertas, kimia, semen, otomotif, elektronik, perlengkapan kantor, makanan dan minuman, kimia plastik dan kaca, logam dan penyulingan yang listed di BEI. Tabel 4.1 berikut ini adalah daftar nama perusahaan yang menjadi sampel penelitian :

Tabel 4.1 daftar nama perusahaan yang menjadi sampel penelitian

No Nama Perusahaan Bidang Usaha

1 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Cement

2 Semen Gresik (Persero) Tbk Cement

3 Arwana Citra Mulia Tbk Ceramics, Glass, Porcelain

4 Lion Metal Work Tbk Metal and Allied Product

5 Lionmesh Prima Tbk Metal and Allied Product

6 Budi Acid Jaya Tbk Chemicals

7 Kageo Igar Jaya Tbk Plastics and Packaging

8 Fajar Surya Wisesa Tbk Pulp and paper

9 Astra Internasional Tbk Automotive and Component

10 Astra Otoparts Tbk Automotive and Component

11 Indo Kordsa Tbk Automotive and Component

12 Indospring Tbk Automotive and Component

13 Multistrada Arah Sarana Tbk Automotive and Component

14 Selamat Sempurna Tbk Automotive and Component

15 Sepatu Bata Tbk Foot Wear

16 Cahaya Kalbar Tbk Food and Beverages


(58)

39

Lanjutan tabel 4.1

17 Delta Djakarta Tbk Food and Beverages

18 Indofood Sukses Makmur Tbk Food and Beverages

19 Ultra Jaya Milk Tbk Food and Beverages

20 HM Sampoerna Tbk Tobacco Manufactures

21 Kalbe Farma Tbk Pharmaceutical

22 Kimia Farma Tbk Pharmaceutical

23 Merk Tbk Pharmaceutical

24 Mandom Indonesia Tbk Cosmetics and Houshold

25 Unilever Indonesia Tbk Cosmetics and Houshold

Sumber : www.idx.co.id

1.2 Hasil penelitian

Sebelum analisis regresi dilakukan, tahap pertama adalah melakukan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi.

4.2.1 Uji Normalitas

Normalitas data adalah syarat yang harus dipenuhi oleh suatu sebaran data sebelum melakuakn analisis regresi. Hal ini berguna untuk menghasilkan model regresi yang baik. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal (Singgih Santoso, 2004:212). Pada prinsipnya normalitas dapat diditeksi dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.


(1)

Charts

Normal P-P Plot of Regression Sta

Dependent Variable: Debt Ratio

Observed Cum Prob

1,0 ,8

,5 ,3 0,0 1,0

,8

,5

,3

0,0

Scatterplot

Dependent Variable: Debt Ratio

Regression Studentized Residual

3 2 1 0 -1 -2 -3 4

3

2

1

0

-1


(2)

Regression (Full Model)

De scriptive Statistics

37,2849 19,45053 75

21,0750 2,43933 75

,3791 ,36943 75

,1351 ,09774 75

7,4329 23,48188 75

,2176 ,79037 75

Debt Ratio Size Divid Profit Leve Growth

Mean Std. Deviation N

Correlations

1,000 ,142 ,451 ,409 ,290 -,174

,142 1,000 ,000 ,048 -,110 ,147

,451 ,000 1,000 ,477 ,090 -,034

,409 ,048 ,477 1,000 -,132 ,057

,290 -,110 ,090 -,132 1,000 -,135

-,174 ,147 -,034 ,057 -,135 1,000

, ,113 ,000 ,000 ,006 ,068

,113 , ,499 ,341 ,173 ,104

,000 ,499 , ,000 ,222 ,385

,000 ,341 ,000 , ,129 ,313

,006 ,173 ,222 ,129 , ,124

,068 ,104 ,385 ,313 ,124 ,

75 75 75 75 75 75

75 75 75 75 75 75

75 75 75 75 75 75

75 75 75 75 75 75

75 75 75 75 75 75

75 75 75 75 75 75

Debt Ratio Size Divid Profit Leve Growth Debt Ratio Size Divid Profit Leve Growth Debt Ratio Size Divid Profit Leve Growth Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Debt Ratio Size Divid Profit Leve Growth

Variable s Entered/Re move d

b

Growth,

Divid, Size,

Leve, Profit

a

,

Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Removed

Method

All requested variables entered.

a.

Dependent Variable: Debt Ratio

b.


(3)

Model Summaryb

,629a ,396 ,352 15,65731 ,396 9,040 5 69 ,000 ,094

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change Change Statistics

Durbin-W atson Predictors: (Constant), Growth, Divid, Size, Leve, Profit

a.

Dependent Variable: Debt Ratio b.

ANOVAb

11080,446 5 2216,089 9,040 ,000a

16915,454 69 245,152

27995,900 74

Regression Residual Total Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Growth, Divid, Size, Leve, Profit a.

Dependent Variable: Debt Ratio b.

Coefficientsa

-8,724 16,229 -,538 ,593

1,474 ,758 ,185 1,944 ,056 ,142 ,228 ,182 ,969 1,032

13,858 5,702 ,263 2,431 ,018 ,451 ,281 ,227 ,747 1,339

64,524 21,673 ,324 2,977 ,004 ,409 ,337 ,279 ,738 1,354

,254 ,080 ,307 3,165 ,002 ,290 ,356 ,296 ,932 1,073

-4,167 2,350 -,169 -1,774 ,081 -,174 -,209 -,166 ,961 1,041

(Constant) Size Divid Profit Leve Growth Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Zero-order Partial Part Correlations

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Debt Ratio a.

Collinearity Diagnosticsa

3,610 1,000 ,00 ,00 ,02 ,02 ,01 ,01

1,053 1,851 ,00 ,00 ,00 ,00 ,38 ,43

,777 2,156 ,00 ,00 ,01 ,02 ,51 ,51

,372 3,116 ,01 ,01 ,52 ,02 ,01 ,04

,182 4,457 ,00 ,00 ,44 ,94 ,08 ,00

6,329E-03 23,883 ,99 ,99 ,00 ,00 ,01 ,01

Dimension 1 2 3 4 5 6 Model 1

Eigenvalue

Condition

Index (Constant) Size Divid Profit Leve Growth

Variance Proportions

Dependent Variable: Debt Ratio a.


(4)

Charts

Re siduals Statisticsa

8,6986 75,6167 37,2849 12,23666 75

-2,336 3,133 ,000 1,000 75

2,00820 14,59714 3,91302 2,08771 75 20,9768 76,5517 37,8562 12,39545 75

-29,2726 31,1460 ,0000 15,11910 75

-1,870 1,989 ,000 ,966 75

-1,968 2,091 -,007 1,013 75

-66,3722 34,4268 -,5713 17,94343 75

-2,010 2,145 -,007 1,020 75

,231 63,331 4,933 8,731 75

,000 2,603 ,048 ,300 75

,003 ,856 ,067 ,118 75

Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value

Adjusted Predicted Value Residual

Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance

Centered Leverage Value

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Debt Ratio a.

Normal P-P Plot of Regression Sta

Dependent Variable: Debt Ratio

Observed Cum Prob

1,0 ,8

,5 ,3 0,0 1,0

,8

,5

,3

0,0

Scatterplot

Dependent Variable: Debt Ratio

Regression Studentized Residual

3 2 1 0 -1 -2 -3 4

3

2

1

0

-1

-2 -3


(5)

uji heteroskedastisitas

Correlations

1,000 -,010 ,015 ,061 ,095 ,034

, ,933 ,895 ,602 ,420 ,772

75 75 75 75 75 75

-,010 1,000 ,025 -,004 -,067 -,081

,933 , ,834 ,976 ,570 ,490

75 75 75 75 75 75

,015 ,025 1,000 -,079 -,043 -,088

,895 ,834 , ,502 ,716 ,454

75 75 75 75 75 75

,061 -,004 -,079 1,000 -,053 -,215

,602 ,976 ,502 , ,653 ,064

75 75 75 75 75 75

,095 -,067 -,043 -,053 1,000 -,124

,420 ,570 ,716 ,653 , ,291

75 75 75 75 75 75

,034 -,081 -,088 -,215 -,124 1,000

,772 ,490 ,454 ,064 ,291 ,

75 75 75 75 75 75

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Size

Divid

Profit

Leve

Growth

ABS Spearman's rho


(6)

Uji Autokorelasi

Variable s Entered/Re move db

LAG_Y, Profit, Size, Leve, Growth, Divida

. Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: Debt Ratio b.

Model Summaryb

.744a .553 .513 12.62893 2.450

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), LAG_Y, Profit, Size, Leve, Growth, Divid a.

Dependent Variable: Debt Ratio b.

ANOVAb

13216.480 6 2202.747 13.811 .000a

10685.823 67 159.490

23902.303 73

Regression Residual Total Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), LAG_Y, Profit, Size, Leve, Growth, Divid a.

Dependent Variable: Debt Ratio b.

Coefficientsa

-5.284 13.499 -.391 .697

.534 .614 .072 .869 .388

8.374 4.715 .171 1.776 .080

32.017 17.823 .173 1.796 .077

.169 .065 .220 2.586 .012

-.394 1.955 -.017 -.202 .841

.669 .085 .657 7.835 .000

(Constant) Size Divid Profit Leve Growth LAG_Y Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Debt Ratio a.