PENGARUH KONDISI KEUANGAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

(1)

i

PENGARUH KONDISI KEUANGAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN

DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENERIMAAN OPINI

AUDIT GOING CONCERN

(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun

2012 – 2014)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

OLEH :

Fitria Maharani Taslim

201210170311059

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Fitria Maharani Taslim menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Kondisi Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2014)” adalah tulisan saya sendiri, dan tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Malang, 22 Juni 2016 Mahasiswa,

Fitria Maharani Taslim 201210170311059


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

PENGARUH KONDISI KEUANGAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN

DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENERIMAAN OPINI

AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)” dengan baik. Shalawat serta salam peneliti haturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang merupakan teladan yang baik dan kita harapkan safaatnya di hari kemudian kelak, beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

Di dalam tulisan ini disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi hal-hal yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern, khususnya untuk variabel kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan.


(6)

v

Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan rezeki-Nya sehingga saya

dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tua tercinta saya yaitu Bapak Taslim dan Mama Irma atas dukungan, doa, nasihat dan semangat yang diberikan kepada saya.

3. Ibu Dr. Idah Zuhroh, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Ibu Dra. Siti Zubaidah, M.M., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang. 5. Ibu Dra. Sri Wahjuni Latifah, MM., Ak., CA. dan Ibu Eris Tri kurnia Wati,

MM., Ak., CA. selaku Pembimbing Skripsi.

6. Ibu Dra. Sri Wahjuni Latifah, MM., Ak., CA. yang pernah menjadi dosen wali kelas B angkatan 2012.

7. Seluruh bapak dan ibu dosen FEB UMM yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah memberikan dorongan semangat dan ilmu-ilmu yang bermanfaat.

8. Adekku tersayang Sahnaz Faradiba Taslim dan sahabat-sahabatku yang tak tergantikan yaitu Laila L.C., Riska Andina, Rizkiyah, Aristya dan Annisa yang telah memberikan do’a dan semangat kepada peneliti hingga terselesaikannya skripsi ini.

9. Seluruh teman-teman Akuntansi B angkatan 2012 yang telah menemani masa kuliah dari semester 1 sampai semester 7 dan terima kasih atas doanya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.


(7)

vi

10.Semua pihak yang tak bisa peneliti sebutkan satu persatu. Semoga amal kebaikan kalian semua dapat dibalas oleh Allah SWT.

Disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki peneliti, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 22 Juni 2016


(8)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ORISINALITAS SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAKSI ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu ... 8

B. Landasan Teori... 9

1. Teori Agensi ... 9

2. Pengertian Audit ... 11

3. Opini Auditor ... 13

4. Opini Audit Going Concern ... 16

5. Kondisi Keuangan ... 18

6. Pertumbuhan Perusahaan ... 20

7. Ukuran Perusahaan ... 21

C. Pengembangan Hipotesis ... 23

D. Kerangka Pemikiran ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 27

B. Populasi dan Sampel ... 27


(9)

x

D. Teknik Perolehan data... 28

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian ... 35

B. Statistik Deskriptif ... 40

C. Pembahasan... 49

1. Kondisi Keuangan ... 49

2. Pertumbuhan Perusahaan ... 51

3. Ukuran Perusahaan ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 53

B. Keterbatasan Penelitian ... 56

C. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58


(10)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 :Zone Of Ignorance ... 30

Tabel 4.1 :Daftar Penentuan Sampel ... 37

Tabel 4.2 : Daftar Perusahaan Sampel Penelitian ... 38

Tabel 4.3 : Statistik Deskriptif ... 40

Tabel 4.4 : Tabel Frekuensi Opini Going Concern ... 40

Tabel 4.5 : Tabel Distribusi Observasi Berdasarkan Opini Audit ... 42

Tabel 4.6 : Tabel Jumlah Sampel Penelitian ... 43

Tabel 4.7 : Uji Kelayakan Model Regresi ... 44

Tabel 4.8 : Uji Keseluruhan Model ... 44

Tabel 4.9 : Koefisien Determinasi ... 45

Tabel 4.10 : Matriks Klasifikasi ... 46


(11)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Pertimbangan Pernyataan Opini Going Concern


(12)

60

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing (Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik) Edisi 4.Salemba 4. Jakarta Selatan.

Ahmad Elqorni. (2009). Mengenal Teori Keagenan (All Management Insight). (elqroni wordpress diakses 26 Februari 2009).

Amyulianthy, Rafrini. Faktor Determinan Opini Audit Going Concern. Jurnal Liquidity Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2014, hlm. 27-35.

Ardiani, Nurul, Emrinaldi Nur DP, and Nur Azlina. 2013. “Pengaruh Audit Tenure, Disclosure, Ukuran Kap, Debt Default, Opinion Shopping, Dan Kondisi Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Di Bursa Efek Indonesia.

Jurnal Ekonomi 20 (04).

http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JE/article/view/1179.

Arens, Alvin dan James K Lobbecke. 2008. ”Auditting dan Jasa Assurance”. Jakarta: Erlangga.

Azizah, Rizki dan Indah Anisyukurillah. 2014. "Pengaruh Ukuran Perusahaan, Debt Default, dan Kondisi Keuangan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern". Accounting Analysis Journal 3 (4) 2014. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj.

Dan M. Guy, C. Wayne Alderman, Alan J. Winters. 2002. Auditing (Edisi kelima). Erlangga. Jakarta.

Dewayanto, Totok. 2011. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Fokus Ekonomi 6 (1): 81–104.

Fanny, Margaretta, and Sylvia Saputra. 2005. “Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta).” Simposium Nasional Akuntansi 8: 966–78.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Imam, Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat dengan program IBM SPSS 19 Edisi 5. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Januarti, Indira dan Ella Fitrianasari. (2008). Analisis rasio keuangan dan rasio non keuangan yang mempengaruhi auditor dalam memberikan opini audit going concern pada auditee (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2005). Jurnal MAKSI. Vol. 8. No. 1. Januari. hal. 43-58

Junaidi dan Jogiyanto Hartono. 2010. Faktor Non-Keuangan Pada Opini Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwakerto.

Kartika, Andi. 2012. “PENGARUH KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI.” Dinamika Akuntansi


(13)

61

Keuangan Dan Perbankan 1 (1).

http://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fe9/article/viewFile/917/472. Meriani, Ni Putu, and Komang Ayu Krisnadewi. 2012. “Pengaruh Kondisi

Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Auditor Pada Pengungkapan Opini Audit Going Concern.” Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis 7 (1). http://ojs.unud.ac.id/index.php/jiab/article/view/2662.

Nuratama, I Putu. 2011. Pengaruh Tenure dan Reputasi Kantor Akuntan Publik pada Kualitas Audit dengan Komite Audit sebagai Variabel Moderasi. Tesis, Bali: Program Magister pada Program Studi Akuntansi Program PascaSarjana Universitas Udayana.

Ramadhany, Alexander. (2004). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Thesis. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

Santosa, Arga Fajar, and Linda Kusumaning Wedari. 2009. “Analisis Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern.” Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia 11 (2). http://journal.uii.ac.id/index.php/JAAI/article/view/217.

Suparmun, Haryo. 2014. "Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit dengan Paragraf Going Concern". Jurnal Bisnis dan Ekonomi ISSN: 1410 - 9875 Vol. 16, No. 1, Juni 2014, Hal. 86-93.

Setyarno, Eko Budi, Indara Januarti, dan Faisal. (2006). Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit TahunSebelumnya. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang, K-audi 02 23-26 Agustus. Susanto, Yulius Kurnia. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan

Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11 No. 3, Desember 2009, Hal 155-173. STIE Trisakti.

Ulya, Alfaizatul. 2012. “Opini Audit Going Concern: Analisis

Berdasarkan Faktor Keuangan Dan Non Keuangan.”Accounting Analysis Journal 1 (1). http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj/article/view/492. Warnida.2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini

Audit Going Concern. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Vol.6 No.1:30-43.

Werastuti, Desak Nyoman Sri. 2013. “Pengaruh Auditor Client Tenure, Debt Default, Reputasi Auditor, Ukuran Klien Dan Kondisi Keuangan Terhadap Kualitas Audit Melalui Opini Audit Going Concern.Jurnal Jurusan Akuntansi (D3)/Vokasi Jurnal Riset Akuntansi 2 (1). http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJAKUN/article/view/1066. Wulandari, Soliyah. 2014. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor

Dalam Memberikan Opini Audit Going Concern.” E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6 (3): 531–58.


(14)

62

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Perhitungan Nilai Zeta dari Variabel Kondisi Keuangan

No. Kode

Perusahaan

Z' (Zeta - Score)

2012 2013 2014

1 AKKU 0,781 0,215 0,158

2 IKAI 0,594 0,326 0,429

3 JKSW 0,086 0,871 0,153

4 MYTX -0,107 1,180 0,488

5 RMBA 2,814 1,111 1,002

6 SCPI 1,866 1,972 0,644

7 SIMA -0,396 -0,025 0,749

8 SSTM 0,964 0,997 0,846

9 TIRT 1,338 1,294 1,673

10 ALKA 6,565 4,783 8,180

11 BIMA 3,336 2,040 3,035

12 BRNA 2,023 1,025 1,417

13 FASW 1,110 1,529 1,520

14 HDTX 0,869 -0,074 0,161

15 INAF 2,721 1,395 1,694

16 KBRI 10,263 3,084 0,542

17 LMPI 1,650 1,753 1,509

18 MRAT 4,543 4,192 3,151

19 SPMA 1,745 1,626 2,646

20 SULI 0,374 -2,097 -2,263

21 ALTO 1,836 0,923 0,955

22 GDST 2,948 3,292 2,819

23 JPRS 5,202 12,579 11,590

24 LPIN 2,660 2,000 1,911

25 MAIN 3,578 1,776 2,531

26 VOKS 2,604 2,012 1,821


(15)

63

Lampiran 2. Hasil Perhitungan Rasio Growth Sales

No. Kode Perusahaan

Rasio Growth sales

2012 2013 2014

1 AKKU -0,376 2,943 -0,326

2 IKAI -0,046 0,051 0,240

3 JKSW -0,393 0,064 -0,057

4 MYTX -0,224 0,251 0,120

5 RMBA -0,022 0,246 0,148

6 SCPI 0,108 0,344 1,422

7 SIMA 0,270 -0,472 5,907

8 SSTM 0,375 0,035 -0,094

9 TIRT 0,133 0,137 0,100

10 ALKA -0,041 0,314 0,119

11 BIMA 0,321 0,146 0,027

12 BRNA 0,232 0,148 0,310

13 FASW -0,033 0,244 0,100

14 HDTX -0,153 0,228 0,112

15 INAF -0,039 0,157 0,033

16 KBRI 0,474 -0,734 1,925

17 LMPI 0,191 0,130 -0,240

18 MRAT 0,128 -0,218 0,214

19 SPMA 0,072 0,095 0,111

20 SULI -0,258 -0,414 1,990

21 ALTO 2,768 -0,022 -0,318

22 GDST -0,213 -0,144 0,169

23 JPRS -0,281 -0,577 0,606

24 LPIN 0,092 0,124 -0,092

25 MAIN 0,271 0,252 0,074

26 VOKS 0,233 0,011 -0,202


(16)

64

Lampiran 3. Hasil Perhitungan Variabel Ukuran Perusahaan

No. Kode

Perusahaan

Natural Logaritma (total aset)

2012 2013 2014

1 AKKU 23 25 25

2 IKAI 27 27 27

3 JKSW 26 26 26

4 MYTX 28 28 28

5 RMBA 30 30 30

6 SCPI 27 27 28

7 SIMA 25 25 25

8 SSTM 27 27 27

9 TIRT 27 27 27

10 ALKA 26 26 26

11 BIMA 25 25 25

12 BRNA 27 28 28

13 FASW 29 29 29

14 HDTX 28 28 29

15 INAF 28 28 28

16 KBRI 27 27 28

17 LMPI 27 27 27

18 MRAT 27 27 27

19 SPMA 28 28 28

20 SULI 28 28 28

21 ALTO 27 28 28

22 GDST 28 28 28

23 JPRS 27 27 27

24 LPIN 26 26 26

25 MAIN 28 29 28

26 VOKS 28 28 28


(17)

65

Lampiran 4. Hasil Kategori dari Variabel Opini Audit Going Concern

NO. KODE PERUSAHAAN 2012 2013 2014

1 AKKU 0 1 1

2 IKAI 1 1 1

3 JKSW 1 1 1

4 MYTX 1 1 1

5 RMBA 0 0 0

6 SCPI 0 0 0

7 SIMA 1 1 0

8 SSTM 1 1 1

9 TIRT 0 0 0

10 ALKA 0 0 0

11 BIMA 1 1 1

12 BRNA 0 0 0

13 FASW 0 0 0

14 HDTX 0 0 1

15 INAF 0 0 0

16 KBRI 1 1 0

17 LMPI 0 0 0

18 MRAT 0 0 0

19 SPMA 0 0 0

20 SULI 1 1 1

21 ALTO 0 0 0

22 GDST 0 0 0

23 JPRS 0 0 0

24 LPIN 0 0 0

25 MAIN 0 0 0

26 VOKS 0 0 0

27 YPAS 0 1 1

Opini Going Concern 8 10 9

Opini Non Going


(18)

66

Lampiran 5. Data Perhitungan Rasio Kondisi Keuangan

No. Kode

Perusahaan

2012 2013 2014

Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z1 Z2 Z3 Z4 Z5

1 AKKU -0,477 0,019 0,229 0,585 0,151 -0,140 0,000 0,049 0,057 0,140 0,364 0 -0,054 0,045 0,047 2 IKAI -0,205 -0,295 0,065 0,963 0,397 0,011 -0,400 -0,025 0,742 0,439 -0,065 -0,423 -0,007 0,526 0,655 3 JKSW 0,307 0,000 -0,062 -0,589 0,309 0,375 0,000 0,000 0,611 0,350 0,299 0,000 -0,032 -0,579 0,285 4 MYTX -0,232 -0,673 -0,055 -0,033 0,842 -0,266 0,590 -0,007 -0,047 0,907 -0,386 0,000 -0,070 -0,116 1,043 5 RMBA 0,252 0,188 0,241 0,755 1,420 0,091 0,029 -0,108 0,106 1,329 0,001 0,000 -0,099 -0,120 1,375 6 SCPI 0,378 0,000 0,289 0,041 0,687 0,432 0,000 0,360 0,014 0,545 0,473 0,000 0,079 -0,032 0,073 7 SIMA -0,064 0,000 -0,108 -0,243 0,089 -0,140 0,000 -0,102 0,851 0,035 -0,087 0,000 0,045 1,006 0,252 8 SSTM 0,221 0,000 -0,032 0,542 0,684 0,124 0,000 -0,004 0,513 0,716 0,086 0,000 -0,029 0,503 0,672 9 TIRT 0,117 0,058 -0,032 0,851 0,959 -0,011 -0,242 0,149 0,089 1,024 0,065 0,190 0,089 0,130 1,141 10 ALKA 0,352 0,000 0,153 0,589 5,659 0,193 0,000 0,005 0,327 4,546 0,189 0,000 0,008 7,276 5,024 11 BIMA -0,696 0,000 0,549 -0,652 2,433 -0,721 0,000 0,156 -0,633 2,366 -0,069 0,000 0,204 -0,651 2,755 12 BRNA -0,012 0,291 0,139 0,644 1,086 -0,094 0,006 0,028 0,373 0,854 0,019 0,000 0,100 0,379 0,944 13 FASW -0,215 0,101 0,086 0,479 0,715 0,097 0,055 0,126 0,377 0,872 -0,008 0,072 0,103 0,418 0,978 14 HDTX -0,024 -0,158 0,010 0,874 0,632 -0,232 -0,181 -0,119 0,434 0,444 -0,003 -0,125 -0,024 0,170 0,278 15 INAF 0,343 0,052 0,310 1,207 0,973 0,137 0,001 -0,025 0,840 1,033 0,146 0,002 0,037 0,902 1,107 16 KBRI 0,027 0,000 -0,005 24,285 0,060 0,027 0,000 0,000 7,258 0,015 0,044 0,000 0,009 1,088 0,027 17 LMPI 0,102 0,000 0,138 1,009 0,734 0,089 0,000 0,156 0,936 0,822 0,109 0,000 0,127 0,974 0,635 18 MRAT 0,646 0,542 0,091 5,545 1,006 0,596 0,530 -0,023 6,114 0,815 0,546 0,482 0,024 3,343 0,872 19 SPMA 0,180 0,109 0,127 0,881 0,766 0,052 0,089 0,134 0,747 0,790 0,281 0,117 0,148 2,421 0,878 20 SULI -0,581 1,233 -0,156 -0,031 0,212 -0,639 -2,219 0,075 -0,283 0,189 -0,099 -2,318 -0,078 -0,279 0,197 21 ALTO 0,331 0,011 0,095 1,392 0,720 0,320 0,010 0,041 0,565 0,324 0,399 0,004 0,027 0,754 0,268 22 GDST 0,403 0,000 0,117 2,137 1,416 0,484 0,006 0,180 2,880 1,183 0,158 0,000 0,114 2,346 1,383 23 JPRS 0,564 0,683 0,065 6,801 1,157 0,624 0,763 0,030 25,859 0,519 0,603 0,755 -0,025 23,191 0,845


(19)

67

24 LPIN 0,365 0,000 0,158 3,604 0,399 0,358 0,136 0,032 2,707 0,393 0,246 0,122 -0,003 3,007 0,378 25 MAIN 0,023 0,417 0,355 0,610 1,861 0,003 0,002 0,107 0,638 1,187 0,060 0,366 -0,008 0,439 2,033 26 VOKS 0,211 0,109 0,219 0,551 1,463 0,092 0,094 0,132 0,444 1,284 0,102 0,063 0,068 0,497 1,289 27 YPAS 0,124 0,200 0,139 0,890 1,184 0,101 0,124 0,081 0,386 0,716 0,113 0,209 -0,026 1,021 1,315

Lampiran 6. Data Rasio Growth Sales

No. Kode Perusahaan

Penjualan tahun Sekarang Penjualan Tahun Sebelumnya

2012 2013 2014 2011 2012 2013

1 AKKU

1.602.611.454 6.319.113.328 4.261.435.256 2.568.047.363 1.602.611.454 6.319.113.328

2 IKAI

201.204.079.453 211.523.292.543 262.321.356.543 210.970.407.747 201.204.079.453 211.523.292.543

3 JKSW

86.197.771.507 91.708.035.390 86.480.258.028 142.107.087.508 86.197.771.507 91.708.035.390

4 MYTX

1.519.059.182.281 1.900.301.509.218 2.129.058.000.000 1.957.035.256.801 1.519.059.182.281 1.900.301.509.218

5 RMBA

9.850.010.000.000 12.273.615.000.000 14.091.156.000.000 10.070.175.000.000 9.850.010.000.000 12.273.615.000.000

6 SCPI

302.829.675.000 407.088.731.000 985.818.287.000 273.311.280.000 302.829.675.000 407.088.731.000

7 SIMA

4.319.531.089 2.281.916.205 15.760.701.901 3.400.701.290 4.319.531.089 2.281.916.205

8 SSTM

554.471.435.919 573.748.747.725 519.854.661.831 403.181.559.300 554.471.435.919 573.748.747.725

9 TIRT

651.824.975.918 740.839.654.535 814.572.005.112 575.547.623.168 651.824.975.918 740.839.654.535

10 ALKA

836.887.168.000 1.099.620.270.000 1.230.364.713.000 873.024.320.000 836.887.168.000 1.099.620.270.000

11 BIMA

243.531.037.253 279.150.207.182 286.688.094.220 184.387.175.932 243.531.037.253 279.150.207.182


(20)

68

12 BRNA

836.986.463.000 960.999.965.000 1.258.841.240.000 679.335.305.000 836.986.463.000 960.999.965.000

13 FASW

3.987.782.936.544 4.960.825.518.081 5.456.935.920.101 4.123.728.086.965 3.987.782.936.544 4.960.825.518.081

14 HDTX

861.164.216.195 1.057.343.006.058 1.175.464.356.704 1.016.881.448.518 861.164.216.195 1.057.343.006.058

15 INAF

1.156.050.256.720 1.337.498.191.710 1.381.436.578.115 1.203.466.970.652 1.156.050.256.720 1.337.498.191.710

16 KBRI

44.640.183.225 11.868.785.724 34.719.548.322 30.288.583.227 44.640.183.225 11.868.785.724

17 LMPI

598.259.974.490 676.111.070.762 513.547.309.970 502.186.982.541 598.259.974.490 676.111.070.762

18 MRAT

458.197.338.824 358.127.545.503 434.747.101.600 406.315.784.681 458.197.338.824 358.127.545.503

19 SPMA

1.274.793.105.314 1.395.838.227.179 1.550.810.295.608 1.189.507.920.704 1.274.793.105.314 1.395.838.227.179

20 SULI

303.056.401.434 177.698.000.000 531.317.000.000 408.172.154.092 303.056.401.434 177.698.000.000

21 ALTO

488.116.221.735 487.200.477.334 332.402.373.397 129.525.779.384 498.116.221.735 487.200.477.334

22 GDST

1.647.928.004.308 1.410.117.393.010 1.647.928.004.308 2.093.544.754.762 1.647.928.004.308 1.410.117.393.010

23 JPRS

461.125.284.696 195.247.201.170 313.636.426.234 641.375.013.671 461.125.284.696 195.247.201.170

24 LPIN

68.736.656.643 77.231.127.337 70.155.464.867 62.958.088.306 68.736.656.643 77.231.127.337

25 MAIN

3.349.566.738.000 4.193.082.465.000 4.502.078.127.000 2.634.460.563.000 3.349.566.738.000 4.193.082.465.000

26 VOKS

2.484.172.510.398 2.510.817.836.680 2.003.353.488.967 2.014.608.187.195 2.484.172.510.398 2.510.817.836.680

27 YPAS

413.821.872.609 439.680.589.423 421.516.175.465 373.047.761.804 413.821.872.609 439.680.589.423


(21)

69

Lampiran 7. Data Ukuran Perusahaan

No. Kode

Perusahaan

Total Aset

2012 2013 2014

1 AKKU 10.582.842.395 45.208.352.407 90.574.071.077 2 IKAI 507.425.275.145 482.057.048.870 518.546.655.125 3 JKSW 278.718.823.565 262.386.019.471 302.951.001.725 4 MYTX 1.803.323.308.102 2.095.467.423.419 2.041.304.000.000 5 RMBA 6.935.601.000.000 9.232.016.000.000 10.250.546.000.000 6 SCPI 440.498.391.000 746.401.836.000 1.317.314.767.000 7 SIMA 48.804.248.229 65.314.178.204 62.607.762.222 8 SSTM 810.275.583.968 801.866.397.035 773.663.346.934 9 TIRT 679.649.204.257 723.177.125.785 713.714.873.924 10 ALKA 147.882.362.000 241.912.806.000 244.879.397.000 11 BIMA 100.100.820.531 118.007.059.098 104.058.578.348 12 BRNA 770.383.930.000 1.125.132.715.000 1.334.085.916.000 13 FASW 5.578.334.207.456 5.692.060.407.681 5.581.000.723.345 14 HDTX 1.362.546.557.862 2.378.728.273.722 4.221.696.886.907 15 INAF 1.188.618.790.410 1.294.510.669.195 1.248.343.275.406 16 KBRI 740.753.171.392 788.749.190.752 1.299.315.036.743 17 LMPI 815.153.025.335 822.189.506.877 808.892.238.344 18 MRAT 455.472.778.210 439.583.727.202 498.786.376.745 19 SPMA 1.664.353.264.549 1.767.105.818.949 1.767.105.818.949 20 SULI 1.428.778.840.556 941.141.000.000 900.611.000.000 21 ALTO 324.619.954.340 1.502.519.389.759 1.239.053.626.858 22 GDST 1.163.971.056.842 1.191.496.619.152 1.191.496.619.152 23 JPRS 398.606.524.648 376.540.741.943 370.967.708.751 24 LPIN 172.268.827.993 196.390.816.224 185.595.748.325 25 MAIN 1.799.881.575.000 3.531.219.815.000 2.214.398.692.000 26 VOKS 1.698.078.355.471 1.955.830.321.070 1.553.904.599.142 27 YPAS 349.438.243.276 613.878.797.683 320.494.592.961


(22)

70

Lampiran 8. Penerimaan Opini Audit Going Concern

Sektor Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Total

Industri dan Dasar dan Kimia 5 7 5 17

Aneka Industri 3 3 4 10

Industri Barang Konsumsi 0 0 0 0


(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Keputusan ekonomi biasanya didasarkan atas informasi yang tersedia untuk para pengambil keputusan atau pihak ketiga yang berhubungan dengan suatu entitas, para pengguna harus memiliki informasi ekonomi yang relevan dan handal untuk memperoleh manfaat yang terbaik dalam pengambilan keputusan. Informasi tersebut didapatkan dari laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan go public maupun non go public.

Tidak diragukan lagi laporan keuangan merupakan salah satu sarana penting untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan (Kartika, 2012). Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1 dijelaskan bahwa tujuan utama dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pembuatan keputusan bisnis dan ekonomi. Untuk menghasilkan informasi yang relevan dan handal perusahaan membutuhkan auditor independen karena pihak ketiga seperti investor, kreditur, dan pemerintah bergantung pada kompetensi dan integritas auditor independen.

Terbongkarnya banyak kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan perusahaan berskala besar seperti Enron (2001), Xerox Corporation (2002), WorldCom (2001), Lehman Brother (2008) dan lain-lain yang sebagian diantaranya jasa atestasi audit dilakukan oleh auditor-auditor ternama dan terpercaya. Kasus Enron yang di audit oleh kantor akuntan publik Arthur Anderson (KAP Big Four) mengalami kebangkrutan setelah pada tahun sebelum


(24)

2

kebangkrutan auditor mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualiandan kasus Lehman Brother yang perauditannya dilakukan oleh kantor akuntan publik Ernst and Young (KAP Big Four) mengalami hal yang sama yaitu auditor mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian pada periode sebelum terjadinya kebangkrutan dikarenakan Lehman Brother memanipulasi data keuangan untuk menutupi ketergantungan perusahaan pada pinjaman. Kedua auditor tersebut dianggap gagal dalam memberikan peringatan dini mengenai kelangsungan hidup entitas (going concern) tersebut dan peringatan dini bagi para pihak ketiga perusahaan dalam mempersiapkan diri menghadapi kebangkrutan. Dari kasus-kasus yang terjadi diatas, American Institute of certified public accounting mensyaratkan bahwa auditor harus mengemukakan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan hidupnya selama satu tahun kedepan.

Going concern (kelangsungan hidup) adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang sebaliknya, entitas tersebut menjadi bermasalah (Petronela, 2004 dalam Santosa dan Wedari, 2009). Dan Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2001). Auditor juga bertanggungjawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit (SPAP seksi 341, 2001 dalam Kartika, 2012).


(25)

3

Berbagai pihak yang berhubungan dengan para pemakai laporan keuangan beranggapan bahwa opini audit going concern adalah salah satu cara untuk memprediksi kebangkrutan. Pengeluaran opini audit going concern sangat bermanfaat bagi para stakeholder dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi atau sebaliknya karena stakeholder perlu mengetahui mengenai kondisi keuangan keuangan perusahaan yang akan menjadi tempat berinvestasi. Kartika (2012) mengatakan hal ini yang membuat auditor mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mengeluarkan opini audit going concern yang konsisten dengan keadaan sesungguhnya.

Sekalipun tujuan audit bukan untuk mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan, auditor memiliki tanggung jawab menurut SAS (AU 341) untuk mengevaluasi apakah perusahaan mempunyai kemungkinan untuk bertahan (Arens dan lobbecke, 2008). Auditor harus bertanggung jawab dengan opini yang dikeluarkannya karena opini tersebut berhubungan langsung dengan para pemakai laporan keuangan audited.

Ramadhany (2004) dalam penelitiannya mengatakan Kondisi keuangan perusahaan merupakan tingkat kesehatan perusahaan sesungguhnya. Pada perusahaan yang sakit banyak ditemukan masalah going concern. Menurut Mckeown et. al., (1991) dalam kartika (2012) menyatakan bahwa semakin kondisi perusahaan terganggu atau memburuk maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern. Sebaliknya pada perusahaan yang tidak pernah mengalami kesulitan keuangan auditor tidak pernah


(26)

4

mengeluarkan opini audit going concern. Dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan

Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya dalam industri maupun kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Setyarno et. al., 2006). Perusahaan yang memiliki pertumbuhan laba yang tinggi cenderung memiliki laporan keuangan yang wajar sehingga peluang untuk mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian lebih tinggi dan lebih besar. Altman, 1868) mengemukakan bahwa perusahaan yang mengalami laba secara terus menerus tidak akan mengalami kebangkrutan karena kebangkrutan merupakan salah satu alasan bagi auditor untuk memberikan opini audit going concern. Santosa and Wedari (2009) mengatakan perusahaan dengan negative growth mengidentifikasikan kecenderungan yang lebih besar kearah kebangkrutan.

Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan. Menurut Mutchler dalam (Santosa and Wedari, 2009) mengatakan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan yang lebih kecil, karena auditor mempercayai bahwa perusahaan besar dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya dari pada perusahaan kecil.

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern telah banyak dilakukan tetapi memiliki hasil yang berbeda-beda. Diantaranya, Penelitian dilakukan oleh (Mutchler, 1986), (Menon dan


(27)

5

Schwartz, 1987), (Dopuch et al., 1987), (Koh, 1991), (Koh dan Tan, 1999), (Geiger dan Raghunandan, 2002), (Gosh dan Moon, 2004), (Geiger dan Rama, 2006), (Kirkos et al., 2007) dan (Haron et al.,2009).

Di Indonesia, penelitian yang dilakukan oleh Setyarno, et. al. (2006) dengan menggunakan regresi logistik memberikan bukti empiris bahwa variabel kondisi keuangan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Untuk variabel pertumbuhan perusahaan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Penelitian lain dilakukan oleh Fanny and Saputra (2005) sependapat bahwa variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. Untuk variabel kondisi keuangan penelitian (Ulya, 2012), (Amyulianthy, 2014) mengatakan bahwa kondisi keuangan berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan penelitian yang dilakukan (Ardiani, et. al., 2013) mengatakan bahwa kondisi keuangan tidaak berpengaruh. Penelitian yang dilakukan oleh (Junaidi dan Hartono, 2013) mengenai faktor non keuangan pada opini audit going concern, hasil penelitiannya mengatakan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak signifikan terhadap opini going concern.

Dari latar belakang diatas, penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, tetapi terdapatnya perbedaan hasil penelitian yang telah dikemukakan diatas membuat saya sebagai peneliti tertarik untuk menguji ulang dengan judul “Pengaruh Kondisi Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan dan


(28)

6

perusahaan manufaktur yang terdafar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Perusahaan manufaktur dipilih karena perusahaan manufaktur sering mengalami kendala internal maupun eksternal seperti permintaan terhadap produk yang tidak stabil, sehingga ini dapat menunjukkan kondisi keuangan yang fluktuatif dan dapat memenuhi batasan kriteria dalam pemilihan sampel.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, permasalahan yang akan di kaji dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Kondisi Keuangan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern ?

2. Apakah Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern ?

3. Apakah Ukuran Perusahaan Berpengaruh Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk menguji dan memberikan bukti secara empiris pengaruh kondisi

keuangan terhadap penerimaan opini audit going concern

2. Untuk menguji dan memberikan bukti secara empiris pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern.

3. Untuk menguji dan memberikan bukti secara empiris pengaruh ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern.


(29)

7

D.Manfaat Penelitian

Penulis berharap dalam penelitiannya dapat memberikan manfaat/kegunaan bagi banyak pihak baik peneliti sendiri maupun pihak-pihak lain yang berhubungan dengan pengembangan ilmu mengenai opini audit going concern, antara lain :

1. Manfaat Praktisi, penelitian ini dapat dijadikan salah satu informasi dalam pengambilan keputusan dalam kegiatan ekonomi seperti berinvestasi. Penelitian ini menunjukkan hasil yang dapat bermanfaat bagi para pengambil keputusan.

2. Manfaat Teoritis, Dapat dijadikan sebagai referensi, kajian penunjang ataupun acuan dasar untuk penelitian selanjutnya khususnya mengenai audit going concern.


(1)

kebangkrutan auditor mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualiandan kasus Lehman Brother yang perauditannya dilakukan oleh kantor akuntan publik Ernst and Young (KAP Big Four) mengalami hal yang sama yaitu auditor mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian pada periode sebelum terjadinya kebangkrutan dikarenakan Lehman Brother memanipulasi data keuangan untuk menutupi ketergantungan perusahaan pada pinjaman. Kedua auditor tersebut dianggap gagal dalam memberikan peringatan dini mengenai kelangsungan hidup entitas (going concern) tersebut dan peringatan dini bagi para pihak ketiga perusahaan dalam mempersiapkan diri menghadapi kebangkrutan. Dari kasus-kasus yang terjadi diatas, American Institute of certified public accounting mensyaratkan bahwa auditor harus mengemukakan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan hidupnya selama satu tahun kedepan.

Going concern (kelangsungan hidup) adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang sebaliknya, entitas tersebut menjadi bermasalah (Petronela, 2004 dalam Santosa dan Wedari, 2009). Dan Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2001). Auditor juga bertanggungjawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit (SPAP seksi 341, 2001 dalam Kartika, 2012).


(2)

Berbagai pihak yang berhubungan dengan para pemakai laporan keuangan beranggapan bahwa opini audit going concern adalah salah satu cara untuk memprediksi kebangkrutan. Pengeluaran opini audit going concern sangat bermanfaat bagi para stakeholder dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi atau sebaliknya karena stakeholder perlu mengetahui mengenai kondisi keuangan keuangan perusahaan yang akan menjadi tempat berinvestasi. Kartika (2012) mengatakan hal ini yang membuat auditor mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mengeluarkan opini audit going concern yang konsisten dengan keadaan sesungguhnya.

Sekalipun tujuan audit bukan untuk mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan, auditor memiliki tanggung jawab menurut SAS (AU 341) untuk mengevaluasi apakah perusahaan mempunyai kemungkinan untuk bertahan (Arens dan lobbecke, 2008). Auditor harus bertanggung jawab dengan opini yang dikeluarkannya karena opini tersebut berhubungan langsung dengan para pemakai laporan keuangan audited.

Ramadhany (2004) dalam penelitiannya mengatakan Kondisi keuangan perusahaan merupakan tingkat kesehatan perusahaan sesungguhnya. Pada perusahaan yang sakit banyak ditemukan masalah going concern. Menurut Mckeown et. al., (1991) dalam kartika (2012) menyatakan bahwa semakin kondisi perusahaan terganggu atau memburuk maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern. Sebaliknya pada perusahaan yang tidak pernah mengalami kesulitan keuangan auditor tidak pernah


(3)

mengeluarkan opini audit going concern. Dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan

Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya dalam industri maupun kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Setyarno et. al., 2006). Perusahaan yang memiliki pertumbuhan laba yang tinggi cenderung memiliki laporan keuangan yang wajar sehingga peluang untuk mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian lebih tinggi dan lebih besar. Altman, 1868) mengemukakan bahwa perusahaan yang mengalami laba secara terus menerus tidak akan mengalami kebangkrutan karena kebangkrutan merupakan salah satu alasan bagi auditor untuk memberikan opini audit going concern. Santosa and Wedari (2009) mengatakan perusahaan dengan negative growth mengidentifikasikan kecenderungan yang lebih besar kearah kebangkrutan.

Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan. Menurut Mutchler dalam (Santosa and Wedari, 2009) mengatakan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan yang lebih kecil, karena auditor mempercayai bahwa perusahaan besar dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya dari pada perusahaan kecil.

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern telah banyak dilakukan tetapi memiliki hasil yang berbeda-beda. Diantaranya, Penelitian dilakukan oleh (Mutchler, 1986), (Menon dan


(4)

Schwartz, 1987), (Dopuch et al., 1987), (Koh, 1991), (Koh dan Tan, 1999), (Geiger dan Raghunandan, 2002), (Gosh dan Moon, 2004), (Geiger dan Rama, 2006), (Kirkos et al., 2007) dan (Haron et al.,2009).

Di Indonesia, penelitian yang dilakukan oleh Setyarno, et. al. (2006) dengan menggunakan regresi logistik memberikan bukti empiris bahwa variabel kondisi keuangan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Untuk variabel pertumbuhan perusahaan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Penelitian lain dilakukan oleh Fanny and Saputra (2005) sependapat bahwa variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. Untuk variabel kondisi keuangan penelitian (Ulya, 2012), (Amyulianthy, 2014) mengatakan bahwa kondisi keuangan berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan penelitian yang dilakukan (Ardiani, et. al., 2013) mengatakan bahwa kondisi keuangan tidaak berpengaruh. Penelitian yang dilakukan oleh (Junaidi dan Hartono, 2013) mengenai faktor non keuangan pada opini audit going concern, hasil penelitiannya mengatakan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak signifikan terhadap opini going concern.

Dari latar belakang diatas, penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, tetapi terdapatnya perbedaan hasil penelitian yang telah dikemukakan diatas membuat saya sebagai peneliti tertarik untuk menguji ulang dengan judul “Pengaruh Kondisi Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern” pada


(5)

perusahaan manufaktur yang terdafar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Perusahaan manufaktur dipilih karena perusahaan manufaktur sering mengalami kendala internal maupun eksternal seperti permintaan terhadap produk yang tidak stabil, sehingga ini dapat menunjukkan kondisi keuangan yang fluktuatif dan dapat memenuhi batasan kriteria dalam pemilihan sampel.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, permasalahan yang akan di kaji dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Kondisi Keuangan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern ?

2. Apakah Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern ?

3. Apakah Ukuran Perusahaan Berpengaruh Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk menguji dan memberikan bukti secara empiris pengaruh kondisi

keuangan terhadap penerimaan opini audit going concern

2. Untuk menguji dan memberikan bukti secara empiris pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern.

3. Untuk menguji dan memberikan bukti secara empiris pengaruh ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern.


(6)

D.Manfaat Penelitian

Penulis berharap dalam penelitiannya dapat memberikan manfaat/kegunaan bagi banyak pihak baik peneliti sendiri maupun pihak-pihak lain yang berhubungan dengan pengembangan ilmu mengenai opini audit going concern, antara lain :

1. Manfaat Praktisi, penelitian ini dapat dijadikan salah satu informasi dalam pengambilan keputusan dalam kegiatan ekonomi seperti berinvestasi. Penelitian ini menunjukkan hasil yang dapat bermanfaat bagi para pengambil keputusan.

2. Manfaat Teoritis, Dapat dijadikan sebagai referensi, kajian penunjang ataupun acuan dasar untuk penelitian selanjutnya khususnya mengenai audit going concern.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas (Roa), Opini Audit Dan Umur Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 112 91

Pengaruh Kondisi Keuangan, Ukuran Perusahaan, Audit Lag, dan Debt Default Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 129 96

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 56 106

Pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor

1 12 117

PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DEBT DEFAULT DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

0 6 25

ANALISIS PENGARUH UKURAN KAP, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

0 4 121

PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 2 15

PENDAHULUAN PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 2 9

OPINI AUDIT GOING CONCERN PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 2 14

PENUTUP PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 2 22