Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas (Roa), Opini Audit Dan Umur Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS (ROA), O PINI AUDIT DAN UMUR PERUSAH AAN TE RHADAP

KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

ASTRI RIANA SARI TARIGAN 120522104

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengrauh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas (ROA), Opini Audit Dan Umur Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan

Food and Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dengan peraturan yang berlaku.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan,

Astri Riana Sari Tarigan NIM : 120522104


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas (ROA), opini audit dan umur perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangaan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2011 hingga tahun 2013.

Populasi penelitian ini sebanyak 15 perusahaan food and beverages. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 12 perusahaan sampel untuk 3 tahun pengamatan (2011 - 2013) dengan 36 observasi (pengamatan). Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen, dari perusahaan sampel yang diunduh dari website BEI yaitu

www.idx.co.id. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah analisis deskriptif, lalu kemudian uji hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruhsignifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Profitabilitas (ROA) dan opini audit berpengaruh signifikan dan positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan umur perusahaan berpengaruh signifikan dan negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Kata kunci : ketepatan waktu pelaporan keuangan, ukuran perusahaan, profitabilitas (ROA), opini audit dan umur perusahaan.


(4)

ABSTRACT

The purpose of this research is to discover and analyze the effect of firm size, profitability (ROA), audit opinion and firm age in food and bevergages toward timeliness of financial reporting in food and beverages company listed on from 2011 to 2013.

The population of this research are 15 food and beverages companies. Sampling method that used in this research is purposive sampling method, so I get 12 company samples to 3 years (2010-2012) with 36 analysis or observation units by access the financial statements audited by an independent auditor on website Indonesia Stock Exchange www.idx.co.id. Analysis data technique that is used in this research is description statistics analysis and logistic regression. Analysis data is begining from analysis description statistics, and hypotesis analysis.

The results of this research indicate that firm size has insignificantly influence to the the timeliness of financial reporting. Profitability (ROA) and audit opinion have positive influence and significantly to the timeliness of financial reporting. While, firm age has negative influence and significantly to the timeliness of financial reporting.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menyertai dan memberkati penulis selama proses pengerjaan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun skripsi ini berjudul

“Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas (ROA), Opini Audit dan Umur Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Food and Beverages Yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” disusun guna untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi, Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, bantuan, saran, motivasi, serta dukungan doa dari berbagai pihak. Oleh Karen itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, SE, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Dosen Penguji dan Ibu Dra. Salbiah, M.Si,

Ak selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis. 6. Kepada keluarga tercinta, Ayahanda Drs. Darwin Tarigan dan Ibunda Sahara Barus terima

kasih untuk doa, kasih sayang, dan dukungan yang senantiasa diberikan kepada penulis serta teman seperjuangan akuntansi ekstensi 2012 dan para teman –teman yang tak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan doa dan dukungan tiada henti bagi penulis.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah ke depan. Semoga skripsi ini menjadi bahan acuan yang bermanfaat bagi pihak yang membaca.

Medan, Maret 2015 Penulis,

Astri Riana Sari Tarigan NIM : 120522104


(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 10

2.1.1 Teori Kepatuhan ... 10

2.1.2 Teori Keagenan ... 13

2.1.3 Laporan Keuangan ... 15

2.1.4 Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan ... 16

2.1.5 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan ... 19

2.1.5.1 Ukuran Perusahaan ... 19

2.1.5.2 Profitabilitas (ROA) ... 20

2.1.5.3 Opini Audit ... 21

2.1.5.4 Umur Perusahaan ... 24

2.1.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 25

2.1.7 Kerangka Konseptual ... 29

2.1.7.1 Ukuran Perusahaan ... 30

2.1.7.2 Profitabilitas (ROA) ... 31

2.1.7.3 Opini Audit ... 31

2.1.7.4 Umur Perusahaan ... 32

2.1.8 Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

3.2.1 Tempat Penelitian ... 33

3.2.2 Rencana Kerja ... 34

3.3 Batasan Operasional ... 34

3.4 Definisi Operasional ... 35

3.4.1 Variabel Dependen (Terikat)... 35

3.4.2 Variabel Independen (Bebas) ... 36


(8)

3.4.2.2 Profitabilitas (ROA) ... 36

3.4.2.3 Opini Audit ... 36

3.4.2.4 Umur Perusahaan ... 37

3.5 Skala Pengukuran Variabel... .. 37

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian... 38

3.7 Jenis Data... ... 38

3.8 Metode Pengumpulan Data... ... 39

3.9 Teknik Analisis Data... 39

3.9.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 39

3.9.2 Pengujian Data ... 39

3.9.2.1Uji Multikolinearitas... 40

3.9.2.2 Uji Autokorelasi ... 41

3.9.3 Pengujian Model... ... 41

3.9.3.1 Menilai Model Fit ... 41

3.9.3.2 Menilai Kelayakan Model Regresi ... 42

3.9.3.3 Koefisien Determinasi ... 42

3.9.3.4 Matriks Klasifikasi ... 43

3.9.4 Pengujian Hipotesis ... 43

BAB 1V HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian ... 44

4.2 Statistik Deskriptif ... 45

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 45

4.3 Pengujian Data ... 48

4.3.1 Uji Multikolinieritas ... 48

4.3.2 Uji Autokorelasi ... 49

4.4 Pengujian Model ... 50

4.4.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model ... 50

4.4.2 Menilai Kelayakan Model Regresi ... 52

4.4.3 Koefisien Determinasi... 53

4.4.4 Matriks Klasifikasi ... 53

4.5 Pengujian Hipotesis... 54

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 57

4.6.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap KWPK ... 58

4.6.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap KWPK ... 59

4.6.3 Pengaruh Opini Audit terhadap KWPK ... 60

4.6.4 Pengaruh Umur Perusahaan terhadap KWPK ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 62

5.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA... . 65


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 25

3.1 Rencana Kerja ... 34

3.2 Skala Pengukuran Variabel ... 37

4.1 Statistik Deskriptif ... 45

4.2 Opini Audit ... 46

4.3 Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan ... 47

4.4 Uji Multikoliniearitas ... 48

4.5 Uji Autokorelasi ... 49

4.6 Likelihood Block 0 ... 50

4.7 Likelihood Block 1 ... 51

4.8 Hosmer and Lemeshow Test ... 52

4.9 Nagerkerke R Square ... 53

4.10 Classification Table ... 54


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Proses Seleksi Sampel Perusahaan ... 68

Lampiran 2 Ukuran Perusahaan (FS) ... 69

Lampiran 3 Profitabilitas 2011 ... 70

Lampiran 4 Profitabilitas 2012 ... 71

Lampiran 5 Profitabilitas 2013 ... 72

Lampiran 6 Data Opini Audit (OA) ... 73

Lampiran 7 Umur Perusahaan 2011 ... 74

Lampiran 8 Umur Perusahaan 2012 ... 74

Lampiran 9 Umur Perusahaan 2013 ... 75

Lampiran 10 Data Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan ... 76


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas (ROA), opini audit dan umur perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangaan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2011 hingga tahun 2013.

Populasi penelitian ini sebanyak 15 perusahaan food and beverages. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 12 perusahaan sampel untuk 3 tahun pengamatan (2011 - 2013) dengan 36 observasi (pengamatan). Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen, dari perusahaan sampel yang diunduh dari website BEI yaitu

www.idx.co.id. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah analisis deskriptif, lalu kemudian uji hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruhsignifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Profitabilitas (ROA) dan opini audit berpengaruh signifikan dan positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan umur perusahaan berpengaruh signifikan dan negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Kata kunci : ketepatan waktu pelaporan keuangan, ukuran perusahaan, profitabilitas (ROA), opini audit dan umur perusahaan.


(13)

ABSTRACT

The purpose of this research is to discover and analyze the effect of firm size, profitability (ROA), audit opinion and firm age in food and bevergages toward timeliness of financial reporting in food and beverages company listed on from 2011 to 2013.

The population of this research are 15 food and beverages companies. Sampling method that used in this research is purposive sampling method, so I get 12 company samples to 3 years (2010-2012) with 36 analysis or observation units by access the financial statements audited by an independent auditor on website Indonesia Stock Exchange www.idx.co.id. Analysis data technique that is used in this research is description statistics analysis and logistic regression. Analysis data is begining from analysis description statistics, and hypotesis analysis.

The results of this research indicate that firm size has insignificantly influence to the the timeliness of financial reporting. Profitability (ROA) and audit opinion have positive influence and significantly to the timeliness of financial reporting. While, firm age has negative influence and significantly to the timeliness of financial reporting.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan pasar modal di Indonesia menyebabkan adanya permintaan akan transparansi kondisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun untuk memenuhi kebutuhan para pengguna, misalkan sebelum memutuskan untuk berinvestasi di Bursa Efek Indonesia, investor memerlukan informasi laporan keuangan perusahaan Tbk yang diterbitkan. Ketepatan waktu merupakan salah satu elemen pokok dalam laporan keuangan tersebut. Manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya (IAI, 2007:1.7). Ketepatan waktu pelaporan keuangan dapat mempengaruhi nilai informasi suatu laporan keuangan. Informasi akan bermanfaat jika disampaikan tepat waktu. Informasi yang disajikan tidak tepat waktu dapat mengurangi, bahkan menghilangkan kemampuan laporan keuangan sebagai alat bantu prediksi bagi pengguna.

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang dirancang untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor, pengguna laporan

keuangan untuk pengambilan keputusan. Di samping sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban atau accountability. Selain itu, laporan keuangan juga bermanfaat bagi manajemen untuk pelaksanaan kegiatan operasi manajemen sehari-hari. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan memberi dasar bagi manajemen dalam menetapkan rencana kegiatan perusahaan untuk periode yang akan datang. Dengan demikian, informasi yang terdaftar dalam laporan keuangan sangat penting bagi investor dan manajemen sehingga harus dapat diandalkan. Kebutuhan akan ketepatan waktu laporan


(15)

keuangan secara jelas telah disebutkan dalam kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan bahwa ketepatan waktu merupakan karakteristik kualitatif yang harus dipenuhi, agar laporan keuangan yang disajikan relevan untuk pembuat keputusan.

Hal tersebut berkaitan dengan teori kepatuhan (Compliance Theory) dimana untuk mengetahui apakah suatu perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan seperti manajemen, dewan komisaris maupun yang ditetapkan oleh pihak ekstern seperti pemerintah, BAPEPAM, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak. Pada pasar modal peraturan yang harus dipatuhi adalah peraturan yang ditetapkan oleh BAPEPAM. Pada kenyataannya masih ada perusahaan yang tercatat sebagai emiten di pasar modal masih melanggar peraturan yang ditetapkan oleh BAPEPAM tersebut dengan melaporkan laporan keuangan dan laporan auditan lebih dari 90 hari setelah tanggal tutup tahun buku perusahaan. Berkaitan dengan hal tersebut, apabila perusahaan terlambat melaporkan laporan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM, maka dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam undang-undang (UU No. 8 1995 “Peraturan Pasar Modal). Begitu juga dengan Pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 1995, Pasar

Modal yang menyatakan bahwa : ”Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi

efektif, dikenakan sanksi denda Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp

500.000.000 (lima ratus juta rupiah).”Keputusan Direksi Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep -307/BEJ/07-24 tentang peraturan sanksi, menetapkan sanksi bagi perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangannya yaitu dengan peringatan I, II, III, suspensi, dan sanksi suspensi.


(16)

1. Peringatan tertulis I, atas keterlambatan penyampaian Laporan Keuangan sampai 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan,

2. Peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), apabila mulai hari kalender ke-31 hingga hari kalender ke-60 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan,

3. Peringatan tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah), apabila mulai hari kalender ke-61 hingga hari kalender ke-90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan atau menyampaikan Laporan Keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peringatan tertulis II,

4. Suspensi, apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan dan atau Perusahaan Tercatat telah menyampaikan Laporan Keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peringatan tertulis II dan III,

5. Sanksi suspensi Perusahaan Tercatat hanya akan dibuka apabila Perusahaan Tercatat telah menyerahkan Laporan Keuangan dan membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peringatan tertulis II dan III.

Pada perusahaan Food and Beverages, beberapa perusahaan yang terdaftar melaporkan laporan keuangan dan auditannya lebih dari 90 hari setelah tutup tahun buku perusahaan. Dari 12 sampel perusahaan food and beverages terdapat beberapa perusahaan yang melaporkan laporan keuangan auditannya lebih dari 90 hari dari tahun 2011-2013. Pada tahun 2011 rata-rata perusahaan melaporkan laporan keuangannya masih tepat waktu, dibawah 90 hari yakni 75 hari. Sementara, pada tahun 2012 perusahaan melaporkan laporan keuangnnya rata-rata menjadi 93 hari. Melewati batas pelaporan keuangan yang ditentukan oleh pemerintah. Sedangkan, pada tahun 2013 perusahaan melaporkan laporan keuangan nya rata-rata 77 hari setelah tutup tahun buku perusahaan. Dari perusahaan-perusahaan yang diteliti, rata-rata penyebab semakin terlambatnya perusahaan melaporkan laporan


(17)

keuangannya adalah semakin menurunnya jumlah laba yang diperoleh dari tahun sebelumnya. Maka, dapat disimpulkan tingkat profitabilitas yang diperoleh sebuah perusahaan mempengaruhi tingkat ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan. Masih banyaknya perusahaan yang belum menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu menunjukkan kesadaran dalam penyampaian laporan keuangan pada perusahaan di Indonesia masih sangat kurang.

Ketepatan waktu pelaporan keuangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya ukuran perusahaan, profitabilitas, opini audit dan umur perusahaan. Dari hasil penelitian yang diperoleh, profitabilitas sangat berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ukuran perusahaan dilihat dari besar kecilnya perusahaan yang dapat diukur dari total penjualan. Perusahaan besar memiliki total penjualan yang tinggi dan sebaliknya perusahaan kecil memiliki total penjualan yang lebih rendah. Perusahaan besar biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menerbitkan laporan keuangan perusahaan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Catrinasari (2006) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu, tetapi menurut penelitian Wijayanti (2008) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan atau tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau profit. Profitabilitas sering digunakan sebagai pengukur kinerja manajemen perusahaan dan efisiensi penggunaan modal. Semakin tinggi profitabilitas maka akan semakin tinggi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Catrinasari (2006), Noviandi (2007), dan Prabowo (2008) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap


(18)

ketepatan waktu pelaporan keuangan, tetapi hasil penelitian Wijayanti (2008) menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Opini audit dapat diukur melalui apakah perusahaan tersebut menerima pendapat wajar tanpa pengecualian atau menerima pendapat selain wajar tanpa pengecualian. Dyer dan McHugh dalam Naim (1999:54) menyatakan bahwa ketepatan waktu pelaporan keuangan dipengaruhi oleh opini audit yang diberikan oleh auditor independen. Umur perusahaan dapat diukur berdasarkan berapa lama sebuah perusahaan publik telah terdaftar dalam pasar modal Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang sudah lama terdaftar di Bursa Efek Indonesia cenderung dapat menyelesaikan pelaporan keuangan tepat waktu karena memiliki keterampilan dan pengalaman yang lebih baik, dibandingkan dengan perusahaan yang baru terdaftar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Catrinasari (2006) yang menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, tetapi berbeda dengan hasil penelitian Noviandi (2007) yang menyatakan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Berdasarkan fenomena dan ketidakkonsistenan hasil penelitian sebelumnya, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan yang merupakan modifikasi dari penelitian-penelitian sejenis yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Penelitian ini juga dilakukan karena terdapat inkonsistensi hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya, sehingga peneliti ingin mengkaji lebih dalam mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, yaitu peneliti menggunakan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas (ROA), opini audit dan umur perusahaan untuk membuktikan faktor-faktor yang memiliki pengaruh dalam ketepatan waktu publikasi laporan keuangan perusahaan. Hal ini dilakukan untuk memperkaya dan


(19)

memperkuat analisis mengenai faktor-faktor tersebut. Selain itu, yang menjadi perbedaan lainnya adalah jenis perusahaan yang menjadi populasi dan sampel serta tahun penerbitan laporan keuangan oleh perusahaan.

Penelitian ini dikhususkan pada perusahan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Perusahaan food and beverages merupakan perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan dikomsumsi masyarakat yang memiliki prospek yang baik di masa mendatang karena peningkatan penjualan tiap tahun. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat akan makanan dan minuman semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan makanan dan minuman jumlah pelaku bisnis di sektor tersebut juga mengalami pertumbuhan yang cukup positif. Saat ini berbagai macam produk makanan dan minuman mulai diinovasikan menjadi aneka menu baru yang ditawarkan pelaku usaha untuk memanjakan para konsumennya. Tentunya kondisi tersebut tidak hanya memberikan keuntungan bagi para pelaku usaha di bidang makanan dan minuman, namun juga menyerap jumlah tenaga kerja yang cukup besar dan membukakan peluang usaha baru bagi para pemula yang tertarik berinvestasi di bidang bisnis kuliner. Serta perusahaan food and beverages lebih stabil dan tidak mudah dipengaruhi oleh musim ataupun kondisi perekonomian karena dalam keadaan apapun orang akan tetap mengkomsumsi makanan dan minuman sebagai kebutuhan dasar. Berdasarkan latar belakang

tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Ukuran Perusahaan,

Profitabilitas (ROA), Opini Audit, dan Umur Perusahaan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar di Bursa Efek


(20)

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Ketidakonsistenan pada hasil temuan penelitian sebelumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka diperlukan penelitian yang mengkaji kembali terhadap faktor-faktor tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu: apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, opini audit, dan umur perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.3.1 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, opini audit dan umur perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1.3.2 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. bagi Peneliti, sebagai wadah mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teori yang telah dipelajari selama kuliah, serta menambah wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan,

2. bagi investor dan calon investor, penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi yang dapat digunakan sebagai pertimbangan betapa pentingnya


(21)

ketepatan waktu berkaitan dengan relevansi dan keandalan informasi laporan keuangan yang akan digunakan sebagai pengambilan keputusan dalam menilai perusahaan,

3. bagi pihak perusahaan, untuk memberikan informasi atas penelitian yang

dilakukan penulis agar dapat dijadikan pertimbangan untuk kemajuan perusahaan serta sebagai bahan pertimbangan dan motivasi dalam upaya meningkatkan ketepatan waktu pelaporan keuangan,

4. bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian sejenis serta menambah pengetahuan dengan memberikan gambaran jika ingin mengadakan penelitian terutama tentang ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan dan memberikan wacana bagi perkembangan studi akuntansi yang berkaitan dengan ketepatan waktu dalam laporan keuangan.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 TEORI KEPATUHAN

Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan dan berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk, patuh pada ajaran atau peraturan. Teori kepatuhan telah diteliti dalam ilmu-ilmu sosial khususnya di bidang psikologi dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya proses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu. Menurut Tyler (dalam Saleh, 2004) terdapat dua perspektif dasar mengenai kepatuhan hukum yaitu instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan-tanggapan terhadap perubahan insentif, dan penalti yang berhubungan dengan perilaku. Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka.

Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal mereka. Komitmen normatif melalui moralitas personal berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut dianggap sebagai keharusan, sedangkan komitmen normatif melalui legitimasi berarti mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk mendikte perilaku


(23)

(Sudaryanti,2008). Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih mematuhi peraturan yang berlaku, sama halnya dengan perusahaan yang berusaha untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu karena selain merupakan suatu kewajiban perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan tepat waktu, juga akan sangat bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan.

Perusahaan yang tidak melaksanakan kewajiban dalam menyampaikan laporan keuangan berkala akan dikenakan sanksi sesuai dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-307/BEJ/07-2004, tentang sanksi khusus bagi perusahaan tercatat yang terlambat menyampaikan laporan keuangan, dikenakan sanksi mulai dari Peringatan I sampai dengan peringatan III disertai denda sebesar Rp 50.000.000 sampai Rp 150.000.000, bahkan akan dikenakan suspense. Pengenaan sanksi tersebut dilakukan dengan proses tertentu sesuai peraturan. Perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan akan dikenakan sanksi administratif berupa denda berdasarkan ketentuan Pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa

“emiten yang pernyataan pendaftrannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda

Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp 500.000.000

(lima ratus juta rupiah).”

Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan alat penguji untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Sebelum membahas secara mendalam mengenai membaca, menganalisis dan menafsirkan kondisi keuangan suatu perusahaan melalui laporan keuangannya, maka berikut ini akan diuraikan terlebih


(24)

dahulu mengenai definisi akuntansi laporan keuangan. Sebab sebagaimana telah diketahui sebelumnya bahwa laporan keuangan merupakan produk akhir dari siklus akuntansi. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2007) disebutkan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk jadwal dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis, serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

2.1.2 TEORI KEAGENAN

Teori keagenan merupakan salah satu cara untuk lebih memahami ekonomi informasi dengan memperluas satu individu menjadi dua individu yaitu agen dan principal. Menurut Jansen dan Mecling (1976), teori ini menjelaskan hubungan antara agen (manajemen usaha) dan prinsipal (pemilik usaha). Dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principle) memerintah orang lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal dan memberi wewenang kepada agent untuk membuat keputusan terbaik bagi principle.

Informasi laporan keuangan yang disampaikan secara tepat waktu akan mengurangi asimetri yang erat kaitannya dengan teory agency (Kim dan Verrechia, 1994) dalam (Saleh, 2004). Sehingga dalam hubungan keagenan, manajemen diharapkan dalam mengambil kebijakan perusahaan terutama kebijakan yang


(25)

menguntungkan pemilik perusahaan. Bila keputusan manajemen merugikan bagi pemilik perusahaan, maka akan timbul masalah keagenan (Ismiyanti dan Hanafi, 2004)

Laporan akuntansi berupa laporan keuangan memang dimaksudkan untuk digunakan oleh berbagai pihak, termasuk manajemen perusahaan sendiri. Namun yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan sebenarnya adalah para pengguna eksternal. Informasi akuntansi ini penting bagi pengguna eksternal terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya.

Para pengguna internal (para manajemen) memiliki kontak langsung dengan entitas atau perusahaannya dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi sehingga tingkat ketergantungannya terhadap informasi akuntansi tidak sebesar pengguna eksternal (Irfan, 2002). Sehingga untuk mengurangi asimetri informasi dan mencegah terjadinya konflik keagenan, sudah menjadi kewajiban bagi pihak manajemen untuk melaporkan laporan keuangan secara tepat waktu.

Jensen dan Meckling (1976) juga menyatakan bahwa terdapat tiga unsur yang dapat membatasi perilaku menyimpang yang dilakukan oleh agen. Unsur-unsur tersebut adalah bekerjanya pasar tenaga manajerial, bekerjanya pasar modal dan bekerjanya pasar bagi keinginan menguasai dan memiliki kepentingan perusahaan (market for corporate control). Agen bisa tidak mempunyai masa depan bila kinerjanya buruk sehingga diberhentikan oleh pemegang saham. Pasar tenaga manajerial akan menghapus kesempatan agen yang tidak mempunyai kinerja baik dan berperilaku menyimpang dari keinginan pemegang saham perusahaan yang dikelola


(26)

oleh agen. Bekerjanya pasar modal secara efisien bisa menjadi cermin kinerja manajer dari harga saham perusahaannya. Bekerjanya market for corporate control bisa menghambat tindakan menguntungkan diri pengelola sendiri, dalam hal menghentikan pengelola dari jabatannya jika perusahaan yang dikelolanya mempunyai kinerja rendah yang memungkinkan pemegang saham baru menggantinya dengan pengelola (agent) lain setelah perusahaan diambil alih.

2.1.3 LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan alat penguji untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Sebelum membahas secara mendalam mengenai membaca, menganalisis dan menafsirkan kondisi keuangan suatu perusahaan melalui laporan keuangannya, maka berikut ini akan diuraikan terlebih dahulu mengenai definisi akuntansi laporan keuangan. Sebab sebagaimana telah diketahui sebelumnya bahwa laporan keuangan merupakan produk akhir dari siklus akuntansi. Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2007) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk jadwal dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis, serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.


(27)

2.1.4 KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan merupakan salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk memberikan informasi kepada pihak luar perusahaan. Informasi yang dihasilkan oleh pihak manajemen harus memiliki beberapa karakteristik kualitatif. FASB dalam SFAC No. 2 secara lebih spesifik membagi karakteristik kualitatif dari laporan keuangan sebagai berikut :

A. Relevansi

Relevansi adalah “membuat suatu perbedaan”. Aspek dari informasi yang

relevan adalah: nilai umpan balik, nilai prediksi dan tepat waktu. Informasi yang relevan secara normal harus meneydiakan nilai umpan balik (feedback value) maupun nilai prediksi (predictive value) pada saat yang sama. Umpan balik dari kejadian masa lalu membantu dalam mengkonfirmasi atau memperbaiki perkiraan sebelumnya. Informasi seperti ini dapat digunakan untuk memperkirakan hasil dimasa yang akan datang. Sebagai contoh, ketika perusahaan menyajikan laporan laba rugi komparatif, seorang investor memiliki informasi untuk membandingkan hasil operasi tahun lalu dengan tahun ini. Hal ini memberikan dasar umum untuk mengevaluasi perkiraan sebelumnya dan untuk mengestimasi hasil yang mungkin diperoleh tahun depan. Tepat waktu (timeliness) adalah aspek yang penting agar informasi dapat “membuat suatu perbedaan” karena apabila informasi baru bisa didapat setelah keputusan


(28)

B. Reliabilitas

Informasi dikatakan dapat diandalkan apabila secara relative bebas dari kesalahan dan menyajikan hal yang seharusnya. Reliabilitas tidak berarti ketepatan yang absolut. Informasi yang berdasarkan penilaian dan yang menggunakan estimasi dan perkiraan tidak mungkin akurat secara total, tetapi harus dapat diandalkan. Tujuannya adalah memberikan jenis informasi yang dapat memberikan kepercayaan bagi pemakainya. Informasi seperti ini harus memiliki kriteria dapat diverifikasi, penyajian jujur, dan netralitas.

a) Dapat Diverifikasi

Dapat diverifikasi (verifiability) melibatkan consensus. Akuntan mencari dasar pengukuran laporan keuangan yang dapat diverifikasi oleh akuntan lain yang terlatih dengan menggunakan metode pengkuran yang sama.

b) Penyajian Jujur

Penyajian jujur (epresentational faithfulness) berarti bahwa ada kesesuaian antara pengukuran dengan aktivitas ekonomi akan unsur akuntansi yang diukur.

c) Netralitas

Netralitas (neutrality) merupakan konsep yang serupa dengan konsep yang berkaitan dengan kejujuran. Apabila laporan keuangan bertujuan untuk memuaskan sebagian besar kelompok dari pemakainy, maka informasi yang disajikan tidak boleh berpihak terhadap kepentingan suatu kelompok dari pemakainya dan mengorbankan kelompok lain.


(29)

C. Dapat Dibandingkan

Dapat dibandingkan (comparability) adalah bahwa informasi menjadi lebih berguna ketika dapat dikaitkan dengan suatu tolak ukur atau standar. Perbandingan dapat dilakukan dengan data dari perusahaan lain atau informasi yang sejenis dengan perusahaan yang sama, tetapi pada periode yang berbeda. Perbandingan dalam data akuntansi untuk perusahaan yang sama selama beberapa periode sering disebut konsistensi.

D. Materialitas

Materialitas (materiality) merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam mengakui suatu informasi akuntansi. Pertimbngan utama dalam konsep ini adalah apakah penyajian informasi tertentu akan mempengaruhi secara signifikan terhadap keputusan yang diambil. Masalah yang timbul dalam menentukan tingkat materialitas suatu informasi adalah tidak adanya aturan terhadap konsep tersebut. Sampai saat ini tidak ada konsep umum terhadap materialitas. Penentuan tingkat materialitas suatu informasi akhirnya diserahkan pada pertimbangan profesional.

E. Manfaat Lebih Besar dari Biayanya

Seperti halnya komoditas lainnya, harus bernilai lebih dari biaya untuk memproduksinya. Kesulitan untuk mengetahui efektivitas biaya dari pelaporan keuangan adalah bahwa manfaat dan biaya, terutama manfaat, tidak selalu dapat diukur dengan mudah. Selain biaya yang ditimbulkan oleh pihak-pihak yang dapat


(30)

diidentifikasi dan jelas, perusahaan wajib untuk menyiapkan laporan keuangan, sedangkan manfaatnya tersebar ke seluruh perekonomian.

2.1.5 FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN

Ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan berdasarkan penelitian terdahulu, antara lain ukuran perusahan, umur perusahaan, profitabilitas, dan opini audit.

2.1.5.1 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan dan dapat dinilai dari beberapa segi. Ukuran perusahaan dapat diukur berdasarkan pada total penjualan, total nilai buku asset, nilai bersih kekayaan, dan jumlah tenaga kerja (Soegeng, 2006:79), semakin besar nilai item-item tersebut, semakin besar pula ukuran perusahan itu. Perusahaan besar cenderung ingin menyajikan laporan keuangan tepat waktu daripada perusahaan kecil. Perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan keuangan auditan lebih awal karena banyaknya pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut dan membutuhkan laporan keuangan tahunan sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan. Manajemen dengan skala besar cenderung diberikan insentif untuk mempercepat penerbitan laporan keuangan auditan disebabkan perusahaan berskala besar dimonitor secara ketat oleh investo, Badan Pengawas Pasar Modal LK, dan pemerintah. Pelaporan keuangan akan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang diaudit semakin bedar dan semakin luas (Soegeng, 2006:79). Hal tersebut berkaitan dengan semkin banyaknya jumlah


(31)

sampel audit yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang harus dilakukan.

2.1.5.2 Profitabilitas (ROA)

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang dan laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya. Profitabilitas juga merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan mencerminkan tingkat efektivitas yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan. Givoly dan Palmon (dalam Saleh, 2004:18) berpendapat bahwa ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Jika pengumuman laba berisi berita baik maka pihak manajemen cenderung melaporkan tepat waktu dan sebaliknya. Dalam penelitian ini menggunakan return on asset (ROA) karena para peneliti sebelumnya menggunakan ROA.

2.1.5.3 Opini Audit

Opini audit adalah pendapat akuntan publik atau auditor independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diauditnya. Auditor sebagai pihak yang independen di dalam mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan publik akan memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 110 paragraf 1 menyatakan bahwa laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Laporan audit


(32)

hanya dibuat jika audit benar-benar dilakukan. Bagian dari laporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit.

Opini audit yang diberikan oleh auditor independen melalui beberapa tahap audit yang dilakukan dapat member simpulan atas laporan keuangan yang diauditnya. Arens dkk (2008:58) mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor didalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan profeionalnya.

Menurut Arens dan Loebbecke (1997:39) terdapat 5 jenis opini audit yang dapat diberikan oleh auditor atas laporan keuangan yang diauditnya. Opini audit tersebut dibedakan unqualified opinion (wajar tanpa pengecualian), unqualified opinion with explanatory paragraph (wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan), qualified opinion (wajar tanpa pengecualian), adverse opinion (tidak wajar), dan disclaimer opinion (tidak memberikan pendapat).

1)Wajar Tanpa Pengecualian

Auditor memberikan opini unqualified opinion (wajar tanpa pengecualian), jika menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Laporan audit standar dengan opini wajar tanpa pengecualian dapat digunakan apabila kondisi-kondisi berikut terpenuhi: semua laporan keuangan (neraca yang mencerminkan posisi aktiva, kewajiban dan ekuits, laporan laba rugi, laporan perubahan saldo laba, dan laporan arus kas serta pelengkapnya yang memadai), sudah tercakup dalam laporan keuanga, ketiga standar umum auditing telah diikuti dengan sepenuhnya dalam penugasan, bahan bukti yang cukup dan memadai telah dikumpulkan, laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tidak terdapat situasi-situasi yang memerlukan penambahan paragraf penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.

2) Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan

Auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan dalam laporan auditnya karena audit yang dilakukannya telah memenuhi kriteria suatu proses audit yang lengkap dengan hasil-hasil yang memuaskan dan laporan keuangan


(33)

telah disajikan secara wajar. Tetapi auditor merasa perlu untuk memberikan sejumlah informasi tambahan dalam laporan auditnya. Berikut ini adalah beberapa penyebab paling penting dari penambahan paragraf penjelasan dalam laporan audit wajar tanpa pengecualian : tidak ada konsistensi, keraguan atas kelangsungan hidup perusahaan (going concern), penekanan atas suatu hal dan laporan yang melibatkan auditor lain (Arens dkk, 2008:65)

Dengan kata lain, opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan diberikan jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penejelasan, namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien.

3) Wajar Dengan Pengecualian (WDP)

Auditor memberikan kesimpulan bahwa laporan keuangan disajikan wajar dengan pengecualian untuk pos-pos tertentu yang memuat salah saji yang material. Pada saat auditor menerbitkan laporan wajar dengan pengecualian, auditor harus menggunakan

istilah “kecuali untuk” dalam paragraf pendapat. Dalam hal ini harus tersirat bahwa

laporan auditor tersebut merasa puas bahwa keseluruhan laporan keuangan adalah

wajar “kecuali untuk” aspek tertentu yang menunjukan salah saji yang material.

Tidaklah dibenarkan menggunakan ungkapan kecuali untuk pada semua jenis pendapat auditorselain pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion).

Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan jika auditor menjumpai kondisi-kondisi berikut (Mulyadi, 2002:22):

a. Lingkup audit dibatasi oleh klien

b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor

c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

d. Prinsip akuntansi yang berlaku umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.

4) Tidak Wajar

Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar. Pendapat tidak wajar hanya diberikan jika auditor merasa yakin bahwa secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan memuat salah saji yang sngat material atau menyesatkan dan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pendapat tidak wajar ini hanya dibuat jika auditor telah memiliki bahan bukti audit yang cuku. Hal ini bukanlah hal yang lazim sehingga pendapat tidak wajar (adverse opinion) sangat jarang diberikan.


(34)

5) Tidak Memberikan Pendapat

Disclaimer opinion atau pendapat tidak memberikan pendapat diberikan oleh auditor jika auditor tidak dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan yang memuat salah saji sangat material telah disajikan secara wajar atau tidak. Pernyataan pendapat tidak memberikan pendapat dilakukan auditor jika auditor tidak berhasil meyakinkan dirinya bahwa keseluruhan laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan timbul karena banyak pembatasan lingkungan audit atau hubungan yang tidak independen antara auditor dengan klien menurut kode etik professional. Masing-masing situasi tersebut tidak memungkinkan auditor untuk dapat memutuskan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.

Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion ) dengan pernyataan pendapat tidak wajar (adverse opinion) adalah pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor mengetahui adanya ketidakwajaran laporan keuangan yang disusun klien, sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion) karena auditor tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan laporan auditan atau auditor tidak independen (Mulyadi, 2002:22). Dyer dan McHugh dalam Naim (1999:54) menyatakan bahwa ketepatan waktu pelaporan keuangan dipengaruhi oleh opini audit yang diberikan oleh auditor independen.

2.1.5.4 Umur Perusahaan

Idealnya umur perusahaan diukur berdasarkan tanggal pada saat berdirinya perusahan yang bersangkutan, namun umur perusahaan dalam penelitian yang dilakukan diukur berdasarkan tanggal first issue (listed) perusahaan tersebut di pasar modal (Owusu dan Ansah, 2000 dalam Catrinasari, 2006:11). Umur perusahaan juga merupakan hal yang dipertimbangkan oleh investor sebelum menanamkan modalnya. Umur perusahaan mencerminkan perusahaan tetap survive dan menjadi bukti bahwa


(35)

perusahaan tersebut mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis yang

ada dalam perekonomian. Menurut Owusu dan Ansah (dalam Na’im, 1999:48)

menyatakan, ketika sebuah perusahaan berkembang dan para akuntannya belajar lebih banyak masalah pertumbuhan, menyebabkan penundaan yang luar biasa dapat diminimalisasikan. Akibatnya, perusahaan yang memiliki umur lebih tua cenderung lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika diperlukan karena perusahaan memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam proses pelaporan keuangan.

2.1.6 TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU

Beberapa penelitian telah dilakukan oleh para peneliti dan para akademisi sebelumnya mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan dengan menggunakan beberapa variabel. Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan yang ditunjukkan dalam tabel 2.1

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

NO. Peneliti Variabel Hasil Penelitian

1. Owushu- Ansah (2000)

Variabel Independen:

Ukuran Perusahaan,

Profitabilitas, Gearing, Extraordinary and or Contigent items, Month Of Financial Year-End, dan Umur Perusahaan.

Variabel Dependen:

Ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan.

Hanya Ukuran

Perusahaan dan

Profitabilitas yang mempengaruhi Ketepatan

Waktu dimana

perusahaan mengeluarkan

laporan keuangan


(36)

2. Noviandi (2007)

Variabel Independen:

Ukuran Perusahaan,

Profitabilitas,

Kompleksitas Operasi, dan Umur Perusahaan.

Variabel Dependen:

Ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan.

Profitabilitas berpengaruh

terhadap Ketepatan

Waktu Pelaporan

Keuangan. , tetapi

Ukuran Perusahaan,

Kompleksitas Operasi, dan Umur Perusahaan

tidak berpengaruh

terhadap Ketepatan

Waktu Pelaporan

Keuangan.

3. Prabowo

(2008)

Variabel Independen: Profitabilitas, Opini Audit dan Kualitas Auditor.

Variabel Dependen:

Ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan.

Profitabilitas berpengaruh

terhadap Ketepatan

Waktu Pelaporan

Keuangan, tetapi Opini Audit dan Kualitas

Auditor tidak

berpengaruh terhadap

Ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan. 4. Wijayanti

(2008)

Variabel Independen: Profitabilitas, Ukuran

Perusahaan, Umur

Perusahaan, Opini Audit dan Kualitas Kantor Audit.

Variabel Dependen:

Ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan.

Profitabilitas, Ukuran

Perusahaan, Umur

Perusahaan, Opini Audit dan Kualitas Kantor Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap

Ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan.

5. Putra dan Thohiri (2013)

Variabel Dependen:

Debt to Equity Ratio, Profitabilitas, Struktur Kepemilikan, Pergantian

Auditor, Ukuran

Perusahaan dan Kualitas Auditor.

Debt to Equity Ratio,

Profitabilitas, Struktur Kepemilikan, Pergantian

Auditor, Ukuran

Perusahaan tidak

berpengaruh signifikan

terhadap Ketepatan


(37)

Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.

Keuangan, sedangkan

Kualitas Auditor

berpengaruh signifikan terhadap KWPK.

Owushu – Ansah (2000) melakukan penelitian pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Harare, Zimbabwe. Dari lima variable yang diteliti, hanya ukuran perusahaan dan profitabilitas yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan, tiga variabel yang lainnya tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Noviandi (2007) melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2003-2005. Variabel yang digunakan lebih sedikit dibandingkan peneliti sebelumnya hanya empat variabel yakni ukuran perusahaan, profitabilitas, kompleksitas operasi dan umur perusahaan. Penelitian tersebut sedikit berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian tersebut membuktikan bahwa hanya profitabilitas yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, sementara variabel lainnya yakni ukuran perusahaan, kompleksitas operasi dan umur perusahaan tidak mempengaruhi ketapatan waktu pelaporan keuangan.

Prabowo (2008) melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Peneliti menggunakan tiga variabel yakni profitabilitas, opini audit dan kualitas auditor. Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti menemukan hasil yang sama dari peneliti sebelumnya. Bahwa hanya profitabilitas yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sementara variabel yang lainnya yakni opini audit dan kualitas auditor, tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.


(38)

Wijayanti (2008) melakukan penelitian pada perusahaan go public di Bursa Efek Jakarta tahun 2004-2005. Berdasarkan penelitian tersebut peneliti menemukan bahwa dari semua variabel yang diteliti yakni profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, opini audit dan kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hal ini berbeda dengan peneliti-peneliti yang sebelumnya, yang menyatakan bahwa dari semua variabel yang diteliti setidaknya ada beberapa variabel yang berpengaruh. Sementara, berdasarkan penelitian Wijayanti tidak satu pun dari varaiabel yang diteliti tersebut yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Penelitian selanjutnya, Putra dan Thohiri (2013) melakukan penelitian pada perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Dari lima variabel yang diteliti yakni, debt to equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan, pergantian auditor, ukuran perusahaan dan kualitas auditor. Peneliti menemukan bahwa hanya kualitas auditor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sementara variabel yang lainnya debt to equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan, pergantian auditor dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Perbedaan hasil penelitian-penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu kemungkinan dikarenakan perbedaan jumlah sampel perusahaan, uji regresi yang digunakan dan perusahaan yang diteliti. Owusu – Ansah (2000) meneliti 47 perusahaan non finansial dengan menggunakan uji regresi berganda, sedangkan Noviandi (2007) meneliti 127 perusahaan manufaktur dengan menggunakan uji regresi logistik, begitu juga dengan Prabowo (2008) meneliti 32 perusahaan manufaktur. Wijayanti (2008) meneliti 105 perusahaan go public dengan menggunakan uji regresi berganda. Putra dan Thohiri meneliti 57 perusahaan manufaktur dengan menggunakan uji regresi logistik.


(39)

Melihat hasil dari peneliti – peneliti terdahulu, peneliti tertarik untuk meneliti dengan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, opini audit dan umur perusahaan. Dengan meneliti perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berbeda dengan peneliti sebelumnya. Serta tahun yang berbeda yakni periode tahun 2011 – 2013.

2.1.7 KERANGKA KONSEPTUAL

Setiap perusahaan yang go public memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit tepat waktu. Menurut Keputusan Ketua Bapepam Nomor 36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, dalam lampirannya, disebutkan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan. Berdasarkan fakta yang ada, masih banyak perusahaan yang tidak tepat waktu atau terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaannya, hal ini karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Pada umumnya ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan ditentukan oleh adanya berita baik atau berita buruk mengenai kondisi perusahaan, jika pengumuman laporan keuangan berisi good news maka pihak manajemen akan cenderung melaporkan tepat waktu dan jika pengumuman berisi bad news maka pihak manajemen cenderung melaporkan tidak tepat waktu (Rachmawati, 2008). Namun Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut :


(40)

H1

Gambar 2.1 Kerangka Koseptual

2.1.7.1 Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap KWPK

Ukuran perusahaan pada penelitian ini diukur berdasarkan total penjualan. Total penjualan yang semakin besar berarti ukuran perusahaan juga semakin besar. Semakin besarnya ukuran perusahaan maka semakin baik pula Sumber Daya Manusia yang dimiliki perusahaan tersebut, sehingga semakin cepat juga laporan keuangan perusahaan tersebut disajikan. Perusahaan besar merupakan sorotan masyarakat dan terkait dengan lebih banyak pengguna informasi seperti investor, kreditor, pemasok, pelanggan, pemilik perusahaan, karyawan dan sebagainya. Hal tersebut mendorong perusahaan besar untuk mengusahakan ketepatan waktu demi keandalan dan relevansi laporan keuangan. Dapat disimpulkan, ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Ukuran Perusahaan (X1)

Profitabilitas (X2)

Opini Audit (X3)

Umur Perusahaan (X4)

Ketepatan waktu pelaporan keuangan (Y)


(41)

2.1.7.1 Hubungan Profitabilitas (ROA) Terhadap KWPK

Variabel profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan pada masa yang akan datang, dimana laba perusahaan merupakan informasi penting sebagai pertimbangan bagi investor, perusahaan yang memperoleh laba dianggap sebagai good news sehingga perusahaan akan secepat mungkin melaporkan laporan keuangannya. Semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan, maka semakin cepat pula perusahaan tersebut dalam melaporkan pelaporan keuangannya. Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

2.1.7.3 Hubungan Opini Audit Terhadap KWPK

Opini audit ditunjukkan dari opini apa yang diterima perusahaan dari auditor atas laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Pendapat

unqualified opinion dianggap sebagai berita baik (good news) bagi perusahaan di mata publik, sehingga pihak manajemen akan meyegerakan pelaporannya kehadapan publik dan proses audit akan lebih cepat. Hal tersebut menunjukkan bahwa opini audit berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan

2.1.7.4 Hubungan Umur Perusahaan Terhadap KWPK

Umur perusahaan diukur sejak perusahaan tersebut terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia sampai tahun berjalan. Perusahaan yang sudah lama terdaftar biasanya lebih berpengalaman dalam pelaporan keuangan. Semakin tinggi umur perusahaan, maka semakin berpengalaman perusahaan tersebut sehingga semakin


(42)

tepat waktu dalam melaporkan laporan keuangannya. Dapat disimpulkan bahwa umur perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

2.1.8 HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis adalah pernyataan yang didefenisikan dengan baik mengenai karakteristik populasi (Rochaety dkk, 2007 : 104). Menurut Sugiyono (2006 : 51)

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris.

Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah terdapatnya pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, opini audit dan umur perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah desain kausal. Desain kausal yaitu untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003:30). Desain kausal digunakan untuk penelitian yang memiliki hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen yang diteliti. Tujuan dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis dan menjelaskan hubungan variabel-variabel yang diteliti yaitu Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Opini Audit dan Umur Perusahaan sebagai variabel independen terhadap variabel dependennya ketepatan waktu pelaporan keuangan.

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diperoleh melalui internet dengan mendownload melalui situs resmi www.idx.co.id. BEI dipilih sebagai tempat penelitian karena BEI merupakan Bursa Efek di Indonesia yang memiliki catatan historis yang panjang dan lengkap mengenai perusahaan yang sudah go public.


(44)

3.2.2 Waktu Penelitian Tabel 3.1 Waktu Penelitian Tahapan Penelitian November 2014 Desember 2014 Januari 2015 Februari 2015 Maret 2015 Pengajuan Proposal Skripsi Bimbingan Proposal Skripsi Seminar Proposal Skripsi Bimbingan Skripsi Penyelesaian Skripsi Sidang Skripsi

3.3 BATASAN OPERASIONAL

Peneliti memiliki keterbatasan antara lain:

1. periode pengamatan dalam penelitian yang dilakukan hanya mencakup tahun


(45)

3.4 DEFINISI OPERASIONAL

Berdasarkan perumusan masalah, maka variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen (bebas) merupakan variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain, dan variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen (Umar, 2003:50). Definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan dalam riset (Jogiyanto, 2004:62).

3.4.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketepatan waktu pelaporan keuangan. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy dimana angka 1 diberikan jika perusahaan menyampaikan laporan keuangan tepat waktu, (listed)

perusahaan tersebut di pasar modal. yakni paling lambat akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan dan angka 0 diberikan jika perusahaan menyampaikan laporan keuangan tidak tepat waktu, yakni setelah akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

3.4.2 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah :

3.4.2.1 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dinyatakan dalam total penjualan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini akan dihitung dengan menggunakan logaritma natural atas total penjualan.


(46)

3.4.2.2 Profitabilitas

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan logaritma natural return on assets (ROA).

Laba bersih ROA =

Total Aktiva

3.4.2.3 Opini Audit

Opini audit adalah pendapat akuntan publik atau auditor independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diauditnya. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy dimana angka 1 diberikan jika auditor independen memberikan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dan 0 jika auditor independen memberikan opini selain WTP.

3.4.2.4 Umur Perusahaan

Umur perusahaan dalam penelitian ini diukur berdasarkan tahun berjalan dikurang tanggal first issue (listed) perusahaan tersebut di pasar modal.


(47)

3.5SKALA PENGUKURAN VARIABEL

Skala Pengukuran Variabel dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Skala Pengukuran Variabel

Variabel Penelitian Indikator Skala Pengukuran

Ukuran perusahaan Total penjualan Rasio

Profitabilitas (Return on assets)

Laba Bersih

Total Aktiva

Rasio

Opini audit Wajar tanpa pengecualian : 1 Selain wajar tanpa pengecualian : 0

Nominal

Umur Perusahaan Tahun berjalan – Tahun first issue Rasio

Ketepatan Waktu Tepat waktu : 1 Tidak tepat waktu : 0

Nominal

3.6 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:72). Populasi penelitian ini adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2011 sampai 2013 yaitu sebanyak 15 perusahaan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan


(48)

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006:73). Dalam penelitian ini, dari 15 populasi yang memenuhi kriteria yakni perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI, perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya tahun 2011-2013, serta yang memperoleh laba selama periode 2011-2013 diperoleh 12 sampel perusahaan. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara purposive yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu (Jogiyanto, 2004:79). Kriteria pengambilan sampel penelitian adalah sebagai berikut:

1. perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI selama periode pengamatan (sejak tahun 2011 sampai 2013),perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangan yang diaudit per 31 Desember tahun 2011, 2012, 2013,

2. perusahaan memperolah laba selama periode pengamatan (tahun 2011 sampai 2013).

3.7 JENIS DATA

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder. Data sekunder

menurut Indriantoro dan Supomo (1999:147) ialah “ sumber data penelitian yang diperoleh

secara tidak langsung melalui media perantara, yang umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yan telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

Data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan audit perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.


(49)

3.8 METODE PENGUMPULAN DATA

Data yang digunakan adalah data sekunder. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah studi pustaka, dengan mengumpulkan data dari jurnal, abstrak, dan buku yang berkaitan dengan penelitian. Tahap kedua adalah studi dokumentasi, dengan mengumpulkan data berupa laporan keuangan dan informasi lain yang berkaitan dengan penelitian melalui media internet situs www.idx.co.id dan www.BAPEPAM.go.id dengan cara men-download laporan keuangan perusahaan yang dibutuhkan.

3.9 TEKNIK ANALISIS DATA 3.9.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran dari fenomena atau karakteristik dari data. Karakteristik data yang digambarkan adalah karakteristik distribusinya. Analisis statistik deskriptif meliputi jumlah, sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi.

3.9.2Pengujian Data

Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan regresi logistik. Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Pada regresi logistik tidak menggunakan uji normalitas dan heteroskedastisitas karena variabel bebasnya tidak harus memiliki distribusi normal dan memiliki varian yang sama (Mudrajat, 2001:217). Uji regresi logistik digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel respon yang berupa data dikotomik/biner dengan variabel bebas yang berupa data berskala interval dan atau kategorik (Hosmer dan Lemeshow, 1989). Variabel yang dikotomik/biner


(50)

adalah variabel yang hanya mempunyai dua kategori saja, yaitu kategori yang menyatakan kejadian sukses (Y=1) dan kategori yang menyatakan kejadian gagal (Y=0).

3.9.2.1 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antarvariabel independen. Uji multikoliniearitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antarvariabel independen. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:

a. Bila VIF > 10 terdapat masalah multikolinearitas

b. Bila VIF < 10 tidak terdapat masalah multikolinearitas

c. Tolerance < 0,10 maka diduga mempunyai masalah multikolinearitas

d. Tolerance > 0,10 maka tidak terdapat multikolinearitas.

3.9.2.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Model regresi yang baik


(51)

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteteksi ada tidaknya gejala autokorelasi, maka uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Runs Test. Bila hasil output SPSS menunjukkan probabilitas signifikansi dibawah 0,05 maka disimpulkan terdapat gejala autokorelasi pada model regresi tersebut.

3.9.3Pengujian model

3.9.3.1Menilai Model Fit

Untuk menilai model fit statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi Likelihood. Likelihood (L) dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan hipotesis alternatif, L ditransformasikan menjadi -2 Log L.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Adanya pengurangan nilai antara -2 Log L awal dengan nilai -2 Log L pada langkah berikutnya menunujukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006:232). Log Likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian

“Sum of Square Error” pada model regresi, sehingga penurunan Log Likelihood menunjukkan model regresi yang semakin baik.

3.9.3.2Menilai Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dapat diuji dengan Hosmer and Lemeshow’s


(52)

empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Hipotesis untuk menilai kelayakan model regresi adalah:

Ho : tidak ada perbedaan model dengan data

Ha : ada perbedaan model dengan data

Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka H0 ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness Fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05 maka Ho tidak

dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya (Ghozali, 2006:233).

3.9.3.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar variabilitas variabel independen mampu memperjelas variabilitas variabel dependen. Koefisien determinasi pada regresi logistik dapat dilihat pada nilai

Nagelkarke R Square. Bila nilai Nagelkarke R Square kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.


(53)

3.9.3.4 Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dalam output regresi logistik, angka ini dapat dilihat pada Classification Table (Ghozali, 2006:233).

3.9.4 Pengujian Hipotesis

Regresi logistik dalam penelitian ini untuk menguji apakah ukuran perusahaan, profitabilitas (ROA), opini audit dan umur perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Tingkat kepercayaan yang

digunakan adalah sebesar 95% atau taraf nyata signifikansi 5% (α = 0,05). Adapun

kriteria pengujian hipotesis yaitu :

Ho diterima jika Sig > 5%

Ha diterima jika Sig < 5%

Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

TL = a + b1 FS + b2 ROA + b3 OA + b4FA + ε

TL = Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan FS = Ukuran Perusahaan

ROA = Profitabilitas (Return on Assets)

OA = Opini Audit

FA = Umur Perusahaan


(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi logistik. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan microsoft excel, lalu dilakukan pengujian asumsi klasik, pengujian model, dan pengujian regresi logistik dengan menggunakan software SPSS

(Statistical Product and Service Solution) versi 20. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan.

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Objek penelitian ini adalah perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011 – 2013, dimana jumlah perusahaan food and beverages tersebut adalah 15 perusahaan. Setelah data terkumpul, seluruh perusahaan yang termasuk dalam populasi diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan penyeleksian tersebut, maka diperoleh 12 perusahaan yang dapat dijadikan sampel penelitian dengan 3 tahun periode pengamatan, sehingga diperoleh jumlah observasi 36.


(1)

LAMPIRAN 11

HASIL PENGUJIAN REGRESI LOGISTIK

STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

FS 36 1394152938.00 12017837133337.00 1541973431079.4167 2941841957945.41650

FA 36 1 29 16.25 7.553

ROA 36 .03 1.36 .2848 .28856

OA 36 0 1 .75 .439

TL 36 0 1 .78 .422

Valid N (listwise)

36

OA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 9 25.0 25.0 25.0

1 27 75.0 75.0 100.0

Total 36 100.0 100.0

TL

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 8 22.2 22.2 22.2

1 28 77.8 77.8 100.0


(2)

ANALISIS REGRESI LOGISTIK

Logistic Regression

Notes

Output Created 01-Mar-2015 10:18:42

Comments

Input Data D:\astri usu\DATA.sav

Active Dataset DataSet1 Filter <none> Weight <none> Split File <none>

N of Rows in Working Data File 36 Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing

Syntax LOGISTIC REGRESSION VARIABLES TL

/METHOD=ENTER FS ROA OA FA /CLASSPLOT

/CASEWISE OUTLIER(2)

/PRINT=GOODFIT CORR ITER(1) CI(95) /CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10) ITERATE(20) CUT(0.5).

Resources Processor Time 00 00:00:00.000

Elapsed Time 00 00:00:00.010

[DataSet1] D:\astri\DATA.sav

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent Selected Cases Included in Analysis 36 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 36 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 36 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

0 0


(3)

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients Constant Step 0 1 38.267 1.111

2 38.139 1.248

3 38.139 1.253

4 38.139 1.253

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 38.139

c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea,b

Observed

Predicted TL

Percentage Correct

0 1

Step 0 TL 0 0 8 .0

1 0 28 100.0

Overall Percentage 77.8

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 0 Constant 1.253 .401 9.765 1 .002 3.500

Variables not in the Equationa

Score df Sig. Step 0 Variables FS 2.842 1 .092

ROA 1.705 1 .192

OA 3.429 1 .064

FA 5.111 1 .024


(4)

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant FS ROA OA FA Step 1 1 28.971 .969 .000 1.106 1.179 -.053

2 22.576 1.189 .000 4.072 2.179 -.121 3 18.455 1.113 .000 8.762 3.770 -.202 4 17.207 1.043 .000 12.795 5.233 -.270 5 17.083 .987 .000 14.587 5.876 -.299 6 17.081 .968 .000 14.860 5.968 -.303 7 17.081 .967 .000 14.866 5.969 -.303 8 17.081 .967 .000 14.866 5.969 -.303 a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 38.139

d. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than .001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig. Step 1 Step 21.057 4 .000

Block 21.057 4 .000 Model 21.057 4 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 17.081a .443 .678

a. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.


(5)

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

TL = 0 TL = 1

Total Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 4 3.680 0 .320 4

2 3 2.520 1 1.480 4

3 0 .993 4 3.007 4

4 0 .394 4 3.606 4

5 1 .239 3 3.761 4

6 0 .150 4 3.850 4

7 0 .023 4 3.977 4

8 0 .001 4 3.999 4

9 0 .000 4 4.000 4

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B) Lower Upper Step 1a FS -3.275 .000 2.294 1 .130 1.000 1.000 1.000

ROA 14.866 6.825 4.744 1 .029 2858440.907 4.434 1.843E12 OA 5.969 2.423 6.068 1 .014 391.249 3.387 45197.328 FA -.303 .145 4.355 1 .037 .739 .556 .982 Const

ant

.967 2.804 .119 1 .730 2.631

a. Variable(s) entered on step 1: FS, ROA, OA, FA.

Classification Tablea

Observed

Predicted TL

Percentage Correct

0 1

Step 1 TL 0 6 2 75.0

1 1 27 96.4

Overall Percentage 91.7

a. The cut value is .500

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) .742 .236 3.146 .004

FS -3.114E-14 .000 -.217 -1.387 .175 .937 1.067 FA -.013 .009 -.238 -1.439 .160 .839 1.192 ROA .276 .236 .189 1.172 .250 .882 1.133 OA .295 .149 .307 1.981 .057 .959 1.043 a. Dependent Variable: TL


(6)

Step number: 1

Observed Groups and Predicted Probabilities

16 + + I I I I F I I R 12 + + E I 1I Q I 1I U I 1I E 8 + 1+ N I 1I C I 1I Y I 1I 4 + 1+ I 1 1I I 1 1 11 1I I 00 0 0 1 0 0 0 11 1 11 1 0111111I Predicted ---+---+---+---+---+---+---+---+---+--- Prob: 0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1 Group: 0000000000000000000000000000000000000000000000000011111111111111111111111111111111111111111111111111 Predicted Probability is of Membership for 1

The Cut Value is .50 Symbols: 0 - 0 1 - 1

Each Symbol Represents 1 Case.

Casewise Listb

Case Selected Statusa

Observed

Predicted Predicted Group

Temporary Variable

TL Resid ZResid

11 S 0** .939 1 -.939 -3.928

13 S 1** .189 0 .811 2.070

a. S = Selected, U = Unselected cases, and ** = Misclassified cases. b. Cases with studentized residuals greater than 2.000 are listed.

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea .11497 Cases < Test Value 18 Cases >= Test Value 18

Total Cases 36

Number of Runs 21

Z .507

Asymp. Sig. (2-tailed) .612


Dokumen yang terkait

Analisis Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Opini Audit, dan Audit Report Lag, yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 47 85

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PROFITABILITAS, UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK, DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN (Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 21 18

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, UMUR PERUSAHAAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 30

PENGARUH AUDIT DELAY, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA.

0 0 14

PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 TEORI KEPATUHAN - Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas (Roa), Opini Audit Dan Umur Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa E

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas (Roa), Opini Audit Dan Umur Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

SKRIPSI PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS (ROA), O PINI AUDIT DAN UMUR PERUSAH AAN TE RHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11

Analisis Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Opini Audit, dan Audit Report Lag, yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

ANALISIS UKURAN PERUSAHAAN, UMUR PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, OPINI AUDIT, DAN AUDIT REPORT LAG, YANG BERPENGARUH TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN DAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 12