Apa hubungan ikan-ikan tersebut dengan artifiacial reef dan mengapa ikan-ikan tersebut menempati area artificial reef?. Diduga, keberadaan ikan
karang di area artificial biorock dan non-biorock adalah untuk mencari makan berupa ikan-ikan kecil, invertebrata dan hewan bentik lain dan sebagai tempat
berlindung. Oleh sebab itu, penenggelaman artificial biorock dapat berperan untuk meningkatkan produksi perikanan tangkap.
Terumbu karang, biota-biota, dan ikan karang telah terpadu menjadi satu kesatuan, saling terkait dan membuat suatu paduan bentuk kehidupan, sehingga
artificial biorock tersebut telah membetuk suatu ekosistem yang sangat mirip dengan ekosistem terumbu karang alami. Kehadiran biota laut dan ikan karang
memberi gambaran bahwa artificial biorock telah berperan sebagai tempat hidup, mencari makan dan berlindung dari predator.
4.3 Recruitment Karang
Reproduksi dan recruitment memiliki peranan yang sangat penting untuk menjaga dan mempertahankan kelestarian terumbu karang. Menurut Munasik dan
Widjatmoko 2005 salah satu aspek penting dalam reproduksi karang adalah spawning pemijahan. Recruitment karang merupakan proses dan peristiwa
kemunculan individu-inidividu karang muda yang dihasilkan melalui reproduksi, kemudian menempel pada substrat dan menjadi bagian dari populasi. Larva
karang yang mengakhiri kehidupannya sebagai organisme planktonik, lalu menempel pada substrat yang cocok disebut sebagai proses recruitment Rudi,
2006. Jenis karang yang menempel pada biorock pada awal pengamatan T0
sebanyak 7 genera yang tergabung ke dalam 4 jenis famili, pada non-biorock sebanyak 6 genera dan 3 jenis famili. Bentuk pertumbuhan karang sebanyak 6
jenis, yaitu Acropora Branching, Acropora Digitate, Acropora Tabulate, Coral Branching, Coral Massive, dan Coral Submassive. Hal ini menjelaskan bahwa
kerangka biorock dan non-biorock dapat dijadikan larva karang sebagai medium untuk recruitment. Kelimpahan recruitment karang tertinggi ditemukan pada
kerangka biorock yaitu sebesar 45 koloniunit, sedangkan kelimpahan pada
kerangka non-biorock adalah 33 koloniunit. Semakin luas permukaan substrat yang tersedia maka kelimpahan karang yang menempel secara alami diduga akan
semakin meningkat. Lebih
tingginya kelimpahan
recruitment karang
pada biorock
menunjukkan bahwa tingkat kelulusan hidup recruitment karang pada biorock lebih besar dibandingkan non-biorock. Lebih rendahnya kelimpahan recruitment
karang pada non-biorock diduga berhubungan dengan sifat asam atau korosi dari kerangka besi yang dapat mempengaruhi pembentukan lapisan biologis
biological films. Menurut Harrisson dan Wallace 1990 substrat yang bersifat asam dapat mempengaruhi terbentuknya lapisan biologis, sehingga dapat
mempengaruhi kemampuan larva karang untuk menempel. Sumber larva karang yang menempel pada objek pengamatan belum
diketahui berasal dari daerah mana, karena penelitian ini tidak mengkaji pola sirkulasi massa air. Artificial biorock yang diamati terdapat pada hamparan pasir
yang tidak terdapat terumbu karang. Larva karang memiliki sifat planktonik sehingga pergerakannya sangat dipengaruhi oleh pergerakan massa air. Sumber
larva dapat diketahui melalui pemodelan arus dan uji genetika. Pola pergerakan massa air di perairan Kepulauan Seribu dan sekitarnya disajikan pada Gambar 10
sampai Gambar 13.
Gambar 10. Pola arus di perairan Kepulauan Seribu dan sekitarnya saat MSL menuju pasang tertinggi PKSPL-IPB, 2010
Gambar 11. Pola arus di perairan Kepulauan Seribu dan sekitarnya saat pasang tertinggi PKSPL-IPB, 2010
Gambar 12. Pola arus di perairan Kepulauan Seribu dan sekitarnya saat MSL menuju surut terendah PKSPL-IPB, 2010
Gambar 13. Pola arus di perairan Kepulauan Seribu dan sekitarnya saat surut terendah PKSPL-IPB, 2010
Proses mineral accretion pada kerangka biorock dapat berfungsi untuk mencegah terjadinya korosi, karena permukaan kerangka besi akan tertutupi oleh
kalsium karbonat. Dalam prosesnya, penempelan karang pada substrat akan diikuti oleh kalsifikasi atau pembentukan kalsium karbonat. Oleh sebab itu,
kalsium karbonat yang dihasilkan melalui mineral accretion pada kerangka biorock akan bersinergi dengan kebutuhan larva karang.
Acropora merupakan jenis genera karang yang memiliki kelimpahan tertinggi, baik pada biorock 47 maupun non-biorock 73. Tingginya
kelimpahan Acropora diduga disebabkan oleh densitas larva yang tinggi, serta memiliki kemampuan rekrut yang lebih baik. Acropora merupakan salah satu
jenis karang yang paling banyak ditemukan di Kepulauan Seribu, khususnya di sekitar area yang berbatasan dengan lokasi penelitian. Oleh sebab itu, densitas
larva karang Acropora lebih tinggi bila dibandingkan dengan jenis karang yang lain. Genera karang yang memiliki kelimpahan terendah pada biorock adalah
Favia dan Favites 1, sedangkan kelimpahan terendah pada non-biorock
adalah Stylophora 1. Persentase kelimpahan recruitment karang pada biorock dan non-biorock dapat dilihat pada Gambar 14.
Pada akhir pengamatan yaitu Bulan Oktober 2010 T6 jenis karang yang menempel pada biorock sebanyak 10 genera dan terdiri dari 6 famili. Dalam
rentang waktu pengamatan antara T0-T6 terjadi peningkatan kekayaan jenis karang sebanyak 3 genera dan 2 famili, yaitu Pavona Agariciidae, Millepora
Milleporidae dan Stylophora Pocilloporidae. Millepora memiliki bentuk pertumbuhan atau life form Coral Millepora CME, sehingga total jenis bentuk
pertumbahan karang selama pengamatan adalah sebanyak 7 jenis. Kekayaan jenis karang yang menempel pada biorock dan non-biorock disajikan dalam Tabel 5.
Gambar 14. Persentase kelimpahan recruitment karang Tabel 5. Daftar kekayaan jenis karang pada biorock dan non-biorock
No. Famili
Genera Life Form
Biorock
1. Acroporidae
Acropora -
Branching -
Digitate -
Tabulate 2.
Agariciidae Pavona
Massive 3.
Faviidae Favia
Massive 4.
Faviidae Favites
Massive 5.
Faviidae Goniostrea
Massive 6.
Milleporidae Millepora
CME 7.
Poccilloporidae Pocillopora
Submassive 8.
Poccilloporidae Stylophora
Submassive 9.
Poccilloporidae Seriatopora
Branching 10.
Poritidae Porites
Massive
No. Famili
Genera Life Form
Non-Biorock
1. Acroporidae
Acropora -
Branching -
Digitate -
Tabulate 2.
Faviidae Favia
Massive 3.
Faviidae Goniostrea
Massive 4.
Poccilloporidae Pocillopora
Submassive 5.
Poccilloporidae Stylophora
Submassive 6.
Poccilloporidae Seriatopora
Branching
Recruitment karang tidak hanya terjadi pada kerangka biorock dan non- biorock, recruitment juga terjadi pada dead coral algae, cable ties pengikat
transplantasi karang, paralon, dan lempengan beton yang terdapat pada kerangka Gambar 15. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa larva karang tidak melakukan
identifikasi awal atau seleksi awal terhadap substrat penempelannya.
Gambar 15. Recruitment karang di luar biorock dan non-biorock. A. Di atas karang mati yang telah ditutupi alga, B. Pada cable ties,
C. Pada paralon, D. Pada Lempeng beton
A B
C D
4.4 Pola