UPAYA PERUM PERHUTANI DENGAN MASYRAKAT DALAM MENANGGULANGI LAJU KERUSAKAN HUTAN NEGARA MELALUI PROGRAM PHBM (Studi di BKPH Pujon, Rph pujon Utara, Kecamatan Pujon Kabupaten Malang)

(1)

UPAYA PERUM PERHUTANI DENGAN MASYRAKAT DALAM MENANGGULANGI LAJU KERUSAKAN HUTAN NEGARA MELALUI

PROGRAM PHBM

(Studi di BKPH Pujon, Rph pujon Utara, Kecamatan Pujon Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

NAMA MAHASISWA : MUHAMMAD ANDIKA SAINUDDING NIM : 201210050311009

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang pada:

Hari : Sabtu

Tanggal : 30 bulan juli 2016

Jam : 09-10

Tempat : Meja ll Ruang 603

Dewan Penguji

1. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si (...) 2. Dr. Vina Salviana S, M.Si (...) 3. Salahudin S.IP M.SI (...) 4. Muhammad Kamil, S.IP., MA (...)

Mengesahkan Dekan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang


(3)

KATA PENGANTAR

Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Upaya Perum Perhutani

Dengan Masyrakat Dalam Menanggulangi Laju Kerusakan Hutan Negara Melalui Program PHBM (Study BKPH Pujon, Rphpujon Utara Kecamatan Pujon Kabupaten Malang)”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan rasa hormat atas segala bimbingan, pengarahan, serta dorongan yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Fauzan, M.Pd Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dosen Pembimbing 1 Dr.Tri Sulistyaningsih, M.Si Yang Telah Membantu Saya Dalam Penulisan Skripsi Ini.

3. Dosen Pembimbing 2 Dr Vina Salviana S, M.Si Yang Telah Membantu Saya Dalam Penulisan Skripsi Ini.

4. Ketua Kajur Ilmu Pemerintahan Hevi Kurnia Hardini, Sip, Ma.Gov 5. Terima kasih kepada Dr. Asep Nurjaman, M.Si Selaku Dekan Fisip UMM


(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI ... l BERITA ACARA SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI ... ll BERITA ACARA BIMBINGAN ... lll SURAT PERNYATAAN ... lV ABSTRAKSI ... V LEMBAR PENGESAHAN ... Vl PERSEMBAHAN ... Vll KATA PENGANTAR ... Vlll DAFTAR ISI ... IX

BAB l PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Konsep ... 9

F. Definisi Operasional ... 13

1. Upaya Perum Perhutani dalam menanggulangi laju kerusakan hutan. ... 14

2. Faktor-Faktor Yang Dihadapi Perum Perhutani Dalam menanggulangi laju kerusakan hutan ... 15

G. Metode Penelitian ... 16

1. Jenis Penelitian ... 16

2. Lokasi Penelitian ... 16

3. Subyek Penelitian ... 16

4. Sumber Data ... 17

5. Teknik Pengumpulan Data ... 18


(5)

BAB ll LANDASAN TEORI ... 23

A. Konsep Kehutanan ... 23

1. Pengertian hutan ... 23

2. Klarifikasi hutan ... 24

B. Upaya Perum Perhutani ... 26

C. Hutan Negara ... 30

D. Kerusakan Hutan ... 32

E. Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) ... 37

F. Konsep Kebijakan Publik ……… 42

BAB lll GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALANG ... 47

A. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik ... 47

B. Demografi ... 51

C. Tata Ruang Wilayah ... 51

D. Profil Umum Perhutani ... 56

E. Sejarah Perusahaan ... 57

F. Wilayah Kerja ... 60

G. Unit Kerja ... 61

H. Visi Dan Misi ... 62

I. Struktur Perum Perhutani ... 63

J. Profil Bkph Pujon ... 63

K. Toporgrafi ... 64

L. Kerjasama ... 65

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISI DATA... 70

A. Kondisi hutan kecamatan pujon ... 70

1. Komunikasi dan Penyuluhan dengan masyarakat ... 74

2. Reboisasi Hutan ... 79

3. Patroli Preventif ... 85


(6)

BAB V PENUTUP ... 101

A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 103

C. Daftar Pustaka ... 104

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Siklus Penelitian Data Kualitatif Model Interaktif ... 20

Gambar. 4.1 kondisi hutan pujon utara dilihat bawah ... 71

Gambar 4.2 kondisi hutan pujon utara dilihat dari bawah ... 72

Gambar 4.3 Kegiatan penyuluhan yang dilakukan polisi hutan Perum Perhutani kepada masyarakat pujon. ... 77

Gambar 4.4 100 Bibit Pohon Jabon Sebelum Dilakukan Penanaman kembali pada petak 64b lokasi pujon utara. ... 82

Gambar 4.5 Penanaman Jabon Yang Dilakukan Kepolisian Pujon Bersama Polisi Hutan Perum Perhutani…... 83

Gambar 4.6 Patroli rutin yang dilakukan Polisi Hutan dan Mantri Perum Perhutani pada daerah pertanian masyarat Pujon utara agar kawasan pertanian tidak meluas. ... 88

Gambar.4.7 Kegiatan patroli di sumber mata air pujon utara…………. 89

DAFTAR PETA Peta 3.1 Kabupaten Malang ... 50


(7)

DAFTAR PUSTAKA BUKU:

Arief, Arifin 2001. Hutan dan kehutanan, Yogyakarta: kanisus

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Alam setia zain , 1997, hukum lingkungan konservasi hutan dan segi-segi hukum pidana, rinerka cipta, jakarta

Direksi Perum Perhutani, 2007

direksi Perum Perhutani No 458 Tahun 2007 tentang upaya penanggulangan kerusakan hutan

Fauzi Abdullah, dkk (2000). Merubah kebijakan publik. Pustaka pelajar. Yogyakarta

Hadari, Nawawi. 2002. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Iskandar dan nugraha A, 2007 politik pengelola sumber daya hutan : issue dan agenda mendesak. Debur press

J. Moleong, lexy. 2013. Metode penelitian kuantitatif edisi revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Jana supriatna, 2008. Melestarikan alam Indonesia. Yayasan obor Indonsia. Jakarta 2001.

Joko Widodo, 2007, Analis kebijakan publik “ konsep dan aplkasi proses kebijakan

publik” banyumedia publishing. Malang

Koentjaraningrat. 1997. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purwanto, teguh. 1989, meningkatkan partisipasi masyarakat desa hutan dalam pembangunan dan pelestarian hutan. jakarta :sinar grafika

Rahayu, I dan Ardani, T. 2004. Observasi dan Wawancara. Malang : Bayumedia Publishing.

Salim, H.S 2002, dasar-dasar hukum kehutanan . jakarta : sinar grafika Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.


(8)

Soeriaatmadja. 1997. Ilmu Lingkungan. ITB Press. Bandung

UUD

Undang-undang Pokok N0.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-Undang Republik Indonesia No 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan

Dan Pemberantasan Kerusakan Hutan

Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1986 dan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2003

INTERNET:

Datu pada 2 Februari 2016 http://www.sariwaran.com/eksploitasi-alam-paru-paru-dunia/ diakses pada Selasa 03-02-2016 jam 13.53

Irwanto pada 9 maret 2012 http: //www.irwantoshut.com/kerusakan hutan_indonesia. html diakses pada hari Rabu 30 Desember 2015 11.28

Profil Pujon http://pujon.malangkab.go.id/?page_id=5 diakses pada hari Minggu 27 Desember 2015 20.22

Perum Perhutani http://perumperhutani.com/profil/ diakses pada jum’at 04 Februari 2016 jam 14.20

Perum Perhutani http://perumperhutani.com/profil/new-milayah-kerja/ diakses

pada jum’at 04 Februari 2016 jam 14.32

Perum Perhutani http://perumperhutani.com/profil/visi-misi-budaya-perusahaan/

diakses pada jum’at 04 Februari 2016 jam 14.36 OBSERVASI

Wawancara dengan Asper Perum Perhutani BKPH Pujon tahun 2016 Wawancara dengan Mantri RPH Pujon Utara tahun 2016

Wawancara Dengan Masyarakat Tahun 2016 Wawancara Dengan Polisi Hutan Tahun 2016


(9)

1

BAB l PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Hutan adalah sumber penghasil oksigen bagi dunia. Untuk perannya sebagai produsen oksigen tersebut, hutan mendapat gelar sebagai paru-paru dunia. Hutan juga penyimpan cadangan air tanah terbesar di dunia. Hutan merupakan rumah bagi jutaan makhluk hidup. Kehidupan yang berlangsung di dalam hutan menciptakan berbagai jenis hubungan antara berbagai makhluk hidup yang ada di dalam hutan. Hutan sebagai karunia dan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang diamanatkan kepada bangsa Indonesia, merupakan kekayaan yang dikuasai oleh negara dan memberikan manfaat bagi umat manusia yang wajib disyukuri, dikelola, dan dimanfaatkan secara optimal serta dijaga kelestariannya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945).

Hutan merupakan salah satu bentuk dari sumber daya alam hanyati dan memiliki ekositem yang beraneka ragam yang terkandung di dalamnya. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan pada Pasal 4 ayat 1 menyebutkan semua hutan di dalam wilayah Republik Indonesia termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah hutan Negara dan dikuasai oleh Negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Ayat 2 Penguasaan hutan oleh Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberi wewenang kepada pemerintah untuk: a.) mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan


(10)

2 dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan; b.) menetapkan status wilayah tertentu sebagai kawasan hutan atau kawasan hutan sebagai bukan kawasan hutan; dan c.) mengatur dan menetapkan hubungan-hubungan hukum antara orang dengan hutan, serta mengatur perbuatan-perbuatan hukum mengenai kehutanan. Ayat 3 penguasaan hutan oleh Negara tetap memperhatikan hak masyarakat hukum adat, sepanjang kenyataannya masih ada dan diakui keberadaannya, serta tidak bertentangan dengan kepentingan nasional1.

Hutan Indonesia merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

Indonesia adalah negara yang mempunyai hutan yang sangat luas. Kawasan hutan Indonesia mencapai 162 juta hektar. Lahan hutan terluas terdapat di Papua (32,36 juta hektar). Lokasi hutan Indonesia lainnya terdapat di Kalimantan (28,23 juta hektar), Sumatera (14,65 juta hektar), Sulawesi (8,87 juta hektar), Maluku dan Maluku Utara (4,02 juta hektar), Jawa (3,09 juta hektar), serta Bali dan Nusa Tenggara (2,7 juta hektar) Bahkan, Indonesia adalah pemilik hutan hujan tropis terluas ke-3 di dunia setelah Brazil dan Kongo. Keanekaragaman flora dan fauna pada hutan hujan tropis sangat bermanfaat bagi industri farmasi, kerajinan, pariwisata, dan ilmu pengetahuan2.

1 UU Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan

2 Dikutip Dari Datu Pada 2 Februari 2016


(11)

3 Hutan yang berada di Indonesia sebagian besar adalah hutan hujan tropis, yang tidak saja mengandung kekayaan hayati flora dan fauna yang beraneka ragam, tetapi juga termasuk ekosistem terkaya di dunia, sehubungan dengan keanekaragaman kehidupan lainnya. Indonesia memiliki kawasan hutan hujan tropis yang terbesar di asia-fasifik yaitu diperkirakan 1.148.400 kilometer persegi, Hutan Indonesia termasuk yang paling kaya keanekaragaman hayati di dunia3.

Apabila hutan tidak dijaga kelestariannya dan hanya diambil hasil alamnya saja akan menimbulkan kerusakan dan kepunahan, karena itu hutan secara perlahan namun pasti menyusut keberadannya, apabila pepohonan telah di tebang, kawasannya dirambah dan tidak cepat dilakukan penanaman kembali, oleh karena itu diperlukan pengelolaan hutan yang baik untuk menjaga hutan agar tetap lestari. Menurut FAO, menyebutkan laju kerusakan hutan di Indonesia mencapai 1.315.000 ha per tahun atau setiap tahunnya luas areal hutan berkurang sebesar satu persen (1%). Berbagai LSM peduli lingkungan mengungkapkan kerusakan hutan yang ada di Indonesia mencapai 1.600.000 – 2.000.000 ha per tahun dan lebih tinggi lagi data yang diungkapkan oleh Greenpeace, bahwa kerusakan hutan di Indonesia mencapai 3.800.000 ha per tahun yang sebagian besar adalah penebangan liar atau illegal logging. Sedangkan ada ahli kehutanan yang mengungkapkan laju kerusakan hutan di Indonesia adalah 1.080.000 ha per tahun, Karena itu pengawasan hutan harus benar-benar diperhatikan4.

3 Dikutip Dari Purnma Sari 12-10-2001

Http://Jurnal-Ekonomi.Org/2004/04/22/Ada-Apa-Dengan-Pengelolaan-Sumber-Daya-Alam-Indonesia/ Diakses Pada Hari Senin 28 Desember 2015 Jam 09.07

4 Dikutip Irwanto, 9 Maret 2012 Http://Www.Irwantoshut.Com/Kerusakan_Hutan_Indonesia.Html


(12)

4 Salah satu yang mengalami kerusakan hutan adalah hutan yang berada di daerah malang. Hutan yang berada didaerah malang ini mengalami kerusakan yang memperhatinkan karena banyaknya pengelolaan yang tidak tepat sasaran seperti perkebunan yang dilakukan oleh masyarakat yang berada di daerah Pujon utara Kecamatan Pujon. Hutan yang berada pada daerah tersebut telah banyak dikelola oleh kelompok masyarakat tani sebagai lahan perkebunan, akan tetapi hutan yang berada pada daerah Pujon utara tersebut bukanlah hutan rakyat. Hutan tersebut merupakan hutan Negara yang dimana pengelolaan dan segalanya dikuasai oleh Negara (Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan).

Rusaknya hutan pada daerah pujon utara ini berdampak pada ekosistem hutan maupun berdampak juga pada daerah tersebut, hal ini karena daerah pujon utara merupakan daerah pegunungan, yang dimana daerah ini akan sangat mudah sekali terjadi kelongsoran, karena tidak ada tanaman yang bisa menguatkan tekstur tanahnya. Bayangkan saja hutan negara yang dikelola oleh masyarakat sebagai lahan pertanian hampir sekitar 80%, hal ini bisa langsung kita lihat ketika masuk kawasan Pujon utara. Banyak sekali hutan-hutan gundul akibat penyalahgunaan pengelolaan dengan menanam sayur-sayuran yang berlebihan. Kawasan pujon utara ini merupakan kawasan LDTI (Lapangan Dengan Tujuan Istimewa) juga merpakan kawasan KPS ( Kawasan Perlindungan Setempat) yang dimana hutan pada daerah tersebut harus ditanami pohon tegakan minimal 1100/hektar5.


(13)

5 Dalam hal pengelolaan hutan Negara Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada dibawah naungan langsung dari Departemen Kehutanan diberikan mandat menjadi pengelola hutan tropis yang terbaik di dunia. Dalam misi tersebut Perum Perhutani yang antara lain mengelola hutan tropis dengan prinsip pengelola hutan lestari, menyelenggarakan pengelolaan sumber daya hutan bersama masyarakat, membangun Sumber Daya Manusia (SDM) melalui perusahaan yang bersih, berwibawa, mendukung dan berperan serta dalam pembangunan wilayah dan perekonomian nasional6.

Perum Perhutani didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1972, kemudian diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1978 seterusnya keberadaan dan usaha-usahanya ditetapkan kembali berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1986 dan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2003. Saat ini dasar hukum yang mengatur Perum Perhutani adalah Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 20107.

Posisi Perum Perhutani sudah sejak lama selalu dihadapkan dalam persoalan manajemen lahan dengan kepentingan masyarakat sekitar hutan. Dengan adanya aturan mengenai kehutanan, Perhutani diserahi tugas sebagai pengelola hutan dan produksi-produksi turunannya. Untuk fungsi menjaga, mengelola dan melindungi berdasarkan pada PP No. 72/20108. Perum Perhutani melakukan program agar

6Dikutip 2014 By Perum Perhutani Http://Perumperhutani.Com/Profil/Visi-Misi-Budaya-Perusahaan/ Diakses Pada Jum’at 04 Februari 2016 Jam 14.36

7 Dikutip Perum Perhutani Http://Perumperhutani.Com/Profil/ Diakses Pada Jum’at 04 Februari 2016 Jam 14.20

8Dikutip Sayfa Auliya Achidsti 16 Feb 2010 Www.Berdikarionline.Com/Revitalisasi-Peran-Perhutani/ Dikutip Tanggal 12 Februari 2016


(14)

6 pengelolaan hutan menjadi lebih baik yaitu melalui program yang bersifat membangun perkonomian.

Program yang dilakukan Perum Perhutani dalam membangun perekonomian ialah dengan melakukan program PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat). Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) adalah suatu sistem pengelolaan sumberdaya hutan yang dilakukan bersama oleh Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan dan atau oleh Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan dengan pihak yang berkepentingan (stakeholder) dengan jiwa berbagi sehingga kepentingan bersama untuk mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumber daya hutan dapat diwujudkan secara optimal dan proporsional.

Sejak tahun 2001 pemberdayaan masyarakat desa hutan oleh Perum Perhutani dijadikan suatu sistem yaitu Pengelolaan Sumber Daya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) merupakan kerangka dari Perhutanan Sosial dengan prinsip bersama, berdaya, berbagj dan transparant. Desa hutan adalah desa-desa yang berbatasan dengan hutan yang kehidupan masyarakatnya mempunyai ketergantungan dengan hutan, oleh karena itu, petani mandiri merupakan tujuan pokok dari program pembangunan masyarakat desa sekitar hutan tersebut.

PHBM dilakukan berbasis Desa Hutan dengan ruang lingkup di dalam dan di luar kawasan hutan baik berbasis lahan maupun bukan lahan dengan mempertimbangkan skala prioritas berdasarkan perencanaan partisipatif. Nilai dan Proporsi berbagi dalam PHBM ditetapkan sesuai dengan nilai dan proporsi


(15)

7 masukan faktor produksi yang dikontribusikan oleh masing-masing pihak (perusahan, masyarakat, desa hutan, pihak yang berkepentingan)9.

Program PHBM ini dilakukan Perum Perhutani dengan masyarakat Pujon utara agar mengelola hutan sesuai dengan fungsinya agar bersama-sama dapat melestarikan hutan agar hutan lebih diperhatiakan khususnya pada daerah Pujon utara tersebut, akan tetapi partisipasi masyarakat Pujon utara masih sangat kurang dalam mengikuti program PHBM tersebut, hal ini karena kurangnya pengetahuan maupun kesadaran masyarakat dalam pentingnya program PHBM yang di lakukan Perum Perhutani.

Program yang dilakukan oleh Perum Perhutani ini didukung oleh pemerintah daerah agar dapat membangun kesejahtraan masyarakat serta masyakat juga ikut andil dalam hal pengelolaan hutan, tidak hanya itu masyakat juga dapat mempelajari hutan dan manfaannya secara luas agar tidak melakukan kegiatan yang dapat merusak hutan. Dukungan dari pemerintah sendiri ialah sebagai fasilitator dari Perhutani dan masyakat dalam hal pelestarian dan pengembangan hutan secara berkelanjutan agar hutan tetap terjaga dan lestari.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berniat melakukan penelitian dengan judul “Upaya Perum Perhutani Dengan Masyarakat Dalam Menanggulagi

Laju Kerusakan Hutan Negara Melalui Program (PHBM) ”(Studi di BKPH Pujon, RPH Pujon, Utara Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang)”

9Dikutip 2014 By Perum Perhutani Http://Bumn.Go.Id/Perhutani/Halaman/159 Diakses Pada 22 Februari 2015 Jam 16.27


(16)

8

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan tulisan di atas penulis menganmbil rumusan masalah pada rumusan penelitian tersebut yaitu:

1. Bagaimana upaya Perum Perhutani dengan masyarakat dalam menanggulagi laju kerusakan hutan negara melalui program (PHBM)?

2. Permasalahan apa saja yang dihadapi Perum Perhutani dalam menanggulagi laju kerusakan hutan negara melalui program (PHBM)?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui upaya Perum Perhutani dengan masyarakat dalam menanggulagi laju kerusakan hutan negara melalui program (PHBM).

2. Untuk mengetahui Permasalahan apa saja yang dihadapai Perum Perhutani dalam menanggulagi laju kerusakan hutan negara melalui program (PHBM)

D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ilmu pemerintahan khususnya dalam rangka pengembangan teori tentang kehutanan dalam pengelolaan hutan negara serta bisa dijadikan referensi oleh peneliti yang tertarik meneliti dengan judul penelitian ‘upaya Perum Perhutani dalam menanggulagi laju kerusakan hutan negara melalui program (PHBM)’ dan semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penetiliat selanjutnya.


(17)

9

Manfaat Praktis a. Bagi Perhutani

Sebagai rekomendasi terhadap perhutani dalam membuat kebijakan dan juga pengambilan keputusan, serta melakukan pengawasan dan melakukan pelestarian hutan secara efektif dan menjalin relasi komunikasi sosial dan sosialisasi kemasyarakat agar saling mengelola hutan bersama-sama dan menghidari terjadinya gab/kesenjangan antara perhutani dan masyarakat agar tercipta kedamaian antara masyarakat maupun perhutani.

b. Bagi Masyarakat

Sebagai pengetahuan sekaligus pembelajaran dalam meningkatkan kesadaran bagi masyarakat dalam melakukan pengelolaan dan mengetahui fungsi hutan yang sebenarnya serta memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa setiap hutan yang ditunjuk oleh Pemerintah yang berada didalam Republik Indonesia adalah hutan negara, yang di mana seluruh masyarakat harus saling menjaga hutan, melestarikannya dan mengembalikan hutan sebagaimana fungsi hutan yang sebenarnya.

E. DEFINISI KONSEP 1. Definisi Konsep

Menurut Simon, perkembangan teori pengelolaan hutan dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu kategori kehutanan konvensional dan kategori kehutanan modern (kehutanan sosial). Kehutanan konvensional adalah Teori pengelolaan hutan yang termasuk ke dalam kehutanan konvensional adalah penambangan kayu atau timber extraction (TE) dan perkebunan kayu atau timber


(18)

10 management (TM). Kehutanan modern adalah Kehutanan sosial adalah pengelolaan hutan sebagai sumberdaya atau forest resource management (FRM) dan pengelolaan hutan sebagai ekosistem atau forest ecosystem management (FEM). Keduanya disebut juga dengan istilah lain Sustainable Forestry Management (SFM). Ketiga teori pengelolaan hutan tersebut, secara evolutif berkembang, sejak dari mulai penambangan kayu (TE) hingga sampai pada pengelolaan ekosistem hutan (FEM).

Kehutanan merupakan aspek ekologis yang berada di atas permukaan bumi, kehutanan dari segi pembentukannya terdiri dari 2 (dua) cara, yaitu terbentuk alamiah dan buatan. Perkembangan tehnologi telah menciptakan teori yang dapat mengembalikan fungsi hutan alam, dengan dasar tersebut pengelolaan hutan lebih dititikberatkan kepentingan secara menyeluruh. Bumi dengan segala macam di dalam dan di permukaan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh manusia sebagai penghuninya. Pengelolaan hutan sebaiknya diselaraskan dengan pengelolaan sumber daya alam yang lainnya, sehingga pemanfaatan sumber daya dapat terjalin dengan baik dan menguntungkan10. Maka definisi konsep pada penelitian ini adalah:

a) Upaya Perum Perhutani

Perum perhutani sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah naungan langsung dari Departemen Kehutanan diberikan mandat menjadi pengelola hutan tropis yang terbaik di dunia. Dalam misi tersebut Perum Perhutani yang antara lain mengelola hutan tropis dengan prinsip pengelola hutan lestari11.

10 Simon, H. 2004. Membangun Kembali Hutan Indonesia. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 11 Ibid


(19)

11 Upaya yang dilakukan Perum Perhutani untuk mengurangi jumlah kerusakan hutan yang berada didaerah Pujon ialah dengan cara memberika pengetahuan tentang hutan dan segala fungsinya dengan melibatkan pemerintah maupun masyarakat yang berada pada daerah Pujon, bahwa betapa pentingnya hutan dalam ekosistem maupun dalam kehidupan manusia, jika hutan tidak dirawat dan di jaga maka hutan menjadi rusak dan dapat menimbulkan bencana seperti longsor, banjir dll, oleh karena itu upaya inilah yang menjadikan pengetahuan kepada masyakat agar lebih memperhatikan hutan dan mengembalikan fungsi hutan yang seharusnya.

b) Hutan Negara

Hutan negara adalah hutan yang berada di atas tanah yang tidak dibebani hak atas tanah. Hutan negara ini kepemilikannya ada pada negara. Segala bentuk penguasaan dan pengelolaan harus seijin dari negara. Suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan adalah masyarakat tumbuhan yang kompleks, terdiri dari pepohonan, semak, tumbuhan bawah, jasad renik tanah dan hewan. Suatu lapangan yang ditumbuhi pepohonan dikatakan sebagai hutan apabila minimum lapangan yang ditumbuhi pohon sekitar ¼ hektar. Kebanyakan hutan yang di Indonesia adalah hutan negara dan tidak dapat dikelola tanpa seijin dari negara. Termasuk hutan yang berada pada hutan yang berada di daerah pujon dan sekitarnya adalah hutan negara dan tidak dapat dikelola oleh masyarakat secara bebas.

c) Kerusakan Hutan

Hutan yang berada di Indonesia semakin lama semakin memperhatinkan, banyaknya kerusakan hutan yang diakibatkan oleh pihak-pihak yang tidak


(20)

12 bertanggung jawab seperti kerusakan yang terjadi akibat pembakaran lahan yang terjadi pada tahun 2015 lalu, yang dimana bencana kebakaran hutan tersebut mengakibatkan kabut yang sangat membahayakan bagi fungsi pernafasan manusia, tidak hanya itu kabut tersebut sampai ke negara tetangga yaitu negara Malaysia, Tidak hanya itu hutan yang berada pada daerah pujon juga merupakan hutan yang perlu diperhatikan oleh pihak terkait seperti Perum Perhutani sebagai pihak yang diberikan tanggung jawab atas segara kerusakan hutan yang berada pada hutan negara.

Hutan yang berada di daerah pujon tersebut terlihat seperti lahan pertanian sayuran, hal ini karena penyalahgunaan lahan hutan oleh masyarakat yang berada pada daerah tersebutlah yang mengakibatkan hutan menjadi gundul, yang dimana hutan adalah hamparan pepohonan tapi berubah menjadi lahan pertanian oleh karena itu kondisi hutan haruslah sangat diperhatikan oleh pihak terkait.

d) Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)

Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) adalah suatu sistem pengelolaan sumberdaya hutan yang dilakukan bersama oleh Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan dan atau oleh Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan dengan pihak yang berkepentingan (stakeholder) dengan jiwa berbagi sehingga kepentingan bersama untuk mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumber daya hutan dapat diwujudkan secara optimal dan proporsional. Program PHBM ini bermaksud untuk meningkatkan hubungan yang harmonis antara pengelola hutan (Perhutani) dengan masyarakat di sekitarnya dengan cara


(21)

13 berbagi kewenangan dan berbagi hasil pengelolaan12 Menurut Haeruman tujuan dilaksanakan program PHBM adalah :

1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dan melepaskan dari kemiskinan, membangun pemupukan modal masyarakat.

2. Meningkatkan kemampuan teknologi dan manajemen organisasi masyarakat lokal dalam melaksanakan PHBM.

3. Membangun PHBM secara struktural, sehingga PHBM menjadi salah satu andalan usaha rakyat.

4. Meningkatkan keanekaragaman jenis usaha dan jenis hasil yang lebih unggul dan tahan terhadap gejolak ekonomi.

5. Meningkatkan sediaan sumberdaya kehutanan bagi pengembangan sektor kehutanan yang lebih luas. Ini terbentuk sebagai hasil akhir dari keberhasilan upaya pemberdayaan masyarakat13.

F. Definisi Operasional

Definisi oprasional merupakan unsur penelitian untuk mengukur variabel sehingga diketahui indikator dari variabel tersebut. tentunya dalam melakukan penelitian ini haruslah ada indikator dari variabel yang ingin diteliti. Dan juga untuk mengetahui batas variabel dari permasalahan ini. Adapun definisi oprasional dalam penelitian ini adalah:

12 Affianto, Agus, Susanti A., Riyanto S. 2005. Nilai Finansial Dan Ekonomi Tegakan Hutan. Dalam Awang, San Afri (Ed.). Petani, Ekonomi, Dan Konservasi Hal : 57-95.

13 Haeruman, H.2005. Kriteria Pengambilan Keputusan Di Bidang Lingkungan Hidup. Bogor: Institut Pertanian Bogor.


(22)

14

1. Upaya Perum Perhutani dalam menanggulangi laju kerusakan hutan. a. Komunikasi Dengan Masyarakat/Penyuluhan.

Komunikasi ini bermaksud agar menghindari tindakan pengerusakan hutan secara terus-menerus yang di lakukan oleh masyarakat tani daerah pujon utara dan memberikan pengertian terhadap masyarakat pentingnya hutan serta memberikan pemahaman Undang-undang republik indonesia nomor 18 tahun 2013 tentang pencegahan dan pemberantasan kerusakan hutan.

b. Reboisasi hutan

Reboisasi hutan ini di dilakukan pada saat musim penghujan. Dan tujuan dari Reboisasi berguna untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dengan menyerap polusi dan debu dari udara yang ada pada sekitar hutan, membangun kembali habitat dan ekosistem alam, mencegah pemanasan global dengan menangkap karbon dioksidadari udara, serta dimanfaatkan hasilnya (terutama kayu).

c. Patroli Preventif

Patroli ini berguna untuk mengawasi seluruh kawasan hutan agar mengurangi dampak pencurian kayu, penebangan liar, pembakaran hutan dan hal-hal yang mengakibatkan kerusakan hutan di daerah tersebut.

d. Menjalin Kerja Sama Melalui Program (PHBM)

Menjalin kerja sama melalui program PHBM, tujuan ini bermaksud agar bersama-sama mengelola hutan dan melestarikan hutan dengan masyarakat agar tercipta kebersamaan dalam mengelola hutan secara lestari.


(23)

15

2. Faktor-Faktor Yang Dihadapi Perum Perhutani Dalam Menanggulangi Laju Kerusakan Hutan

a. Kurangnya Kesadaran Masyarakat

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan hutan yang mengakibatkan hutan banyak disalahgunakan menjadi lahan pertanian ataupun menjadi lahan yang tidak layak terhadap hutan itu sendiri, oleh karena itu kesadaran masyarakat sangat penting terhadap pengelolaan hutan.

b. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi masyarakat membuat masyarakat menggunakan hutan sebagai mata pencaharian tetap, apalagi hutan ini adalah kawasan yang sangat mudah untuk melakukan pertanian oleh karena itu masyarakat menggunakan hutan sebagai lahan bercocok tanam untuk memenuhi khidupan manusia.

c. Kurangnya Lahan Pertanian

Kurangnya lahan pertanian ini sangat berpengaruh terhadap masyarakat dalam pengelolaan hutan dikarenakan lahan hutan banyak di fungsikan oleh orang-orang yang terbilang kaya dan orang-orang yang miskin tidak bisa berbuat apa-apa, oleh karena itu banyaknya masyarakat kelas bawah menggunakan hutan negara sebagai lahan pertanian.

d. Kurangnya Sumber Daya Manusia

Kurangnya sumber daya manusia dalam pengelolaan hutan diakibatkan karena tingkat pendidikan yang sangat kurang, oleh karena itu banyak hutan yang di kelola secara sembarang


(24)

16

A. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif. Bogda dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati14.

Sedangkan menurut Suharsimi penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.15.

Jenis penelitian ini agar menggambarkan bentuk nyata dari keadaan lapangan yang sebenarnya dan mengetahui informasi dari pada subjek yang ada dilapangan untuk menguatkan data pada saat penelitian pada daerah Pujon utara tersebut. Peneliti juga mengaggambarkan permasalahan yang muncul dalam menganalisis pada saat penelitian.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BKPH Pujon Kecamatan Pujon, Desa Mardirjo dan RPH Pujon Utara serta hutan Pujon Utara Kabupaten Malang, terkait dengat subyek penelitian yang berjudul “Upaya Perum Perhutani Dengan Masyarakat Dalam Menanggulangi Laju Kerusakan Hutan Negara Melalui Program PHBM”.

3. Subyek Penelitian

Peneliti mengharapkan agar mendapatkan data yang banyak oleh narasumber untuk menambah data selama penelitian dilakukan. Subjek penelitian sangat

14 Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Hlm 9 15Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.


(25)

17 penting bagi penelitin ini, karena subjek penelitian adalah orang yang mengetahui data apa yang peneliti inginkan oleh karena itu peneliti menetapkan subjek penelitian pada:

a. Asper Perum Peerhutani BKPH Pujon. b. Mantri RPH Pujon Utara.

c. Masyarakat Petani Pujon Utara.

4. Sumber Data

Setiap penelitian pasti ada yang namanya sumber data, sumber data ini sebagai bahan untuk deskripsi maupun untuk memperkaya informasi dalam mengambil kesimpulan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu:

a. Data Primer

Data yang diperoleh peneliti secara langsung yaitu melalui observasi lapangan pada daerah Pujon Utara untuk mengetahui bentuk hutan yang akan diteliti apakah benar dengan latar belakang dan permasalahan yang sebenarnya serta melakukan wawancara pada subjek penelitian lalu dokumentasi pada daerah tersebut berupa Foto dan Video hutan yang akan diambil pada saat penetian berlangsung untuk menambah data-data bagi peneliti agar data dari peneliti benar-benar data yang kongkrit dan dapat dipastikan kebenarannya.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada, yaitu melalui referensi seperti buku, jurnal, internet ataupun penelitian terdahulu yang sudah ada, agar dari data tersebut penelitian lebih mudah untuk mendapatkan sumber-sumber yang telah ada, mempermudah proses peletian, Adapun data skunder yang akan diambil peneliti ialah seperti catatan-catatan dari instansi terkait seperti


(26)

18 Perum Perhutani Malang, serta peraturan yang ada pada kasus dari penelitian yang akan dilakukan tersebut.

5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Peneliti melakukan observasi atau pengamatan langsung dilapangan untuk memahami apa yang diketahui oleh subjek penelitian yang berkaitan dengan tema yang diangkat dalam penelitian ini. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul. Observasi bertujuan untuk mendapat data tentang suatu masalah sehingga diproleh pemahaman atau sebagai alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi yang diperoleh sebelumnya16. Observasi lapang ini sendiri sudah dilakukan oleh peneliti, dan sedikit mengetahui keadaan lapangan, hal ini karena peneliti sudah pernah melakukan magang riset selama sebulan di daerah Pujon tersebut dan mempermudah mengetahui tentang bentuk dari wilayah penetian yang akan dilakukan.

b. Wawancara

Ada dasarnya wawancara merupakan usaha untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin melalui penajuan sejumlah pertanyaan secara lisan dari peneliti, agar dijawab secara lisan juga oleh subjek penelitian. Lebih tepatnya wawancara adalah prcakapan dengan maksud tertentu dalam rangka memperoleh informasi. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak , yaitu wawancara

16 Rahayu, I Dan Ardani, T. 2004. Observasi Dan Wawancara. Malang : Bayumedia Publishing Hlm 77


(27)

19 (interviewer) yang mengaukan pertanyaan dan di wawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu17.

Wawancara dalam suatu penelitian bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat. Secara umum dalam penelitian sosial, wawancara merupakan metode pembantu utama dari metode observasi18. Wawancara ini dilakukan juga kepada subjek yang berada di Pujon utara seperti asper, mantri maupun masyarakat yang ada disekitar pujon utara, yang di mana menjadi tempat penelitian yang akan di lakukan.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.19 Hadari Nawawi menyatakan bahwa studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku mengenai pendapat, dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan20. Pada penelitian ini ruang lingkup yang akan didokumentasi sesuai dengan study kasus penelitian ialah di BKPH Pujon dan RPH Pujon utara, pada dokumentasi ini peneliti menngambil beberapa dokumentasi seperti Foto/Video hutan yang ada di Pujon utara yang akan di teliti, teknik ini sendiri agar dapat menguatkan data dari penelitian secara fakta.

17 J. Moleong, Lexy. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

18 Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Hlm 129

19 Akrianto Loccit

20 Hadari, Nawawi. 2002. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Hal 133


(28)

20

6. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dilakukan sejak awal sampai proses penelitian berlagsung. Penelitian ini menggunakan analisis data yang telah dikembangkan oleh Miles dan Huberman21

Adapun analisis data meliputi:

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Data Kualitatif Model Interaktif Sumber: Sugiono (2010)

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data dilokasi penelitian dengan melakukan observasi wawancara mendalqm dan mencatat dokumen dengan menentukan stategi pengumpulan data yang pandang tepat dan menentukan fokus serta pendalaman data pada proses proses penngumpulan data berikutnya. Peneliti melakukan observasi dan wawancara langsung pada RPH Pujon Utara untuk mendapatkan data yang di inginkan dalam penelitian tentang Relasi Perum Perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan lahan pertanian di hutan Negara.

21 Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Hal 247

Pengumpulan Data Display Data

Reduksi Data


(29)

21 b. Reduksi Data

Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian laporan yang lengkap dan terinci. Data dan laporan lapangan kemudian direduksi, dirangkum, dan kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk dipilih yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya (melalui proses penyuntingan, pemberian kode dan pentabelan). Reduksi data dilakukan terus menerus selama proses penelitian berlangsung. Pada tahapan ini setelah data dipilah kemudian disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar memberi kemudahan dalam penampilan, penyajian, serta untuk menarik kesimpulan sementara.

c. Penyajian Data

Penyajian data ( display data ) dimasudkan agar lebih mempermudah bagi peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian, Hal ini merupakan pengorganisasian data kedalam suatu bentuk tertentu sehingga kelihatan jelas sosoknya lebih utuh Dan untuk mengetahui bagaimana relasi Perum Perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan Negara. Data-data tersebut kemudian dipilah-pilah dan disisikan untuk disortir menurut kelompoknya dan disusun sesuai dengan katagori yang sejenis untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi, termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh pada waktu data direduksi.

d. Penarikan Kesimpulan

Pada penelitian kualitatif, verifikasi data dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian dilakukan. Sejak pertama memasuki lapangan dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk menganalisis dan


(30)

22 mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola tema, hubungan persamaan, hipotetsis dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk kesimpulan yang masih bersifat tentatif.

Hasil dari penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian untuk menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data. Sehingga setelah data yang diperoleh tentang relasi perum perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan lahan di hutan Negara disajikan dalam bentuk uraian dan untuk menjawab rumusan masalah maka selanjutnya akan disimpulkan melalui penarikan kesimpulan, temuan baru dalam penelitian yang berupa deskripsi atau gambar dari hasil penelitian yang dilakukan lebih jelas.


(1)

17 penting bagi penelitin ini, karena subjek penelitian adalah orang yang mengetahui data apa yang peneliti inginkan oleh karena itu peneliti menetapkan subjek penelitian pada:

a. Asper Perum Peerhutani BKPH Pujon. b. Mantri RPH Pujon Utara.

c. Masyarakat Petani Pujon Utara.

4. Sumber Data

Setiap penelitian pasti ada yang namanya sumber data, sumber data ini sebagai bahan untuk deskripsi maupun untuk memperkaya informasi dalam mengambil kesimpulan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu:

a. Data Primer

Data yang diperoleh peneliti secara langsung yaitu melalui observasi lapangan pada daerah Pujon Utara untuk mengetahui bentuk hutan yang akan diteliti apakah benar dengan latar belakang dan permasalahan yang sebenarnya serta melakukan wawancara pada subjek penelitian lalu dokumentasi pada daerah tersebut berupa Foto dan Video hutan yang akan diambil pada saat penetian berlangsung untuk menambah data-data bagi peneliti agar data dari peneliti benar-benar data yang kongkrit dan dapat dipastikan kebenarannya.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada, yaitu melalui referensi seperti buku, jurnal, internet ataupun penelitian terdahulu yang sudah ada, agar dari data tersebut penelitian lebih mudah untuk mendapatkan sumber-sumber yang telah ada, mempermudah proses peletian, Adapun data skunder yang akan diambil peneliti ialah seperti catatan-catatan dari instansi terkait seperti


(2)

18 Perum Perhutani Malang, serta peraturan yang ada pada kasus dari penelitian yang akan dilakukan tersebut.

5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Peneliti melakukan observasi atau pengamatan langsung dilapangan untuk memahami apa yang diketahui oleh subjek penelitian yang berkaitan dengan tema yang diangkat dalam penelitian ini. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul. Observasi bertujuan untuk mendapat data tentang suatu masalah sehingga diproleh pemahaman atau sebagai alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi yang diperoleh sebelumnya16. Observasi lapang ini sendiri sudah dilakukan oleh peneliti, dan sedikit mengetahui keadaan lapangan, hal ini karena peneliti sudah pernah melakukan magang riset selama sebulan di daerah Pujon tersebut dan mempermudah mengetahui tentang bentuk dari wilayah penetian yang akan dilakukan.

b. Wawancara

Ada dasarnya wawancara merupakan usaha untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin melalui penajuan sejumlah pertanyaan secara lisan dari peneliti, agar dijawab secara lisan juga oleh subjek penelitian. Lebih tepatnya wawancara adalah prcakapan dengan maksud tertentu dalam rangka memperoleh informasi. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak , yaitu wawancara

16 Rahayu, I Dan Ardani, T. 2004. Observasi Dan Wawancara. Malang : Bayumedia Publishing Hlm 77


(3)

19 (interviewer) yang mengaukan pertanyaan dan di wawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu17.

Wawancara dalam suatu penelitian bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat. Secara umum dalam penelitian sosial, wawancara merupakan metode pembantu utama dari metode observasi18. Wawancara ini dilakukan juga kepada subjek yang berada di Pujon utara seperti asper, mantri maupun masyarakat yang ada disekitar pujon utara, yang di mana menjadi tempat penelitian yang akan di lakukan.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.19 Hadari Nawawi menyatakan bahwa studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku mengenai pendapat, dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan20. Pada penelitian ini ruang lingkup yang akan didokumentasi sesuai dengan study kasus penelitian ialah di BKPH Pujon dan RPH Pujon utara, pada dokumentasi ini peneliti menngambil beberapa dokumentasi seperti Foto/Video hutan yang ada di Pujon utara yang akan di teliti, teknik ini sendiri agar dapat menguatkan data dari penelitian secara fakta.

17 J. Moleong, Lexy. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

18 Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Hlm 129

19 Akrianto Loccit

20 Hadari, Nawawi. 2002. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Hal 133


(4)

20

6. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dilakukan sejak awal sampai proses penelitian berlagsung. Penelitian ini menggunakan analisis data yang telah dikembangkan oleh Miles dan Huberman21

Adapun analisis data meliputi:

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Data Kualitatif Model Interaktif Sumber: Sugiono (2010)

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data dilokasi penelitian dengan melakukan observasi wawancara mendalqm dan mencatat dokumen dengan menentukan stategi pengumpulan data yang pandang tepat dan menentukan fokus serta pendalaman data pada proses proses penngumpulan data berikutnya. Peneliti melakukan observasi dan wawancara langsung pada RPH Pujon Utara untuk mendapatkan data yang di inginkan dalam penelitian tentang Relasi Perum Perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan lahan pertanian di hutan Negara.

21 Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Hal 247

Pengumpulan Data Display Data

Reduksi Data


(5)

21 b. Reduksi Data

Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian laporan yang lengkap dan terinci. Data dan laporan lapangan kemudian direduksi, dirangkum, dan kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk dipilih yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya (melalui proses penyuntingan, pemberian kode dan pentabelan). Reduksi data dilakukan terus menerus selama proses penelitian berlangsung. Pada tahapan ini setelah data dipilah kemudian disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar memberi kemudahan dalam penampilan, penyajian, serta untuk menarik kesimpulan sementara.

c. Penyajian Data

Penyajian data ( display data ) dimasudkan agar lebih mempermudah bagi peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian, Hal ini merupakan pengorganisasian data kedalam suatu bentuk tertentu sehingga kelihatan jelas sosoknya lebih utuh Dan untuk mengetahui bagaimana relasi Perum Perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan Negara. Data-data tersebut kemudian dipilah-pilah dan disisikan untuk disortir menurut kelompoknya dan disusun sesuai dengan katagori yang sejenis untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi, termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh pada waktu data direduksi.

d. Penarikan Kesimpulan

Pada penelitian kualitatif, verifikasi data dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian dilakukan. Sejak pertama memasuki lapangan dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk menganalisis dan


(6)

22 mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola tema, hubungan persamaan, hipotetsis dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk kesimpulan yang masih bersifat tentatif.

Hasil dari penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian untuk menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data. Sehingga setelah data yang diperoleh tentang relasi perum perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan lahan di hutan Negara disajikan dalam bentuk uraian dan untuk menjawab rumusan masalah maka selanjutnya akan disimpulkan melalui penarikan kesimpulan, temuan baru dalam penelitian yang berupa deskripsi atau gambar dari hasil penelitian yang dilakukan lebih jelas.