Indikator KIA Pelayanan dan Indikator Kesehatan Ibu dan Anak .1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara komprehensif dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan Bayi baru Lahir dan pemeriksaan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda MTBM untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat. E. Deteksi Dini Faktor Risiko dan Komplikasi Kebidanan dan Neonatus Oleh Tenaga Kesehatan Maupun Masyarakat. Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi kebidanan. Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal , tetapi tetap mempunyai risiko untuk terjadinya komplikasi. Oleh karenanya deteksi dini oleh tenaga kesehatan dan masyarakat tentang adanya faktor risiko dan komplikasi, serta penanganan yang adekuat sedini mungkin, merupakan kunci keberhasilan dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi yang dilahirkannya Kemenkes RI, 2010.

2.3.2.2 Indikator KIA

A. Akses Pelayanan Antenatal cakupan K1 Adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antena tal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat. B. Cakupan pelayanan ibu hamil cakupan K4 Adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan, yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah, di samping menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program KIA. C. Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan Adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan dan ini menggambarkan kemampuan mana jemen program KIA dalam pertolongan persalinan sesuai standar. D. Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan KF3 Adalah cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam sd hari ke-3 KF1, hari ke-4 sd hari ke-28 KF2 dan hari ke-29 sd hari ke- 42 KF3 setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan nifas secara lengkap memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan serta untuk menjaring KB Pasca Persalinan, yang menggambarkan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu nifas, Keluarga Berencana di samping menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program KIA. E. Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama KN 1 Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6 - 48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui aksesjangkauan pelayanan kesehatan neonatal. F. Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatus 0 - 28 hari KN Lengkap. Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6 - 48 jam, 1 kali pada hari ke 3 hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8 hari ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui efektifitas dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal Kemenkes RI, 2010.

2.4 Kerangka Konsep

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan tujuan penelitian maka dapat digambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut Variabel Independen Variabel Dependen Kinerja Petugas KIA Dalam Pelayanan Kesehatan Ibu Faktor Individu : a. Umur

b. Masa Kerja

c. Kemampuan

Faktor Psikologis : Sikap Beban Kerja

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan metode yang digunakan dalam pengumpulan datanya termasuk penelitian observasional karena data yang diperoleh tanpa adanya perlakuan pada obyek penelitian. Dari segi waktu, penelitian ini termasuk penelitian cross sectional yakni dengan melakukan pengukuran variabel pada saat tertentu Notoatmodjo, 2005.Sementara dari segi analisis maka penelitian ini merupakan penelitian analitik.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Sering dan Puskesmas Medan Deli Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan Puskesmas yang terdapat kasus kematian Ibu. Penelitian dilakukan pada bulan Nopember – Desember 2014.

3.3 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH(PREMARITAL INTERCOURSE)

0 18 2

Hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan reproduksi dengan kejadian keputihan pada siswi SMA se-derajat di Wilayah Tangerang Selatan Tahun 2015

4 25 78

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH PADA SISWA DI SMA NEGERI 14 KOTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2010 2011

4 15 83

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL DI SMA N 1 SAYEGAN

0 2 62

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN SIKAP SEKSUALITAS DENGAN PERILAKU PACARAN Hubungan Antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dan Sikap Seksualitas Dengan Perilaku Pacaran Pada Pelajar Slta Di Kota Semarang.

0 6 16

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKSUAL PRANIKAH REMAJA Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Seksual Pranikah Remaja Di Kelurahan Danguran Kabupaten Klaten.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKSUAL PRANIKAH REMAJA Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Seksual Pranikah Remaja Di Kelurahan Danguran Kabupaten Klaten.

0 1 16

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Kesehatan Seksual dan Reproduksi pada Siswa SMA "X" di Kota Bandung Tahun 2015.

2 6 24

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH PADA SISWA DI SMA NEGERI 14 KOTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 1

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKSUAL DI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI

0 0 18