Implikasi Bentuk Diversi Terhadap Asas Sederhana Cepat Dan Biaya Ringan Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

(1)

1

Perlindungan hukum terhadap seorang anak merupakan sebuah keniscayaan. Karena anak merupakan calon generasi penerus bangsa yang masih dalam masa perkembangan fisik maupun mental1. Begitupun dengan anak yang berhadapan dengan hukum, dibutuhkan peraturan khusus untuk anak yang mampu memperhatikan kedudukan sebagai seorang anak. Melihat semakin banyak kasus anak yang berhadapan dengan hukum, merupakan tugas negara dalam membenahi permasalahan yang sangat urgent ini. Tidak hanya dari segi pencegahan supaya anak tidak melakukan tindakan yang mengakibatkan anak itu dihukum, melainkan juga pembenahan terhadap sistem peradilan yang mampu melindungi hak-hak sebagai seorang anak ketika anak tersebut berhadapan dengan hukum.

Melihat kedudukan anak yang secara fisik, psikis serta mental tidak sama dengan orang dewasa, pembedaan penanganan antara anak dengan orang dewasa sudah menjadi sebuah kewajiban negara. Diperlukan sebuah penanganan khusus untuk anak yang lebih mengedepankan bimbingan dan pembinaan terhadap anak dengan menggunakan pendekatan keadilan restoratif (restorative justice)2, dari pada dihukum dan dimasukkan kedalam penjara layaknya orang dewasa.

Restorative justice atau keadilan restoratif adalah suatu proses penyelesaian yang melibatkan pelaku, korban, keluarga mereka dan pihak lain yang terkait dalam suatu tindak pidana, secara bersama-sama mencari

1

M. Nasir Djamil, 2013, Anak Bukan Untuk Dihukum, Sinar Grafika, Jakarta Timur, hal.1

2


(2)

penyelesaian terhadap tindak pidana tersebut dan implikasinya dengan menekankan pemulihan dan bukan pembalasan.3

Keadilan restoratif bertujuan untuk mengembalikan atau memulihkan kembali suatu keadaan seperti tidak terjadi tindak pidana. Dengan sistem peradilan yang seperti itu, kedudukan anak yang secara fisik, psikis dan mental yang masih rentan dapat terlindungi. Dengan menggunakan pendekatan keadilan restoratif, penanganan terhadap perkara anak berbeda orang dewasa. Dimana sistem peradilan tersebut mampu melindungi hak-hak anak dan memperhatikan kondisi anak yang berhadapan dengan hukum.

Pendekatan keadilan restorative dalam penanganan tindak pidana juga bertujuan untuk menghindarkan pelakunya dari proses pemidanaan yang terkadang dirasakan belum dapat mencerminkan nilai-nilai keadilan. Keadilan restorative bertujuan untuk memberdayakan para korban, pelaku, keluarga dan masyarakat untuk memperbaiki suatu perbuatan melawan hukum dengan menggunakan kesadaran dan keinsyafan sebagai landasan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat.4

Dalam Undang undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana anak menggunakan pendekatan keadilan restoratif (restorative justice). Dimana tujuan dari Undang undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana anak memulihkan kembali tindak pidana anak seperti halnya tidak terjadi sebuah tindak pidana dan menghindari pembalasan terhadap tindak pidana yang dilakukan anak. Sistem peradilan pidana anak yang seperti itu merupakan sebuah transformasi peradilan pidana anak dengan maksud untuk mewujudkan nilai nilai yang tertanam dalam keadilan restoratif (restortive justice).

3

Ibid

4Dalam Dewi & Fatahillah A. Syukur, George Pavlich, 2002, “towards an Ethics of Restorative


(3)

Pendekatan keadilan restoratif (retoratif justice) dalam Undang-undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak sebagai upaya dalam mewujudkan prinsip kepentingan terbaik bagi anak (the best interest of the child).5Dimana segala bentuk penanganan dalam menyelesaian perkara anak yang berhadapan dengan hukum, kepentingan terbaik bagi anak yang diutamakan.

Prinsip ini mengingatkan kepada semua penyelenggara perlindungan anak bahwa pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan keputusan menyangkut masa depan anak, bukan dengan ukuran orang dewasa, apalagi berpusat kepada kepentingan orang dewasa. Apa yang menurut ukuran orang dewasa baik, belum tentu baik pula menurut ukuran kepentingan anak. Boleh jadi maksud orang dewasa memberikan bantuan dan menolong, tetapi sesungguhnya terjadi adalah penghancuran masa depan anak.6

Untuk mewujudkan nilai nilai dalam keadilan restoratif yang mengedepankan prinsip kepentingan terbaik bagi anak diimplementasikan dengan cara diversi. Di dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Pasal 1 angka 7, diversi merupakan pengalihan perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses diluar peradilan.

Diversi adalah suatu pengalihan penyelesaian kasus-kasus anak yang diduga melakukan tindak pidana tertentu dari proses pidana formal ke penyelesaian secara damai antara tersangka/terdakwa/pelaku tindak pidana dengan korban yang difasilitasi oleh keluarga dan/atau masyarakat, pembimbing kemasyarakatan anak, polosi jaksa atau hakim.7

Dengan mengalihkan proses penyelesaian permalahan anak yang berhadapan dengan hukum di luar peradilan, berimplikasi terhadap kondisi anak tersebut. sesuai dengan cita-cita yang dibangun yaitu mengedepankan nilai-nilai keadilan restoratif dan prinsip kepentingan terbaik bagi anak, penyelesain diluar

5

Op.cit, hal. 30 6

Ibid

7


(4)

peradilan lebih memperhatikan hak-hak anak yang berhadapan dengan hukum. Dengan penyelesaian di luar peradilan anak yang berhadapan dengan hukum terlepas dari hal-hal yang bersifat formal dan memunculkan nuansa atau iklim kekeluargaan

Bentuk penerapan diversi tidak dijelaskan secara eksplisit dalam Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Diversi merupakan pengalihan proses peradilan secara formal menuju penyelesaian yang di luar peradilan, sehingga terdapat berbagai macam bentuk untuk menerapkan upaya diversi. Alternanif bentuk penyelesaian sengketa diluar peradilan dapat dengan cara mediasi, negosiasi, arbitrase, konsiliasi, dan lain-lain. Bentuk penyelesaian diluar peradilan lebih melindungi kepentingan hak-hak anak dan menghindarkan dampak negatif yang terdapat dalam penyelesain perkara anak secara formal.

Penyelesaian sengketa secara nonlitigasi adalah penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang didasarkan kepada hukum, dan penyelesaian tersebut dapat digolongkan kepada penyelesaian yang berkualitas tinggi, karena sengketa yang diselesaikan secara tuntas tanpa meninggalkan sisa kebencian dan dendam.8

Dalam penerapan diversi di dalam Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, dibatasi waktu selama 30 (tiga puluh) hari disetiap tingkatan. Di tingkatan penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di pengadilan dengan mewujudkan nilai-nilai keadilan restoratif dan mengedepankan prinsip kepentingan terbaik bagi anak. Oleh sebab itu penyelesaian secara sederhana, cepat dan biaya ringan menjadi keharusan. Dikarenakan diversi

8

I Wayan Wiryawan dan Ketut Artadi, 2009, Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, Udayana University Press, Denpasar-Bali, hal.4


(5)

merupakan bagian dari sistem peradilan pidana anak yang tedapat di dalam Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Sehingga asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan menjadi sebuah kewajiban untuk dijalankan. Setiap peradilan dibawah kekuasaan kehakiman menyebutkan bahwa Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat, dan biaya ringan. dimana telah disebutkan dalam Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman dalam pasal 2 ayat (4). Begitupun dengan peradilan anak yang masuk dalam ruang lingkup pengadilan umum. Sistem peradilan anak di dalam Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak menggunakan diversi dalam menyelesaikan permasalahan anak yang berhapan dengan hukum. Sehingga diversi menjadi bagian dari proses peradilan yang dilakukan secara formal. Dimana asas sederhana, cepat dan biaya ringan menjadi sebuah keniscayaan untuk diimplementasikan.

Melihat hal tersebut, menurut penulis belum adanya bentuk penyelesaian yang dilakukan dengan cara diversi yang ada di dalam Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, sehingga mengetahui macam bentuk penyelesaian diversi menjadi suatu keharusan. Selain dari pada itu diversi merupakan bagian dari sistem peradilan anak, dimana peradilan anak berpedoman terhadap asas sederhana, cepat dan biaya ringan. oelh sebab itu penulis mengangkat sebuah penelitian hukum atas segala bentuk permasalahan hukum diatas dengan judul Implikasi Penerapan Diversi Terhadap Asas Peradilan Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan Menurut Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.


(6)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana bentuk diversi dalam penyelesaian perkara anak menurut Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak ?

2. Bagaimana implikasi bentuk diversi terhadap asas peradilan sederhana, cepat, dan biaya ringan menurut Undang undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penulisan hukum ini diharapkan mampu menjadi referensi hukum serta menambah wawasan hukum tentang anak, adapun yang akan menjadi tujuan dari penulisan hukum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bentuk diversi dalam penyelesaian perkara anak menurut Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

2. Untuk mengetahui implikasi penerapan diversi terhadap asas peradilan sederhana, cepat, dan biaya ringan menurut Undang undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Secara Teoritis

Sebagai usaha untuk meperluas pengetahuan terkait berbagai macam bentuk diversi dan implikasi penerapan diversi terhadap asas


(7)

peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan menurut Undang undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Dimana bentuk diversi menurut Undang undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak disesuaikan dengan asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan.

2. Secara Praktis

a. Bagi Masyarakat, Dapat menambah wawasan serta pengetahuan Masyarakat terkait bentuk diversi dan implikasi diversi terhadap asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan menurut Undang-undang No. 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Sehingga masyarakat mampu menilai bentuk diversi yang tepat dan selaras dengan asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan

b. Bagi Pemerintah dan Lembaga Penegak Hukum, Sebagai referensi serta masukan bagi lembaga-lembaga tersebut, supaya dapat menjalankan dan mampu dalam memberi masukan terhadap pihak yang berhadapan dengan hukum untuk memilih bentuk diversi menurut Undang undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang sesuai dengan asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan.

c. Bagi Penulis, Untuk menambah pengetahuan dan kapasistas intelektual penulis terkait bentuk diversi serta implikasi penerapan diversi terhadap asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan


(8)

menurut Undang undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Serta sebagai prasyarat kelulusan studi strata satu sarjana hukum di Universitas Muhammadiyah Malang.

E. METODE PENULISAN 1. Metode Pendekatan

Di dalam penulisan hukum ini penulis dalam melakukan penelitian menggunakan metode penelitian hukum normatif, yaitu penelitian hukum yang objek kajiannya meliputi azas-azas hukum, ketentuan peraturan perundang-undangan serta berbagai literatur yang berhubungan dengan penulisan hukum ini.

2. Jenis atau Bahan Hukum

Data yang akan diperoleh untuk mendukung hasil penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, antara lain sebagai berikut:

a. Bahan-bahan Primer

Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mempunyai otoritas (autoritatif).9 Berupa bahan hukum yang didapatkan dari sumber peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penelitian hukum ini yaitu tentang Implikasi Penerapan Diversi Terhadap Asas Peradilan Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan Menurut Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Bahan hukum primer yang dimaksud antara lain :


(9)

1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

2) Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman.

3) Keputusan Presideeen No. 36 tahun 1990 tentang ratifikasi Konvensi Hak-Hak Anak

b. Bahan-bahan Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah publikasi tentang hukum yang merupakan dokemen tidak resmi.10 Berupa bahan hukum yang bersumber pada buku literatur yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan penulisan hukum yang akan diteliti yaitu mengenai Implikasi Penerapan Diversi Terhadap Asas Peradilan Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan Menurut Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.. Bahan hukum sekunder yang dimaksud antara lain :

1) Melalui studi kepustakaan, 2) Melalui dokumen-dokumen, 3) pendapat para ahli hukum,

4) kegiatan-kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan implikasi penerapan diversi memurut Undang-undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, lebih khususnya ditinjau dari asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan.


(10)

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier merupakan bahan hukum yang memberikan pertunjuk atau penjelasan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum tersier yang dimaksud antara lain :

1) Kamus Hukum 2) Ensiklopedia

3. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam penulisan hukum ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan model studi kepustakaan (library research), yang dimaksud dengan studi kepeustakaan adalah pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang berasal dari berbagai sumber dan dipublikasikan secara luas serta dibutuhkan dalam penelitian hukum normatif.11 Yaitu penelitian yang didasarkan pada data-data yang akan dijadikan objek penelitian, antara lain :

1) Buku-buku pustaka, 2) Majalah,

3) Artikel,

4) Surat kabar, dan

5) Buletin yang semuanya sesuai dengan penelitian hukum yang akan ditulis yaitu mengenai Implikasi Penerapan Diversi Terhadap Asas Peradilan Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan

11 Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Hal. 81


(11)

Menurut Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

4. Analisa Data

Dalam penulisan hukum ini penulis menggunakan pendekatan analisis subtansi dari permasalahan yang akan dibahas, diuji dengan asas-asas hukum, norma-norma hukum dan kaidah-kaidah hukum yang sesuai dengan permasalahan yang dibahas.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan hukum yang digunakan oleh penulis terdiri dari 4 (empat) Bab yang tersusun secara berurutan serta sistematis yaitu Bab I sampai dengan Bab IV, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, permalasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang tinjauan umum yang berisikan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan penelitian hukum yang akan ditulis oleh penulis, yaitu Implikasi penerapan diversi terhadap asas sederhana, cepat dan biaya ringan menurut Undang undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.


(12)

BAB III PEMBAHASAN

Berisikan tentang pengkajian dan penguraian hasil pembahasan dari analisa data dengan permasalahan yang diangkat oleh penulis yaitu :

1) Bagaimana bentuk diversi dalam penyelesaian perkara anak menurut Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak ?

2) Bagaimana implikasi bentuk diversi terhadap asas peradilan sederhana, cepat, dan biaya ringan menurut Undang undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak ? BAB IV PENUTUP

Pada penulisan hukum diakhiri dengan Bab IV yaitu penutup yang di dalamnya berisikan kesimpulan dari penulisan hukum dan permasalahan yang diangkat serta akan diberikan saran pemecahan permasalahan oleh penulis.


(13)

Oleh :

DWI ARMY OKIK ARISAANDI 201010110311235

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM


(14)

(15)

(16)

(17)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji yang senantiasa kita dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada seluruh makhluknya di muka bumi ini tanpa ada batasnya. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah merubah zaman dengan kegigihannya dan keikhlasannya, dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah yang penuh rahmat ini.

Dengan ridha Allah SWT yang telah memberikan hidayahNYA berupa keimanan, ketegasan, kekuatan, kegigihan, ketekunan, kesabaran serta keikhlasan kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan penulisan hukum ini dengan baik dan lancar yang berjudul : “Implikasi Bentuk Diversi Terhadap Asas Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang

Sistem Peradilan Pidana Anak” yang merupakan tugas akhir sebagai salah satu

syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang. Dengan banyaknya dukungan baik secara moril dan materiil dari keluarga, saudara, pembimbing dan berbagai pihak tugas akhir ini dapat diselesaikan oleh penulis sesuai waktu yang diinginkan. Berbagai macam hambatan, godaan, dan kekecewaan merupakan sebuah konsekuensi untuk dihadapi dalam berjuang dan berproses. Jiwa optimisme dan rasa cinta kasih yang menjadi pondasi oleh penulis untuk tetap fokus serta istiqomahdalam


(18)

1. Ibu (Sukarmi) dan Bapak (Suyono), Kak Ika Retno Wiri Ir Yanti, Gabriel Wiska Anugerah “Briel” yang telah memberikan do’a dan kasih sayang serta menjadikan motivasi bagi penulis.

2. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M.AP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Dr. Sulardi, S.H., M.Si, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Bapak Dr. Tongat, S.H., M.Hum, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Ibu Fifik Wiryani, S.H., M.Si., M.Hum, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Bapak Sofyan Arief, S.H., M.Kn, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

7. Bapak Sidik Sunaryo, S.H., M.Si., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dengan penuh keikhlasan dan kesabaran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

8. Bapak Dr. Tongat, S.H., M.Hum, , selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dengan penuh keikhlasan dan kesabaran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan


(19)

10.Bapak Mokh. Najih S.H., M.Hum, Bapak Sofyan Arief S.H., M.Kn, dan Dosen Fakultas Hukum lainnya. Serta Kanda Aris Budi Cahyono, S.H dan Mbak Nelly (advokad BKBH), yang banyak memberikan ilmunya.

11.Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Hukum’47 UMM sebagai

rumah ide dalam mengembangkan wawasan keintelektualan mahasiswa hukum. Serta kepercayaannya dalam memimpin Lembaga Semi Otonom Judicial Watch FH-UMM sebagai lahan aktualisasi dan eksplorasi bagi penulis. Dan juga Teman-Teman Fakultas Hukum Angkatan 2010.

12.Saudara-saudara seperjuangan dalam keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Hukum’47 UMM mulai dari kakanda, ayunda serta adinda-adinda yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, serta para saudara presidium seperjuangan dalam menghadapi suka maupun duka segala permasalahan, ada Hermas Widdy Astuti (ketum tercantik se-Korkom UMM), Harvad Kurniawan, Hanif Shidiq,

Hendrianto Pratama Putra, Shella Fanditha “bunda kohatinya anak-anak”

Adil syakir “Mr. Arab”, Muziburrahman “R47” dan Zain Maulana Husain dua sejoli paling riang, Indra Yuli “kangmas prabu katanya”, Hasan

“Noy”, Basri, dan yang terakhir tentu wasekum penulis bli Suwito Catur


(20)

Eco “Pe” yang berangkat bareng, selesai ditinggal. Serta Ainin meisinsin “Poni”, Nita Prematur “PimPim”, terimakasih atas masukan, ilmu dan pengalamannya.

14.Kakanda Alungsyah, Cak met, Akmaludin, Mahrus, Okta Hisyam, Ryan Well, Hambali, Ahmad Irawan, Imam Sayuti, Nang Engki, M. Lutfi Chakim, Aulia Jafar, Jefri Hari Akbar, Hapip, Ayunda Ebben, Prahesti Sekar dan lainnya yang banyak memberikan ilmu dalam diskusi.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal dengan beribu-ribu kasih sayangnya atas dukungan, kebaikan, pengorbanan, perjuangan, keikhlasan dan kesabarannya. Penulisan hukum ini sudah dilakukan dengan pengkajian secara ilmiah dan dibimbing oleh pembimbing yang berkompeten di bidangnya. Besar harapannya untuk diberikan saran dan masukan untuk kebaikan bersama. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan masyarakat. Amin

Billahitaufiqwalhidayah. Wassalamualaikum Wr. Wb

Malang, 21 Januari 2015 Penulis


(21)

SURAT PERNYATAAN ... iii

UNGKAPAN PRIBADI ... iv

ABSTRAKSI ... v

ABSTRACTION ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penulisan ... 6

D. Manfaat Penulisan ... 6

E. Metode Penulisan ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diversi dan Perkembangannya ... 13

A.1. Pengertian Diversi ... 13

A.2. Tujuan Diversi ... 20

A,3. Nilai-Nilai Dalam Diversi ... 27

B. Bentuk-Bentuk Penyelesaian Di luar Peradilan ... 33

B.1. Mediasi ... 33

B.2. Negosiasi ... 34

B.3. Konsiliasi ... 36

B.4. Konsultasi ... 38

C. Tinjauan tentang Asas Sederhana, cepat dan biaya ringan ... 40

C.1. Tinjauan tentang Asas Hukum ... 40

C.1.1. Pengertian Asas Hukum ... 40


(22)

C.2.3. Asas Biaya Ringan ... 55

BAB III PEMBAHASAN A. Bentuk Diversi Dalam Penyelesaian Perkara Anak Menurut Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak 59 A.1. Diversi Melalui Mediasi ... 62

A.1.1. Tahap Pra Mediasi ... 63

A.1.2. Tahap Mediasi ... 65

A.1.3.Bagan Diversi Melalui Mediasi ... 68

A.2. Diversi Melalui Negosiasi ... 69

A.2.1. Bagan Dalam Menjalankan Diversi Melalui Negosiasi .... 72

A.3. Diversi Melalui Konsiliasi ... 73

A.3.1. Tahap Pra Konsiliasi ... 73

A.3.2. Tahap Konsiliasi ... 74

A.3.3. Bagan Dalam Menjalankan Diversi Melalui Konsiliasi .... 78

A.4. Diversi Melalui Konsultasi ... 78

A.4.1. Bagan Dalam Menjalankan Diversi Melalui Konsultasi ... 80

A.5.Perbandingan antara Diversi Melalui Mediasi, Negosiasi, Konsiliasi dan Konsultasi ... 81

B. Implikasi Bentuk Diversi Terhadap Asas Peradilan Sederhana, Cepat, Dan Biaya Ringan ... 82

B.1.Diversi Melalui Mediasi Ditinjau Dari Asas Cepat, Sederhana dan Biaya Ringan ... 83

B.1.1 Diversi Melalui Mediasi Ditinjau Dari Asas Sederhana .... 83

B.1.2. Diversi Melalui Mediasi Ditinjau Dari Asas Cepat ... 84

B.1.3. Diversi Melalui Mediasi Ditinjau Dari Asas Biaya Ringan 86 B.2. Diversi Melalui Negosiasi Ditinjau Dari Asas Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan ... 88


(23)

dan Biaya Ringan ... 92 B.3.1. Diversi Melalui Konsiliasi Ditinjau Dari Asas Sederhana 92 B.3.2. Diversi Melalui Konsiliasi Ditinjau Dari Asas Cepat ... 93 B.3.3. Diversi Melalui Konsiliasi Ditinjau Dari Asas Biaya Ringan 95 B.4. Diversi Melalui Konsultasi Ditinjau Dari Asas Cepat, Sederhana,

dan Biaya Ringan ... 96 B.3.1. Diversi Melalui Konsultasi Ditinjau Dari Asas Sederhana 96 B.3.1. Diversi Melalui Konsultasi Ditinjau Dari Asas Cepat... 97 B.3.1. Diversi Melalui Konsultasi Ditinjau Dari Asas Biaya Ringan 98 B.5 Perbandingan Diversi Melalui Mediasi, Negosiasi, Konsiliasi, dan

Konsultasi dengan Peradilan Pidana Anak ditinjau Dari

Asas Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan ... 100 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 113 B. Saran ... 115 DAFTAR PUSTAKA ... 117


(24)

Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung

Andi Hamzah,2013, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta D.Y. Witanto, 2010, Hukum Acara Mediasi: Dalam Perkara Perdata di

Lingkungan Peradilan Umum dan Peradilan Agama Menurut PERMA No.1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, Alfabeta, Bandung

Dewi & Fatahillah A. Syukur, George Pavlich, 2002, “towards an Ethics of Restorative Justice”, dalam restorative justice and the law, ed Walgrave, L, Willan Publishing

I Made Arya Utama,2007, Hukum Lingkungan, Pustaka Putra, Bandung

I Wayan Wiryawan dan Ketut Artadi, 2009, Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, Udayana University Press, Denpasar-Bali

Jemsly H dan Martani H. 2006. Manajemen Strategik Kontemporer. Elex Media Komputindo, Jakarta

Jimly Asshiddiqie,2009,Pengatar Ilmu Hukum Tata Negara, Rajawali Pers, Jakarta

Lilik Mulyadi, 2002, Hukum Acara Perdata Menurut Teori dan Praktek Peradilan Indonesia, Djambatan, Jakarta

Maidin Gultom.2010, Perlindungan Hukum Terhadap Anak, PT Reflika Aditama, Bandung

M. Nasir Djamil, 2013, Anak Bukan Untuk Dihukum, Sinar Grafika, Jakarta Timur Mukti Arto, A. Mukti Arto, Mencari Keadilan (Kritik Dan Solusi Terhadap Praktik Paradilan Perdata di Indonesia), Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta

Rachmadi Usman,2013,Pilihan Penyelesaian Sengketa di Luar Peradilan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung


(25)

Peradilan Pidana Anak Di Indonesia, Genta Publishing, Yogyakarta Setiawan, 1992, Aneka Masalah Hukum dan Hukum Acara Perdata, : PT Alumni,

Bandung

Sudikno Mertokusumo, 2001, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, Liberty, Yogyakarta

Sudikno Mertokusumo,2006, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta

Zainuddin Ali, 2013, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta

B. Majalah dan Jurnal

Ade Rahman Setyaji, 2011, Implementasi Diversi Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak : (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Lamongan No: 227 Pid.B/2010/PN.Lmg) , UPN "Veteran" Jatim, Surabaya

Brama Kuncoro, 2010, Penerapan asas cepat, sederhana dan biaya ringan dalam penyelesaian perkara cerai talak di pengadilan agama Mungkid Magelang (studi kasus no.0720/pdt.g/2008/pa.mkd), Universitas Sebelas Maret Surakarta

Neltje F. Katuuk, 1994, aspek hukum dalam bisnis, Universitas Gunadarma, Pondok Cina

Mahkamah Agung RI, 2003, Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang Kekuasaan Kehakiman, Mahkamah Agung, Peradian Umum, Peradilan Militer, Peradilan Agama, Peradilan Tata Usaha Negara serta Organisasi dan Tata Kerja, Kepaniteraan/sekretariat Jendral Mahkamah Agung-RI Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta : Balai Pustaka, 1990

Teto Adhitya, 2010, Tinjauan Yurudis Normatif terhadap Asas Peradilan Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan dalam peraturan Mahkamah Agung


(26)

Marlina, 2008 , Penerapan Konsep Diversi terhadap Anak Pelaku tindak Pidana dalam Sistem Peradilan Pidana Anak. Jurnal Equality, Vol. 13 No. 1, diakses pada tanggal 6 Oktober 2014

Tiar ramon, 2009, Pengantar Ilmu Hukum,

http//tiarramon.wordpress.com/2009/05/11/ilmu-hukum/, diakses pada tanggal 23 september 2014

Wikipedia, Definisi Musyawarah, http: //id.m.wikipedia.org/wiki/Musyawarah, diakses pada tanggal 1 desember 2014

D. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak

Undang-undang Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 tahun 2008


(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR COVER ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

UNGKAPAN PRIBADI ... iv

ABSTRAKSI ... v

ABSTRACTION ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penulisan ... 6

D. Manfaat Penulisan ... 6

E. Metode Penulisan ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diversi dan Perkembangannya ... 13

A.1. Pengertian Diversi ... 13

A.2. Tujuan Diversi ... 20

A,3. Nilai-Nilai Dalam Diversi ... 27

B. Bentuk-Bentuk Penyelesaian Di luar Peradilan ... 33

B.1. Mediasi ... 33

B.2. Negosiasi ... 34

B.3. Konsiliasi ... 36

B.4. Konsultasi ... 38

C. Tinjauan tentang Asas Sederhana, cepat dan biaya ringan ... 40

C.1. Tinjauan tentang Asas Hukum ... 40

C.1.1. Pengertian Asas Hukum ... 40


(2)

C.3.1.Pembagian Asas-asas Hukum ... 46

C.2. Asas Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan ... 48

C.2.1. Asas Sederhana ... 50

C.2.2. Asas Cepat ... 53

C.2.3. Asas Biaya Ringan ... 55

BAB III PEMBAHASAN A. Bentuk Diversi Dalam Penyelesaian Perkara Anak Menurut Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak 59 A.1. Diversi Melalui Mediasi ... 62

A.1.1. Tahap Pra Mediasi ... 63

A.1.2. Tahap Mediasi ... 65

A.1.3.Bagan Diversi Melalui Mediasi ... 68

A.2. Diversi Melalui Negosiasi ... 69

A.2.1. Bagan Dalam Menjalankan Diversi Melalui Negosiasi .... 72

A.3. Diversi Melalui Konsiliasi ... 73

A.3.1. Tahap Pra Konsiliasi ... 73

A.3.2. Tahap Konsiliasi ... 74

A.3.3. Bagan Dalam Menjalankan Diversi Melalui Konsiliasi .... 78

A.4. Diversi Melalui Konsultasi ... 78

A.4.1. Bagan Dalam Menjalankan Diversi Melalui Konsultasi ... 80

A.5.Perbandingan antara Diversi Melalui Mediasi, Negosiasi, Konsiliasi dan Konsultasi ... 81

B. Implikasi Bentuk Diversi Terhadap Asas Peradilan Sederhana, Cepat, Dan Biaya Ringan ... 82

B.1.Diversi Melalui Mediasi Ditinjau Dari Asas Cepat, Sederhana dan Biaya Ringan ... 83

B.1.1 Diversi Melalui Mediasi Ditinjau Dari Asas Sederhana .... 83

B.1.2. Diversi Melalui Mediasi Ditinjau Dari Asas Cepat ... 84

B.1.3. Diversi Melalui Mediasi Ditinjau Dari Asas Biaya Ringan 86 B.2. Diversi Melalui Negosiasi Ditinjau Dari Asas Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan ... 88


(3)

B.2.1. Diversi Melalui Negosiasi Ditinjau Dari Asas Sederhana . 88 B.2.2. Diversi Melalui Negosiasi Ditinjau Dari Asas Cepat ... 89 B.2.3. Diversi Melalui Negosiasi Ditinjau Dari Asas Biaya Ringan 91 B.3. Diversi Melalui Konsiliasi Ditinjau Dari Asas Sederhana, Cepat

dan Biaya Ringan ... 92 B.3.1. Diversi Melalui Konsiliasi Ditinjau Dari Asas Sederhana 92 B.3.2. Diversi Melalui Konsiliasi Ditinjau Dari Asas Cepat ... 93 B.3.3. Diversi Melalui Konsiliasi Ditinjau Dari Asas Biaya Ringan 95 B.4. Diversi Melalui Konsultasi Ditinjau Dari Asas Cepat, Sederhana,

dan Biaya Ringan ... 96 B.3.1. Diversi Melalui Konsultasi Ditinjau Dari Asas Sederhana 96 B.3.1. Diversi Melalui Konsultasi Ditinjau Dari Asas Cepat... 97 B.3.1. Diversi Melalui Konsultasi Ditinjau Dari Asas Biaya Ringan 98 B.5 Perbandingan Diversi Melalui Mediasi, Negosiasi, Konsiliasi, dan

Konsultasi dengan Peradilan Pidana Anak ditinjau Dari

Asas Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan ... 100 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 113 B. Saran ... 115 DAFTAR PUSTAKA ... 117


(4)

DAFTAR PUSTAKA A. Buku

Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung

Andi Hamzah,2013, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta

D.Y. Witanto, 2010, Hukum Acara Mediasi: Dalam Perkara Perdata di Lingkungan Peradilan Umum dan Peradilan Agama Menurut PERMA

No.1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, Alfabeta,

Bandung

Dewi & Fatahillah A. Syukur, George Pavlich, 2002, “towards an Ethics of Restorative Justice”, dalam restorative justice and the law, ed Walgrave, L, Willan Publishing

I Made Arya Utama,2007, Hukum Lingkungan, Pustaka Putra, Bandung

I Wayan Wiryawan dan Ketut Artadi, 2009, Penyelesaian Sengketa di Luar

Pengadilan, Udayana University Press, Denpasar-Bali

Jemsly H dan Martani H. 2006. Manajemen Strategik Kontemporer. Elex Media Komputindo, Jakarta

Jimly Asshiddiqie,2009,Pengatar Ilmu Hukum Tata Negara, Rajawali Pers, Jakarta

Lilik Mulyadi, 2002, Hukum Acara Perdata Menurut Teori dan Praktek

Peradilan Indonesia, Djambatan, Jakarta

Maidin Gultom.2010, Perlindungan Hukum Terhadap Anak, PT Reflika Aditama, Bandung

M. Nasir Djamil, 2013, Anak Bukan Untuk Dihukum, Sinar Grafika, Jakarta Timur

Mukti Arto, A. Mukti Arto, Mencari Keadilan (Kritik Dan Solusi Terhadap Praktik Paradilan Perdata di Indonesia), Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta

Rachmadi Usman,2013,Pilihan Penyelesaian Sengketa di Luar Peradilan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung


(5)

R.A. Koesnoen, 1961, Politik Penjara Nasional, Sumur Bandung,Bandung

Satjipto Raharjo,2006, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung

Setya Wahyudi, 2011, Implementasi Ide Diversi;Dalam Pembaharuan Sistem

Peradilan Pidana Anak Di Indonesia, Genta Publishing, Yogyakarta

Setiawan, 1992, Aneka Masalah Hukum dan Hukum Acara Perdata, : PT Alumni, Bandung

Sudikno Mertokusumo, 2001, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, Liberty, Yogyakarta

Sudikno Mertokusumo,2006, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta

Zainuddin Ali, 2013, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta

B. Majalah dan Jurnal

Ade Rahman Setyaji, 2011, Implementasi Diversi Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak : (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Lamongan No:

227 Pid.B/2010/PN.Lmg) , UPN "Veteran" Jatim, Surabaya

Brama Kuncoro, 2010, Penerapan asas cepat, sederhana dan biaya ringan dalam penyelesaian perkara cerai talak di pengadilan agama Mungkid Magelang (studi kasus no.0720/pdt.g/2008/pa.mkd), Universitas Sebelas Maret Surakarta

Neltje F. Katuuk, 1994, aspek hukum dalam bisnis, Universitas Gunadarma, Pondok Cina

Mahkamah Agung RI, 2003, Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang Kekuasaan Kehakiman, Mahkamah Agung, Peradian Umum, Peradilan Militer, Peradilan Agama, Peradilan Tata Usaha Negara serta Organisasi dan Tata Kerja, Kepaniteraan/sekretariat Jendral Mahkamah Agung-RI Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta : Balai Pustaka, 1990

Teto Adhitya, 2010, Tinjauan Yurudis Normatif terhadap Asas Peradilan Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan dalam peraturan Mahkamah Agung


(6)

No. 2 tehun 2003 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. UMM, Malang

C. Internet

Marlina, 2008 , Penerapan Konsep Diversi terhadap Anak Pelaku tindak Pidana

dalam Sistem Peradilan Pidana Anak. Jurnal Equality, Vol. 13 No. 1,

diakses pada tanggal 6 Oktober 2014

Tiar ramon, 2009, Pengantar Ilmu Hukum,

http//tiarramon.wordpress.com/2009/05/11/ilmu-hukum/, diakses pada tanggal 23 september 2014

Wikipedia, Definisi Musyawarah, http: //id.m.wikipedia.org/wiki/Musyawarah, diakses pada tanggal 1 desember 2014

D. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak

Undang-undang Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak


Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban pidana anak menurut hukum pidana islam dan undang-undang nomor 11 Tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak

0 6 169

Pertanggungjawaban Pidana Anak Menurut Hukum Pidana Islam dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

0 8 0

PENDAHULUAN TINJAUAN DISKRESI KEPOLISIAN TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.

0 2 10

PENUTUP TINJAUAN DISKRESI KEPOLISIAN TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.

0 2 4

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PENERAPAN DIVERSI TERHADAP ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.

0 3 12

PENDAHULUAN PENERAPAN DIVERSI TERHADAP ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.

0 5 17

PENUTUP PENERAPAN DIVERSI TERHADAP ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.

0 2 4

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

0 0 75

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

0 2 75

BAB II ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN A. Pengertian Restoratif Justice dan Diversi Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak 1. Restoratif Justice Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012

0 0 25