TELAAH TEORITIS dan PENGEMBANGAN MODEL

5 masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portodolio efek oleh manajer investasi. Tandelilin 2010 menyatakan bahwa reksa dana merupakan suatu jenis instrument investasi yang juga tersedia di pasar modal di Indonesia di samping saham, obligasi, dan sebagainya. Reksa dana mudahnya dapat diartikan sebagai wadah yang berisi sekumpulan sekuritas yang dikelola oleh perusahaan investasi dan dibeli oleh investor. Kinerja Reksa Dana Evaluasi kinerja portofolio akan memungkinkan kita untuk mengindentifikasi tingkat return portofolio yang relatif lebih tinggi dibanding return portofolio lainnya, dan return tersebut juga sesuai dengan tingkat risiko yang ditanggung Tandelilin, 2010. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan faktor lainnya seperti risiko portofolio dan tujuan investasi. Dalam melakukan evaluasi kinerja portofolio terdapat tiga metode pengukuran kinerja portofolio berdasarkan risk adjusted performance yaitu: metode sharpe, metode Treynor, dan metode Jensen Alpha. Dalam metode penelitian ini pengukuran kinerja reksa dana menggunakan metode jensen alpha karena metode ini mempertimbangkan resiko dengan model CAPM dan pada penelitian ini juga menggunakan dengan metode return. 1. Metode Jensen Metode ini didasarkan pada konsep security market line yang merupakan garis yang menghubungkan portofolio pasar dengan kesempatan investasi bebas resiko yaitu persamaan garis yang melewati titik 0,Rf dan 1, Rm . Garis security market line memperlihatkan hubungan antaara systematic risk dan expected return dari portofolio pada saat pasar dalam keadaan equilibrium . Jadi security market line merupakan kemiringan dari beta atau suatu garis regresi dengan inteceptnya adalah Rf dan slopnya dinyakan sebagai [E Rm-Rf atau �m. Sehingga untuk mencari bersarnya tingkat pengembalian pasar yang dikehendaki required of return dalam 6 konsep security market line dapat diformulasikan dengan persamaan berikut Sharpe, Alexander dan Bailey, 1999 : 445 : R sml = R f + ER m – R f β i .................................................... 1 Dimana: R sml = return security market line 7 R f = rata-rata tingkat return bebas resiko ER m = rata-rata return pasar β i = beta portofolio investasi Persamaan indeks Jensen dan indeks Treynor adalah sama-sama menggunakan garis pasar sekuritas. Sedangkan perbedaanya bahwa indeks Treynor sama dengan slope garis yang menghubungkan posisi portofolio dengan return bebas resiko, sedangkan indeks Jensen merupakan selisih antara return rata-rata dan return portofolio acuan. Perbedaan ini biasanya disebut alfa atau differentia return portofolio dan dinotasikan: α i = ER i – R sml .................................................................... 2 atau α i = ER i - [R f + ERm - R f β i ] ......................................... 3 Berdasarkan uraian di atas, maka Jensen dapat dimodifikasi dengan menggunakan formula sebagai berikut : J i = Ri – R f - Rm – R f β i ................................................. 4 Dimana: J i = indeks Jensen bisa juga dinyatakan dengan alfa = α R f = rata-rata tingkat return bebas resiko Rm = rata-rata return pasar Ri = rata-rata return investasi 2 Metode Return 7 Metode Return berdasarkan penelitian Fan Addams 2012 merupakan metode untuk mengukur kinerja reksa dana, dengan menghitung tingkat pengembalian yang didapat dari nilai besarnya nilai NAB. Semakin besar nilainya semakin bagus kinerjanya. Persistensi Menurut Fans Addams 2012 pada penelitian “ performance persistensi of international mutual funds” mengatakan bahwa persistensi pada ranking terjadi bila ranking winner tetap winner dan loser tetap loser. Sedangkan pada return setelah rangking dikatakan persitensi bila selisih return positif pada return kinerja rangking atas dan rangking bawah. Dari perspektif akademik, menilai keberadaan dan kemampuan persistensi manajerial reksa dana adalah tes penting dari hipotesis pasar yang efisien; bukti kemampuan persisten akan mendukung penolakan terhadap bentuk semi-kuat Bollen dan Busse, 2004. Grossman dan Stiglitz 1980 dalam Bollen dan Busse 2004 menyatakan bahwa kita tidak harus mengharapkan bahwa harga sekuritas sepenuhnya mencerminkan informasi yang lengkap tentang individu, sebaliknya, tidak ada imbalan untuk berusaha mencari informasi baru yang mahal. Dalam konteks kinerja reksa dana, kita harus mengharapkan beberapa fund manager untuk memiliki keuntungan informasi. Berk dan Green 2004 menunjukkan secara teoritis bahwa keunggulan informasi seorang manajer dana akan berumur pendek ketika investor mengarahkan modal mereka untuk pemenang terakhir Bollen dan Busse, 2004. Studi persisten termasuk Hendricks et al 1993, Goetzmann dan Ibbotson 1994, Brown and Goetzmann 1995, Grinblatt et al 1995, Gruber 1996, Carhart 1997, Daniel et al. 1997, Nofsinger dan Sias 1999, Wermers 1999, dan Grinblatt dan Keloharju 2000. Sebagian besar studi tersebut memperlihatkan persistensi setidaknya dalam bagian keterampilan fund manager . Setelah memasukkan faktor momentum dalam model return, Carhart 1997 menemukan persistensi yang sebagian besar menghilang, kecuali diantara performers terendah, di 8 mana ia muncul dari biaya tetap tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa fund manager memiliki keterampilan pemilihan saham sedikit, karena dana dengan performa terbaik menghasilkan keuntungan unggul hanya dengan memegang saham yang baru memiliki imbal hasil yang tinggi.

III. Metode Penelitian

Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif berupa: 1. Data penutupan pada return NAB bulanan pada masing-masing reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran tahun 2008-2012, yang diperoleh dari Bapepam. 2. Data penutupan pada return IHSG bulanan tahun 2008-2012, yang diperoleh dari www.yahoo.finance.com 3. Data SBI bulanan tahun 2008-2012, diperoleh dari Biro Pusat Statistik BPS Data yang digunakan adalah data sekunder historis, dimana diperoleh melalui berbagai macam sumber seperti data NAB reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran diperoleh dari BAPEPAM statistik bulanan tahun 2008-2012, suku bunga bulanan diperoleh dari Biro Pusat Statistik BPS dan harga penutupan IHSG bulanan diperoleh dari www.yahoo.finance.com. Pengumpulan data-data sebagaimana disebutkan di atas menggunakan metode dokumentasi. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana saham, reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana campuran yang tercatat di Bapepam dalam kurung waktu penelitian periode 2008-2012. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling , dimana sampel digunakan apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 9 a. Reksa dana Saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran di Bapepam pada kurun waktu penelitian periode 2008- 2012. b. Tersedia data NAB Reksa dana selama kurun waktu penelitian periode 2008- 2012 c. Minimal data History Nab lebih dari 1 tahun selama kurun waktu penelitian periode 2008-2012 Berdasarkan pada kriteria pengambilan sampel seperti yang telah disebutkan di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 67 untuk reksa dana saham, 93 untuk pendapatan tetap, 26 untuk pasar uang, dan 60 reksa dana campuran. Daftar reksa dana yang masuk dalam kriteria sampel dapat dilihat pada bagian lampiran. Definisi Operasional Variabel Definsi operasional adalah dari variable-variabel yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan cara pengukuran dari masing-masing variabel tersebut. Pengertian dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Return bulanan Reksa dana Return Reksa Dana = NABt – NAB t-1 -1 Dimana: RPt = return reksa dana saham p bulan t. NAB t = NAB reksa dana saham p akhir bulan t NAB t-1 = NAB reksa dana saham p akhir bulan t-1 b. Return bulanan investasi bebas Risk free rate terakhir, dengan rumus: RFt = SBIt 12 Dimana: RFt = Return investasi bebas risiko bulan t. SBIt = Suku bunga tahunan SBI bulan t