ini kumparan hold-in coil tetap dialiri arus listrik sehingga medan magnet yang terbentuk pada kumparan tersebut mampu menahan plunyer dan plat kontak tetap menempel. Dengan demikian, meskipun
kumparan pada pull-in coil kemagnetannya hilang, plunyer masih dalam kondisi tertahan.
3. Saat kunci kontak posisi IG
Setelah mesin hidup, maka kunci kontak dilepas dan posisinya kembali ke posisi ON atau posisi IG ignition. Namun demikian sesaat setelah kunci kontak di lepas, plat kontak masih dalam kondisi
menempel. Pada keadaan ini terminal 50 tidak akan mendapatkan lagi arus listrik dari baterai. Aliran arus listrik pada kondisi ini dijelaskan sebagai berikut.
1. Arus dari baterai mengalir ke terminal 30 → plat kontak → terminal C → kumparan medan →
sikat positif → komutator → kumparan armatur → sikat negatif → massa masih terbentuk medan
magnet yang sangat kuat pada kumparan medan dan kumparan armatur, motor starter masih berputar. 2. Arus dari baterai mengalir ke terminal 30
→ plat kontak → terminal C → kumparan pull-in coil → kumparan hold-in coil → massa kumparan pull-in coil dan kumparan hold-in coil menghasilkan
medan magnet, namun arahnya berlawanan. Seperti dijelaskan pada aliran arus nomor 1, motor starter masih dialiri arus yang besar sehingga
pada saat ini motor starter masih berputar. Aliran arus seperti yang dijelaskan pada nomor 2 terjadi juga pada kumparan pull-in coil dan kumparan hold-in coil. Dari penjelasan pada gambar 7.13 tentang
solenoid dan gambar 7.32 tampak bahwa aliran arus dari terminal C ke kumparan pull-in coil dan kumparan holdin coil arahnya berlawanan sehingga medan magnet yang dihasilkan juga akan berlawanan
arah kutubnya sehingga terjadi demagnetisasi atau saling menghilangkan medan magnet yang terbentuk oleh kedua kumparan tersebut. Akibatnya, tidak ada kekuatan medan magnet yang dapat menahan
plunyer sehingga plunyer akan bergerak ke kiri dan kembali ke posisi semula sehingga plat kontak terlepas dari terminal 30 dan terminal C. Arus yang besar akan berhenti mengalir dan motor starter
berhenti berputar.
1. Lepas kabel kumparan medan dari terminal C.
2. Hubungkan positif baterai ke terminal 50 dan
negatif baterai ke terminal C dan bodi. 3.
Gigi pinion harus bergerak maju, jika tidak bergerak ganti solenid.
1. Pada saat gigi pinion maju seperti pengetesan di
atas lepaskan kabel negatif dari terminal C. 2.
Gigi pinion harus tetap maju. Jika gigi pinion kembali ke posisi semula, ganti solenoid.
1. Lepas kabel negatif dari bodi.
2. Gigi pinion harus kembali ke dalam. Jika tidak
kembali ganti solenoid.
1. Hubungkan kabel negatif baterai ke bodi motor
starter. 2.
Hubungkan kabel positif baterai ke amper meter, dan kaki amper meter lainnya ke terminal 30,
kemudian ke terminal 50. 3.
Motor starter harus dapat berputar dengan lembut dan gigi pinion bergerak ke luar. Lihat buku
petunjuk perbaikan untuk mengetahui berapa arus yang harus mengalir.
SISTEM STARTER REDUKSI
Istilah reduksi pada motor starter berarti mengurangi atau menurunkan. Yang diturunkan adalah putaran motor starter. Jadi motor starter jenis reduksi merupakan motor starter yang putaran armaturnya
direduksi atau diturunkan dengan sistem penurun putaran berupa roda gigi. Penurunan putaran ini berefek pada naiknya tenaga putar atau torsi motor tersebut. Beberapa bentuk motor starter tipe reduksi yang
banyak dipunyai ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Bagian-bagian dari motor starter tipe reduksi diperlihatkan dengan jelas pada gambar 7.35. Bagian- bagian utama motor starter ini adalah solenoid, armatur, kumparan medan, kopling starter, gigi reduksi,
gigi pinion, tuas penggerak, komutator, dan rumah starter. Penjelasan tiap komponen motor starter diuraikan sebagai berikut.
1. Bagian-bagian Motor Starter Reduksi