KEBIJAKAN PEMASARAN PERUMAHAN PADA PERUM-PERUMNAS REGIONAL II CABANG LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

KEBIJAKAN PEMASARAN PERUMAHAN

PADA PERUM-PERUMNAS REGIONAL II

CABANG LAMPUNG

Oleh

Juwansyah

Perum- Perumnas Regional II Cabang Lampung merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang kontruksi dan perumahan. Perusahaan ini dalam rangka memasarkan produknya tidak terlepas dari strategi pemasaran, yang terdiri dari strategi produk, harga, promosi, dan saluran distribusi.

kebijakan pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.


(2)

Juwansyah

Masalah yang di hadapi Perum- Perumnas Regional II Cabang Lampung adalah target jumlah konsumen perumahan yang ditetapkan Perum- Perumnas Regional II Cabang Lampung belum sepenuhnya tercapai.

Permasalahannya adalah Apakah kebijakan pemasaran pada Perum-Perumnas Regional II Cabang Lampung dalam meningkatkan penjualan rumah sudah cukup baik.

Maka tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kebijakan pemasaran pada Perum- Perumnas Regional II Cabang Lampung.

Berdasarkan Pembahasan dapat disimpulkan bahwa kebijakan pemasaran yang dilakukan Oleh Perum- Perumnas Regional II Cabang Lampung belum baik sepenuhnya, karena masih adanya kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh Perum- Perumnas Regional II Cabang Lampung.

Peneliti menyarankan kepada Perum- Perumnas Regional II Cabang Lampung agar lebih banyak melakukan kegiatan promosi, dan membuat ide-ide untuk menarik minat konsumen seperti memberikan cashback yang besar kepada konsumen.


(3)

KEBIJAKAN PEMASARAN PERUMAHAN PADA PERUM-PERUMNAS REGIONAL II

CABANG BANDAR LAMPUNG

Oleh JUWANSYAH

Laporan Akhir

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Sebutan AHLI MADYA (A.Md.)

Pada

Program Studi DIII Pemasaran

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Gunung Madu pada tanggal 17 Mei 1991, yang merupakan anak keempat dari empat bersaudara, putra dari pasangan Bapak Hermansyah dan Ibu Yustinawati.

Pendidikan yang ditempuh yaitu Taman Kanak-Kanak Satya Darma Sudjana di selesaikan pada tahun 1997, Sekolah Dasar Negeri 04 Gunung Madu di selesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama Satya Darma Sudjana di selesaikan pada tahun 2007, dan Sekolah Menegah Atas Perintis 1 Bandar Lampung di selesaikan pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Program D3 Pemasaran, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung. Penulis telah mengikuti Praktek Kerja Lapangan pada Perum Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung.


(7)

Moto

Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan diperbuatnya


(8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kupanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, ku persembahkan karya ku ini kepada ayah,dan ibu yaitu Bapak HERMANSYAH dan Ibu YUSTINAWATI beserta keluarga


(9)

11

II. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pemasaran

Pengertian Pemasaran pada mulanya difokuskan pada produk barang, kemudian pada lembaga-lembaga yang melaksanakan proses pemasaran dan terakhir yang dilaksanakan dalam transaksi-transaksi pemasaran.

Pemasaran merupakan hasil dari saluran kegiatan yang menjaga agar perusahaan selalu memperhatikan pelanggannya dengan manajemen yang baik serta memastikan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan diminati dan dihargai oleh pelanggan.

Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Philip Kotler (2005:10) mendefinisikan pemasaran sebagai berikut:

Pemasaran adalah proses social dan manajerial dimana seseorang atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Dalam rangka melakukan pertukaran produk dan jasa dibutuhkan sebuah manajemen pemasaran yang baik meliputi analisa, perencanaan, implementasi, dan pengendalian terhadap barang dan jasa dengan menggunakan


(10)

dimensi-12

dimensi yang merupaka ukuran dimana sebuah produk jasa yan disampaikan kepada konsumen secara penuh.

2.2 Pengertian Strategi

Kegiatan yang merupakan kunci utama keberhasilan sebuah perusahaan adalah strategi, untuk itu perusahaan perlu menetapkan suatu strategi pemasaran yang baik bagi perusahaan tersebut. Dimana strategi tersebut harus merupakan rencana yang terkonsep secara komprehensip dan harus mampu melihat kondisi dan permasalahan yang mendasar dalam perusahaan maupun ancaman yang ada diluar perusahaan.

Menurut Argyis yang dikutip oleh Rangkuti (2001:4)

Strategi merupakan respon-respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi.

Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi adalah segala tindakan yang berupa respon secara terus menerus yang didasarkan pada kekuatan-kekuatan internal yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut yang ada dalam mencapai sasaran bisnis.

Penerapan strategi bukanlah suatu hal yang mudah, untuk itu harus dipahami kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan serta membaca kondisi lingkungan eksternal. Perusahaan harus mampu melakukan pengembangan strategi secara berkesinambungan, karena tidak ada satupun strategi yang benar- benar optimal.


(11)

13

1. Strategi Manajemen

Strategi Manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajer dengan orientasi pengembangan strategi secara makro.

2. Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.

3. Strategi Bisnis

Strategi bisnis berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen.

2.3 Pengertian Bauran Pemasaran

Setiap perushaaan berusaha untuk tetap hidup, berkembang, dan mampu bersaing dengan lainnya. Oleh karena itu perusahaan perlu menetapkan strategi yang tepat, karena strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut banyak cara yang dapat dilakukan agar tujuan perusahaan dapat tercapai, salah satunya dengan cara menggunakan bauran pemasaran.

Menurut Kotler, Philip ( 2002:18) mendefiniskan bauran pemasaran sebagai berikut:

Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.


(12)

14

Strategi Bauran Pemasaran merupakan alat-alat yang rumit yang menggunakan analisa ekonometrik dari sumber-sumber data yang pada umumnya ada dengan selang waktu dan akurasi yang berbeda beda.

Model bauran pemasaran menganalisa data dari berbagai macam sumber, termasuk scanner data retail, data pengiriman perusahaan, pemberian harga, data pengeluaran media dan promosi dan bahkan media humas, menggunakan analisa korelasi dan regresi untuk melihat bagaimana tiap variable dari bauran pemasaran mempengaruhi penjualan.

Baauran pemasaran adalah kombinasi dari variable-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran.

Konsep bauran pemasaran dipopulerkan kali pertama pada beberapa dekade yang lalu oleh Jerome Mc. Carthy. Bauran pemasaran ini dirumuskannya menjadi 4P (Product, Price, Promotion, Place). Tapi dalam perkembangannya, sejumlah peneliti menilai bahwa penerapan 4P terlampau sempit untuk bisnis jasa. Karena kelemahan-kelemahan 4P ini, banyak pakar terdorong untuk mendefinisikan ulang bauran pemasaran sedemikian rupa sehingga lebih aplikatif untuk sektor jasa.

Menurut Yazid (2005:18)

Bauran pemasaran jasa adalah terdiri dari 7P yaitu: product (produk), price (harga), place (lokasi), promotion (promosi), people or participant (penyedia jasa/orang), process (proses jasa), physical evidence (bukti fisik).

Dalam penulisan laporan akhir ini pengertian unsure-unsur bauran pemasaran yang digunakan adalah produk, harga, saluran distribusi, promosi. Bagaimana suatu perusahaan dapat mengolah ke empat faktor tersebut dalam upayanya untuk


(13)

15

mencapai tujuan perusahaan, hal inilah yang disebut kebijaksanaan bauran pemasaran. Secara rinci dapat dijelaskan ke empat faktor tersebut.

2.3.1 Produk

Produk merupakan unsure pertama dan yang terpenting dalam bauran pemasaran.

Menurut Lupiyoadi (2006:58)

Produk adalah merupakan keseluruhan konsep pbjek atau proses yang memberikan sejumlah manfaat kepada konsumen

Dalam membahas produk, konsumen membeli mutu produk bukan semata-mata karena ia ingin memilikinya melainkan memanfaatkan kegunaan atau jasa apa yang terkandung didalam produk tersebut yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhannya.

Perusahaan hendaknya dapat memilih secara tepat jenis produk atau jasa apa yang dipasarkan, sebab perusahaan akan mengalami kesulitan dalam memasarkan produk atau jasa yang ditawarkan, produk dapat dikelompokan dalam berbagai kategori yaitu:

1. Berdasarkan daya tahan/ berwujud tidaknya, yaitu:

a. barang yang tidak awet

biasanya barang ini dapat habis dan frekuensi pembeliannya tinggi, sehingga perusahaan berusaha agar produk ini tersebar dimana-mana serta mudah dicapai oleh konsumen.


(14)

16

b. barang-barang awet

merupakan barang berwujud yang tahan lama. Frekuensi pembeliannya rendah dan harganya tinggi sehingga menghasilkan margin yang tinggi.

2. Barang Konsumsi, jenis produk ini biasanya untuk dipakai sendiri, pembeliannya didasarkan atas kebiasaan membeli dari konsumen. Pembeli barang ini adalah pembeli akhir bukan pemakai industri.

Barang konsumsi dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu;

a. barang konvenien (convenience goods)

barang konvenien adalah barang yang mudah dipakai, membelinya dapat disembarang tempat, dan pada setiap waktu.

b. barang shopping (shopping goods)

barang shopping adalah barang yang harus dibeli dengan mencari terlebih dahulu dan dalam membelinya harus dipertimbangkan masak-masak, misalnya dengan membanding-bandingkan mutu, harga, kemasan, dan sebagainya.

c. barang special ( specially goods)

barang special adalah barang yang memiliki cirri khas, dan hanya dapat dibeli ditempat tertentu saja. Dalam hal ini, pembeli yang ingin memperoleh harus mengeluarkan pengorbanan.

3. Barang Industri, menurut cara memasuki proses produksi dan biayanya dapat dibedakan:


(15)

17

a. bahan dan suku cadang

b. barang modal

c. perbekalan dan pelayanan.

Pengelolaan unsur produk mencakup perencanaan dan pengembangan produk yang tepat untuk dipasarkan oleh perusahaan. Strategi produk yang dapat dilakukan mencakup keputusan tentang bauran produk, merek dagang, gaya, kemasan, kualitas produk dan perlengkapan yang dibutuhkan.

2.3.2 Harga

Satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan adalah harga, ketiga unsur lainnya memerlukan pengeluaran biaya.

Menurut Arif Isnaini (2005:87)

Cara untuk mengukur suatu barang atau jasa yang dinilai dengan uang guna memperoleh barang atau jasa tersebut. Pada dasarnya herga merupakan persoalan penting yang dapat mempengaruhi tingkat penjualan dan tingkat keuntungan yang akan dicapai oleh suatu perushaaan.

Dalam melaksanakan keputusan penetapan harga, perusahaan harus menyesuaikan dengan strategi perusahaan secara keseluruhan dalam menghadapi situasi dan kondisi yang selalu berubah dan mengarah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Terdapat empat tujuan usaha utama, yang dapat diraih oleh perusahaan melalui harga, yaitu:


(16)

18

1. bertahan hidup

Terdapat beberapa situasi sehingga perusahaan memutuskan bertahan hidup sebagai tujuannya, yaitu:

a. kapasitas yag berlebih

b. persaingan yang gencar

c. perubahan keinginan konsumen.

Pada situasi tersebut diatas perusahaan harus memasang harga jual yang rendah dengan harapan pasar peka terhadap haega sehingga perusahaan dapat bertahan hidup sepanjang harga jualnya dapat menutupi biaya variabelnya saja.

2. memaksimalkan laba jangka pendek

Untuk dapat mencapai tujuan ini perusahaan harus menetapkan harga pada tingkat produksi dimana biaya marginal adalah sama dengan pendapatan marginalnya.

Tujuan ini mengasumsikan bahwa perusahaan perlu memahami fungsi permintaan dan biaya yang dihadapi, dan efek variabel yang melekat dalam bauran pemasaran.

3. unggul dalam pangsa pasar

Perusahaan yang memiliki bagian pasar tersebar mengeluarkan struktur biaya yang rendah dan keuntungan jangka panjang yang tinggi. Untuk ungul dalam pangsa pasar perusahaan pada umumnya menetapkan harga yang telah rendah untuk dapat meningkatkan penjualan sehingga dapat menaikan bagian pasarnya.


(17)

19

4. Unggul dalam kualitas produk

Jika tujuan perusahaan menomor satukan kualitas maka pada umumnya perusahaan akan menetapkan harga yang tinggi untuk dapat menutupi biaya riset dan pengembangan produk dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi.

2.3.3 Saluran Distribusi

Penyaluran produk perusahaan ke tangan konsumen akhir dapat dilakukan melalui perantara pemasaran. Dimana antara produsen dan sekelompok perantara pemasaran akan membentuk apa yang disebut dengan saluran distribusi.

Menurut Kotler, Philip (2002:181):

Saluran distribusi adalah beberapa organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses mengupayakan agar produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi.

2.3.4 Promosi

Perusahaan dapat berkomunikasi dengan pelanggan melalui promosi, dan perusahaan tidak dapat melepaskan diri dari peran mereka sebagai komunikator dan promoter, karena melalui merekalah produk perusahaan dapat dikenal dan digunakan oleh masyarakat. Berikut ini ada tiga alat yang dapat digunakann dalam bauran pemasaran, yaitu:


(18)

20

Merupakan semua bentuk penyajian non personal, promosi, ide, promosi produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang dibayar.

2. Publisitas

Merupakan stimulasi permintaan akan suatu barang atau jasa dengan cara membuat berita yang mempunyai arti komersial dan pemuatan berita tersebut tidak dibayar oleh perusahaan sponsor.

3. Promosi Penjualan

Pendapatan jangka pendek untuk merangsang pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.

2.3.5 People

Salah satu karakteristik jasa adalah adanya hubungan yang erat antara penedia/pemberi jasa dan pengguna jasa. Baik buruknya pelayanan pemberi jasa akan menentukan kualitas jasa perusahaan dan antar pengguna jassa tersebut akan mempengaruhi pembelian sekarang dan kemudian.

Menrut Payne (2001:33)

kompetitif. Personil bagi pemasaran jasa sangat penting. Keberhasilan memasarkan suatu jasa berkaitan erat dengan seleksi, pelatihan, motivasi, dan manajemen sumber daya manusia. Orang-orang merupakan unsure yang penting baik dalam produksi maupun penyampaian kebanyakan jasa. Orang-orang secara bertahap menjadi bagian diferensiasi yang mana perusahan-perusahan jasa mencoba menciptakan nilai tambahan dan memperoleh keunggulan

Sedangkan menurut Yazid (2005:19),

people adalah semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi presepsi pembeli. Pentingnya people dalam pemasaran jasa terkait erat dengan internal marketing yaitu interaksi atau hubungan antara


(19)

21

setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan yang dalam hal ini dapat diposisikan sebagai internal customer dan internal supplier.

2.3.6 Process

Proses pada hakikatnya adalah gabungan semua aktivitas dalam penyedian jasa kepada pelanggan, umumnya terdiri dari : prosedur, jadwal, mekanisme, akitivitas yang terkait erat dengan penyedia jasa. Langkah aktual yang dialami konsumen untuk menilai jasa akan mejadi bukti yang akan dipakai konsumen untuk menilai jasa.

Menurut Fandy Tjiptono (2005:32)

Proses adalah produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen high-contact service, yang seringkali juga berperan sebagai co-producer jasa bersangkutan.

Proses pada sejumlah jasa sangatlah kompleks, sehigga mengharuskan konsumen untuk mengikuti serangkaian tindakan yang rumit agar proses jasa yang dipesannya menjadi sempurna. Dari situ, yang penting dipahami adalah karakteristik-karakteristik proses ini merupakan bentuk lain dari bukti yang dapat digunakan oleh konsumen untuk menilai jasa.

Menurut Payne (2001:210)

Proses adalah menciptakan dan memberikan jasa pada pelanggan merupakan faktor utama dalam buran pemasaran, karena pelanggan jasa akan memandang sistem pemberian jasa tersebut sebagai bagian dari jasa itu sendiri dan pada akhirnya, proses mencerminkan bagaimana semua elemen bauran pemasaran dikondisikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi jasa yang diberikan kepada konsumen.


(20)

22

Dengan demikian pemasaran harus dilibatkan ketika desain proses jasa dibuat, karena pemasaran juga sering terlibat dalam, atau bertanggung jawab terhadap pengawasan kualitas jasa.

2.3.7 Physical Evidence

Lingkungan fisik dari perusahaan jasa adalah tempat dimana jasa ditetapkan secara tempat, dimana pemberi jasa dan pelanggan berinteraksi. Bukti-bukti fisik ini dapat mempengaruhi presepsi penerima jasa atas kualitas jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.

Menurut Payne (2001:164) bukti-bukti fisik dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Essential evidence, yaitu bagian dari sarana fisik yang dibuat oleh penyedia jasa mengenai desain dan lay out bangunan tempat dimana jasa diberikan.

2. Peripheral evidence, yaitu bagian sarana fisik yang memilik sedikit nilai bila berdiri sendiri.

Dalam mendesain fasilitas-fasilitas tersebut, perlu diperhatikan keadaan lingkungan secara keseluruhan dan juga harus memperhatikan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja karyawan dan pelanggan.

Sedangkan menurut yazid (2005:20),

fasilitas fisik atau bukti fisik adalah lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi, dan setiap komponen tangible memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut. Fisik ini juga sangat mempengaruhi kepuasan bagi konsumen, sebagai contoh dengan adanya tempat duduk, toilet yang bersih dan rapi akan menambah kenyamanan bagi konsumen. Variabel ini merupakan variabel yang kongkret yang langsung dilihat oleh


(21)

23

konsumen dalam pemakaian jasa. Bukti fisik menunjukan kesempatan istimewa bagi perusahaan untuk mengirimkan pesan yang konsisten dan kuat berkenaan dengan upaya organisasi, segmen pasar yang dituju, dan karakteristik jasa.


(22)

24

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Kunjungan Lapangan (PKL)

Mengadakan penelitian langsung pada Perum-Perumnas Regional II Cabang Lampung yang berkedudukan di Jl. Imam Bonjol Km.11 Bukit Kemiling Permai Bandar Lampung pada tanggal 06 Februari sampai 04 April 2013. Adapun Metode yang digunakan adalah:

1) Wawancara, yaitu metode tanya jawab dengan beberapa staff dan pegawai Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung.

3.1.1 Metode Kepustakaan/ Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan cara menggunakan buku atau referensi yang berkaitan dengan kebijakan pemasaran perumahan.

3.2 Sumber Data 3.2.1 Data Primer

Yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya. Pengumpulan data ini dilakukan secara khusus untuk mengatasi masalah riset yang sedang diteliti.


(23)

25

3.2.1 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya dalam bentuk pubilikasi. Data seperti ini sudah dikumpulkan pihak lain untuk tujuan tertentu yang bukan demi keperluan riset yang sedang dilakukan peneliti saat ini secara spesifik.

3.3 Alat Analisis

Penulisan laporan ini menggunakan alat analisis kualitatif dengan menggunakan metode SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity,Threath) metode SWOT adalah metode untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman dalam seberapa baik daya tersebut dikelola.

Kekuatan (Strenght) dan Kelemahan (Weakness), harus melihat pada sumber-sumber daya perusahaan yang ada jumlah dan kualitas sumber daya tersebut. Seberapa baik sumber daya tersebut dikelola.

Peluang (opportunity), adalah dimana perusahaan dapat mengelola sumber daya perusahaannya dalam memenuhi kebutuhan pasar, kemudian perusahaan dapat melihat dan menentukan kemungkinan-kemungkinan strategi jangka panjang yang terbuka bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya.


(24)

26

Ancaman (Threat), adalah suatu yang akan dihadapi perusahaan dalam pasar yang telah dimasuki, salah satunya adalah penurunan penjualan karena adanya pesaing yang ada.


(25)

44

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan oleh Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung belum baik sepenuhnya, karena masih adanya kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung. Yaitu kurang familiarnya perumahan di Perumnas dan banyaknya kompetitor yang memiliki produk serupa dengan perumnas. Adapun kekuatan-kekuatan Yang dimiliki oleh Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung adalah harga perumahan yang kompetitif dibandingkan para kompetitor, Banyaknya variasi tipe rumah yan gada pada Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung, Serta terpercayanya Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung karena merupakan BUMN. Peluang yang dimiliki oleh Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung adalah lokasi perumahan yang strategis dan semakin banyaknya kalangan menegah keatas yang ingin membeli rumah. Sedangkan ancaman yang perlu diperhatikan adalah


(26)

45

kondisi persaingan ketat ditandai dengan munculnya rumah murah dari developer lain.

Berdasarkan SWOT dapat disimpulkan bahwa:

Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung dalam melaksanakan strategi sudah baik, tapi belum sepenuhnya dilakukan dengan baik. Hal ini terlihat dari selain memiliki kekuatan, perusahaan juga memiliki kelemahan- kelemahan yang masih harus diperbaiki lagi

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan diatas, maka ada beberapa saran yang perlu diperhatikan oleh Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung dalam menjalankan strategi pemasaran yaitu:

1) Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung sebaiknya lebih banyak melakukan kegiatan promosi agar masyarakat lebih mengenal tipe dan jenis rumah Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung. Promosi dapat dilakukan melalui media cetak yang berupa brosur dan baner, juga melalui media elektronik seperti melalui iklan di televisi. 2) Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung juga perlu mencari

ide-ide lain sebagai penarik minat konsumen, yaitu memberikan Cashback yang besar jika ada konsumen yang ingin membeli rumah di Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung.


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Adrian Payne, 2001, Pemasaran Jasa, Cetakan Kedua, Yogyakarta: Andi and Pearson Education.

Arif Isnaini, 2005. Model dan Strategi Pemasaran, NTP Press Mataram.

Fandy Tjiptono, 2005. Pemasaran Jasa, Malang, Bayumedia Publishing

Kotler, Philip, 2002. Marketing Management. Terjemahan, Hendra Teguh, Ronny A. Rusli, Benjamin Molan, Jilid I dan II, Edisi Millenium PT.Prentice Hall Indonesia, Jakarta.

Kotler, Philip dan Gray Amstrong, 2004. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan PT.Indeks Jakarta

Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Lupiyoadi, Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Swastha, Basu, Ibnu Sukotjo, 2002. Pengantar Bisnis Modern. Cetakan ketiga, Liberty, Yogyakarta.

Rangkuti, Freddy, 2001, Creating Effective Marketing Plan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


(1)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Kunjungan Lapangan (PKL)

Mengadakan penelitian langsung pada Perum-Perumnas Regional II Cabang Lampung yang berkedudukan di Jl. Imam Bonjol Km.11 Bukit Kemiling Permai Bandar Lampung pada tanggal 06 Februari sampai 04 April 2013. Adapun Metode yang digunakan adalah:

1) Wawancara, yaitu metode tanya jawab dengan beberapa staff dan pegawai Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung.

3.1.1 Metode Kepustakaan/ Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan cara menggunakan buku atau referensi yang berkaitan dengan kebijakan pemasaran perumahan.

3.2 Sumber Data 3.2.1 Data Primer

Yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya. Pengumpulan data ini dilakukan secara khusus untuk mengatasi masalah riset yang sedang diteliti.


(2)

3.2.1 Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya dalam bentuk pubilikasi. Data seperti ini sudah dikumpulkan pihak lain untuk tujuan tertentu yang bukan demi keperluan riset yang sedang dilakukan peneliti saat ini secara spesifik.

3.3 Alat Analisis

Penulisan laporan ini menggunakan alat analisis kualitatif dengan menggunakan metode SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity,Threath) metode SWOT adalah metode untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman dalam seberapa baik daya tersebut dikelola.

Kekuatan (Strenght) dan Kelemahan (Weakness), harus melihat pada sumber-sumber daya perusahaan yang ada jumlah dan kualitas sumber daya tersebut. Seberapa baik sumber daya tersebut dikelola.

Peluang (opportunity), adalah dimana perusahaan dapat mengelola sumber daya perusahaannya dalam memenuhi kebutuhan pasar, kemudian perusahaan dapat melihat dan menentukan kemungkinan-kemungkinan strategi jangka panjang yang terbuka bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya.


(3)

Ancaman (Threat), adalah suatu yang akan dihadapi perusahaan dalam pasar yang telah dimasuki, salah satunya adalah penurunan penjualan karena adanya pesaing yang ada.


(4)

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan oleh Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung belum baik sepenuhnya, karena masih adanya kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung. Yaitu kurang familiarnya perumahan di Perumnas dan banyaknya kompetitor yang memiliki produk serupa dengan perumnas. Adapun kekuatan-kekuatan Yang dimiliki oleh Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung adalah harga perumahan yang kompetitif dibandingkan para kompetitor, Banyaknya variasi tipe rumah yan gada pada Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung, Serta terpercayanya Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung karena merupakan BUMN. Peluang yang dimiliki oleh Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung adalah lokasi perumahan yang strategis dan semakin banyaknya kalangan menegah keatas yang ingin membeli rumah. Sedangkan ancaman yang perlu diperhatikan adalah


(5)

kondisi persaingan ketat ditandai dengan munculnya rumah murah dari developer lain.

Berdasarkan SWOT dapat disimpulkan bahwa:

Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung dalam melaksanakan strategi sudah baik, tapi belum sepenuhnya dilakukan dengan baik. Hal ini terlihat dari selain memiliki kekuatan, perusahaan juga memiliki kelemahan- kelemahan yang masih harus diperbaiki lagi

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan diatas, maka ada beberapa saran yang perlu diperhatikan oleh Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung dalam menjalankan strategi pemasaran yaitu:

1) Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung sebaiknya lebih banyak melakukan kegiatan promosi agar masyarakat lebih mengenal tipe dan jenis rumah Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung. Promosi dapat dilakukan melalui media cetak yang berupa brosur dan baner, juga melalui media elektronik seperti melalui iklan di televisi. 2) Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung juga perlu mencari

ide-ide lain sebagai penarik minat konsumen, yaitu memberikan Cashback yang besar jika ada konsumen yang ingin membeli rumah di Perum-Perumnas Regional II Cabang Bandar Lampung.


(6)

Adrian Payne, 2001, Pemasaran Jasa, Cetakan Kedua, Yogyakarta: Andi and Pearson Education.

Arif Isnaini, 2005. Model dan Strategi Pemasaran, NTP Press Mataram.

Fandy Tjiptono, 2005. Pemasaran Jasa, Malang, Bayumedia Publishing

Kotler, Philip, 2002. Marketing Management. Terjemahan, Hendra Teguh, Ronny A. Rusli, Benjamin Molan, Jilid I dan II, Edisi Millenium PT.Prentice Hall Indonesia, Jakarta.

Kotler, Philip dan Gray Amstrong, 2004. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan PT.Indeks Jakarta

Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Lupiyoadi, Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Swastha, Basu, Ibnu Sukotjo, 2002. Pengantar Bisnis Modern. Cetakan ketiga, Liberty, Yogyakarta.

Rangkuti, Freddy, 2001, Creating Effective Marketing Plan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.