TELAAH TEORITIS 1. PERSEPSI PROS Jose F Roos KA Persepsi Mahasiswa Terhadap Pemberlakuan Full text

Persepsi Mahasiswa - Jose A.P.S.E. Fernandes dan Roos K. Andadari 285 2. TELAAH TEORITIS 2.1. PERSEPSI Menurut Kotler 2000, persepsi adalah proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Mangkunegara dalam A rindita, 2002 berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan. Dalam hal ini persepsi mencakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus input, pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap. Terkait dengan pemberlakuan MEA , persepsi mahasiswa terhadap pemberlakuan MEA diharapkan akan memberikan gambaran sejauh mana implementasi MEA dipahami oleh mahasiswa sehingga dapat dijadikan salah satu acuan pemerintah dalam menentukan kebijakan-kebijakan terkait MEA yang bersinggungan langsung tenaga kerja terampil khususnya. 2.2.TEORI INTEGRASI EKONOMI MEA adalah salah satu bentuk integrasi ekonomi. Integrasi ekonomi adalah sebuah proses di mana sekelompok negara berupaya untuk meningkatkan kemakmurannya Jovanovic, 2006. Menurut Pelkman 2003 integrasi ekonomi ditandai oleh penghapusan hambatan ekonomi economic barrier antara dua atau lebih negara, yang meliputi semua pembatasan yang menyebabkan mobilitas barang, jasa, faktor produksi, dan juga aliran komunikasi, secara aktual potensial relatif menjadi rendah. Salvatore 2007:340 menguraikan beberapa jenis integrasi ekonomi : 1 Pengaturan Perdagangan Preferensial Preferential Trade Arragements dibentuk oleh negara-negara yang sepakat menurunkan hambatan perdagangan di antara mereka dan membedakannya dengan negara-negara yang bukan anggota. 2 Kawasan perdagangan bebas free trade area adalah kesepakatan dimana semua hambatan perdagangan tarif diantara negara anggota dihilangkan sepenuhnya, namun masing-masing negara anggota masih berhak menentukan sendiri apakah mempertahankan atau menghilangkan hambatan perdagangan terhadap negara-negara non-anggota. 3 Persekutuan Pabean Customs Union mewajibkan semua negara anggota untuk tidak hanya menghilangkan semua bentuk hambatan perdagangan di antara mereka, namun juga menyeragamkan kebijakan perdagangan terhadap negara lain non-anggota, 4 Pasar bersama Common Market yaitu integrasi ekonomi di mana bukan hanya hambatan perdagangan barang dan jasa saja yang dibebaskan namun juga arus faktor produksi seperti tenaga kerja trampil dan modal juga 5 Uni Ekonomi Economic Union yaitu menyeragamkan kebijakan moneter dan fiskal dari masing-masing negara anggota di dalam suatu kawasan atau bagi negara-negara yang melakukan kesepakatan. 2.3.DAMPAK INTEGRASI EKONOMI Menurut Krugman 1993 penurunan kesejahteraan hidup masyarakat terjadi apabila terdapat negara yang secara ekonomi kuat menerapkan tarif yang tinggi terhadap negara lain. Meir 1995 menegaskan bahwa integrasi ekonomi di suatu kawasan akan menghasilkan beberapa manfaat bagi negara yang melakukan integrasi, seperti: mendorong berkembangnya 286 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012 industri lokal, peningkatan manfaat perdagangan melalui perbaikan terms of trade, dan mendorong efisiensi ekonomi di suatu kawasan ekonomi. Menurut Suarez 2000 pembentukan integrasi ekonomi di suatu kawasan ditujukan untuk alokasi sumber daya yang lebih efisien, mendorong persaingan, dan meningkatkan skala ekonomi dalam produksi dan distribusi diantara negara anggota. Fajnzylber dan Fernandes 2004 berpendapat integrasi ekonomi memiliki dampak yang berbeda terhadap negara-negara berkembang. Bagi Brazil, integrasi ekonomi meningkatkan permintaan terhadap skilled-labor, sedangkan bagi China integrasi ekonomi justru menurunkan permintaan terhadap skilled-labor. Firdausy 2004 berpendapat melalui integrasi dan globalisasi setiap negara dapat memperkuat dan memperluas perekonomiannya, meningkatkan kesejahteraan, dan mencapai pembangunan ekonomi yang berkesinambungan. Ini karena integrasi ekonomi berarti tidak ada hambatan keluar masuk barang dan jasa, tenaga kerja serta modal dari suatu negara ke negara lain, sehingga harga barang dan jasa serta input tenaga kerja dan modal menjadi semakin murah dan tersedia secara memadai di suatu negara. Selain itu, arus tenaga kerja dari suatu negara ke negara lain dapat menjadi mudah, sehingga tidak akan terjadi kesenjangan antara supply dan demand tenaga kerja di suatu negara. Namun untuk arus tenaga kerja, integrasi ekonomi tidak secara linear akan mendorong arus migrasi. Hayase 2003 dalam Firdausy 2004, secara tegas menyatakan bahwa arus migrasi tidak secara sederhana dapat terjadi dengan adanya kesepakatan dalam perdagangan dan investasi di A sia Timur. A rus migrasi ke suatu negara juga dipengaruhi oleh faktor sosial, demografi, budaya dan politik. Bahkan banyak fakta menunjukkan besar kecilnya arus migrasi tidak berkaitan dengan adanya integrasi ekonomi. Singkatnya, pengaruh integrasi ekonomi terhadap arus migrasi tenaga kerja nyaris tidak akan terjadi dalam jangka pendek. Bagi Indonesia peluang terjadinya migrasi tenaga kerja berpotensi m enguntungkan mengingat tingkat pengangguran Indonesia relatif lebih tinggi dari negara A SEA N lainnya. Data BA PENA S mengungkapkan tingkat pengangguran terbuka usia muda antara 15-29 tahun di Indonesia mencapai 19,9 persen, sementara Srilangka 17,9 persen dan Filipina 16,2 persen. Indonesia menjadi negara dengan pengangguran usia muda tertinggi di A sia Pasifik http:www.tempo.coreadnews20120411090396328Penganggur-Muda-Indonesia- Tertinggi-di-A sia. Melihat kondisi tenaga kerja saat ini, Indonesia baru mampu menyediakan lebih banyak tenaga kerja untuk sektor informal. Hingga sekarang sektor ini masih menjadi tulang punggung penyerapan tenaga kerja. Hasil survei BPS Februari 2010 memperlihatkan, 68,58 73,67 juta dari 116 juta angkatan kerja Indonesia di Indonesia terserap di sektor informal, sisanya, 31,42 33,74 juta masuk sektor formal http:www.seputar- Indonesia.comedisicetakcontentview 39066750 . Tingginya penyerapan di sektor informal memperlihatkan betapa kualitas tenaga kerja Indonesia sebenarnya masih rendah. Data BPS pada Februari 2012, memperlihatkan pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap mendominasi yaitu sebesar 55,5 juta orang 49,21, sedangkan pekerja dengan pendidikan diploma sekitar 3,1 juta orang 2,77 dan pekerja dengan pendidikan universitas hanya sebesar 7,2 juta orang 6,43. Rendahnya tingkat pendidikan tenaga kerja mengakibatkan kelompok masyarakat ini sulit untuk mendapatkan pekerjaan formal dengan tingkat keterjaminan yang relatif lebih baik terutama dalam bersaing dengan negara-negara Persepsi Mahasiswa - Jose A.P.S.E. Fernandes dan Roos K. Andadari 287 A SEA N lainnya. Potret ini tentunya menjadi kegelisahan yang cukup mengganggu dalam menyongsong pasar tunggal A SEA N, saat arus liberalisasi jasa termasuk jasa profesi baik skillful labor maupun semi-skilled labor akan semakin deras. Dengan kondisi seperti ini sudah seharusnya perlu upaya peningkatan kualitas tenaga kerja. Pemerintah sendiri telah menyiapkan 3 strategi meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia. Menurut Muhaimin Iskandar http:menteri.depnakertrans.go.id?show= newsnews_id 828 dalam meningkatkan kompetensi kerja, pemerintah menerapkan 3 strategi yaitu peningkatan standar kompetensi kerja, lembaga pendidikan dan pelatihan profesi yang berbasis kompetensi dan sistem dan kelembagaan, sertifikasi yang independen terpercaya dan menjamin mutu. Namun keberhasilan strategi ini tidak menjamin kualitas tenaga kerja akan meningkat. Kesadaran diri untuk mengubah diri dari para pekerja sendirilah yang paling dibutuhkan dalam peningkatan kualitas mereka agar sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh para penyedia kerja. 2.4.KOMPETENSI KERJA Kompetensi menurut SK Mendiknas NO.045U2002 adalah perangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu. Menurut W idarno 2007 kompetensi memiliki tiga tingkatan, 1 kompetensi utama, yaitu kemampuan seseorang menampilkan kinerja yang memadai pada suatu kondisi pekerjaan yang memuaskan, 2 kompetensi pendukung, yaitu kemampuan seseorang yang dapat mendukung kompetensi utama, dan 3 kompetensi lain, yaitu kemampuan seseorang yang berbeda dengan kompetensi utama dan pendukung namun membantu meningkatkan kualitas hidup. Kompetensi ini pada akhirnya akan menentukan daya saing tenaga kerja Indonesia, apakah mampu bersaing dengan tenaga kerja asing lainnya. Spencer dan Spencer 1993: 9-11 dalam Y uniarsih 2008:23 menyatakan bahwa karakteristik kompetensi diklasifikasikan dalam hard skill dan soft skill. Hard skill merupakan kompetensi individu yang dapat diamati dan mudah dikembangkan, misalnya pengetahuan knowledege dan ketrampilan skill. Softskill adalah kemampuan melaksanakan tugas-tugas fisik dan mental tertentu yang hanya dapat dinilai secara kualitatif melalui observasi perilaku, misalnya self concept, traits dan motive. Paul dan Murdoch 1992 menjelaskan bahwa dalam menghadapi dunia kerja, seorang lulusan perguruan tinggi harus dilengkapi dengan kualifikasi softskills berikut agar dapat bertahan dan unggul dalam kompetisi: a Pengetahuan umum dan penguasaan bahasa Inggris; b Keterampilan komunikasi meliputi penguasaan komputer dan internet, presentasi audiovisual, dan alat komunikasi lain; c Keterampilan personal meliputi kemandirian, kemampuan komunikasi dan kemampuan mendengar, keberanian, semangat dan kemampuan kerjasama dalam tim, inisiatif, dan keterbukaan etos kerja. d Fleksibilitas dan motivasi untuk maju yaitu kemampuan beradaptasi sesuai perubahan waktu dan lingkungan serta keinginan untuk maju sebagai pimpinan. Selain itu, menurut Mulyatiningsih 2009, pada umumnya sekolahuniversitas hanya mengejar target untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi profesional saja dan mengabaikan kompetensi kepribadian dan sosial softskill. Padahal dalam dunia kerja softskill memiliki kedudukan yang sama pentingnya dengan hardskill. Orang yang memiliki 288 Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012 kepribadian baik, bermotivasi tinggi, percaya diri, ulet, tekun, displin, bertanggung jawab dan mampu mengendalikan stress akan memiliki daya tahan yang lebih unggul dalam bekerja.

3. METODOLOGI PENELITIAN