Pengantar Ilmu Ekonomi 003

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah satunya dapat
dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi
( economic growth ) dapat diukur dari kenaikan besarnya pendapatan nasional ( produksi
nasional ) pada periode tertentu. Oleh karena itu, nilai dari pendapatan nasional ( national
income ) ini merupakan gambaran dari aktivitas ekonomi secara nasional pada periode
tertentu. Tingginya tingkat pendapatan nasional dapat mencerminkan besarnya barang dan
jasa yang dapat diproduksi. Besarnya kapasitas produksi tersebut dapat menunjukkan
tingginya tingkat kemakmuran masyarakat dalam suatu negara. Baik negara yang sedang
berkembang maupun negara – negara maju, semua mengiginkan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi.
Arus pembayaran atas faktor produksi oleh sektor perusahaan, pemerintah, ataupun
luar negeri merupakan pendapatan bagi para pemilik faktor produksi. Setiap orang akan
memperoleh pendapatan karena membantu proses produksi.

B.


Permasalahan
1. Diatas telah dijelaskan kepada kita apa itu pendapatan nasional . Dan disini kita
membahas konsep teori dan pembahasan tentang pendapatan nasional serta perbandingan
Negara Indonesia dengan negara lainnya?
2. Bagaimnana perhitungan pendapatan nasional dengan metode pendapatan, produksi, dan
pengeluaran ?
3. Bagaimana perbandingan PDB dan pendapatan Indonesia dengan negara lain ?
4. Apa saja manfaat perhitungan pendapatan nasional ? dan lain sebagainya

C.

Tujuan mempelajari Pendapatan Nasional
1.
2.
3.
4.

Mengetahui kemampuan dan pemerataan perekonomian masyarakat dan negara
Memperoleh taksiran yang akurat tentang nilai barang dan jasa dalam satu tahun

Membantu pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan
Mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian negara
BAB II
PEMBAHASAN
1

A.

Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional adalah Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk
menilai kondisi perekonomian suatu negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari
perhitungan pendapatan nasional ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat
ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi pembelanjaan
agregat, sumbangan dari berbagai sektor perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang
dicapai (Sukirno, 2008, p55). Selain itu, data pendapatan nasional yang telah dicapai dapat
digunakan untuk membuat prediksi tentang perekonomian negara tersebut pada masa yang
akan datang. Prediksi ini dapat digunakan oleh pelaku bisnis untuk merencanakan kegiatan
ekonominya di masa depan, juga untuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk
mewujudkan pembangunan negara di masa mendatang (Sukirno, 2008, p57).
Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang dihasilkan

dalam suatu negara (Sukirno, 2008, p36). Pengertian berbeda dituliskan dengan huruf besar
P dan N, dimana Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor
produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun
tertentu (Sukirno, 2008, p36). Terdapat beberapa cara yang digunakan dalam perhitungan
pendapatan nasional, yaitu pendapatan nasional bruto dan pendapatan domestic bruto

B.

Konsep Pendapatan Nasional
1. Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah
suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga
hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan
termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah
yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor atau disebut juga dengan
Pendapatan Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai pasar dari semua barang dan jasa
final yang diproduksi dalam sebuah negara pada suatu periode (Mankiw, 2006, p6),
meliputi faktor produksi milik warga negaranya sendiri maupun milik warga negara asing

yang melakukan produksi di dalam negara tersebut.

Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara
2. Produk Nasional Bruto (GNP)

2

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama
satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara
yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang
beroperasi di wilayah negara tersebut atau disebut juga dengan Pendapatan Nasional
Bruto (PNB) merupakan nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan
oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut, termasuk nilai produksi yang
diwujudkan oleh faktor produksi yang digunakan di luar negri, namun tidak menghitung
produksi yang dimiliki penduduk atau perusahaan dari negara lain yang digunakan di
dalam negara tersebut (Sukirno, 2008, p35).
3. Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi
atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement

penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses
produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat
menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
4. Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang
dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang
dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak
lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
5. Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran
transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan
nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para
pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk
mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba
perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak
dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan

tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang
dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk
dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
3

6. Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang
siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya
menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh
dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax)
adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

C.

Penghitungan Pendapatan Nasional

Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah,

sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara
selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang
diberikan kepada perusahaan.
2. Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang
dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga
selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini
adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
3. Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran
untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu
periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung
pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu:
Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi
(Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X − M)
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :

g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%

g = tingkat pertumbuhan ekonomi
PDBs = PDB riil tahun sekarang
4


PDBk = PDB riil tahun kemarin
Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007
adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008
jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
Jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%

Tiga metode yang dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional antara lain.
1.

Cara Pengeluaran

Digunakan di negara-negara maju, seperti Belanda, Inggris, Jerman dan
Amerika Serikat, dimana pendapatan nasional yang dihasilkan metode ini dapat
memberi gambaran tentang sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi
atau sampai dimana baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingkat
kemakmuran yang sedang dinikmati, serta memberikan informasi dan data yang
dibutuhkan dalam analisis makroekonomi (Sukirno, 2008, p37).

Perhitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran memiliki empat
komponen penting,
a. Konsumsi rumah tangga adalah pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga,
termasuk barang tahan lama, barang tidak tahan lama, jasa dan biaya pendidikan
(Mankiw, 2006, p12), namun tidak termasuk investasi, seperti pembayaran
asuransi atau uang saku untuk anak (Sukirno, 2008, p38).
b. Belanja pemerintah mencakup pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah,
yang dibedakan menjadi konsumsi dan investasi (Sukirno, 2008, p38). Yang
termasuk dalam konsumsi adalah pembayaran gaji dan tunjangan pegawai negri
dan pembelian inventaris, sedangkan yang termasuk investasi adalah
pembangunan jalan raya, sekolah, dan lain sebagainya. pembayaran jaminan
social untuk fakir miskin, bantuan untuk korban bencana alam dan subsidi lainnya
tidak termasuk dalam belanja pemerintah, melainkan termasuk dalam pembayaran
transfer, karena tidak ada barang/jasa yang diproduksi (Mankiw, 2006, p13).
c. Investasi merupakan pembelian barang yang nantinya digunakan untuk
memproduksi barang/jasa lainnya (Mankiw, 2006, p12). Investasi dapat
digolongkan menjadi pengeluaran atas barang modal dan peralatan produksi,

5


perubahan dalam nilai inventori pada akhir tahun, dan pengeluaran untuk
mendirikan bangunan (Sukirno, 2008, p39).
d. Ekspor neto sama dengan pembelian produk dalam negri oleh orang asing
(ekspor) dikurangi dengan pembelian produk luar negri oleh warga negara
tersebut (impor) dalam periode yang sama (Mankiw, 2006, p13).
2.

Cara Produk Neto
Produk neto dapat diartikan sebagai nilai tambah yang diciptakan dalam suatu
proses produksi (Sukirno, 2008, p42). Sehingga perhitungan pendapatan nasional
dengan cara neto diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan
oleh perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian negara tersebut.
Cara ini dapat memberikan informasi tentang seberapa besar pengaruh sektor-sektor
tersebut terhadap perekonomian negara.

3.

Cara Pendapatan
Pendapatan nasional dengan cara pendapatan diperoleh dari penjumlahan
pendapatan-pendapatan yang terjadi, akibat penggunaan faktor produksi untuk

mewujudkan barang dan jasa (Sukirno, 2008, p44). Pendapatan tersebut digolongkan
menjadi pendapatan para pekerja (gaji/upah), pendapatan dari usaha perseorangan,
pendapatan dari sewa, bunga neto dan keuntungan perusahaan

Dalam melakukan perhitungan pendapatan nasional, terdapat berbagai kendala,
terutama di Indonesia. Masalah tersebut antara lain adalah
a. Ketersediaan data dan informasi, karena tidak semua kegiatan ekonomi
terdokumentasi dengan baik
b. Pemilihan kegiatan produksi yang termasuk dalam perhitungan. Sebagai contoh
adalah kegiatan produksi dalam rumah tangga seperti mencuci dan memasak,
menanam palawijo untuk konsumsi pribadi, kegiatan yang menyalahi hukum
seperti transaksi jual beli obat terlarang dan prostitusi, serta tunjangan yang tidak
berupa uang, tidak termasuk dalam perhitungan pendapatan nasional.
c. Penghitungan dua kali kerapkali terjadi ketika bahan yang sama dikonsumsi oleh
orang yang berbeda. Misalnya gula dan tepung yang dibeli oleh ibu rumah tangga
dapat dianggap sebagai barang jadi, namun jika bahan tersebut dibeli oleh bakery
shop, maka dianggap sebagai barang setengah jadi. Apabila nilai produksi tepung
dan gula dimasukkan dalam perhitungan produksi roti/kue, maka akan terjadi
perhitungan dua kali.
d. Penentuan harga barang yang berlaku, karena tidak semua tempat menggunakan
harga yang sama, bergantung pada lokasi, musim, harga dollar, dan lain
sebagainya.

6

e. Investasi bruto dan investasi neto, dimana terdapat perbedaan akibat depresiasi,
terutama untuk menghitung investasi yang dilakukan oleh negara.
f. Informasi kenaikan harga barang membutuhkan informasi indeks harga.
Penentuan indeks harga itu sendiri memiliki beberapa masalah, seperti penentuan
barang yang akan digunakan dalam perhitungan.
D.

Manfaat Perhitungan Pendapatan Negara atau Nasional
Bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk
mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu
negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaatmanfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional.
Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi
negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan pehitungan
pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau
agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di
sektor jasa, dan sebagainya juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi
berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian,
pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan
untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan
perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan
pemerintah.

E.

Faktor yang memengaruhi Pendapatan Nasional
1. Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan
terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah
suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor
ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan
hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan nasional

Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan
tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat
pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada
permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional
(pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran.
7

Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan
menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
2. Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa
dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan
tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi.
Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita
lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang
membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan
pendapatan.
3. Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari
pengeluaran agregat.

BABIII
PENUTUP
A.

Kesimpulan
8

1. PENDAPATAN NASIONAL (NATIONAL INCOME) adalah Pendapatan yang diterima
oleh suatu negara selama satu tahun yang diukur dengan nilai uang .
ONSEP PENDAPATAN NASIONAL
2. PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu
tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan
3. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat
suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang
dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.

Rumus
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri

4. NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam
periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
Rumus :

NNP = GNP – Penyusutan

5. NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah
dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
Rumus :
9

NNI = NNP – Pajak tidak langsung

6. PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar
sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran
jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
Rumus :

PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social +
Pajak perseorangan )

7. DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan
oleh penerimanya.
Rumus :

DI = PI – Pajak langsung
B. SARAN
Meningkatnya pendapatan nasional memang suatu prestasi yang baik. Akan tetapi
bukan berarti kesejahteraan dan kemakmuran warga masyarakat mengikuti begitu saja.
Untuk itu pemerintah harus lebih memaksimalkan pemerataan dalam mendistribusikan
pendapatan, agar tidak terjadi gap (kesenjangan) di dalam tingkat kehidupan masyarakat
yang berakibat munculnya suatu ketegangan.

Sebagai penutup , Besar harapan kami bahwa makalah kami yang berjudul “
Pendapatan Nasional” dapat berfungsi bagi kita .
Jika ada kesalahan dalam penyusunan,baik itu penulisan , isi, judul , diatas. Kami
mohon maaf kepada pembaca, pelihat dan pendengar makalah ini. Dan tidak lupa pula
10

kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kami menyelesaikan
makalah ini. Semoga jerih payah kami selama penyusunan makalah ini tidaklah sia-sia.

Demikian kami sampaikan , atas perhatian dan bantuan dari semua pihak kami
mengucapkan terima kasih .

DAFTAR PUSTAKA

http://desyrisnawati312.blogspot.com/2011/03/konsep-pendapatan-nasional.html
11

http://www.bps.go.id/booklet/Boklet_Agustus_2010.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_ekonomi_makro/bab3_pendapatan_nas
ional_di_indonesia.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/pendapatannasional
http://siteresources.worldbank.org/DATASTATISTICS/Resources/GNI.pdf
http://www.scribd.com/doc/70356482/EKONOMI-MAKRO-Pendapatan-Nasional
Pengaruh Ekspor Pertanian dan Non pertanian Terhadap Pendapatan Nasional: Studi Kasus
Indonesia Tahun 1981 – 2003 Hidayat Amir Kajian Ekonomi dan Keuangan, Volume 8,
Nomor 4 Desember 2004

12