pengantar ekonomi 003

Tanggung Jawab Sosial dan Etika Manajerial
2011
09.28
Posted in Pengantar Manajemen | No Comments »

Management Class (Kuliah Manajemen) – Departement of Management, College of Economics and
Management – Bogor Agricultural University
Lectures Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc
(www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id)
Session 5: Social Responsibility and Managerial Ethics
Pertanyaan:
Bagaimanakah cara menciptakan dan mengembangkan nilai bersama agar nilai organisasi tercermin
dalam keputusan dan tindakan para karyawan?
Jawaban:
Cara untuk menciptakan dan mengembangkan nilai bersama pada perusahaan antara lain:
1. Libatkan seluruh karyawan dalam perusahaan.
2. Biarkan karyawan (secara per unit atau departemen) memikirkan dan membentuk nilai perusahaan.
3. Bersiaplah menerima tentangan dari karyawan.
4. Buatlah pernyataan nilai perusahaan pendek.
5. Hindari pernyataan bersayap.
6. Hindari penggunaan referensi agama dalam menyusun pernyataan nilai.

7. Ujilah pernyataan tersebut.
8. Terapkan!
Laode Nurdiansyah – Major in Applied Meteorology, Department of Geophysics and
Meteorology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Bogor Agricultural University

No Comments

Managing in a Global Environment
2011
09.21
Posted in Pengantar Manajemen | No Comments »

Management Class (Kuliah Manajemen) – Departement of Management, College of Economics and
Management – Bogor Agricultural University
Lectures Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc
(www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id)
Session 4

Dalam mengelola suatu lingkungan yang lebih luas cakupannya, dalam lingkungan global misalnya,
tantangan yang dihadapi akan menjadi lebih besar. Hal ini terjadi salah satunya karena adanya

perbedaan-perbedaan, baik dalam hal budaya, politik maupun ekonomi. Beruntunglah Bangsa
Indonesia memiliki bahasa persatuan yang lebih dikenal dengan Bahasa Indonesia sehingga
perbedaan-perbedaan yang ada tidak menjadi penghalang kemajuan tetapi justru menjadi pemicu
semangat untuk bersatu dan mempersatukan diri demi cita-cita dan tujuan bersama dalam hal ini
sebagaimana yang tercantum dalam dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yaitu
terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal tersebut terlihat bahwa tidak ada pihakpihak atau suku-suku di Indonesia yang memprotes dijadikannya bahasa Melayu yang lebih dikenal

kemudian dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Kelebihan lain dari Bahasa Indonesia
ialah sifatnya yang egalitarian, mudah (simple) dan dapat diterima.
Selain adanya perbedaan-perbedaan tersebut, tantangan lain dalam mengelola lingkungan global
yaitu munculnya para pesaing baru secara tiba-tiba, adanya peningkatan ketidakpastian, ketakutan
dan kegelisahan yang dialami masyarakat, penyesuaian terhadap perubahan lingkungan global serta
yang paling penting yaitu menghindari “parokialisme”. Parokialisme merupakan sudut pandang
(perspektif) yang memiliki pandangan sempit terhadap dunia atau dengan kata lain tidak melihat
sudut pandang orang lain tetapi melihat dunia dari sudut pandang dirinya saja serta tidak mengakui
bahwa orang lain hidup dan bekerja dengan cara yang berbeda. Secara umum, terdapat tiga sudut
pandang dalam melihat dunia yaitu sikap etnosentris, polisentris dan geosentris. Sikap etnosentris
ialah suatu keyakinan parokialistis yang memandang bahwa pendekatan dan praktek kerja yang paling
baik adalah yang berasal dari negara asalnya. Sikap polisentris merupakan pandangan bahwa para
manajer di negeri tuan rumah (host country) lebih mengetahui pendekatan dan praktik terbaik untuk

menjalankan bisnis sehingga orang-orang lokal lah yang ditempatkan sebagai manajer karena mereka
dinilai lebih tahu situasi dan kondisi di daerahnya. Terakhir, sikap geosentris yaitu suatu pandangan
berorientasi dunia yang memusatkan perhatian pada penggunaan dan pendekatan orang yang terbaik
dari seluruh dunia sehingga siapa pun bisa bekerja dan menjadi manajer asalkan memiliki keahlian
atau skill yang lebih baik.
Dampak dari adanya pengelolaan pada suatu lingkungan global atau lebih dikenal dengan globalisasi
ialah timbulnya kerja sama atau perjanjian perdagangan yang mempengaruhi persaingan (kompetisi)
global, baik untuk skala regional maupun secara global. Beberapa contoh perjanjian perdagangan
regional, yaitu: The European Union (EU), merupakan pasar tunggal yang menghapuskan hambatan
dalam hal bepergian, pekerjaan, investasi dan perdagangan sebagai upaya untuk menghadapi
kekuatan

ekonomi

dari

AS

dan


Jepang;

North

American

Free

Trade

Agreement

(NAFTA),

menghubungkan perekonomian AS, Meksiko dan Kanada dengan menghapuskan hambatan atas
perdagangan bebas; blok perdagangan bebas di Amerika Latin seperti Free Trade Area of Americas
(FTAA) dan Southern Cone Common Market (Mercosur); Association of Southeast Asian Nations
(ASEAN); dan African Union. Sedangkan perjanjian perdagangan global misalnya The World Trade
Organization (WTO) yang berfungsi sebagai organisasi global yang mengatur perdagangan antar
negara, mengawasi dan mempromosikan perdagangan dunia dan saat ini memiliki 145 negara

anggota.
Organisasi global terdiri dari tiga jenis, yaitu: Multinational Corporation (MNC), Transnational
Corporation (TNC) dan Borderless Organization. Pertama, Multinational Corporation (MNC) merupakan
perusahaan dengan pendekatan etnosentris karena menjalankan operasional di banyak negara tetapi
pembuatan keputusan utama dilakukan di perusahaan di negara asal. Contoh: Sony, ExxonMobil,
Deutsche Bank. Kedua, Transnational Corporation (TNC) merupakan organisasi dengan pendekatan

polisentris karena menjalankan operasional di banyak negara dengan cara mendesentralisasikan
pengelolaan perusahaan (terutama strategi pemasaran) pada manajemen lokal. Contoh: McD. Ketiga,
Borderless Organization atau organasasi tanpa batas negara merupakan perusahaan dengan
pendekatan geosentris karena menjalankan operasional di banyak negara dengan cara menghilangkan
hambatan geografis yang bersifat artifisial melalui penghapusan pembagian divisi berdasarkan negara
(penghapusan divisi struktural).
Terdapat tiga tahap proses globalisasi atau tahapan-tahapan perusahaan menjadi global yaitu sebagai
berikut:
Tahapan I – Passive Response:
– Melakukan ekspor (menjual produk yang dibuat di dalam negeri ke luar negeri) atau impor (menjual
produk yang dibuat di luar negeri di pasar dalam negeri)



Merupakan langkah yang membutuhkan investasi paling minim dan dengan risiko yang paling

minim pula. Umumnya perusahaan memulai bisnis global dengan cara ini.
Tahapan II – Initial Overt Entry (Langkah awal memasuki pasar luar negeri dengan cara yang lebih
jelas/terbuka)


Upaya yang dapat dilakukan:

¤ Menjual produk di pasar asing dengan cara mengirimkan karyawan perusahaan ke luar negeri untuk
melakukan perjalanan bisnis secara rutin atau melalui perantaraan agen/perwakilan di negara asing.
¤ Membuat kontrak dengan perusahaan lain di luar negeri untuk membuat produk perusahaan.
Contoh: Nike.


Perusahaan tidak memiliki karyawan di luar negeri.

Tahapan III – Established International Operations (Operasional secara internasional):



Merupakan upaya paling intensif dalam mengejar pasar global.



Upaya-upaya yang mungkin dilakukan:

¤ Menjual lisensi/hak waralaba, yakni menjual hak kepada perusahaan lain untuk menggunakan
nama merek, teknologi, atau spesifikasi produk/jasa perusahaan. Lisensi, untuk perusahaan
manufaktur sedangkan waralaba untuk perusahaan jasa.

¤ Aliansi Strategis, merupakan kemitraan antara perusahaan dengan perusahaan asing, dimana
kedua perusahaan saling berbagi sumber daya dan pengetahuan serta risiko dan imbal hasil.
¤ Perusahaan Patungan (Joint Venture), antara perusahaan dengan perusahaan asing sepakat untuk
membentuk perusahaan baru yang terpisah dan independent dari kedua perusahaan.
¤ Anak Perusahaan di Luar Negeri (foreign subsidiary), membutuhkan investasi langsung di negara
lain untuk pendirian kantor atau fasilitas produksi baru yang terpisah & independen. Upaya ini
merupakan upaya yang membutuhkan paling banyak sumber daya dan memiliki risiko terbesar.
Peralihan dari satu tahapan ke tahapan selanjutnya membutuhkan investasi yang makin besar dan
dengan risiko yang kian besar pula.
Hal paling penting yang harus dilakukan oleh setiap individu, organisasi maupun negara dalam

mengelola lingkungan global (globalisasi) ialah melakukan reposisi dalam menghadapi tantangantantangan sekaligus harus mampu memanfaatkan setiap kesempatan yang diakibatkan dengan kata
lain harus mampu melihat peluang dalam setiap tantangan bukan sebaliknya, melihat tantangan
dalam setiap peluang.
Laode Nurdiansyah – Department of Geophysics and Meteorology, Faculty of Mathematics
and Natural Sciences, Bogor Agricultural University

No Comments

Membuat Pertanyaan
2011
09.13
Posted in Pengantar Manajemen | No Comments »

Management Class (Kuliah Manajemen) – Departement of Management, College of Economics and
Management – Bogor Agricultural University
Lectures Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc
(www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id)
Session 3

Bagaimana Stakeholder bekerja dalam sebuah organisasi? Apa pengaruhnya bagi keputusan

manajerial dan budaya organisasi?
Laode Nurdiansyah – Department of Geophysics and Meteorology, Faculty of Mathematics
and Natural Sciences, Bogor Agricultural University

No Comments

Hasil Diskusi Kelompok
2011
09.13
Posted in Pengantar Manajemen | No Comments »

Management Class (Kuliah Manajemen) – Departement of Management, College of Economics and
Management – Bogor Agricultural University
Lectures Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc
(www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id)
Session 2
Kelas pengantar manajemen tentunya memiliki budaya. Apakah budaya itu berpotensi menghambat
dosen? lihatlah tujuh dimensi organisasi. Pilihlah unsur kebudayaan itu, dan jelaskan!
Kelas pengantar manjemen tentunya memiliki budaya karena terdiri dari individu-individu. Namun ada
unsur dari dimensi organisasi yang ada pada kelas manajemen menurut kami yang menghambat

dosen yaitu orientasi hasil. Kelas pengantar manajemen terdiri dari mahasiswa-mahasiswa minor dari
berbagai departemen dan mayor yang tentunya mengharapkan nilai akhir yang bagus. Dengan hanya
memperhatikan orientasi hasil, secara tidak langsung kurang menitikberatkan pada proses. Sehingga
dosen pun kesulitan untuk mengetahui apakah mahasiswa pengantar manajemen dapat menyerap
ilmu dengan baik atau tidak.
Laode Nurdiansyah – Department of Geophysics and Meteorology, Faculty of Mathematics
and Natural Sciences, Bogor Agricultural University
No Comments

Menjadi Seorang Manajer
2011
08.23
Posted in Pengantar Manajemen | No Comments »

Management Class (Kuliah Manajemen) – Departement of Management, College of Economics and
Management – Bogor Agricultural University
Lectures Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc
(www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id)
Session 1
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita mendengar istilah manajemen atau manajer. Untuk lebih

memahami istilah tersebut, ada baiknya jika kita mendefinisikan dahulu istilah-istilah tersebut. Kata

Manajemen berasal dari bahasa Perancis
melaksanakan

dan mengatur.

Menurut

kuno

Ricky

W.

yaitu ménagement, yang memiliki arti seni
Griffin,

manajemen adalah sebuah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan. Sedangkan efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Sehingga dengan kata lain, efektif menyangkut tujuan dan
efisien menyangkut cara dan lamanya suatu proses mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa manajer adalah orang yang bekerja sama dan memanfaatkan orang
lain dengan cara mengoordinasikan dan mengintegrasikan aktivitas kerja untuk mencapai tujuan.

Ada empat hal dasar
yang dilakukan oleh seorang manajer, yaitu: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),
Pengarahan (Actuating/Directing), dan Pengawasan (Controlling). Perencanaan merupakan proses yang
menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang
dan penentuan strategi dan taktik yang tepat

untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.

Pengorganisasian merupakan proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah
dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh,
sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam
organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. Pengarahan
merupakan proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi
serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan
penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi. Sedangkan pengawasan merupakan proses yang
dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan
diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai
perubahan terjadi dalam lingkungan yang dihadapi.

Manager dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yang terdiri dari tingkatan paling atas
hingga paling bawah, yaitu Top Managers, Middle Managers, First Line Managers, dan non Managerial

Employees. Top Managers ialah orang yang mengoordinasikan suatu organisasi secara keseluruhan
seperti Rektor, Ayah, Presiden, dll., Middle Managers dan First Line Managers ialah orang yang
mengoordinasikan orang lain di bawahnya dalam bidang tertentu misalnya Kepala Bagian atau Kepala
Departemen, sedangkan non Managerial Employees bertugas mengoordinasikan diri sendiri dan apa
yang

dikerjakannya

misalnya

Karyawan.

Setiap

tingkatan

memiliki

pendekatan skillsmasing-

masing. Top Managers memiliki pendekatan konsep berfikir, yang mengatur segala keputusan
kebijakan. Middle Managers dan First Line Managers memiliki pendekatan humanis atau bekerja sama.
Sedangkan terakhir, non Managerial Employeesmemiliki pendekatan teknis.