Visi-Misi Universitas Kristen Satya Wacana

40 bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun pemerintahan dan kemiliteran, kemasyarakatan ataupun keagamaan bertanggung jawab kepada Tuhan yang berkedaulatan mutlak. 2. Normativitas: yang berarti pengakuan bahwa Tuhan yang berdaulat itu juga Pengundang-undang tertinggi, yang menitahkan hukumnormaNya kepada seluruh makhluk dalam lapangan dan hubungan manapun juga. 3. Aktualitas: yang mendorong untuk selalu berorientasi pada keadaan masyarakat dan negara yang senantiasa berubah, dan pada tantangan sosial kultural dari negara yang sedang membangun. Di sini bertemu asas aktualitas persoalan nasional dan kebudayaan bangsa yang berdasarkan Pancasila. 4. Sosiabilitas: yang menuntut saling keterbukaan dalam Sivitas Akademika dan keterbukaan Universitas terhadap masyarakat dan negara Indonesia yang hendak dilayani. Dasar ini mengharapkan supaya insan akademik jangan menjadi penonton yang pasif dalam proses perubahan yang cepat dan kompleks yang berwujud pembangunan, tetapi menjadi pelaku yang kritis-prinsipial dan kreatif-realistis dalam mengabdikan bakat dan tenaganya sebagai wujud pelayanan kepada sesama manusia, masyarakat, bangsa, negara, dan dunia. Dengan dasar Terang Kasih Allah itulah UKSW terus mengupayakan perwujudan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara yang baik, makmur dan sejahtera lewat. Upaya untuk mencapai hal itu dirumuskan dalam Visi UKSW seperti terurai dalam Pasal 7 Statuta UKSW tahun 2000, diantaranya: 1. Menjadi Universitas Scientiarum, untuk pembentukan persekutuan pengetahuan tingkat tinggi, yang terikat kepada pengajaran kebenaran alethea berdasarkan pada realisme Alkitabiah. 41 2. Menjadi Universitas Magistrorum et scholarium untuk pembentukan minoritas yang berdaya cipta creative minority bagi pembangunan dan pembaharuan masyarakat dan negara Indonesia. 3. Menjadi pembina kepemimpinan untuk berbagai jabatan dalam masyarakat termasuk gereja yang sedang membangun. 4. Menjadi radar dalam situasi perubahan kebudayaan, politik, moral dan rohaniah, yang mensinyalir, mencatat, dan mengikuti perubahan- perubahan itu guna menjadikannya objek atau sasaran pembahasan dan penelitian. 5. Menjadi pelayan dan lembaga pendidikan pelayanan diakonia, sepanjang masa mencakup kritik yang konstruktif serta informatif kepada gereja dan masyarakat terhadap keadaan masyarakat di mana masih terdapat kemiskinan, ketidakadilan, ketidakbenaran, dan ketidakdamaian. Sejak awal memang telah diakui bahwa tugas berat itu tidak mungkin terwujud jika tidak diupayakan pendistribusian fungsi dan peran. Karena itu, hadirnya Lembaga Kemahasiswaan juga dimaksudkan dalam upaya pencapaian Visi Misi Universitas. Peran Lembaga Kemahasiswaan adalah turut serta dalam menunjang profil lulusan UKSW. Dalam terminologi seperti ini, maka persekutuan keluarga UKSW sebagai “Tubuh Kristus” itu menjadi bermakna. Bahwa filosofi Kristiani yang menjadi dasarnya telah menempatkan manusia secara sama dihadapan Tuhan Imagodei . Notohamijojo dalam Supardan dan Gultom, 1991 mengatakan bahwa “idealisme UKSW ada dalam persekutuan semua komponen di UKSW sebagai Tubuh Kristus”. Atas dasar pengakuan terhadap semua komponen subsistem di UKSW sebagai persekutuan Tubuh Kristus itulah, maka pada tahun 1984 ditetapkan Skenario Pola Pembinaan Mahasiswa SPPM UKSW yang mengatur penjabaran visi dan misi UKSW kedalam kegiatan kemahasiswaan yang menghasilkan profil lulusan sesuai 42 dengan ideal UKSW sebagai “Tinggi Iman, Tinggi Ilmu, Tinggi Pengabdian”. Hal ini terwujud dalam upaya menjadikan UKSW sebagai sebuah keluarga yang creative minority. Konsep creative minority dipinjam Notohamidjojo dari buku A Study of History , buah tangan Arnold J. Toynbee yang bermakna “tumbuh, berkembang dan hancurnya peradaban ditentukan oleh sekelompok kecil orang yang mempunyai pengaruh luar biasa. Karena pengaruh inilah peradaban didukung massa kemudian berkembang. Sebaliknya peradaban itu dapat hancur bahkan musnah jika kelompok yang berpengaruh itu pecah. Perpecahan itu dapat menimbulkan konflik yang merusak semua yang telah dibangun. Kelompok yang berpengaruh itulah yang disebutnya creative minority. Inilah cita-cita yang dirumuskan oleh bapak Notohamidjojo oleh UKSW dan lulusannya Supardan dan Gultom, 1991. Berdasarkan konsep creative minority inilah SPPM dirumuskan oleh bapak John Titaley ketika beliau menjabat sebagai Pembantu Rektor III UKSW yang membawahi urusan kemahasiswaan dan mulai diberlakukan pada tahun 1984. Jika memperhatikan rumusan SPPM maka setidaknya terdapat dua kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh mahasiswa, yakni humanistik skill dan profesional skill. Humanistik Skill dimaksudkan sebagai kemampuan menghadirkan diri secara manusiawi dalam kehidupan bermasyarakat yang turut bertanggung jawab bagi kelangsungan nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan,sedangkan Profesional Skill dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan profesinya dengan berbekal ilmu pengetahuan akademik yang memadai dalam rangka mengaktualisasikan diri dalam masyarakat. 5 Untuk lebih jelas lihat gambar di bawah ini: 5 Hasil diskusi dengan beberapa senior LK diantaranya, Prian Antrisa, Yani Rahardja, Elly Kudubun, dan Krisna Djaya Darumurti, 25 Januari 2012 di Kafetaria UKSW. 43 Bagan 4.1. Skenario Tentang Profil Lulusan UKSW Sumber: Data Sekunder dari Kantor BPMU 2010 4.2.2 Fungsi dan Peran Lembaga Kemahasiswaan Mahasiswa sebagai sasaran dan salah satu pelaku proses pendidikan perlu untuk dipersiapkan secara baik oleh Perguruan Tinggi yang menaunginya. Mengingat peran mahasiswa yang cukup strategis baik dalam lingkungan internal kampus maupun dalam kehidupan masyarakat. Gagasan ini dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk tindakan melalui suatu lembaga yang dapat menampung aspirasi dan mengkoordinir kegiatan mahasiswa secara utuh dan bertanggungjawab demi tercapainya tujuan- tujuan dari suatu pendidikan tinggi. Lembaga Kemahasiswaan LK di UKSW dipahami sebagai wadah keluarga mahasiswa untuk pembinaan persaudaraan dan sikap intelektual mahasiswa serta satu-satunya wadah menyalurkan aspirasi yang bertanggung jawab. Dalam rangka Kadar Sosial Budaya Profesional Humanistik Tujua Fungsi Asas Dasar Penataan Peran Lembaga Kemahasiswaan Peningkatan Peran Pelayanan Kerohanian Pengadaan Sarana Kesejahteraan Mahasiswa Pengembangan Kepribadian Kristiani Pengembangan Penalaran Lulusan yg Bercirikan Creative Integrasi Peran Asrama Mahasiswa Kadar Lingkungan Kadar Kewarganegaraan Kadar Religius Kadar Solidaritas sosial Kadar Keilmuan Kadar Menejerial 44 menjalankan fungsi dan peran diatas, tujuan-tujuan LK UKSW dirumuskan dalam Ketentuan Umum Keluarga Mahasiswa KUKM, 1997: 1 6 , sebagai berikut: 1. Menjadi wahana mahasiswa berperan serta dalam pencapaian tujuan perguruan tinggi pada umumnya dan UKSW pada khususnya 2. Menjadi wahana pembinaan persekutuan dan persaudaraan bagi kesejahteraan mahasiswa 3. Menjadi wahana pembentukan calon-calon pemimpin yang religius, kritis- analitis, kreatif-inovatif, obyektif, adaptif, dinamis, terampil dan dedikatif 4. Menjadi saluran aspirasi konstruktif dan bertanggungjawab yang hidup dikalangan mahasiswa. Indikasi yang terbaca dari tujuan LK tersebut adalah bahwa keberadaan LK turut serta dalam menunjang profil lulusan UKSW yang telah terumuskan dalam 7 tujuh kadar SPPM di atas. Untuk mencapi rofil lulusan yang bercirikan creative minority dengan 7 kadar tersebut, struktur program yang dirumuskan dan ditetapkan LK harus merujuk pada ketujuh kadar SPPM. Penetapan kadar sebagai pedoman penyusunan struktur program setiap periode kepengurusan LK dilakukan dalam bentuk skala prioritas yang ditetapkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Program Lembaga Kemahasiswaan GBHPLK UKSW oleh Badan Perwakilan Mahasiswa BPM dalam setiap awal periode kepengurusan LK. Berdasarkan GBHPLK itu, SMU dan SEMA menyusun program kerja tahunan periode mereka yang kemudian ditetapkan dalam Rapat Koordinasi Rakor, dengan Ketetapan BPMU. Rakor adalah forum pengambilan keputusan tertinggi di Lembaga Kemahasiswaan. 7 Mengingat fungsi dan peran LK UKSW yang cukup strategis baik dalam lingkungan internal kampus maupun dalam kehidupan masyarakat. Maka, bila fungsi 6 Lihat juga penjelasan tentang Lembaga Kemahasiswaan dan Mahasiswa dalam Statuta UKSW 2000 Pasal 45 dan KUKM 1997 Pasal 6 dan Pasal 10. 7 Wawancara tanggal 15Februari 2012dengan Giner Masalebumantan Ketua BPMU dan Danis Gitasari mantan Sekum BPMU; dan tanggal 18 Februari 2012 dengan Victor Ernis Sitorus mantan Ketua SMU 45 dan peran tersebut dicermati lebih dalam, tersirat adanya lembaga yang berfungsi sebagai legislatif dan eksekutif, yang bertujuan menjalankan fungsi dan peran demi tercapainya tujuan bersama. Gagasan ini digambarkan lebih lanjut dalam bentuk Penataan Peran Lembaga Kemahasiswaan: Bagan 4.2 Skenario Tentang Penataan Peran LK Sumber: Data Sekunder dari Kantor BPMU 2010

4.2.3 Potret Etnis Mahasiswa di UKSW

Seperti yang telah dipaparkan pada gambaran di atas, bahwa di lingkungan UKSW terdapat etnis yang sangat beragam. Mungkin itu juga alasan kenapa UKSW biasa disebu t dengan “Indonesia mini”. Faktanya mungkin karena dalam proses pendiriannya UKSW didukung oleh sebanyak 18 sinode gereja pendukung yang terletak di berbagai tempat di Indonesia, itu sebabnya pula potret mahasiswa UKSW menjadi beragam. Rektor UKSW John A. Titaley dalam kesempatan pidato saat penerimaan mahasiswa baru tahun 20102011 yang juga dimuat dalam laman www.uksw.edu mengatakan kepada mahasiswa baru demikian, “ Selamat datang di UKSW, kampus Indonesia mini ,” pernyataan tersebut tentunya didasarkan pada keragaman suku, bahasa, budaya dan agama yang ada di UKSW. Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, bahwa di UKSW terdapat mahasiswa yang memiliki latar belakang etnis berbeda-beda. Berdasarkan pada data Wawasan Almamat er Dosen Pegawai Mahasis wa Alumni Penataan Peran Lembaga Perlu Penyempurnaan Penyemprnaan Struktur Program Penyempurnaan Struktur Organisasi Program LK yang Integratif dengan Program Universitas dan Fakultas 46 Biro Kemahasiswaan UKSW, terdapat 20 etnis yang berada di UKSW. Hal tersebut tentunya menunjukan keragaman yang ada di UKSW. Namun, hal yang mungkin perlu dipahami bersama mengenai kondisi etnis mahasiswa di UKSW yang sangat beragam adalah keseringannya konflik antar paguyuban etnis mahasiswa. Selain itu, berdasarkan pada pengamatan penulis selama berkuliah di UKSW sejak tahun 2007, kebiasaan yang dilakukan oleh mahasiswa UKSW adalah bergerombol sesuai dengan etnis atau sesuai dengan daerah asal. Bahkan, menurut penelitian sebelumnya juga dikatakan bahwa kebiasaan mahasiswa UKSW bergerombol sesuai dengan etnis mereka masing-masing juga tidak menutup kemungkinan untuk menjadi penyebab terjadinya konflik antar paguyuban etnis mahasiswa. Itu sebabnya pada latar belakang di atas dikatakan bahwa keberagaman yang sangat multikultural hendaknya harus termanajemen dengan baik, karena jika tidak maka tidak luput untuk terjadinya konflik antar kelompok. Tabel 4.4 Nama-nama Etnis dan Jumlahnya yang ada di UKSW No Etnis Jumlah No Etnis Jumlah 1 Papua 164 11 Dayak 471 2 Jawa Jateng, Jatim, Jabar 6954 12 Ambon 427 3 Sumba 296 13 Ternate 34 4 Lampung 47 14 Timor Rete, Alor. Sabu, Flores 105 5 Minahasa 217 15 Bali 37 6 Toraja 218 16 Sangir 8 7 TiongHoa 1484 17 Poso 97 8 Minangkabau 6 18 Batak Toba, Simalungun, Karo 311 9 Aceh 1 19 Timor Leste LN 61 10 Nias 16 20 Bugis 2 Total keseluruhan 10956 Sumber: Data Biro Kemahasiswaan Januari 2012, diolah.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Konflik dalam Pergaulan Multikultural (Studi Kasus di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga) T1 352008602 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Konflik dalam Pergaulan Multikultural (Studi Kasus di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga) T1 352008602 BAB II

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Konflik dalam Pergaulan Multikultural (Studi Kasus di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga) T1 352008602 BAB V

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Konflik dalam Pergaulan Multikultural (Studi Kasus di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga) T1 352008602 BAB VI

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Konflik dalam Pergaulan Multikultural (Studi Kasus di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga)

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Konflik dalam Pergaulan Multikultural (Studi Kasus di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga)

0 1 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Simulasi Autonomous Vehicle di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 612010705 BAB IV

0 0 16

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Spedagi: Studi Sosiologis Peran Aktor dalam Memfasilitasi Pembangunan Pasar Papringan Melalui Modal Sosial pada Masyarakat Desa Carubanabupaten Temanggung T1 Full text

0 1 28

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Spedagi: Studi Sosiologis Peran Aktor dalam Memfasilitasi Pembangunan Pasar Papringan Melalui Modal Sosial pada Masyarakat Desa Carubanabupaten Temanggung

0 0 1

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pergaulan Multikultural di Kota Salatiga: Studi Peran Forum Persaudaraan antar Etnis Salatiga dalam Pengelolaan Pergaulan Multikultural di Kota Salatiga T1 BAB IV

0 1 12