15
Kunci penting yang diperlukan dalam pelaksanaan verifikasi intern ini adalah independensi karyawan yang melaksanakan verifikasi tersebut. Jika seorang
karyawan melaksanakan suatu tahap transaksi dan kinerjanya akan diverifikasi secara independent oleh karyawan yang lain , maka prosedur ini akan menjamin masing-
masing karyawan akan bekerja sesuai prosedur yang ditetapkan, karena masing- masing karyawan sadar bahwa pekerjaannya akan diverifikasi oleh karyawan lainnya.
Untuk menjamin independensi, verifikasi kinerja tidak boleh dilaksanakan oleh karyawan yang memiliki kedudukan di bawah karyawan yang diverifikasi kinerjanya.
Verifikasi internal independent juga menyangkut pembandingan antara catatan asset dengan asset yang betul-betul ada, menyelenggarakan rekening-rekening
kontrol dan mengadakan perhitungan kembali penerimaan kas. Hal ini bertujuan untuk mengadakan pengawasan kebenaran data.
6. Prosedur dan catatan akuntansi
Tujuan pengendalian ini adalah agar dapat disiapkannya catatan-catatan akuntansi yang yang teliti secara cepat dan data akuntansi dapat dilaporkan kepada
pihak yang menggunakan secara tepat waktu.
2.5. Hubungan Sistem Akuntansi dengan Pengendalian Internal
Pengendalian internal dan sistem akuntansi saling berhubungan, untuk dapat mengetahui hubungan tersebut maka terlebih dahulu kita harus mengetahui
pengertian dari sistem akuntansi. Sistem akuntansi menurut Mulyadi 2001:3 adalah :
“Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.” Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi
merupakan suatu alat yang berguna bagi perusahaan untuk memperoleh informasi yang diperlukan, agar dapat mengetahui segala kejadian-kejadian yang berlangsung
di dalam perusahaan.
16
Selanjutnya dibedakan sistem akuntansi atas dua bagian yaitu sistem akuntansi pokok dan prosedur pendukung. Salahsatu unsur dari suatu sistem
akuntansi pokok adalah formulir, maka dengan kata lain formulir ini merupakan keluaran sistem lain yang menjadi masukan sistem akuntansi. Sistem lain yang
menghasilkan formulir ini terdiri dari sub-sistem yang diberi nama prosedur. Oleh karena itu dalam membahas sistem akuntansi perlu dibedakan pengertian sistem dan
prosedur. Pengertian sistem dan prosedur menurut Mulyadi 2001:2 : “Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang
lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu .”
“Prosedur adalah suatu kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam
transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang .”
Dari uraian diatas dapat disimpulkan antara sistem akuntansi dengan pengendalian internal terjalin hubungan yang erat dimana pengendalian internal yang
memadai baru akan tercipta apabila direncanakan dengan sistem akuntansi yang baik, sebaliknya suatu sistem akuntansi yang baik apabila di dalamnya terdapat unsur-
unsur pengendalian internal terutama pengendalian akuntansi.
2.6.Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
Kas merupakan aktiva lancar yang paling berharga bagi perusahaan karena sifatnya yang likuid. Semua transaksi bermula dan berakhir ke penerimaan kas atau
pengeluaran kas. Tanpa tersedianya kas yang memadai, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Akibatnya kegiatan atau aktivitas
perusahaan akan terhambat dan tujuan tidak dapat dicapai. Menurut Weygandt, Kieso, Kimmel 2007:462 :
”Kas cash adalah : terdiri atas koin , cek, money order wesel atau kiriman uang melalui pos yang lazim berbentuk draft bank atau cek
bank, dan uang tunai di tangan atau simpanan di bank atau semacam deposito, aturan yang berlaku umum di bank adalah jika bank menerima untuk disimpan di bank maka
itulah kas.
”
17
Prosedur akuntansi pengeluaran kas meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan
transaksi dasar atau kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD
yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD dan atau Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah SKPKD yang dapat
dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.
Prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD PPK-SKPD, sedangkan
pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPKD. Bukti transaksi
pengeluaran kas mencakup antara lain :
1. Surat Perintah Pencairan Dana SP2D
Merupakan dokumen yang diterbitkan oleh kuasa Bendahara Umum Daerah BUD untuk mencairkan uang pada Bank yang telah ditunjuk berdasarkan Surat
Perintah Membayar SPM. 2.
Surat Pertanggung Jawaban Pengeluaran SPJ Merupakan dokumen yang digunakan untuk mempertanggungjawabkan
semua pengeluaran. 3.
Bukti Transfer Merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran daerah.
4. Nota Debit
Merupakan dokumen atau bukti dari Bank yang menunjukkan adanya transfer uang keluar dari Rekening Kas Umum Daerah.
5. Bukti Transaksi Pengeluaran Kas Lainnya.
Laporan keuangan yang dihasilkan dari Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas pada SKPD secara bersama-sama dengan Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas,
Prosedur Akuntansi Aset Tetap dan Prosedur Akuntansi Selain Kas menghasilkan laporan yang terdiri atas :
1. Laporan Realisasi Anggaran LRA
2. Neraca Daerah
18
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan atas Laporan Keuangan
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, beberapa pihak yang melakukan transaksi adalah sebagai berikut:
1. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah
kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah. 2.
Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah.
3. Pengguna Anggaran PA adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya.
4. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang
milik daerah. 5.
Kuasa Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat Kuasa BUD adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian tugas BUD.
6. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa untuk
melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD.
7. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya disingkat PPK-
SKPD adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD.
8. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah
pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
9. Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk
menerima, menyimpan,
menyetorkan, menatausahakan,
dan
19
mempertanggungjawabkan uang
pendapatan daerah
dalam rangka
pelaksanaan APBD pada SKPD. 10.
Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.
11. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah
tim yang dibentuk dengan keputusan kepala daerah dan dipimpin oleh sekretaris daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan
kebijakan kepala daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD dan pejabat Iainnya sesuai
dengan kebutuhan.
2.7. Aktivitas Pengendalian Kas