PENGARUH KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KOREAN POP (K-POP) TERHADAP PENAMPILAN REMAJA (Studi Pada Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012)
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF VIEWING HABITS IMPRESSIONS KOREAN POP (K-POP) AGAINTS A JUVENILE APPEARANCE
( Study In College Students and A Collegian At The Faculty Of Economics University Of Baturaja Force 2012)
By
PUTRI DEBA DESIANI
The aim of this research is to find out the influence of viewing habits impressions Korean pop (K-pop) against a juvenile appearance at the Faculty of Economics University of Baturaja Force 2012. A sample in this research is 76 person and college students and a collegian at the faculty of economics University of Baturaja force 2012. In this research methods used, is a method of surveying that is a method of research that in doing data gathering using a questionnaire. After the data collected then the result of this experiment in described through exposure to various information from the results of the survey that has been done. The result of this research selanjutnya data to be processed by the use of program SPSS version 16.00. Of data processing by using formulas correlation product moment found the result of 0,735. These results show that the presence of a strong impact between viewing habits impressions K-pop on television against a juvenile appearance (students and a collegian) at the Faculty of Economics University of Baturaja Force 2012. Where it can be said viewing habits impressions korean pop (k-pop), cannot be separated from the desire of respondents were to find reference our own fashion looks. More often watch impressions korean pop (k-pop) the more strong of the influence exerted against a juvenile appearance. After determinasi found in the percentage of the relation between viewing habits impressions k-pop on television against a juvenile appearance (students and a collegian) at the Faculty of Economics University of Baturaja Force 2012 is at 54 % and the rest of 46 % influenced by other variables that is not discussed in this research. The result of the test ttest in caught the result of 9,324. So thitung = 9,324 larger than ttabel = 2,000. Thus it can be said hypothesis accepted. Which is there are influence between viewing habits impressions korean pop (k-pop) against a juvenile appearance ( study in college students and a collegian at the Faculty of Economics University of Baturaja force 2012)
(2)
ABSTRAK
PENGARUH KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KOREAN POP (K-POP) TERHADAP PENAMPILAN REMAJA
(Studi Pada Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012)
Oleh
PUTRI DEBA DESIANI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebiasaan menonton tayangan Korean pop (K-pop) terhadap penampilan remaja di Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012. Sampel dalam penelitian ini adalah 76 orang mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode survei, yaitu metode penelitian yang dalam melakukan pengumpulan datanya menggunakan kuesioner. Setelah data terkumpul maka hasil dari penelitian ini di deskripsikan melalui pemaparan berbagai informasi dari hasil survei yang telah dilakukan. Selanjutnya data hasil dari penelitian ini akan diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16.00. Dari pengolahan data dengan menggunakan rumus korelasi product moment didapati hasil sebesar 0,735. Hasil ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang kuat antara kebiasaan menonton tayangan K-pop di televisi terhadap penampilan remaja (mahasiswa dan mahasiswi) di Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012. Dimana dapat dikatakan bahwa kebiasaan menonton tayangan Korean pop (K-pop) tidak terlepas dari keinginan para responden untuk mencari referensi dalam berpenampilan. Semakin sering menonton tayangan Korean pop (K-pop) maka semakin kuat pengaruh yang diberikan terhadap penampilan remaja tersebut. Setelah di determinasikan didapati persentase hubungan antara kebiasaan menonton tayangan K-pop di televisi terhadap penampilan remaja (mahasiswa dan mahasiswi) di Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012 adalah sebesar 54% dan sisanya sebesar 46% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Dari hasil Uji ttest di dapati hasil sebesar 9,324. Jadi thitung = 9,324 lebih besar dari ttabel = 2,000. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis diterima. Yaitu ada pengaruh antara kebiasaan menonton tayangan Korean pop (K-pop) terhadap penampilan remaja (studi pada mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012).
(3)
PENGARUH KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KOREAN POP (K-POP) TERHADAP PENAMPILAN REMAJA
(Studi Pada Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012)
Oleh
PUTRI DEBA DESIANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI
Pada Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2014
(4)
(5)
(6)
(7)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Baturaja pada tanggal 8 Desember 1992 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Basyaruddin Ansyori dan Ibu Devi Tiarni.
Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis:
1. TK Xaverius Baturaja Sumatera Selatan yang diselesaikan pada tahun 1998.
2. Sekolah Dasar Xaverius Baturaja Sumatera Selatan yang diselesaikan pada tahun 2004.
3. SMPN 2OKU Baturaja Sumatera Selatan yang diselesaikan pada tahun 2007.
4. SMAN 1 OKU Baturaja Sumatera Selatan yang diselesaikan pada tahun 2010.
Pada tahun 2010 penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi. Dalam perjalanan menempuh pendidikan ini penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bangun Rejo, Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran pada tahun 2013.
(8)
MOTTO
Cukuplah Allah sebagai penolongkuDan Dia adalah sebaik-baiknya pelindung (HR. Abu Nu’aim dalam Kitab Al Hilyah)
God answers your prayers in three ways If God says yes, God gives you what you need If God says wait, God will give you the better things If God says no, God actually has given you the best (Anonim)
Seseorang yang disegani dan dihormati bukan karena apa yang telah diperoleh, melainkan karena apa yang telah diberikan (Calvin Colidge)
“I am gonna try again try again and
I never give up forever”
Code Name Blue
Keberhasilan seorang anak
adalah ketika ia bisa membahagaikan dan membanggakan kedua orang tuanya (Penulis)
(9)
PERSEMBAHAN
Segala yang kuraih hanya karena ridho Allah SWT dan doa restu dari orang-orang yang mencintai dan menyayangiku……..
Dengan segala kerendahan hati ku persembahkan karya sederhana ini…..
Untuk papaku tersayang yang telah banyak berkorban untukku disetiap cucuran keringatnya untuk menghantarkanku meraih gelar sarjana
Untuk mamaku tersayang yang selalu menantikan keberhasilanku dengan penuh pengharapan dan tiada hentinya memberikan cinta, do’a, dan dukungan
untuk keberhasilanku
Adik-adikku tercinta Putra Deba Devara dan Prisyilla Deba Devallen, yang selalu memberikan semangat untukku dan sukses demi kebahagiaan kedua orang tua dan keluarga
Seseorang yang spesial Reko Nopratama, yang selalu menemani disetiap hari-hariku baik susah maupun senang, selalu sabar menghadapiku dan
memotivasiku dengan penuh rasa bangga terimakasih atas semua yang telah engkau lakukan dan berikan untukku selama ini
(10)
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya di setiap perjalanan hidup dalam menempuh pendidikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KOREAN POP (K-POP) TERHADAP PENAMPILAN REMAJA” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Lampung.
Dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan bimbingan, motivasi serta dukungan kepada penulis. Atas segala bantuan yang diterima, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si., selaku Ketua Jurusan Sosiologi, terima kasih banyak telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan, saran serta mendidik penulis sehingga dapat menyelesaikan studi di Universitas lampung.
(11)
3. Ibu Dra. Anita Damayanti, M.H., selaku pembimbing utama, terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bimbingan, motivasi, waktu dan kepercayaan diri yang ibu berikan dalam proses penyelesaian skripsi ini. 4. Bapak Drs. Pairul Syah, M.H. selaku pembahas dosen, terima kasih
banyak atas segala saran, masukan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa dan selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Terima kasih banyak kepada seluruh dosen-dosen Sosiologi yang telah banyak memberikan ilmu dan inspirasi besar dalam hidup penulis, Ibu Endry, Ibu Anita, Ibu Paraswati, Ibu Dewi, Ibu Erna, Ibu Vivit, Ibu Yuni, Pak Abdul Syani, Pak Ben, Pak Bintang, Pak Gede, Pak Ikram, Pak Suwarno, Bung Pay, Pak Usman, Pak Fahmi, Pak Gun. Terimakasih untuk setiap pengetahuan dan motivasi baru yang penulis peroleh setiap harinya selama kuliah.
6. Papaku tersayang yang telah banyak berkorban disetiap tetesan keringatnya demi tercapainya keberhasilanku untuk meraih gelar sarjana. Terima kasih atas semua pengorbanan, curahan kasih sayang dan didikan papa selama ini sehingga aku mampu untuk mandiri. Lovee u paaa….. 7. Mamaku tercinta yang selalu menasihatiku dan memberikan kasih
sayangnya kepadaku. Terima kasih untuk semua do’a dan dukungannya. Terima kasih juga karena selalu memberikan semua yang terbaik untukku. Lovee u maa…..
(12)
8. Adik-adikku tersayang Putra Deba Devara dan Prisyilla Deba Devallen (Vallen ucrit), terima kasih atas semua bantuan dan semangat yang selalu kalian berikan untuk ayuk. Walaupun kadang kalian itu ngeselin, ngebetein tapi tetep selalu ngangenin dan selalu buat ayuk tersenyum dengan tingkah manis dan konyol kalian (^_^). Semangat sekolahnya terus berprestasi semoga sukses dan bisa menjadi anak yang membanggakan kedua orang tua dan keluarga. Amin….. Sayang kaliaannn ….. (^_^) 9. Nenekku tersayang yang tiada henti selalu memberikan support dan
doanya untuk keberhasilanku.
10.Kepada seluruh keluarga besarku Nyai, (alm) ya’i, Datuk, Om Didit, Tante Ina, Keluarga besar Letda H. Amir Bakrie, Keluarga besar H. Zainuddin, Keluarga besar Letkol Hasan Effendi dan Sepupu-sepupuku semuanya yang tiada henti-hentinya memberikan semangat terima kasih atas doa dan dukungannya.
11.Seseorang yang selalu mengisi hari-hariku Reko Nopratama, baik suka maupun duka, baik senang maupun susah. Yang selalu mendengarkan curahan hatiku disaat aku galau, lelah, bingung, selalu menasihatiku dan memberikan solusi terbaik hingga aku bisa melewati semua ini. Selalu sabar menghadapiku, selalu membantuku, dan selalu memotivasiku dengan penuh rasa bangga terima kasih atas semua yang telah engkau lakukan dan berikan untukku selama ini. Terima kasih…………
Chaquw RN 130808 (^_^)
12.Tante Lenny, Om Resmen, dan d’ Dian terima kasih semua atas do’a dan dukungannya.
(13)
13.Sahabat-sahabatku yang selalu menemani setiap langkah ini, memberi inspirasi, canda tawa. Yessy dan Heppy, terima kasih teman…….
Terima kasih untuk persahabatan ini yang +- 3,5 thn ini telah memberi kenangan-kenangan yang gag terlupakan. Kegilaan kita, kekonyolan kita, kekompakan kita, kebersamaan kita, susah senang, canda tawa, semuanya sangat berkesan. Tq a lottt Yessy untuk kejadian memalukaaann tanggal 29 Jan ’14 itu.. konyoolll hahahahaahaa...
Ingettt janji kita beberapa tahun ke depan temaaannn heheheehe (^_^) Sayaaangggg kalian…dan pasti bakal kangen kalian bangettttt (T_T) 14.Untuk si putih BE 4779 NL hahahaahha…Makasih si putih yang gag
pernah lelah nganterin 3 cewe kece ini kemana-kemana. Banyak banget moment dan kegilaan yang gag terlupakan bersama si putih…
Makasih juga Si Apple, Si pink, dan Si hitam…
15.Sosiologi 2010... Dessy, Herlin, Welly, Yetty, Sakina, Lessy, Delsy, Githa, Shella, Nanda, Rara, Chelly, Dian, Hana, Hesti, Hanif, Astri, Nissa, Putri, Papau, Muthia, Nona, Jani, Yeksi, Mona, Destri, Ayu, Mb Ayu, Aulia, Jessy R, Arif, Bayu, Hendra, Gerry, Aziz, Emmil, Ardi, Pandu, Cileng, Zaky, Ozy, temen-temen SOS ’10 semuanya maaf gag bisa nyebutin satu persatu..
Terima kasih untuk do’a, support, bantuan dan untuk pertemanan ini… 16.Teman-teman KKN Bangun Rejo, Yulia, Apit, Muthia, Ditha, Mba Ya’i,
Ichan, Marwan, Ijon, K’ Idon. Terimakasih untuk kebersamaan kita, kekompakkan kita.
(14)
Yulia dan Apit……
Terima kasih untuk 40 harinya di sana. Kekompakan kita, canda tawa, kebersamaan, susah senang, semuanya kita lewati bersama.
40 hari di sana gag kan pernah terlupakan bersama kalian. Hingga detik ini kita masih tetep kompak walupun jarang ketemu.
17.Semua teman-teman, saudara-saudara, yang tidak bisa disebutkan satu persatu, makasih atas bantuan dan doanya.
18.Seluruh pihak yang berperan besar dalam perjalanan penulis mencapai semua ini, penulis ucapkan terimakasih syukron jidan...
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis mohon maaf dan semoga skripsi ini dapat diterima di masyarakat. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi untuk seluruh pihak. Semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya dan senantiasa menjadi orang-orang yang istiqomah berada di jalan-Nya. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, 5 Februari 2014 Penulis,
(15)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
HALAMAN JUDUL ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
PERNYATAAN ... vi
RIWAYAT HIDUP ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
MOTTO ... ix
SANWACANA ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR BAGAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
1. Manfaat Teoritis ... 8
(16)
BAB I I TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pengaruh... 9
B. Pengertian Komunikasi ... 9
C. Komunikasi Massa ... 11
D. Hasil Dari Komunikasi Massa ... 12
1. Amplifikasi ... 12
2. Tanggapan ... 12
3. Efek ... 12
E. Pengertian Kebiasaan ... 13
F. Pengertian Menonton ... 13
1. Minat ... 14
2. Perhatian ... 14
G. Pengertian Tayangan ... 15
H. Pengertian Televisi ... 15
I. Pengaruh Tayangan di Televisi ... 15
1. Dampak kognitif... 16
2. Dampak peniruan ... 16
3. Dampak perilaku ... 16
J. Frekuensi Tayangan Televisi ... 17
K. Pengertian K-pop ... 17
L. Sejarah K-pop ... 19
M. Pengertian Penampilan ... 20
N. Pengertian Remaja ... 20
1. Batasan Usia Remaja... 22
2. Perilaku Remaja ... 23
O. Kerangka Pemikiran ... 24
P. Hipotesis ... 28
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ... 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30
(17)
1. Variabel Bebas (x)... 30
2. Variabel Terikat (y) ... 31
D. Definisi Konseptual ... 31
1. Kebiasaan Menonton Tayangan K-pop ... 32
2. Penampilan Remaja ... 32
E. Definisi Operasional... 33
1. Kebiasaan Menonton Tayangan K-pop (Variabel X)... 33
2. Penampilan Remaja (Variabel Y) ... 33
F. Populasi dan Sampel ... 34
G. Jenis dan Sumber Data ... 35
1. Data Primer ... 36
2. Data Sekunder ... 36
a. Observasi ... 36
b. Interview ... 37
c. Dokumentasi ... 37
H. Teknik Pengolahan Data ... 37
1. Editing ... 38
2. Koding ... 38
3. Koding ... 38
I. Skala Pengukuran ... 39
J. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40
1. Uji Validitas ... 40
2. Uji Reliabilitas ... 40
K. Teknik Analisis Data ... 41
1. Koefisien Korelasi Product Moment ... 41
2. Koefisien Determinasi ... 43
L. Pengujian Hipotesis ... 43
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Universitas Baturaja ... 45
B. Visi dan Misi ... 45
(18)
2. Misi ... 46
C. Tujuan ... 47
D. Struktur Organisasi ... 47
1. Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja ... 48
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ... 49
B. Analisis Deskriptif ... 51
1. Kebiasaan Menonton Tayangan K-pop ... 51
2. Analisis Kebiasaan Menonton Tayangan Korean Pop (K-pop) Pada Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012 (Variabel X) ... 59
3. Penampilan Remaja ... 64
4. Analisis Penampilan Remaja Pada Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012 (Variabel Y) ... 79
C. Analisis Data ... 81
1. Uji Validitas ... 81
2. Uji Reliabilitas ... 83
3. Korelasi Product Moment ... 84
4. Koefisien Determinasi ... 88
D. Pengujian Hipotesis ... 89
E. Pembahasan ... 90
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 93
Saran ... 94
DAFTAR PUSTAKA
(19)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman Tabel 1. Jumlah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi
Universitas Baturaja Angkatan 2012 ... 34
Tabel 2. Interpretasi Koefisien Korelasi ... 42
Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 49
Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan usia ... 50
Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan jurusan ... 50
Tabel 6. Sering menonton tayangan K-pop ... 52
Tabel 7. Semakin banyaknya tayangan K-pop di televisi, semakin sering tayangan K-pop di tonton. ... 53
Tabel 8. Memperhatikan penampilan K-pop di televisi ... 54
Tabel 9. Menonton tayangan K-pop karena keinginan untuk tampil modis dan up to date ... 55
Tabel 10. Menonton tayangan K-pop untuk mencari referensi dalam berpenampilan ... 56
Tabel 11. Memperhatikan kostum yang dipakai dalam tayangan K-pop ... 57
Tabel 12. Kostum dalam tayangan K-pop menginspirasi penampilan responden ... 57
Tabel 13. Meniru kostum yang dipakai dalam tayangan K-pop ... 58
Tabel 14. Analisis Data Berdasarkan Kategori Jawaban Responden Mengenai Kebiasaan Menonton Tayangan Korean Pop (K-pop) Pada Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012 ... 60
(20)
Tabel 16. Menggunakan pakaian dengan warna-warna terang
dalam keseharian ... 62 Tabel 17. Melihat artis K-pop menggunakan pakaian dengan motif
bertabrakan ... 63 Tabel 18. Menggunakan pakaian dengan motif bertabrakan dalam
keseharian ... 64 Tabel 19. Merasa lebih percaya diri apabila memakai pakaian
dengan motif bertabrakan seperti artis K-pop saat berada
di kampus ... 65 Tabel 20. Membeli baju dengan motif garis-garis seperti yang dipakai
artis K-pop ... 66 Tabel 21. Menggunakan baju dengan motif garis-garis dalam keseharian dan untuk ke kampus ... 67 Tabel 22. Menggunakan aksesoris sebagai pelengkap dalam setiap
penampilan ... 68 Tabel 23. Melihat orang memakai kaos big size (berukuran besar)
seperti yang sering digunakan oleh artis K-pop ... 69 Tabel 24. Menyarankan teman atau keluarga mereka untuk membeli
kaos big size ... 70 Tabel 25. Berpikir dengan menggunakan kaos big size berarti orang
yang mengikuti tren saat ini ... 71 Tabel 26. Mencari tahu bentuk poni seperti apa yang sedang tren saat
ini dengan menonton tayangan K-pop ... 72 Tabel 27. Merekomendasikan rambut berponi kepada teman-teman
dan keluarga ... 73 Tabel 28. Melihat teman, pacar, atau kelurga mereka memiliki rambut panjang lurus ... 74 Tabel 29. Melihat teman, pacar, atau kelurga anda merebonding
rambut mereka ... 75 Tabel 30. Berpikir bahwa wanita berambut lurus adalah wanita yang
cantik ... 76 Tabel 31. Melihat artis K-pop yang memiliki rambut bergelombang .... 77
(21)
Tabel 32. Berpikir bahwa seorang wanita akan terlihat lebih
feminim jika memiliki rambut bergelombang... 78
Tabel 33. Analisis Data Berdasarkan Kategori Jawaban Responden Mengenai Penampilan Remaja dari Kebiasaan Menonton Tayangan K-pop Studi Pada Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012 ... 80
Tabel 34. Hasil pengujian validitas variabel X ... 81
Tabel 35. Hasil pengujian validitas variabel Y ... 82
Tabel 36. Hasil pengujian reliabilitas variabel penelitian ... 83
Tabel 37. Tabulasi X dan Y ... 84
(22)
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung atau menggunakan media untuk mendapatkan informasi yang sangat berguna. Komunikasi sendiri berasal dari bahasa Latin communis atau common dalam bahasa Inggris yang berarti sama atau kesamaan dalam suatu hal (Bungin, 2009:257). Secara umum, komunikasi dapat diartikan sebagai suatu upaya menyampaikan informasi dari sumber kepada penerima baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan suatu media. Ada banyak media yang bisa dipakai dalam berkomunikasi, manusia bisa berkomunikasi dengan media massa cetak seperti koran, majalah, dan sebagainya atau media massa elektronik seperti radio, internet, atau televisi.
Media massa merupakan mediasi dalam komunikasi massa untuk menyebarkan informasi kepada khalayak. Media massa elektronik khususnya televisi memilki kelebihan tertentu yang membedakan dengan media massa elektronik yang lain. Sifat audio-visual yang dimiliki televisi inilah yang mampu menarik minat khalayak untuk menikmati tayangan media ini. Sebagai media yang terus
(23)
2
berkembang, televisi merupakan satu-satunya media audio-visual yang menghadirkan suara dan gambar sekaligus (Surbakti, 2008:44).
Kelebihan dari media massa inilah yang membuat masyarakat merasa sangat membutuhkan media massa dalam menerima berbagai informasi, pengetahuan, dan hiburan dimana saja dan kapan saja dalam waktu yang bersamaan. Keadaan masyarakat yang merasa membutuhkan media massa, di dukung oleh sifat manusia yang membutuhkan informasi dan hiburan yang sangat dirasakan penting bagi manusia untuk memenuhi rasa keingintahuan mereka.
Menurut Vivian (2008:6), media massa dapat menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan begitu banyak audience. Menurut Sproule (dalam Winarso, 2005:106), individu-individu dipercaya secara langsung dan dipengaruhi oleh pesan-pesan media. Artinya, media mampu mempengaruhi audiencenya, baik itu anak-anak hingga orang tua. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa televisi juga berperan penting dalam pengaruh yang terjadi pada khalayak berusia remaja, tetapi baik buruknya pengaruh televisi tersebut, tergantung dari sisi mana khalayak menerimanya.
Berbicara tentang televisi, peneliti menemukan fenomena yang berhubungan dengan tren di televisi dan sekarang melanda masyarakat khususnya Indonesia. Tren tersebut adalah K-pop. K-pop adalah jenis musik popular yang berasal dari Korea Selatan (Yuanita, 2012:11). Tayangan K-pop itu sendiri bisa dinikmati di berbagai stasiun televisi, karena banyak televisi yang menghadirkan tayangan Korea, seperti drama Korea, maupun tayangan K-pop.
(24)
3
K-pop menjadi sangat fenomenal karena K-pop berciri khas lagu-lagu ceria dengan tempo cepat dan lirik bahasa Korea atau dicampur sedikit bahasa Ingris dengan diiringi dance modern. Selain itu artis K-pop kebanyakan memiliki wajah yang cantik dan tampan dengan penampilan yang selalu terlihat sempurna (Yuanita,2012:4).
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa wajar saja apabila banyak remaja menyukai K-pop. Masuknya K-pop di Indonesia berhasil mempengaruhi masyarakat Indonesia. Terbukti dengan semakin banyaknya boyband dan girlband yang bermunculan di Indonesia. Selain itu berbagai produk Korea mulai dari drama, film, lagu, hingga fashion sangat diminati di Indonesia.
Masa remaja merupakan suatu masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Seorang remaja tidak lagi dapat disebut anak kecil, tetapi belum juga dapat dianggap sebagai orang dewasa. Namun di sisi lain ia ingin bebas dan mandiri, lepas dari pengaruh orang tua, di lain sisi pada dasarnya ia tetap membutuhkan bantuan, dukungan serta perlindungan orang tuanya.
Remaja adalah komunitas yang paling mudah untuk menerima suatu perubahan-perubahan baru yang terjadi di suatu lingkungan masyarakat. Sifat remaja yang selalu ingin tahu dan mencoba perubahan yang baru dikenalnya, akan mendorong remaja untuk masuk dalam lingkungan baru yang sebelumnya belum ia rasakan.
Masa remaja merupakan suatu fenomena sosial yang sangat menarik untuk dibahas, karena pada tahap ini para remaja sedang mengalami suatu pencarian jati diri pada dirinya. Banyak dinamika kehidupan yang akan dilalui oleh seorang remaja, dimana sebelumnya belum pernah dirasakan oleh remaja. Seorang anak
(25)
4
yang beranjak dewasa akan mendapat suatu pembelajaran baru didalam kehidupannya, pembelajaran tersebut akan didapat seorang remaja ketika remaja berada di lingkungan masyarakat. Lingkungan sangat berperan di dalam suatu keadaan-keadaan sosial.
Sebagaimana yang dikemukakan dalam kutipan Ensiklopedia (1990:121), sebagai berikut :
“ Pengaruh lingkungan terhadap pembentukan kebiasaan sangat besar. Adanya
keuntungan atau imbalan yang menyenangkan atas suatu perilaku atau cara bereaksi bisa membuat perilaku atau cara bereaksi itu meneguh menjadi kebiasaan. Lingkungan Kultural akan berusaha menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baik pada individu. Dengan menganjurkan urutan-urutan tindakan yang teratur, orang tua mengusahakan penyaluran kecenderungan-kecenderungan alamiah pada anak kearah terbentuknya pola-pola kebiasaan yang baik. Lingkungan dan pergaulan yang buruk tidak jarang menyebabkan berkembangnya kebiasaan-kebiasaan baik pada individu”.
Dinamika kehidupan remaja merupakan fenomena sosial yang sangat menarik dan tak ada habisnya untuk dibahas. Seperti halnya fenomena sosial yang tengah terjadi dalam lingkungan masyarakat kita saat ini. Dimana makin maraknya para remaja yang gemar menonton tayangan K-pop yang ada di televisi untuk melihat dan meniru penampilan K-pop. Gejala ini memang tidaklah terlalu mengkhawatirkan jika sepintas untuk di pahami. Aktivitas menonton dan meniru penampilan K-pop hanyalah untuk sekedar mencari hiburan dan referensi berpakain agar terlihat menarik dalam berpenampilan. Tetapi karena khalayak
(26)
5
merasa membutuhkan dan harus memiliki media massa tersebut biasanya mengakibatkan waktu luang mereka dihabiskan hanya untuk menonton televisi khususnya pada kalangan remaja.
Di Baturaja, tayangan K-pop sudah mulai mempengaruhi penampilan remaja, mulai dari gaya rambut, cara berpakaian, cara berbicara, dan cara berinteraksi dengan sesama teman. Menurut Soejorno Soekanto (2006:57), berlangsungnya suatu interaksi didasarkan pada berbagai faktor, salah satunya ialah identifikasi. Identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Kecenderungan meniru penampilan K-pop juga terjadi pada remaja yang ada di Baturaja.
Peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa remaja di Universitas Baturaja. Beberapa remaja di Universitas Baturaja sangat menyukai K-pop, para remaja ini mengaku sangat tertarik dengan girlband dan boyband Korea. Remaja ini mengaku sering mengikuti penampilan orang Korea yang sering dilihat di tayangan K-pop tersebut, karena tayangan K-pop yang sering dilihat di televisi sangat bagus, dan dapat menginspirasi cara berpenampilan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan pengamatan langsung dilapangan. Dari hasil pengamatan, peneliti menemukan bahwa ada kecendrungan meniru penampilan K-pop oleh remaja tersebut. Penampilan K-pop itu sendiri adalah penampilan anak muda Korea yang sedang tren pada masa sekarang. Remaja tersebut ada yang meniru gaya rambut artis korea, yang biasanya disebut dengan istilah rambut ala K-pop, model rambut yang ditiru
(27)
6
adalah model rambut keriting bergelombang, atau lurus panjang berponi, dan yang lainnya.
Selain itu peneliti juga mengamati cara berpakaian para remaja yang dalam hal ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Universitas Baturaja. Pada tahap wawancara beberapa remaja tersebut mengaku bahwa pakaian yang dipakai terinspirasi dari tayangan K-pop, pakaian yang dimaksud antara lain, baju dengan ukuran besar, aksesoris dengan warna-warna terang, pakaian dengan bentuk yang unik, dan sebagainya. Selain melakukan wawancara, pada tahap pengamatan peneliti juga menemukan fakta-fakta yang sama tentang penampilan remaja di Baturaja.
Peneliti melakukan penelitian terhadap mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Angkatan 2012 karena dari pengamatan si peneliti, mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi ini lebih tampil modis dibandingkan dengan Fakultas yang lain. Peneliti memilih Mahasiswa dan mahasiswi Angkatan 2012 karena dalam hal penampilan mereka sangat update mengikuti perkembangan tren saat ini yaitu penampilan ala K-pop dan mereka juga masih tergolong mahasiswa baru yang ingin tampil modis tetapi tetap sopan untuk penampilan sehari-hari ke kampus.
Dari hasil pengamatan langsung di lapangan dan wawancara si peneliti kepada beberapa mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Angkatan 2012, peneliti menemukan fakta bahwa para mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi ini sering menonton tayangan K-pop untuk melihat, meniru dan mengikuti cara berpakaian para artis K-pop untuk menjadi referensi dan mengaplikasikannya
(28)
7
dalam penampilan mereka. Para mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja ini memiliki kecenderungan meniru penampilan K-pop dari kebiasaan menonton tayangan K-pop tersebut. Baik itu cara berpakaian, model rambut, atau cara memadukan warna.
Berdasarkan pemaparan diatas, menjadi landasan kuat bagi penulis untuk meneliti gejala sosial yang sedang marak dikalangan remaja saat ini. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memperjelas lagi pengaruh kebiasaan menonton tayangan Korean pop (K-pop) terhadap penampilan remaja di Universitas Baturaja khususnya mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Angkatan 2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang yang peneliti uraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian, yakni : “Bagaimanakah pengaruh kebiasaan menonton tayangan Korean pop (K-pop) terhadap penampilan remaja di Universitas Baturaja”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebiasaan menonton tayangan Korean pop (K-pop) terhadap penampilan remaja di Universitas Baturaja.
(29)
8
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan beberapa manfaat, baik manfaat akademis atau teoritis, maupun manfaat praktis. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Diharapkan penelitian ini akan mampu memberikan konstribusi pemikiran bagi studi Sosiologi terutama yang berkaitan dengan masalah komunikasi, pendidikan, dan keluarga.
b. Penelitian ini bermanfaat untuk memberi masukan bagi rekan-rekan lainnya apabila mengadakan penelitian yang sama di masa yang akan datang.
2. Secara Praktis
a. Penelitian ini dapat menjadi tolak ukur sejauh mana tayangan Korean Pop (K-pop) mempengaruhi khalayak terutama di kalangan remaja.
b. Penelitian ini juga diharapkan bisa untuk menambah wawasan masyarakat tentang komunikasi massa.
c. Penelitian ini dapat memberikan pemahaman bahwa sebaiknya khalayak menyaring terlebih dahulu informasi yang disampaikan oleh media agar tidak langsung diterima, karena tidak semua tayangan di media itu baik untuk di tiru.
(30)
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, orang, benda, dan sebagainya, yang berkuasa atau berkekuatan gaib dan sebagainya (Nirmala dan Pratama, 2003:312). Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh merupakan kekuasaan atau kekuatan yang mengakibatkan perubahan perilaku orang lain atau kelompok lain.
Kata pengaruh, terpengaruh, berpengaruh, atau mempengaruhi memang hampir sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. Menurut Nirmala dan Pratama dalam bukunya Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (20003:312), mengatakan bahwa terpengaruh artinya dipengaruhi atau terkena pengaruh, berpengaruh artinya ada pengaruhnya, mempunyai pengaruh, atau berkuasa. Sedangkan mempengaruhi artinya bepengaruh pada seseorang.
B. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan kebutuhan dalam hidup manusia, karena manusia adalah makhluk sosial. Manusia selalu membutuhkan orang lain untuk berbagi cerita, untuk menjawab rasa ingin tahu, untuk mengekspresikan diri, untuk menemukan jati diri, dan sebagainya.
(31)
10
Komunikasi merupakan ilmu pengetahuan yang netral, artinya bisa di aplikasikan dengan berbagai bidang, seperti ekonomi, agama, sosial, budaya, politik, dan sebagainya. Apapun yang dilakukan di dunia ini pasti diawali dengan komunikasi. Menurut Winarso (2005:1), semua orang memerlukan komunikasi dimana saja, kapan saja. Manusia perlu berkomunikasi, karena ingin menyampaikan pesan. Pesan dalam komunikasi tidak harus diucapkan melalui ucapan, ketika istri menunggu suami di depan rumah, maka saat itulah komunikasi terjadi, ketika manusia tersenyum, itu juga merupakan komunikasi.
Dalam bahasa komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message). Orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator), sedangkan orang yang menerima pesan disebut komunikan (communicatee). Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan (Onong, 2003:28).
Menurut Onong (2003:28), Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.
Dari definisi-definisi yang diuraikan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi dalam bentuk informasi manusia yang saling mempengaruhi antara satu sama lain. Komunikasi akan dikatakan berhasil jika pesan yang disampaikan komunikator sama dengan pesan yang diterima oleh komunikan.
(32)
11
C. Komunikasi Massa
Menurut Bungin (2009:71), komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa yang meliputi surat kabar, radio, televisi, dan sebagainya. Komunikasi massa dapat menjangkau khalayak secara luas, karena pesan yang disampaikan oleh media massa pada umumnya untuk khalayak ramai. Dalam satu hari ada puluhan, ratusan, bahkan jutaan orang yang mendengarkan radio, membaca koran, atau menonton televisi.
Kebanyakan orang memilih menghabiskan waktu dengan media massa, karena melalui media massa dapat mengetahui informasi apa yang tidak diketahui. Pesan yang disampaikan dengan media massa itulah yang disebut dengan komunikasi massa. Menurut Winarso (2009:21), pesan yang dilakukan dengan komunikasi massa dikirimkan kepada penerima pesan secara tidak langsung menggunakan beberapa bentuk alat mekanis.
Alat mekanis komunikasi massa contonya adalah televisi, radio dan sebagainya. Dalam komunikasi massa sumber dan penerima tidak secara fisik berada di tempat yang sama. Artinya antara penyampai pesan dan penerima pesan bisa berada di tempat yang berbeda, memiliki jarak, ruang, dan terkadang waktu yang berbeda.
(33)
12
D. Hasil Dari Komunikasi Massa
Komunikasi massa dikatakan berpengaruh jika komunikasi itu mampu menggerakkan orang-orang. Komunikasi dapat menggerakkan orang-orang itu artinya komunikasi massa yang terjadi telah berhasil. Hasil dari Komunikasi massa ada tiga (John Vivian, 2008:462) :
1. Amplifikasi
Amplifikasi merupakan menyebarkan satu pesan. Sasaran dari media massa adalah khalayak ramai, oleh sebab itu pesan yang disampaikan memiliki peluang besar untuk tersebar luas, tergantung bagaimana pesan itu menarik atau tidak bagi khalayaknya. Penulis majalah, atau pembawa berita di televisi memiliki peluang untuk menjangkau puluhan, ratusan, bahkan ribuan orang melaluli media massa.
2. Tanggapan
Komunikasi massa merupakan komunikasi yang terjadi dua arah, meskipun tanggapan atau feedbacknya terkadang memerlukan waktu lebih lama dari pada komunikasi tatap muka. Biasanya penerima pesan, setelah memahami pesan yang akan memberikan respon. Proses inilah yang disebut umpan balik atau tanggapan atau bisa juga disebut feedback.
3. Efek
Tujuan dari komunikasi atau proses penyampaian pesan adalah untuk menimbulkan efek. Tidak bisa dipungkiri, jika komunikasi dilakukan tanpa efek maka komunikasi tidak akan terjadi dengan baik. Seorang pelawak adalah
(34)
13
menyampaikan lawakannya berharap setidaknya penonton akan tersenyum, begitupun dengan film horor yang ditayangkan, pihak produksi berharap audience akan takut, tegang, dan ikut dalam alur cerita seolah-olah berada di tempat kejadian.
E. Pengertian Kebiasaan
Kebiasaan adalah perbuatan yang otomatis, sehingga merupakan perbuatan yang seperti mesin atau yang berbeda diantara intelektual yang tinggi dan yang ada hubungannya dengan yang terbaik dan yang termulya dalam pribadi manusia (Kamus Konseling, 1996:176).
Kebiasaan adalah perilaku tetap individu yang akan tampil setiap kali ia berada dalam situasi tertentu atau ketika menghadapi situasi tertentu (Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1990:231).
Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis menyatakan bahwa kebiasaan adalah perilaku tetap individu yang secara otomatis akan tampil saat dalam situasi tertentu, sehingga merupakan perbuatan yang seperti mesin ketika menghadapi suatu situasi tertentu.
F. Pengertian Menonton
Menonton merupakan salah satu kegiatan dengan menggunakan mata untuk memandang (memperhatikan) sesuatu. Sebagai salah satu aspek perhatian, menonton berusaha menggali informasi baik dari televisi maupun yang lainnya.
(35)
14
Adapun hal-hal pokok yang harus diperhatikan dalam menonton antara lain :
1. Minat
Slameto (2003:180) menyebutkan bahwa minat merupakan suatu rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Keegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yanglama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang. Sedangkan mkinat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Minat itu sendiri tidak dibawa sejak lahir, melainnkan diperoleh kemudian.
2. Perhatian
Menurut Ghazali perhatian merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek. Adapun macam-macamnya antara lain:
a. Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktifitas atau pengalaman batin
b. Atas dasar cara timbulnya
(36)
15
G. Pengertian Tayangan
Tayangan berasal dari kata tayang, menurut Nirmala dan Pratama (2003:462), tayangan adalah menayangkan, mempertunjukkan (film dan sebagainya). Artinya, tayangan adalah sebuah tontonan yang mempertontonkan suatu acara, film, atau musik, dan sebagainya. Sedangkan tayangan di televisi berarti sebuah tontonan, tayangan atau pertunjukkan, yang ditampilkan melalui media televisi.
H. Pengertian Televisi
Televisi adalah sebuah media yang mampu memancarkan suara (audio) dan gambar (visual) sekaligus. Televisi menjadi pilihan utama keluarga sebagai sumber hiburan dan informasi (Surbakti, 2008:X). Dengan tayangan yang mampu memberikan gambar dan suara sekaligus, penggemar televisi semakin banyak. Dengan bertambahnya penggemar, maka televisi pun semakin berpengaruh terhadap audiencenya.
I. Pengaruh Tayangan di Televisi
Banyaknya audience menjadikan televisi sebagai media yang sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan orang banyak. Menurut Michael Novak (dalam Vivian, 2008:225) :
“Televisi adalah pembentuk geografi jiwa. Televisi membangun struktur ekspektasi jiwa secara bertahap. Televisi melakukan itu persis seperti sekolah memberi pelajaran secar bertahap, selam bertahun-tahun. Televisi mengajari pemikiran yang belum matang dan mengajari mereka cara
(37)
16
Onong (2003:318), menyatakan bahwa dampak yang ditimbulkan acara televisi terhadap pemirsanya ada tiga, antara lain :
1. Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.
2. Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada tren aktual yang ditayangkan televisi.
3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial bahwa yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa sehari-hari.
Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa televisi dapat mempengaruhi pemikiran maupun sikap khalayaknya. Dengan melihat tayangan di televisi secara continue maka secara tidak langsung audience bisa terpengaruh untuk meniru apa yang mereka lihat. Dengan melihat, rasa penasaran kemungkinan akan muncul. Khalayak yang awalnya hanya ingin tahu, setelah melihat tayangan di televisi dapat berubah menjadi ingin mencoba.
Pengamat media, George Comestock menulis dalam bukunya yang berjudul Television in America (Vivian:226) :
“Televisi telah menjadi faktor tak terelakkan dan tak terpisahkan dalam membentuk diri seseorang dan akan seperti apa diri seseorang itu nanti.”
Artinya, dengan menonton tayangan televisi audience bisa saja terinspirasi kemudian meniru, sehingga hal itu secara tidak langsung telah mempengaruhi diri seseorang.
(38)
17
J. Frekuensi Tayangan Televisi
Menurut Pratama dan Nirmala, frekuensi adalah kekerapan atau jarang kerapnya (2003:130). Maksudnya adalah jarak waktu dan jangka waktu terhadap sesuatu yang ditampilkan. Sedangkan tayangan menurut Pratama dan Nirmala, adalah menayangkan, membawa, atau mempertunjukkan (2003:462). Jadi, frekuensi tayangan di televisi adalah ukuran waktu sering atau tidak sebuah tayangan itu ditayangkan di televisi.
K. Pengertian K-pop
Menurut Yuanita dalam bukunya Korean Wave dari K-pop hingga tampil gaya ala Korea (2011:11), K-pop adalah kepanjangan dari Korean pop (musik pop Korea) yang artinya musik Korea populer yang berasal dari Korea Selatan. Sumber aliran K-pop adalah musik pop, R&B, dance pop, musik Korea, new jack swing atau hip-hop.
K-pop berciri khas lagu-lagu ceria dengan tempo cepat dan lirik bahasa Korea dicampur sedikit bahasa Ingris denan diiringi modern dance. Selain itu personil K-pop adalah orang Korea yang sebagian besar memiliki wajah yang cantik dan tampan, modis, dan performa yang maksimal (Yuanita, 2012:4).
K-pop atau Korean pop menjadi jenis musik yang sangat fenomenal saat ini. Jenis musik K-pop telah membius jutaan remaja Asia untuk setia menjadi fans setia K-pop. Sangat wajar jika K-pop menjadi begitu istimewa di hati penggemarnya, hal ini karena artis K-pop tidak hanya mengedepankan tampilan luar saja, tetapi juga sangat memperhatikan Kualitas vokal, dan Kekompakkan dalam menari (Fatma,
(39)
18
2012, http://berita-258-fenomena-boyband-dan-girlband-indonesia.html, diakses pada hari selasa, tanggal 13 agustus 2013, pukul 20.15 wib ).
Dalam musik K-pop, audince juga akan mengenal istilah boyband atau girlband. Boyband atau girlband berbeda dengan K-pop. Boyband atau girlband adalah grup musiknya, sedangkan K-pop adalah jenis aliran atau tipe musik serta gayanya (Yuanita, 2012:3).
Istilah boyband atau girlband adalah grup vokal/musik yang memadukan lebih dari satu suara menjadi sebuah harmoni musik/nyanyian. Boyband atau girlband sebenarnya sudah ada sejak tahun 90-an. Seperti AB three (trio-wanita), trio libels (trio-pria), Lingua (trio-campuran), Elfa’s Singers (kwintet-campuran), warna (kwintet-campuran), Kahitna, dan masih banyak lagi. Meskipun demikian boyband atau girlband yang berasal dari Korea atau K-pop berbeda dengan boyband atau girlband Negara lain, yang membedakannya adalah artis K-pop personilnya orang Korea, selain itu K-pop dikenal dengan kualitas dance dan suara yang bagus, K-pop tidak hanya mengedepankan tampilan luar saja, untuk menjadi artis K-pop masyarakat Korea harus dilatih terlebih dahulu oleh perusahaan yang merekrut calon artis K-pop salama beberapa tahun. Calon K-pop dilatih mulai dari umur yang masih belia (sekitar umur 12-17 tahun), diseleksi dengan ketat, dan diajari bagaimana seharusnya attitude seorang artis di depan publik untuk menjaga nama baik perusahaan agensi tersebut (Liem, 2013, http://heyitsreality.blogspot.com/2013/05/fashion-guide-k-pop-styles.html,
(40)
19
K-pop berciri khas lagu-lagu ceria dengan tempo cepat dan lirik bahasa Korea dicampur sedikit bahasa Ingris denan diiringi modern dance. Selain itu personil K-pop adalah orang Korea yang sebagian besar memiliki wajah yang cantik dan tampan, modis, dan performa yang maksimal (Yuanita, 2012:4).
Tren berpakaian ala Korea saat ini menjadi panutan bagi para remaja. Ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari busana Korea ini adalah pemakaian warna yang mencolok, motif yan bertabrakan, style yang feminin, dan modifikasi yang unik. K-pop juga dikenal sering memakai aksesoris unik, baju dengan model garis-garis, kaos big size, model rambut lurus panjang berponi, model rambut panjang ikal bagian bawah, atau model rambut bergelombang (gebyarandyono, 2012, http://mengapa-trend-fashion-kpop-mewabah-di-indonesia.html, diakses pada hari rabu, tanggal 14 agustus 2013, pukul 17:00 wib). Sedangkan menurut Yuanita (2012:9), fashion Korea terlihat sederhana namun tetap fashionable. Contoh gambar pakaian berwarna terang, kaos big size, kaos garis-garis, pakaian motif bertabrakan, dan model rambut K-pop bisa di lihat pada lampiran.
L. Sejarah K-pop
Berkembangnya K-pop dalam kehidupan bermasyarakat tidak datang dengan sendirinya. Ada latar belakang dibalik fenomena K-pop yang cenderung terjadi pada remaja. Menurut Yuanita (2012:12), K-pop pra-modern pertama kali muncul pada tahun 1990 akibat masuknya musik pop Jepang yan juga turut mempengaruhi unsur-unsur awal musik pop di Korea. Pada tahun 1960 pengaruh musik yang diadakan oleh pangkalan militer Amerika Serikat di Korea Selatan.
(41)
20
Tahun 1992 menandakan awal mula datangnya musik K-pop modern, yang memberikan warna baru dengan aliran musik rap, rock, dan techno America. Tren musik K-pop tahun 1992 banyak menghasilkan grup musik dan musisi yang berkualitas. Sasaran audiencenya adalah remaja.
Pada tahun 2000 artis K-pop pendatang baru mulai bermunculan, dari boyband sampai girlband, yang menjadi daya tarik K-pop adalah lagu-lagu yang bagus, para penari, dan efek panggung yang membuat hati penonton terpesona.
M. Pengertian Penampilan
Penampilan adalah sebuah proses, cara, atau perbuatan yang menampilkan sesuatu kepada orang lain (http://www.artikata.com/arti-380122-penampilan.html, diakses pada hari rabu, tanggal 14 agustus 2013, pukul 19.00 wib). Sedangkan dalam buku Kamus Lengkap Bahasa Indonesia karangan Nirmala & Pratama (2003:453), tampil artinya menampilkan, manampakkan diri, ke muka atau melangkah maju, dan ke depan.
Dari definisi tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa penampilan adalah perbuatan yang menampilkan sesuatu dengan didorong rasa percaya diri sehingga seseorang mampu menunjukkan sesuatu kepada orang lain.
N. Pengertian Remaja
Istilah yang berkembang untuk remaja berasal dari istilah asing antara lain puberteit adalah masa antara 12-16 tahun, dan adolescentia adalah usia sesudah pubertas, yakni antara 17-21 tahun (Singgih Gunarsa, 1990:6).
(42)
21
Menurut Soerdjono Soekanto (1987:50) remaja adalah suatu masa dimana anak berada pada usia 14-17 tahun. Sedangkan menurut Zakiyah Derajat (1974:35) remaja adalah suatu usia manusia yang paling banyak mengalami perubahan sehingga membawa perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa dan usia anak tersebut anatar 13-23 tahun.
Remaja merupakan usia seorang individu telah meninggalkan usia anak-anak yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu keusia yang lebih kuat dan penuh tanggung jawab baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat. Banyaknya masa transisi ini tergantung pada keadaan tingkat sosial masyarakat dimana ia hidup. Semakin maju masyarakat, semakin panjang usia remaja karena ia harus mempersiapkan diri di dalam masyarakat yang banyak syarat dan tuntutannya (Drajat dalam S.Willis, 1981:22).
Masa remaja menjadi suatu pertentangan dan pemberontakan, karena terlalu menitik beratkan ungkapan-ungkapan bebas dalam remaja dan dari ketidak patuhan seperti model penampilan, pakaian yang nyentrik, bacaan, film, sinetron, musik, dan penerangan media lainnya sering menggambarkan perilaku remaja yang secara umum sering dinilai kemungkinan berakibat sensasional. Sedangkan menurut Stanley Hall masa remaja penuh gejolak emosional dan ketidak seimbangan.
Menurut pendapat diatas, maka penulis menyatakan bahwa remaja adalah suatu masa peralihan atau transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, yang diikuti oleh tingkat psikologis dan emosionalitas yang dapat mempengaruhi tingkah laku yang bersangkutan.
(43)
22
1. Batasan Usia Remaja
Batasan usia remaja dapat ditentukan saat kita melihat adanya suatu proses yang dialami seorang remaja, dimana seorang remaja yang sedang beranjak dari masa peralihan atau transisi antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa akan cenderung untuk dapat mengontrol diri mereka sendiri.
Batasan remaja menurut Mappire (1992:10) membagi remaja awal dan remaja akhir. Remaja awal adalah usia 12-17/18 tahun, remaja akhir adalah usia 18-21 tahun. Sedangkan menurut Soerdjono Soekanto (1990:5) menyatakan bahwa remaja merupakan suatu masa dimana anak berada pada usia 11-17 tahun.
Sarlito Wirawan Sarwono (2000:14) mendefinisikan remaja untuk masyarakat Indonesia sama sulitnya menetapkan definisinya remaja secara umum. Masalahnya adalah karena Indonesia terdiri dari berbagai suku, adaptasi, dan tingkat sosial-ekonomi maupun pendidikannya. Walaupun demikian dapat menggunakan batasan usia remaja berkisar antara 11 sampai 24 tahun dikarenakan :
a. Usia 11 tahun adalah usia pada umumnya ditandai seksual sekunder mulai tampak (kriteria fisik).
b. Banyaknya masyarakat Indonesia usia 11 tahun dianggap akil baliq baik adaptasi maupun agama sehingga masyarakat tidak memperlakukan sebagai anak-anak (kriteria sosial).
(44)
23
c. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya segala identitas diri, tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual dan tercapainya puncak perkembangan kognitif maupun moral.
d. Batasan usia 24 tahun merupakan batas maksimal yaitu untuk memberikan peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua, namun belum bisa memberikan pendapatan sendiri serta belum mempunyai hak sebagai orang dewasa. e. Status perkawinan juga sangat menentukan karena arti perkawinan masih
penting dimasyarakat kita secara menyeluruh. Seseorang yang sudah menikah pada usia berapapun dianggap dan diperlakukan sebagai orang dewasa penuh baik secara hukum maupun dalam kehidupan masyarakat dan keluarga. Oleh karena itu definisi disini dibatasi khusus untuk yang belum menikah.
2. Perilaku Remaja
Adanya suatu kesenjangan hubungan antara orang tua dan anaknya dapat berdampak pada suatu konflik baru didalamnya. Remaja biasanya dikenal dengan suatu khas yang penuh gejolak dan penuh dinamika, selain itu remaja juga selalu mudah untuk terpengaruh dengan suatu keadaan baru yang belum pernah ditemui sebelumnya. Gejolak tersebut menjadi suatu daya pikat bagi remaja itu sendiri untuk mencoba sesuatu yang baru dalam dirinya. Tingkah laku remaja itu biasanya banyak terpengaruh oleh lingkungan tempat tinggal ataupun orang-orang yang ada disekelilingnya.
(45)
24
Tindakan remaja biasanya adalah suatu tindakan interpretatif yang timbul dari dalam diri remaja itu sendiri. Ada beberapa hal mengenai ciri-ciri dari pada remaja menurut Ny. Singgih dan Singgih D. Gunarsah (1984:62-66), yakni :
a. Kegelisahan; keadaan yang tidak tenang menguasai diri remaja. Mereka mempunyai banyak keinginan yang tidak selalu dapat dipenuhi.
b. Pertentangan yang terjadi pada diri mereka menimbulkan kebingungan baik pada diri remaja maupun pada orang lain.
c. Berkeinginan yang besar mencoba segala hal yang belum diketahuinya. d. Keinginan mencoba sering kali diarahkan pada diri sendiri atau orang
lain.
e. Keinginan menjelajahi alam sekitar pada diri remaja lebih luas. f. Mengkhayal dan berfantasi.
g. Aktivitas kelompok keinginan untuk berkelompok itu tumbuh sedemikian besarnya dan dapat dikatakan merupakan ciri umum masa remaja.
O. Kerangka Pemikiran
Televisi adalah sebuah media yang mampu memancarkan suara (audio) dan gambar (visual) sekaligus. Televisi menjadi pilihan utama keluarga sebagai sumber hiburan dan informasi (Surbakti, 2008:X). Pesan dalam media televisi akan didapat dari tayangan yang ditampilkan oleh televisi itu sendiri, dan tayangan dalam televisi sangat beragam, salah satunya adalah K-pop. K-pop atau Korean pop adalah jenis aliran atau tipe musik yang berasal dari Korea Selatan (Yuanita, 2012:3)
(46)
25
Maraknya fenomena kebiasaan remaja menonton tayangan K-pop disebabkan adanya suatu indikasi model kehidupan kapitalisme. Dimana adanya suatu kemajuan globalisasi dan berkembangnya gaya hidup modernisasi yang sulit dibendung masyarakat. Masyarakat merupakan komponen yang mudah untuk menerima suatu kemajuan dan perubahan yang ada dizaman yang telah modern saat ini.
Banyak artis dan kelompok musik pop Korea sudah menembus batas dalam Negeri dan populer di Manca Negara, tidak terkecuali di Indonesia. K-pop berciri khas lagu-lagu ceria dengan tempo cepat dan lirik bahasa Korea dicampur sedikit bahasa Ingris denan diiringi modern dance. Selain itu personil K-pop adalah orang Korea yang sebagian besar memiliki wajah yang cantik dan tampan, modis, dan performa yang maksimal. Hal inilah yang kemudian banyak membuat anak muda lain dari berbagai Negara di Asia, untuk meniru gaya K-pop (Yuanita, 2012:4). Untuk mengetahui bagaimana penampilan K-pop, khalayak dapat melihat tayangan K-pop di televisi, seperti video klip K-pop, kostum yang dipakai saat dance, atau tayangan live show K-pop di televisi.
K-pop atau Korean pop menjadi genre musik yang sangat fenomenal. K-pop
mampu membius jutaan remaja untuk setia menjadi fans K-pop (Yuanita, 2012:3). Dari kalimat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sasaran
utama tayangan K-pop adalah usia remaja, dan dari hasil observasi peneliti menemukan kecenderungan meniru penampilan K-pop pada mahasiswa dan mahasiswi Universitas Baturaja. Dalam observasi awal yang peneliti lakukan, pelajar tersebut ada yang meniru gaya rambut K-pop dan cara berpakaian K-pop.
(47)
26
Menurut situs K-pop jadi Kiblat Dunia Fashion ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari busana Korea ini adalah pemakaian warna yang mencolok, motif yang bertabrakkan, style yang feminin, dan modifikasi yang unik. Dari penjelasan diatas dapa disimpulkan bahwa penampilan ala K-pop lebih berani memadukan warna dan gaya, sehingga terlihat lebih cerah dan menarik perhatian dengan warna-warna yang mencolok.
Selain itu artis K-pop juga dikenal sering memakai beberapa aksesoris, baju dengan model garis-garis, Kaos big size, model rambut berponi, model rambut panjang lurus, atau model rambut gelombang (gebyarandyono, 2012, file:///F:/mengapa-trend-fashion-kpop-mewabah-di-indonesia.html, diakses pada hari minggu, 20 Mei 2012, pukul 17:00 WIB). Sedangkan menurut Yuanita (2012:9) fashion Korea terlihat sederhana namun tetap fashionable.
Setelah melakukan pengamatan langsung di lapangan, peneliti menemukan bahwa mahasiswa dan mahasiswi Universitas Baturaja memiliki kecenderungan meniru penampilan K-pop Tayangan K-pop tersebut. Baik itu cara berpakaian, model rambut, atau cara memadukan warna.
Dari uraian-uraian yang dijelaskan di atas, peneliti menarik kesimpulan yang dijadikan kerangka pemikiran yang lebih sederhana. Kerangka pemikiran dari uraian di atas adalah sebagai berikut :
(48)
27
Bagan 1. Kerangka Pikir
Bagan kerangka pikir di atas menggambarkan tentang hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) untuk menjawab permasalahan yang akan diteliti. Selain itu kerangka pemikiran dalam penelitian ini dibuat untuk memudahkan peneliti, dan mengetahui kebenaran agar dapat dipertanggung jawabkan. (X) Kebiasaan Menonton Tayangan K-pop (Y) Penampilan Remaja (Mahasiswa dan Mahasiswi
Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja
Angkatan 2012)
1. Pakaian yang didominasi warna-warna terang. 2. Pakaian dengan
motif-motif bertabrakkan. 3. Aksesoris.
4. Baju dengan motif garis-garis.
5. Kaos big size. 6. Rambut berponi. 7. Rambut panjang
lurus. 8. Rambut
bergelombang. 1. Frekuensi menonton
tayangan K-pop di televisi.
2. Penampilan K-pop di televisi.
3. Keinginan untuk tampil modis dan up to date
4. Mencari referensi dalam berpenampilan
(49)
28
P. Hipotesis
Hipotesis berasal dari 2 kata yaitu hypo yang artinya kurang, dan thesis yang artinya pendapat, jika digabungkan maka hipotesis artinya adalah pendapat yang kurang (Kriyantono, 2008:28), artinya hipotesis merupakan pendapat yang belum tentu kebenarannya. Masih dari sumber yang sama, Webbster’s New World Dictionary menyebutkan bahwa Hipotesis adalah :
“an unproved theory, proposition, etc, tentatively to explain certain facts or to provide a basis for infestigation, arguments. (hipotesis adalah teori, proposisi yang belum tebukti, diterima secara tentatif untuk menjelaskan fakta-fakta, atau menyediakan dasar untuk melakukan investigasi dan menyatakan argumen.”
Menurut Rachmat (1995:14), hipotesis menghubungkan teori dengan dunia empiris. Supaya dapat diuji, teori harus dirinci menjadi proposisi-proposisi, dan proposisi seperti ini deisebut hipotesis.
Dari penjelasan di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah dugaan sementara yang masih harus di uji dengan riset dan data empiris, dan hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H0 : “Tidak ada pengaruh antara Kebiasaan Menonton Tayangan Korean pop (K-pop) Terhadap Penampilan Remaja (Studi Pada Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja
Angkatan 2012).”
Ha : “Ada Pengaruh antara Kebiasaan Menonton Tayangan Korean Pop (K-pop) Terhadap Penampilan Remaja (Studi Pada Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012).
(50)
29
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan metode kuantitatif dimana melalui kerangka koseptual (landasan teori), peneliti dapat menentukan variabel dan indikatornya. Tipe penelitian ini digunakan untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi (Kriyantono, 2008:68).
Pengujian kuantitatif adalah penelitian yang datanya adalah kuantitatif, penelitian kuantitatif dimulai dari umum kemudian kekhusus kemudian ke umum lagi. Penelitian kuantitatif dimulai dengan teori-teori (umum). Dari teori-teori ini kemudian dibuat suatu konsep dirumuskan suatu atau beberapa hipotesis (khusus) (Ronny Kountur, 2003:18).
Tipe penelitian ini merupakan tipe penelitian yang tepat menurut peneliti, karena penelitian ini akan mengambarkan metode secara rinci apakah ada pengaruh kebiasaan menonton tayangan Korean Pop (K-pop) terhadap penampilan remaja (studi pada mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012).
(51)
30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa dan mahasiswi di Universitas Baturaja Angkatan 2012. Pemilihan lokasi ini di dasarkan pada kecenderungan untuk mengikuti tren di kalangan mahasiswa sangat besar. Hal ini memungkinkan para remaja mengikuti dan meniru penampilan artis K-pop dan menerapkannya dalam penampilan mereka sehari-hari. Waktu penelitian ini dilaksanakan dari bulan juni 2013 sampai dengan selesai.
C. Variabel Penelitian
Menurut Kriyantono (2008:19), variabel adalah karakteristik yang dapat diamati dari sesuatu (objek), dan mampu memberikan macam-macam nilai atau beberapa kategori. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Variabel Bebas (x)
Variabel bebas (x) adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel lainnya. Kriyantono (2008:21), menyebutkan bahwa variabel pengaruh (x) adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah kebiasaan menonton tayangan K-pop baik itu frekuensi menonton tayangan K-pop, penampilan K-pop di televisi, keinginan untuk tampil modis dan up to date atau mencari referensi dalam berpenampilan.
(52)
31
2. Variabel Terikat (y)
Variabel terikat (y) adalah variable yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebaai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Kriyantono, 2008:21). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah penampilan Mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012.
Penampilan tersebut tidak lain adalah akibat dari tayangan K-pop yang sering ditayangkan di televisi, yaitu pakaian yang didominasi warna-warna terang, pakaian dengan motif-motif bertabrakkan, tambahan aksesoris, baju dengan motif garis-garis, kaos big size, rambut berponi, rambut panjang lurus, dan rambut bergelombang.
D. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah gambaran tentang fenomena yang akan diteliti. Definisi konseptual ini diharapkan dapat menyederhanakan seluruh pemikiran dalam penelitian ini. Dengan adanya definisi konseptual ini, peneliti berharap dapat menjelaskan tentang apa yang akan diteliti dengan bahasan yang lebih sederhana.
(53)
32
Definisi konseptual dalam penelitian ini adalah :
1. Kebiasaan Menonton Tayangan K-pop
Kebiasaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata biasa yang artinya lazim, umum, dan sering, sedangkan kebiasaan adalah sesuatu yang sudah biasa dilakuakan. Kebiasaan berdasarkan hasil penelitian oleh Dr. Leonard Eron dan Dr. Rowell Husmann dari University of Michigan (2004) adalah suatu yang sering dilakukan, sedangkan kebiasaan menonton dapat dikatakan sebagai tingkat keseringan dalam menonton televisi, frekuensi, dan lamanya dalam menonton. Menurut Lickona (1991) kebiasaan atau habit dapat diartikan sebagai latihan yang dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi karakter. Karakter ini yang akan menjadi suatu budaya dalam kehidupan sehari-hari.
Tayangan K-pop adalah kepanjangan dari Korean pop yaitu musik populer dari Korea. Tayangan K-pop dapat dinikmati di berbagai channel televisi.
2. Penampilan Remaja
Tampil artinya menampilkan, manampakkan diri, ke muka atau melangkah maju, dan ke depan. Sedangkan penampilan adalah sebuah proses, cara, atau perbuatan yang menampilkan sesuatu kepada orang lain. Pesan atau informasi yang didapat dari tayangan di televisi akan mendapat perhatian dari khalayak. Semakin besar perhatian dari khalayak maka semakin besar juga efek yang akan didapat. Efek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan sikap dan tindakan dari remaja (mahasiswa dan mahasiswi) Universitas Baturaja terhadap tayangan K-pop di televisi.
(54)
33
E. Definisi Operasional
Definisi operasional dibutuhkan untuk membatasi parameter atau indikator yang diinginkan peneliti dalam penelitian sehingga apapun variabel-variabel penelitian yang digunakan, maka semuanya hanya muncul dari konsep tersebut (Bungin, 2001:76).
Dengan adanya definisi operasional maka pembahasan tidak akan meluas. Setiap penelitian harus memiliki definisi operasional agar penelitian tersebuat dapat diukur. Ukuran dalam konsep penelitian inilah yang akan menentukan nilai dalam suatu penelitian. Definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Kebiasaan Menonton Tayangan K-pop (Variabel X)
- Frekuensi menonton tayangan K-pop di televisi.
- Penampilan K-pop di televisi.
- Keinginan untuk tampil modis dan up to date
- Mencari referensi dalam berpenampilan.
2. Penampilan Remaja (Variabel Y)
- Pakaian yang didominasi warna-warna terang.
- Pakaian dengan motif-motif bertabrakkan.
- Aksesoris.
(55)
34
- Kaos big size.
- Rambut berponi
- Rambut panjang lurus.
- Rambut bergelombang.
F. Populasi dan Sampel
Menurut Rachmat Kriyantono dalam buku riset Komunikasi (2008:150), populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti, sedangkan sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek atau fenomena yang akan diteliti. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, diketahui terdapat 314 orang mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Angkatan 2012 di Universitas Baturaja.
Tabel 1
Jumlah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012
Manajemen Pembangunan Jumlah mahasiswa dan mahasiswi
Kelas Reguler 202 18 220
Kelas D 46 3 49
Kelas Non Reguler 39 6 45
Jumlah mahasiswa dan mahasiswi
287 27 314
(56)
35
Sampel dalam penelitian ini akan diambil dari populasi yang diteliti. Adapun cara menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus yamane. Peneliti memilih rumus ini karena jumlah populasi besar (Kriyantono, 2008:162), dibawah ini akan dijelaskan rumus yamane yang digunakan oleh peneliti :
n =
���²+1
Keterangan :
n : sampel d : presisi N : populasi
Dari rumus di atas, maka sampel dalam penelitian ini adalah :
n
=
314314.0,1²+1
n : 76 remaja
Adapun metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode pengambilan sampel acak sederhana (Simple random sampling) yaitu sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
G. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti memerlukan data yang akurat dan sah, demi mendapatkan hasil penelitian yang maksimal. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini ada dua, yaitu :
(57)
36
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan (Kriyantono, 2008:41). Pendukung data primer dalam penelitian ini adalah angket/kuesioner.
Menurut (Kriyantono, 2008:95), dalam bahasa sederhana menjelaskan bahwa kuesioner (angket) adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan angket tertutup, dimana responden akan memilih 1 dari 3 jawaban yang akan diajukan dalam setiap pertanyaan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder (Kriyantono, 2008:42). Data sekunder dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, buku, dan internet.
a. Observasi
Kegiatan observasi adalah kegiatan mengamati objek-objek di sekitar dengan bantuan pancaindra yang dimiliki. Kegiatan observasi ini merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk memahami lingkungan. Dengan demikian maka observasi adalah pengamatan secara langsung dan pencatatan secara sistematis dari berbagai macam fenomena yang muncul berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.
(58)
37
b. Interview
Interview atau wawancara menurut Berger (dalam Kriyantono, 2008:98), adalah percakapan antara periset (seseorang) yang berharap mendapatkan informasi dan informan seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek.
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa interview atau wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
c. Dokumentasi
Suatu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mencari atau mengumpulkan data-data sekunder yang berhubungan dengan masalah penelitian yang dalam kaitannya untuk melengkapi data primer. Dokumentasi adalah instrumen pengumpulan data yang sering digunakan dalam berbagai metode pengumpulan data. Dengan cara mempelajari sumber-sumber data yang ada dilokasi penelitian yaitu Universitas Baturaja yang ada di Kota Baturaja, serta mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.
H. Teknik Pengolahan Data
Metode yang digunakan untuk menghitung data yang telah didapat yaitu dengan perhitungan statistik menggunakan program SPSS versi 16.00 sehingga dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu pengaruh kebiasaan menonton tayangan Korean Pop (K-pop)
(59)
38
terhadap penampilan remaja (Studi pada mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012). Dalam penelitian kuantitatif dikenal beberapa metode pengumpulan data seperti angket, wawancara, observasi, maupun dokumentasi yang dikumpulkan secara langsung di lapangan. Demikian pula dalam pengolahan data penelitian ini, metode yang digunakan adalah :
1. Editing
Yaitu pemeriksaan data yang diperoleh mengenai kesempurnaan jawaban yang diberikan responden, baik bentuk kesesuaian jawaban atau kejelasan dalam penulisan.
2. Koding
Yaitu memberikan kode tertentu terhadap setiap jawaban yang diperoleh dari responden dan kemudian dikategorikan.
3. Tabulasi
Yaitu mengelompokkan jawaban-jawaban yang serupa dengan teratur dan sistematis, kemudian memasukkan data dalam tabel-tabel sehingga lebih mudah untuk dibaca.
(60)
39
I. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengukuran skala interval. Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data lainnya dan mempunyai bobot-bobot atau jarak interval yang sama (Kriyantono, 2008:136). Skala interval digunakan untuk menentukan tinggi, sedang, atau rendah suatu nilai dalam penelitian.
Sutrisno Hasdi (2000:12) menjelaskan bahwa klasifikasi nilai dalam peneliti dapat dihitung dengan rumus :
�= NT−NR K
Keterangan :
I : Interval.
NT : Nilai Tinggi.
NR : Nilai Rendah.
K : Kategori.
Penelitian ini memberikan skor atau bobot pada masing-masing intensitas jawaban dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jawaban A diberi skor 3 (tiga). 2. Jawaban B diberi skor 2 (dua). 3. Jawaban C diberi skor 1 (satu).
(61)
40
J. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
Pengujian validitas instrument penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment, pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana alat pengukuran itu dapat mengukur apa yang ingin diukur. Jadi untuk dikatakan valid, suatu kuisioner tersebut harus mampu mengungkapkan sesuatu yang dapat di ukur (Singarimbun, 1991:124). Rumus yang digunakan yaitu :
R
yx=
(Σxy ) �∑ 2 �∑ 2 Keterangan :
ryx : Koefisien Korelasi.
x : Skor pernyataan ke-n.
y : Skor total.
2. Uji Reliabilitas
Untuk menguji reliabilitas peneliti menggunakan koefisien reliabilitas alpha dengan rumus alpha cronbach sebagai berikut :
α = [
kk − 1
]
[
1
∑σb² ∑ σ1²]
(62)
41
Keterangan :
α = Nilai reliabilitas
k = Jumlah item pertanyaan
∑σb² = Nilai varians masing-masing item
∑σ1² = Varians total
Langkah untuk menguji validitas dan reliabilitas yaitu :
1. Jika corrected item total correlation > r table, maka vaiabel tersebut valid. 2. Jika alpha > 0,7 maka alat ukur dinyatakan reliabel, dan sebaliknya apabila alpha < 0,7 maka alat ukur dinyatakan tidak reliable (Sugiyono, 2002:109).
K. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif. Adapun metode statistik yang digunakan adalah :
1. Koefisien Korelasi Product Moment
Peneliti memilih teknis analisis data ini karena rumus ini digunakan untuk mengetahui derajat kekuatan hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara variable/data/skala interval dengan interval lainnya (Kriyantono, 2008:173).
(63)
42
Adapun rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut :
r
xy = �Σ − (Σ )(Σ )
�Σ 2− Σ 2 {�Σ 2− Σ 2} Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel y dan variabel x. xy : Hasil perkalian variabel x dan variabel y.
x : Hasil skor angket variabel x. y : Hasil skor angket variabel y.
x2 : Hasil perkalian kuadrat dari hasil angket variabel x. y2 : Hasil perkalian kuadrat dari hasil angket variabel y N : Jumlah sampel (responden)
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antar kedua variable berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan penafsiran atau interprestasi angka yang di kemukakan oleh (Sugiyono, 2002:214) sebagai berikut :
Tabel 2
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 -1,000
0,60 - 0,799 0,40 - 0,599 0,20 - 0,399 0,00 0,199
Sangat Kuat Kuat Sedang Rendah Sangat Rendah
(64)
43
Dengan nilai rxy yang diperoleh, kita dapat melihat secara langsung melalui tabel korelasi yang menguji apakah nilai r yang kita peroleh tersebut berarti atau tidak, tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas r yang signifikan tertentu, dalam hal ini signifikan 5% bila nilai r tersebut signifikan artinya, hipotesisi alternatif dapat diterima.
2. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa persen pengaruh yang ditimbulkan oleh variable bebas terhadap variable terikat. Menurut (Sugiyono, 2002:149) rumus yang digunakan adalah :
D = r
2x 100%
Keterangan :
D : Koefisien determinasi.
r : Koefisien korelasi product moment.
L. Pengujian Hipotesis
Menurut Kriyantono (Riset Komunikasi, 2008:175) pengujian signifikan koefisien korelasi, dapat dihitung dengan menggunakan uji ttest atau thitung . Adapun rumus uji t adalah sebagai berikut :
t =
� �−2(65)
44
Keterangan :
t : Nilai uji T.
r : Nilai Korelasi.
n : Besarnya sampel.
Setelah hasil pada rumus di atas diperoleh, maka pengujian hipotesis dilanjutkan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t table pada tariff signifikan 5% dan df = n – 2. Ketentuan yang dipakai dalam perbandingan adalah :
1. Jika T hitung > T table dengan taraf signifikan 5%, maka koefisien regresinya signifikan yang berarti hipotesis diterima.
2. Jika T hitung < T table dengan taraf signifikan 5%, maka koefisien regresinya signifikan yang berarti hipotesis ditolak.
(1)
Bagan 3
Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja
Sumber : TU Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja, tahun 2013
DEKAN
YUNITA SARI, S.E, MSi SENAT FAKULTAS PD I SRI NOVARINA, S.E, M.Si KA. PRODI MANAJEMEN ERVIN MARDALENA , M.Si
KA. PRODI EKO. PEMBANGUNAN NOVEGYA.R.P, S.E, M.Si SEKPRODI EKO.PEMB SEKPRODI MANAJEMEN ROSMALA.D, S.E, M.Si PD II MARDIAH KENAMON, S.E, M.Si DOSEN KA. TATA USAHA ASTINA AZIZAH, S.E STAF T.U DEWI.A, S.Pd KA. PERPUSTAKAAN ASMAUL, S.E STAF LABKOM STAF T.U
A. GANI, S.E
PD III RINI EFRIANTI, S.E, M.Si STAF PERPUSTAKAAN KA. LABKOM DEVI SAPUTRA, S.E MAHASISWA
(2)
93
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil analisis dengan menggunakan rumus korelasi product moment menunjukkan adanya pengaruh kuat antara kebiasaan menonton tayangan
Korean Pop (K-pop) di televisi terhadap penampilan remaja (mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja angkatan 2012). Hal ini terlihat dari perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment didapati hasil sebesar 0,735. Setelah dibandingkan dengan tabel
interpretasi koefisien korelasi didapati bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kebiasaan menonton tayangan Korean pop (K-pop) di televisi terhadap penampilan remaja (mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja angkatan 2012).
2. Hasil analisis koefisien determinasi menunjukkan bahwa didapati persentase pengaruh kebiasaan menonton tayangan Korean pop (K-pop) (variabel X) terhadap penampilan remaja (variabel Y) mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja angkatan 2012 adalah sebesar 54%, dan
(3)
penelitian ini.
3. Hasil analisis pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji ttest atau thitung, diketahui bahwa hasil nilai dari uji thitung adalah 9,324. Kemudian pengujian signifikan uji ttest atau thitung dikonsultasikan dengan ttabel. Dari ttabel untuk df = 74 (76-2) taraf kesalahan 5% maka diperoleh uji ttabel = 2,000. Ketentuannya bila thitung lebih kecil dari ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Begitu juga sebaliknya bila thitung lebih besar dari ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak. Jadi thitung = 9,324 lebih besar dari ttabel = 2,000. Dengan demikian maka hipotesis diterima, yaitu ada pengaruh antara kebiasaan menonton tayangan Korean pop (K-pop) terhadap penampilan remaja (Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012)
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang di uraikan di atas, peneliti memberikan saran yaitu :
1. Melihat tayangan di televisi semakin beragam dan bertambah, maka tidak menutup kemungkinan budaya luar menjadi lebih mudah untuk masuk ke Indonesia. Namun dengan semakin canggih suatu teknologi, semoga khalayak menjadi lebih cerdas untuk memilih tayangan yang baik, dan hanya terpengaruh dengan hal-hal yang baik.
(4)
95
2. Semakin banyak pengaruh-pengaruh tayangan dari Internasional, semoga kita tidak melupakan budaya Indonesia yang semakin terancam karena semakin banyaknya pengaruh budaya dari luar.
3. Dengan adanya penelitian ini, semoga masyarakat bisa menjadi lebih kreatif untuk mengembangkan budaya Indonesia, khususnya budaya berpakaian yang mengandung nilai-nilai budaya timur agar kita lebih mencintai budaya sendiri bahkan bisa membawa budaya Indonesia ke kancah Internasional.
(5)
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Fajar Interpratama Offset.
Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Fajar Interpratama Offset. Departemen Pendidikan Nasional, 1990. Kamus Ensiklopedia. Jakarta : Balai
Pustaka.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: Citra Aditya Bakti.
Kriyantono, Rachmat. 2008. Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group. Kuntur, Ronny, 2003. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan tesis.
Jakarta : PPM
Pratama, Aditya A & Nirmala, Andini T. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Prima Media.
Singarimbun, Masri. 1987. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sudarsono, 2006. Kamus Konseling. Jakarta : Rieneka Cipta.
Surbakti, E. B. 2008. Awas Tayangan Televisi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
(6)
Winarso, Heru Puji. 2005. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Yuanita, Sari. 2011. Korean Wave Dari K-pop Hingga Tampil Gaya Ala Korea. Yogyakarta: Ideaterra Media Pustaka.
Dokumen
Dokumen Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja.Artikel Website
Fatma. 2012. “Fenomena Boyband dan Girlband”. http://berita -258-fenomena-boyband-dan-girlband-indonesia.html. Diakses pada hari selasa, tanggal 13 agustus 2013, pukul 20.15 wib.
Gebyarandyono. 2012. ”Mengapa Tren Fashion K-pop Mewabah”.
http://mengapa-trend-fashion-kpop-mewabah-di-indonesia.html. Diakses pada hari rabu, tanggal 14 agustus 2013, pukul 17:00 wib.
http://www.artikata.com/arti-380122-penampilan.html, diakses pada hari rabu, tanggal 14 agustus 2013, pukul 19.00 wib.
Hyun, Han Ji. 2012. “Tips Berpakaian Ala Korea.”
http://glittersnow.wordpress.com/2012/03/10/tips-berpakaian-ala-korea/ Indah. 2013. “Wow, Fesyen Ala Negeri Gingseng Semakin di Minati”.
http://memobee.com/index.php?do=c.every_body_is_journalist&idej=189 Letta. 2013. “Stylish Like Korean Girl”. http://stylish-like-korean-girl-2013.html. Liem. 2013. “Fashion Guide: K-pop style”.
http://heyitsreality.blogspot.com/2013/05/fashion-guide-k-pop-styles.html. Diakses pada hari selasa, tanggal 13 agustus 2013, pukul 20.35 wib.