2
A. PENDAHULUAN
Pemakaian bahasa dalam koran atau surat kabar sudah selayaknya dikemas dalam bentuk yang menarik dan berkarakter. Dengan demikian akan
memotivasi masyarakat untuk membaca surat kabar. Selain itu dapat membantu mempertahankan kedudukan surat kabar itu sendiri sebagai salah
satu jenis komunikasi massa yang tetap digemari mereka yang haus akan informasi.
“Majas disebut juga gaya bahasa. Menurut Keraf 2004: 112-113 gaya bahasa retorika disebut style. Kata style diturunkan dari kata latin stilus,
semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Kelak pada waktu penekanan dititik beratkan pada keahlian untuk menulis indah, maka
style lalu berubah menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata-kata secara indah. Gaya bahasa adalah cara
mengungkapkan
pikiran melalui
bahasa secara
khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis pemakai bahasa ”.
“Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, 2005: 965 rubrik adalah kepala karangan ruang tetap dalam surat kabar, majalah, dan
sebagainya. Rubrik dalam surat kabar misalnya tajuk rencana, surat pembaca, atau dongeng anak. Selain dalam surat kabar, rubrik juga
dimuat dalam majalah.Misalnya rubrik pengetahuan, arena kecil, atau apa kabar kawan. Isi rubrik ada yang secara jelas ditampilkan oleh penulis
tersurat dan ada yang tidak secara jelas ditampilkan oleh penulis tersirat. Isi rubrik merupakan pokok masalah yang dibicarakan dalam
rubrik. Rubrik memuat isi dan pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Isi rubrik merupakan hal pokok yang dibahas dalam
rubrik. Sementara itu pesan rubrik merupakan anjuran atau nasihat penulis yang terdapat dalam rubrik yang ditujukan kepada pembaca
”. Dalam media cetak khususnya, ada beberapa rubrik berita yang tersaji
diantaranya rubrik olahraga, rubrik iklan dan rubrik kriminal. Rubrik-rubrik tersebut hampir setiap hari mendominasi dalam surat kabar harian, surat kabar
harian tersebut menjadi tumpuan utama masyarakat dalam memperoleh informasi atau berita. Berita-berita yang ada dalam rubrik setiap hari topiknya
selalu berbeda sehingga pembaca selalu berkeinginan hasratnya untuk membaca dan mengetahui. Selain itu, surat kabar yang beredar itu dijual
dengan harga terjangkau sehingga mereka dapat membelinya setiap hari.
3 “Rubrik kriminal merupakan salah satu rubrik yang membahas masalah
dunia kriminal atau perilaku yang ada dalam dunia nyata, baik yang berupa pencurian, pembunuhan, penipuan dan lain sebagainya. Kriminal
adalah kejahatan pelanggaran hukum yang dapat dihukum menurut undang-undang KBBI, 2005: 600. Dengan adanya berita kriminal
tersebut, isi surat kabar tersaji menjadi lengkap dan masyarakat menjadi tertarik untuk membacanya. Dapat diakui bahwa berita kriminal itu lebih
menarik dan menjadi pusat perhatian oleh pembaca bila dibandingkan berita lainnya. Bisa dikatakan bahwa bahasa yang digunakan dalam
rubrik kriminal itu lebih terbuka dan cenderung kasar
”. “Majas sarkasme merupakan suatu acuan yang lebih kasar dari ironi dan
sinisme. Ia adalah suatu acuan yang mengandung kepahitan dan celaan yang getir. Sarkasme ini akan menyakiti hati dan kurang enak didengar
Keraf, 2004: 143-144. Bahasa yang digunakan pada koran Meteor sebagian besar mengandung olok-olok dan ejekan
”. Sarkasme adalah majas sindiran yang sangat kasar dan menyakitkan
Lestari, 2008: 22. Bila dibandingkan dengan ironi dan sinisme, maka sarkasme ini lebih kasar. Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang
mengandung olok-olok atau sindiran pedas dan menyakiti hati Purwadinata, 1976: 876 dalam Tarigan, 1985: 92 .
“Keraf 2004: 124-145 membagi gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat yang meliputi: a. klimaks; b. antiklimaks; c. paralelisme; d.
antitesis; dan e. repetisi epizeuksis, tautotes, anafora, epistrofa, simploke, mesodiplosis, epanolepsis, dan anadiplosis. Kemudian
berdasarkan langsung tidaknya makna, meliputi: 1 gaya bahasa retoris terdiri dari aliterasi, asonansi, anastroa, apofasis, apostrof, asindenton,
polisindenton, kiasmus, elipsis, eufemisme, litotes, histeron prosteron, pleonasme dan tautologi, perifrasis, prolepsis, erotesis, silepsis dan
zeugma, koreksio, hiperbola, paradoks dan oksimoron; 2 gaya bahasa kiasan, meliputi persamaan atau simile, metafora, alegori, parabel, fabel,
personifikasi, alusi, eponim, epitet, sinekdoke, metonimia, antonomasia, hipalase, ironi, sinisme dan sarkasme, satire, innuendo, antifrasis, dan
paronomasia
”. Moeljatno dalam Hendrojono, 2005: 6 kriminologi merupakan ilmu
pengetahuan tentang kejahatan dan kelakuan jelek dan tentang orang yang tersangkut pada kejahatan dan kelakuan jelek.
4 “Noach dalam Sri Utari, 2012: 2-3 membagi pengertian kriminologi
atas dua kategori, yakni kriminologi dalam arti luas dan kriminologi dalam arti sempit. Kriminologi dalam arti luas mencakup kriminologi
dalam arti sempit dan kriminalistik. Dalam arti sempit, kriminologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk penjelmaan, sebab-
sebab dan akibat-akibat dari kriminalitas kejahatan dan perbuatan- perbuatan buruk. Sedangkan kriminalistik merupakan ilmu yang
memepelajari kejahatan sebagai masalah teknik, sebagai alat untuk mengadakan pengejaran atau penyelidikan perkara kejahatan secara
teknis dengan menggunakan alam kimia dan lain-lain seperti ilmu kedokteran kehakiman ilmu kedokteran forensik, ilmu alam kehakiman
antara lain ilmu sidik jari daktiloskopi dan ilmu kimia kehakiman antara lain ilmu tentang keracunan ilmu taksikologi
”. Penelitian ini membahas bentuk majas sarkasme pada judul rubrik
kriminal dalam koran Meteor. Bentuk majas sarkasme terdiri dari bentuk ejekan dan bentuk sindiran.
Melalui teori di atas terdapat sepuluh penelitian yang relevan yang memiliki perbedaan dan persamaan. Persamaannya sama-sama mengkaji majas
atau gaya bahasa, sedangkan perbedaannya terdapat pada data yang dikaji. Penelitian Miftahurrosyad yang
berjudul “Gaya Bahasa Sarkasme Pada Judul Rubrik Kriminal di Surat Kabar Harian Meteor
Edisi Maret 2010” rubrik kriminal dalam surat kabar harian Meteor edisi April 2010.
Penelitian Saleh Ibrahim yang berjudul “Analisis Gaya Bahasa dalam
Novel Mimpi Bayang Jingga Karya Sanie B. Kuncoro” menyoroti penggunaan
gaya bahasa berdasarkan struktur langsung tidaknya makna. Penelitian Jessika Fitriani yang berjudul “Diksi Gaya Bahasa Wacana
Iklan Pada Tabloid Gaul Edisi 4-8 Bulan Februari- Maret 2010” meneliti gaya
bahasa berdasarkan nada, struktur kalimat dan makna gaya bahasa kiasan. Penelitian Bambang Apriyanto yang
berjudul “Analisis Majas Sarkasme dan Campur Kode pada Film PUNK IN LOVE yang disutradarai oleh Ody C.
Harahap” meneliti majas sarkasme yang digunakan pada film Punk In Love yang berupa bagian anggota tubuh, berupa seruan, berupa nama binatang,
berupa sifat, berupa nama kotoran, berupa nama makhluk halus, dan berupa keadaan.
5 Penelitian Tri Wahyudi yang berjudul “Analisis Gaya Bahasa pada Novel
Sang Pencerah Karya Akmal Nasery Basral”. Penelitian ini menganalisis
keseluruhan gaya bahasa yang digunakan novel Sang Pencerah, beberapa gaya bahasa diantaranya a gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat yang meliputi:
klimaks, antithesis, epizeuksis, tautotes, anaphora, dan mesodiplosis, b gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna yang meliputi: gaya bahasa
retoris, gaya bahasa kiasan, metafora, personifikasi, alusio, epitet, dan sinekdoke.
Penelitian Fajar Eko Yulianto yang berjudul “Diksi dan Gaya Bahasa
Wacana Iklan pada Majalah Cita-Cinta Edisi Bulan Desember 2009- Februari 2010
”. Perbedaannya penelitian Fajar Eko Yulianto yang berjudul “Diksi dan Gaya Bahasa Wacana Iklan pada Majalah Cita-Cinta Edisi Bulan Desember
2009- Februari 2010” menggunakan wacana iklan pada majalah Cita Cinta.
Penelitian Lanjar Joko Purwanto yang berjudul “Analisis Campur Kode
dan Gaya Bahasa Sarkasme pada Pementasan Ludruk Kirun Campursari Gobyok” menganalisis wujud majas sarkasme berupa bagian anggota tubuh,
berupa seruan, berupa nama binatang, berupa sifat, berupa nama kotoran, berupa nama makhluk halus, dan berupa keadaan.
Penelitian Lestari dalam skripsi berjudul “Analisis Gaya Bahasa Sarkasme
dalam Wacana Coretan atau Tulisan di Kursi Perkuliahan Gedung Lantai II Universitas Muhammadiyah Surakarta”. Penelitian ini mendeskripsikan bahwa
1 bentuk-bentuk ragam gaya bahasa sarkasme pada coretan di kursi perkuliahan terdiri atas ragam bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Jawa,
dan ragam bahasa campuran bahasa Indonesia-bahasa Jawa, Indonesia-bahasa gaul, bahasa Indonesia-bahasa Inggris. 2 maksud gaya bahasa sarkasme di
kursi perkuliahan pada O2 yang telah dikenal atau mahasiswa secara umum berupa pemberitahuan atau informasi, ajakan, dan umpatan. Kalimat yang
berupa umpatan sering menggunakan kata-kata kasar. Adapun maksud gaya bahasa sarkasme yang berupa informasi pemberitahuan serta ajakan dapat
dikatakan sarkasme sebab kalimat-kalimat informasi pemberitahuan serta ajakan tersebut mengandung kepahitan dan celaan yang getir, menyakiti hati,
6 dan kurang enak didengar. 3 simpulan dari interpretasi mahasiswa dalam
memberi makna tulisan di kursi perkuliahan antara laki-laki dan perempuan ada yang sama dan ada yang berbeda.
Penelitian Arsyi Resvitayani yang berjudul “Majas Sarkasme dalam
Penulisan Komentar pada Grup Facebook Cicak Vs Buaya ”. Penelitian ini
mendeskripsikan bentuk pemakaian majas sarkasme dalam penulisan komentar pada grup facebook Cicak Vs Buaya dan mendeskripsikan maksud dari majas
sarkasme yang terdapat dalam penulisan komentar pada facebook Cicak Vs Buaya.
Penelitian Ramlan Kurniawan yang berjudul “Majas Sarkasme dalam
Penulisan Komentar pada Grup Facebook 1.000.000 Facebooker Menuntut Nurdin Halid Mundur sebagai Ketua Umum PSSI”. Penelitian ini
mendeskripsikan bentuk dan maksud penulisan komentar pada grup facebook 1.000.000 facebooker menuntut Nurdin Halid Mundur sebagai ketua umum
PSSI.
B. METODE PENELITIAN