Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Proses pembelajaran dengan model ini bersifat monoton sehingga siswa tidak berperan aktif saat proses belajar berlangsung. Padahal, menulis puisi
membutuhkan keaktifan siswa. Untuk menghasilkan puisi yang baik, siswa harus menempuh langkah-langkah menulis puisi.
Banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kompetensi siswa menulis puisi. Akan tetapi, penulis merasa tertarik untuk
meneliti menulis puisi dengan model pembelajaran demonstrasi bisu silent demonstration. Pemilihan model ini berdasarkan teori para ahli mengenai
model pembelajaran demonstrasi bisu. Menurut Rostiyah, 2008;83, “Silent
demonstration adalah cara mengajar di mana seorang instruktur atau guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses”. Model pembelajaran ini dapat
diterapkan untuk pembelajaran menulis puisi. Pembelajaran menulis puisi membutuhkan praktik dan keterampilan
untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis. Menulis puisi membutuhkan model pembelajaran yang dapat menunjukkan dan memperlihatkan suatu proses
menulis puisi. Model pembelajaran silent demonstration merupakan model pembelajaran yang menunjukkan dan memperlihatkan suatu proses. Kegiatan
menujukkan dan memperlihatkan proses menulis puisi dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis puisi. Ketika, guru memperlihatkan satu contoh puisi
kepada siswa dan menunjukkan langkah-langkah menulis puisi, siswa akan tertarik, pengetahuan siswa mengenai puisi akan bertambah, siswa akan terlibat
aktif saat proses pembelajaran, antara siswa akan berdiskusi sehingga terjadi umpan balik antara siswa dan guru.
Menulis puisi membutuhkan keterampilan dan proses, karena puisi merupakan karya fiksi yang membutuhkan imajinasi natural seorang penulis.
Model pembelajaran silent demonstration dapat diterapkan untuk mengajar langkah-langkah suatu proses keterampilan, mendemonstrasikan langkah-
langkah menulis puisi dapat mendorong peserta didik untuk tetap menjaga perhatian, inilah alasan penulis memilih model demonstrasi bisu ini.
Demonstrasi biasa dilakukan dengan suara lantang, namun dalam model ini demonstrasi yang dilakukan guru adalah guru berusaha mengeluarkan suara
seminim mungkin karna ini demonstrasi bisu, guru memperagakan langkah- langkah. Dengan menerapkan model pembelajaran demonstrasi bisu, diharapkan
bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran puisi mencapai standar ketuntasan minimal.
Model pembelajaran demonstrasi bisu silent demonstration baik digunakan untuk menggali kemampuan siswa dalam menulis sastra. Sebagai
landasan, sebelumnya model pembelajaran demonstrasi bisu ini sudah pernah dipergunakan oleh Mustika Wati Siregar dengan judul penelitian “Pengaruh
Model Pembelajaran Demonstrasi Bisu Silent Demonstration Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Swasta Teladan Sei Rampah
Tahun Pembelajaran
20122013 ”. Berdasarkan penelitian terdahulu,
kemampuan menulis cerpen siswa dengan menggunakan model silent
demonstration tergolong baik dengan nilai rata-rata 79,9 kategori baik. Jika
melihat KKM 75, maka kemampuan menulis cerpen siswa sudah tercapai dan menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa dan cukup
membuktikan keefektifan penggunaan model demonstrasi bisu dam proses pembelajaran menulis. Keberhasilan penggunaan model demonstrasi bisu ini
membuat penulis tertarik untuk memilih model pembelajaran dan diterapkan ke dalam kemampuan menulis puisi.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik menjadikan permasalahan tersebut sebagai topik yang akan diteliti oleh penulis dengan menggunakan
model demonstrasi bisu sebagai model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi. Adapun judul yang dipilih sesuai dengan
permasalahan tersebut adalah “Pengaruh Model Pembelajaran Silent Demonstration Demonstrasi Bisu terhadap Kemampuan Menulis Puisi oleh
Siswa Kelas X SMA Swasta Gajah Mada Medan Tahun Pembelajaran 2013 2014”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut dibutuhkan suatu penelitian.