Implementasi Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) 106 terhadap transaksi musyarakah pada BMT Al Munawwarah

IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI (PSAK) 106
TERHADAP TRANSAKSI MUSYARAKAH PADA BMT AL
MUNAWWARAH

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh
MATSALUL JAKI MUTKI
NIM: 1110053000013

KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H./ 2015 M.

ABSTRAK

Matsalul Jaki Mutki, NIM 1110053000013
Judul Skripsi : Implementasi Pernyataan Standar Akuntansi (106) Terhadap
Transaksi Musyarakah Pada BMT Al Munawwarah Kantor Pusat Pamulang
Pembimbing : Muamar Aditya, SE, M. AK
Sistem dan praktik ekonomi syariah mulai terlihat marak
perkembanganya di tanah air sejak lebih kurang satu dekade terakhir.
Perkembangan ini tidak terlepas dari alasan pokok keberadaan sistem ekonomi
syariah, yaitu keingian dari masyarakt muslim untuk kaffah dalam menjalankan
agama Islam dengan menjalankan seluruh aktvitas dan transaksi ekonominya
sesuai dengan ketentuan syariah. Perkembangan sistem dan praktek ekonomi
syariah di Indonesia boleh dikatakan terlambat jika dibandingkan dengan
perkembangannya di negara – negara maju.
Di Indonesia lembaga keuangan syariah mulai menjamur yaitu bank
syariah maupun BMT, namun BMT lebih mengarah pada usaha-usaha
pengumpulan dana penyaluran dan yang non profit, seperti zakat, infaq dan
shadaqah yang yang disebut baitul maal, sedangkan BMT sebagai lembaga bisnis
berfungsi sebagai lembaga penghimpunan dan penyaluran dana komersil, yang
disebut baitul tamwwil
Melihat perkembangan BMT di Indonesia yang pesat namun di mana ada
kecendrungan dari BMT di Indonesia masih menggunakan akuntansi standar yang

belum berpedoman pada PSAK, oleh karena itu penulis ingin meneliti pada BMT
Al Munawwarah karena BMT tersebut termasuk BMT yang cepat pertumbuhanya
dan mempunyai banyak cabang khususnya di daerah Tangerang Selatan dan
Depok.
Penelitian ini merupakan studi pada BMT Al Munawwarah dengan judul
“Implementasi Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) 106 Terhadap Transaksi
Musyarakah Pada BMT Al Munawwarah”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menguji apakah perlakuan akuntansi pembiayaan musyarakah yang dilakukan
BMT Al Munawwarah sudah sesuai dengan PSAK No. 106.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisa deskriptif kualitatif
yaitu memberikan gambaran dan penilaian mengenai perlakuan akuntansi
pembiayaan musyarakah pada BMT Al Munawwarah.
Hasil analisis menyatakan bahwa implementasi pembiayaan musyarakah
pada BMT Al Munawwarah telah sesuai dengan PSAK No. 106. Kesesuaian
tersebut sudah meliputi pencatatan pengakuan, pengukuran, penyajian dan
pengungkapan transaksi musyarakah. Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis
menyarankan agar BMT Al Munawwarah terus konsisten dalam
mengimplementasikan PSAK 106 secara penuh yang disusun oleh IAI selaku
organisasi yang mengatur standar akuntansi keuangan di Indonesia.
Kata kunci : Perlakuan Akuntansi, PSAK 106, Pembiayaan Musyarakah


iv

KATA PENGANTAR

‫ْـــــم‬
‫بِس‬
ِ ‫ْــــــــــــــم هِ الرّحْ َم ِن ال ّر ِحي‬
ِ
Puji syukur peneliti ungkapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat
serta inayah-NYA peneliti dapat menyelesaikan laporan berwujud skripsi ini.
Selanjutnya Shalawat serta salam juga tiada hentinya kita panjatkan kepada
pemimpin kita, Nabi Muhammad SAW, sebagai suri tauladan kita dalam
menjalankan kehidupan ini.
Ungkapan terima kasih yang tak terhingga kepada Inunda dan Ayahanda
penulis, Ayahanda tercinta H. Guntur Alamsyah dan Ibunda tersayang Nurhayati
yang senantiasa mencurahkan cinta, kasih sayang serta doanya yang selalu
mengiringi di setiap langkah penulis dalam menjalankan aktifitas, sehingga skripsi
inipun dapat penulis selesaikan guna mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S.Kom.I).

Selanjutnya, juga yang paling penting penulis mengucapkan rasa terima kasih
yang tulus kepada segenap pihak yang telah membantu dan mendukung penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini, di antaranya adalah:
1.

Dr. Arief Subhan, M.A, Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr.
Suparto, S.Ag., M.Ed selaku Wadek I bidang Akademik, Dr. Hj. Raudhanah,
M.Ag selaku Wadek II bidang Administrasi Umum, dan Dr. Suhaimi, M.Si
selaku Wadek III Bidang Kemahasiswaan.

2.

Drs. Cecep Castrawijaya, MA. selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah dan
Drs. Mulkanasir, BA, S.Pd, MM., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

v

Dakwah yang selalu menyumbangkan pemikiran dalam penulisan skripsi dan
juga semenjak penulis masuk pada bangku kuliah.
3.


Muammar Aditya, SE,M.AK selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini,
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdialog dengan penulis
serta memotivasi penulis dalam mencari esensi dari tema yang penulis telaah
pada skripsi ini dan secara tuntas dapat mengoreksi skripsi ini.

4.

Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mentransformasikan ilmunya pada penulis dalam batasan-batasan tertentu
yang dapat penulis terima, sehingga penulis sedikit banyak telah mengetahui
informasi tentang dinamika pengetahuan yang ada.

5.

Seluruh Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang telah melayani dan meminjamkan koleksi bukubukunya sebagai bahan referensi bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6.


Keluarga Besar BMT Al Munawwarah (Ibu Sumirah Almisani dan Bpk.
Samabiyanto, SE) yang telah banyak membantu penulis dan telah memberi
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian serta terimakasih atas
masukan yang berarti bagi penulis.

7.

dr. Diniati Juliana Zulhawa yang telah memberikan suport hingga penulis
dapat menyelsaikan skripsi ini dengan sehat wal afiat.

8.

Rekan-rekan Mahasiswa UIN yang membantu terselesaikannya skripsi ini
baik bantuan moril maupun fasilitasnya yaitu kelas Manajemen Dakwah A
dan B, Teman-teman KKN 45 Sukseeesss !!!, dan Sahabat-sahabat PMII
Cabang Ciputat khususnya PMII KOMFAKDA semoga Allah SWT
membalas kebaikan kalian.

vi


9.

Sahabat-sahabat

terbaik

GBA

(Abby

Andriandini,

Deni

Hamdani,

Muhammad Muslim dan Slamet Eko Purnomo) terimakasih atas dukungan
semangat dan keceriaannya semoga kita tetap selalu kompak.
Pada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
telah


ikut

berpartisipasi

membantu

dan

mendo’akan

penulis

dalam

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Semoga Allah membalas semua
kebaikan dan budi baik mereka dengan balasan yang setimpal. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam
penelitian skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan.

Jakarta, 16 Juni 2015

Matsalul Jaki Mutki

vii

DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan Panitia Uian ....................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi .............................................................................. ii
Lembar Pernyataan ............................................................................................ iii
Abstrak ................................................................................................................ iv
Kata Pengantar .................................................................................................... v
Daftar Isi .............................................................................................................. vi
Daftar Tabel ....................................................................................................... vii
BAB I

PENDAHULUAN
A.
B.

C.
D.
E.
F.
G.
H.

BAB II

Latar Belakang Masalah .....................................................
Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................
Manfaat dan Tujuan Penelitian ...........................................
Review Study Terdahulu .....................................................
Kerangka Teori.....................................................................
Metode penelitian ................................................................
Pedoman Penulisan Laporan ...............................................
Sistematika Penulisan ..........................................................

1
8

8
9
16
18
20
20

GAMBARAN
UMUM
MENGENAI
AKUNTANSI,
AKUNTANSI
SYARI’AH
SERTA
AKUNTANSI
MUSYARAKAH BERDASARKAN PSAK 106
A. Pengertian Akuntansi Secara Umum ..................................... 22
B. Akuntansi Syariah Serta Perbedaan Akuntansi Syariah dengan
Akuntansi Konvensional ....................................................... 28
C. Prosedur Akad Musyarakah dalam Islam .............................. 38
D. Akuntansi Musyarakah .......................................................... 46
E. Akad Musyarakah Berdasarkan PSAK 106 .......................... 57
F. Jurnal Teori Akuntansi Syariah ............................................. 66

BAB III

TINJAUAN UMUM BMT AL MUNAWWARAH
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Latar Belakang Berdirinya BMT Al Munawwarah ............... 83
Visi dan Misi BMT Al Munawwarah .................................... 84
Tim Kerja BMT Al Munawwarah tahun 2013-2016 ............. 85
Izin dan Legalitas .................................................................. 86
Penghargaan dan Prestasi ...................................................... 87
Wilayah dan Kantor ............................................................... 87
Produk-Produk BMT Al Munawwarah ................................. 88

viii

BAB IV

IMPLEMENTASI AKUNTANSI MUSYARAKAH PADA
BMT AL MUNAWWARAH BERDASARKAN PSAK 106
A. Akuntansi Musyarakah Pada BMT Al Munawwarah............ 92
1. Perlakuan dan Pencatatan Akuntansi Musyarakah .......... 92
B. Ketentuan Akuntansi Musyarakahah Menurut PSAK 106 .... 98
1. Aset Atau Investasi Musyarakah .................................... 98
2. Jaminan .......................................................................... 99
3. Pengembalian Dana Musyarakah ................................. 100
4. Kewajiban, Piutang, Keuntungan dan Kerugian
Musyarakah .................................................................. 101
5. Bagi Hasil ..................................................................... 101
6. Kekuatan dan Kelemahan PSAK 106 .......................... 102
7. Jurnal Pembiayaan Akuntansi Musyarakah ..................102
C. Implementasi Akuntansi Musyarakah Terhadap (PSAK) 106
...............................................................................................107
1. Pencatatan ( Pengakuan dan Pengukuran ) .................... 107
2. Pengungkapan ................................................................ 109
3. Penyajian ....................................................................... 110
4. Penilaian Implementasi Antara PSAK 106 dan BMT Al
Munawwarah ................................................................. 113

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................. 123
B. Saran ........................................................................... 125

Daftar Pustaka
Lalpiran-Lampiran

ix

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Neraca BMT ........................................................................................111
Tabel 4.2 Pembiyaan Musyarakah ......................................................................112
Tabel 4.3 Pos Perhitungan Hasil Usaha Pendapatan Utama .............................. 113

x

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem

dan

praktik

ekonomi

syariah

mulai

terlihat

marak

perkembanganya di tanah air sejak lebih kurang satu dekade terakhr.
Perkembangan ini tidak terlepas dari alasan pokok keberadaan sistem
ekonomi syariah, yaitu keingian dari masyarakt muslim untuk kaffah dalam
menjalankan agama Islam dengan menjalankan seluruh aktvitas dan transaksi
ekonominya sesuai dengan ketentuan syariah. Perkembangan sistem dan
praktek ekonomi syariah di Indonesia boleh dikatakan terlambat jika
dibandigkan dengan perkembangannya di negara – negara maju.
Salah satu upaya penerapan prinsip Islam dalam kegiatan ekonomi
adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga keuangan yang berlandaskan
prinsip Islam. Lembaga keuangan pada dasarnya adalah lembaga yang
menghubungkan antara dua pihak yang memerlukan dana dan pihak yang
mengalami surplus dana. Lembaga keuangan, baik bank maupun bukan bank,
mempunyai peran yang penting bagi aktivitas perekonomian. Peran tersebut
dijadikan wahana yang mampu menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat secara efektif dan efesien ke arah peningkatan taraf hidupnya.1

1

Sigit Triandaru dan Totok, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Salemba
Empat, 2009), h. 10.

1

2

Tujuan didirikanya lembaga keuangan syariah adalah untuk
mngembangkan prinsip-prinsip syariah dalam transaksi keuangan dan
perbankan. Adapun yang dimaksud prinsip syariah adalah prinsip hukum
Islam dalam kegiatan perbankan dan keuangan berdasarkan fatwa yang
dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa
dibidang syariah yang dilandasi oleh nilai-nilai keadilan, kemanfaatan,
keseimbangan dan keuniversalan.2
Di Indonesia sistem perekonomian yang sesuai dengan prinsip syariah
telah dipraktikan dan melembaga sejak lama, bila kita melihat kembali
kebelakang sesungguhnya masyarkat Indonesia telah mengenal ekonomi
syariah bahkan jauh sebelum sistem kapitalis dikenal bangsa Indonesia, yaitu
dengan praktik bagi hasil antara petani penggarap dan pemilik lahan. Dalam
perkembanganya bahkan memiliki peran secara nasional terbukti dengan
didirikanya Syarikat Dagang Islam pada tahun 1909. Kekuatan para pedagang
Islam tersebut telah menjadi simbol perlawanan masyarakat terhadap kolonial
Belanda. Secara nasional perkembangan ekonomi syariah diawal dengan
berdirinya BPRS ( Bank Perkreditan Rakyat Syariah) di Bandung pada tahun
1991, yaitu P.T. BPRS Berkah Amal Sejahtera dan P.T. BPRS Hareukat.
Selanjutnya PT BMI yang beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992 sebagai Bank
UMUM pertama yang beroprasi berdasarkan prinsip syariah.3

2

Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), h.35.
3
Toto Tohir “Eksistensi BMT (Baitul Maal wat Tamwil) Sebagai Lembaga Keungan
Syariah di Indonesia” Artikel diakses pada tanggal 25 Maret 2015 dari
https://nenisriimaniyati.files.wordpress.com/2012/03/eksistensi-bmt.pdf

3

Perkembangan bank syariah diikiuti dengan berkembangnya lembaga
keuangan syariah di luar struktur perbankan, seperti Baitul Maal wat Tamwil
(BMT), Asuransi Takaful, Pasar Modal Syariah, dan Lembaga Pegadaian
Syariah.
Perkembangan bank syariah atau pasar modal syariah menunjukan
pertumbuhan yang cukup baik, selain terdapat peningkatan market share
pasar modal syariah yang tercermin antara lain dari jumlah saham syariah
tahun sebelumnya, juga terdapat peningkatan jumlah saham yang masuk
dalam Daftar Efek Syariah (DES) dibandig periode sebelumnya. Peningkatan
juga terjadi pada akhir 2013 atas nilai kapitalisasi Pasar Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) dan mengalami peningkatan sebesar 4,35% jika
dibandingkan kapitalisasi pasar saham ISSI pada akhir Desember 2012.4
Perkembangan Bank dan lembaga keuangan syariah di Indonesia
mengalami peningkatan baik dari segi kuantitas maupun jenisnya. Yang
dimaksud dengan lembaga keuangan atau institusi keuangan adalah semua
perusahaan yang kegiatan utamanya adalah meminjamkan uang yang
disimpankan kepada mereka.5
Pembiayaan musyarakah mengalami pertumbuhan yang pesat baik di
sektor Perbankan Syariah maupun BMT. Hal ini dikarenakan banyaknya
masyarakat yang ingin membuka usahanya dengan cara kerjasama dengan

4

http://www.ojk.go.id/publikasi-laporan-perkembangan-keuangan-syariah-2013 diakses
pada tanggal 16 Juni 2015
5
Sardono Sukirno, Pengantar Teori Ekonomi Makro, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1995), edisi 2, hal. 199.

4

pihak Bank Syariah maupun BMT dengan menggunakan pembiayaan
musyarakah.
Namun salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi oleh
kalangan perbankan saat ini adalah masalah stadarisasi sistem akuntansi dan
audit, yang bertujuan untuk menciptakan transparansi keuangan. Kunci
kesuksesan suatu BMT sangat ditentukan oleh tingkat kepercayaan publik
terhadap kekuatan finansial BMT yang bersangkutan, dan kepercayaan
terhadap kesesuaian oprasional BMT dengan sistem syaria’ah Islam.
Kepercayaan ini termasuk didalamnya kepercayaan yang diberikan oleh para
depositor dan investor, yang keduanya merupakan stakeholder utama sistem
perbankan.
Sumber utama untuk meraih kepercayaan publik adalah tingkat
kualitas informasi yang diberikan kepada publik, diaman bank syariah harus
mampu meyakinkan publik bahwa ia memiliki kemampuan dan kapasitas
didalam mencapai tujuan-tujuan finansial maupun tujuan-tujuan yang sesuai
dengan syariat Islam. Oleh karena itu, membangun sebuah sistem akuntansi
dan audit yang bersifat standar merupakan sebuah keniscayaan dan telah
menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Tanpa itu, mustahil Bank
Syari’ah dan BMT dapat meningkatkan daya saingnya dengan kalangan
konvensional.6

Irfan Syauqi Beik “Urgensi Standarisasi Akuntansi Perbankan Syari’ah”, artikel
diakses pada tanggal 13 November 2014 dari http://.pesantrenvirtual.com/index.php/ekonomisyari’ah/1074-urgensi-standarisasi-akuntansi-perbankan-syari’ah.
6

5

Salah satu lembaga keuangan syariah non bank yang dapat
menggerakan sektor rill adalah BMT. BMT merupakan suatu lembaga
ekonomi rakyat, yang secara nyata memang lebih fokus kepada masyarakat
bawah karena BMT berupaya membantu pengembangan usaha mikro dan
usaha kecil, terutama bantuan permodalan.7
BMT sebagai lembaga sosial lebih mengarah pada usaha-usaha
pengumpulan dana penyaluran dan yang non profit, seperti zakat, infaq dan
shadaqah yang yang disebut baitul maal, sedangkan BMT sebagai lembaga
bisnis berfungsi sebagai lembaga penghimpunan dan penyaluran dana
komersil, yang disebut baitul tamwwil.8 Dengan demikian BMT memiliki dua
fungsi, yaitu sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah serta pula
berfungsi sebagai institusi yang bergerak dibidang investasi yang bersifat
produktif sebagaimana layaknya bank.9
Akuntansi sebagai aspek muamalah sangat penting kaitanya dengan
segala bentuk transaksi yang ada. Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 282
menjadi dasar implikasi akuntansi, di dalamnya menyatakan secara tegas
rambu-rambu yang harus ditaati hubunganya dengan penerapan akuntansi dan
pencatatan yang dilakukan selama bermuamalah.

7

Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2009), h. 83.
8
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Ekonisia, 2008) edisi
3. h.3
9
Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), h.35.

6

Akuntansi pada hakikatnya mencatat transaksi keuangan yang
dilakukan oleh suatu perusahaan. Lembaga Keuangan Islam harus
menerapkan akuntansi Islam (syariah) dalam setiap transaksi yang dilakukan.
Ini merupakan tantangan besar bagi pakar syari’ah Islam. Maka harus
mencari dasar bagi penerapan standar akuntansi yang berbeda dengan standar
akuntansi pada bank dan lembaga keuangan konvensional yang dikenal
selama ini. Standar akuntansi tersebut menjadi kunci sukses bagi lembaga
keuangan syari’ah.10
Eksistensi akuntansi syari’ah di Indonesia diawali dengan PSAK 59
yang disahkan pada 1 Mei 2002 dan berlaku mulai 1 Januari 2003. PSAK
merupakan produk Dewan Standar Akuntansi Keuanga-Ikatan Akuntansi
Indonesia PPSAK 101-106 yang sudah diberlakukan pada 1 januaru 2008,
telah disahkan pada 27 Juni 2007. Perbedaan mendasar antara PSAK 59
dengan PSAK terbaru adalah pemberlakuan bukan hanya ditunjukan untuk
seluruh entitas syari’ah, baik bak maupun non bank.11
Oleh karena itulah, dalam kegiatan oprasional dan perlakuan atau
aplikasi akuntansi pada perbankan syari’ah diperlukan adanya suatu evaluasi
perlakuan atau aplikasi akuntansi dari masing-masing produk. Masing-masing
produk memiliki PSAK yang mengaturnya, antara lain PSAK No 102
mengenai akuntansi murabahah, PSAK No 103 mengenai akuntansi salam,

Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,2005)Edisi
Revisi, h. 319.
11
M. Gunawan Yasni, “PSAK Syari’ah berlaku 1 januari 2008”, 13 November 2014
dari http://mgyasni.niriah.com/2008/03/14psak-syari’ah-berlaku-1-januari-2008/.
10

7

PSAK no 104 mengenai akuntansi isthisna, PSAK No 105 mengenai
akuntansi mudharabah dan PSAK No 106 mengenai akuntansi musyarakah.
Akuntansi syariah adalah suatau kegiatan identifikasi, klasifikasi,
pendataan dan pelaporan melalui proses perhitungan yang terkait dengan
transaksi keuangan sebagai bahan informasi dalam mengambil keputusan
ekonomi berdasakan prinsip akad-akadsyari’ah, yaitu tidak mengandung
zhulum (kezhaliman), riba, maysir (judi), gharar (penipuan) barang yang
membahayakan dan diharamkan.12
Urgensi pencatatan dalam akuntansi tersebut sejalan dengan ajaran
Islam yang berupaya untuk menjaga terciptanya keadilan dalam masyarakat
karena akuntansi memelihara catatan sebagai accountibility (pertanggung
jawaban) dalam menjamin akurasinya.13
Akuntansi merupakan alat untuk merefleksikan realitas. Akuntansi
harus didasarkan pada etika realitas dikonstruksi dalam kaitanya dengan nilai
etika. Jika tidak, realitas dalam akuntansi akan direfleksikan dalam presentasi
lain dan pada giliranya akan menyesatkan pihak - pihak yang tertarik
padanya.14
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai implementasi akuntansi syariah pada Lembaga lembaga
keuangan mikro syariah dan melihat bagaimana kesesuaianya dengan PSAK
Hasbi Ramli, Teori Dasar Akuntansi Syari’ah, (Jakarta: Renaisan, 2005), h. 14.
Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 199), h. 121.
14
Iwan Triyuwono, Organisasi dan Akuntansi Syari’ah, (Yogyakarta: LKIs 2000), h.
12

13

323.

8

No. 106 akuntansi musyarakah yang diberi judul “IMPLEMENTASI
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) 106
TERHADAP TRANSAKSI MUSYARAKAH PADA BAITUL MAAL
WAT TAMWIL (BMT) AL MUNAWWARAH”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan tentang
evaluasi implementasi akuntansi musyarakah PSAK 106 pada BMT Al
Munawwarah berlokasi di Komplek Masjid Al Muhajirin Perumahan Bukit
Pamulang Indah Blok A-18A/02 Pamulang Tangerang-Selatan Telp./Fax.
021-7499865. Untuk memudahkan penelitian ini, penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan
transaksi musyarakah pada BMT Munawwarah ?
2. Apakah

akuntansi

musyarakah

tentang

pengakuan,

pengukuran,

penyajian, dan pengungkapan pada BMT Al Munawwarah telah sesuai
dengan PSAK 106 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini, adalah :
a. Untuk melihat penerapan akuntansi musyarakah yang digunakan pada
BMT.

9

b. Untuk menganalisis kesesuaian implementasi manajemen keuangan
akuntansi musyarakah BMT terhadap PSAK 106.
2. Manfaat Penelitian
Sedangkan Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, adalah :
a. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan mengenai akuntansi musyarakah dan
proses pencatatannya menurut PSAK 106.
b. Bagi BMT
Sebagai

bahan

pertimbangan

dan

masukan

bagi

BMT

dalam

implementasi akuntansi musyarakah dengan mengacu pada PSAK 106.
c. Bagi Akademisi
Menambah pengetahuan tentang implementasi akuntansi musyarakah
berdasarkan PSAK 106 dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
serta bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
D. Review Study Terdahulu / Tinjauan Pustaka
No. Aspek Perbandingan

Studi Terdahulu

Rencana Skripsi

1.

Analisis Perlakuan

Implementasi

Akuntansi Koperasi dan

Akuntansi Musyarakah

Akuntansi Pajak

berdasarkan Pernyataan

Penghasilan dalam laporan

Standar Akuntansi

keuangan koperasi (studi

Keuangan (PSAK) No.

a. Judul

10

kasus pada koperasi UIN

106 pada BMT Al

Syarif Hidayatullah

Munawwarah

Jakarta) Penulis : Septia
Handayani ( Jurusan
Akuntansi, Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial)
b. Pendekatan Teori

Dalam PSAK 27, Koperasi Dalam ayat Al-Qur’an
adalah badan usaha yang

surat Al Baqarah ayat

mengorganisir

282, menjelaskan

pemanfaatan dan

bahwa wajib bagi

pendayagunaan sumber

semua pihak yang

daya ekonomi para

melakukan mu’amalah

anggotanya atas dasar

untuk mencatatnya

prinsip koperasi dan

(menulis utang piutang)

kaidah usaha ekonomi

dan juga harus ada

untuk meningkatkan taraf

persaksian dari pihak

hidup anggota pada

lain.

khususnya dan ekonomi
rakyat pada umumnya.
c. Fokus

Penelitian ini bertujuan

Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui

untuk mengetahui

bagaimanakah penerapan

bagaimanakah aplikasi

11

akuntansi koperasi pada

akuntansi musyarakah

koperasi UIN Jakarta.

di BMT Al
Munawwarah serta
kesesuainya dengan
PSAK 106.

d. Metode Penulisan

Adapun Metode yang

Adapun metode yang

digunakan adalah metode

digunakan adalah

deskriptif-kualitatif.

metode dekriptifkuantitatif.

e. Waktu/Tempat

f. Persamaan

Penelitian ini dilakukan

Penelitian ini dilakukan

pada tahun 2008, dan

pada tahun 2015, dan

Koperasi UIN Jakarta

pada BMT Al

merupakan tempat

Munawwarah,

penelitian.

Pamulang.

Membahas tentang

Membahas tentang

Akuntansi yang dilakukan

perlakuan Akuntansi

oleh Kopersi di Univ. UIN

yang dilakukan BMT

Syarif Hidayatullah

Al Munawwarah.

Jakarta.
g. Perbedaan

Tempat penelitian pada

Study Skripsi pada

Koperasi UIN Syarif

BMT Al Munawwarah,

Hidayatullah dan meneliti

dan membahas tentang

12

tentang akuntansi

Akuntansi PSAK 106

Koperasi.
2.

a. Judul

Perlakuan Akuntansi

Implementasi

Obligasi Syariah

Akuntansi Musyarakah

Mudharabah Subordinasi

berdasarkan Pernyataan

pada laporan keuangan PT. Standar Akuntansi
Bank Muamalat Indonesia

Keuangan (PSAK) No.

TBk Periode 2003-2005.

106 pada BMT Al

Penulis: Fitri Amelia

Munawwarah.

(Perbankan Syari’ah,
Fakultas Syariah dan
Hukum).
b. Pendekatan Teori

Berdasarkan Fatwa Dewan

Dalam ayat Al-Qur’an

Syari’ah Nasional

surat Al Baqarah ayat

No.33/DSN-MUI/IX/2002, 282, menjelaskan
dikatakan bahwa obligasi

bahwa wajib bagi

syariah Mudharabah

semua pihak yang

adalah suatu surat berharga melakukan mu’amalah
jangka panjang

untuk mencatatnya

berdasarkan prinsip

(menulis utang piutang)

syariah yang dikeluarkan

dan juga harus ada

emiten kepada pemegang

persaksian dari pihak

13

obligasi syariah berupa

lain.

hasil/margin/fee serta
membayar kembali dana
obligasi pada saat jatuh
tempo.
c. Fokus

Penelitian ini bertujuan

Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui

untuk mengetahui

bagaimanakah perlakuan

bagaimanakah aplikasi

akuntansi obligasi syari’ah

akuntansi musyarakah

mudhorobah pada PT.

di BMT Al

Bank Muamalat Indonesia.

Munawwarah serta
kesesuainya dengan
PSAK 106.

d. Metode Penulisan

Adapun metode yang

Adapun metode yang

digunakan adalah metode

digunakan adalah

dekriptif –kualitatif.

metode dekriptifkuantitatif.

e. Waktu/Tempat

Penelitian ini dilakukan

Penelitian ini dilakukan

pada tahun 2008, dan PT.

pada tahun 2015, dan

Bank Muamalat Indonesia

pada BMT Al

yang menjadi tempat

Munawwarah,

penelitian.

Pamulang.

14

f. Persamaan

Membahas Perlakuan

Membahas tentang

Akuntansi Obligasi

perlakuan Akuntansi

Syariah Mudharabah

yang dilakukan BMT

Subordinasi pada laporan

Al Munawwarah.

keuangan PT. Bank
Muamalat Indonesia TBk
Periode 2003-2005
g. Perbedaan

Perlakuan Akuntansi

Study Skripsi pada

Obligasi Syariah

BMT Al Munawwarah,

Mudharabah

dan membahas tentang

Subordinasipada lapuran

Akuntansi PSAK 106

keuangan PT. Bank
Muamalat TBk.
3.

a. Judul

Perlakuan Akuntansi

Implementasi

Murabahah berdasarkan

Akuntansi Musyarakah

PSAK 102 pada BMT Al

berdasarkan Pernyataan

Fath. Penulis : Ita Yuliana

Standar Akuntansi

Setia Ningsih (Jurusan

Keuangan (PSAK) No.

Perbankan Syari’ah,

106 pada BMT Al

Fakultas Syaria’ah dan

Munawwarah

Hukum)
b. Pendekatan Teori

Dalam Draft Ed. PSAK

Dalam ayat Al-Qur’an

15

102, Murabahah adalah

surat Al Baqarah ayat

akad jual beli barang

282, menjelaskan

dengan harga jual sebesar

bahwa wajib bagi

biaya perolehan ditambah

semua pihak yang

keuntungan yang

melakukan mu’amalah

disepakati dan penjual

untuk mencatatnya

harus mengungkapkan

(menulis utang piutang)

biaya perolehan barang

dan juga harus ada

tersebut kepada pembeli.

persaksian dari pihak
lain.

c. Fokus

d. Metode Penulisan

Penelitian ini bertujuan

Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui sistem

untuk mengetahui

dan penerapan akuntansi

bagaimanakah aplikasi

murabahah di BMT Al

akuntansi musyarakah

Fath, serta kesesuaian

di BMT Al

perlakuan akuntansi

Munawwarah serta

murabahah dengan PSAK

kesesuainya dengan

102.

PSAK 106.

Adapun metode yang

Adapun metode yang

digunakan adalah metode

digunakan adalah

deskriptif –kualitatif.

metode dekriptifkuantitatif.

16

e. Waktu/Tempat

Penelitian ini dilakukan

Penelitian ini dilakukan

pada tahun 2011, dan

pada tahun 2015, dan

BMT Al Fath merupakan

pada BMT Al

tempat penelitan.

Munawwarah,
Pamulang.

f. Persamaan

Membahas tentang

Membahas tentang

perlakuan Akuntansi BMT

perlakuan Akuntansi

Al Fath.

yang dilakukan BMT
Al Munawwarah.

g. Perbedaan

Study Skripsi pada BMT

Study Skripsi pada

Al Fath dan membahas

BMT Al Munawwarah,

tentangan Akuntansi

dan membahas tentang

PSAK 102

Akuntansi PSAK 106

E. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan teori-teori mengenai permasalahan yang
akan dibahas dalam skripsi, baik teori yang bersifat umum maupun teori yang
bersifat khusus yang terkait dengan fokus penelitian. Hal-hal yang termasuk
dalam objek penelitian sebagai berikut :
BMT adalah sebuah keuangan mikro yang dalam usahanya memberikan
pembiayaan, jasa-jasa lalu lintas peredaran dan pembayaran uang. BMT

17

mempunyai ruang lingkup kegiatan yang luas dan melibatkan bermacammacam disiplin ilmu bagi pengurus dan pengelolaan tersebut.
Dalam PSAK 106 paragagraf 27 disebutkan bahwa investasi
musyarakah diakui pada saat pembayaran kas atau penyerahan kas atau
penyerahan aset-aset non-kas kepada mitra aktif. Aset berwujud kas dinilai
sebesar jumlah yang dibayarkan (paragraf 28a), sedangkan aset yang
berwujud non-kas dinilai sebesar nilai wajar, dan jika terdapat selisih antara
nilai wajar dan nilai tercatat aset non-kas, maka selisih tersebut diakui sebagai
keuntungan tangguhan dan diamortisasi selama masa akad atau sebagai
kerugian pada saat terjadinya (paragraf 28b). Investasi musyarakah non-kas
yang diukur dengan nilai wajar aset yang di serahkan akan berkurang nilainya
sebesar beban penyusutan atas aset yang di serahkan, dikurangi amortisasi
keuntungan tangguhan (jika ada) (paragraf 29). Adapaun biaya biaya yang
terjadi akibat akad musyarakah, seperti biaya studi kelayakan, tidak dapat
diakui sebagai bagian investasi musyarakah, kecuali ada persetujuan dari
seluruh mitra (paragraf 30).
Akuntansi

syariah

adalah

proses

yang

di

gunakan

untuk

mengidentifikasi, mengukur serta melaporkan informasi keuangan suatu
organisasi berdasarkan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam aturan syariat
Islam.
Pada dasarnya akuntansi syariah tidak jauh berbeda secara teknis
dengan akuntansi pada umumnya, dimulai dari pencatatan transaksi

18

berdasarkan dokumen-dokumen yang ada, pengklasifikasian ke dalam buku
besar, pengikhtisaran dalam neraca lajur sampai menyusun laporan keuangan
berupa laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan modal, laporan arus kas
serta catatan atas laporan keuangan.
Gambar 1.1 : Alur pedoman penelitian implementasi akuntansi syariah di
BMT

PSAK

PSAK 106 “Musyarakah”
Akuntansi di BMT

Akuntansi di BMT
Akuntansi di BMT

Analisi Data

Kesesuaian Penerapan Akuntansi BMT
Dengan PSAK 106

F. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ada bermacam-macam tipe penelitian,
antara lain deskriptif, eksplanatif, eksploratif, eksperimental, dan lainnya.
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif yang bertujuan menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi,
berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul menjadi objek penelitian

19

itu berdasarkan apa yang terjadi15. Dan diakhir penilitian peneliti
menggunakan tingkat penilaian penyesuaian untuk memastikan secara
keseluruhan point implementasi yang dilakukan oleh BMT Al Munawwarah.
2. Data Penelitian
Data penelitian yang diperoleh penulis berupa data priemer dan data
sekunder. Data priemer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak
yang kompeten mengenai penerapan akuntansi syariah, sedangkan data
sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil studi dokumentasi berupa datadata dan dokumen-dokumen serta sumber tertulis lainya yang berhubungan
dengan implementasi akuntansi musyarakah di BMT Munawwara
3. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian
kepustakaan dan penelitian lapangan. Dalam penelitian kepustakaan, penulis
mengumpulkan data dan informasi tentang akuntansi syariah, akuntansi BMT
dan PSAK akuntansi musyarakah di perpustakaan. Sedangkan penelitian
lapangan, penulis memperoleh data dengan mendatangi langsung tempat yang
dijadikan objek penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Interview (wawacara) dengan mewawancarai pihak yang kompeten
mengenai penerapan akuntansi di BMT dalam hal ini bagian keuangan dan
15

M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta : Kencana, 2008) Cet. Ke-3, hal. 36

20

manajer

oprasional

BMT

sedangkan

studi

mengumpulkan data berdasarkan dokumen-dokumen

dokumentasi

dengan

yang diperoleh dari

BMT yang berkaitan dengan implementasi akuntansi musyarakah dan
dokumen lain yang terkait dengan implementasi akuntansi musyarakah yang
digunakan BMT Munawwarah.
5. Teknik Pengolahan Data
Penulis menganalisis data dengan menggunakan metode Dummy.
Dalam analisa ini, penulis menjabarkan data nilai implementasi akuntansi
musyarakah yang diperoleh dari BMT, kemudian menganalisa dan
menilainya dengan berpedoman pada Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 106.
G. Pedoman Penulisan Laporan
Adapun teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah
menggunakan “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007”.
H. Sistematika Penulisan
BAB 1,
Pendahuluan, membahas latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori dan
konsep, kajian kepustakaan terdahulu, metode penelitian dan sistematika
penulisan.

21

BAB II
Membahas tentang Gambaran Umum mengenai Akuntansi, Akuntansi
Syariah serta Akuntansi Musyarakah berdasarkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 106. Dimana didalam bab kedua ini terdiri
dari

Pengertian

Akuntansi

Secara

Umum,

Akuntansi

Syariah

dan

perbedaanya dengan akuntansi konvensional, Prosedur Akad Musyarakah
dalam Islam, Akuntansi Musyarakah, Akad Musyarakah berdasarkan PSAK
No. 106 serta Jurnal Teori Akuntansi Musyarakah.
BAB III
Gambaran Umum BMT Al Munawwarah, memuat secara rinci sejarah
berdirinya BMT, produk yang ditawarkan BMT, dan pendapatan BMT.
BAB IV
Membahas mengenai Evaluasi Aplikasi Akuntansi Musyarakah pada
BMT Al Munawwarah berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 106. Di bab keempat ini berisi tentang Aplikasi
Akuntansi Musyarakah pada BMT Al munawwarah, serta Evaluasi Aplikasi
Akuntansi Musyarakah berdasarkan PSAK No. 106 pada BMT AlMunawwarah.
BAB V
Dalam bab kelima merupakan Penutup, dimana dalam bab tersebut
berisi tentang Kesimpulan dari penelitian, dan Saran-saran.

BAB II
GAMBARAN UMUM MENGENAI AKUNTANSI, AKUNTANSI
SYARI’AH SERTA AKUNTANSI MUSYARAKAH BERDASARKAN
PSAK 106
A. Pengertian Akuntansi Secara Umum
1. Sejarah Akuntansi
Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengidentifikasi tempat dan
waktu lahirnya sistem pembukuan berpasangan. Ada berbagai skenario
mengakui bahwa sistem pencatatan telah ada dalam berbagai peradaban sejak
kurang lebih 3000 tahun sebelum masehi yang lalu. Diantaranya adalah
peradaban

Kaldea-Babilonia,

Asiria,

dan

Samaria

yang merupakan

pembentuk sistem pertahanan pemerintahan pertama di dunia, pembentuk
sistem bahasa tulisan tertua, dan pencatatan usaha tertua.1
Catatan tertua yang dikenal masyarakat adalah tablet dari tanah liat
berupa catatan pembayaran upah, yang ditemukan dan berasal dari Babilonia.
Penemuan yang sama kemudian diperoleh di Mesir dan Yunani Kuno.
Dimana, dalam peradaban Mesir, para penulis membentuk “poros tempat
berputarnya seluruh mesin keuangan dan departemen”.2 Peradaban China
dengan akuntansi pemerintah yang memainkan peran kunci dan canggih
selama Dinasti Chao (1122-256); perdaban Yunani, dimana Zenon, manajer
1

Brown, R., (ed), A History of Accounancy (edinburgh: Jack, 1905; dicetak ulang oleh B.
Franklin, NY, 1996), h. 16.
2
Woolf, A.H, A Short History of Accounting and Aaccountants (London : gee ad Coy,
1912), h.6

22

23

estat Applonius, memperkenalkan sistem akuntansi pertanggung jawaban
yang luas pada tahun 256; dan peradaban Roma, dengan hukum yang
menentukan bahwa pembayar pajak harus membuat laporan posisi keuangan,
dan dengan hak sipil yang tergantung pada tingkat kekayaan yang dinyatakan
warga negara.3
Kemudian pencatatan yang paling awal dikenal di inggris, di
kumpulkan atas perintah Raja William the Conqueror pada abad kesebelas
untuk mengetahui sumber-sumber keuangan negara. Tetapi, pencatatan ini
belum dilakukan secara sistematis, dan kerapkali hanya merupakan
pernyataan yang tidak lengkap. Sistem pencatatan yang lenkap untuk suatu
unit usaha baru muncul kemudian, yaitu setelah ditemukanya Sistem
Pembukuan Berpasangan (Double Entry System) oleh pedagang-pedagang
Venesia.
Uraian sistem pembukuaan berpasangan pertama kali ditulis oleh
seorang sarjana matematika bangsa Italia yang bernama Luca Pacioli tahun
1494. Pada tahun tersebut, dia mempublikasikan buku yang ditulisnya Summa
De

Arithmatica,

Geometria,

Proporsionil

et

Proporsionalita,

yang

didalamnya memuat salah satu bagian yang berisi pelajaran mengenai sistem
pencatatan pembukuan berpasangan (Double Entry System). Dia menyatakan

Pendrof, B., “The Relation of Taxation to the History of Balance Sheet”, The
Accounting Review (Desember, 1930), hal. 244.
3

24

bahwa tujuan pembukuan adalah “untuk memberi informasi yang tepat waktu
bagi para pedagang mengenai aset dan kewajibanya”.4
Dia mengatakan, “Semua pencatatan . . . . harus dilakukan secara
berpsangan, yaitu bahwa jika anda membuat seorang sebagai kreditor, Anda
harus membuat orang lain sebagai debitor”.5 Tiga buku digunakan :
memorandum, jurnal, dan buku besar. Catatan bersifat deskriptif. Pacioli
menyarankan bahwa “tidak hanya nama pembeli atau penjual dan penjelasan
mengenai berat, ukuran, dan harga barang yang dicatat, tetapi syarat
pembayaran juga ditunjukan” dan “jika kas diterima atau dibayarkan,
catatanya mencantumkan jenis mata uang dan nilai konversinya...”.6
Pacioli juga menyarankan penghitungan profit periodik dan penutupan
buku “Adalah baik untuk menutup buku setiap tahun, khususnya jika anda
dalam kerja sama dengan orang lain. Akuntansi membuat persahabatan
berlangsung lama”.7
Sistem pembukuan berpasangan menyaikan suatu pencatatan transaksi
perusahaan secara sistematis. Setiap transaksi dicatat ke dalam dua aspek
yaitu debit dan kredit, sehingga membentuk perkiraan berimbang. Dengan
sistem ini juga akan menghasilkan laporan keuangan yang menyeluruh dalam
satuan uang, antara lain laba (laba bersih) untuk usaha tertentu dalam periode
4

Green, Wilmer L., History and Survey of Accountancy (New York: Standard Text Press,
1930, h. 91.
5
Geijsbeek, J., Ancient Double-Entry Bookeeping (Houston: Lawrence, KS: Scholars
Book Co., 1976), h. 25.
6
Green, Wilmer L., History and Survey of Accountancy (New York: Standard Text Press,
1930, h. 8.
7
Geijsbeek, J., Ancient Double-Entry Bookeeping (Houston: Lawrence, KS: Scholars
Book Co., 1976), h. 67.

25

tertentu, jumlah harta (assets) yang dimiliki perusahaan dan pemodalan
(equity) atas harta tersebut.
2. Pengertian Akuntansi
Dalam pengetahuan akuntansi dikenal dua istilah asing, yaitu
Accountancy dan Accounting. Secara terminologi istilah tersebut lazim
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Akuntansi. Untuk
mendekatkan pengertian terhadap kedua istilah tersebut, perlu diketahui
pengertian dan kedudukan masing-masing dalam pengetahuan akuntansi.
Accountancy merupakan suatu metodologi dan himpunan pengetahuan
yang berkenan dengan sistem informasi dari satuan-satuan ekonomi apapun
bentuknya, yang terbagi atas dua bagian. Pertama, accounting adalah
pengetahuan yang menyangkut proses pelaksanaan pembukuan dalam arti
yang luas. Kedua, auditing adalah pengetahuan yang menyangkut
pemeriksaan dan penilaian (evaluasi) atas hasil proses pelaksanaan
pembukuan tersebut. Oleh karena itu, istilah accountancy lebih luas meliputi
baik bidang teori, proses pembukuan, penerapan atau praktek, maupun
pemeriksaan dan penilaian. Sementara itu, istila accounting hanya
menunjukan bidang teori. Proses pembukuan dalam arti yang luas meliputi
penafsiran (interpretasi) atasnya.

26

3. Definisi Akuntansi
Akuntansi sering dijuluki sebagai bahasa bisnis (the language of
business). Perubahan yang cepat dalam masyarakat telah menyebabkan
semakin kompleksnya bahasa tersebut, yang digunakan untuk mencatat,
meringkas, melaporkan, menginterpretasi data dasar ekonomi untuk
kepentingan perorangan, pengusaha, pemerintah, dan anggota masyarakat
lainya.
Secara etimologi, kata akuntansi berasal dari bahasa Inggris,
accounting,dalam bahasa arabnya disebut “musabahah” yang berasal dari
kata hasaba, hasibah, muhasabah atau wazan yang lain adalah hasaba,
hasban, hisabah, artinya menimbang, memperhitungkan, mengkalkulasi,
mendata atau menghisab. Yakni menghitung dengan seksama atau teliti yang
harus dicatat dalam pembukuan tertentu.8
Akuntansi telah didefinisikan secara luas. Menurut definisi dari
American Accounting Association adalah “....the proces of identyfying,
measuring, and communicating economic information.....” (Evanston, Ilionis;
A Statment of Basic Accounting Theory, 1966. Hal. 1).
Akuntansi

adalah

proses

mengidentifikasi,

mengukur,

dan

menyampaikan atau melaporkan informasi ekonomi untuk membuat
pertimbangan dan mengambil keputusan yang tepat bagi pemakai informasi
tersebut. Termasuk dalam definisi ini adalah keharusan bagi akuntansi untuk

8

Hasbi Ramli, Teori Dasar Akuntansi Syari’ah, (Jakarta: Renaisan, 2005), h. 12.

27

mengetahui lingkungan sosial ekonomi disekitarnya. Tanpa pengetahuan
tersebut, mereka tidak dapat mengidentifikasi dan membuat informasi yang
relevan.
Pengertian akuntansi secara terminologi menurut buku A Statment of
Basic Accounting Theory dikatakan bahwa akuntansi adalah proses
mengidentifikasi, mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai
bahan informasi dalam hal pertimbangan dalam mengambil kesimpulan oleh
para pemakainya.
Accounting Principles Board (APB) Statment No. 4 mengidentifikasi
bahwa akuntansi adalah suatu kegiatan jasa, yang fungsinya memberikan
informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan
ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan
ekonomi, yang digunakan dalam memilih diantara alternatif.9
Untuk menggambarkan berbagai sisi akuntansi, Belkaoui (1968) dan
penulis lain disebutkan beberapa image yang menggambarkan sifat-sifat
akuntansi sebagai berikut.10
a. Akuntansi sebagai suatu ideologi.
b. Akuntansi sebagai suatu bahasa.
c. Akuntansi sebagai suatu catatan historis.
d. Akuntansi sebagai suatu realitas ekonomi saat ini.

9

Sofyan S Harahap, Auditing dalam Prespektif Islam, ( Jakarta: Pustaka Quantum, 2002),

h. 37.
10

Sofyan S Harahap, Auditing dalam Prespektif Islam, h. 37-38.

28

e. Akuntansi sebgai suatu sistem informasi.
f. Akuntansi sebagai suatu komoditi.
g. Akuntansi dianggap sebgai pertanggungjawaban (accountibility).
h. Akuntansi sebagai teknologi.
Menurut Dr. Bambang Sudibyo, akuntansi adalah teknologi yaitu
mengubah data atau bukti-bukti transaksi menjadi model informasi yang lebih
bermanfaat bagi para pemakainya.
B. Akuntansi Syariah Serta Perbedaan Akuntansi Syariah dengan
Akuntansi Konvensional
1. Sekilas Tentang Akuntansi Syariah
Dari sisi ilmu pengetahuan, Akuntansi adalah ilmu informasi yang
mencoba mengkonversi bukti dan data menjadi informasi dengan cara
melakukan pengukuran atas sebagai transaksi dan akibatnya yang
dikelompokan dalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti aktiva,
utang, modal, hasil, biaya, dan laba. Dalam Al-Qur’an disampaikan bahwa
kita harus mengukur secara adil, jangan dilebihkan dan jangan dikurangi.
Kita dilarang untuk menuntut keadilan ukuran dan timbangan bagi kita,
sedangkan bagi orang lain kita menguranginya. Dalam hal ini, Al-Qur’an
menyatakan dalam berbagai ayat, antara lain dalam surat Asy-Syu’ara ayat
181-184 yang berbunyi.11

Departemen Agama Republik Indonesia. 1989. Al Qur’an dan terjemahanya. Proyek
Pengadaan Kitab Suci Al Qur’an. Jakarta.
11

29



   

       

            
 

“Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
merugikan dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah
kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela
di muka bumi dengan membuat kerusakan dan betakwalah kepada Allah yang
telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu”.

Kebenaran dan keadilan dalam mengukur (menakar) tersebut, menurut
Umer Chapra menyangkut pengukuran kekayaan, utang, modal pedapatan,
biaya, dan laba perusahaan, sehingga seorang Akuntan wajib mengukur
kekayaan secara benar dan adil. Seorang Akuntan akan menyajikan sebuah
laporan keuangan yang disusun dari bukti-bukti yang ada dalam sebuah
organisasi yang dijalankan oleh sebuah manajemen yang diangkat atau
ditunjuk sebelumnya. Manajemen bisa melakukan apa saja dalam menyajikan
laporan sesuai dengan motivasi dan kepentinganya, sehingga secara logis
dikhawatirkan dia akan membonceng kepentinganya. Untuk itu diperlukan
Akuntan Independen yang melakukan pemeriksaan atas laporan beserta buktibuktinya. Metode, teknik, dan strategi pemeriksaan ini dipelajari dan
dijelaskan dalam Ilmu Auditing
Dalam Islam, fungsi Auditing ini disebut “tabayyun” sebagaimana yang
dijelaskan dalam surah Al-Hujarat ayat 6 yang berbunyi :

30

              
  
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik
membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
Kemudian, sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an, kita
harus menyempurnakan pengukuran di atas dalam bentuk pos-pos yang
disajikan dalam Neraca, sebagaimana digambarkan dalam Surah Al-Israa’
ayat 35 yang berbunyi:
            
Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah
dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya.

2. Pengertian Akuntansi Syariah
Akuntansi syariah adalah suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi,
pendataan dan pelaporan melalui proses perhitungan yang terkait dengan
transaksi keuangan sebagai bahan informasi dalam mengambil keputusan
ekonomi berdasarkan prinsip akad-akad syariah, yaitu tidak mengandung
zhulun (kezhaliman), riba, maysir (judi), gharar (penipuan), barang yang
membahayakan dan di haramkan.12
Akuntansi syariah juga dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas
transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh
12

Hasbi Ramli, Teori Dasar Akuntansi Syari’ah, (Jakarta: Renaisan, 2005), h. 13-14.

31

Allah SWT.13 Prinsip Umum Akuntansi Syariah nilai pertanggung jawaban,
keadilan dan kebenaran selalu melekat dalam meliputi sistem akuntansi
syariah. Ketiga nilai tersebut tentu saja sudah menjadi prinsip dasar yang
oprasional dalam prinsip akuntansi syariah. Prinsip pertanggungjawaban
(accountability) merupakan konsep yang tidak asing lagi di kalangan
masyarakat muslim. Pertanggungjawaban selalu berkaitan dengan konsep
amanah. Bagi kaum muslim, persoalan amanah merupakan hasil transaksi
manusia dengan khalik mulai dari alam kandungan. Manusia dibebani oleh
Allah SWT untuk menjalankan atau menunaikan amanah. Banyak ayat AlQur’an yang menjelaskan tentang proses pertanggungjawaban manusia
sebagai pelaku amanah Allah

Dokumen yang terkait

Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.36 Mengenai Pengukuran Dan Pengakuan Pendapatan Premi Asuransi Pada PT. Allianz Life Indonesia Cabang Medan

15 175 64

Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Penatausahaan Keuangan Daerah dan Pengelolaan Barang Milik Daerah Terhadap Kinerja SKPD pada Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau

13 150 102

Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.25 dan No.11 terhadap Penyajian Laporan Laba Rugi pada PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) Kuala Tanjung.

6 66 83

Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 27 Tentang Akuntansi Perkoperasian Pada Koperasi Mitra Usaha Rakyat.

0 31 95

Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Dalam Penyajian Laporan Laba Rugi Pada PT.(Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan

1 52 89

Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 36 Tentang Akuntansi Asuransi Jiwa Pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Distrik Thamrin Medan

0 25 112

Penerapan PSAP (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan) Pernyataan No.1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat Sumatera Utara

1 43 81

Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14 Tentang Persediaan pada PT. Lndofarma Global Medika Medan

1 36 56

IMPLEMENTASI AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MUTANAQISAH BERDASARKAN PSAK NO. 106 DAN 107

0 5 20

Ketentuan Musyarakah Akuntansi Musyarakah (psak 106) Contoh Jurnal musyarakah (pada Lembaga Keuangan Syariah sebagai mitra pasif)

6 29 11