Dosis Tiroid Dosis Kulit Dosis Mata Efek Radiasi pada Membran Mukosa Mulut Karsinogenesis Kanker tiroid Leukimia

mSv film. Sebagai perbandingan dosis tulang aktif dalam 1 film thorax adalah 0,03 mSv. 8

b. Dosis Tiroid

Besarnya kelenjar tiroid merupakan faktor penting dalam menentukan besarnya dosis yang diterima. Pemeriksaan mulut komplit dengan film A21 memberikan dosis tiroid 0,94 mGy. Nilai ini 16 dari pemeriksaan radiografi sinar servikal. Dosis tiroid dalam radiografi panoramik sekitar 74 μGy, 1 dari pemeriksaan spina servikal. 8

c. Dosis Kulit

Total dosis radiasi yang dapat menyebabkan eritema reddening pada kulit adalah 250 rads 2,5 Gy dalam waktu 14 hari. 8

d. Dosis Mata

Lebih dari 200.000 mrads 2 Gy dosis yang dapat menyebabkan katarak atau pengaburan lensa mata. Kornea mata yang terkena radiasi pada saat dilakukan radiografi gigi adalah berkisar 60 mrads 0,0006 Gy. 8

2.5 Efek Negatif Radiasi Sinar-X

Radiografi selain memiliki sifat yang menguntungkan juga memiliki beberapa efek yang berdampak buruk pada tubuh maupun lingkungan. Ketika menembus jaringan tubuh, radiasi sinar ionisasi menimbulkan kerusakan pada tubuh, terutama dengan ionisasi atom-atom pembentuk jaringan. Indikasi radiasi yang merusak dalam tingkat atom akan menimbulkan perubahan molekul, yang menimbulkan kerusakan seluler, serta menimbulkan fungsi sel abnormal atau hilangnya fungsi sel. 8,13 Efek radiasi pada manusia merupakan hasil dari rangkaian proses fisik dan kimia yang terjadi segera setelah terpapar 10-15 detik, kemudian diikuti dengan proses biologi dalam tubuh. Proses biologi meliputi rangkaian perubahan pada tingkat molekuler, seluler, jaringan dan tubuh. Konsekuensi yang timbul dapat berupa kematian sel atau perubahan pada sel. Bergantung pada dosis radiasi yang diterima tubuh. 8,13 Universitas Sumatera Utara

2.5.1. Efek non stokastik Deterministik

Efek non stokastik adalah dimana paparan akut dosis relative tinggi, efek yang timbul merupakan hasil kematian dari sel yang dapat menyebabkan gangguan fungsi jaringan dan organ tubuh, bahkan kematian, yang umumnya segera dapat teramati secara klinis setelah tubuh terpapar radiasi dengan dosis diatas dosis ambang. Selain itu, radiasi dapat tidak mematikan sel tetapi menyebabkan perubahan atau transformasi sel sehingga terbentuk sel baru yang abnormal. Contohnya adalah erythema, kerontokan rambut, pembentukan katarak, dan berkurangnya kesuburan. 8,13

a. Efek Radiasi pada Membran Mukosa Mulut

Radiasi pada daerah kepala dan leher khususnya nasofaring akan mengikut sertakan sebagian besar mukosa mulut. Akibatnya dalam keadaan akut akan terjadi efek samping pada mukosa mulut berupa mukositis yang dirasa pasien sebagai nyeri pada saat menelan, mulut kering dan hilangnya cita rasa taste. Keadaan ini sering diperparah oleh timbulnya infeksi jamur pada mukosa lidah serta palatum. 13

b. Efek radiasi pada jaringan dan organ.

Radiosensitivity pada jaringan atau organ tubuh diukur dengan adanya respon terhadap radiasi. Kehilangan moderat sel tidak mempengaruhi fungsi organ tubuh. Namun, dengan hilangnya sejumlah besar sel sehingga dapat mempengaruhi organisme. Tingkat keparahan perubahan ini tergantung pada dosis radiasi yang diberikan. 8,13

2.5.2 Efek stokastik

Terjadinya efek stokastik ini disebabkan karena fungsi dan dosis radiasi yang diterima oleh seseorang tanpa suatu nilai ambang. 8,13

a. Karsinogenesis

Radiasi menyebabkan kanker dengan mengubah DNA. Mekanisme akibat radiasi yang paling mungkin adalah mutasi gen. Dimana tindakan radiasi sebagai promotor, merangsang sel untuk berkembang biak sehingga mengubah sel premaligna menjadi lebih ganas. 8,13 Universitas Sumatera Utara

b. Kanker tiroid

Insiden karsinoma tiroid meningkat pada manusia setelah terpapar. Hanya sekitar 10 atau kurang dari individu yang terkena kanker dapat menyebabkan kematian. 8,13

c. Leukimia

Insiden leukimia selain leukimia lumphocytic kronis meningkat setelah terpapar radiasi pada sumsum tulang. Bagi individu yang terpapar pada usia dibawah 30 tahun, risiko untuk pengembangan leukimia adalah setelah sekitar 30 tahun. Bagi individu terpapar sebagai orang dewasa, risiko tetap ada sepanjang hidup. 8,13

d. Kanker kelenjar ludah

Dokumen yang terkait

Perbedaan Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pria Dan Wanita Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia

2 66 46

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

3 25 47

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

0 0 1

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

0 0 1

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

0 1 2

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

2 2 18

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

0 0 2

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran Gigi - Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Berdasarkan Tahun Kepaniteraan Klinik Mengenai Penggunaan Radiografi kedokteran gigi

0 0 17

Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Berdasarkan Tahun Kepaniteraan Klinik Mengenai Penggunaan Radiografi kedokteran gigi

0 0 13