52
3.6. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Data yang dikumpulkan disini berupa informasi dan gambaran fakta-fakta saat ini tentang
keadaan ruang belajar di SDLB Bandung. Hasil analisa deskriptif tersebut akan digunakan sebagai dasar pengambilan kesimpulan mengenai hasil kajian desain
ruang belajar SDLB Bandung. Dari data-data yang dikumpulkan kemudian dilanjutkan dengan teknik
pengolahananalisis data. Analisis data dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1.
Membuat klasifikasi data berdasarkan skema dasar dan berdasar teori-teori. 2.
Reduksi data secara teliti yang berhubungan dengan parameter analisis sesuai dengan data di lokasi penelitian.
3. Melakukan analisis berdasarkan data dan berbagai pertimbangan.
4. Hasil analisis disimpulkan menjadi rekomendasi berdasarkan permasalahan
penelitian dan data yang terkumpul.
74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Individu tunanetra mengalami keterbatasan dalam pengelihatan. Agar dapat berinteraksi dengan lingkungan, tunanetra membutuhkan pelatihan orientasi dan
mobilitas. Individu
tunanetra membutuhkan
fasilitas-fasilitas yang
dapat membantunya untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Salah
satunya adalah melalui pendidikan Sekolah Luar Biasa. Setelah melakukan penelitian dan analisis, diketahui bahwa sekolah SDLB
Bandung sebagian besar telah menerapkan standar yang ditetapkan oleh pemerintah Direktorat Pendidikan Luar Biasa dan memenuhi kriteria ruang untuk anak tunanetra.
Kajian ruang belajar SDLB disimpulkan sebagai berikut : 1.
Bentuk ruang kelas SDLB adalah segi empat variasi, sesuai dengan standar literatur yakni bentuk yang dapat memudahkan pergerakan, statis dan netral.
2. Besaran ruang kelas SDLB Bandung memenuhi standar besaran ruang,
yakni semua ruang kelas lebih besar dari standar minimal 0.9 m
2
untuk tiap anak.