commit to user 3
menunjukkan terdapat pengaruh positif dan hubungan yang signifikan antara faktor-faktor evaluasi kinerja terhadap pengembangan karir karyawan.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “ Hubungan antara Prestasi Belajar
dengan Sikap dalam Pengembangan Karir Fungsional Bidan pada Mahasiswa D III Kebidanan“.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahannya, yaitu “Adakah hubungan antara prestasi belajar dengan
sikap dalam pengembangan karir fungsional bidan pada mahasiswa D III Kebidanan ?”
C. Tujuan Penelitian
1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara prestasi belajar dengan sikap dalam
pengembangan karir fungsional bidan pada mahasiswa DIII Kebidanan 2 Tujuan Khusus
a Untuk mengetahui hasil prestasi belajar mahasiswa D III Kebidanan b Untuk mengetahui sikap mahasiwa D III Kebidanan dalam
pengembangan karir fungsional bidan c Untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara prestasi belajar
dengan sikap dalam pengembangan karir fungsional bidan pada mahasiswa D III Kebidanan
commit to user 4
D. Manfaat Penelitian
1 Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini bisa memberikan penjelasan tentang adanya
hubungan antara prestasi belajar dengan sikap dalam pengembangan karir fungsional bidan pada mahasiswa D III Kebidanan.
2 Manfaat Aplikatif Untuk meningkatkan motivasi dan sikap para mahasiswa D III
Kebidanan untuk merencanakan pengembangan karirnya sebagai bidan di masa mendatang.
commit to user
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari dua kata, yaitu “prestasi” dan “belajar”. Muhibbin Syah 2009 menjelaskan, belajar adalah tahapan perubahan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif. Sejalan
dengan pendapat
tersebut, Slameto
2003 mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Sedangkan proses belajar adalah tahapan perubahan ke arah lebih maju dari sebelumnya meliputi kognitif, afektif
dan psikomotor yang terjadi dalam diri peserta didik Syah, 2009 Belajar bisa disimpulkan sebagai proses perubahan ke arah kemajuan
yang mencakup faktor kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri peserta didik akibat hasil interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Slameto 2003 faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah faktor dalam dan faktor luar, sebagai berikut:
a Faktor dalam, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yang berasal dari siswa yang sedang belajar meliputi kondisi
fisiologis dan kondisi psikologis, sebagai berikut :
commit to user
1 Kondisi Fisiologis 2 Kondisi Psikologis, meliputi kecerdasan, bakat, minat dan
perhatian, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif b Faktor luar, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar meliputi faktor lingkungan dan faktor instrumental, sebagai berikut :
1 Faktor Lingkungan a Lingkungan alami yaitu kondisis alami yang dapat berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar, termasuk dalam lingkungan alami yaitu suhu, cuaca, pada waktu itu dan kejadian-kejadian
yang berlangsung. b Lingkungan sosial, dapat berupa manusia, wujud lain yang
berpengaruh langsung terhadap proses dan hasil belajar Misalnya hubungan murid dengan guru, orang tua dengan anak,
dan lingkungan masyarakat di luar sosial yang baik, mesra dapat membantu terciptanya prestasi belajar siswa.
2 Faktor Instrumental Faktor instrumental adalah faktor yang adanya dan
penggunaanya dirancangkan sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan meliputi kurikulum, program, sarana dan guru atau
tenaga pengajar Slameto, 2003. Kata “ prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.
Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi ‘prestasi” yang berarti “hasil
commit to user
usaha”. Istilah “prestasi belajar“ achievement berbeda dengan “hasil belajar” learning outcome . Prestasi belajar pada umumnya berkenaan
dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik Arifin, 2010 .
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan
psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Bisa dikatakan
bahwa prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang
menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Saifudin Anwar 2005 mengemukakan tentang tes
prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap
performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan.
commit to user
Menurut Arifin 2010 fungsi prestasi belajar antara lain sebagai berikut :
a Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik
b Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c Sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
d Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan e Sebagai indikator daya serap kecerdasan peserta didik.
Prestasi belajar sangat penting untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan peseta didik dalam menempuh proses pembelajaran.
2. Pengembangan Karir Bidan
Menurut Hidayat 2002 karir dapat dapat dipandang dari perspektif yang berbeda. Secara umum karir dipandang sebagai urut-urutan posisi
yang diduduki oleh seseorang selama jangka waktu hidupnya. Ini merupakan karir objektif. Dari perspektif lainnya karir sendiri terdiri dari
perubahan-perubahan dalam nilai, sikap dan motivasi yang terjadi karena seseorang menjadi semakin tua. Gambaran ini merupakan karir subjektif.
Sedangkan Cascio dalam Saraswati 2005 berpendapat bahwa suatu karir meliputi suatu rangkaian posisi, pekerjaan atau jabatan yang dialami
individu selama kehidupan kerjanya. Karir dapat diartikan sebagai pemindahan transfer lateral ke
jabatan-jabatan yang lebih menuntut tanggung jawab atau lokasi-lokasi
commit to user
yang lebih baik di dalam atau menyilang terhadap hierarki hubungan kerja sama selama kehidupan kerja seseorang.
Jabatan karir
Bidan menurut
Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara
PERMENPAN Nomor:
01PERM.PAN12008 tentang Jabatan Fungsional Bidan dan Angka Kreditnya ialah Bidan yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis di
bidang pelayanan kebidanan pada sarana pelayanan kesehatan di lingkungan Departemen Kesehatan dan instansi lain.
Pengembangan karir merupakan kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang yang ditetapkan dalam suatu organisasi. Jaffe dan
Scott mengatakan bahwa pengembangan karir merupakan sekumpulan tujuan-tujuan pribadi dan gerakan strategis yang mengarah pada
pencapaian prestasi yang tinggi dan kemajuan pribadi sepanjang jalur karir.
Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir struktural yaitu:
a Karir Fungsional Pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan
dengan jabatan fungsional sebagai bidan serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara formal maupun secara non formal yang hasil
akhirnya akan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya. Fungsi bidan nantinya dapat sebagai
commit to user
pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti, bidan koordinator dan bidan penyelia Sofyan et al, 2006
Peran,fungsi bidan dalam pelayanan kebidanan adalah sabagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti.
1 Sebagai pelaksana Sebagai pelaksana, bidan melaksanakannya sebagai tugas
mandiri, kolaborasi kerjasama dan ketergantungan. 2 Sebagai pengelola
a Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat klien. b Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan
dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga
kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.
3 Sebagai pendidik a Pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait
kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana. b Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan serta
membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya.
commit to user
4 Sebagai peneliti Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam
bidang kesehatan baik secara mandiri maupun secara kelompok. Jabatan, jenjang dan pangkat bagi seorang bidan pegawai
negeri pada suatu organisasi dalam jalur karir telah ditetapkan sebagai berikut :
1 Jabatan Bidan Terampil dengan jenjang dan pangkat dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi yaitu:
a Bidan Pelaksana Pemula; Pengatur Muda, golongan ruang IIa.
b Bidan Pelaksana; Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang IIb; Pengatur, golongan ruang IIc; Pengatur Tingkat I,
golongan ruang IId. c Bidan Pelaksana Lanjutan; Penata Muda, golongan ruang
IIIa; Penata Muda Tingkat I, golongan ruang IIIb; d Bidan Penyelia; Penata, golongan ruang IIIc; Penata Tingkat
I, golongan ruang IIId. 2 Jabatan Bidan Ahli dengan jenjang dan pangkat dari yang
terendah sampai dengan yang tertinggi yaitu: a Bidan Pertama: Penata Muda, golongan ruang IIIa; Penata
Muda Tingkat I, golongan ruang IIIb. b Bidan Muda: Penata, golongan ruang IIIc; Penata Tingkat I,
golongan ruang IIId.
commit to user
c Bidan Madya: Pembina, golongan ruang IVa; Pembina Tingkat I, golongan ruang IVb; Pembina Utama Muda,
golongan ruang IVc. b Karir Struktural
Karir bidan dalam jabatan struktural tergantung dimana bidan bertugas apakah di Rumah Sakit, Puskesmas, Bidan di desa atau Bidan
di institusi swasta. Karir dapat dicapai oleh bidan di tiap tatanan pelayanan kebidanan atau pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kemampuan, kesempatan dan kebijakan yang ada Sofyan et al, 2006.
3. Sikap
Secara bahasa, Oxford Advanced Learner Dictionary mencantumkan bahwa sikap attitude, berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu cara
menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran dan perilaku.
Menurut Secord dan Bacman dalam Azwar 2010, sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan afektif, pemikiran kognisi dan
predisposisi tindakan konasi seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Terdapat tiga komponen yang membentuk struktur
sikap, yaitu : a Komponen kognitif perseptual adalah komponen yang berkaitan
dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsikan terhadap
objek sikap.
commit to user
b Komponen afektif emosional adalah komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap.
c Komponen konatif perilaku atau action component adalah komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap suatu
objek. Sikap merupakan faktor yang ada dalam diri manusia yang dapat
mendorong atau menimbulkan perilaku tertentu. Sikap mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain ; tidak dibawa sejak lahir, sikap itu selalu berhubungan
dengan objek sikap, sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan objek, dapat berlangsung lama atau
sebentar dan mengandung faktor perasaan dan motivasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan sikap antara
lain : a Pengalaman pribadi yang meninggalkan kesan yang kuat
b Kebudayaan, tempat di mana kita hidup dan di besarkan c Orang lain yang dianggap penting seperti orang tua, orang yang satus
sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, istri, suami dan lain-lain
d Media massa ; media cetak maupun elektronik yang membawa pesan- pesan sugestif
e Institusilembaga Pendidikan dan Agama yang mengajarkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu mengenai
commit to user
pemahaman baik dan buruk, boleh atau tidak boleh maupun salah atau benar.
f Faktor emosional, bentuk penyaluran frustasi atau pengalihan sebagai bentuk mekanisme pertahanan ego.
4. Hubungan antara Prestasi Belajar dengan Sikap dalam
Pengembangan Karir Bidan
Setiap bidan tidak diragukan lagi memiliki perspektif sendiri untuk merencanakan perkembangan karirnya di masa mendatang. Pemilihan
aktivitas pendidikan yang berkelanjutan perlu dibuat seiring dengan pertimbangan jenjang karir sebagai tujuan jangka panjang Henderson,
2005. Peningkatan dan pengembangan karir semakin besar karena keahlian
dan prestasi kerja yang semakin meningkat. Dengan adanya program pendidikan berkelanjutan dapat diketahui prestasi belajar peserta didik
yang menunjukkan seberapa besar keahlian keterampilan serta kemampuan kerja yang dimiliki Sofyan et al,2006 .
Hal ini bisa disimpulkan bahwa mahasiswa yang memiliki prestasi baik kemungkinan juga mempunyai sikap yang baik dalam pengembangan
karir fungsional bidan.
B. KERANGKA PEMIKIRAN