Nyeri Tinjauan Pustaka 1. Obat tradisional

8

5. Nyeri

Rasa nyeri hanya merupakan suatu gejala , fungsinya memberi tanda tentang adanya gangguan-gangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi kuman atau kejang otot. Rasa nyeri disebabkan rangsang mekanis atau kimiawi, kalor atau listrik, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan melepaskan zat yang disebut mediator nyeri pengantara Anief, 1996. Walaupun nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering memudahkan diagnosis, pasien merasakan sebagai hal yang tak mengenakkan, kebanyakan menyiksa dan karena itu, berusaha untuk bebas darinya Mutschler, 1986. Nyeri timbul jika rangsangan mekanik, termal, kimia atau listrik melampaui suatu nilai ambang tertentu nilai ambang nyeri dan karena itu menyebabkan kerusakan jaringan atau gangguan metabolisme jaringan. Senyawa tubuh yang dibebaskan dari sel-sel yang rusak disebut zat nyeri Mutschler, 1986. Zat ini merangsang reseptor nyeri yang letaknya pada ujung saraf bebas di kulit, selaput lendir dan jaringan lain. Dari tempat ini rangsang dialirkan melalui saraf sensoris ke sistem saraf pusat, melalui sumsum tulang belakang ke talamus optikus kemudian ke pusat nyeri dalam otak besar, dimana rangsang terasa sebagai nyeri Anief, 1996. Sebagai mediator nyeri adalah histamin, serotonin, plasmokinin antara lain bradikinin, prostaglandin, ion kalium Anief, 1996. Zat nyeri yang potensinya kecil adalah ion hidrogen. Pada penurunan nilai pH di bawah 6 selalu terjadi rasa nyeri yang meningkat pada kenaikan konsentrasi ion H + lebih lanjut. Kerja lemah yang mirip dipunyai juga oleh ion kalium yang keluar dari ruang intrasel setelah 9 terjadi kerusakan jaringan dan dalam interstisium pada konsentrasi 20 mmolliter menimbulkan rasa nyeri. Demikian pula berbagai neurontransmiter dapat bekerja sebagai zat nyeri pada kerusakan jaringan. Histamin pada konsentrasi relatif tinggi 10 -8 gL terbukti sebagai zat nyeri. Asetilkolin pada konsentrasi rendah mensensibilisasi reseptor nyeri terhadap zat nyeri lain, sehingga senyawa ini bersama-sama dengan senyawa yang dalam konsentrasi yang sesuai secara sendiri tidak berkhasiat, dapat menimbulkan nyeri. Pada konsentrasi tinggi, asetilkolin bekerja sebagai zat nyeri yang berdiri sendiri. Serotonin merupakan senyawa yang menimbulkan nyeri yang efektif dari kelompok transmiter. Sebagai kelompok senyawa yang penting lain dalam hubungan ini adalah kinin. Kinin adalah peptida yang secara aktif biologi, yang dalam plasma darah dibentuk dari suatu α- 2 globulin, yaitu kininogen. Kinin dapat bekerja sebagai mediator nyeri untuk merangsang reseptor nyeri dan dengan demikian bekerja sebagai pencetus nyeri Mutschler, 1986. Khususnya bradikinin yang termasuk senyawa penyebab nyeri terkuat. Prostaglandin yang dibentuk lebih banyak dalam peristiwa nyeri, mensensibilisasi reseptor nyeri dan disamping itu menjadi penentu dalam nyeri lama Mutschler, 1986. Nyeri berdasarkan perjalanannya dibedakan menjadi: a. Nyeri yang bersifat akut. Pada umumnya terjadi beberapa saat setelah terjadinya aksi atau trauma jaringan, berlangsung dalam waktu singkat dan biasanya cepat membaik bila diberikan suatu obat penghilang rasa sakit. b. Nyeri yang bersifat kronik. Pada umumnya berhubungan dengan tempat aksi jaringan yang bersifat permanen atau dapat terjadi sebagai kelanjutan 10 dari nyeri akut yang tidak ditangani dengan baik, berlangsung dalam waktu lama dan dapat terjadi lebih dari 6 bulan Hite, 1981. Nyeri menurut tempat terjadinya dibagi atas: a. Nyeri perifer peripheral pain. Nyeri ini dibagi menjadi 3 yaitu: • Superficial superficial: rasa nyeri pada rangsangan kulit, mukosa • Dalam deep: rasa nyeri pada alat dalam, sendi pleura, peritoneum • Referred : nyeri pada daerah rangsangan dan daerah batang otak, thalamus b. Nyeri sentral central pain. Nyeri akibat rangsangan pada sumsum tulang belakang. c. Nyeri psikologik psychogenic pain. Rasa nyeri tanpa sebab rangsangan Satyanegara, 1978. Berdasarkan proses terjadinya nyeri, maka rasa nyeri dapat dilawan dengan beberapa cara, yakni dengan: a. Merintangi pembentukan rangsangan dalam reseptor-reseptor nyeri perifer oleh analgetik perifer atau anestetik lokal. b. Merintangi penyaluran rangsangan nyeri dalam saraf-saraf sensoris misalnya dengan anestesi lokal. c. Blokade dari pusat nyeri dalam sistem saraf pusat dengan analgetik sentral narkotik atau dengan anestesi umum Tjay dan Rahardja, 2002. Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen dapat dilihat dalam gambar 1. 11

6. Analgetik

Dokumen yang terkait

UJI EFEK ANALGETIK INFUSA BATANG BROTOWALI Uji Efek Analgetik Infusa Batang Brotowali (Tinospora Crispa (L.) Miers) Pada Mencit Putih Jantan Galur Swiss (Mus Musculus).

0 5 14

UJI EFEK ANALGETIK INFUSA BATANG BROTOWALI Uji Efek Analgetik Infusa Batang Brotowali (Tinospora Crispa (L.) Miers) Pada Mencit Putih Jantan Galur Swiss (Mus Musculus).

0 5 13

DAFTAR PUSTAKA Uji Efek Analgetik Infusa Batang Brotowali (Tinospora Crispa (L.) Miers) Pada Mencit Putih Jantan Galur Swiss (Mus Musculus).

0 6 5

UJI DAYA ANTIPIRETIK INFUSA HERBA PEGAGAN (Centella asiatica L.) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS.

1 17 20

UJI ANALGETIK INFUSA HERBA SIDAGURI (Sida rhombifolia L) PADAMENCIT PUTIH JANTAN GALUR Swiss DENGAN METODE Uji Analgetik Infusa Herba Sidaguri (Sida rhombifolia L) pada Mencit Putih Jantan Galur Swiss dengan Metode Rangsang Kimia.

1 3 15

UJI EFEK TONIKUM INFUSA DAUN LANDEP (Barleria prionitis L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR UJI EFEK TONIKUM INFUSA DAUN LANDEP (Barleria prionitis L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS WEBSTER.

0 2 16

UJI EFEK TONIKUM INFUSA DAUN LANDEP (Barleria prionitis L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR UJI EFEK TONIKUM INFUSA DAUN LANDEP (Barleria prionitis L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS WEBSTER.

1 3 16

PENDAHULUAN UJI EFEK TONIKUM INFUSA DAUN LANDEP (Barleria prionitis L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS WEBSTER.

5 43 15

Uji analgetik ekstrak etanol 70% batang brotowali [Tinaspora crispa [L.] Miers.] pada mencit putih jantan swiss dengan metode rangsang kimia - USD Repository

0 0 151

Uji analgetik infusa daun kepel (Stelechocarpus burahol Hook.f. dan Thams.) pada mencit putih betina swiss dengan metode rangsang kimia - USD Repository

0 1 143