Uji analgetik infusa daun kepel (Stelechocarpus burahol Hook.f. dan Thams.) pada mencit putih betina swiss dengan metode rangsang kimia - USD Repository

  i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI ANALGETIK INFUSA DAUN KEPEL

  

(Stelechocarpus burahol Hook.f. & Thams.) PADA MENCIT PUTIH

BETINA SWISS DENGAN METODE RANGSANG KIMIA

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh:

  Filisia Arista NIM: 048114094 ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI ANALGETIK INFUSA DAUN KEPEL

  

(Stelechocarpus burahol Hook.f. & Thams.) PADA MENCIT PUTIH

BETINA SWISS DENGAN METODE RANGSANG KIMIA

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh:

  Filisia Arista NIM: 048114094 iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

'life is in your hand'

life is like a nature - sunrise & sunset

life is like a wheels - ups & down

life is like a magic - appear & gone

life is like a music - play & stop

life is like a food - sweet & bitter

life is like a map - search & found

life is like a gamble - win & lost

no matter how & what life is

it depends on you, on how you live your life whether good or bad

maricel suarez

  Dedicated to : My Lord Jesus Christ My Parents, Felix and Yustina vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

  Segenap puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan karunia yang dilimpahkan-Nya pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Analgetik Infusa Daun Kepel (Stelechocarpus burahol Hook.f. & Thams.) pada Mencit Putih Betina Swiss dengan Metode Rangsang Kimia” dengan baik.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis hingga akhir penulisan skripsi. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

  1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Dosen Penguji.

  2. Bapak Arief Rahman Hakim, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing skripsi, atas bimbingan, nasihat, dan ilmu yang telah diberikan.

  3. Ibu Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt., selaku Dosen Penguji.

  4. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., yang telah membantu penulis dalam hal vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6. Mas Heru, mas Parjiman, mas Kayat, mas Yuwono, mas Wagiran, dan mas Otok, selaku laboran dan karyawan Fakultas Farmasi USD yang telah membantu selama pelaksanaan penelitian di laboratorium.

  7. Orangtuaku, Felix dan Yustina tercinta atas segala doa dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis selama ini.

  8. Adikku tersayang Ardy atas dukungan, hiburan dan doanya.

  9. Keluarga besar Ig. Sugiyanto (Alm.) dan Veronica Sunarni, serta Greg.

  Martosasmito (Alm.) dan Paulina Sarah atas doa dan kasih sayangnya.

  10. Josephine, Liza, dan Tika atas persahabatan yang telah terjalin di kost selama ini.

  11. Nindya, Ratih, Alpha, Diersa, Felicitas, Bellarmino, Andi, Aang, Raden Natalino, Stanis, dan Arif atas dukungan, bantuan, semangat, dan doa yang diberikan.

  12. Teman – teman seperjuangan di laboratorium : Indra, Anggi, Siska, dan Meidina.

  13. Ci Nike, terimakasih atas bantuannya dalam penyelesaian skripsi.

  14. Teman – teman angkatan 2004 kelas FKK dan FST.

  15. Teman – teman kelompok praktikum E terlebih untuk Feri, dan Avi.

  16. Teman – teman kost Dewi. viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Dengan segenap kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat menyempurnakan dan membangun.

  Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima kasih dan Tuhan Yesus memberkati.

  Penulis ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

INTISARI

  Tanaman kepel (Stelechocarpus burahol Hook.f. & Thams.) merupakan salah satu tanaman yang dikembangkan sebagai obat tradisional. Tanaman kepel sering digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai deodoran alami, untuk menurunkan kadar kolesterol, memperlancar air seni, alat pencegah kehamilan tradisional, antiradang, dan juga sebagai pengobatan asam urat, yaitu penanggulangan rasa nyeri pada persendian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek analgetik dan besarnya prosentase efek analgetik infusa daun kepel.

  Penelitian ini dilakukan secara eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode induksi kimia. Subyek penelitian sejumlah 42 ekor mencit putih betina, galur Swiss, berat badan 20-30 gram, umur 2-3 bulan, dibagi secara acak dalam 6 kelompok. Kelompok I adalah kontrol negatif menggunakan akuades, Kelompok II adalah kontrol positif menggunakan parasetamol dosis 91 mg/kgBB, Kelompok III sampai VI adalah kelompok perlakuan infusa daun kepel dengan dosis 823,05 mg/kgBB; 1234,57 mg/kgBB; 1851,85 mg/kgBB; dan 2777,78 mg/kgBB. Senyawa uji dan kontrol diberikan per oral. Limabelas menit kemudian mencit diinduksi asam asetat dosis 100 mg/kgBB secara intraperitonial. Geliat yang timbul diamati dan dicatat tiap 5 menit selama 60 menit. Jumlah kumulatif geliat diubah ke dalam bentuk prosentase penghambatan terhadap geliat. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan One-way ANOVA dilanjutkan dengan uji LSD dengan taraf kepercayaan 95%.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa daun kepel memiliki efek analgetik terhadap mencit putih betina. Prosentase efek analgetik yang dihasilkan infusa daun kepel dosis 823,05 mg/kgBB; 1234,57 mg/kgBB; 1851,85 mg/kgBB; dan 2777,78 mg/kgBB berturut – turut adalah 34,15%; 46,44%; 61,06%; dan 72,29%. Kata kunci : efek analgetik, infusa daun kepel, mencit putih betina, metode rangsang kimia. xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

  Kepel plants (Stelechocarpus burahol Hook.f. & Thams.) is one of plants that is being developed as a traditional medicine. Kepel plants often used by Indonesian people as a natural deodorant, to decrease cholesterol level, diuretic, traditional contraceptive, anti-inflamatory, and nerve acid therapy. The purpose of this research was to know the effect and percentage of analgesic effect from infusion of kepel’s leaves.

  The genre of this research is pure experimental in which the program of this research is random research plan, complete, and one-direction pattern. The method used in this research is chemical induction method. The 42 female white mice of Swiss groove, weights 20-30 grams, ages 2-3 months were used as the subject of this research and divided into 6 groups. Group I was the negative control used aquadest, Group II was the positive control used paracetamol dosage 91 mg/kgBB, Group III-VI were the treatment of infusion of kepel’s leaves with dose of 823,05 mg/kgBW; 1234,57 mg/kgBW; 1851,85 mg/kgBW; and 2777,78 mg/kgBW. The testing substances and the control’s were given per oral. The mice were induced by acetic acid dosage 100 mg/kgBB intra peritoneally 15 minutes after the treatment. The wriggles were watched closely and booked every 5 minutes in 60 minutes. The accumulation numbers of the wriggles were transferred into the form of resistance percentage toward the wriggles. The data was analyzed statistically with one-way ANOVA test, the step was continued with

  LSD test with interval 95% after the calculation.

  The result had been showing that infusion of kepel’s leaves have an analgesic effect on white female mice. The percentage analgesic effect produced by 823,05 mg/kgBW; 1234,57 mg/kgBW; 1851,85 mg/kgBW; and 2777,78 mg/kgBW, respectively were 34,15%; 46,44%; 61,06%; and 72,29%.

  

Key words : analgesic effect, infusion of kepel’s leaves, female white mice,

chemical induction method .

  xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v PRAKATA .................................................................................................... vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... ix

  INTISARI ...................................................................................................... x

  ABSTRACT .................................................................................................... xi

  DAFTAR ISI ................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xx BAB I. PENGANTAR ..................................................................................

  1 A. Latar Belakang ........................................................................................

  1 B. Permasalahan ..........................................................................................

  3 C. Keaslian Penelitian ..................................................................................

  3 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................

  7

  xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI C. Radikal Bebas dan Antioksidan ..............................................................

  12 D. Infusa .......................................................................................................

  15 E. Nyeri ........................................................................................................

  16 F. Analgetika ...............................................................................................

  23 G. Parasetamol .............................................................................................

  25 H. Metode Pengujian Efek Analgetik ..........................................................

  26 I. Landasan Teori ........................................................................................

  32 J. Hipotesis ..................................................................................................

  33 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................

  32 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..............................................................

  34 B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .........................................

  34 1. Variabel Penelitian ............................................................................

  34 2. Definisi Operasional .........................................................................

  35 C. Bahan Penelitian......................................................................................

  35 D. Alat atau Instrumen Penelitian ................................................................

  36 E. Tata Cara Penelitian ................................................................................

  37 1. Pengumpulan Bahan .........................................................................

  37 2. Pemilihan Hewan Uji ........................................................................

  38 3. Penetapan Kriteria Geliat Mencit ......................................................

  38

  xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Uji Pendahuluan ................................................................................

  44 5.1 Penetapan Dosis Asam Asetat .........................................

  44 5.2 Penetapan Kontrol Negatif ..............................................

  44 5.3 Penetapan Dosis Parasetamol ..........................................

  45 5.4 Penetapan Dosis Infusa Daun Kepel ...............................

  45

  5.5 Penetapan Selang Waktu Pemberian Asam Asetat dan Parasetamol .................................................................................

  46

  5.6 Penetapan Selang Waktu Pemberian Asam Asetat dan Infusa Daun Kepel .................................................................................

  46 6. Pengujian Efek Analgetik Kelompok Perlakuan...............................

  47 7. Analisis Data .....................................................................................

  48 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN .............................

  50 A. Determinasi Tanaman Kepel ...................................................................

  50 B. Uji Pendahuluan ......................................................................................

  50 1. Penetapan Dosis Asam Asetat ...........................................................

  51 2. Penetapan Kontrol Negatif ................................................................

  53 3. Penetapan Dosis Parasetamol dan Infusa Daun Kepel ......................

  54

  4. Penetapan Selang Waktu Pemberian Asam Asetat terhadap

  xvi

  D. Perbandingan Efek Analgetik Infusa Daun Kepel dan Ekstrak Etanol Daun Kepel pada Mencit Putih Betina ....................................................

  67 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................

  70 A. Kesimpulan .............................................................................................

  70 B. Saran ........................................................................................................

  70 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

  71 LAMPIRAN ..................................................................................................

  75 BIOGRAFI PENULIS .................................................................................. 119

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel I. Jumlah kumulatif geliat mencit pada penetapan dosis asam asetat ......................................................................................

  51 Tabel II. Jumlah kumulatif geliat mencit perbandingan antara kontrol negatif dengan asam asetat dosis 100 mg/kgBB ...................

  53 Tabel III. Jumlah kumulatif geliat mencit dan % penghambatan terhadap geliat mencit pada penetapan dosis parasetamol dan infusa daun kepel ............................................................

  56 Tabel IV. Jumlah kumulatif geliat mencit dan % penghambatan terhadap geliat mencit pada penetapan selang waktu pemberian asam asetat terhadap parasetamol 91 mg/kgBB ..

  58 Tabel V. Hasil uji LSD % penghambatan terhadap geliat pada penetapan selang waktu pemberian asam asetat terhadap parasetamol 91 mg/kgBB ......................................................

  59 Tabel VI. Jumlah kumulatif geliat mencit dan % penghambatan terhadap geliat mencit pada penetapan selang waktu pemberian asam asetat terhadap infusa daun kepel dosis 2777,78 mg/kgBB .................................................................

  60

  xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tabel VIII. Jumlah kumulatif geliat mencit dan % penghambatan terhadap geliat mencit pada seluruh kelompok perlakuan ....

  64 Tabel IX. Hasil uji LSD % penghambatan terhadap geliat pada pengujian efek analgetik seluruh kelompok perlakuan .........

  65 Tabel

  X. Data potensi relatif infusa daun kepel dosis 1851,85 mg/kgBB dan 2777,78 mg/kgBB terhadap kontrol positif (Parasetamol 91 mg/kgBB) ...................................................

  66 Tabel XI. Data % penghambatan terhadap geliat mencit pada seluruh kelompok perlakuan infusa dan ekstrak etanol daun kepel pada mencit putih betina .......................................................

  68

  xix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar

  1. Kerangka flavonoid dan sistem penomoran turunan flavonoid ...............................................................................

  11 Gambar 2. Pembentukan mediator – mediator nyeri ..............................

  19 Gambar 3. Tempat berakhirnya serabut aferen pada 6 lapisan dari sumsum tulang belakang .......................................................

  20 Gambar 4. Mekanisme nyeri ...................................................................

  22 Gambar 5. Struktur molekul Parasetamol ...............................................

  25 Gambar 6. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penetapan dosis asam asetat .................................................

  52 Gambar 7. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada perbandingan antara kontrol negatif dengan asam asetat dosis 100 mg/kgBB ...............................................................

  54 Gambar 8. (a) Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat ........

  56 (b) Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada penetapan dosis parasetamol dan infusa daun kepel ......................................................................................

  56 Gambar 9. (a) Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat ........

  58

  xx PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 10. (a) Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat ........

  61 (b) Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada penetapan selang waktu pemberian asam asetat terhadap infusa daun kepel dosis 2777,78 mg/kgBB ............

  61 Gambar 11 (a) Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat ........

  64 (b) Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada seluruh kelompok perlakuan ...............................

  64 Gambar 12. Foto Tanaman Kepel .............................................................

  77 Gambar 13. Foto Simplisia Daun Kepel ...................................................

  77 Gambar 14. Foto Empat Peringkat Dosis Infusa Daun Kepel ..................

  78 Gambar 15. Foto Geliat mencit .................................................................

  78

  xxi

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1. Surat Keterangan Pengambilan Bahan Penelitian .................

  75 Lampiran 2. Surat Pengesahan Determinasi ..............................................

  76 Lampiran 3. Foto Tanaman, Buah Daun Kepel, Empat Peringkat Dosis Infusa Daun Kepel, dan Geliat Mencit ..................................

  77 Lampiran 4. Data dan hasil analisis statistik jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan dosis asam asetat .............................

  79 Lampiran

  5. Data dan hasil analisis statistik perbandingan jumlah kumulatif geliat mencit pada penetapan kontrol negatif .......

  81 Lampiran 6. Data dan hasil analisis statistik jumlah kumulatif geliat mencit pada penetapan dosis parasetamol dan infusa daun kepel ......................................................................................

  83 Lampiran 7. Data dan hasil analisis statistik % penghambatan terhadap geliat mencit pada penetapan dosis parasetamol dan infusa daun kepel .............................................................................

  86 Lampiran 8. Data dan hasil analisis statistik jumlah kumulatif geliat mencit pada penetapan selang waktu pemberian asam asetat terhadap parasetamol .............................................................

  88 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  xxii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Lampiran 10. Data dan hasil analisis statistik jumlah kumulatif geliat mencit pada penetapan selang waktu pemberian asam asetat terhadap infusa daun kepel ....................................................

  93 Lampiran 11. Data dan hasil analisis statistik % penghambatan terhadap geliat mencit pada penetapan selang waktu pemberian asam asetat terhadap infusa daun kepel ..........................................

  96 Lampiran 12. Data dan hasil analisis statistik jumlah kumulatif geliat mencit pada pengujian efek analgetik seluruh kelompok perlakuan ...............................................................................

  98 Lampiran 13. Data dan hasil analisis statistik % penghambatan terhadap geliat mencit pada pengujian efek analgetik seluruh kelompok perlakuan .............................................................. 109

  Lampiran 14. Data hasil analisis statistik perbandingan efek analgetik antara infusa dan ekstrak etanol daun kepel ..........................

  11

  1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia telah mengenal dan

  menggunakan obat tradisional sebagai sarana perawatan kesehatan dan untuk menanggulangi berbagai macam penyakit (Soedibyo, 1998), salah satunya adalah nyeri. Nyeri dapat digambarkan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan. Nyeri bersifat subyektif dan merupakan suatu sensasi (Baumann, 2005). Hampir sebagian besar penyakit memberi gejala nyeri yang dimanifestasikan dalam bentuk rasa sakit pada organ atau jaringan tubuh (Anonim, 1991). Hal ini menyebabkan penderitanya berusaha untuk bebas dari rasa nyeri tersebut.

  Walaupun kadang – kadang sangat menyiksa, nyeri sangat berharga sebagai petunjuk dan peringatan tentang adanya sesuatu yang tidak beres dalam tubuh.

  Salah satu solusi untuk mengatasi rasa nyeri tersebut dengan mengembangkan berbagai upaya pengobatan (Soedibyo, 1998).

  Tanaman kepel (Stelechocarpus burahol Hook.f. & Thams.) secara empirik telah banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional.

  2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Flavonoid berkhasiat sebagai anti-inflamasi anti alergi, antithrombolik, vasoprotektif sebagai penghambat promotor tumor dan untuk proteksi pada mukosa saluran cerna atau gastrik. Efek-efek tersebut berhubungan dengan pengaruh flavonoid pada metabolisme asam arakhidonat (Evans, 2002).

  Secara ilmiah juga sudah banyak penelitian yang berhubungan dengan daun tanaman kepel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian infusa daun kepel bisa menurunkan kadar asam urat darah pada ayam (Hening, 2002). Pemberian infusa daun kepel memiliki aktivitas antiinflamasi (Sriwidodo, 2004). Sutomo (2003) dan Supriyatna (2007) melaporkan adanya flavonoid pada daun kepel. Potensi ketoksikan infusa daun kepel pada mencit tergolong toksik ringan dengan harga LD

50 semu sebesar > 8190 mg/kg BB (Maspa, 2005).

  Seberapa besar efek analgetik tanaman kepel sampai sekarang belum diketahui. Untuk itu dalam penelitian ini akan dilakukan uji analgetik dari infusa daun kepel pada mencit putih betina; karena flavonoid umumnya larut dalam air dan dapat diekstraksi dengan etanol 70% (Harborne, 1984), sehingga pada penelitian ini akan dilihat khasiat daun kepel sebagai analgetika jika dilarutkan dalam pelarut polar, yaitu air, dan juga akan dibandingkan seberapa besar efek analgetik daun kepel jika dilarutkan dalam pelarut polar selain air, yaitu etanol 70%.

  3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dan mudah dilakukan. Hewan uji yang digunakan dalam metode uji rangsang kimia adalah mencit sebagaimana tercantum dalam acuan (Turner, 1965). Mencit yang dapat digunakan adalah Swiss Webster dan BALB/C. Pada penelitian ini digunakan mencit dengan galur Swiss Webster karena karakternya yang lebih mudah beradaptasi dan tidak mudah stress dibandingkan dengan BALB/C. Selain itu dipilih jenis kelamin betina dengan asumsi lebih peka terhadap rangsang nyeri dibandingkan jenis kelamin jantan.

B. Permasalahan

  Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang timbul antara lain adalah sebagai berikut :

  1. Apakah infusa daun kepel memiliki efek analgetik terhadap mencit putih betina melalui metode rangsang kimia?

  2. Berapa besar prosentase efek analgetik yang dimiliki infusa daun kepel terhadap mencit putih betina melalui metode rangsang kimia?

  3. Bagaimana perbandingan efek analgetik infusa dan ekstrak etanol 70% daun kepel pada mencit putih betina melalui metode rangsang kimia?

C. Keaslian Penelitian

  4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1. Toksisitas Akut Ekstrak Metanol dan Ekstrak Kloroform Daun Kepel (Stelechocarpus burahol (Bl) Hook. f. & Th) Terhadap Larva Artemia salina Leach (Widiastuti, 2000). Hasil menunjukkan bahwa ekstrak metanol menunjukkan efek toksik dengan LC

  50 257

  μg/ml, sedangkan ekstrak kloroform tidak toksik dengan LC 1053 μg/ml.

  2. Pengaruh Infusa Daun Kepel (Stelechocarpus burahol (Bl) Hook. f. & Th) Terhadap Kadar Asam Urat Serum Darah Ayam Terinduksi Hati (Hening, 2002). Hasil menunjukkan bahwa infusa daun kepel dengan dosis 0,98 g/kgBB; 1,47 g/kgBB; dan 2,205 g/kgBB terbukti mampu menurunkan kadar asam urat dalam serum darah ayam. Makin tinggi dosis maka kemampuan menurunkan kadar asam urat semakin besar.

  3. Skrining Fitokimia dan Penentuan Identitas Makroskopik dan Mikroskopik Daun Kepel (Stelechocarpus burahol (Bl) Hook. f. & Th) (Oktaviani, 2002).

  Hasil pemisahan KLT menunjukkan bahwa daun kepel mengandung senyawa kimia golongan antrakinon, flavonoid, dan kumarin.

  4. Uji Sitotoksisitas Ekstrak Metanol Daun Kepel (Stelechocarpus burahol (Bl) Hook. f. & Th) Terhadap Penghambatan Pertumbuhan Sel HELA (Aryuni, 2002). Hasil menunjukkan ekstrak metanol daun kepel bersifat sitotoksik terhadap sel HELA secara in vitro dengan LC

  50 setelah inkubasi selama 72

  5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  100 mg/kgBB dan fraksi tidak larut petroleum eter dosis 50; 100; dan 150 mg/kgBB mampu menurunkan kadar asam urat darah ayam hiperurisemia.

  6. Pembuatan Ekstrak Daun Kepel (Stelechocarpus burahol (Bl) Hook. f. & Th)

  ® ®

  Secara Kempa Langsung Dengan Kombinasi Avicel pH 102 dan Di-Cafos Sebagai Bahan Pengisi-Pengikat (Restiyaningsih, 2004). Hasil menunjukkan bahwa ekstrak daun kepel dapat dibuat jadi sediaan tablet dengan sifat fisik yang memenuhi persyaratan tablet dengan menggunakan kombinasi Avicel pH

  ® ® 102 dan Di-Cafos sebagai bahan pengisi-pengikat.

  7. Toksisitas Akut-Oral Ekstrak Etanolik Daun Kepel (Stelechocarpus burahol (Bl) Hook. f. & Th) pada Mencit (Ariningsih, 2004). Hasil menunjukkan bahwa potensi ketoksikan akut-oral ekstrak etanolik daun kepel pada mencit tergolong hampir tidak toksik dan tidak menyebabkan kematian dengan harga LD-50 semu sebesar > 5635,7 mg/kg BB.

  8. Variasi Kadar Amprotab Sebagai Bahan Penghancur Dalam Pembuatan Tablet Ekstrak Daun Kepel (Stelechocarpus burahol (Bl) Hook. f. & Th) Secara Granulasi Kering (Ardanie, 2004). Hasil menunjukkan bahwa variasi kadar Amprotab antara 5 - 15% sebagai bahan penghancur berpengaruh terhadap daya serap dan waktu hancur tablet. Semakin besar kadar Amprotab maka semakin besar daya serap tablet dan semakin cepat waktu hancur tablet.

  6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  subplanar. Daya antiinflamasi pada dosis 0,5; 1,0; 2,0; dan 3 g/kgBB masing- masing sebesar 44,33; 67,00; 71,29; dan 50,91%.

  10. Toksisitas Akut Infusa Daun Kepel (Stelechocarpus burahol (Bl) Hook. f. & Th) pada Mencit Jantan (Maspa, 2005). Hasil menunjukkan bahwa potensi ketoksikan akut infusa daun kepel pada mencit tergolong dalam kategori toksik ringan dan dengan harga LD 50 semu sebesar > 8190 mg/kg BB.

  11. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid Antioksidan Penangkap Radikal Bebas Dari Daun Kepel (Stelechocarpus burahol (Bl) Hook. f. & Th) (Sunarni, 2006). Hasil menunjukkan bahwa peneliti berhasil mengisolasi dan mengindetifikasi senyawa flavonoid golongan flavon dalam fraksi etanol infusa daun kepel.

  12. Standarisasi Simplisia dan Ekstrak Daun Kepel (Stelechocarpus burahol (Bl) Hook. f. & Th) (Purwantiningsih, 2005). Hasil menunjukkan bahwa dalam fraksi n-heksana daun kepel terdapat senyawa golongan terpenoid, flavonoid dan senyawa yang belum dapat diidentifikasi dengan menggunakan KLT.

  13. Uji Aktivitas Hiperurikemia Ekstrak Etanol Daun Kepel (Stelechocarpus

  burahol (Bl) Hook. f. & Th) Pada Tikus Putih Jantan Sprague Dawley Serta

  Penentuan Kandungan Senyawa Fenolik dan Flavonoid Totalnya (Supriyatna, 2007). Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kepel mampu

  7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kepel mempunyai potensi dalam menghambat aktivitas xantin oksidase sebesar 17,78 ± 2,69% pada konsentrasi 500 μg/ml.

  15. Uji Fraksi n-heksana Daun Kepel (Stelechocarpus burahol (Bl) Hook. f. & Th) Terhadap Aktivitas Enzim Xantin Oksidase Secara In Vitro (Kurniawati, 2007). Hasil menunjukkan bahwa fraksi n-heksana daun kepel pada konsentrasi 0,5 dan 5

  μg/ml dapat menghambat aktivitas enzim xantin oksidase dengan presentasi penghambatan yang signifikan dibanding blanko, sedang pada konsentrasi 500

  μg/ml menyebabkan pengikatan aktivitas enzim xantin oksidase sebesar 15,00 ± 1,41%.

D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang obat tradisional dalam hal obat analgetik.

  2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat daun kepel sebagai obat pereda nyeri (analgetik).

  8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI E.

  

Tujuan Penelitian

  Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui apakah infusa daun kepel memiliki efek analgetik terhadap mencit putih betina melalui metode rangsang kimia.

  2. Untuk mengetahui seberapa besar prosentase efek analgetik yang dimiliki infusa daun kepel terhadap mencit putih betina melalui metode rangsang kimia.

  3. Untuk mengetahui perbandingan efek analgetik infusa dan ekstrak etanol 70% daun kepel terhadap mencit putih betina melalui metode rangsang kimia.

  9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Tanaman Kepel

  1. Klasifikasi tumbuhan kepel

  Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Ranunculales Suku : Annonaceae Marga : Stelechocarpus Jenis : (Stelechocarpus burahol Hook.f. & Thams.)

  (Backer C.A., 1968)

  2. Nama daerah

  Sunda : burahol, turalak Jawa : kepel, kecindul, simpul, cindul (Hutapea, 1994).

  3. Deskripsi Habitat : pohon, tinggi ± 12 m.

  Batang : tegak, bulat, berkayu, percabangan monodial, coklat.

  10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Bunga : majemuk, bentuk tandan, tersebar di batang dan cabang, tangkai silindris, panjang 4 cm, benang sari dan putik halus kuning, mahkota lonjong, kuning. Buah : buni, bulat, kulit kasar, diameter 5 cm, coklat. Biji : bentuk ginjal, halus, hitam, mengkilat. Akar : tunggang, putih kotor (Hutapea, 1994).

4. Kandungan kimia

  Daging buah, biji, dan akar Stelechocarpus burahol, mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol, disamping itu bijinya juga mengandung alkaloida dan daunnya juga mengandung flavonoid dan polifenol (Hutapea, 1994). Sutomo (2003) dan Supriyatna (2007) melaporkan adanya flavonoid pada daun kepel. Sunarni (2006) berhasil mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa flavonoid golongan flavon dan ekstrak etanol daun kepel yaitu :

  Isolat A1 : 7,3’,4-trihidroksi-5-0-gula-flavon Isolat B2 : 5,4’-dihidroksi-7-0-tersubtitusi-3-0-gula-flavon Isolat B3 : 5,7,4’-trihidroksi-3-0-gula-flavon Isolat B4a : 3,7,4’-trihidroksi flavon Isolat B4b : 3,7,3’,4’-tetrahidroksi-5-metilflavon

  Dari kelima isolat tersebut, isolat B4b memiliki aktivitas antioksidan paling

  11 golongan terpenoid, flavonoid dan beberapa senyawa yang belum bisa diidentifikasi dengan menggunakan KLT.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Khasiat

  Daging buah Stelechocarpus burahol berkhasiat sebagai obat radang ginjal dan peluruh air seni (Hutapea, 1994), sedangkan daunnya oleh masyarakat secara empiris biasanya direbus dan digunakan sebagai pengobatan asam urat, yaitu penanggulangan atau pencegahan rasa nyeri pada persendian (Sutomo, 2003).

B. Flavonoid

  Flavonoid merupakan kandungan khas tumbuhan hijau dan sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepungsari, nektar, bunga, buah buni, dan biji (Markham, 1988). Kerangka dasar flavonoid dan sistem penomoran untuk turunan flavonoid terlihat pada gambar 1.

  C C C O A B 1 2 3 4 5 6 7 8 1' 2' 3' 4' 5' 6' 1a 1b

  Gambar 1. Kerangka flavonoid (1a) dan sistem penomoran turunan flavonoid (1b) (Robinson, 1995)

  12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kelompok antioksidan polifenol yang mempunyai sifat antioksidan yang amat kuat mencapai 20 kali sifat antioksidan vitamin E (Sitompul, 2003). Flavonoid berkhasiat sebagai antiinflamasi, anti alergi, anti thrombolik, vasoprotektif sebagai penghambat promotor tumor dan untuk proteksi pada mukosa saluran cerna atau gastrik. Efek-efek tersebut berhubungan dengan pengaruh flavonoid pada metabolisme asam arakhidonat (Evans, 2002).

  Secara individual, kelarutan senyawa flavonoid sangat bermacam-macam sesuai dengan golongan dan substitusi yang terjadi. Flavonoid umumnya larut dalam air dan dapat diekstraksi dengan etanol 70% (Harborne, 1984). Flavonoid terdapat dalam bentuk bebas sebagai aglikon maupun terikat dengan gula sebagai glikosida. Adanya gula yang terikat flavonoid cenderung menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam air. Dengan demikian glikosida flavonoid larut dalam polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dimetilformamida dan air. Sebaliknya, aglikon yang kurang polar seperti isoflavon, flavonon, flavon, serta flavonol yang termetoksilasi cenderung mudah larut dalam pelarut nonpolar seperti eter, etil asetat, dan kloroform (Markham, 1988).

C. Radikal Bebas dan Antioksidan

  13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  reaktif. Radikal bebas akan merusak molekul yang elektronnya ditarik oleh radikal bebas tersebut sehingga menyebabkan kerusakan sel, gangguan fungsi sel, bahkan kematian sel (Setiati, 2003).

  Radikal bebas diproduksi secara eksogen dan secara endogen. Secara endogen, radikal bebas diproduksi oleh mitokondria, membran plasma, lisosom, retikulum endoplasma, dan intisel. Sedangkan secara eksogen, radikal bebas berasal dari asap rokok, polutan radiasi, obat-obatan, dan pestisida sumber utama reaksi radikal bebas pada mamalia adalah pada rantai pernafasan, fagositosis, sintesis prostaglandin, sistem sitokrom P-450, reaksi enzimatik O

  2 , dan radiasi ion (Setiati, 2003). Radikal bebas yang berlebihan

  akan menyebabkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan nyeri. Dalam proses peradangan, radikal bebas terbentuk ketika asam arakhidonat dikonversikan menjadi peroksida baik melalui jalur siklooksigenase maupun lipoksigenase. Ketika terjadi kerusakan jaringan organ, jumlah radikal bebas meningkat seiring dengan peningkatan produksi peroksida, padahal tubuh memproduksi antioksidan endogen yang terbatas contohnya yaitu superoksida dismutase (SOD), katalase, dan glutation peroksidase (GSH Px) yang bekerja menstabilkan radikal bebas. Apabila jumlah radikal bebas makin banyak, antioksidan endogen tak mampu lagi melumpuhkannya secara efektif

  14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dimutase (SOD), katalase, glutation peroksidase, dan SOD mimics), (2) spin trap, dan (3) komponen yang memutuskan rantai (Setiati, 2003).

2. Antioksidan

  Antioksidan adalah senyawa yang dalam kadar lebih rendah dibanding bahan yang dapat dioksidasi, sangat memperlambat atau menghambat oksidasi dari bahan tersebut. Secara alamiah tubuh memproduksi antioksidan yang mampu melindungi sel dari radikal bebas (Sibuea, 2004).

  Menurut Setiati (2003), antioksidan dibedakan menjadi antioksidan eksogen dan antioksidan endogen. Antioksidan endogen atau sering disebut antioksidan primer terdiri atas enzim-enzim dan berbagai senyawa yang disintesis dalam tubuh yang bekerja dengan cara mencegah pembentukan radikal bebas baru. Antioksidan eksogen atau yang dikenal juga sebagai antioksidan sekunder karena menangkap radikal dan mencegah reaksi berantai. Contohnya adalah vitamin E (tokoferol), vitamin C (askorbat), karoten, asam urat bilirubin, dan albumin. Selain itu terdapat juga antioksidan tersier yang memperbaiki kerusakan biomolekuler yang disebabkan oleh radikal bebas, contohnya enzim yang memperbaiki DNA dan metionin sulfoksida reduktase.

  Flavonoid telah dikenal dan merupakan suatu kelompok antioksidan

  15 Secara umum dapat dikatakan bahwa senyawa turunan flavonoid mampu memberikan efek antioksidan antara lain karena adanya gugus fenolik dalam struktur molekulnya. Ketika senyawa-senyawa ini bereaksi dengan radikal bebas maka terbentuk radikal baru yang distabilisasi oleh efek resonanasi inti aromatik (Hertiani, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Infusa

  Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90°C.

  Penyarian dengan cara infundasi menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu sari yang diperoleh tidak bisa disimpan lebih dari 24 jam (Anonim, 1995).

  Pembuatan infusa sebagai berikut :

  1. Simplisia dengan derajat halus yang sesuai (diayak menggunakan ayakan dengan jumlah lubang tiap inchi adalah 35) dicampur dengan air secukupnya, panaskan diatas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai

  90 ˚C, sambil sesekali diaduk.

  2. Pada saat masih panas campuran tersebut diserkai melalui kain katun.

  Selanjutnya ditambahkan air panas secukupnya melalui ampas sampai

  16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Kecuali dinyatakan lain, dan kecuali untuk simplisia yang tertera dibawah, infus yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras dibuat dengan menggunakan 10% simplisia. Untuk pembuatan 100 bagian infus berikut digunakan sejumlah yang tertera : a. Kulit kina : 6 bagian.

  b. Daun digitalis : ½ bagian.

  c. Akar ipeka : ½ bagian.

  d. Daun kumis kucing : ½ bagian.

  e. Sekale kornutum : 3 bagian.

  f. Daun sena : 4 bagian.

  g. Rimpang temulawak : 4 bagian.

  (Anonim, 1995).

E. Nyeri

  Nyeri merupakan respon langsung terhadap kejadian atau peristiwa yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, seperti, luka, inflamasi, atau kanker (Rang dkk., 2003).

  Nyeri dapat dibedakan berdasarkan waktu timbulnya nyeri yaitu: nyeri akut dan nyeri kronik (Anonim, 2001). Nyeri akut dengan kecepatan penjalaran

  17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  bahaya yang segera menimbulkan pencegahan dan pasien mungkin tidak mengartikan nyeri tersebut sebagai penyakit serius (Greene dan Harris, 2000).

  Nyeri berdasarkan sumbernya dapat dikategorikan menjadi nyeri somatik dan nyeri viseral. Jika nyeri somatik muncul dari kulit, dinamakan nyeri superfisial. Jika nyeri itu berasal dari otot, sendi, atau jaringan connective, disebut nyeri dalam. Nyeri viseral muncul dari organ dalam dan berbeda bermakna dengan nyeri somatik (Anonim, 2001).

  Dalam kondisi normal, nyeri berkaitan dengan aktivitas listrik pada serabut saraf aferen utama dengan diameter kecil sari saraf perifer. Ujung saraf sensoris pada jaringan perifer diaktifkan oleh berbagai macam rangsangan (mekanik, suhu, kimia). Berdasarkan rekaman aktivitas pada serabut aferen menunjukkan bahwa rangsang yang cukup untuk merangsang serabut aferen tersebut menumbulkan sensasi nyeri. Banyak dari serabut ini adalah serabut C tak bemielin dengan kecepatan konduksi yang rendah dimana grup ini dikenal sebagai nosiseptor C-polimodal. Lainnya adalah serabut bermielin (A

  δ) yang menginduksi lebih cepat tetapi merespon rangsang perifer yang hampir sama. Nosiseptor polimodal (PMN) merupakan saraf sensorik utama di perifer yang memberikan respon terhadap rangsang bahaya. Sebagian besar adalah serabut C tak bermielin dengan ujung-ujungnya yang merespon terhadap rangsang suhu, mekanik, dan

  18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Berbagai metabolit dan senyawa dilepaskan dari sel-sel yang terluka, atau terinflamasi, termasuk 5-HT, histamin, asam laktat, ATP dan K+ dimana banyak yang mempengaruhi terminal-terminal saraf nosiseptik. Eikosanoid merupakan hasil pembentukkan dari fosfolipid. Mereka termasuk dalam kontrol dari berbagai proses fisiologis serta merupakan mediator dan modulator utama dari reaksi inflamasi. Asam arakidonat ditemukan teresterifikasi dalam fosfolipid. Eikosanoid yang terpenting adalah prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien, walau derivat lain seperti lipoksin juga dihasilkan (Rang dkk., 2003). Pembentukkan mediator derivat fosfolipid dapat dilihat pada Gambar 2.

  Prostaglandin merupakan mediator yang dihasilkan dari perombakan asam arakidonat melalui jalur siklooksigenase. Prostaglandin tidak menyebabkan nyeri secara langsung tetapi meningkatkan efek penyebab nyeri dari agen lain secara kuat seperti bradikinin atau 5-HT. Bradikinin merupakan senyawa penyebab nyeri yang poten, beraksi sebagian dikarenakan lepasnya prostaglandin yang sangat kuat meningkatkan aksi langsung bradikinin pada terminal-terminal saraf (Rang dkk., 2003).