Perancangan Informasi Mengenai Hubungan Platonis Dan Romantis Melalui Komik

(1)

(2)

(3)

(4)

76

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Nabila Razaqlia Alketiri

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat tanggal lahir : Bandung, 27 November 1995

Pendidikan:

 1999 – 2000 : Lulus TK Kartika III-I Bandung  2000 – 2006 : Lulus SDN Sukarasa 5 Bandung

 2006 – 2009 : Lulus SMP Laboratorium percontohan UPI Bandung


(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN INFORMASI MENGENAI HUBUNGAN PLATONIS DAN ROMANTIS MELALUI KOMIK

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

Nabila Razaqlia A. NIM. 51912226

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan atas kehadiran Allah SWT, karena atas izin dan rahmat ridha-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir desain komunikasi visual Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Laporan tugas akhir ini disusun sebagai salah satu prasyarat penilaian mata kuliah Tugas Akhir program studi Desain Komunikasi Visual. Judul dari laporan ini

adalah: PERANCANGAN INFORMASI MENGENAI HUBUNGAN

PLATONIS DAN ROMANTIS MELALUI KOMIK.

Dalam proses penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari banyak pihak orang terdekat. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua Orang tua selaku penyemangat dan juga pemberi dukungan, Bapak Irwan Tarmawan M.Ds, selaku dosen pembimbing, Ibu Ambarsih Ekawardhani M.Sn, selaku dosen wali, dan juga pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam laporan tugas tugas akhir ini, segala kritik dan saran dari pembaca yang mengoreksi dalam hal apapun akan diterima, dan penulis memohon maaf sebesar-besarnya.

Terima Kasih.

Bandung, 11 April 2016, Penulis,


(7)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR ORISINALITAS ... KATA PENGANTAR ... ABSTRAK ... ABSTRACT ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ...

BAB I. PENDAHULUAN ... I.1 Latar Belakang Masalah ... I.2 Identifikasi Masalah ... I.3 Rumusan Masalah ... I.4 Batasan Masalah ... I.5 Tujuan Perancangan ...

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH II.1 Cinta Platonis

II.1.2 Definisi ... II.1.2 Hubungan Platonis ... II.1.3 Contoh Hubungan Platonis ... II.2 Cinta Romantis

II.2.1 Definisi ... II.2.2 Hubungan Romantis ... II.3 Mandatory... II.4 Data Lapangan ...

i ii iii iv v vi ix 1 2 3 3 4 5 5 7 9 10 13 15


(8)

vii II.5 Analisis...

II.6 Resume...

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN III.1.1 Khalayak Sasaran ... III.1.2 Strategi Komunikasi ... III.1.2 Strategi Kreatif ... III.1.3 Strategi Media ... III.1.4 Strategi Distribusi ...

III.2 KONSEP DESAIN

III.2.1 Format Desain... III.2.2 Tata Letak ... III.2.3 Huruf ... III.2.4 Warna... III.2.5 Ilustrasi ...

BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

IV.I Media Utama ... IV.II Media Pendukung ...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN

Surat Keterangan Persetujuan Publikasi ... LAMPIRAN A Komik yang telah selesai ... LAMPIRAN B Storyboard ...

17 18 19 21 27 34 41 42 42 46 46 47 54 59 70 71 72 74


(9)

viii DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Harry Potter & Hermione... Gambar II.2 Elsa & Anna... Gambar II.3 Pengertian cinta menurut Don Quixote... Gambar III.1 Bahasa Gaul ... Gambar III.2 Infografis singkat mengenai cinta platonis dan romantis ... Gambar III.3 Komik dengan bahasa gaul ... Gambar III.4 Komik dengan penggunaan bahasa informal ... Gambar III.6 Judul yang ditetapkan ... Gambar III.7 Sekilas tentang komik ... Gambar III.8 Sekilas tentang komik ... Gambar III.9 Contoh komik jepang atau manga ... Gambar III.10 Komik Indonesia yang dijual di toko buku ... Gambar III.11 Komik Indonesia yang dijual di toko buku ... Gambar III.12 Cover dari komik ... Gambar III.13 Contoh pengaplikasian ke dalam komik ... Gambar III.14 Contoh panel komik strip yang dibaca ke bawah ... Gambar III.15 Contoh komik strip yang dibaca dari kiri ke kanan ... Gambar III.16 Contoh komik strip yang dibawa ke bawah ... Gambar III.17 Font CC Astro City ... Gambar III.18 Huruf Rechtman ... Gambar III.19 Warna yang menjadi visual utama ... Gambar III.20 Tokoh utama komik, Olivia ... Gambar III.21 Sakura Kinomoto dari Cardcaptor Sakura ... Gambar III.22 Natsuki Enomoto ... Gambar III.23 Tokoh utama, Adrian ...

7 8 12 24 25 26 26 34 35 36 37 38 38 39 40 43 44 45 46 46 47 48 49 49 50


(10)

ix Gambar III.24 Syaoran Li dari Cardcaptor Sakura ...

Gambar III.25 Joshua, tokoh utama ... Gambar III.26 Yukito Tsukishiro dari Cardcaptor Sakura ... Gambar III.27 Eriol Hiiragizawa dari Cardcaptor Sakura ...

51 52 53 53


(11)

70 DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Asmoro. (2011). Filsafat Umum. Jakarta: Rajawali Pers.

Amir, Lydia. (2001). Plato’s theory of Love: Rationality as Passion. Practical Philosophy, 6-13.

Anonim. (2012). Can Platonic Love Be Just As Powerful As Romantic Love?. Diambil dari: http://www.asexuality.org/en/topic/75919-can-platonic-love-be-just-as-powerful-as-romantic-love/

E. Taylor, Shelley. (2012). Psikologi Sosial. Jakarta Timur: Prenada Media Grup.

Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Publisher.

Maksum, Ali. (2008). Pengantar Filsafat dari Masa Klasik hingga Postmodernisme. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

McCloud, Scott. (2001). Understanding Comic – Memahami Komik. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

McCoud, Scott. (2008). Membuat Komik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Moseley, Alexander. (2012). Philosophy of Love. Diambil dari: http://www.iep.utm.edu/love/

Yusuf Lubis, Akhyar. (2014). Filsafat Ilmu Klasik Hingga Kontemporer. Jakarta: Rajawali Pers.


(12)

1 BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia, merasakan suatu perasaan bernama ‘cinta’ adalah wajar. Meski tidak sadar, semenjak lahir, manusia sudah mengerti dan menerima keberadaan rasa ‘cinta’ tanpa mereka sadari. Ketika seorang bayi menangis saat terlahir ke dunia, kemudian disambut dengan senyum oleh ayah dan ibunya, itu adalah cinta. Ketika seorang kakak memarahi anak-anak nakal yang mengganggu adiknya di sekolah, itu adalah cinta. Atau ketika seorang teman membagi bekal makanannya karena sang teman tidak memiliki uang, itu adalah cinta. Bahkan ketika seorang guru rela menembus hujan besar demi datang ke sekolah untuk mengajar murid-muridnya, itu adalah perwujudan dari cinta.

Namun, cinta yang paling dikenal oleh banyak orang, adalah cinta yang umum dilihat dalam serial novel atau film drama. Cinta yang sering dipakai di dalam lirik lagu, cinta yang digambarkan dengan sepasang lawan jenis yang tertarik akan satu sama lain. Cinta yang disebut, cinta ‘romantis’.

Cinta ada berbagai jenisnya di dunia ini. Selain cinta romantis yang populer di kalangan masyarakat, ada juga cinta posesif, cinta kawan sejati, cinta pragmatis, cinta altruistik, dan cinta platonis. Tidak banyak orang yang pernah mendengar istilah cinta-cinta tersebut, namun tanpa disadari, cinta tersebut sebenarnya sudah ada di dalam kehidupan mereka selama ini.

Cinta platonis adalah cinta yang istilahnya asing di telinga banyak orang. Ditanyakan mengenai definisi platonis akan menghasilkan gelengan kepala dari banyak orang. Namun tanpa disadari, cinta platonis justru adalah cinta yang mungkin paling awal mereka kenal, meski tidak mengetahui apa namanya. Cinta yang kuat tanpa sentuhan, murni psikologis tanpa keinginan untuk berhubungan seksual. Cinta ini adalah cinta yang terjadi kepada saudara, keluarga, atau bahkan pertemanan. Tidak jarang dua orang dengan lawan jenis yang berbeda juga merasakan hal ini. Meski tidak memiliki perasaan cinta yang ‘romantis’ diantara keduanya, mereka tetap menyayangi dan peduli akan satu sama lain.


(13)

2 Rata-rata atau kebanyakan orang—umumnya remaja dan remaja dewasa, lebih mengenal cinta romantis dibandingkan cinta yang platonis. Ketika ada lawan jenis yang membuat mereka tertarik, yang ada di benak pertama kali adalah ‘saya ingin menjadi pacar dia’. Ada satu istilah ‘bahasa gaul’ yang sedang populer akhir -akhir ini, yaitu ‘bawa perasaan’. Dari kuisioner yang penulis sebarkan secara online, ada satu responden yang mengatakan bahwa cinta platonis sebenarnya bisa mencegah seseorang untuk tidak terlalu mudah terbawa perasaan. Tidak mengetahui soal cinta platonis akan membuat seseorang berpikir berlebihan. Ketika ada lawan jenis yang bersikap terlalu baik kepada dirinya, atau saat ada lawan jenis yang memberikannya perhatian berlebih, secara tidak sadar orang yang bersangkutan akan terbawa perasaan, dan menyimpulkan bahwa, ‘Ah,orang ini sungguh baik. Saya jadi suka kepada dia,’. Tetapi, belum tentu orang yang memberikannya perhatian berlebih memiliki perasaan cinta yang romantis. Karena cinta platonis juga bisa melakukan hal itu, memberikan kasih sayang dan perhatian, namun tidak memiliki keinginan untuk menjalin ikatan yang berujung pada sesuatu yang seksual. Dan ketika semuanya berakhir menjadi salah paham, lawan jenis yang terbawa perasaan mungkin akan melabeli orang tersebut sebagai ‘Pemberi Harapan Palsu’.

Cinta romantis menjadi fokus dan pusat perhatian. Banyak media, salah satunya berupa komik strip, di sosial media yang menceritakan seseorang yang dituduh ‘memiliki kelainan seksual’ ketika mengakui bahwa ia tidak jatuh cinta kepada seseorang. ‘Manusia sudah kodratnya jatuh cinta!’, namun orang tersebut tidak tahu bahwa cinta tidak hanya berbentuk romantis. Cinta platonis juga sama kuatnya dengan cinta romantis. Dan masalahnya adalah, orang-orang terlalu fokus kepada cinta romantis sehingga mereka tidak menyadari keberadaan cinta platonis. 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Terlalu banyaknya orang yang fokus kepada cinta romantis semata.

a. Manusia sudah kodratnya jatuh cinta. Namun cinta bukan hanya cinta romantis saja.


(14)

3 b. Jika ada dua orang dari lawan jenis atau bahkan sesama jenis yang terlihat saling menyayangi, belum tentu mereka menjalani hubungan romantis. Hal ini juga yang menyebabkan melayangnya tuduhan ‘homoseksual’ kepada dua orang sesama jenis yang terlihat saling menyayangi.

2. Ketidak tahuan mengenai cinta platonis menyebabkan seseorang mudah terbawa perasaan. Terbawa perasaan yang dimaksudkan adalah mudahnya seseorang menyukai atau jatuh cinta kepada orang lain, hanya karena sikapnya atau perhatian yang diberikan. Kebaikan seseorang tidak berarti orang tersebut memiliki perasaan khusus, dan banyak orang khususnya remaja kini mudah mengsalah-artikan sikap tersebut dan akhirnya menjadi mudah menyukai seseorang.

3. Cinta platonis dirasakan/ada di dalam kehidupan meskipun tidak disadari, namun tidak diketahui istilahnya.

4. Cinta yang dikenal oleh banyak orang adalah cinta yang selalu dilontarkan di dalam karya seni musik ataupun berupa sinetron/drama yang ada di televisi. Hal ini menyebabkan remaja yang masih dini sekalipun sudah mengenal apa yang namanya berpacaran.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sudah tertulis, dijabarkan rumusan masalah dari topik sebagai berikut:

 Bagaimana agar orang-orang atau masyarakat menjadi lebih memahami arti dari cinta platonis?

Masyarakat akan diberikan informasi dengan media yang mudah untuk dipahami agar dapat mengerti cinta platonis meski hanya dasarnya saja, atau justru sebagian besar dan artian dalam dari cinta platonis itu sendiri.

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dibuat, maka penelitian dibatasi pada masalah:


(15)

4  Cinta platonis dirasakan/ada di dalam kehidupan meskipun tidak disadari,

namun tidak diketahui istilahnya.

Mungkin terlalu besarnya pusat perhatian masyarakat kepada cinta romantis adalah suatu masalah, namun karena ketidaktahuan masyarakat akan cinta platonislah yang menjadi masalah yang cukup besar.

1.4 Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan:

 Membuat masyarakat mengenal cinta platonis.

2. Manfaat:

Untuk Masyarakat:

 Masyarakat dapat mencintai siapapun, tanpa harus terjebak dalam penilaian seseorang atau tanpa harus menjalin hubungan romantis.

 Berkurangnya pelabelan atau penilaian ‘kelainan seksual’ pada seseorang, karena saling menyayangi sesama secara platonis tidak dibatasi oleh gender semata.

 Berkurangnya kasus menjalin hubungan atau pacaran di usia dini. Jika remaja awal mengenal apa itu cinta platonis, mereka bisa belajar mencintai sesama entah teman, keluarga, atau saudara terlebih dahulu.

Untuk Akademis:

 Menambah pengetahuan akan hubungan sosial dan juga jenis-jenis cinta kepada sesama.

Untuk Penulis:

 Mendapatkan banyak pengetahuan baru dari hubungan dan interaksi sosial antar manusia.


(16)

5 BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH

II.1 Cinta Platonis II.1.1 Definisi

Plato adalah seorang filsuf tersohor yang berasal dari Yunani. Banyak teori yang sudah dikemukakan oleh Plato, baik mengenai pandangannya akan idea, atau tentang keindahan. Semua teori yang Plato kemukakan memiliki pengaruh besar dari Sokrates, guru dari Plato. Dan dari semua pembahasan yang Plato kemukakan, Plato membahas soal ‘Cinta’. Teori Plato mengenai Cinta sendiri didapatkan setelah ia bertanya kepada guru besarnya Sokrates, dimana Plato akhirnya mendapatkan jawaban dari guru yang ia cintai. Plato dan juga Sokrates adalah contoh nyata dari sebuah cinta platonis, dimana Plato begitu menyayangi dan menghormati sang guru, dan begitu terpukul ketika Sokrates harus menjalani hukuman mati.

Istilah cinta Platonis tertera dalam karya Plato yang berjudul ‘Symposium’, dimana Plato mengaitkan cinta kepada teorinya tentang Idea. Idea menurut Plato adalah, segala konsep Ideal itu hanya ada pada angan-angan, atau hanya berada dalam alam pikiran kita. Sama seperti cinta, Plato berpikir bahwa cinta yang sempurna hanyalah ada di dalam diri manusia. Dimana relasi yang penuh afeksi dan kasih sayang itu ada, namun rasa ketertarikan secara seksual tidaklah eksis, menuntut untuk mencintai jiwa lebih daripada raga. Definisi dari cinta Platonis ini disederhanakan oleh beberapa orang menjadi, Sebuah cinta yang penuh kasih sayang dan afeksi, namun tidak memiliki hasrat seksual’. Dimana cinta yang sempurna tidaklah harus ditunjukkan melalui sentuhan ataupun kata-kata, dimana cinta sejati bisa diungkapkan meski dalam diam. Ada istilah bernama Armor Platonicus, yang dipakai oleh Marsillo Ficino pada awal abad ke-15, yang merujuk kepada afeksi Sokrates pada murid-muridnya. Rasa sayang Sokrates kepada murid-muridnya termasuk Plato, bisa menjadi dasar dari terciptanya teori Cinta Platonis.

II.1.2 Hubungan Platonis

Cinta tidak hanya terpaku pada hubungan kekasih atau suami istri saja, seperti yang sering digambarkan di dalam drama dan juga novel romansa. Kembali


(17)

6 kepada Plato dan Sokrates, dapat dilihat hubungan Platonis yang erat diantara keduanya. Setiap karya Plato mengandung unsur Sokratik yang mengarah kepada pengaruh gurunya Sokrates, karena kekaguman atau rasa hormat Plato yang begitu besar pada sang guru. Plato bertanya akan cinta dan pernikahan kepada Sokrates, dan Plato akhirnya menyimpulkan akan pendapatnya mengenai cinta. Plato bersedih ketika Sokrates harus dihukum mati, karena rasa sayangnya terhadap sang guru memang murni adanya. Meski keduanya hanyalah seorang guru dan murid, yang tidak memiliki ikatan cinta secara seksual ataupun ikatan keluarga, mereka saling memperhatikan satu sama lain. Itu, adalah contoh dari hubungan Platonis.

Tidak hanya hubungan Sokrates dan Plato, dalam kehidupan sehari-hari, mungkin akan ditemukan pula banyak orang yang menjalani hubungan Platonis ini, disadari ataupun tidak disadari. Hubungan platonis dapat dilihat dari sebuah film yang dibintangi Denzel Washington yang berjudul “John Q”, dimana seorang ayah rela mengorbankan harga dirinya, menjadi kriminal yang menyandera satu rumah sakit agar anaknya tidak mati, dengan mengancam bahwa jika anaknya tidak diberi perawatan, maka ia akan melakukan sesuatu yang buruk kepada setiap orang yang ia sandera. Cinta seorang ayah yang begitu besar ditunjukkan dari tokoh John yang rela dilabeli sebagai kriminal hanya demi anaknya yang sakit. Film tersebut adalah contoh kecil dari sebuah hubungan Platonis. Bagaimana dengan di kehidupan sehari-hari? Sebenarnya, ada banyak contoh yang dapat dilihat dalam kehidupan manusia. Bila melihat seorang Ibu yang kelelahan namun tetap rela bangun pagi demi memberikan anaknya bekal makan siang untuk di sekolah, itu adalah cinta Platonis. Bila melihat seseorang yang memberikan jaketnya untuk temannya yang sedang sakit, itu adalah cinta Platonis. Cinta tanpa syarat, cinta yang murni psikologis, dimana tak harus ada ikatan ataupun sentuhan penuh hasrat diantara berjalannya sebuah hubungan.

Cinta Platonis sendiri adalah sebuah hubungan yang dapat dijalani secara sepihak atau dua pihak. Terkadang seorang anak lupa akan cintanya kepada Ibu ketika ia sudah memiliki kekasih atau pasangan hidup. Namun Sang Ibu tidak pernah lupa


(18)

7 akan cintanya kepada sang anak, yang menjadikan cinta Platonis menjadi sepihak. Namun ada juga dua sahabat yang memang saling menyayangi satu sama lain semenjak lama, dan terus memiliki hubungan pertemanan yang erat sampai mereka lanjut usia. Itu adalah contoh dari hubungan Platonis yang dijalani oleh dua pihak.

II.1.3 Contoh Hubungan Platonis

Hubungan atau cinta platonis sendiri dapat dikatakan bisa menjadi lebih kuat dibandingkan cinta romantis, dimana rasa cemburu, rasa ingin memiliki, dan segala tuntutan dalam suatu hubungan tidak menjadi masalah. Cinta platonis dapat membuat seseorang mengorbankan tanpa mengharapkan balasan. Contoh dari cinta platonis dalam buku novel atau film sendiri cukup banyak, diantaranya: Hubungan Harry dan Hermione dalam Harry Potter

Gambar II.1 Harry Potter & Hermione

Sumber: http://geekleagueofamerica.com/wp-content/uploads/2014/02/Harry-and-Hermione-Wallpaper-harry-and-hermione-26304105-1280-800.jpg

Pertemanan tanpa rasa suka terjadi diantara Harry dan Hermione. Mereka giat menolong satu sama lain, mehibur satu sama lain, namun tidak memiliki perasaan romantis. Hermione rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan Harry, dan begitu juga sebaliknya. Meski terlihat melakukan kontak fisik seperti


(19)

8 memeluk atau berpegangan tangan, tak ada niatan untuk melakukan hubungan secara seksual. Itu adalah salah satu contoh dari cinta platonis.

Gambar II.2 Elsa & Anna Sumber: disney.wikia.com

Salah satu animasi buatan Disney yang berjudul ‘Frozen’ juga memberikan contoh cinta platonis yang terjadi antara saudara, yaitu Elsa dan Anna. Frozen memberikan contoh bahwa cinta platonis tidak terkekang oleh waktu, dimana meskipun Elsa dan Anna sempat tidak berbicara untuk bertahun-tahun lamanya, mereka masih peduli dan menyayangi satu sama lain. Sang kakak mengorbankan kebahagiaannya demi keselamatan sang adik, dan sang adik rela mengorbankan nyawanya untuk sang kakak.

Kata kunci dari hubungan platonis adalah ‘tidak adanya keinginan untuk berhubungan seksual’. Bila dua orang saling menyayangi tanpa ada hasrat untuk saling bersentuhan, maka hubungan tersebut bisa dikategorikan sebagai hubungan platonis. Cinta antara ibu dan anak, kakak kepada adik, guru kepada murid, atau teman lelaki dan teman perempuan, bisa menjadi cinta platonis selama tidak ada sexual desire.

Di Indonesia sendiri, tidak banyak orang mengenal akan istilah Platonis. Beberapa orang mengenal istilah ‘cinta persahabatan’ atau ‘cinta keluarga’, namun tidak banyak yang tahu mengenai cinta Platonis yang dapat menggambarkan pendapat


(20)

9 mereka mengenai cinta antar teman atau keluarga. Jika ada dua orang yang berbeda lawan jenis, maka orang-orang akan langsung memandang negatif dan berprasangka bahwa dua orang tersebut memiliki hubungan yang lebih dari teman. Padahal bisa saja, mereka memang hanya teman yang sangat dekat, dan itulah ‘Platonis’.

II.2 Cinta Romantis II.2.1 Definisi

Sebagai yang dijelaskan dalam buku “Psikologi Sosial” edisi ke dua belas karya Shelley E. Taylor, “Cinta telah lama menjadi subjek favorit bagi penyair dan penulis lagu. Dan kini, ia menjadi topik populer dalam riset Ilmiah” (Bershceid & Regan, 2005). Begitu juga menurut Berscheid, “Pasangan dalam hubungan romantis adalah orang yang dirasa paling dekat.” (E. Taylor, Shelley, 2012:317).

Romantis sendiri adalah kata yang tidak jarang didengar oleh orang-orang. Romantis tidak hanya bentuk dari cinta, namun juga biasa dipakai sebagai istilah untuk memisalkan sesuatu. Seperti ‘suasana yang romantis’, atau ‘sikap yang romantis’. Definisi cinta romantis sendiri ada bermacam-macam, namun salah satunya, seperti dikutip dari kuisioner cinta yang disusun oleh Clyde dan Susan Hendrick pada tahun 1986), berbunyi “Cinta adalah pengalaman yang mengurasi emosi. Cinta pada pandangan pertama adalah lazim, dan daya tarik fisik adalah penting. Pecinta romantis mungkin sepakat dengan pernyataan: “Aku dan kekasihku punya chemistryfisik di antara kami.”

Dapat disimpulkan bahwa definisi cinta romantis adalah, pengalaman hasrat dan intimasi, seperti dalam hubungan pacaran. Ada pula jenis cinta bernama Passionate Love, yaitu jenis cinta penuh emosi yang terkadang terjadi di awal hubungan romantis. (Shelley E. Taylor, 2012, h. 317). Dan lebih rinci, Berscheid dan Walster (1978), menjelaskan Passionate Love sebagai:

Keadaan emosional yang liar; perasaan lembut dan hasrat seksual, kegembiraan dan kesedihan, kecemasan dan ketenangan, altruisme dan kecemburuan, yang saling bercampur aduk dalam satu perasaan.”


(21)

10 II.2.2 Hubungan Romantis

Di dalam cerita ataupun kenyataan, segala sesuatu dimulai dari dua individu yang tidak saling mengenal. Kemudian, didorong akan suatu hal, dua individu tersebut mengenal satu sama lain dan memulai hubungan pertemanan. Namun, yang menjadi perbedaan adalah, apakah dua individu—terutama dari lawan jenis—ini akan menjadi seorang teman, atau menjadi dua orang yang memiliki perasaan khusus untuk sama lain di masa depannya?

Yang membedakan hubungan platonis dan romantis hanyalah satu kata kunci, ialah Sexual Desire. Seperti yang dituturkan oleh Berscheid dan Walster, cinta romantis yang diawali Passionate Love memiliki hasrat seksual. Berbeda dengan hubungan platonis yang murni psikologis, dan tidak ada keinginan atau hasrat dalam seksual. Hubungan romantis bisa mengawali dua orang untuk bisa berjalan ke jenjang yang lebih tinggi, seperti pernikahan. Hubungan romantis mengikat dan memiliki komitmen, meskipun ada dua orang yang menjalani hubungan platonis di awal pertemuan, hubungan mereka akan berubah menjadi hubungan romantis ketika pernikahan atau ikatan khusus sudah terjalin di antara keduanya. Dikutip dari sebuah dokumen yang ditulis oleh Lusy Inthesky dalam id.scribd.com, ada teori yang dikemukakan oleh Sternberg (1988), bernama teori tentang Triangular Theory of Love (segitiga cinta). Di dalam cinta segitiga itu, terdapat komponen sebagai berikut:

1. Keintiman

Keintiman adalah elemen emosi, yang di dalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan, kedekatan dan keinginan untuk membina hubungan.

2. Gairah

Gairah adalah elemen motivasional yang didasari oleh dorongan dan dalam dirinya yang bersifat seksual, yang mengacu pada kebangkitan fungsi emosi dan fungsi biologis yang kuat.


(22)

11 3.Komitmen

Komitmen adalah suatu konstruk psiologis yang berhubungan dengan keputusan tentang ketertarikan seseorang dengan orang lain dalam suatu hubungan yang mengandung unsur elemen kognitif berupa keputusan untuk secara sinambung dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama.

Cinta romantis lazim terjadi diantara pria dan wanita dari berbagai kalangan dan usia. Cinta romantis sendiri umumnya terjadi pada dua orang yang awalnya bertemu sebagai teman, atau sebagai rekan kerja, dan lainnya. Novel romansa biasa menyebutnya sebagai ‘takdir’, namun ada banyak hal yang dapat mempengaruhi daya tarik interpersonal yang membuat sebuah cinta romantis terjadi. Shelley E. Taylor dalam bukunya “Psikologi sosial” Edisi ke duabelas menyebutkan faktor-faktor spesifik tersebut, diantaranya:

1. Menyukai orang yang dekat

2. Menyukai orang yang mirip dengan diri sendiri 3. Menyukai orang yang sering bertemu

4. Menyukai orang yang menawan

Shelley menyatakan dalam bukunya bahwa beberapa percobaan dilakukan untuk membuktikan faktor tersebut. Hasil dari percobaannya tersebut adalah, dari beberapa orang yang ditempatkan di suatu apartemen, orang yang tinggal bersebelahan atau bersebrangan akan lebih dekat dibandingkan dengan orang yang kamarnya terletak di ujung ruangan. Jika dikaitkan dengan hubungan cinta romantis, orang juga akan lebih mudah jatuh cinta pada seseorang yang dekat dengan lingkungannya, misalnya memiliki jarak rumah yang dekat, satu kelas dalam sekolah atau universitas, atau satu tempat pekerjaan.

Hubungan romantis orang dewasa sendiri sering dikatakan lebih serius dibandingkan hubungan romantis yang dilakukan saat seseorang masih dalam masa remaja. Namun ternyata, faktor kehidupan seseorang semenjak kecil hingga dewasa dapat mempengaruhi kualitas suatu hubungan romantis. Masih dari dalam


(23)

12 buku yang sama, Shelley mengungkapkan bahwa kualitas hubungan orang dewasa dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Secure Adults

Orang dewasa ini umumnya nyaman dengan intimasi dan juga bahagia. 2. Avoidant Adults

Orang dewasa ini umumnya kurang nyaman dan kurang mempercayai suatu hubungan, dan juga ketakutan dalam menjalin cinta.

3. Anxious Adults

Orang dewasa ini umumnya mencari intimasi, namun selalu ketakutan dan khawatir cintanya tidak akan terbalas.

Dan berikut adalah jenis-jenis gaya ketertarikan dalam hubungan romantis yang dipengaruhi oleh bagaimana seseorang diperlakukan saat masa kecil, diantaranya: 1. Secure Attachment, dimana pengasuh selalu hadir dan responsif

2. Avoidant Attachment, dimana pengasuh dingin dan tidak responsif 3. AnxiousAttachment, dimana pengasuh selalu cemas dan tidak konsisten.

Gambar II.3 Pengertian cinta menurut Don Quixote


(24)

13 II.3 Mandatory

II.3.2 HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia)

Seperti yang ditulis di website HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia) di http://himpsi.or.id/, HIMPSI merupakan Merupakan organisasi profesi psikologi di Indonesia, didirikan di Jakarta pada tanggal 11 Juli 1959 dengan nama Ikatan Sarjana Psikologi, disingkat ISPsi. Sejalan dengan perubahan sistim pendidikan tinggi di Indonesia, melalui Kongres Luar Biasa pada tahun 1998 di Jakarta, organisasi ini mengubah nama menjadi Himpunan Psikologi Indonesia, disingkat Himpsi.

Sebagai organisasi profesi, Himpsi merupakan wadah berhimpunnya profesional Psikologi (Sarjana Psikologi, Magister Psikologi, Doktor Psikologi dan Psikolog). Sejak tahun 2003, lulusan program pendidikan profesi psikologi sudah setara dengan jenjang Magister.

Visi Himpsi, menjadi organisasi profesi psikologi yang diakui secara nasional maupun internasional dan berperan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Misi utama Himpsi adalah pengembangan keilmuan dan profesi psikologi di Indonesia. Saat ini Himpsi telah memiliki 25 wilayah di propinsi yang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah anggota lebih dari 11.500 orang.

Anggota Himpsi yang memiliki minat dan praktik yang sama telah bergabung dalam 13 buah organisasi Ikatan Minat / Asosiasi.

Jumlah perguruan tinggi yang memiliki program pendidikan/fakultas psikologi telah mencapai 93 fakultas, yang terdiri dari 18 fakultas PTN dan 75 fakultas PTS yang tersebar di seluruh Indonesia.

HIMPSI menjadi mandatory untuk menjadi pendukung dalam materi cinta platonis, mengingat jenis-jenis cinta termasuk cinta platonis dibahas di dalam perkuliahan jurusan Psikologi.


(25)

14 II.3.3 BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) Bandung

Seperti yang ditulis di website BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Bandung) di http://jabar.bkkbn.go.id/, BKKBN memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:

VISI

Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun 2015 MISI

Mewujudkan Pembangunan Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.

Dan juga memiliki fungsi sebagai berikut:

 Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.

 Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKKBN.

 Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah, swasta, LSOM dan masyarakat dibidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.

 Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

BKKBN adalah pendukung untuk materi cinta romantis, berkaitan dengan bagaimana seseorang yang menikah dan berencana untuk menyusun keluarga, juga untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya pergaulan bebas di antara remaja.


(26)

15 II.4 Data Lapangan

Berdasarkan kuisioner yang disebarkan baik secara online ataupun secara langsung, ditemukan hasil sebagai berikut:

 51 Responden mengaku mengetahui apa itu cinta platonis, baik sebelum ataupun sesudah dijelaskan. 6 Responden menyatakan bahwa mereka tidak pernah mendengar akan cinta platonis. Responden merupakan kalangan remaja sampai remaja dewasa, terdiri dari murid sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, mahasiswa/i, dan juga pegawai muda.  Sebanyak 42 Responden pernah mengalami atau menyaksikan contoh

nyata dari cinta platonis, sementara 15 Responden menyatakan bahwa mereka belum pernah mengalami atau meliha tcinta platonis. Yang menjawab pernah mengalami atau menyaksikan cinta platonis menyatakan bahwa hubungan platonis terlihat wajar dan normal sampai mereka tahu artinya lebih dalam, dan menyatakan bahwa ternyata cinta platonis memiliki penuh makna. Rata-rata terjadi antara sahabat, adik dan kakak atau saudara dari keluarga besar, ada juga yang memiliki hubungan dekat dengan instrukturnya di tempat pekerjaan.

 Banyak responden menyatakan di dalam jawaban essay bahwa cinta platonis adalah satu bentuk cinta yang seimbang. Dimana mereka bisa merasa nyaman bersama seseorang meskipun tidk harus ada ikatan romantis di dalamnya (dalam kasus pertemanan). Dan ada juga yang menyatakan bahwa platonis dapat membuat suatu persahabatan dimana yang berawal dari rasa ‘suka’ namun tidak diterima, dapat menjadi hubungan yang dijalani dengan ‘ikhlas’ tanpa harus saling memiliki. Ada juga yang mengalami perasaan menyukai sesama jenis, namun ia memilih untuk menjalani cinta platonis karena tidak ingin melanjutkan hubungan yang tidak baik atau menyimpang, dan merelakan perasaannya. Ada yang berpendapat bahwa cinta platonis dapat membuat seseorang untuk tidak mudah terbawa perasaan atau mudah menyangka yang tidak-tidak, seperti menyangka bahwa seseorang bersikap baik karena suka kepadanya. Responden yang menjalin persahabatan lawan jenis meskipun


(27)

masing-16 masing sudah memiliki pasangan berpendapat bahwa cinta platonis memiliki banyak hal yang tidak dimiliki cinta romantis. Jika menjalin cinta platonis bersama seseorang yang berbeda jenis kelamin, responden mengaku bahwa ia dapat menceritakan apapun tanpa rasa ragu, dan dapat meluapkan semua perasaannya yang tidak dapat diucapkan kepada kekasihnya. Dua orang responden mengatakan bahwa cinta platonis seperti cinta kepada ayah dan ibu. Meski tidak sering mengucapkan kata ‘cinta’ atau ‘sayang’, kedua belah pihak tahu bahwa mereka saling menyayangi. Namun beberapa responden keliru, menyalah artikan platonis sebagai hubungan tanpa tatus, teman tapi mesra, atau seseorang yang hanya ‘dianggap teman’ meskipun kedua pihak tahu bahwa pihak satunya memiliki perasaan.

 Responden menyatakan bahwa hubungan platonis di Indonesia masih banyak disalah artikan dengan hubungan romantis. Minimnya pengetahuan masyarakat akan hubungan platonis membuat orang-orang melabeli hubungan yang sangat dekat sebagai ‘hubungan romantis’. Bahkan ada yang menyatakan bahwa hubungan cinta platonis sepertinya hanya terjadi dalam cerita fiksi saja, karena di dunia nyata jarang sekali ditemukan adanya hubungan platonis yang benar-benar murni. Hubungan platonis dinyatakan dapat berkembang di Indonesia, namun apa yang dikonsumsi masyarakat sekarang ini rata-rata memiliki unsur hubungan romantis, dimulai dari sinetron, novel, ataupun musik. Dan beberapa responden menyatakan bahwa remaja kini lebih mengenal dan terbiasa akan cinta romantis, mudah terbawa perasaan dan menganggap memiliki kekasih adalah sesuatu yang ‘harus’.

 Manakah yang lebih kuat, cinta platonis atau romantis? 42.31% Responden menjawab, keduanya sama. Baik cinta dalam bentuk platonis ataupun romantis pasti akan terjadi di dalam kehidupan manusia., meskipun cinta platonis memang samar dan tidak disadari keberadaannya.


(28)

17  Perbedaan paling signifikan yang dilihat oleh responden dalam hubungan platonis dan romantis adalah sexual tension yang ada di dalam hubungan tersebut. Jika cint romantis terlihat seperti cinta yang menggebu-gebu, dan begitu membara, platonis diibaratkan sebagai cinta yang hangat dan lembut, meski tidak terlihat, cinta itu ada.

II.5 Analisis

Berdasarkan hasil survei di masyarakat, cinta platonis dapat dinyatakan sebagai suatu istilah yang sebenarnya selalu dikenal oleh mereka, namun mereka tidak mengetahui atau asing akan nama dari cinta tersebut. Setelah dijelaskan secara singkat, banyak orang yang memberi respon bahwa mereka tahu dan pernah mengalami hal seperti itu, namun mereka tidak pernah memiliki sebutan khusus untuk rasa sayang yang mereka miliki. Beberapa menyatakan bahwa pernah mengalami hubungan yang sangat dekat, sampai pergi atau jalan selalu berdua, namun keduanya tidak ingin menjalin hubungan romantis atau berpacaran. Beberapa menyatakan bahwa jika saja istilah cinta platonis lebih dikenal lagi, mungkin akan ada banyak orang yang lebih memilih untuk saling menyayangi tanpa harus ada keintiman di dalam hubungannya, apalagi mengingat remaja sekarang yang kebanyakan tidak sabar atau selalu ingin memiliki kekasih atau pacar. Seorang mahasiswi dari jurusan psikologi Universitas Indonesia menyatakan bahwa, ‘Orang-orang sekarang terlalu terbiasa dengan cinta romantis’. Dan hal itu mungkin menjadi penyebab banyaknya orang yang asing akan cinta platonis.

Dari hasil wawancara bersama mahasiswi yang telah lulus dari jurusan Psikologi mengatakan, cinta platonis sebenarnya selalu ada, namun hawa keberadaannya bagaikan udara, yang meskipun ada, tidak banyak orang menyadarinya. Masyarakat akan mudah menerima cinta platonis ketika mereka akhirnya mengerti, karena mereka sebenarnya sudah mengalami cinta tersebut meski tidak mengetahui nama atau istilah dari hubungan yang mereka jalani. Ketulusan cinta


(29)

18 platonis adalah ketulusan yang tidak dibuat-dibuat, berbeda dengan cinta romantis yang terkadang bisa terjadi hanya sesaat.

II.6 Resume

Cinta platonis itu selalu ada dan pernah dirasakan oleh seseorang. Hanya saja, jarang ada yang membahas atau mengedukasikan cinta platonis kepada masyarakat. Solusi yang tepat adalah dengan memberitahukan masyarakat melalui informasi yang mudah dicerna dan tidak membosankan, mengingat cinta platonis lebih baik diedukasikan kepada remaja sampai remaja dewasa. Melalui media yang ringan seperti komik yang kini begitu diminati banyak orang, baik dalam bentuk buku ataupun Webtoon yang difasilitasi oleh LINE, cinta platonis dapat diceritakan kedalam bentuk yang sederhana dan menarik untuk orang-orang.


(30)

19 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN

III.1.1 Khalayak Sasaran

Masa remaja awal sampai dengan remaja akhir terdiri dari berbagai macam kalangan. Dari rentang usia dua belas sampai dua puluh lima tahun, tentunya banyak remaja yang memiliki kegiatan yang berbeda setiap individunya. Yang masih berusia belasan menghabiskan waktunya dari jam tujuh sampai jam jam satu atau jam dua siang. Dan remaja akhir yang melanjutkan ke bangku perkuliahan memiliki jadwal yang berbeda-beda dan menghabiskan waktunya di sekitar universitas.

Remaja Awal (12-16 tahun) Remaja Akhir (17-25 tahun)  Menghabiskan waktu di sekolah

untuk belajar

 Jika hari libur berdiam di rumah untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau pergi keluar bersama teman ke tempat yang tidak jauh dari jangkauan orang tua

 Biasanya memilih tempat seperti mall, taman umum, toko buku atau tempat makan untuk berkumpul dengan teman, biasanya yang memiliki fasilitas wi-fi

 Remaja awal gemar

menggunakan ponsel pintar dan juga senang aktif di sosial media.

 Remaja awal gemar mengikuti tren yang ada

 Menghabiskan waktu di sekitar lingkungan universitas

 Jika hari libur mengerjakan tugas di rumah atau tempat tinggal sementara, di tempat yang memiliki akses wi-fi, atau perpustakaan.

 Memilih tempat seperti cafe, foodcourt, mall, perpustakaan, atau toko buku untuk mencari kebutuhan kuliah atau berkumpul bersama teman.  Remaja akhir menggunakan

ponsel pintar untuk mencari informasi ataupun aktif di sosial media.

 Remaja akhir memiliki pola pikir yang sedikit lebih dewasa  Remaja akhir dapat mencerna


(31)

20  Remaja awal lebih mudah

mencerna informasi yang menggunakan bahasa ringan dan juga tidak memakai banyak penjelasan yang panjang lebar  Dikatakan sebagai masa-masa

paling indah, penuh dengan kisah, dan remaja awal lebih memiliki banyak waktu untuk merasakan masa-masa seperti jatuh cinta.

namun akan tertarik jika suatu informasi memiliki headline yang menarik perhatiannya.  Masa dimana seseorang

dibangun untuk menjadi lebih dewasa, memiliki banyak tugas dan tanggung jawab sehingga tidak memiliki waktu sebanyak anak remaja awal, dan lebih serius dalam mencari sebuah hubungan.

Berikut pengelompokan khalayak sasaran:

1. Berdasarkan Demografis

 Usia: 12-16 tahun & 17-25 tahun  Jenis Kelamin: perempuan & laki-laki

 Pendidikan: Siswa/Siswi, Mahasiswa/siswi, pekerja muda  Belum menikah

2. Berdasarkan Geografis

 Tingal di kota besar atau kota yang terjangkau oleh akses internet dan juga tersedia toko buku atau perpustakaan yang menyediakan bacaan ringan seperti novel dan komik


(32)

21 3. Berdasarkan Psikografis

 Beraktivitas di daerah sekolah dan universitas, dan juga tempat berkumpul dengan teman-temannya

 Pergi ke beberapa tempat yang dibutuhkan seperti toko buku, tempat membeli peralatan kuliah, dan lainnya

 Memiliki minat terhadap buku bacaan ringan seperti novel dan komik  Menggunakan smartphone atau internet yang dapat mengakses web comic  Menggunakan bahasa yang sederhana dan informal di sekitar

teman-temannya

 Mengisi waktu luang dengan membaca

Target Audience untuk informasi mengenai cinta platonis dan romantis lebih memicu kepada remaja awal yang masih belum banyak mengerti akan jenis cinta (selain yang populer yaitu cinta terhadap kekasih), dan juga untuk remaja akhir agar mengerti dan memahami jenis-jenis cinta yang ada di dunia ini. Remaja awal biasanya mengalami jatuh cinta dan merasakan cinta yang menggebu-gebu kepada lawan jenisnya, membuat mereka mengenal cinta romantis terlebih dahulu, dan remaja akhir yang sudah mulai serius dalam suatu hubungan akan mencari seseorang yang dapat menjalin hubungan sampai akhir dan tidak hanya sesaat saja.

III.1.2 Strategi Komunikasi

Dalam penyebaran suatu informasi, bahasa verbal adalah salah satu unsur yang mendukung dalam tersampaikan atau tidaknya sebuah informasi. Bahasa Indonesia yang formal ataupun informal dapat digunakan sebagai bahasa verbal untuk menyampaikan sebuah informasi. Bahasa yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan atau EYD biasanya dipakai dalam media cetak koran, untuk menyampaikan informasi secara detail dan juga memberikan kesan berita yang faktual, begitu juga dengan berita di televisi. Ada juga media majalah yang memakai bahasa formal dengan target usia pembaca dewasa sampai lanjut usia. Bahasa formal yang tidak terlalu berat biasanya digunakan untuk anak-anak yang masih dalam proses belajar atau mengenal kata-kata.


(33)

22  Pendekatan dilakukan dengan memperlihatkan gaya hidup remaja kini, yang tidak jauh dari kebutuhan atau pembahasan mengenai hubungan percintaan.

 Gaya bahasa yang digunakan adalah Comparison atau perbandingan, dengan membandingkan dua jenis cinta yang akan dibahas dan diinformasikan.

 Bersifat santai, tidak serius.

 Informasi yang bersifat persuasi, mengajak orang-orang untuk mencintai sesama, tidak hanya cinta kepada kekasih saja, namun juga kepada keluarga, saudara, dan teman.

 Bersifat Long Time, dimana penyebaran informasi membutuhkan waktu untuk membaca tulisan dan juga melihat gambar yang sudah disusun menjadi sebuah komik.

Berikut adalah teori strategi komunikasi yang digunakan, dengan model Laswell:

 Who

Mandatory: 1. Asosiasi Psikologi Sekolah Indonesia 2. BKKBN Bandung

Hubungan sosial antar manusia yang berhubungan juga dengan cinta adalah suatu bidang yang ditangani oleh psikolog. Psikolog dapat mengedukasi masyarakat mengenai jenis-jenis cinta, sementara BKKBN Bandung dapat memberi edukasi mengenai cinta dalam konteks romantis lebih jelas lagi.

 Says What

Menyampaikan pesan bahwa ada banyak jenis cinta di dunia ini. Pengetahuan akan cinta platonis dapat memberikan pengetahuan baru dan mengubah perilaku remaja, cinta platonis dapat mengajarkan bahwa cinta tidak hanya untuk kekasih saja, sehingga dapat membuat remaja saling menyayangi kepada siapapun tidak


(34)

23 hanya kekasih saja, dan juga mengurangi terjadinya pergaulan bebas dan pacaran sebelum waktunya.

Pengetahuan tentang cinta platonis juga dapat mencegah para remaja dan remaja akhir untuk terlalu mudah terbawa perasaan. Terlalu mudah jatuh cinta kepada seseorang adalah faktor yang menyebabkan pergaulan yang tidak baik, karena ada juga remaja yang mau melakukan apapun karena cinta kepada seseorang.

 To Whom

Pada remaja dan remaja akhir yang masih sering dan hangat-hangatnya membahas juga merasakan cinta. Karena remaja dan remaja akhir yang masih meraba-raba dan belum mengenal dekat cinta akan hanya menerka dari apa yang mereka tahu secara singkat saja, sementara cinta ternyata memiliki banyak jenis dan semuanya berbeda-beda.

 In Which Channel

Komik strip

Karena komik adalah salah satu media yang diminati oleh remaja sampai dewasa. Penyampaian informasi melalui komik dapat menjadi lebih cepat dan lebih mudah dimengerti.

Media pendukung: Bookmark, pin, stiker, sosial media, poster, X-banner  With What Effect

Adanya perubahan dalam pergaulan dan pemahaman akan cinta itu sendiri. Agar para remaja tidak hanya fokus kepada cinta dalam bentuk romantis yang ditujukan kepada kekasih semata, tetapi juga mengenal akan adanya cinta kepada keluarga, saudara, ataupun teman. Kedekatan dan juga perhatian berlebih kepada seseorang, baik lawan jenis ataupun sesama jenis tidak berarti ketertarikan secara seksual atau romantis, namun bisa juga itu adalah bentuk dari cinta platonis—dimana terlihat mirip seperti cinta romantis, hanya saja tidak memiliki hasrat untuk berhubungan lebih jauh, atau seksual.


(35)

24 Bahasa informal dan bahasa gaul lebih sering digunakan untuk media yang menargetkan pembaca remaja sampai remaja akhir. Bahasa gaul rata-rata menggunakan kata-kata yang dimodifikasi dan tidak tertera di KBBI, bahasa gaul dari barat, atau kata-kata yang disingkat.

Gambar III.1 Bahasa Gaul Sumber: dokumentasi penulis

Penggunaan visual juga dapat mendukung ketertarikan sebuah informasi. Tulisan dalam berita yang disertai foto nyata atau grafik akan membuat sebuah berita menjadi lebih mudah dimengerti. Banyak media informasi yang menggunakan visual, seperti majalah, media sosial, vrosu, poster, kampanye sosial, dan komik. Komik merupakan salah satu media penyampaian informasi yang menggunakan lebih banyak gambar visual dibandingkan gambar, dengan penjelasan menggunakan bahasa formal atau informal yang mendukung kejelasan informasi yang akan disampaikan.

Komik memang telah menjadi sebuah media yang populer dan diminati banyak orang, khususnya bagi remaja dan remaja akhir, atau bagi orang-orang yang berkarir di bidang kreatif. Komik kini tidak hanya menjadi media hiburan saja,


(36)

25 namun juga menjadi media yang dapat menyampaikan informasi dengan cara yang lebih menarik dan lebih mudah dimengerti. Banyak komik yang digunakan untuk menyampaikan berita politik dalam bentuk karikatur, atau komik yang memberikan pengetahuan untuk anak-anak. Ada juga komik yang berisi penyuluhan yang diperuntukkan bagi masyarakat. Gaya visual yang dipakai biasanya mengikuti target dari audience yang akan menerima pesan tersebut. Karikatur lebih sering ditujukan kepada pembaca yang berada di usia dewasa. Gaya visual sederhana seperti coretan anak-anak dipakai untuk buku yang memang ditujukan untuk anak-anak juga. Dan gaya gambar komik barat, jepang dan korea, lebih ditujukan kepada remaja dan remaja akhir sampai dewasa, untuk penikmat kisah romantis atau aksi.

Penggunaan visual yang sederhana dan familiar di kalangan remaja dapat menjadi pendekatan visual yang efektif untuk penyampaian informasi mengenai cinta platonis dan romantis. bahasa yang digunakan menjurus kepada bahasa informal dan bahasa gaul, namun masih terdengar sopan dan mudah dimengerti. Berikut adalah contoh gaya visual yang sederhana namun menarik, dan juga bahasa yang digunakan.

Gambar III.2 Infografis singkat mengenai cinta platonis dan romantis Sumber: dokumentasi penulis


(37)

26 Gambar III.3 Komik dengan bahasa gaul

Sumber: maghfirare

Gambar III.4 Komik dengan penggunaan bahasa informal Sumber: Coretan Harian


(38)

27 III.1.2 Strategi Kreatif

 Storyline

Kisah dimulai dengan menggambarkan tokoh utama bernama Olivia Gianisa, yang memiliki teman sepermainan bernama Josh Adinata. Olivia dan Josh sudah bersama semenjak berumur lima tahun, dikarenakan rumah mereka yang jaraknya dekat, dan juga orangtua keduanya yang memang memiliki hubungan persahabatan. Kedekatan Olivia dan Josh sebagai teman terus berlanjut hingga mereka dewasa, dan ketika Josh mengajak Olivia untuk berpacaran dengannya, Olivia menerimanya. Karena Olivia berpikir, hal ini sudah wajar untuk terjadi, mengingat mereka berdua memang selalu bersama sejak kecil, cepat atau lambat, pasti mereka memang akan dijodohkan juga oleh kedua orangtuanya.

Namun perasaan Olivia diuji ketika ia bertemu dengan Adrian Purnama, teman sekelasnya di fakultas desain. Adrian adalah lelaki yang bertolak belakang sifatnya dengan Josh. Josh adalah orang sang sangat lembut dan ramah, sementara Adrian mulutnya tajam, jika bicara terlalu blak-blakan, dan kadang suka menjahili orang. Namun, Adrian diam-diam perhatian kepada Olivia. Meski diluar terlihat jutek, Adrian beberapa kali membantu Olivia, menghiburnya ketika Olivia sedang galau, atau bahkan menunjukkan kebaikannya meski orang-orang tidak melihat. Dari sifat Adrian dan juga kedekatan mereka, Olivia merasakan satu perasaan yang asing di hatinya; ia berdebar-debar dan rasanya ingin selalu ada di samping Adrian. Olivia memang berpacaran dengan Josh dan ia menyayangi teman masa kecilnya itu, tetapi apakah iya, perasaan cinta Olivia adalah cinta yang romantis? mungkingkah cinta romantis sesungguhnya ia rasakan pada Adrian, dan cintanya pada Josh hanyalah platonis semata?

Cerita akan berpusat kepada perkembangan hubungan Olivia dengan orang-orang di sekitarnya. Tidak hanya kepada Adrian dan Josh, namun juga kepada teman baiknya Sarah, juga kepada adiknya dan juga orangtuanya. Penjelasan mengenai cinta platonis dan romantis akan mengalir dengan jalan cerita, dimana Olivia perlahan mengerti perbedaan akan perasaan cintanya kepada Josh, yang mirip


(39)

28 dengan rasa cinta dia kepada sahabat atau saudaranya sendiri, dan juga cintanya kepada Adrian, yang berbeda karena penuh debaran dan juga kebimbangan yang tak kunjung henti.

 Storyboard

Storyboard adalah hasil kasar dari sebuah komik yang dibuat setelah menyelesaikan naskah atau storyline. Storyboard merupakan gambaran awal untuk sebuah komik sebelum melanjutkan ke tahap finishing.


(40)

(41)

(42)

(43)

32  Copywriting

1. Nature

Cinta adalah perasaan penuh kasih yang wajar dirasakan oleh manusia. Kasih sayang dan afeksi adalah ciri dari cinta yang umum terlihat. Cinta tidak hanya kepada kekasih saja, tetpi cinta juga bisa kepada orangtua, sahabat, teman, atau saudara. Cinta platonis memiliki ciri yang mirip dengan cinta romantis. penuh kasih sayang, saling memberi perhatian dan afeksi. Namun yang membedakan, cinta platonis tidak memiliki hasrat seksual.

2. Source

Cinta adalah topik yang populer baik di dalam dunia fiksi dan atau juga musik. Di masyarakat sendiri, cinta adalah tooik yang digemari banyak orang untuk dibahas. Subyek muncul dari bagaimana masyarakat memandang ‘cinta’ dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

3. How delivered

Cara menyampaikan apa itu cinta bisa dengan berbagai cara, namun cara yang dapat menarik perhatian orang akan membuat cinta tersampaikan lebih mudah. Bagaimana informasi mengenai jenis-jenis cinta disampaikan dengan media yang disukai oleh mayoritas remaja dan remaja dewasa.

4. Size

Ruang yang dibutuhkan untuk subyek ini cukup luas, berkisar antara remaja sampai remaja dewasa, dari kalangan menengah dan menengah ke atas, dengan gender baik lelaki ataupun perempuan.

5. Weight

Jika pesan dari informasi yang disampaikan tercapai, maka dampak dari perubahan sikap masyarakat akan menjadi manfaat yang cukup besar.

6. Why Given

Untuk mencintai seseorang tidak ada syarat khusus, dan cinta tidak khusus diberikan kepada kekasih saja. Beberapa remaja dan remaja dewasa masih belum memahami apa itu cinta terhadap orang lain yang bukanlah seorang kekasih.


(44)

33 Statement: “Cinta tidaklah hanya kepada kekasih saja.”

Word Games

1. Cintailah siapapun, tanpa memandang siapa dirinya 2. Apakah benar cinta hanya satu jenis saja?

3. Pahami perasaanmu kepada orang lain juga 4. Tidak hanya kekasih yang bisa kau cintai.

7. Phrase Games

1. Ada dia, dan juga dia. Benarkah cintamu untuk keduanya sama? 2. Bagai hati terbagi dua

3. Cinta datang tiba-tiba, tanpa mengerti apa bedanya

8. Fact Games

1. Mencintai teman, saudara, dan keluarga, juga sama pentingnya dengan cinta untuk si dia

2. Tak apa saling menyayangi tanpa harus memiliki 3. Cinta tidak selalu memerlukan ikatan dan hubungan


(45)

34 Judul adalah salah satu pertimbangan bagi pembaca untuk berminat membaca suatu buku. Judul yang menarik atau membuat penasaran pembaca akan menambah minat baca seseorang pada suatu buku bacaan.

Gambar III.6 Judul yang ditetapkan Sumber: dokumentasi penulis

III.1.3 Strategi Media  Media Utama

Komik adalah bentuk seni; seni berurutan, gambar-gambar dan lambang-lambang lain yang terjukstaposisi dalam urutan tertentu, bertujuan untuk memberikan informasi dan/atau mencapai tanggapan estetis dari pembaca. (McCloud, Scott, 2008:9). Komik adalah salah satu bentuk dari sastra gambar. Komik beredar hampir di berbagai bagian negara, ada di Amerika dan Eropa, Jepang (yang biasa menyebut komiknya dengan manga), Korea (disebut dengan manhwa), dan atau Cina (disebut dengan manhua). Komik sendiri menjadi salah satu media untuk industri kreatif yang peminatnya cukup tinggi, terbukti dari banyaknya permintaan pasar terhadap komik-komik terbitan luar negeri ataupun


(46)

35 komik lokal. Bahkan di era digital kini, komik bisa didapatkan secara gratis melalui sebuah aplikasi bernama Webtoon yang dikeluarkan oleh LINE NAVER.

Gambar III.7 Sekilas tentang komik Sumber: Membuat Komik, Scott McCloud


(47)

36 Gambar III.8 Sekilas tentang komik

Sumber: Membuat Komik, Scott McCloud

Komik sendiri tidak hanya menjadi media hiburan saja di masa kini, ada beberapa buku bersifat edukasi yang memberikan ilmu melalui media komik. Komik edukasi memudahkan anak-anak dalam usia sekolah dasar untuk bisa memahami lebih baik dengan penjelasan sederhana yang dilengkapi oleh gambar. Begitu juga dalam penyebaran informasi, komik biasanya digunakan baik dicetak di dalam buku, atau diselipkan di majalah atau media surat kabar. Komik yang bersifat sindiran politik juga tak jarang ditemukan di halaman surat kabar.

Komik yang baik tidak hanya menyajikan gambar yang menarik, tetapi juga penggunaan warna yang tepat, pemilihan judul yang sesuai, juga alur cerita yang


(48)

37 sudah disusun secara rapi. Tidak lupa juga penempatan panel yang tepat agar pembaca tidak pusing saat mengikuti alur cerita, efek dengan menggunakan screentone atau menggunakan full-colour juga dapat menambah daya tarik sebuah komik.

Gambar III.9 Contoh komik jepang atau manga Sumber: mangahere.com


(49)

38 Gambar III.10 Komik Indonesia yang dijual di toko buku

Sumber: dokumentasi penulis

Gambar III.11 Komik Indonesia yang dijual di toko buku Sumber: dokumentasi penulis


(50)

39 Begitu juga dalam pengaplikasian informasi mengenai cinta platonis dan romantis dalam bentuk komik. Pengetahuan mengenai cinta akan dijelaskan melalui alur cerita dan juga dialog antar tokoh, yang akan memberikan informasi dan juga ilmu mengenai jenis-jenis cinta yang belum diketahui oleh banyak orang. Berbeda dengan komik edukasi untuk anak usia sekolah dasar yang masih menjelaskan dengan bahasa buku pelajaran, komik mengenai hubungan platonis dan romantis akan menjelaskan melalui cerita dan tidak seperti buku pelajaran yang dibentuk ke dalam sebuah komik.

Gambar III.12 Cover dari komik Sumber: dokumentasi penulis


(51)

40 Gambar III.13 Contoh pengaplikasian ke dalam komik


(52)

41  Media Pendukung

Untuk mendukung media utama dalam penyebarannya dan untuk menambah minat orang terhadap informasi yang disajikan, media pendukung adalah salah satu media yang dapat menambah ketertarikan dan juga minat target audiens dalam mencari tahu lebih dalam mengenai informasi yang disajikan.

Contoh dari media pendukung bisa berupa poster, brosur, flyer, atau iklan di sosial media seperti facebook, instagram, atau twitter. Atau media pendukung berupa iklan di majalah atau koran, tergantung target audiensnya.

III.1.4 Strategi Distribusi

Penyebaran komik dilakukan secara membagikan komik tanpa pungutan biaya, dan membuat booth portable di lokasi-lokasi atau titik strategis yang sesuai dengan target audiens. Komik bertujuan untuk menyampaikan informasi dan merupakan sebuah program untuk pra-kampanye yang dilaksanakan oleh HIMPSI dan BKKBN Bandung. Program tidak bertujuan komersil. Komik akan dicetak ke dalam ukuran A5 dan dibagikan kepada remaja yang melewati atau mengunjungi booth yang tersedia. Pembagian komik disertakan juga media pendukung berupa gimmick yang dapat dibeli di booth, atau bisa didapatkan secara gratis/tanpa biaya jika mengikuti event yang diadakan melalui fanpage facebook atau Instagram (Event yang dilaksanakan seperti melakukan share komik di timeline atau rekomendasikan komik dalam bentuk Webtoon ke lima orang teman).

Target Audiens juga akan diberikan link yang menghubungan mereka kepada situs atau aplikasi LINE Webtoon agar bisa mengikuti cerita komik dimana saja, di dalam genggaman smartphone masing-masing. Fungsi dari program ini adalah untuk memberikan informasi sebelum kampanye dilaksanakan, agar terjadi ketertarikan dan membuat target audience ingin tahu lebih banyak mengenai apa cinta platonis itu.


(53)

42 III.2.1 Format Desain

 Ukuran

Komik akan dicetak ke dalam kertas berukuran A5, dan dibuat ke dalam bentuk softcover.

 Jenis kertas

Komik akan dicetak ke dalam jenisk ertas bookpaper/storenso. Bookpaper lazim digunakan untuk mencetak novel, cerita bergambar, komik, dan sering ditemukan di toko buku. Ketebalan standar Bookpaper adalah 55 gsm sampai 57.5 gsm.

 Isi komik

Komik memiliki format empat pnel atau biasa disebut dengan komik strip. Komik full colour diwarnai dengan media cet air. Komik berisi 30 halaman. Jarak antar panel adalah 0.5cm, dan setiap kotak berukuran 6.2 cm. Untuk judul di paling atas, disediakan spaceberukuran 2 cm.

 Cover

Cover akan dicetak ukuran A5 dan dilapis oleh coating doff.  Font

Font yang digunakan untuk tulisan di dalam komik adalah CC Astro City  Warna

Warna yang digunakan adalah kelompok wanra-warna cerah seperti merah muda, biru muda, hijau kekuningan, ungu pudar

III.2.2 Tata Letak  Layout

Komik strip adalah komik yang berisi empat panel yang bisa berjejer ke bawah, atau berbentuk segi empat yang dibaca dari kiri ke kanan. Komik strip umumnya berisi cerita-cerita ringan yang tidak berhubungan satu dan lainnya, namun ada


(54)

43 juga komik strip yang memiliki kesinambungan cerita antara satu dan yang lainnya. Komik strip lebih sederhana dan mudah dibaca.

Gambar III.14 Contoh panel komik strip yang dibaca ke bawah Sumber: dokumentasi penulis


(55)

44 Gambar III.15 Contoh komik strip yang dibaca dari kiri ke kanan


(56)

45 Gambar III.16 Contoh komik strip yang dibawa ke bawah


(57)

46 III.2.3 Huruf

Huruf yang digunakan untuk tulisan di dalam komik adalah huruf jenis san serif bernama CC Astro City. Font ini banyak digunakan oleh Author komik di LINE Webtoon. Keterbacan huruf bagus bahkan untuk di layar smartphone yang ukurannya lebih kecil dibandingkan layar monitor PC.

Gambar III.17 Font CC Astro City Sumber: dokumentasi penulis

Sementara itu, huruf yang digunakan untuk judul dan logo judul adalah huruf jenis script bernama Rechtman. Huruf jenis script memberikan kesan manis.

Gambar III.18 Huruf Rechtman

Sumber: dokumentasi penulis

III.2.4 Warna

Warna yang digunakan adalah kelompok warna cerah dan pastel yang menyesuaikan dengan tema. Tiga warna utama di dalam visual adalah sebagai berikut:


(58)

47 Gambar III.19 Warna yang menjadi visual utama

Sumber: dokumentasi penulis

III.2.5 Ilustrasi

Ilustrasi yang digunakan adalah style yang umum dilihat di komik yang berasal dari asia atau jepang, disebut dengan manga. Style ini diminati oleh banyak remaja semenjak manga diterbitkan di Indonesia. Baik di majalah komik Indoensia terkenal bernama RE:On ataupun di komik LINE Webtoon, style manga banyak dipakai oleh author komik asal Indonesia.


(59)

48 Gambar III.20 Tokoh utama komik, Olivia

Sumber: dokumentasi penulis

Olivia digambarkan sebagai gadis remaja yang baru memasuki universitas. Penampilannya memiliki rambut dengan warna coklat, dan mata berwarna merah muda. Secara visual, karakter olivia terinspirasi dari karakter Sakura Kinomoto dari Cardcaptor Sakura dan juga Natsuki Enomoto dari serial lagu ciptaan komposer Honeyworks yang berjudul Confession Rehearsal.


(60)

49 Gambar III.21 Sakura Kinomoto dari Cardcaptor Sakura

Sumber: http://myanimelist.net/character/2671/Sakura_Kinomoto/pictures

Gambar III.22 Natsuki Enomoto


(61)

50 Gambar III.23 Tokoh utama, Adrian

Sumber: dokumentasi penulis

Tokoh Adrian adalah tokoh yang menjadi sasaran cinta Olivia dalam konteks romantis, memiliki visual rambut berwarna pirang dan mata berwarna coklat. Secara visual, Adrian terinspirasi dari tokoh Syaoran Li dari Cardcaptor Sakura.


(62)

51 Gambar III.24 Syaoran Li dari Cardcaptor Sakura


(63)

52 Gambar III.25 Joshua, tokoh utama

Sumber: dokumentasi penulis

Joshua adalah tokoh utama yang merupakan teman masa kecil Olivia. Joshua adalah tokoh yang pada akhirnya digambarkan memiliki cinta yang platonis dengan tokoh utama, Olivia. Secara visual, tokoh Joshua terinspirasi dari Yukito Tsukishiro dan juga Eriol Hiiragizawa dari Cardcaptor Sakura.


(64)

53 Gambar III.26 Yukito Tsukishiro dari Cardcaptor Sakura

Sumber: http://cardcaptorsakura.wikia.com/wiki/Yukito_Tsukishiro

Gambar III.27 Eriol Hiiragizawa dari Cardcaptor Sakura Sumber: http://cardcaptorsakura.wikia.com/wiki/Eriol_Hiiragizawa


(65)

54 BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

IV.I Media Utama  Komik

Media komik kini tidak hanya menjadi sarana hiburan saja. Komik juga dapat menjadi media untuk penyamaian informasi, bahkan edukasi. Ada juga komik yang berisi sindiran politik atau humor yang mengangkat fenomena yang sedang populer di masyarakat. Komik sebagai media informasi biasa ditemukan di toko buku, seperti komik yang berisi tata cara memakai hijab, atau komik tentang tokoh terkenal.

 Teknis produksi

- Komik dibuat dengan teknik gambar tradisional menggunakan pensil, drawing pen, dan juga cat air.

- Komik dibuat dengan gaya menggambar ala Jepang atau manga untuk menarik perhatian, dikarenakan manga sendiri sudah begitu familiar di kalangan remaja dan dewasa. Komik Indonesia yang terbit kini juga banyak yang memakai gaya menggambar manga, dan gaya menggambar manga sesuai dengan selera kebanyakan target audience.

- Komik menggunakan empat panel, atau disebut juga komik strip.

- Penggunaan cat air memberikan nuansa yang sesuai untuk komik remaja yang menceritakan tentang cinta, dengan warnanya yang tidak mencolok/soft dan juga kesan yang timbul dari pewarnaan menggunakan cat air itu sendiri.

- Komik dibuat di media kertas concorde, kemudian di scan untuk diedit lebih lanjut dengan Adobe Photoshop. Tulisan dibuat secara digital untuk keterbacaan yang lebih baik.

- Komik akan dicetak ke dalam bentuk buku berukuran A5. Komik akan diprint ke dalam kertas bookpaper. Cover depan dan cover belakang akan menggunakan kertas artpaper yang dilaminasi doff. Komik akan dicetak dalam bentuk softcover.


(66)

55  Aplikasi desain


(67)

(68)

(69)

(70)

59 IV.II Media Pendukung

 Webtoon (Komik berbasis web) – untuk Action


(71)

(72)

(73)

62  Facebook Fanpage – untuk Share


(74)

63  Line Stickers – untuk Share


(75)

64  Iklan Majalah – untuk Interest


(76)

65  Pin – Gimmick


(77)

66  Bookmark – Gimmick


(78)

67  Keychain Akrilik – Gimmick


(79)

68  T-Shirt – Gimmick


(80)

69  Booth Portable – untuk Share/penyebaran di lokasi yang dikunjungi Target


(1)

 Iklan Majalah – untuk Interest


(2)

(3)


(4)

(5)

(6)

 Booth Portable – untuk Share/penyebaran di lokasi yang dikunjungi Target Audiens