Perancangan Media Informasi Mengenai Jenis-Jenis Sedekah Untuk Anak-Anak Melalui Komik Strip

(1)

(2)

(3)

(4)

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi :

Nama : Muhammad Fajar Zulianto

Alamat : Jalan Jaya Wijaya Raya Blok B 423. Harapan Jaya. Bekasi Utara

Nomor Telepon / HP : 083899046326

E-mail : zulian17@gmail.com

Jenis Kelamin : Laki – Laki

Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta / 01 Juli 1994

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Riwayat Pendidikan :

Periode Sekolah / Universitas Jurusan Jenjang

1999 - 2000 TK Jami Harapan Jaya TK

2000 - 2006 SDN Harapan Jaya XV SD

2006 - 2009 SMPN 5 Bekasi SMP

2009 - 2012 SMKN 1 Bekasi Multimedia SMK


(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI MENGENAI JENIS-JENIS SEDEKAH UNTUK ANAK-ANAK MELALUI KOMIK STRIP

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

Muhammad Fajar Zulianto NIM. 51912107

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subahanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat, karunia, ilmu serta berbagai kemudahan-kemudahan yang diberikan-Nya. Tidak lupa semoga sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Salallahu ‘Alaihi Wassalam, kepada keluarga dan para sahabat beliau sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul “Perancangan Media Informasi Mengenai Jenis-Jenis Sedekah Untuk Anak-Anak Melalui Komik Strip”.

Penulis tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, terutama kepada kedua orang tua yang selalu mendoakan dan membiayai penulis untuk menyelesaikan tugas akhir, Wira Mahardika Putra, S.Ds.,MM selaku pembimbing yang telah sabar mengarahkan dan memberikan masukan-masukan yang positif, siswa/i dan guru SDN 2 Sekeloa dan SD Istiqamah yang bersedia membantu mendukung penelitian melalui menjawab kuesioner dan wawancara.

Penulis sadar bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan didalamnya baik dari segi penulisan maupun analisa penelitian karena keterbatasan penulis sebagai manusia. Namun penulis tetap berharap semoga laporan ini bisa bermanfaat baik bagi para orang tua, peserta didik dan siapa saja yang merasa bahwa sedekah merupakan ibadah yang patutnya ditanamkan kepada semua orang tak terkecuali anak – anak. Terima Kasih.

Bandung, 19/Agustus/2016 Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN………... xii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 4

I.4 Batasan Masalah ... 4

I.5 Tujuan & Manfaat Perancangan ... 4

BAB II PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MENGENAI SEDEKAH UNTUK ANAK-ANAK II.1 Landasan Teori ... 6

II.1.1 Pendidikan Agama Islam………. ... 6

II.1.2 Akhlak……….. ... 6

II.1.2 Anak – Anak……….... ... 6

II.2 Objek Penelitian ... 6

II.2.1 Sedekah………... 7

II.2.3.1 Pengertian Sedekah ... 7

II.2.3.2 Anjuran Bersedah Dalam Islam... 9

II.2.3.3 Hukum Sedekah... 9

II.2.3.4 Macam – Macam Sedekah... 10


(8)

II.2.3.6 Manfaat Sedekah ... 18

II.3 Analisa Masalah ... 19

II.3.1 Pengetahuan umum anak-anak tentang sedekah ……….. ... 19

II.3.2 Waktu Bersedekah Yang Dilakukan Anak-Anak ………. ... 21

II.3.3 Media Informasi Terkait Sedekah Yang Dipelajari Anak-Anak……... ... 22

II.3.4 Materi yang diajarkan oleh guru di sekolah ………... ... 26

II.3.5 Materi yang diajarkan oleh orang tua ………... ... 31

II.3.6 Faktor Yang Membuat Kurangnya Minat Untuk Bersedekah……….. ... 33

II.3.7 Konsep Sedekah Menurut Pandangan Islam………. ... 35

II.4 Kondisi Khalayak Saat ini………... .. 37

II.5 Resume Solusi Perancangan ……… . 38

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN III.1 Strategi Perancangan ... 40

III.1.1 Tujuan Komunikasi………. ... 40

III.1.2 Pendekatan Komunikasi……….. ... 40

III.1.3 Materi Pesan……….... ... 41

III.1.4 Gaya Bahasa……….... ... 42

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan………... 42

III.1.6 Strategi Kreatif……….... ... 43

III.1.7 Strategi Media……….... ... 50

III.1.8 Strategi Distribusi Dan Waktu Penyebaran Media……… ... 52

III.2 Konsep Visual ... 53

III.2.1 Format Desain………. ... 54

III.2.2 Tata Letak………... 54

III.2.3 Huruf……….... ... 58

III.2.4 Ilustrasi……….... ... 61

III.2.5 Warna ……….... ... 69

BAB IV STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN IV.1 Teknis Produksi Media ... 70


(9)

IV.3 Media Pendukung ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 85


(10)

DAFTAR PUSTAKA

 Buku

Arifin, Zainul. (2011). Matematika Sedekah, Yogyakarta: Mutiara Media.

Kusrianto, A. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Jakarta : Andi

Yogya.

Laode, Abdollah. (2011). Rasulullah’s Bussiness School, Jakarta: Ikhwah Publishing House.

Mahmud, Wajih. (2008). Sedekah Tanpa Harta, Klaten: Wafa Press.

Mardani (2016). Hukum Islam:Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf. Bandung. PT Citrs Aditya Bakti

Masdiono, T. 2014. 14 Jurus Membuat Komik (cetakan pertama versi 2). Jakarta: Creativ Media.

Rojaya. (2011). Nikmatnya Sedekah, Bandung: Mizan Pustaka.

Rustan, Surianto. (2010). Huruf Font Tipografi, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Rustan, Surianto. (2010). Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama..

Sanusi. (2009). The Power Of Sedekah, Yogyakarta:Pustaka Insan Madani,

 Skripsi

Lathifah, Fithrotul. (2013). Keutamaan Sedekah Kepada Keluarga. Skripsi pada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya: Tidak Diterbitkan.


(11)

Ratnasari, Mardiah. (2013). Konsep Sedekah Dalam Pendidikan Agama Islam. Skripsi pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta:Tidak Diterbitkan

Rivah, Fitri Kurnia. (2011). Konsep Pendidikan Agama Islam Untuk Anak Dalam Keluarga Muslim. Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: Tidak Diterbitkan

Sari, Winayang Sari. (2014). Pengaruh Pendidikan Aqidah Terhadap Perilaku Siswa Kelas II Di MI Al-Hikmah Mampang Jakarta Selatan. Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: Tidak Diterbitkan

 Website

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Diakses pada 15 Januari 2016. http://badanbahasa.kemdikbud.go.id

https://seteteshidayah.files.wordpress.com/2012/11/tasbeh.jpg (20 Januari 2016)

http://v-images2.antarafoto.com/g-pr/1340880901/ceramah-anti-narkoba-01.jpg (20 Januari 2016)

http://rumah-yatim.com/wp-content/uploads/2014/08/Anak-yatim piatu.jpg (20 Januari 2016)

http://www.jawapos.com/imgs/2015/11/11015_28663_guru2.jpg (12 April 2016)

http://v-images2.antarafoto.com/g-pr/1259123999/bersihkan-lingkungan-sekolah-99.jpg (20 Januari 2016)

http://jombangkab.go.id/upload/1437360952_ipul%201.jpg (6 April 2016)


(12)

\(20 Januari 2016)

http://cdn.rimanews.com/bank/Foto-layar-092915-100508-AM.jpg

(13 April 2016)

http://www.sijuki.com/wp-content/uploads/2014/04/jukiaprilmop.jpg

(16 Juli 2016)

https://www.facebook.com/komiklieur/photos/a.588375227942041.10737 41828.588371101275787/961374027308824/?type=3 (16 Juli 2016)

http://assets.kompasiana.com/statics/crawl/552c27696ea83433798b4568.j peg?t=o&v=700 (16 Juli 2016)

http://img.okeinfo.net/content/2011/05/13/337/456561/cmekUM67NZ.jpg (16 Juli 2016)


(13)

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Agama merupakan salah satu dasar atau landasan hidup yang dianut dan dipercaya oleh manusia karena memiliki peran besar dalam proses kehidupannya sehari-hari. Agama selalu mengajarkan kebaikan kepada para penganutnya serta mengatur segala hal terkait pola hidup manusia, baik antara hubungannya dengan Tuhannya, maupun kepada sesama manusia dan makhluk hidup lainnya. Untuk itu, dalam menjalani berbagai tantangan proses kehidupan, manusia membutuhkan pendidikan agama sejak kecil sebagai pedoman dalam hidupnya, sehingga pola hidupnya sejak anak-anak sudah terkontrol oleh aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh agamanya, karena pendidikan agama mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dimulai dari lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan agama Islam merupakan bentuk kegiatan pengajaran,latihan, dan bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan Al-Quran dan Hadits untuk menciptakan kepribadian muslim yang baik dimulai sejak usia anak-anak. Pendidikan agama Islam dapat diajarkan oleh orang tua melalui kesehariannya di dalam keluarga juga melalui pendidikan di sekolah yang diajarkan oleh guru. Pendidikan agama Islam menjadi pendidikan yang wajib diajarkan sejak usia anak-anak karena mengandung nilai-nilai kebaikan guna menyelamatkan anak-anak agar tidak terjerumus kepada berbagai hal yang bersifat negatif dalam hidupnya. Melalui pendidikan agama islam kepada anak-anak, diharapkan anak memiliki kontrol dalam kehidupannya dan memiliki akhlak yang mulia sesuai dengan yang diajarkan dalam Al-Quran dan Hadits.

Akhlak yang mulia tercermin dalam perilaku anak di kehidupan sehari-harinya di lingkungan keluarga dan masyarakat, mengingat hakikat manusia yang diciptakan sebagai makhluk sosial, yang artinya manusia membutuhkan orang lain dalam lingkungannya untuk bersosialisasi. Maka dari itu, apabila akhlak anak sudah terdidik dengan baik, sudah sewajarnya ia memiliki rasa saling berbagi dan berbuat baik kepada orang lain di lingkungan sekitarnya demi terciptanya hubungan sosial


(14)

yang baik. Berbuat baik dan saling berbagi pada dasarnya adalah kewajiban, dapat dilakukan dimanapun, kapanpun dan oleh siapapun, tak terkecuali anak-anak sekalipun. Dalam ajaran Islam, segala kebaikan yang dilakukan manusia dinilai sebagai salah satu bentuk ibadah, yaitu ibadah yang disebut dengan bersedekah. Sesuai dengan sabda Rasulullah yang dirawayatkan oleh Bukhari dan Muslim, menyebutkan bahwa: “Semua jenis kebaikan adalah sedekah” (Wajih Mahmud, 2008,h.7).

Sedekah merupakan bentuk ibadah yang dilakukan dengan memberikan sesuatu kepada orang lain, baik bersifat materi maupun nonmateri secara sukarela, tanpa nisab, dan bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun, serta kepada siapa pun tanpa aturan dan syarat, kecuali untuk mengharapkan ridho Allah (Indah Retnowati, 2007,h.5). Bersedekah melalui materi contohnya seperti memberikan uang infak dan zakat, sedangkan bersedekah yang sifatnya non materi, contohnya adalah memberikan salam, senyum ketika berpapasan dengan orang lain, bertutur kata sopan, menolong orang lain, membersihkan lingkungan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Sedekah merupakan salah satu materi yang diajarkan dalam pendidikan agama islam di sekolah, akan tetapi berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner, 80% anak-anak kelas 4-6 sekolah dasar hanya mengetahui sedekah harus menggunakan harta berupa uang atau benda. Hal ini dikarenakan anak hanya diajarkan bersedekah melalui harta dan bendanya, hasil wawancara dengan guru PAI (Pendidikan Agama Islam) pendidik tidak mengenalkan konsep sedekah yang sebenarnya, baik jenis-jenis dari sedekah beserta contoh perilakunya, ataupun manfaat dari sedekah itu sendiri, baik kepada pemberi maupun kepada penerima. Minimnya informasi mengenai sedekah tidak lepas kurangnya pembahasan materi sedekah di dalam buku pelajaran di sekolah karena hanya membahas seputar aspek infak dan zakat. Media informasi lainnya seperti buku cerita atau buku anak-anak yang membahas sedekah juga sangat jarang sekali dijumpai di toko-toko buku.


(15)

Orang tua juga mengajarkan anak-anak untuk bersedekah dengan jumlah yang sedikit dan hanya dilakukan pada hari-hari tertentu, seperti hari Jumat, ketika bulan Ramadan atau menjelang Idul Fitri. Orang tua mengajarkan ini karena menganggap hal ini merupakan cara bersedekah yang mudah diajarkan dan mudah dilakukan oleh anak, padahal masih banyak sedekah yang mudah dilakukan oleh anak-anak, seperti tersenyum, bertutur kata sopan, memberi salam, dll sehingga ketika anak tidak diberi uang oleh orang tuanya, maka anak tetap dapat bersedekah di kehidupan sehari-harinya.

Pengenalan yang salah dari orang tua mengenai sedekah menimbulkan pandangan keliru anak-anak tentang sedekah. Anak-anak yang diajarkan memberikan uang dengan nominal kecil atau uang receh pun akhirnya memiliki pandangan keliru, yaitu menilai sedekah hanya dari satu sisi, menganggap bahwa bersedekah melalui materi atau uang dapat mengurangi atau menghabiskan uang jajan yang dimilikinya. Sehingga karena sudah terbiasa, maka akan timbul suatu sifat yaitu sifat pelit atau kikir, anak menjadi lebih berpikir ketika ingin bersedekah, apakah nanti uangnya akan habis atau tidak. Pandangan seperti ini memang sudah terdapat dalam Alquran yang dijadikan pedoman hidup oleh umat muslim, sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Baqarah ayat 268: “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (bersifat kikir) (Laode, 2011,h.490)

Oleh karena itu, untuk merespon dan membentuk jiwa yang peduli dan berbagi terhadap lingkungan sekitarnya, maka anak – anak perlu diajarkan dan dilatih bersedekah berdasarkan Al-Quran dan Hadits. Anak-anak perlu dikenalkan tentang konsep bersedekah secara luas dan ditanamkan ke dalam benaknya keinginan untuk bersedekah agar nantinya terbiasa melakukan sedekah dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga ketika anak-anak sudah terbiasa melakukan perilaku bersedekah, maka anak-anak akan menjadikan sedekah sebagai gaya hidup yang menyenangkan di masa depannya nanti, tanpa harus disuruh, diminta atau dipaksa.


(16)

I.2 Identifikasi Masalah

 Kurangnya pehamanan konsep bersedekah secara luas dalam pendidikan agama islam di sekolah dasar.

 Anak-anak beranggapan sedekah hanya bersifat materi saja karena orang tua atau guru di sekolah hanya mengenalkan sedekah materi atau sedekah dalam bentuk uang.

 Anak-anak menganggap sedekah dapat mengurangi uang yang dimiliki.

 Kurangnya pembahasan informasi sedekah di dalam buku pelajaran sekolah dasar.

 Kurangnya media informasi tentang jenis-jenis sedekah yang dapat dilakukan oleh anak-anak di kehidupan sehari-hari.

 Kurangnya pengetahuan anak-anak akan manfaat sedekah baik bagi pemberi maupun penerima.

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana cara memberikan informasi mengenai jenis-jenis sedekah dalam ajaran agama islam yang dapat dilakukan anak-anak dalam kehidupan sehari-harinya, dikemas secara menarik sehingga anak-anak dapat mengerti pada pesan yang disampaikan.

I.4 Batasan Masalah

Mengetahui bahwa bahasan mengenai sedekah memiliki cakupan yang sangat luas, maka dilakukan pembatasan pada ruang lingkup pembahasan. Masalah akan difokuskan kepada pengenalan jenis-jenis sedekah beserta cara-cara bersedekah berdasarkan kategori jenisnya yang sesuai untuk dipraktekan oleh anak-anak usia 9 – 12 tahun (kelas 4 – 6 SD).

I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan Adapun tujuan perancangan ini adalah:


(17)

 Mempermudah anak dalam mempelajari dan memahami tentang sedekah melalui cara yang menghibur sehingga menyenangkan untuk dipelajari.

 Memberikan informasi dan gambaran kepada anak-anak dan orang tua bahwa bersedekah dapat di lakukan dikehidupan sehari-hari anak melalui beragam cara yang sederhana dan menyenangkan.

Perancangan yang dilakukan bermanfaat untuk :

 Menambah wawasan anak-anak mengenai sedekah dalam agama Islam

 Memberikan contoh sehari-hari kepada anak sehingga anak dapat belajar dan termotivasi untuk bersedekah.


(18)

BAB II. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MENGENAI JENIS-JENIS SEDEKAH UNTUK ANAK-ANAK

II.1 Landasan Teori

II.1.1 Pendidikan Agama Islam Rivah (2011) berpendapat bahwa:

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya adalah Al-quran dan Al-Hadits. Pendidikan agama mempunyai kedudukan yang tinggi dan paling utama karena pendidikan agama menjamin untuk memperbaiki akhlak anak dan mengangkat mereka kederajat yang tinggi serta berbahagia dalam hidup dan pendidikan agama membersihkan hati dan mensucikan jiwa serta mendidik hati nurani dan mencetak mereka agar berkelakuan baik dan mendorong mereka untuk memperkuat pekerjaan yang mulia

II.1.2 Akhlak

Winayang Sari (2014) menjelaskan “akhlak adalah kehendak yang dibiasakan atau dalam pengertian lain akhlak mencakup perbuatan-perbuatan manusia yang telah menjadi kebiasaan bagi orang yang bersangkutan.

Rivah (seperti dikutip Al-Abrasy, 1970) tujuan pendidikan akhlak dalam Islam itu untuk membentuk orang-orang yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku dan perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci.

II.1.3 Anak – Anak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:32) anak adalah manusia yang masih kecil yang belum dewasa dan sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Sebagai manusia kecil yang belum dewasa, ia membutuhkan bimbingan dan pendidikan dari orang tua dan pendidiknya dalam perkembangannya menuju kedewasaan.


(19)

II.2 Objek Penelitian II.2.3 Sedekah

II.2.3.1 Pengertian Sedekah

Sedekah berasal dari kata sadaqa yang berarti benar. Orang yang gemar bersedekah bisa diartikan sebagai orang yang benar pengakuan imannya. Menurut istilah atau terminologi syariat, sedekah yaitu mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan atau penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan oleh agama. Sedekah juga merupakan pemberian yang dikeluarkan secara sukarela kepada siapa saja, tanpa nisab dan tanpa adanya aturan waktu yang mengikat. Sedekah berarti sesuatu yang diberikan dengan tujuan mendekatkan diri pada Allah. (Sanusi, 2009, hal.8-9)

Definisi lainnya menyebutkan sedekah adalah derma atau pemberian seseorang atau badan hukum, baik berupa harta maupun non harta, secara ikhlas di luar zakat kepada orang miskin atau orang yang berhak menerimanya untuk kemaslahatan umum, yang pelaksanaannya tidak dibatasi oleh waktu, dan jumlahnya tidak ditentukan. (Mardani, 2016, hal.130)

Sementara itu, terdapat beberapa perbedaan terkait sedekah, infak dan zakat. Diantaranya dalam berbagai hal sebagai berikut :

Tabel II.1 Tabel Aturan Sedekah, Infak Dan Zakat Sumber : (Mardani, 2016)

Perihal Sedekah Infak Zakat

Hukum Sunnah Sunnah Wajib

Bentuk Materi dan Non Materi


(20)

Waktu

Bebas, dan masih bisa dilakukan

meski sudah meninggal.

Saat mendapat rezeki dari Allah

dan saat masih hidup.

Zakat fitrah : Menjelang Idul Fitri sampai

xdilaksanakannya salat Idul Fitri.

Zakat mall : Pada saat harta telah dimiliki genap satu tahun terhitung sejak mencapai jumlah minimal (nishab).

Jumlah

Sukarela Sukarela namun lebih baik bila

memadai.

Zakat fitrah : Tergantung makanan pokok daerah tersebut, apabila beras maka jumlahnya adalah 2,5 Kg.

Zakat mall : Besarannya 2,5% untuk emas,perak,uang tabungan, perniagaan,dll. Pihak Yang Menerima Bebas Didahulukan kepada orang yang memiliki hubungan terdekat yang sedang kesulitan ekonomoninya, seperti orang tua, kerabat, dst.

Fakir miskin, amil

(panitia zakat), muallaf

(orang yang baru masuk Islam), hamba sahaya, gharimin

(orang yang memiliki hutang), fi sabilillah

(orang yang berjuang di jalan Allah), ibnu


(21)

Setelah itu kepada anak-anak yatim, orang miskin, dan orang yang sedang dalam perjalanan.

sabil (orang yang sedang dalam perjalanan)

II.2.3.2 Anjuran Bersedekah Dalam Islam

Dasar-dasar ajaran sedekah dalam Islam ialah Al-Qur‟an dan Hadits. Banyak ditemukan ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadits yang membicarakan tentang perintah untuk melakukan sedekah. Salah satu anjuran kaum muslimin untuk senantiasa memberikan sedekah terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Nabi SAW menganjurkan umat Islam untuk bersedekah. Rasulullah bersabda: “Setiap muslim mempunyai kewajiban bersedekah” (Wajih Mahmud, 2008, hal.33).

II.2.3.3 Hukum Sedekah

Hukum sedekah pada dasarnya adalah sunah, yaitu berpahala bila dilakukan dan tidak berdosa jika ditinggalkan. Hukum sedekah dapat berubah menjadi haram apabila seseorang bersedekah dengan harta haram atau seseorang bersedekah kepada orang lain namun mengetahui bahwa orang yang menerima sedekah tersebut akan menggunakan harta sedekah untuk kemaksiatan. Lalu, hukum sedekah dapat berubah menjadi wajib, yaitu apabila seseorang bertemu dengan orang lain yang kelaparan atau membutuhkan pertolongannya hingga dapat mengancam keselamatan jiwa, sedangkan seseorang tersebut mempunyai kemampuan untuk menolongnya, maka diwajibkan untuk menolongnya. Hukum sedekah juga dapat berubah menjadi wajib jika seseorang bernazar hendak bersedekah kepada seseorang atau lembaga (Mardiah, 2013, hal.65).


(22)

II.2.3.4 Macam - Macam Sedekah

Sedekah tidak terbatas hanya pada suatu jenis tertentu dari amal-amal kebaikan seperti memberikan harta yang sifatnya materi saja, tetapi prinsipnya ialah bahwa setiap kebaikan itu berarti sedekah. Sehingga setiap kebajikan yang dapat dilakukan oleh semua orang termasuk juga anak-anak sudah dihitung sebagai ibadah sedekah.

Adapun cara bersedekah, terbagi menjadi 4 macam, yaitu sedekah dengan hati, sedekah lisan, sedekah perbuatan dan sedekah materi (Mardiah, 2013, hal.66). Berikut penjabarannya :

1.Sedekah Hati

Seseorang bisa mendapatkan pahala ibadah sedekah hanya dengan niatnya yang tulus untuk berbuat kebaikan. Ini merupakan salah satu keajaiban niat dalam pandangan Islam, karena dengan niat yang baik dihitung sebagai kebaikan yang sempurna di sis Alah. Diriwayatkan oleh Muslim 1/88. No.83, Rasulullah Saw., bersabda“Engkau mencegah diri untuk berbuat jahat kepada orang lain adalah sedekah darimu atas dirimu.” (Wajih Mahmud, 2008, hal.114)

2. Sedekah Lisan

Setiap manusia dapat bersedekah dengan menggunakan panca indra pengecapnya, yaitu lidah. Maksudnya adalah setiap perkataan yang baik yang keluar dari rongga mulut dan lidah seseorang, maka terhitung sebagai sedekah di mata Allah SWT. Adapun cara-cara bersedekah melalui lisan, diantaranya adalah :

a. Berzikir

Berzikir juga merupakan salah satu bentuk dari ibadah sedekah. Sedekah dengan berdzikir adalah sedekah yang manfaatnya kembali kepada diri sendiri sebagai bentuk dari rasa syukur. Sedekah dengan berzikir dapat dilakukan dengan mengucap kalimat zikir untuk mengingat Allah, dapat juga dengan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW atau dengan membaca Al quran. Sesuai dengan sabda Rasulullah yang dirawayatkan oleh Muslim dalamkitab az-Zakah no 1006, 2/697, bahwa: "Bukankah Allah telah menjadikan bagi


(23)

kalian sesuatu yang bisa kalian sedekahkan? Sesungguhnya, setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir sedekah, setiap tahmid sedekah, setiap tahlil sedekah". (Wajih Mahmud, 2008, hal.41)

Gambar : II.1 Berzikir

Sumber : https://seteteshidayah.files.wordpress.com/2012/11/tasbeh.jpg (20 Januari 2016)

b. Bertutur kata yang baik

Ucapan yang baik termasuk sedekah karena mendatangkan kebahagiaan dan kesenangan pada hati manusia yang mendengarkannya. Bahkan dengan bertutur kata yang baik dapat memberikan arti yang lebih daripada hanya sekedar memberikan materi karena ucapan yang baik tidak membuat orang yang mendengarkannya merasa tersakiti, kurang atau hina. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam Al-lulu wa al-Marjan no. 591,1/177, Rasulullah bersabda: “Ucapan yang baik adalah sedekah.” (Wajih Mahmud, 2008, hal.87)

c. Amar Maruf Nahi Munkar

Amar maruf dan nahi munkar termasuk kewajiban seorang muslim, sebagai upaya untuk memelihara masyarakat dari kerusakan dan perbuatan hina serta mengajak untuk senantiasa berbuat hal yang positif. Bersedekah dengan cara ini dapat dilakukan dengan menasehati anggota keluarga sendiri atau teman, berdakwah atau berceramah di lingkungan sekolah atau rumah, menjadi pembicara di seminar, dll. Perintah melaksanakan amar maruf nahi munkar sesuai dengan hadits riwayat Muslim kitab az-Zakah no. 1005, 2/697, Rasulullah bersabda: Melaksanakan amar ma’ruf adalah sedekah dan mencegah kemungkaran adalah sedekah (Wajih Mahmud, 2008, hal.89)


(24)

Gambar : II.2 Berdakwah

Sumber : http://v-images2.antarafoto.com/g-pr/1340880901/ceramah-anti-narkoba-01.jpg (20 Januari 2016)

d. Mengucapkan Salam

Ucapan salam seorang muslim kepada yang lainnya adalah sarana meraih kecintaan dan kasih sayang antara sesama manusia, baik kepada orang yang sudah dikenal maupun yang belum dikenalnya. Dengan mengucapkan salam dengan lemah lembut dapat membahagiakan hati bagi pendengarnya. Sesuai dengan hadits Imam Ahmad dengan sanad yang shahih, no. 8336 dan no. 21440, Rasulullah bersabda :

“Ucapan salammu kepada manusia adalah sedekah.” (Wajih Mahmud, 2008, hal.100)

3. Sedekah Perbuatan

Sedekah perbuatan adalah sedekah yang mengandalkan kemampuan fisik atau tenaga serta kemampuan pikiran seseorang untuk difungsikan dan dimanfaatkan dalam melakukan kegiatan positif. Contoh – contoh sedekah perbuatan diantaranya sebagai berikut :

a. Memberikan senyuman

Ketika berpapasan dengan orang, baik yang sudah dikenal dan belum dikenal, setiap muslim wajib memberikan senyuman dikarenakan setiap senyuman itu sedekah. Sesuai hadits riwayat Tirmidzi kitab al-Birr wa ash-Shilah 4/340, no. 1956 , Rasulullah bersabda: “senyumanmu kepada saudaramu adalah sedekah.” (Wajih Mahmud, 2008, hal.111)


(25)

Gambar II.3 Anak – Anak Tersenyum Gembira

Sumber : http://rumah-yatim.com/wp-content/uploads/2014/08/Anak-yatim piatu.jpg (20 Januari 2016)

b. Mengajarkan ilmu kepada orang lain

Mengajarkan ilmu kepada orang lain termasuk sedekah yang sangat baik sekali karena menolong orang lain untuk keluar dari jurang kebodohan dan mendapatkan ilmu-ilmu baru yang bermanfaat. Mengajarkan ilmu juga termasuk sebagai sedekah jariyah yang dapat mendatangkan pahala bagi pemberi ilmu (guru, dosen, atau siapapun) walaupun dirinya telah wafat. Maka dari itu nabi sangat mengutamakan umat muslim untuk bersedekah melalui ilmu, hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oeh Abu Dawud kitab az-Zakah 2/133 no.1681 bahwa Rasulullah bersabda: “Sedekah yang lebih utama adalah seseorang belajar ilmu kemudian mengajarkannya kepada saudara muslim lainnya”. (Wajih Mahmud, 2008, hal.152)

Gambar II.4 Guru Mengajar Di Kelas

Sumber : http://www.jawapos.com/imgs/2015/11/11015_28663_guru2.jpg (12 April 2016)


(26)

c. Menjaga kebersihan lingkungan

Menjaga kebersihan merupakan kewajiban umat muslim karena kebersihan merupakan sebagian dari iman. Namun lebih dari itu, menjaga kebersihan lingkungan sekitar juga dinilai sebagai sedekah. Menjaga kebersihan merupakan kebaikan yang bermanfaat untuk orang banyak di sekitar lingkungan. Dengan membersihkan lingkungan maka hal-hal yang dapat mengganggu kenyamanan atau keselamatan akan diselesaikan dan membuat orang lain terhindar dari bahaya atau ketidaknyamanan. Sesuai hadits Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda: “Menghilangkan (menyingkirkan) gangguan di jalan adalah sedekah.” (Wajih Mahmud, 2008, hal.183)

Gambar II.5 Siswa/i Membersihkan Lingkungan Sekolah Sumber : http://v-images2.antarafoto.com/g-pr/1259123999/bersihka

n-lingkungan-sekolah-99.jpg (20 Januari 2016)

d. Memberikan petunjuk jalan

Memberikan petunjuk jalan dapat diartikan sebagai memberi petunjuk jalan bagi orang yang menanyakan arah jalan atau membantu orang tunanetra yang memiliki kesulitan untuk menuju suatu tempat. Sesuai hadits . at-Tirmidzi kitab al-Birr wa as-Shilah 4/340. No.1956, Rasulullah bersabda bahwa : “Engkau memberikan petunjuk kepada seseorang yang tersesat adalah sedekah, dan membantu orang yang penglihatannya (kurang sehat) adalah sedekah.”(Wajih Mahmud, 2008, hal.132)

e. Melaksanakan Salat

Berjalan menuju masjid untuk menunaikan salat dan menyambut seruan-Nya, juga merupakan sedekah. Hal ini dikarenakan salat sebagai kedudukan ibadah


(27)

yang amat agung terlihat dari posisinya sebagai ibadah yang diwajibkan, sehingga langkah manusia yang ingin menunaikan saja dihitun sebagai sedekah. Diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah bersabda : “Dan setiap langkah menuju salat adalah sedekah”. (Wajih Mahmud, 2008, hal.53)

Gambar II.6 Masyarakat hendak melaksanakan salat Idul Fitri Sumber : http://jombangkab.go.id/upload/1437360952_ipul%201.jpg

(6 April 2016)

f. Mempererat Hubungan Dengan Orang Lain

Mempererat hubungan manusia adalah kewajiban bagi setiap muslim. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam Al-lulu wa al-Marjan no. 590, 1/177, Rasulullah bersabda “Setiap anggota tubuh manusia dapat melakukan sedekah, setiap hari dimana matahari terbit lalu engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah.” (Wajih Mahmud, 2008, hal.94) g. Membantu Mengangkat Barang

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam Al-lulu wa al-Marjan no. 590, 1/177, Rasulullah bersabda “…engkau menolong seseorang yang

berkendaraan lalu engkau bantu dia untuk naik kendaraannya atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah….”(Wajih Mahmud, 2008, hal.124)

4. Sedekah Materi

Pada umumnya manusia lebih cenderung memikirkan kebutuhan ekonominya dari pada kebutuhan lain. Seorang muslim dianjurkan untuk memiliki rasa kepedulian


(28)

terhadap nasib sesamanya, yaitu dengan membantu mensejahterkan ekonomi sesamanya yang sedang kekurangan dengan materi yang dimiliki.

a. Memberikan Harta Benda

Sedekah melalui harta yang dimiliki tidak akan menimbulkan kekurangan, karena Allah menjanjikan bagi orang yang bersedekah dengan hartanya, maka akan dilipatgandakan rezekinya. Seperti dalam hadits riwayat Tirmidzi, Rasulullah bersabda, “Tidak akan pernah berkurang harta yang disedekahkan, kecuali ia bertambah, bertambah, bertambah”. (Wajih Mahmud, 2008, hal.201)

Gambar II.7 Memberi Infak

Sumber : http://yusufmansur.com/wp-content/uploads/2013/06/sedekah-1.jpg (20 Januari 2016)

b. Memberikan Air Minum

Hanya dengan memberikan air kepada orang lain atau makhluk hidup juga merupakan bagian dari sedekah. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah kitab al-Adab 2/1214 no. 3684, bahwa Sa’ad bin Ubadah berkata,”Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang lebih utama?” Beliau menjawab, “Memberikan air minum.”

c. Memberikan Kurma

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam Shahiihul jaami' no. 114, Rasulullah bersabda “Jagalah diri kalian dari api neraka meski hanya dengan sepotong kurma”.


(29)

II.1.3.5 Cara Bersedekah yang Paling Utama A. Sedekah Saat Bulan Ramadhan

Sedekah yang paling utama adalah sedekah pada bulan Ramadhan, hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, “Dari Anas r.a., ia berkata, ‘Rasulullah Saw ditanya,’kapankah sedekah yang paling utama?’ Beliau menjawab, ‘Sedekah pada bulan Ramadhan”. (Mardani, 2016, h.141).

B. Menyembunyikan Sedekah

Menampakkan sedekah diperbolehkan apabila ada manfaatnya seperti sarana dakwah atau memotivasi orang lain yang melihatnya. Akan tetapi, menyembunyikan sedekah itu lebih baik dari menampakkannya, jika menampakkannya itu dapat menimbulkan kesombongan pada diri si pemberi dan dapat pula menyakitkan hati orang yang diberi. Sesuai dengan Firman Allah SWT dalam QS. Al Baqarah: 271: “Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu”. (Rojaya, 2011, h.82).

C. Sedekah dalam keadaan sehat

Sedekah yang dikeluarkan ketika pemiliknya dalam kondisi sehat adalah lebih utama. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa Nabi SAW bersabda:

Bersedekah ketika engkau dalam keadaan sehat dan sayang harta, dan kala itu engkau mengharapkan kekayaan dan takut kefakiran.” (Fithrotul, 2013, h.47).

D. Sedekah terhadap keluarga

Bersedekah hendaklah mendahulukan karib kerabatnya yang membutuhkan, karena islam memandang keluarga sebagai pondasi atau titik awal baik atau buruknya masyarakat di suatu daerah. Apabila setiap keluarga di dalamnya selalu menyeru kepada kebaikan, kasih sayang dan persatuan maka akan lahir masyarakat yang berbudi luhur. Rasulullah telah memerintahkan kepada Abu Thalhah sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Muslim yang menyebutkan: Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk


(30)

memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka yang terbesar pahalanya ialah yang engkau nafkahkan kepada keluargamu itu.” (Wajih Mahmud, 2008, hal.159)

II.1.3.6 Manfaat Sedekah

Kegunaan sedekah dalam pendidikan Islam itu banyak sekali, baik bagi orang yang menerimanya maupun bagi orang yang memberikannya, manfaat sedekah antara lain:

a) Mengajarkan anak agar peduli kepada sesama

b) Dari segi psikologis, sedekah dapat melembutkan hati anak c) Melatih anak menjadi pemurah

d) Mengajarkan anak untuk senantiasa mensyukuri nikmat yang Allah berikan e) Meringankan beban penderitaan orang fakir dan miskin

f) Memberikan kebahagiaan dan kegembiraan kepada sesama manusia g) Menyambung dan mempererat tali silahturahmi dan persaudaraan h) Menambah keberkahan harta yang pemberi miliki

i) Menghidupkan sifat dermawan dan menjauhkan sifat kikir

j) Menambah bekal pahala untuk di akhirat (Mardiah, seperti dikutip Abdul Fattah, 2010)

Sementara itu masih terdapat manfaat bersedekah yang lainnya berdasarkan landasan dalil Al-quran ataupun Hadits, diantaranya :

a) Menyembuhkan Penyakit

Rasulullah bersabda : “Obatilah orang yang sakit diantara kalian dengan bersedekah.” (Dihasankan oleh syaikh Albani dalam Shahihul Jami’)

b) Mematikan Murka Tuhan

Rasulullah bersabda “Sedekah secara sembunyi-sembunyi dapat mematikan murka Tuhan.” (HR Thabrani)(Mardani,2016,h.142)

c) Menghapus Dosa dan Kesalahan


(31)

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannnya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu, Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Mardani,2016,h.141)

d) Menolak Bencana

Rasulullah bersabda “Sedekah dapat menolak 70 macam bencana, dan yang paling ringan adalah penyakit kusta dan sopak (vitiligo).” (HR Thabrani) e) Malaikat Akan Mendoakan Orang yang Bersedekah

Rasulullah bersabda: “Pada tiap-tiap pagi turun dua malaikat. Malaikat yang satu berseru, “Wahai Tuhanku, berilah pengganti kepada yang membelanjakan, dan malaikat yang lainnya berseru, ‘Wahai Tuhanku, berilah kerusakan kepada yang kikir” (HR. Muslim) (Mardani,2016,h.143)

f) Menjauhkan Api Neraka

Rasulullah bersabda: “Jauhkanlah dirimu dari api neraka, walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma.” (HR.Bukhari dan Muslim)

g) Melipatgandakan rezeki

Allah berfirman dalah surat Al Baqarah ayat 245 bahwa “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (Zainul Arifin,2011,h.59-72)

II.3 Analisa Permasalahan

II.3.1 Pengetahuan umum anak-anak tentang sedekah

Mengetahui pengetahuan umum anak-anak tentang sedekah merupakan aspek penting dalam penelitian ini. Berdasarkan pengumpulan data melalui hasil kuesioner sebanyak 163 responden yang terdiri dari siswa/i kelas 4-6 dari dua sekolah dasar, yaitu 82 responden siswa/i SDN 2 Sekeloa dan 81 responden siswa/i SD Istiqamah. Didapatkan hasil sebagai berikut:


(32)

Diagram II.1. Pengetahuan Umum Tentang Sedekah Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Sebanyak 80% siswa/i dari SDN 2 Sekeloa menjawab bahwa sedekah hanyalah berbentuk uang atau benda yang dimiliki, serta hanya 20% siswa/i yang menjawab bahwa sedekah dapat dilakukan tidak hanya dengan uang. Sedangkan di SD Istiqamah, hasil yang didapatkan sebanyak 52% siswa/i menjawab bahwa sedekah hanyalah berbentuk uang dan barang, serta sebesar 48% siswa/i yang menjawab bahwa sedekah dapat dilakukan tidak hanya dengan uang.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa/i lebih banyak menganggap bahwa sedekah hanyalah melalui harta benda (uang dan barang), namun mayoritas siswa/i sekolah islam SD Istiqamah sudah banyak yang mengetahui bahwa sedekah tidaklah melalui uang saja dibandingkan siswa/i di sekolah umum SDN 2 Sekolah, yang mayoritas hanya mengetahui sedekah hanyalah dengan uang, belum mengetahui secara pasti bahwa sedekah dapat dilakukan dengan perilaku sehari-hari, seperti dengan tersenyum, mengucapkan salam, berkata yang baik dan sopan, dll. Hal ini menggambarkan bagaimana wawasan ruang lingkup sedekah yang dipahami oleh anak-anak masih sangat sempit karena hanya terbatas kepada hal yang sifatnya materi saja. 80% 52% 20% 48% 0 20 40 60 80 100

SDN 2 Sekeloa SD Istiqamah

Pengetahuan umum tentang

sedekah

Sedekah hanya berbentuk uang atau barang

Sedekah tidak hanya dengan uang atau barang


(33)

II.3.2 Waktu Bersedekah Yang Dilakukan Anak-Anak

Setelah mengetahui pengetahuan umum anak tentang sedekah, maka selanjutnya peneliti ingin mengetahui kapan saja anak-anak tersebut bersedekah. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah ada waktu-waktu tertentu atau waktu khusus yang dilakukan anak dalam bersedekah, sehingga dapat diteliti mengapa anak-anak hanya bersedekah di waktu tertentu saja. Melalui pengumpulan data melalui kuesioner sebanyak 163 responden yang terdiri dari siswa/i kelas 4-6 dari dua sekolah dasar, yaitu sebanyak 82 responden siswa/i SDN 2 Sekeloa dan 81 responden siswa/i SD Istiqamah. Didapatkan hasil sebagai berikut:

Diagram II.2. Waktu Bersedekah Yang Dilakukan Anak-Anak Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Hasil yang didapatkan untuk siswa/i SDN 2 Sekeloa, mayoritas melakukan sedekah pada hari Jumat saja, dengan persentase sebanyak 67%. Selanjutnya sebesar 28% responden bersedekah dengan waktu yang tidak menentu, 4% responden bersedekah ketika disuruh oleh orang tua dan guru saja dan hanya 1% yang menjawab senantiasa bersedekah setiap harinya. Sementara itu, hasil yang didapatkan dari responden siswa/i SD Istiqamah, mayoritas menjawab hanya bersedekah di hari Jumat dengan presentase 43%. Lalu sebanyak 38% menjawab bersedekah dengan waktu tidak menentu, 14% bersedekah saat orang tua atau guru yang menyuruhnya, dan 5% yang bersedekah setiap harinya.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 163 responden, mayoritas hanya bersedekah di hari Jumat saja dan hanya sedikit sekali responden yang senantiasa bersedekah

67% 43% 4% 14 1% 5% 28% 38% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

SDN 2 Sekeloa SD Istiqamah

Waktu Bersedekah Yang Dilakukan

Anak-Anak

Hari Jumat

Ketika Disuru Oleh Orang Tua/Guru Saja

Setiap Hari

Tidak Menentu, Bisa Kapan Saja


(34)

setiap harinya. Hal ini membuktikan bahwa siswa/i menganggap sedekah hanya berbentuk uang yaitu infak, yang dikeluarkan di hari Jumat saja, baik memberikan infak di sekolah ataupun infak di kotak amal masjid ketika salat Jumat.

II.2.3 Media Informasi Terkait Sedekah Yang Dipelajari Anak-Anak

Mengetahui media informasi yang dipelajari anak-anak sangat penting sekali, karena akan diketahui sumber utama dari mana anak-anak belajar dan mengetahui informasi terkait sedekah. Berdasarkan hasil kuesioner kepada 82 responden siswa/i SDN 2 Sekeloa dan 81 responden siswa/i SD Istiqamah. Didapatkan hasil sebegai berikut:

Diagram II.3. Media Informasi Sedekah Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Dari 82 responden siswa/i SDN 2 Sekeloa, sebanyak 69% jawaban responden menyatakan mengetahui informasi sedekah dari buku pelajaran agama islam di sekolahnya. Lalu 10% jawaban responden mengetahui informasi sedekah dari buku cerita,dongeng atau komik, 9% dari televisi, 5% dari internet dan 7% dari sumber lainnya. Sedangkan dari 81 responden siswa/i SD Istiqamah, yang menjawab mengetahui dan belajar tentang sedekah melalui buku pelajaran sekolah sebesar 49%, lalu 17% responden menjawab mengetahui sedekah melalui buku cerita, dongeng atau komik, 5% responden mengetahui dari internet, 8% dari televisi dan sebesar 21% responden mengetahui informasi sedekah dari sumber lainnya.

69%

49%

10% 17%

5%9%7% 5%8%

21% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

SDN 2 Sekeloa SD Istiqamah

Media Informasi Sedekah

Buku Pelajaran Sekolah Buku Cerita, Dongeng, Komik Internet Televisi Lain-Lain


(35)

Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa buku pelajaran agama islam merupakan media yang paling besar perannya dalam memberikan informasi mengenai sedekah untuk siswa/i di sekolah dasar dibandingkan media lainnya. Oleh karena itu penulis mencoba observasi isi materi yang terdapat dalam buku pelajaran agama kurikulum 2013 untuk sekolah dasar dan didapatkan hasil sebagai berikut:

a) Buku Kelas 4 SD

Dari sisi materi, di buku kelas 4 tidak ditemukan bab yang membahas khusus tentang sedekah. Namun bahasan perilaku sedekah terdapat dalam bab perilaku terpuji meneladani perilaku nabi. Salah satunya adalah meneladani perilaku pengasih dan pemurah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Gambar II.8 Daftar isi Buku PAI Kelas 4 SD Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Saat ditelusuri bab tersebut, tidak ada informasi yang menjelaskan sifat tersebut sebagai bentuk sedekah, hanya didukung berupa ilustrasi yang menggambarkan seorang anak sedang berinfak kepada seorang nenek. Di dalam materi dijelaskan bahwa Rasulullah memberi hartanya kepada orang yang membutuhkan disertai dengan hadits sebagai landasannya, namun tidak dibahas Rasulullah yang mencintai orang lain dalam kesehariannya melalui perilakunya yang berbudi pekerti luhur.


(36)

Gambar II.9 Isi Bab Perilaku Terpuji di Buku PAI Kelas 4 SD Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

b) Buku Kelas 5 SD

Dari sisi materi, di buku kelas 5 juga tidak ditemukan bab yang membahas khusus tentang sedekah. Namun bahasan perilaku sedekah lebih banyak dibahas dalam buku ini, dimana perilaku sedekah tersebut tidak hanya terdapat dalam bab meneladani akhlak nabi namun juga perilaku terpuji sehari-hari, contohnya adalah sikap hormat, patuh, saling mengingatkan dalam kebaikan dan ikhlas dalam beramal.

Gambar II.10 Daftar isi Buku PAI Kelas 5 SD Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Namun saat ditelusuri bab tersebut, tidak ada informasi yang menjelaskan sifat tersebut sebagai bentuk sedekah, hanya ada pembahasan dalil terkait tentang zakat. Dari sisi materi, anak-anak telah diajarkan perilaku terpuji melalui kisah-kisah serta dalil Alquran dan Hadits sebagai landasannya, namun tidak ada satupun tercantum dalil Alquran dan Hadits yang menjelaskan bahwa perilaku


(37)

terpuji tersebut termasuk bagian dari jenis-jenis perilaku yang tergolong sedekah.

Gambar II.11 Isi Bab Perilaku Terpuji di Buku PAI Kelas 5 SD Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

c) Buku Kelas 6 SD

Dari sisi materi, di buku kelas 6 terdapat bab khusus yang membahas tentang Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS). Namun saat ditelusuri bab tersebut, materi yang paling banyak dibahas adalah ibadah zakat. Pembahasan tentang zakat mencakup beberapa hal, seperti arti zakat, macam-macam zakat, penjabaran lengkap tentang zakat fitrah, orang-orang yang berhak menerima zakat serta beberapa dalil Al Quran dan Hadits yang menjadi landasan tentang zakat bagi umat Muslim.

Gambar II.12 Daftar isi Buku PAI Kelas 6 SD Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)


(38)

Informasi yang khusus membahas tentang jenis-jenis perilaku sedekah sangat sedikit sekali. Dari total 10 halaman bab yang membahas bab ZIS (Zakat, Infak, Sedekah), penjelasan tentang konsep sedekah dalam islam hanya dibahas dalam 1 paragraf terakhir. Materi sedekah tersebut berisikan contoh bahwa sedekah dapat melalui tingkah laku seperti tersenyum, berzikir, mengajari teman dan membantu mengangkat barang teman. Namun informasi ini tidak didukung dengan ilustrasi gambar seperti materi tentang zakat dan infak yang dilengkapi gambar, serta tidak juga disertai landasan dalil dan haditsnya, padahal dalam materi zakat dan infak, landasan dalil dan hadits dicantumkan sebanyak lima kali. Dalam bab ini juga sudah dijabarkan penjelasan perbedaan zakat, infak, dan sedekah.

Gambar II.13 Isi Bab Sedekah di Buku PAI Kelas 6 SD Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

II.2.4 Materi yang diajarkan oleh guru di sekolah

Setelah mendapatkan hasil observasi mengenai materi dalam buku agama islam seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, maka selanjutnya perlu diketahui materi apa saja yang diketahui dan dipelajari siswa/i mengenai sedekah yang disampaikan oleh gurunya ketika mengajar di dalam kelas. Berdasarkan hasil kuesioner kepada 82 responden siswa/i SDN 2 Sekeloa dan 81 responden siswa/i SD Istiqamah. Didapatkan hasil sebegai berikut:


(39)

Diagram II.4. Materi Yang Diajarkan Guru Terkait Sedekah Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Didapatkan hasil dari 82 responden siswa/i SDN 2 Sekeloa, sebanyak 60% responden menjawab materi sedekah yang diajarkan guru terkait dengan hal infak dan zakat. Berikutnya 18% responden menjawab materi sedekah yang diajarkan terkait dengan manfaat-manfaat dari bersedekah, 9% responden menjawab diajarkan tentang hukum dan keutamaan sedekah, 11% responden menjawab belajar tentang cara-cara bersedekah yang tidak hanya menggunakan harta benda, serta 2% responden menjawab lain-lain.

Hasil berikutnya yaitu dari 81 responden siswa/i SD Istiqamah, sebesar 33% responden menjawab diajarkan materi tentang infak dan zakat, 26% responden menjawab diajarkan manfaat-manfaat sedekah, 15% responden menjawab mempelajari tentang hukum dan keutamaan sedekah, lalu 23% responden diajarkan contoh-contoh sedekah yang bisa dilakukan tanpa harta dan 3% responden menjawab yang lainnya.

Dapat ditarik kesimpulan, anak-anak hanya mengetahui dan memahami sedekah berupa infak dan zakat, karena sesuai dengan observasi yang dilakukan penulis dengan meneliti isi materi dalam buku pelajaran kurikum 2013, memang bab tentang sedekah lebih banyak menekankan kepada aspek infak dan zakat,

60 33 18 26 9 15 11 23 2 3 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

SDN 2 Sekeloa SD Istiqamah

Materi Yang Diajarkan Guru Terkait Sedekah

Berinfak dan zakat

Manfaat Sedekah

Hukum dan Keutamaan Sedekah

Contoh-Contoh Sedekah Tanpa Menggunakan Harta


(40)

dibandingkan penjelasan tentang jenis-jenis perilaku sedekah yang sangat minim sekali. Sehingga guru di kelas pun akan lebih mengajarkan apa yang tertera di buku, karena siswa/i sekolah dasar masih berlandaskan buku teks dalam proses belajarnya. Maka anak-anak pun hanya sedikit yang mengetahui bahwa sedekah dapat dilakukan melalui hal-hal kecil seperti tersenyum, memberikan salam, dll karena memang porsi materi terkait jenis-jenis tersebut sangat minim sekali, ditambah dengan tidak adanya ilustrasi yang mewakili serta landasan dalil ataupun hadits.

Untuk mendapatkan data yang lebih objektif, maka penulis mencoba mengumpulkan data melalui wawancara langsung dengan guru pendidikan agama islam di sekolah SDN 2 Sekeloa dan SD Istiqamah untuk menanyakan materi yang diajarkannya kepada siswa/i di dalam kelas. Didapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

A. Wawancara dengan Pepen Priyatna (Guru PAI SDN 2 Sekeloa)

Pepen Priyatna merupakan guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar untuk kelas 1 – 6 SD di SDN 2 Sekeloa.

Gambar II.14 Pepen Priyatna (Guru PAI SDN 2 Sekeloa) Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)


(41)

Dari wawancara dengan Pepen Priyatna, dijelaskan bahwa dalam pelajaran agama, materi yang banyak diajarkan untuk siswa/i kelas 4-6 sekolah dasar berupa penjelasan akhlak terpuji dan tercela yang biasanya dilakukan sehari-hari. Namun untuk bab sedekah, pendidik mengajarkan anak untuk menumbuhkan rasa ingin berbaginya dengan mau mengeluarkan rezeki yang dimiliki untuk membantu orang lain, contohnya dengan mengajak anak untuk mau berinfak di kotak amal tiap hari Jumat atau saat terjai korban bencana alam. Sejak dahulu, materi yang diajarkan dalam bab sedekah selalu berkaitan dengan membantu orang dengan harta namun dari segi praktek sedikit berbeda, tergantung masalah yang terjadi di masyarakat, seperti ketika ada bencana banjir maka peserta didik dituntut menyumbang kepada korban bencana banjir baik berupa uang, pakaian, atau alat tulis. Lalu ketika bulan ramadhan peserta didik diajak untuk membantu para temannya yang kurang mampu dengan mendonasikan uangnya. Selain itu Pepen Priyatna juga mengajarkan manfaat dari sedekah itu sendiri, salah satunya adalah untuk menghindarkan bencana atau masalah kepada pemberi sedekah.

Menurut Pepen Priyatna, materi sedekah seperti tersenyum, memberi salam, berbuat kebaikan dengan perbuatan tanpa materi, dll tidak diajarkannya dalam bab sedekah ketika mengajar di kelas, karena di dalam buku pelajaran tidak dijelaskan dan menurutnya anak-anak tidak cocok apabila diajarkan hal tersebut karena bersedekah tanpa harta banyak sekali sumber dalil dan haditsnya sehingga harus menggunakan berbagai dalil dan hadits sebagai landasannya, sehingga contoh-contoh sedekah yang menggunakan non-materi hanya diajarkan melalui kisah-kisah di bab akhlak terpuji dan tercela, tanpa diberitahukan bahwa akhlak tersebut merupakan bagian dari sedekah. Metode pengajaran yang dilakukan oleh Pepen Priyatna adalah menggunakan kisah melalui cerita secara lisan serta memutar film menggunakan proyektor di depan kelas.

B.Wawancara dengan Erna Hernawati (Guru PAI SD Istiqamah)

Erna Hernawati merupakan guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar untuk kelas 3-6 SD di SD Istiqamah.


(42)

Gambar II.15 Erna Hernawati (Guru PAI SD Istiqamah) Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Hasil wawancara dengan Erna Hernawati, dijelaskan bahwa materi yang diajarkan dalam PAI di SD Istiqamah mengikuti kurikulum yang telah ditentukan oleh para dewan guru di SD Istiqamh itu sendiri, dimana materi dibagi menjadi 4 yaitu Aqidah, Fiqih,Al Quran dan Hadits. Dalam bab sedekah, khususnya untuk siswa/i kelas 6 SD, materi sedekah lebih diperluas dengan dilengkapi rujukan melalui Al-Quran dan Hadits. Di kelas 6 diajarkan bahwa sedekah tidak hanya memberikan uang kepada orang lain, namun juga diajarkan melalui perilaku,pikiran dan lisan seperti tersenyum, memberi salam dll, namun untuk kelas 4-5 anak-anak hanya diajarkan materi tentang infak dan aturan lengkap dalam berzakat. Hal ini dikarenakan pada kelas 6 memang dikhususkan bagi para siswa/i untuk menghafal dan memahami dalil-dalil Alquran dan Hadits, sehingga berbagai landasan dalil dan Hadits terkait sedekah juga harus dihafal dan dipahami oleh siswa/i kelas 6.

Namun untuk kelas 4 dan 5, meskipun materi dalam buku pelajaran tidak ada informasi terkait sedekah selain menggunakan harta, guru PAI juga menyelipkan contoh-contoh sedekah seperti tersenyum melalui pengajaran secara lisan saat mengajar di kelas namun bukan sebagai suatu kewajiban layaknya yang diajarkan kepada siswa/i kelas 6. Dari segi praktek, SD istiqamah tiap hari jumat diwajibkan kepada siswa/i untuk menyisihkan uangnya yang akan dikumpulkan selama 1 tahun untuk acara bakti sosial.


(43)

II.2.5 Materi yang diajarkan oleh orang tua

Setelah mengetahui materi yang diajarkan oleh guru di sekolahnya, maka perlu diketahui juga materi apa saja yang dipelajari siswa/i mengenai sedekah yang diajarkan oleh orang tua di rumahnya. Berdasarkan hasil kuesioner kepada 82 responden siswa/i SDN 2 Sekeloa dan 81 responden siswa/i SD Istiqamah. Didapatkan hasil sebegai berikut:

Diagram II.5. Materi Yang Diajarkan Orang Tua Terkait Sedekah Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Hasil yang didapatkan dari 82 responden SDN 2 Sekeloa, 51% responden menjawab hal yang diajarkan orang tuanya adalah bersedekah sedikit asal ikhlas. Lalu 25% responden menjawab diajarkan bersedekah dengan uang yang nominalnya kecil seperti Rp 500 – Rp1.000, 16% responden menjawab diajarkan bersedekah secara sembunyi-sembunyi, tidak untuk dipamerkan. Hanya 7% responden yang menjawab diajarkan bersedekah sebanyak-sebanyaknya dalam berbagai hal dan 1% responden menjawab lain-lain.

Hasil berikutnya yaitu dari 81 responden siswa/i SD Istiqamah, sebesar 54% responden menjawab diajarkan bersedekah sedikit asal ikhlas, 17% responden menjawab diajarkan bersedekah dengan nominal uang yang kecil, 19% responden menjawab diajarkan bahwa sedekah harus sembunyi-sembunyi, tidak untuk

25 17 51 54 16 19 7 6 1 4 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

SDN 2 Sekeloa SD Istiqamah

Materi Yang Diajarkan Orang Tua Terkait

Sedekah

Bersedekah dengan uang kecil (Rp 500 - Rp 1.000)

Bersedekah sedikit asal ikhlas

Bersedekah sembunyi-sembunyi (tidak dipamerkan)

Bersedekah sebanyak-banyaknya dalam berbagai hal


(44)

dipamerkan, lalu hanya 6% responden diajarkan bersedekah sebanyak-sebanyaknya dalam berbagai hal dan 4% responden menjawab lain-lain.

Dapat ditarik kesimpulan, bahwa mayoritas anak-anak diajarkan sedekah dalam jumlah yang sedikit asalkan ikhlas oleh orang tuanya. Sangat sedikit sekali responden yang menjawab diajari orangtuanya untuk bersedekah dengan jumlah yang banyak dalam berbagai hal. Maka sangat wajar ketika anak harus berpikir dua kali dalam sedekah apabila uang jajan yang dimiliki sangat sedikit atau terkesan pelit, karena orang tua juga mengajarkan sedekah dalam jumlah yang sedikit. Sedangkan melalui pengumpulan data dari hasil wawancara yang dilakukan kepada orang tua di masyarakat didapatkan hasil sebagai berikut:

A. Wawancara dengan Hendarus

Gambar II.16 Hendarus (Masyarakat) Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Menurut Hendarus, selama ini mengajarkan anak bersedekah ketika sedang melaksanakan salat Jumat di masjid dekat rumahnya dengan meminta anaknya untuk memasukan uang kedalam kotak amal serta saat sedang dalam perjalanan apabila menemui kotak sumbangan pembangunan masjid. Menurutnya, itu adalah cara termudah untuk mengajarkan anak untuk mau bersedekah. Cara seperti ini merupakan cara yang sama ketika dahulu Hendarus diajarkan oleh orang tuanya sewaktu kecil agar tidak pelit kepada orang lain. Lebih lanjut, Hendarus tidak mengetahui bahwa senyuman, salam, doa, merupakan bagian dari sedekah, namun dalam keseharian anaknya juga


(45)

diajarkan untuk sopan kepada orang lain dengan mengucapkan salam atau cium tangan kepada orang yang lebih tua tanpa mengetahui bahwa tindakan tersebut sebagai bagian dari ibadah sedekah dalam islam.

B.Wawancara dengan Lina

Gambar II.17 Lina (Masyarakat) Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Menurut Lina, cara yang diajarkan kepada anak tentang sedekah yang pertama adalah mengajarkan untuk bersikap ramah kepada orang lain, sehingga ketika memiliki uang akan disedekahkan kepada yang membutuhkan, dan apabila tidak memiliki uang maka tetap bersikap ramah kepada orang yang meminta-minta di jalan dengan menolak secara halus. Untuk pembiasaan, maka tiap Jumat ketika anak melaksanakan salat Jumat, Lina menyuruh anak untuk bersedekah ke kotak amal masjid sebesar Rp 500 – Rp 1.000 untuk melatih rasa ingin berbaginya dimulai dari hal kecil . Lina juga mengetahui bahwa sedekah bisa dilakukan tanpa uang, namun tidak begitu memahami karena terbatasnya informasi yang dimiliki, sehingga untuk sehari-hari, Lina mengajarkan anak tentang sedekah seperti yang dulu diajarkan orang tuanya ketika dirinya masih kanak-kanak.

II.2.6 Faktor Yang Membuat Kurangnya Minat Untuk Bersedekah

Mengetahui faktor apa saja yang membuat anak enggan bersedekah sangat penting agar diketahui penyebab kurangnya minat bersedekah dalam kehidupan sehari-hari.


(46)

Berdasarkan hasil kuesioner kepada 82 responden siswa/i SDN 2 Sekeloa dan 81 responden siswa/i SD Istiqamah. Didapatkan hasil sebegai berikut:

Diagram II.6. Faktor Yang Membuat Kurangnya Minat Untuk Bersedekah Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Hasil yang didapatkan dari 82 responden SDN 2 Sekeloa, 34% responden menjawab hal yang membuatnya kurang minat untuk bersedekah adalah takut apabila orang yang diberikan sedekah ternyata orang mampu. Lalu 22% responden menjawab tidak merasakan manfaatnya menjadi alasan dirinya kurang minat bersedekah. 19% responden menjawab kurangnya minat bersedekah karena takut uangnya akan habis. Hanya 16% responden yang menjawab tidak ada hal yang mengurangi minatnya dalam bersedekah dan 9% responden menjawab lain-lain.

Hasil berikutnya yaitu dari 81 responden siswa/i SD Istiqamah, sebesar 38% responden menjawab hal yang membuatnya kurang minat untuk bersedekah adalah takut apabila orang yang diberikan sedekah ternyata orang mampu. Lalu 10% responden menjawab tidak merasakan manfaatnya, 18% responden menjawab takut uangnya akan habis sebagai alasan kurang minatnya bersedekah. Lalu sebesar 29% responden yang menjawab tidak ada hal yang mengurangi minatnya dalam bersedekah dan 5% responden menjawab lain-lain.

19 18 34 38 22 10 16 29 9 5 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

SDN 2 Sekeloa SD Istiqamah

Faktor Yang Membuat Kurangnya Minat

Untuk Bersedekah

Uangnya Akan Habis

Orang yang diberikan sedekah ternyata orang mampu

Tidak merasakan manfaatnya

Tidak ada hal yang mengurangi minat


(47)

Dapat disimpulkan bahwa alasan anak-anak terkadang enggan bersedekah karena memiliki pandangan negatif terhadap pengemis atau orang yang meminta-minta karena menganggap bahwa sebenarnya orang tersebut adalah orang mampu, tidak miskin seperti tampilan fisiknya. Serta alasan berikutnya adalah anak takut apabila bersedekah uang yang dimilikinya akan habis, hal ini dikarenakan orang tua juga mengajarkan untuk sedekah dengan nominal yang kecil serta kurangnya informasi di buku pelajaran bahwa sedekah adalah ibadah yang mengundang rezeki berlipat ganda dari harta atau perbuatan yang disedekahkan.

II.2.7 Konsep Sedekah Menurut Pandangan Islam

Melalui hasil wawancara yang dilakukan kepada Ichsan Saputra Dzunnurraien, ustadz yang sehari-harinya mengisi pengajian dan berdakwah dengan materi yang biasa dibawakan seputar aspek ZIS (Sedekah, Infak dan Zakat) di Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar.

A.Wawancara dengan Ichsan Saputra Dzunnurraien (Ustadz)

Hasil wawancara dengan Ichsan Saputra Dzunnurraien, dijelaskan bahwa Islam memandang sedekah lebih umum secara makna dan aplikasinya dibandingkan dengan infak atau zakat. Sedekah itu bisa dengan materil maupun non materil, seperti kita memberikan makanan kepada tetangga, menghibur dengan senyuman kerabat yang terkena musibah, hingga kita membatu orang yang tersesat di jalan Allah SWT masuk dalam ruang lingkup sedekah. Sedekah non materil menjadi sesuatu yang harus diketahui dan dilaksanakan karena tidak semua orang dapat bersedekah dengan hartanya. Sehingga dalam kondisi ekonomi yang sulit sekalipun seseorang tetap dapat bersedekah, sesuai dengan hadits yang menyebutkan, dari Abu Dzar Radhiyallahu anhu bahwa beberapa orang dari Sahabat berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah! Orang-orang kaya telah pergi dengan membawa banyak pahala. Mereka shalat seperti kami shalat, mereka puasa seperti kami puasa, dan mereka dapat bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian sesuatu yang dapat kalian sedekahkan? Sesungguhnya pada setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir


(48)

adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah dari yang mungkar adalah sedekah (HR. Muslim).

Pada hadits diatas menunjukkan bahwa sedekah dapat diwujudkan dengan berbagai bentuk. Maka apabila kita kembali kepada istilah sedekah itu sendiri, jelas sedekah diniatkan hanya kepada Allah SWT dan kebajikan kepada manusia semata-mata hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pada hadits diatas pula tentu harus diketahui oleh seorang muslim bahwa sedekah dapat diwujudkan sesuai dengan kapasitas seseorang, melihat kondisi yang dijalani saat ini. Tentunya pilihan dan bentuk sedekah yang kita bisa wujudkan adalah untuk memudahkan kita beramal shaleh dan terpaut dalam ibadah pada setiap waktu yang berjalan. Sehingga alangkah lebih baik, umat muslim memahami lebih jauh terkait hal-hal tentang sedekah, memang apabila seseorang dalam kesehariannya rajin bersedekah tanpa mengetahui ilmu itu sudah baik sekali, namun akan lebih baik lagi jika beramal namun juga memiliki ilmunya, sehingga apabila beramal dengan memahami ilmu, seseorang dapat mengajarkan juga ilmu tersebut kepada orang banyak. Serta Allah juga menjanjikan bahwa akan mengangkat derajat orang yang berilmu, sehingga akan sangat baik apabila anak-anak dari kecil juga diajarkan ilmunya dan juga dicontohkan langsung perilaku-perilaku sedekah. Apabila sejak kecil sudah diajarkan dan mulai dibiasakan, maka akan terekam dalam memori anak tersebut sehingga saat beranjak dewasa, ia tidak lagi segan dan sudah terbiasa dengan perilaku sedekah dalam segala tindakannya.

Sebenarnya pola pikir yang terbentuk pada anak tentang sedekah yang diajarkan orang tua dengan sedekah melalui uang sudah cukup baik dengan memberikan pemahaman akan kesadaran bersedekah, hanya saja pola pikir yang kurang tepat menjadikan ruang sedekah itu senantiasa sempit dan terkadang sulit untuk diwujudkan apabila fokus dalam materil. Maka pola pikir tersebut harus diubah dengan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai sedekah, dan tentunya dilandasi dengan praktik dan


(49)

contoh yang didahului dan dibiasakan oleh orang tua kepada anaknya sebagai pelatihan dasar dalam bersedekah.

Dengan orang tua membiasakan untuk bersedekah dan mengajarkan kepada anaknya untuk bersedekah baik itu berbagi kepada sesama tentu akan menjadi kebiasaan yang sangat bagus untuk anak agar senantiasa membiasakan diri untuk bersedekah ketika melihat contoh dari orang tuanya, maupun ketika besar, baik dengan pemberian orang tuanya maupun yang dihasilkan dari keringat sendiri. Karena kebiasaan bersedekah pada anak usia dini pasti melihat dari contoh yang diberikan oleh orang tuanya dan pemahaman yang diberikannya kepada sang anak.

II.4 Kondisi Khalayak Saat Ini

Dari fenomena yang terjadi, setelah penulis turun langsung dan melakukan kuesioner dan wawancara kepada beberapa khalayak saat dilapangan serta membaca berita melalui internet, dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Anak – anak hanya memahami sedekah sebagai infak dan zakat, yaitu memberikan harta benda berupa uang atau barang.

b. Anak-anak hanya rajin bersedekah ketika hari Jumat, berupa infak di kotak amal sekolah maupun Masjid.

c. Anak-anak dibiasakan oleh orang tua bersedekah melalui uang dengan nominal yang sedikit, karena sudah terbiasa hingga menganggap sedekah itu hanyalah sedikit, yang penting ikhlas.

d. Guru hanya mengajarkan anak-anak sesuai materi yang tertera di buku pelajaran, sehingga berdampak kepada pola pikir anak yang menganggap sedekah adalah uang atau benda yang diberikan.

e. Maraknya pemberitaan tentang orang kaya berkedok pengemis, membuat anak-anak menjadi ragu-ragu untuk bersedekah ketika bertemu pengemis di jalan atau lingkungan rumah.

f. Berdasarkan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian melalui kuesioner mengenai perilaku sehari-hari kepada 76 responden siswa/i di SDN Coblong 1, perilaku buruk yang masih sering dilakukan siswa/i yaitu mencontek ketika ulangan (tidak jujur), tidak mengajarkan teman yang kesulitan


(50)

belajar, masih suka berkata kasar atau jorok, serta tidak ingin berbagi dengan orang lain terhadap benda atau uang yang dimiliki (kikir).

g. Berdasarkan artikel berita yang dimuat oleh rimmanews.com pada tanggal 29 September 2015, budaya kekerasan antar siswa di sekolah dasar semakin memilukan saja, salah satunya menimpa korban Nurul Fatimah (11), siswi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) atau setingkat SD di Keunalo, Seulimum, Aceh Besar, Aceh. Nurul meninggal setelah dikeroyok empat temannya.

Gambar II.18 Siswi korban bully oleh temannya di sekolah Sumber : http://cdn.rimanews.com/bank/Foto-layar-092915-100508-AM.jpg

(13 April 2016) II.5 Resume Solusi Perancangan

Islam mengatur konsep bersedekah secara kompleks, dapat dilakukan oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun, namun tidak banyak orang muslim khususnya anak-anak yang mengetahuinya. Kurangnya pengetahuan anak-anak tentang jenis-jenis sedekah yang dapat dilakukan sehari-hari sehingga menganggap sedekah hanya bersifat materi saja, seperti memberikan uang kepada fakir miskin. Hal ini dikarenakan informasi yang didapat anak dari buku pelajaran di sekolah sangat minim sekali terkait sedekah. Guru dan orang tua juga tidak mengajarkan cara bersedekah yang bersifat non materi kepada anak, seperti contohnya berbicara yang baik, tersenyum, mengucap salam, dll. Memang disekolah juga telah diajarkan akhlak terpuji, namun sebaiknya diberikan pemahaman bahwa yang dilakukannya tersebut merupakan suatu ibadah sedekah, sehingga ketika anak-anak


(51)

melakukannya, anak-anak mengetahui balasan dari perbuatannya, karena menurut Islam, orang yang beramal dengan memahami ilmunya, memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan yang beramal tanpa ilmu.

Maka dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan media informasi yang membahas lengkap jenis dan cara-cara bersedekah yang cocok untuk dilakukan anak-anak di kehidupan sehari-harinya untuk menambah wawasan anak serta memotivasinya untuk mau melakukan di kehidupan nyata. Setelah melakukan berbagai pertimbangan terkait media yang cocok untuk mengemas informasi tersebut, maka diputuskan untuk menggunakan media berupa kumpulan komik strip yang akan di cetak dalam bentuk buku. Alasan memilih komik strip sebagai media karena ceritanya yang singkat dan sederhana, sehingga akan mampu memuat banyak hadist dengan konten yang menghibur. Serta mudah dipahami dalam waktu singkat karena ceritanya selesai hanya beberapa panel saja dan sekali baca


(52)

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN

III.1 Strategi Perancangan

Berdasarkan pembahasan permasalahan yang telah diuraikan di bab sebelumnya dan telah ditemukan masalah yang akan difokuskan untuk diberikan solusinya, maka solusi yang tepat ialah dengan merancang media informasi mengenai konsep sedekah menurut Islam yang cocok untuk anak-anak usia 9-12 tahun. Strategi perancangan yang dilakukan yaitu dengan cara mengenalkan jenis-jenis sedekah atau cara-cara bersedekah yang diajarkan Rasulullah SAW yang terangkum dalam hadits.

Penyampaian makna atau penjelasan dari hadits Rasulullah SAW ini dengan cara bercerita melalui kumpulan komik strip yang dibukukan dengan pendekatan visual dan verbal yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak. Adapun definisi komik strip secara umum merupakan rentetan kartun baris atau rentetan kartun yang biasanya bertema humor, bergambar ilustrasi sederhana, dan dengan teks sedikit (Masdiono, 2014, h. xi-xii).

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Perancangan komik strip ini bertujuan untuk mengenalkan kepada target audience (anak-anak SD usia 9-12 tahun) bahwa konsep sedekah dalam Islam sangatlah luas, tidak terbatas hanya dengan materi atau uang saja. Komik strip ini ingin memberikan informasi secara lengkap terkait jenis-jenis sedekah yang sesuai dengan hadits, dikemas melalui cerita-cerita ringan tentang bagaimana anak-anak bisa bersedekah di kehidupan sehari-harinya dengan mudah melalui hal-hal sekecil apapun. Diharapkan pembaca akan mendapatkan pesan moral yang positif dan juga menghibur bagi pembacanya.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi dilakukan untuk memberikan efek ketertarikan dan kemudahan agar pesan yang terkandung didalam komunikasi dapat diterima atau


(53)

dimengerti oleh target audience. Adapun dalam perancangan, pendekatan komunikasi dibagi sebagai berikut:

Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal disampaikan melalui nasihat positif dengan bahasa Indonesia sehari-hari agar pesan dapat dipahami oleh semua target audience. Pendekatan verbal disampaikan melalui dialog antar tokoh seputar kejadian sehari-hari yang terjadi di lingkungan sekolah. Penggunaan kata-kata atau tulisan tidak akan dimuat terlalu banyak, agar pembaca yang masih berusia anak-anak tidak lelah ketika membaca dan pesan juga lebih cepat tersampaikan karena di tiap ending cerita akan dimuat hadits sebagai pesan moralnya.

Pendekatan Visual

Pendekatan visual yang digunakan adalah dengan menampilkan kehidupan sehari-hari seorang anak SD yang ingin menjadi superhero di sekolah dengan menggunakan seragam lengkap beserta dengan teman-teman serta gurunya, agar anak-anak sebagai pembaca merasa lebih dekat dan lebih memahami bahwa karakter-karakter di komik tersebut masih seusia dengannya. Background komik akan ditampilkan secara simple dan lebih menegaskan penggambaran kepada objek manusia, dengan tampilan tiap halaman yang full color agar pembaca lebih menikmatinya.

III.1.3 Materi Pesan

Pesan yang ingin disampaikan adalah tentang cara-cara bersedekah yang begitu mudahnya untuk dilakukan oleh anak-anak di kehidupan sehari-seharinya sesuai dengan hadits Rasulullah SAW. Hadits yang dipilih untuk dijadikan komik strip yang berkaitan tentang tentang cara-cara sedekah baik materi maupun non materi serta hadits tambahan sebagai kesimpulan. Materi dikemas dengan cerita lucu juga sindiran terkait fenomena yang terjadi di masyarakat yang bisa dijadikan pelajaran.


(54)

III.1.4 Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang akan digunakan untuk dialog antar tokoh pada komik ini menggunakan bahasa Indonesia informal, dikemas secara lugas dan sederhana, agar anak-anak yang membaca tidak canggung, mudah memahami dan merasa lebih dekat karena terbiasa menggunakan bahasa tersebut. Namun pemilihan kata-kata tetap diperhatikan agar tetap menggunakan bahasa Indonesia yang sopan. Sementara untuk quotes yang berisikan hadist-hadist pilihan terkait sedekah menggunakan bahasa indonesia formal dan beberapa istilah dari bahasa arab, agar anak-anak juga belajar memahami istilah bahasa arab yag terdapat dalam agama Islam.

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan

Khalayak masyarakat yang dituju dapat diuraikan sebagai berikut:

Demografis

Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan Usia : 9 – 12 Tahun

Usia 9-12 tahun adalah usia rata-rata siswa/i kelas 4-6 SD dimana materi sedekah serta penerapan hafalan dalil dan hadits telah diajarkan.

Pendidikan : Sekolah Dasar Tingkat Sosial : Semua Kalangan Agama : Islam

Geografis

Wilayah : Kota

Lokasi Kota : Kota-kota besar di Indonesia Studi kasus : SDN 2 Sekeloa dan SD Istiqamah

Psikografis

Perancangan ditujukan kepada anak-anak masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar usia 9-12 tahun. Makmun (seperti dikutip Muid,2012) anak usia 9 -12 tahun memiliki ciri perkembangan sikap individualis sebagai tahap lanjut dari usia 6-9 tahun dengan ciri perkembangan sosial yang pesat. Pada tahapan ini anak/ siswa berupaya semakin ingin mengenal siapa dirinya


(55)

dengan membandingkan dirinya dengan teman sebayanya. Jika proses itu tanpa bimbingan, anak akan cenderung sukar beradaptasi dengan lingkungannya.

III.1.6 Strategi Kreatif

Strategi kreatif merupakan perencanaan yang bertujuan agar media informasi yang dirancang yaitu berupa komik strip, efektif untuk menyampaikan pesan kepada pembaca sekaligus menarik agar pembaca tidak cepat bosan dan senang membacanya. Adapaun beberapa tahapan strategi kreatif yang digunaka diantaranya sebagai berikut :

1. Tema

Tema yang dipilih ialah tema humor yang sifatnya mendidik. Tema humor dipilih untuk mencairkan pesan di dalamnya yang memuat informasi terkait hadits yang bersifat religius, agar komik ini dapat diterima oleh pembaca dan juga dapat memberikannya pembelajaran agama yang menghibur serta lucu. Tema humor juga merupakan tema paling popular di berbagai judul komik strip, baik di Indonesia maupun luar Indonesia. Selain itu tokoh utama komik ini merupakan anak SD yang bercita-cita menjadi superhero, namun bukan dengan kekuatan super layaknya superhero umumnya, melainkan dengan kekuatan hatinya yang tulus. Penggambaran karakter anak SD sebagai superhero ini bertujuan agar pembaca yang masih berusia anak-anak menjadikan karakter ini sebagai tokoh panutan dan menerapkan sikapnya di kehidupan sehari-harinya.

2. Gaya Ilustrasi

Gaya ilustrasi pada komik ini menggunakan gaya ilustrasi kartun. Gaya ilustrasi disesuaikan dengan gaya gambar pribadi yang mengacu pada komik "Si Juki" dan “Komik Lieur” yang tentunya juga disesuaikan untuk target audience yang masih berusia anak-anak.


(56)

Gambar III.1 Refrensi gambar "Si Juki".

Sumber : http://www.sijuki.com/wp-content/uploads/2014/04/jukiaprilmop.jpg (16 Juli 2016)

Gambar III.2 Refrensi gambar "Komik Lieur". Sumber :

https://www.facebook.com/komiklieur/photos/a.588375227942041.1073741828.5 88371101275787/961374027308824/?type=3 (16 Juli 2016)

Gaya gambar anatomi tubuh pada karakter dibuat lebih sedehana dengan tidak terlalu kaku layaknya manusia asli. Pada bagian kepala dibuat sedikit lebih besar agar lebih menunjukan kesan humor serta makin menonjolkan ekspresi dari masing-masing karakter.


(57)

3. Copywriting

Headline : Sedekah itu Mudah

Maksud dari headline ini adalah ingin langsung menegaskan kepada target audience bahwa sedekah itu benar-benar ibadah yang mudah sekali dilakukan karena dapat dilakukan dengan apapun, kapanpun, dimanapun, oleh siapapun tanpa syarat sama sekali. Sesuai dengan pesan utama yang ingin disampaikan yaitu tentang “kemudahan”, maka dengan judul “Sedekah Itu Mudah” pesan yang disampaikan diharapkan langsung terkunci di benak target audience.

Tagline : Anak - anak juga bisa!

Tagline ini diletakan dibawah judul “Sedekah Itu Mudah”. Maksud dari tagline “Anak-anak juga bisa!” ini adalah menggambarkan bahwa sedekah itu benar-benar mudah sekali dipraktekan sehingga untuk usia anak-anak sekalipun bisa melakukannya. Selain itu tagline ini juga menggambarkan semangat dari karakter utama komik ini, yaitu Si Banu yang seakan-akan berbicara dengan tegas bahwa anak-anak juga bisa sedekah.

4. Storyline

Storyline dari komik ini mengikuti hadits pilihan yang diangkat terkait sedekah yang diajarkan Rasulullah beserta satu hadits yang digunakan sebagai kesimpulan sekaligus pentup komik ini. Alur dari cerita komik strip ini adalah maju, dimana cerita berlangsung secara singkat dan langsung tamat, sehingga tidak diperlukan pengenalan tokoh yang begitu panjang melainkan langsung ke isi cerita. Pembaca dapat membaca bebas dari halaman berapapun karena masing-masing cerita tidak berkaitan, melainkan setiap hadits hanya satu cerita yang langsung berakhir. Contoh storyline pada komik strip ini sebagai berikut :

Sedekah Enggan Berbuat Jahat

Banu kesal temannya Rukmi dijahilin Bara, Banu berniat ingin membalasanya namun niatnya diurungkan karena ia sadar Bara adalah temannya.


(58)

Sedekah Salam

Bara sedang ke rumah Anisah namun Anisah tidak kunjung keluar rumah, Bara sibuk menghubungi via ponsel lalu Banu memberi solusi dengan mengucapkan salam dan berhasil.

Sedekah Zikir

Pak Galak membentak siswa/i dan sisw/i langsung ketakutan, ternyata Pak Galak hanya memerintahkan untuk membaca zikir bersama-sama

Sedekah Amar Maruf Nahi Munkar

Banu semangat menasehati para temannya, dengan berapi-api mengajak teman-temannya untuk berubah, namun ternyata dia malah menghadap ke papan tulis, bukan ke teman-temannya.

Sedekah Berbicara Yang Baik

Anisa memanggil Banu untuk mencegah Bara berbicara kasar di depan orang banyak, Banu panik mendengarnya. Namun setelah dilihat, ternyata Bara hanya berteriak “kasar, kasar, kasar”

Sedekah Membuang Rintangan

Bara ingin menjahili Ceplis dengan menjebaknya dengan kulit pisang agar terpleset, namun ternyata Banu menemukannya terlebih dahulu dan melemparnya ke tong sampah, namun meleset dan mengenai wajah Bara.

Sedekah Senyuman

Ceplis murung karena dijahili oleh Bara, lalu Banu membujuk dan memberi nasehat untuk tersenyum sambil menunjuk seseorang yang senantiasa tersenyum, tetapi yang ditunjuknya bukanlah orang melainkan patung.

Sedekah Mengangkat Barang

Pak Galak sedang kerepotan membawa barang bawaanya menuju kendaraannya. Banu datang membantu dan terkejut melihat kendaraan Pak Galak ternyata seekor unta.

Sedekah Melerai Orang Yang Bertengkar

Bara dan Rukmi sedang debat hingga saling adu argument dengan nada tinggi. Anisa ingin mendamaikan mereka namun tidak bisa. Banu datang dan melerai mereka dengan berteriak “Lihat ada Pak Galak” lalu mereka berdua terdiam karena takut.


(59)

Sedekah Jalan Menunaikan Shalat

Bara mengajak Banu bermain ke suatu tempat namun jauh sekali, Banu kecapekan namun Bara tetap segar bugar, tetapi ketika Banu mengajaknya ke Masjid justru Bara langsung lesu.

Sedekah Menunjukan Jalan Kepada Orang Buta

Banu melihat seorang bapak-bapak yang tidak bisa melihat sedang kebingungan mencari jalan. Banu menolong bapak tersebut dengan mengantarkan sampai tempat tujuan. Lalu dengan cepat, mereka berdua sampai di tempat tujuan, bapak tersebut bingung kenapa bisa secepat itu, ternyata mereka menggunakan pintu kemana saja milik Doraemon.

Sedekah Harta

Rukmi memamerkan barang-barang baru miliknya kepada Banu namun ketika Banu menagih untuk sedekah Rukmi langsung beralasan bawa uangnya telah habis.

Sedekah Air

Bara mengerjai Ceplis dengan membuang air minum Ceplis. Banu membalas perbuatan Banu dengan menukar air minum Ceplis dengan Banu.

Sedekah Kurma

Bara meminta sedekah kepada Banu. Banu lalu memberikan Bara sedekah dengan dibungkus kotak yang sangat besar. Bara sangat senang sekali namun kemudian kaget karena di dalamnya hanya berisikin sebiji buah kurma.

Sedekah Adalah Segala Kebaikan

Pak Galak meminta Banu untuk maju ke depan kelas untuk menjelaskan kepada teman-temannya tentang sedekah. Banu menjelaskan bahwa sedekah itu merupakan segala kebaikan.

4. Storyboard

Setelah menentukan storyline, maka langkah selanjutnya adalah menggambarkan ide cerita tersebut kedalam bentuk visual yang sudah disusun menjadi beberapa panel komik. Dalam komik ini, jumlah panel bervariasi tiap halamannya, tujuannya agar cerita lebih bervariasi untuk diikuti namun tetap akan habis dalam 1 cerita dalam 2 halaman. Panel terakhir di halaman kedua akan selalu menjadi panel


(60)

puncak (tamat) yang ukurannya selalu dibuat lebih besar dibanding panel lainnya, tujuannya untuk memberi penegasan terhadap ending cerita tersebut.

Gambar III.3 Contoh storyboard dengan sketsa yang sudah diperbaiki. Sumber: Dokumen pribadi (2016)

5. Visualisasi

Setelah storyboard dibuat secara manual menggunakan pensil dikertas, maka tahap selanjutnya adalah tahap visualisasi melalui proses digital dimulai dari inking, coloring, memberikan teks narasi, efek suara, efek suasana, efek gerakan, merapikan kotak panel serta menambahkan balon teks untuk diisi dengan percakapan antara tokoh di dalam komik. Visualnya terdiri dari beberapa hadist pilihan tentang cara-cara bersedekah yang dijadikan cerita melalui kumpulan komik strip.


(61)

Gambar III.4 Contoh visualisasi isi cerita komik. Sumber: Dokumen pribadi (2016)

Selain visual karakter-karakter original yang muncul dalam komik ini, terdapat juga karakter lain yang dipinjam sebagai pelengkap untuk mendukung isi cerita. Karakter yang muncul dalam komik ini adalah karakter Ronald Mcdonald serta Doraemon.

Gambar III.5 Karakter Ronald Mcdonald dan Doraemon Sumber: Dokumen pribadi (2016)

Karakter Ronald Mcdonald berperan dalam cerita “Sedekah Senyuman” sebagai karakter yang senantiasa tersenyum karena dia hanyalah sebuah patung badut. Sedangkan Doraemon berperan dalam cerita “Sedekah Menuntun Orang Buta”


(1)

Gambar IV.10 Banner media sosial Instagram Sumber: Dokumen Pribadi (2016)

Spesifikasi banner Instagram :

Ukuran : 700 x 700 px

Teknis : Digital

Gambar IV.11 Foto sampul Facebook Sumber: Dokumen Pribadi (2016)


(2)

Spesifikasi foto sampul Facebook :

Ukuran : 850 x 315 px

Teknis : Digital

Banner Karakter

Media banner karakter ini diletakan di toko buku agar para pengunjung menjadi tertarik dan juga dapat digunakan sebagai background foto yang nantinya dapat menjadi viral apabila para pengunjung mengunggah di sosial masing-masing.

Gambar IV.12 Desain & Hasil jadi banner karakter Sumber: Dokumen Pribadi (2016)

Spesifikasi Banner Karakter :

Ukuran : 100 x 150 cm

Teknis : Cetak


(3)

Buku Praktek

Buku praktek didapatkan sepaket ketika membeli komik “Sedekah itu Mudah”. Buku praktek berupa buku catatan yang dapat diisi oleh pembaca yang telah melakukan sedekah.

Gambar IV.13 Hasil jadi buku praktek Sumber: Dokumen Pribadi (2016)

Gambar IV.14 Desain halaman bagian dalam Sumber: Dokumen Pribadi (2016) Spesifikasi buku praktek :

Ukuran : 10.5 x 14.8 cm

Teknis : Cetak Offset

Kertas Cover : Art paper 260gr laminasi doff

Kertas Isi : Hvs 80gr


(4)

Gantungan Kunci

Gantungan kunci merupakan merchandise yang didapatkan dari pembelian tambahan yang terdapat dalam paket “Jagoan”. Gantungan kunci dapat diaplikasikan ke berbagai media lainnya seperti kunci, tas, dll tujuannya agar orang lain dapat melihat pesan yang terdapat dalam gantungan kunci tersebut.

Gambar IV.15 Desain & hasil jadi gantungan kunci Sumber: Dokumen Pribadi (2016)

Spesifikasi gantungan kunci :

Ukuran : Diameter 5 cm

Teknis : Cetak

Material : Art Papper, laminasi doff jeruk

Cutting Sticker

Cutting sticker ini digunakan sebagai media pengingat konsumen terhadap Media utama. Cutting sticker ini bisa didapatkan jika membeli paket “jagoan” melalui situs online Bukune. Cutting sticker ini bisa ditempel pada buku, binder, lemari, kaca, laptop atau lainnya.


(5)

Gambar IV.16 Desain Cutting Sticker Sumber: Dokumen Pribadi (2016) Spesifikasi cutting sticker :

Ukuran : 8.5 x 9 cm

Teknis : Print And Cut

Material : Graftac

Foto Profil

Template foto dapat didapatkan di website resmi penerbit yaitu www.bukune.com . Template foto yang dapat digunakan oleh pengguna akun Facebook untuk menunjukan bagian dari komik strip “Sedekah itu Mudah”.

Gambar IV.17 Foto profil Sumber: Dokumen Pribadi (2016)


(6)

Spesifikasi Foto profil :

Ukuran : 500 x 500 px

Teknis : Digital

Kaos

Kaos ini merupakan merchandise yang didapatkan dari pembelian tambahan yang terdapat dalam paket “Jagoan”. Kaos bergambar karakter Banu ini sangat cocok digunakan anak-anak ketika beraktivitas sehari-hari bersama dengan teman-temannya.

Gambar IV.18 Desain & hasil jadi kaos Sumber: Dokumen Pribadi (2016) Spesifikasi kaos :

Ukuran : S, M, L, XL

Teknis : Sablon Rubber

Material : Cotton combed 30s