Biaya tidak tetap Variabel Latar Belakang

C. Biaya tidak tetap Variabel

N0 Uraian Jumlah Harga satuan Jumlah hargaRp 1 Pupuk alga 1 paket 3,000,000 3,000,000 2 Bensin 150 liter 5,00 825 3 Oli 15 liter 30 450 4 Bahan packing 1 paket 300 300 5 Tagihan listrik 750 Jumlah 5.325,00

D. Perhitungan analisis usaha

Biaya tidak terduga atau biaya komplementer = Rp 1,000,000 Maka modal usaha input selama satu siklus PC+VC+ Biaya komplementer = 139,185,000+5,325,000+1,000,000 = Rp 145,510,000 Jadi total biaya input atau unit = Rp 145,510,000 Hasil atau Output Hasil yang diperoleh dari kegiatan pembenihan teripang selama 1 unit dengan perincian: -Tebar 1 siklus 3 bak 100.000 butir bak Jadi 3 bak x 100.000 butir= 300.000 butirbak -SR 21 maka 21 x 300.000= 63.000 ekor -Harga benih 100 sampai 200 gr=Rp 3.000ekor Pendapatan income Pendapatan = Hasil panen x Harga ekor =63.000 x 3.000 =Rp 189.000.000 Jadi pendapatan selama satu siklus = Rp 189.000.000 Keuntungan Benafit Keuntungan =Pendapatan-Input =189.000.000 – 145.510.000 =Rp 43.490.000 Maka pendapatan per bulan adalah = Rp. 43.490.000 : 8 =Rp 5.436.250 Aliran kas cash Flow Aliran kas =Benefit + Penyusutan =43.490.000 + 24.785.000 =Rp 68.275.000 Break event point BEP BEP = FC 1-VC S =139.185.000 1- 5.352.000 189.000.000 =139.185.000 0.97 = Rp143.489.691 Waktu pengambilan payback pafod PP = Investasi X Siklus cashflow =218.125.000 X siklus 86.275.000 = 2,6 siklus x 8 = 20,8 bulan Benefit cost of ratio BC ratio BC ratio =Pendapatan : Input =189.000.000 : 145.510.000 =1,3 Jadi usaha ini layak untuk dikembangkan karena BC ratio lebih besar dari 1 BC ratio 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teripang Pasir Holothuria scabra merupakan salah satu komoditas budidaya air laut yang memiliki harga jual tinggi dalam dunia perdagangan. teripang biasa di jual dalam bentuk kering atau asapan yang dikenal dengan nama sea cucumber. Harga di pasaran internasional mencapai Rp 400.000 sampai Rp 1.000.000kg Al Qodri, 2009. Teripang dapat diekstrak menjadi kolagen yang bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit. Selain itu produk hasil olahan dapat disimpan dalam waktu yang lama sehingga pemanenan memungkinkan dilakukan secara periodik untuk mendapatkan ukuranharga jual yang maximum Putro, 2003. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi akuakultur, tingginya permintaan pasar mendorong minat petani ikan untuk membudidayakan teripang, maka budidaya teripang telah dilakukan oleh masyarakat di beberapa tempat seperti Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Lampung dan Riau Rustam, 2006. Budidaya teripang membutuhkan waktu antara 3 sampai 4 bulan pemeliharaan sejak larva hingga ukuran panen. Dari hasil penelitian pemberian pakan menggunakan pakan klekap masa pemeliharaan teripang tergolong cepat dengan pertumbuhan 32 gramekor selama 2 bulan Putro, 2003. Salah satu faktor penyebab tingginya pertumbuhan yaitu manajemen pemberian pakan yang tepat. Jenis pakan yang diberikan terhadap teripang sangat terbatas. Selama ini jenis pakan yang diberikan dedak halus, pelepah pisang, jerami, tanah liat dan molase, dengan tingkat pemberian pakan Feeding Rate 5 dan 10, menghasilkan pertambahan berat benih teripang adalah 0,85 dan 2,5 gram dua bulan masa pemeliharaan Al Qodri, 2008. Dalam hal ini belum diketahui jelas feeding rate optimal untuk dedak yang terfermentasi yang diberikan pada teripang. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, diperlukan alternatif pemberian jenis pakan yang baru. Salah satu alternatifnya dengan pemanfaatan ampas fermentasi dedak sebagai bahan dalam campuran pakan bagi benih teripang.

B. Tujuan Penelitian