Kualitas Pelayanan Publik Pelayanan Publik dan Kualitas Pelayanan Publik
1. Tangible, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil dan komunikasi; 2. Realiable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan
pelayanan yang dijanjikan dengan tepat; 3. Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen bertanggung jawab
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan; 4. Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan ketrampilan yang
baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanan; 5. Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap keinginan
konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi; 6. Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan
masyarakat; 7. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus bebas dari berbagai bahaya dan
resiko; 8. Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan;
9. Communication, kemauan pemberi pelayanan untuk mendengarkan suara, keinginan atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu
menyampaikan informasi baru kepada masyarakat; 10. Understanding the customer, melakukan segala usaha untuk mengetahui
kebutuhan pelanggan. Dari sepuluh dimensi kualitas pelayanan tersebut, kemudian Zeithmal
et.al. Hardiyansyah, 2011:150 menyederhanakan menjadi lima dimensi yaitu dimensi SERVQUAL.
“1Tangibles.Appearance of physical facilities, equipment, personnel, and communication materials; 2 Raliability. Ability to ferform the promised
service dependably and accurately; 3 Responsiveness. Willingnes to help customers and provide promt service; 4 Assurance. Knowledge
and courtesy of employees and their ability to convey and individualized attention to its customer”.
Kelima dimensi tersebut yaitu : Tangibel berwujud , Reliability kehandalan, Responsiviness ketanggapan , Assurance jaminan dan Empathy
empati.
Pendapat lain mengenai dimensi atau ukuran kualiatas pelayanan dikemukakan oleh Tjiptono 1995
: 14 didalam bukunya “Prinsip-Prinsip Total Quality Service
“ yaitu : 1. Bukti langsung Tangibles meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai
dan sarana komunikasi. 2. Keandalan reliability , yakni kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera akurat, dan memuaskan. 3. Daya tanggap responsiveness , yaitu keinginan para staf untuk membantu
para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. 4. Jaminan assurance , mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan
dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, resiko atau keragu- raguan.
5. Empati empaty , meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para
pelanggan Selain hal tersebut, menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Pasal 21 terdapat komponen standar pelayanan sekurang-kurangnya meliputi :
a. Dasar Hukum; b. Persyaratan;
c. Sistem,mekanisme dan prosedur; d. Jangka waktu penyelesaian;
e. Biayatarif f. Produk Layanan
g. Sarana,prasarana, danatau fasilitas h. Kompetensi pelaksana
i. Pengawasan internal j. Penanganan pengaduan,saran dan masukan
k. Jumlah pelaksana l. Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan
sesuai standar pelayanan m. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk
meberikan rasa aman,bebas dari bahaya dan resiko keragu-raguan dan evaluasi kinerja pelaksana.
Komisi Pemberantasan Korupsi KPK menyatakan kualiatas pelayanan itu ditentukan oleh kepuasaan masyarakat terhadap pelayanan yang didapatkan
dan seefektif mungkin mencegah terjadinya korupsi serta dalam penilaian kepuasaan tersebut melibatkan partisipasi masyarakat selaku penerima
pelayanan. Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi KPK dalam hasil survey
Integritas Nasional Pelayanan Publik 2011: 1 : “ Mengingat fungsi utama pemerintahan adalah melayani masyarakat,
maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan. Partisipasi Masyarakat sangat dibutuhkan dalam menilai evaluation atau
memberikan umpan balik feed back terhadap semua penerapan implementasi dari kebijakan-kebijakan public yang diambil. Khusus
dalam fungsi pelayanan publik, partisipasi masyarakat sangat signifikan dibutuhkan dalam rangka perbaikan secara terus menerus terhadap
kualitas pelayanan itu sendiri. Pelayanan instansi pemerintah baik pusat maupun kota harus dapat memuaskan masyarakat dan sekaligus dapat
mencegah efektifnya terjadinya korupsi. Kegiatan ini selayaknya dilakukan untuk mengukur kinerja dan kualitas pelayanan publik secara
terus me
nerus dan berkelanjutan”. Berdasarkan berbagai uraian di atas, maka disimpulkan bahwa kualitas
pelayanan adalah totalitas dan karateristik suatu produk barang dan atau jasa
yang menunjang kemampuan dalam memenuhi kebutuhan yang memuaskan pelanggan atau sesuai dengan harapan. Apabila masyarakat tidak puas terhadap
suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan itu tidak berkualitas dan sebaliknya .Karena itu, kualitas pelayanan sangat penting dan selalu fokus pada
kepuasaan pelanggan. Untuk mengukur kualitas dari sebuah pelayanan, metode SERVQUAL
service quality oleh Zeithaml dkk dianggap lebih relevan dijadikan dimensi pengukuran tinggi atau rendahnya kualitas pelayanan pada penelitian ini. Dengan
menggunakan metode ini, dapat diketahui apakah pelayanan yang diberikan atau diterima sudah sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Selain itu dimensi yang
tercakup dalam metode SERVQUAL oleh Zeithmal dkk mencakup dimensi yang digunakan dalam survei Integritas Nasional Pelayanan Publik tahun 2011 oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi KPK.