Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc Selaku Rektor Universitas Prof, Dr. Hj. Dwi Kartini.,SE., Spec. Lic, Selaku Dekan Fakultas Dr. Surtikanti,.S.E.,M.Si.,Ak, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Dr.Ely Suhayati.,SE.M.Si.Ak.CA Selaku

vii KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, Assalammualaikum Wr. Wb Alhamdulillahirabbil’alamin, penulis penjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Independensi dan Kompetensi terhadap Kinerja Auditor Survey Pada Inspektorat Kota Cimahi ” guna memenuhi salah satu syarat dalam mata kuliah skripsi, program studi Akuntansi, jenjang S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia UNIKOM. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penyusunan skripsi ini masih terdapat kesalahan-kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu saran, kritik, dan masukan sangat diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi terutama kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah, kesehatan serta pemikiran penulis agar dapat terselesaikan penyusunan skripsi, tak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc Selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia. viii

2. Prof, Dr. Hj. Dwi Kartini.,SE., Spec. Lic, Selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Surtikanti,.S.E.,M.Si.,Ak, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan Penguji Sidang Skripsi.

4. Dr.Ely Suhayati.,SE.M.Si.Ak.CA Selaku Dosen Penguji Sidang Skripsi. 5.

Lilis Puspitawati.,SE.,M.Si.,Ak, Selaku Dosen Wali di Universitas Komputer Indonesia.

6. Siti Kurnia Rahayu.,SE.M.Ak.,AK.CA Selaku Dosen Pembimbing

Skripsi, yang telah membimbing dan memberikan banyak bantuan untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

7. Semua Dosen di Jurusan Akuntansi.

8. Kedua Orang tuaku tercinta dan tersayang Didi Suprayogi dan Nani Suwarni yang telah memberikan nasehat dan do’a kepada penulis, serta kakak tercinta. 9. Semua Keluargaku tersayang yang telah memberikan do’a kepada penulis. 10. Sahabatku Ovie, Tita, Nur, Nina, Devira, Widi , Isty dan Lia yang selalu memberikan semangat dalam penyusunan skripsi. 11. Sahabatku spesialisasi sektor publik, Anita, Sherillia, Dwi, Irna, Putri, Aida dan Vitta yang telah memberikan motivasi kepada penulis. 12. Semua pihak yang telah banyak membantu atas terselesaikannya penyusunan skripsi ini namun tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. ix Atas segala amal kebaikan seluruh pihak yang penulis sebutkan dan penulis tidak sebutkan, mudah-mudahan Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi semua pihak yang membaca, meskipun pada umumnya masih banyak kekurangan dan jauh untuk dikatakan sempurna. Amin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb Cimahi, Agustus 2014 Penulis Risky Fatriany BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Independensi

2.1.1.1 Pengertian Independensi

Menurut Abdul Halim 2008:46 menyatakan bahwa : “Independensi merupakan suatu sikap mental yang dimiliki auditor untuk tidak memihak dalam melakukan audit Abdul Halim 2008:46 ”. Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara 2007 menyatakan bahwa; “Independensi seorang auditor memiliki tiga aspek, Pemeriksa harus obyektif dan bebas dari benturan kepentingan conflict of interest dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Pemeriksa juga bertanggung jawab untuk mempertahankan independensi dalam sikap mental independent in fact dan independensi dalam penampilan perilaku independent in appearance pada saat melaksanakan pemeriksaan”. Menurut Mulyadi 2002:87 menjelaskan bahwa : ”Independensi adalah sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya”. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa auditor yang menegakan independensinya, tidak akan terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan. Ada beberapa definisi lain mengenai independensi di antaranya adalah sebagai berikut: Menurut Ely Suhayati dan Siti Kurnia Rahayu 2009:58 menjelaskan bahwa Independensi adalah sebagai berikut: “Independen artinya tidak mudah di pengaruhi, netral karena auditor melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum”. Sedangkan menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara SPKN 2007 menjelaskan bahwa Independensi adalah sebagai berikut: “Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksa, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya”. Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Independensi adalah sikap seorang auditor yang tidak mudah dipengaruhi netral dan tidak berpihak.Dalam Kode Etik Badan Pemeriksaan Keuangan Negara Republik Indonesia, Pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa setiap anggota harus mamatuhi peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan, menjunjung tinggi independensinya,intergritas dan profesiona litas, juga menjunjung tinggi martabat,kehormatan citra dan kredibilitas BPK.

2.1.1.3 Indikator Independensi

Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara 2007:30-36 mengemukakan tiga macam gangguan terhadap Independensi yaitu sebagai berikut: 1. Gangguan Pribadi 2. Gangguan ektern 3. Gangguan organisasi Berikut ini akan dibahas secara ringkas rasionalisasi dasar pemikiran dari gangguan organisasi, gangguan ektern, gangguan organisasi. 1. Gangguan Pribadi Organisasi pemeriksa harus memiliki sistem pengendalian mutu intern untuk membantu menentukan apakah pemeriksa memiliki gangguan pribadi terhadap independensi. Organisasi pemeriksa perlu memperhatikan gangguan pribadi yang disebabkan oleh suatu hubungan dan pandangan pribadi mungkin mengakibatkan pemeriksa membatasi lingkup pertanyaan dan pengungkapan atau melemahkan temuan dalam segala bentuknya. Gangguan pribadi dari pemeriksa secara individu meliputi antara lain : a. Memiliki hubungan pertalian darah ke atas, ke bawah atau semenda dengan derajat kedua dengan jajaran manajemen entitas atau program yang diperiksa atau sebagai pegawai dari entitas yang diperiksa,dalam posisi yang dapat memberikan pengaruh langsung dan signifikan terhadap entitas atau program yang diperiksa. b. Memiliki kepentingan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung pada entitas atau program yang diperiksa. c. Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program yang diperiksa dalam kurun waktu dua tahun terakhir. d. Mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa. e. Memiliki tanggung jawab untuk mengatur suatu entitas atau kepastian yang dapat mempengaruhi keputusan entitas atau program yang diperiksa keputusan entitas atau program yang diperiksa. Misalnya sebagai seorang direktur, pejabat atau posisi senior lainnya dari entitas, aktivitas atau program yang diperiksaatau sebagai anggota manajemen dalam setiap pengambilan keputusan, pengawasan atau fungsi monitoring terhadap entitas, aktivitas atau program yang diperiksa. Apabila organisasi pemeriksa mengidentifikasi adanya gangguan terhadap independensinya, gangguan tersebut harus diselesaikan secepatnya. Dalam hal gangguan pribadi tersebut hanya melibatkan seseorang pemeriksa dalam suatu pemeriksaan, organisasi pemeriksa dapat menghilangkan gangguan tersebut dengan meminta pemeriksa menghilangkan gangguan tersebut. Misalnya, pemeriksa dapat diminta melepas keterkaitan dengan entitas yang diperiksa yang dapat mengakibatkan gangguan pribadi, atau organisasi pemeriksa dapat tidak mengikutsertakan pemeriksa tersebut dari penugasan pemeriksaan yang terkait dengan entitas tersebut. 2. Gangguan Ektern Gangguan ektern bagi organisasi pemeriksa dapat membatasi pelaksanaan pemeriksaan atau mempengaruhi kemampuan pemeriksa dalam menyatakan pendapat atau simpulan hasil pemeriksannya secara independen dan obyektif. Independensi danobyektif pelaksanaan suatu pemeriksaan dapat dipengaruhi apabila terdapat : a. Campur tangan atau pengaruh pihak ektern yang membatasi atau mengubah lingkup pemeriksaan secara tidak semestinya. b. Campur tangan pihak ektern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur pemeriksaan atau pemilihan sampel pemeriksaan. c. Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan. d. Campur tangan pihak ektern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi pemeriksa. e. Pembatasan terhadap sumberdaya yang dsediakan bagi organisasi pemeriksa, yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan organisasi pemeriksa tersebut dalam melaksanakan pemeriksaan. f. Wewenang untuk menolak atau mempengaruhi petimbangan pemeriksa terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan. g. Ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidaksetujuan isi laporan hasil pemeriksaan, simpulan pemeriksa aau penerapan suatu prinsip akuntansi atau kriteria lainnya. h. Pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai pegawai, selain sebab-sebab yang berkaitan dengan kecakapan pemeriksa atau kebutuhan pemeriksa. Pemeriksa harus bebas dari tekanan politik agar dapat melaksanakan pemeriksaan dan melaporkan temuan pemeriksaan, pendapat dan simpulan secara obyektif, tanpa rasa takut akibat tekanan politik tertentu. 3. Gangguan Organisasi Independensi organisasi pemeriksa dapat dipengarhi oleh kedudukan, fungsi, dan struktur organisasi. Dalam hal melakukan pemeriksaan, organisasi pemeriksa harus bebas dari hambatan independensi. Pemeriksa yang ditugasi oleh organisasi pemeriksa dapat dipandang bebas dari ganguan terhadap independensi secara organisasi, apabila melakukan pemeriksaan di luar entitas ia bekerja.

2.1.2 Kompetensi

2.1.2.1 Pengertian Kompetensi

Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely suhayati 2009;2 menjelaskan kompetensi adalah sebagai berikut : “Kompetensi artinya auditor harus mempunyai kemampuan, ahli dan berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang akan diambil”. Sedangkan menurut Wibowo 2007 : 86 menyatakan bahwa : “Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.Dengan demikian kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai suatu yang terpenting.Kompetensi sebagai karakteristik seseorang berhubungan dengan kinerja yang efektif dalam suatu pekerjaan atau situasi ”. Menurut Arens Et Al 2003 menyatakan bahwa : “Kompetensi diperlukan dalam melaksanakan pemeriksaan agar auditor intern mengetahui tipe dan banyaknya bukti audit yang harus dikumpulkan untuk mencapai kesimpulan yang tepat setelah bukti- bukti audit tersebut selesai diuji. Ini berarti hasil pemeriksaan ditentukan oleh kompetensi yang dimiliki auditor intern. Selain harus memiliki kompetensi, seorang auditor pun harus memiliki sikap mental yan g independen”. Berdasarkan definisi –definisi di atas, kompetensi adalah kemampuan atau pengalaman yang dimiliki oleh auditor yang memiliki sikap mental yang independen untuk mengetahui baik buruknya kinerja auditor pada perusahaninstansi.

2.1.2.2 Karakterisrik Kompetensi

Adapun beberapa karakteristik kompetensi Menurut Lyle dan Spencer yang dikutip Syaiful F Pribadi 2004:92 terdapat lima karakteristik dari kompetensi adalah sebagai berikut:

1. Motif Motives 2. Karakterstik Trains

3. Pengetahuan Knowladge 4. Keterampilan Skill Berikut ini akan dibahas secara ringkas rasionalisasi dasar pemikiran dari motif, karakteristik, pengetahuan,dan keterampilan yaitu : 1. Motif Motives Motif adalah hal-hal yang berfikir oleh seseorang untuk berfikir dan memiliki keinginan secara konsisten yang akan dapat menimbulkan tindakan. 2. Karakterstik Trains Karakteristik adalah adalah karakteristik fisik -fisik dan respons- respons yang konsisten terhadap situasi atau informasi. 3. Pengetahuan Knowladge Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang - bidang content tertentu. 4. Keterampilan Skill Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan tugas fisik mental. Dari keempat karakteristik diatas, penulis dapat mengungkapkan pendapattentang pandangan mengenai kompetensi auditor berkenaan dengan masalahkemampuan atau keahlian yang dimiliki auditor didukung dengan pengetahuan yangbersumber dari pendidikan formal dan disiplin ilmu yang relavan dan pengalamanyang sesuai dengan bidang pekerjaan

2.1.2.3 Indikator Kompetensi

Adapun komponen-komponen yang harus dimiliki auditor yang kompeten. Menurut Siti Rahayu dan Ely suhayati 2010:2 kompetensi adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan skill 2. Pengalaman. 3. Pelatihan. 4. Pengetahuan.

2.1.3 Kinerja

2.1.3.1 Pengertian Kinerja

Menurut Mangkunegara 2005:15 membedakan kinerja menjadi dua, yaitu: “Kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok ”. Menurut Samsudin 2005:159 menyatakan bahwa : “Kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan- batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasiperusahaan”. Sedangkan menurut Mahsun, 2006:25 menyatakan bahwa : “Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi. Mengacu pendapat tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan melalui suatu pelaksanaan pekerjaan atau tugas yang dibebankan kepadanya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, bermutu, tepat mengenai sasaran dengan selalu mengikuti metode yang telah ditetapkan ”. Berdasarkan diatas kinerja dapat didefinisikan kinerja adalah penampilan yang melakukan, menggambarkan dan menghasilkan sesuatu hal, baik yang bersifat fisik dan non fisik yang sesuai dengan petunjuk, fungsi dan tugasnya yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi.

2.1.3.2 Pengertian Kinerja Auditor

Menurut Hasibuan 2009 kinerja auditor adalah “Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu”. Sedangkan menurut Mangkunegara 2001 menyatakan bahwa: “Kinerja auditor dapat didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya ”. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja auditor adalah suatu hasil karya yang dicapai oleh seseorang auditor dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu.

2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja

Faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu dalam organisasi menurut Mangkunegara 2005:16-17 adalah sebagai berikut:

1. Faktor Individu

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis rohani dan fisiknya jasmaniah. Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakanmodal utama individu manusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai. Dari pendapat di atas dapat dijelaskan, bahwa faktor individu dan faktor lingkungan organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

2.1.3.4 Indikator Kinerja

Adapun indikator menurut Menurut Hasibuan 2009 kinerja auditor yaitu: 1. Kecakapan, 2. Pengalaman, 3. Kesungguhan, 4. Waktu.

2.2 Kerangka Pemikiran

Diberlakukannya Undang - Undang Nomor 22 tahun Tahun 1999, tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang mengalami perubahan dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang - undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah, pada prinsipnya adalah mengatur peyelenggaraan otonomi daerah dengan memberikan kewenangan yang luas kepada daerah secara proposional yang lebih mendekatkan pada fungsi pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian untuk mengembangkan daerah. Sedangkan dari sisi keuangan diharapkan adanya keadilan baru. Hal tersebut tentu saja akan membawa konsekuensi pada daerah yang bersangkutan untuk melakukan penataan di berbagai segi termasuk masalah kelembagaan dan keuangan daerah dengan tuntutan mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran tugas pokok, fungsi penyelenggaraan pemerintah, dan pembangunan. Inspektorat merupakan instansi pemerintah daerah yang bertugas melakukan pengawasan dan pemeriksaan. Huntoyungo 2009, Inspektorat Provinsi, KabupatenKota mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan internal auditor. Hiro Tugiman 2006 : 11 Internal auditing adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organiasasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

2.2.1 Pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor

Menurut Mulyadi 2002: 26-27 menyatakan bahwa : “Independensi berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Seorang auditor yang independen akan bertindak jujur dan tidak memihak dalam melaksanakan tugasnya ”. Menurut Murtiadi Awaluddin 2013 Menyatakan bahwa : “Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Independensi, Kompetensi Auditor, dan Kepuasan Kerja juga berpengaruhpositif dan signifikan terhadap Kinerja Auditor di Inspektorat Kota Makassar. Ini mengindikasikan bahwa jika terjadi peningkatan Independensi, perbaikan Kompetensi Auditor, dan peningkatan Kepuasan Kerja akan diiikuti peningkatan Kinerja Auditor ”. Menurut Elisha Muliani Singgih dan Icuk Rangga Bawono 2010 Menyatakan bahwa : “Independensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan tugasnya, auditor telah menunjukkan sikap independen yang tidak memihak ”. Berdasarkan pendapat para pakar dan peneliti sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa sikap independensi auditor internal dalam melaksanakan tugasnya berdampak positif didukung dengan memiliki kejujuran yang tinggi, menjaga kedudukan, tidak mudah dipengaruhi dan tidak memihak pada siapapun.

2.2.2 Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja

Menurut Wibowo 2007:86 menyatakan bahwa : “Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai suatu yang terpenting. Kompetensi sebagai karakteristik seseorang berhubungan dengan kinerja yang efektif dalam suatu pekerjaan atau situasi ”. Menurut penelitian Lilis Ardini 2010 dan Baiq Kisnawati 2012 menyatakan : “Hasil penelitian yang dilakukan oleh menemukan bukti empiris bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi merupakan syarat mutlak bagi seorang auditor ”. Menurut Murtiadi Awaluddin 2013 menyatakan bahwa : “Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Independensi, Kompetensi Auditor, dan Kepuasan Kerja juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Auditor di Inspektorat Kota Makassar. Ini mengindikasikan bahwa jika terjadi peningkatan Independensi, perbaikan KompetensiAuditor, dan peningkatan Kepuasan Kerja akan diiikuti peningkatan Kinerja Auditor ”. Menurut Nurmawati Oktaria Rina Tjandrakirana 2012 menyatakan bahwa : “Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja auditor.Kompetensi dan Independensi juga berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja auditor pada Bank BUMN Kantor Wilayah Palembang”. Berdasarkan pendapat pakar di atas sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa kompetensi diperlukan dalam kinerja untuk melaksanakan tugasnya agar dapat mewujudkan pekerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran atau standar kerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian diatas peneliti menuangkan paradigma pemikirannya dalam bentuk skema kerangka pemikiran sebagai sebagai berikut: Gambar 2.1 Paradigma Pemikiran Penelitian yang berkaitan dengan independensi, kompetensi dan kinerja pegawai bukanlah yang pertama kali dilakukan.

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono 2011:64 pengertian hipotesis adalah sebagai berikut : Independensi Auditor X 1 Kompetensi Auditor X 2 Kinerja Auditor Mangkunegara 2001 Mangkunegara2005 Jurnal : Murtiadi Awaluddin vol 3 No 2 , 2013, Buku : Mulyadi 2002: 26-27 Jurnal : Nurmawati Oktaria Vol 6 No 1, 2012 Lilis Ardini 2010 “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris.Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : H 1 : Independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor. H 2 : :Kompetensi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Husein Umar 2005:303 , menerangkan bahwa: “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga di mana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal- hal lain jika dianggap perlu”. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah independensi auditor , kompetensi auditor dan kinerja auditor.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dan verifikatif dengan pendekatan kualitatif, Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Menurut Sugiyono 2008:147 menyatakan bahwa: “Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”. Menurut Sugiyono 2010:8 metode penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut : “Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sampel filsafat positivisme, digunakan untukmeneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunkan istrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan ”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Metode penelitian juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian arti atau pengertian penelitian kualitatif tersebut adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci Sugiyono, 2005.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Menurut Jonathan Sarwono 2006:79 menyatakan bahwa : “Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan ”. Menurut Sugiyono 2010:30 terdapat enam aspek utama di dalam proses penelitian, yaitu : 1. Rumusan Masalah 2. Landasan Teori; 3. Perumusan Hipotesis; 4. Pengumpulan Data a. Populasi dan Sampel b. Instrumen Penelitian; 5. Analisis Data; 6. Kesimpulan dan Saran.” Dari uraian tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan cara memilih, mengumpulkan dan menganalisis data yang diteliti pada waktu tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan metode explanatory survey. Adapun definisi explanatory survey menurut Suharsimi Arikunto 2006:8 adalah sebagai berikut: “Explanatory survey adalah suatu survei yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel melalui pengujian hipotesis”. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitan Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode yang Digunakan Unit Analisis Time Horizon T-1 Deskriptif Verifikatif Explanatory Survey Auditor Cross Sectional T-2 Deskriptif Verifikatif Explanatory Survey Auditor Cross Sectional Keterangan: T-1 : Untuk mengetahui pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor pada Inspektorat Kota Cimahi. T-2 : Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Auditor pada Inspektorat Kota Cimahi.

3.3 Operasionalisasi Variabel.

Menurut Sugiyono 2009:38 mendefinisikan variabel penelitian sebagai berikut: “Variabel penelitian adalah segala suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik k esimpulan”. Untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Variabel Independen Variabel X 1 dan Variabel X 2 Menurut Sugiyono 2009:4 variabel bebas didefinisikan sebagai berikut: “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent terikat”. Adapun variabel bebas independent variabel dalam penelitian ini adalah Independensi Auditor variabel X 1 dan Kompetensi Auditor variabel X 2 . 2. Variabel Variabel Y Menurut Sugiyono 2009:4 variabel tidak bebas didefinisikan sebagai berikut: “Variabel terkait merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Adapun variabel tidak bebas dependent variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Auditor variabel Y. Dengan variabel-variabel ini penulis dapat mengukur dan meneliti apakah Independensi Auditor dapat berpengaruh terhadap Kinerja Auditor dan apakah Kompetensi berpengaruh terhadap Kinerja Auditor. Sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh Independensi Auditor dan Kompetensi Auditor terhadap Kinerja Auditor maka operasionalisasi variabel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep Variabel Indikator Skala No. Kuesioner Pengaruh Independensi � 1 Independensi seorang auditor memiliki tiga aspek, Pemeriksa harus obyektif dan bebas dari benturan kepentingan conflict of interest dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Pemeriksa juga bertanggung jawab untuk mempertahankan independensi dalam sikap mental independent in fact dan independensi dalam penampilan perilaku independent in appearance pada saat melaksanakan pemeriksaan Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara 17:2007 1.Gangguan Pribadi 2.Gangguan ektern 3.Gangguan organisasi Ordinal 1 2 3 Kompetensi Auditor � 2 “Kompetensi artinya auditor harus mempunyai kemampuan, ahli dan berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang akan diambil”. Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely suhayati 2009;2 1. Kemampuan skill 2. Pengalaman. 3. Pelatihan 4. Pengetahuan Ordinal 4 5 6 7 Kinerja Auditor Y “Kinerja pada dasarnya adalah kegiatan dan hasil yang dapat dicapai atau dilanjutkan seseorang atau sekelompok orang didalam pelaksanaan tugas, pekerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran atau standar kerja yang telah ditetapkan sebelum dan atau 1. Kecakapan 2. Kesungguhan 3. Waktu Ordinal 8 9 10 bahkan dapat melebihi standar yang ditentukan oleh perusahaan pada periode tertentu.” Menurut Hasibuan 2009 Dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal, menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2002:98 mendefinisikan skala ordinal sebagai berikut: “Skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct diukur”. Berdasarkan pengertian di atas, maka skala yang digunakan adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrument pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan skala likert. Sugiyono 2009:93 menjelaskan Skala Likert sebagai berikut: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian”.

3.4 Sumber Data

Menurut Sugiyono 2009:137 sumber data dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sugiyono 2009:137 menjelaskan sumber data primer dan sekunder sebagai berikut: “Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya dari pihak lain atau lewat dokumen”. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini dibagi dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut: 1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti baikdari pribadi responden maupun dari suatu instansi yang mengolah data untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan observasi,wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan denganpenelitian yang dilakukan, dan pemberian pertanyaan berupa kuesioner. 2. Data Sekunder Merupakan data yang sudah ada, data tersebut sudah dikumpulkan sebelumnya untuk tujuan-tujuan yang tidak mendesak. Data sekunder dapatdiperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui medialain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta catatan- catatan kuliahyang menunjang penelitian ini. Berdasarkan penjelasan di atas, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti. Data primer dalam penelitian ini adalah variabel Independensi Auditor dan Kompetensi, yang di peroleh dari Kinerja Auditor di Inspektorat Kota Cimahi.

3.5 Alat Ukur Penelitian

3.5.1 Uji Validitas

Pengujian validitas digunakan untuk mengukur alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data. Menurut Cooper 2006: 720 validitas dapat diartikan sebagai: “Suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test kuesioner dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur”. Suatu alat ukur disebut valid bila dia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Tabel 3.3 Standar Penilaian Untuk Validitas Validity Good 0,50 Acceptable 0,30 Marginal 0,20 Poor 0,10 Adalah sebagai suatu derajat ketepatan yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Validitas dalam penelitian ini dijelaskansebagai salah satu derajat ketepatan pengukuran tentang isi dari persyaratan penelitian.Teknik uji yang digunakan adalah teknik korelasi antara item dengan totalnya.Rumus koefesien korelasi yang dapat dipakai adalah Dr. Sugiyono 2004:182 Rumus : r xy =  xy  x 2  y 2 Instrumen dikatakan valid, jika koefisien korelasi hasil perhitungan mempunyai nilai lebih besar atau = 0,3 angka kritis.

3.5.2. Uji Reliabilitas

Yaitu adanya derajat ketepatan atau keakuratan yang di tunjukkan oleh instrument penelitian. Teknik uji yang digunakan teknik korelasi belah dua dari Untuk mengukur reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini digunakan metode Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut ini : r = k −1 1 −Σσi² σ² Dimana : r = Koefisien realibilitas yang dicari k = Jumlah butir pertanyaan Σσi² = Varians butir-butir pertanyaan σ² = Varians skor tes Varians butir itu sendiri dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut : σi² = ΣXi− ΣXi2 n n Dimana : σi² = Varians butir pertanyaan ke-n ��� = Jumlah skor jawaban subyek untuk butir pertanyaan ke-n Suatu instrument variabel dikatkan reliabel jika nilai koefisie reliabilitas bernilai positif. Makin besar nilai koefsien reliabilitas menunjukkan makin handal instrument variable tersebut.

3.6 Teknik

Sampling Teknik sampling yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan system sampling jenuh memperhatikan karakteristik populasi adalah homogen, artinya responden yang dijadikan unit penelitian yang mana semua anggota dari pihak populasi Inspektorat Kota Cimahi, Berkaitan dengan itu pengambilan jumlah sampel dalam penelitian karena jumlah populasi yang sangat terbatas dan berjumlah 30 responden, maka teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh atau sensus dimana setiap setiap anggota populasi dijadikan sampel penelitian. “Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil ”. Sugiyono, 2007:96.

3.6.1 Populasi

Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian. Menurut Harinaldi 2005 populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji. Jadi pengertian populasi dalam statistic tidak terbatas pada sekelompokkumpulan orang – orang, namun mengacu pada seluruh ukuran, hitungan, atau kualitas yang menjadi focus perhatian suatu kajian. Suatu pengamatansurvey terhadap seluruh anggota populasi disebut sensus. Berkaitan dengan itu, Sugiyono 2002:72 mendefinisikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini digunakan sebagai populasi adalah pegawai Inspektorat Kota Cimahi yang berjumlah 30 orang.

3.6.2 Sampel

Dalam penelitian ini Seluruh pegawai Inspektorat Kota Cimahi menjadi 30 orang. Menurut Sugiyono 2008:116 “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Sugiyono 2002:73, yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan dan mengumpulkan data adalah menggunakan metode survei. Menurut Sugiyono 2009:6, metode survei adalah sebagai berikut: “Metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah bukan buatan, peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara”. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dilakukan dengan metode survei menggunakan kuesioner. Menurut Umi Narimawati, dkk. 2010:40 mendefinisikan kuesioner sebagai berikut: “Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini”. Adapun bobot nilai yang diberikan pada kuesioner dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Bobot Nilai Kuesioner Bobot Nilai Kuesioner Pernyataan Kuesioner 5 Sangat Setuju 4 Setuju 3 Ragu - Ragu 2 Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Menurut Umi Narimawati, dkk. 2010:41, uji coba dilakukan sebagai berikut: “Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan validitas dan kekonsistenan reliabilitas alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item- item pertanyaan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian”. 3.8 Metode Pengujian Data 3.8.1 Metode Analisis Setelah data terkumpul penulis melakukan analisis terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan verifikatif kuantitatif. a. Analisis Deskriptif Kualitatif Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan independensi dan kompetensi mempengaruhi kinerja auditor. Langkah-langkah yang dilakukan menurut Umi Narimawati, dkk. 2010:41 adalah sebagai berikut: 1. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima alternatif jawaban yang menggunakan peringkat jawaban. 2. Dihitung total skor setiap variabelsubvariabel = jumlah skor dari seluruh indikator variabel untuk semua responden. 3. Dihitung total skor setiap variabelsubvariabel = rata-rata dari total skor. 4. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel ataupun grafik. 5. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penelitian sebagai berikut: Sumber: Umi Narimawati, dkk. 2010:45 Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Penjelasan bobot nilai skor aktual dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini: � = � � �� × 100 Tabel 3.5 Kriteria Persentase Tanggapan Responden No Jumlah Skor Kriteria 1 20.00 - 36.00 Tidak Baik 2 36.01 - 52.00 Kurang Baik 3 52.01 - 68.00 Cukup 4 68.01 - 84.00 Baik 5 84.01 - 100 Sangat Baik Sumber: Umi Narimawati 2007:85 b. Analisis Verifikatif Kuantitatif Menurut Sugiyono 2010:8 analisis kuantitatif adalah sebagai berikut : “Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populase atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatifstatistik, dengan tujuan untuk menguji hipote sis yang telah ditetapkan.” Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dimana variabel � 1 Independensi dan � 2 kompetensi dipasangkan dengan data variabel Y kinerja auditor yang dikumpulkan melalui kuesioner masih memiliki skala ordinal, maka sebelum diolah data ordinal terlebih dahulu dikonversi menjadi data interval menggunakan Methode Succesive Internal MSI. Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval yaitu : a. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan. b. Pada setiap butir yang ditentukan dihitung masing-masing frekuensi jawaban responden. c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi. d. Menetukan proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor. e. Menggunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh. f. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan Tabel Tinggi Densitas. g. Menggunakan skala dengan rumus. �� � � � � �� �� � – �� � � � � � �� � NS = �� � � � � �� � – �� � � � � �� � Keterangan : Density at Lower Limit = kepadatan batas bawah Density at Upper Limit = kepadatan batas atas Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas atas Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas bawah h. Sesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu Skala Value SV yang nilainya terkecil harga negatif yang terbesar diubah menjadi sama dengan jawaban responden yang terkecil melalui transformasi berikut ini: [Nilai Skala + | Nilai Skala min | +1 ] = Y

3.8.2 Pengujian Hipotesis

Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian, perumusan hipotesis dan jumlah data yang dikumpulkan maka metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan partial least square PLS. Partial least squares PLS dikembangkan sebagai alternatif pemodelan dengan persamaan struktural yang dasar teorinya lemah . Berbeda halnya dengan structural equation modeling SEM, penggunaan PLS tidak dipengruhi oleh asumsi parametrik seperti normalitas multivariate dan jumlah sampel besar. Dari segi model pengukuran juga terdapat perbedaan antara PLS dan SEM, pada SEM variabel laten dibentuk dari indikator-indikator yang bersifat reflektif, sedangkan pada PLS variabel laten dibentuk indikator-indikatornya bisa bersifat formatif dan reflektif. Dalam model refleksif indikator atau manifest dipandang sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel laten, sedangkan dalam model formatif indikator atau manifest dipandang sebagai variabel yang mempengaruh variabel laten. Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok: 1. Weight estimate, yaitu bobot yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten. 2. Path estimate yang menghubungkan variabel laten dengan variabel laten lainnya. 3. Means and location parameter merupakan koefisien regressi yang menghubungkan indikator dengan variabel laten. Model analisis semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga bentuk hubungan: 1 inner model yaitu model yang menspesifikasi hubungan antarvariabel laten, atau dalam SEM disebut struktural model. 2 outer model yaitumodel yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikatornya, atau dalam SEM disebut model pengukuran. 3 wight relation yang digunakan untuk mengestimasi variabel laten. Pada penelitian ini partial least square digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial maupun simultan dari: kreativitas dan inovasi terhadap kinerja usaha . Berdasarkan paradigma dan hipotesis penelitian yang telah diajukan sebelumnya, dalam penelitian ini terdapat dua variabel eksogen dan satu variabel endogen. Variabel eksogen yaitu: kreativitas dan inovasi . Sementara variabel endogen adalah kinerja usaha. Selanjutnya terhadap hubungan antar variabel tersebut akan dilakukan pengujian secara empiris menggunakan alat bantu partial least square dan komputasi menggunakan software SmartPLS. Secara lengkap hubungan antar variabel pada penelitian ini dapat lihat pada Gambar 3.1 berikut : Gambar 3.1 Diagram Jalur Hubungan Antar Variabel Penelitian Independnsi Kinerja Auditor Kompetensi � 1 � 2 � 3 � 4 � 5 � 6 � 7 � 8 � 9 � 10 � 1 � 2 � 3 � 4 � 5 � 6 � 7 Keterangan:  = Lamda, loading faktor variabel latent   = Gamma, koefisien pngruh var. eksogen terhadap endogen   = Zeta, galat model  Selanjutnya diagram jalur pada gambar 3.1 akan dikonversi kedalam bentuk persamaan pengukuran dan persamaan struktural sebagai berikut. Persamaan pengukuran outer model sering juga disebut model pengukuran yang mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya. Model pengukuran masing-masing variabel laten pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :  Model pengukuran untuk variabel latent independensi reflektif P 1 = λ 1 Independensi P 1 = λ 1 Independensi P 2 = λ 2 Independensi P 3 = λ 3 Independensi  Model pengukuran untuk variabel latent kompetensi reflektif P 4 = λ 4 kompetensi  P 5 = λ 5 Kompetensi P 6 = λ 6 Kompetensi P 7 = λ 7 Kompetensi P 8 = λ 8 Kompetensi  Model pengukuran untuk variabel latent kinerja auditor reflektif P 9 = λ 9 Kinerja P 10 = λ 10 Kinerja P 11 = λ 11 Kinerja

3.8.3 Pengujian secara simultantotal

Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. a. Rumus uji F yang digunakan adalah : Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama – sama dapat berperan atas variabel terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai F kritis dengan nilai F test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance ANOVA dari hasil perhitungan dengan microsoft. Jika nilai F hitung F kritis , maka H yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat ditolak dan sebaliknya. Menurut Sujana 2001:369 dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati 2010:51 menyatakan bahwa perhitungan terhadap titik keeratan dan arah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah menggunakan uji korelasi. Kemudian dilakukan perhitungan terhadap koefisien korelasi produk moment Pearson. b. Hipotesis H ; ρ = 0, Secara simultan independensi dan kompetensi berpengaruh terhadap kinerja auditor Inspektorat Kota Cimahi H 1 ; ρ ≠ 0, Secara simultan independensi dan kompetensi berpengaruh terhadap kinerja auditor Inspektorat Kota Cimahi Kriteria Pengujian H ditolak apabila F hitung dari F tabel α = 0,05 Menurut Guilford 1956:480 dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati 2010:52 menyatakan bahwa tafsiran koefisien korelasi variabel dalam penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut : Besarnya Pengaruh Bentuk Hubungan 0,00 – 0,20 Sangat longgar, dapat diabaikan 0,21 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,60 ModeratCukup 0,61 – 0,80 Erat 0,81 – 1,00 Sangat erat Tabel 3.6 Kategori Korelasi Metode Guilford Apabila pada pengujian secara simultan H ditolak, artinya sekurang – kurangnya ada sebuah ρyxi ≠ 0. Untuk mengetahui ρyxi yang tidak sama dengan nol, maka dilakukan pengujian secara parsial.

2. Pengujian secara parsial

Melakukan uji – t, untuk menguji pengaruh masing – masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut : a. Rumus Uji t yang digunakan adalah : Hasilnya dibandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf signifikan 5. b. Hipotesis H 01 ; ρ = 0, independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kota Cimahi H 11 ; ρ ≠ 0, independensi tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kota Cimahi H 02 ; ρ = 0, kompetensi berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kota Cimahi H 12 ; ρ ≠ 0, kompetensi tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kota Cimahi c. Kriteria Pengujian H ditolak apabila t hitung dari t tabel α = 0,05 Jika menggunakan tingkat kekeliruan α = 0,01 untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut : a. Jika t hitung ≥ t tabel maka H ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya. b. Jika T hitung ≤ t tabel maka H ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya anatara variabel X dan Y tidak ada hubungannya. 1 PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA AUDITOR Survey Pada Inspektorat Kota Cimahi EFFECT OF INDEPENDENCE AND COMPETENCE OF PERFORMANCE AUDITOR Survey On Cimahi Inspectorate Oleh: Risky Fatriany 21110083 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA ABSTRACT This study aims to analyze the influence of the independence and competence of the performance of auditors in the city inspectorate cimahi. with high performance which are owned by the auditor, expected organizational goals can be achieved, otherwise difficult or even organizational goals can not be achieved if the auditor does not have to work so that good performance can not produce good work anyway. In this study were taken by using descriptive methods of analysis and verification with a qualitative approach, the research method will be found a significant relationship between the variables studied to produce conclusions that will clarify the description of the object under study. Data were analyzed using analysis techniques PLS Partial Least Square through software SmartPLS. The results of this study, namely Independence and Competence and significant effect on the Performance Auditor with the results of hypothesis testing can be seen that the independence of 62 and 59.2 of Competence. Keywords: Independence, Competence, Performance Auditor

I. Pendahuluan

Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan Sawyer 2009 : 8. Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuan dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevakuasi kontrol dan pengelolaan organisasi Sawyer 2009 : 8. Bersikap obyektif merupakan cara berpikir yang tidak memihak, jujur secara intelektual, dan bebas dari benturan kepentingan SPKN 2007 : 17. Bersikap independen berarti menghindarkan hubungan yang dapat mengganggu sikap mental dan penampilan obyektif pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan. Untuk mempertahankan obyektivitas dan independensi maka diperlukan penilaian secara terus- menerus terhadap hubungan pemeriksa dengan entitas yang diperiksa SPKN 2007 : 17. Dengan adanya kinerja yang tinggi yang dimiliki oleh auditor, diharapkan tujuan organisasi dapat tercapai, sebaliknya tujuan organisasi susah atau bahkan tidak dapat tercapai bila auditornya bekerja tidak memiliki kinerja yang baik sehingga tidak dapat menghasilkan kerja yang baik pula. Berdasarkan latar belakang dan judul penelitian, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah: 1. Seberapa besar pengaruh independensi terhadap kinerja auditor. 2. Seberapa besar pengaruh kompetensi terhadap kinerja auditor. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji kembali dan memahami teori-teori dan asumsi dalam data dan informasi yang diperoleh. Serta untuk mengetahui pengaruh 2 independensi auditor dan kompetensi auditor terhadap kinerja auditor. Dari berbagai masalah yang telah dikemukakan diatas. tujuan peneliti penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh independensi auditor terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kota Cimahi. 2. Mengetahui pengaruh kompetensi auditor terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kota Cimahi. Adapun kegunaan penelitian yaitu Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki kegunaan bagi pihak-pihak yang erat hubungannya dengan penelitian yang dilakukan maupun objek dari penelitian tersebut.

II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Independensi “Independensi seorang auditor memiliki tiga aspek, Pemeriksa harus obyektif dan bebas dari benturan kepentingan conflict of interest dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Pemeriksa juga bertanggung jawab untuk mempertahankan independensi dalam sikap mental independent in fact dan independensi dalam penampilan perilaku independent in appearance pada saat melaksanakan pemeriksaan”. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara 2007 ”Independensi adalah sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan me nyatakan pendapatnya”. Mulyadi 2002:87 Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa auditor yang menegakan independensinya, tidak akan terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan.

2.1.2 Kompetensi

“Kompetensi artinya auditor harus mempunyai kemampuan, ahli dan berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang akan diambil”. Siti Kurnia Rahayu dan Ely suhayati 2009;2 “Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.Dengan demikian kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai suatu yang terpenting.Kompetensi s ebagai karakteristik seseorang berhubungan” Wibowo 2007 : 86. Berdasarkan definisi –definisi di atas, kompetensi adalah kemampuan atau pengalaman yang dimiliki oleh auditor yang memiliki sikap mental yang independen untuk mengetahui baik buruknya kinerja auditor pada perusahaninstansi. 2.1.2.1 Karakterisrik Kompetensi Adapun beberapa karakteristik kompetensi Menurut Lyle dan Spencer yang dikutip Syaiful F Pribadi 2004:92 terdapat lima karakteristik dari kompetensi adalah sebagai berikut:

1. Motif Motives 2. Karakterstik Trains

3. Pengetahuan Knowladge 4. Keterampilan Skill 3 Berikut ini akan dibahas secara ringkas rasionalisasi dasar pemikiran dari motif, karakteristik, pengetahuan,dan keterampilan yaitu : 1. Motif Motives Motif adalah hal-hal yang berfikir oleh seseorang untuk berfikir dan memiliki keinginan secara konsisten yang akan dapat menimbulkan tindakan. 2. Karakterstik Trains Karakteristik adalah adalah karakteristik fisik -fisik dan respons- respons yang konsisten terhadap situasi atau informasi. 3. Pengetahuan Knowladge Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang -bidang content tertentu. 4. Keterampilan Skill Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan tugas fisik mental. Dari keempat karakteristik diatas, penulis dapat mengungkapkan pendapattentang pandangan mengenai kompetensi auditor berkenaan dengan masalahkemampuan atau keahlian yang dimiliki auditor didukung dengan pengetahuan yangbersumber dari pendidikan formal dan disiplin ilmu yang relavan dan pengalamanyang sesuai dengan bidang pekerjaan.

2.1.3 Pengertian Kinerja

“Kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok”. Mangkunegara 2005:15 “Kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasiperusahaan”. Samsudin 2005:159 Berdasarkan diatas kinerja dapat didefinisikan kinerja adalah penampilan yang melakukan, menggambarkan dan menghasilkan sesuatu hal, baik yang bersifat fisik dan non fisik yang sesuai dengan petunjuk, fungsi dan tugasnya yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi. 2.1.4 Pengertian Kinerja Auditor “Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu”. Hasibuan 2009 “Kinerja auditor dapat didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Mangkunegara 2001 Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja auditor adalah suatu hasil karya yang dicapai oleh seseorang auditor dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu. 4

2.2 Kerangka Pemikiran

2.3 Hipotesis Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris.Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : H 1 : Independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor. H 2 : :Kompetensi berpengaruh terhadap kinerja auditor. III. Objek dan Metode Penelitian

3.1 Objek Penelitian

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga di mana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”. Husein Umar 2005:303

3.2 Metode Penelitian

“Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”. Sugiyono 2008:147

3.2.1 Desain Penelitian

“Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan” Jonathan Sarwono 2006:79 Dari uraian tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan cara memilih, mengumpulkan dan menganalisis data yang diteliti pada waktu tertentu.

3.2.2 Operasional Variabel

“Variabel penelitian adalah segala suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik k esimpulan” Sugiyono 2009:38 Untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Variabel Independen Variabel X 1 dan Variabel X 2 Independensi Auditor X 1 Kompetensi Auditor X 2 Kinerja Auditor Mangkunegara 2001 Mangkunegara2005 Jurnal :Murtiadi Awaluddin vol 3 No 2 , 2013, Jurnal : Nurmawati Oktaria Vol 6 No 1, 2012 5 “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent terikat” Sugiyono 2009:4 Adapun variabel bebas independent variabel dalam penelitian ini adalah Independensi Auditor variabel X 1 dan Kompetensi Auditor variabel X 2 . 2. Variabel Variabel Y “Variabel terkait merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas” Sugiyono 2009:4 Adapun variabel tidak bebas dependent variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Auditor variabel Y. Dengan variabel-variabel ini penulis dapat mengukur dan meneliti apakah Independensi Auditor dapat berpengaruh terhadap Kinerja Auditor dan apakah Kompetensi berpengaruh terhadap Kinerja Auditor.

3.4 Sumber Data

Menurut Sugiyono 2009:137 sumber data dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sugiyono 2009:137 menjelaskan sumber data primer dan sekunder sebagai berikut: “Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya dari pihak lain atau lewat dokumen”. Berdasarkan penjelasan di atas, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti. Data primer dalam penelitian ini adalah variabel Independensi Auditor dan Kompetensi, yang di peroleh dari Kinerja Auditor di Inspektorat Kota Cimahi.

3.5 Alat Ukur Penelitian

3.5.1 Uji Validitas

Pengujian validitas digunakan untuk mengukur alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data. Menurut Cooper 2006: 720 validitas dapat diartikan sebagai: “Suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test kuesioner dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur”

3.5.2. Uji Reliabilitas

Yaitu adanya derajat ketepatan atau keakuratan yang di tunjukkan oleh instrument penelitian. Teknik uji yang digunakan teknik korelasi belah dua dari Untuk mengukur reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini digunakan metode Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut ini : r = k −1 1 −Σσi² σ² Dimana : r = Koefisien realibilitas yang dicari k = Jumlah butir pertanyaan Σσi² = Varians butir-butir pertanyaan σ² = Varians skor tes Varians butir itu sendiri dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut : σi² = ΣXi− ΣXi2 n n Dimana :

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Akuntabilitas, Kompetensi dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Pada Inspektorat Kota Medan

0 34 92

Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Hasil Audit Auditor Inspektorat Jenderal Depertemen Agama

0 5 111

PENGARUH KOMPETENSI DAN ROTASI AUDITOR INTERNAL INSPEKTORAT TERHADAP KUALITAS AUDIT INSPEKTORAT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI LAMPUNG

1 11 69

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT Pengaruh Kompetensi, Independensi Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Inspektorat Karanganyar dan Surakarta).

0 3 13

BAB1 PENDAHULUAN Pengaruh Kompetensi, Independensi Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Inspektorat Karanganyar dan Surakarta).

0 4 7

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT Pengaruh Kompetensi, Independensi Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Inspektorat Karanganyar dan Surakarta).

0 2 13

PENGARUH INDEPENDENSI DAN INTEGRITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KOTA BUKITTINGGI.

0 0 7

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDITOR DI INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KULON PROGO.

0 0 18

Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Auditor Di Inspektorat Daerah Kabupaten Kulon Progo Doc1

0 1 1

Skripsi PENGARUH INDEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, KOMPETENSI, DAN MOTIVASI TERHADAP KUALITAS AUDIT APARAT INSPEKTORAT (Studi Empiris Pada Inspektorat Semarang)

0 0 17