Pengaruh Independensi dan Kompetensi Terhadap Kinerja Auditor (Inspektorat) (Survey Pada Inspektorat Kota Cimahi )

(1)

"EFFECT OF INDEPENDENCE AND COMPETENCE PERFORMANCE OF AUDITOR"

(SURVEY ON CITY INSPECTORATE CIMAHI)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi Program Studi Akuntansi Strata Satu

Oleh :

Nama : Risky Fatriany NIM : 21110083

Pembimbing :

Siti Kurnia Rahayu.,SE.M.Ak.,AK.CA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI BANDUNG


(2)

x LEMBAR PENGESAHAN

KETERANGAN PUBLIKASI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

MOTTO ... iv

ABSTRACT ... ...v

ABSTRAK ……….….vi

KATA PENGANTAR………..…vii

DAFTAR ISI ... .x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4.1 Maksud Penelitian ... 4

1.4.2 Tujuan Penelitian .. ………..……….…………..4

1.5 Kegunaan Penelitian... 5


(3)

xi

1.6.2 Waktu Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS ... 8

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Independensi ... ..8

2.1.1.1 Pengertian Independensi………...8

2.1.1.2 Indikator Independensi………..…9

2.1.2 Kompetensi ... 13

2.1.2.1 Pengertian Kompetensi ... 13

2.1.2.2 Karakteristik Kompetensi ... 14

2.1.2.1 Indikator Kompetensi ... 15

2.1.3 Kinerja………..……...………...17

2.1.3.1 Pengertian Kinerja……….…….……….…17

2.1.3.2 Pengertian Kinerja Auditor………..………….…….….17

2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja………18

2.1.3.4 Indikator Kinerja………..………..….18

2.2 Kerangka Pemikiran………..………....……18

2.2.1 Pengaruh Independensi terhadap Kinerja ... 19

2.2.2 Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja ... 20


(4)

xii

3.2 Metode Penelitian………..…………..…….….….….24

3.2.1 DesainPenelitian………..……….….…..…...26

3.3 Operasional Variabel ... 27

3.4 Sumber Data ... 30

3.5 Alat Ukur Penelitian ... 32

3.5.1 Uji Validitas ... 32

3.5.2 Uji Reliabilitas ... 23

3.6 Penarikan Sample ... 34

3.6.1 Populasi ... 35

3.6.2 Sampel ... 35

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.8 Metode Pengujian Data ... 37

3.8.1 Metode Analisis ... 37

3.8.2 Pengujian Hipotesis ... 39

3.8.3 Pengujian Secara Simultan/Total ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Hasil Penelitian ... 46

4.1.1 Gambaran Umum Unit Analisis ... 46

4.1.1.1 Gambaran Umum Inspektorat Cimahi ... 47


(5)

xiii

4.1.2 Hasil Pengujian Alat Ukur ... 53

4.1.2.1 Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 53

4.1.2.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 55

4.1.3 Analisis Deskriptif ... 56

4.1.3.1 Analisis Deskriptif Independensi ... 56

4.1.3.2 Analisis Deskriptif Kompetensi ... 60

4.1.3.3 Analisis Deskriptif Kinerja Auditor ... 65

4.1.4 Hasil Analisis Verifikatif ... 69

4.1.4.1 Hasil Model Pengaruh ... 70

4.1.4.2 Pengujian Model Pengukuran ... 71

4.1.4.3 Pengujian Model Struktural ... 75

4.1.4.4 Pengujian Hipotesis ... 79

4.1.4.5 Besar Pengaruh... 81

4.2 Pembahasan ... 82

4.2.1 Analisis Pengaruh Independensi Terhadap Kinerja Auditor ... 82

4.2.2Analisis Pengaruh Kompetensi Terhadap KinerjaAuditor ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

Daftar Pustaka ... 92

Lampiran ... 96


(6)

DAFTAR PUSTAKA

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : Remaja Rosdakarya.

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Sumber Daya Manusia perusahaan. Remaja

Rosdakarya: Bandung.

Abdul Halim.2008. Auditing (dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). UUP STIM. Andi Pratama dkk.Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor Pada

Inspektorat Kabupaten Bungo.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Sumber Daya Manusia perusahaan. RemajaRosdakarya: Bandung

Arens, et al. 2003. Ninth Edition. Auditing and Assurance Service-An Integrated Approach. New Jersey : Prentice-Hall.

Ardini, Lilis. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit. Majalah Ekonomi. Tahun XX No 3, Desember 2010 h:329-349

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Baiq Kisnawati. 2012. Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi empiris pada auditor pemerintah di inspektorat kabupaten dan kota se-pulau Lombok). Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol 8. No. 3, Nopember 2012 : 158-169

Cristina Wati. 2003. Faktor – faktor yang mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik (Survei pada Kantor Akuntan Publik dan Pemakai Laporan Keuangan di Surabaya)

Christiawan, Y.J. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 4, (2), 79-92. Dr.Ir. Harinaldi, M.eng. 2005. Prinsip – Prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains.


(7)

Ely Suhayati., & Siti Kurnia Rahayu. 2009 . Auditing Konsep dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Jakarta. : Graha Ilmu.

Ely Suhayati., & Siti Kurnia Rahayu. 2010. AUDITING, Konsep Dasar dan Pedoman Pemriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Hasibuan, S.P. Malayu, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan ketujuh Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta.

Hiro Tugiman. 2006. Standar Profesional Audit Internal, Cetakan Ke-9, Yogyakarta : Kanisius.

Huntoyungo, Siti Badriah (2009) Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit :Studi Pada Auditor Inspektorat Daerah Di Gorontalo, Thesis, Pasca Sarjana, Magister Akuntansi , Universitas Diponegoro, Semarang.

Mahsun, M., (2006), Pengukuran Kinerja Sektor Publik, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Penerbit Andi. Yogyakarta

Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Salemba Empat, Jakarta. Murtiadi Awaluddin.2013. Pengaruh Independensi dan Kompetensi terhadap

Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor Inspektorat Kota Makassar

Nurmawati, Rina.2012.Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kinerja Auditor Internal Bank BUMN Di Kanwil Palembang.

Parulian Hutapea,MBA dan Dr.Nurianna Thoha,MBA.2008.Kompetensi Plus Teori, Desain, Kasus dan Penerapan untuk HR serta Organisasi yang Dinamis, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No. 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)

Sadili Samsudin. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung Pustaka Setia.


(8)

Sawyer, Lawrence B.,et.al. 2009. Audit Internal Sawyer Edisi 5 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Singgih, Elisha Muliani dan Icuk Rangga Bawono. 2010. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi pada KAP “big four” di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XII, Purwekerto, 26-28 Juli 2007.

Sunarsip, 2001, Coorporat Governance Audit : Paradigma Baru Profesi Akuntansi dalam Mewujudkan Good Coorporate Gvernance, Media Akuntansi, No. 17/Th. VII.pp. II-VII

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sekar,Mayangsari.2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap Pendapat Audit: Sebuah Kuasiaeksperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.6, hal 1-22.

Syaiful F.Prihadi, (2004). Assesment Centre, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Umi,Narimawati dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah:Paduan Awal Menyusun

Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta: Penerbit Genesis

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan Kedudukan MPR,DPR,DPD, dan DPRD.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Wibowo, 2009. Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di daerah Istimewa Yogyakarta). Universitas Islam Indonesia

Wibowo. Prof, Dr, SE, M.Phil. (2007). Manajemen Kinerja, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta


(9)

http://www.ciputranews.com/external/www.beritasatu.com/nasional/150912- dorong-independensi-inspektorat-jenderal-kementerian-bpkp-siapkan-ruu.html

http://www.koran-sindo.com/node/311077

http://manado.tribunnews.com/2013/08/23/bpk-nilai-masih-kurang-pegawai-yang-punya-kompetensi-kelola-keuangan


(10)

vii

Assalammualaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin, penulis penjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Independensi dan Kompetensi terhadap Kinerja Auditor (Survey Pada Inspektorat Kota Cimahi)” guna memenuhi salah satu syarat dalam mata kuliah skripsi, program studi Akuntansi, jenjang S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penyusunan skripsi ini masih terdapat kesalahan-kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu saran, kritik, dan masukan sangat diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi terutama kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah, kesehatan serta pemikiran penulis agar dapat terselesaikan penyusunan skripsi, tak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.


(11)

viii

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan Penguji Sidang Skripsi.

4. Dr.Ely Suhayati.,SE.M.Si.Ak.CA Selaku Dosen Penguji Sidang Skripsi.

5. Lilis Puspitawati.,SE.,M.Si.,Ak, Selaku Dosen Wali di Universitas Komputer Indonesia.

6. Siti Kurnia Rahayu.,SE.M.Ak.,AK.CA Selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah membimbing dan memberikan banyak bantuan untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

7. Semua Dosen di Jurusan Akuntansi.

8. Kedua Orang tuaku tercinta dan tersayang Didi Suprayogi dan Nani Suwarni yang telah memberikan nasehat dan do’a kepada penulis, serta kakak tercinta.

9. Semua Keluargaku tersayang yang telah memberikan do’a kepada penulis. 10. Sahabatku Ovie, Tita, Nur, Nina, Devira, Widi , Isty dan Lia yang selalu

memberikan semangat dalam penyusunan skripsi.

11. Sahabatku spesialisasi sektor publik, Anita, Sherillia, Dwi, Irna, Putri, Aida dan Vitta yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

12. Semua pihak yang telah banyak membantu atas terselesaikannya penyusunan skripsi ini namun tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.


(12)

ix

penulis dan bagi semua pihak yang membaca, meskipun pada umumnya masih banyak kekurangan dan jauh untuk dikatakan sempurna.

Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Cimahi, Agustus 2014

Penulis


(13)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Independensi

2.1.1.1 Pengertian Independensi

Menurut Abdul Halim (2008:46) menyatakan bahwa :

“Independensi merupakan suatu sikap mental yang dimiliki auditor untuk tidak memihak dalam melakukan audit (Abdul Halim 2008:46)”.

Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (2007) menyatakan bahwa;

“Independensi seorang auditor memiliki tiga aspek, Pemeriksa harus obyektif dan bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Pemeriksa juga bertanggung jawab untuk mempertahankan independensi dalam sikap mental (independent in fact) dan independensi dalam penampilan perilaku (independent in appearance) pada saat melaksanakan pemeriksaan”.

Menurut Mulyadi (2002:87) menjelaskan bahwa :

”Independensi adalah sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya”.

Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa auditor yang menegakan independensinya, tidak akan terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam


(14)

mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan. Ada beberapa definisi lain mengenai independensi di antaranya adalah sebagai berikut:

Menurut Ely Suhayati dan Siti Kurnia Rahayu (2009:58) menjelaskan bahwa Independensi adalah sebagai berikut:

“Independen artinya tidak mudah di pengaruhi, netral karena auditor melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum”.

Sedangkan menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN 2007) menjelaskan bahwa Independensi adalah sebagai berikut:

“Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksa, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya”.

Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Independensi adalah sikap seorang auditor yang tidak mudah dipengaruhi netral dan tidak berpihak.Dalam Kode Etik Badan Pemeriksaan Keuangan Negara Republik Indonesia, Pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa setiap anggota harus mamatuhi peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan, menjunjung tinggi independensinya,intergritas dan profesiona litas, juga menjunjung tinggi martabat,kehormatan citra dan kredibilitas BPK.

2.1.1.3Indikator Independensi

Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (2007:30-36) mengemukakan tiga macam gangguan terhadap Independensi yaitu sebagai berikut:


(15)

1. Gangguan Pribadi 2. Gangguan ektern 3. Gangguan organisasi

Berikut ini akan dibahas secara ringkas rasionalisasi (dasar pemikiran) dari gangguan organisasi, gangguan ektern, gangguan organisasi.

1. Gangguan Pribadi

Organisasi pemeriksa harus memiliki sistem pengendalian mutu intern untuk membantu menentukan apakah pemeriksa memiliki gangguan pribadi terhadap independensi. Organisasi pemeriksa perlu memperhatikan gangguan pribadi yang disebabkan oleh suatu hubungan dan pandangan pribadi mungkin mengakibatkan pemeriksa membatasi lingkup pertanyaan dan pengungkapan atau melemahkan temuan dalam segala bentuknya. Gangguan pribadi dari pemeriksa secara individu meliputi antara lain :

a. Memiliki hubungan pertalian darah ke atas, ke bawah atau semenda dengan derajat kedua dengan jajaran manajemen entitas atau program yang diperiksa atau sebagai pegawai dari entitas yang diperiksa,dalam posisi yang dapat memberikan pengaruh langsung dan signifikan terhadap entitas atau program yang diperiksa.

b. Memiliki kepentingan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung pada entitas atau program yang diperiksa.

c. Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program yang diperiksa dalam kurun waktu dua tahun terakhir.


(16)

d. Mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa.

e. Memiliki tanggung jawab untuk mengatur suatu entitas atau kepastian yang dapat mempengaruhi keputusan entitas atau program yang diperiksa keputusan entitas atau program yang diperiksa. Misalnya sebagai seorang direktur, pejabat atau posisi senior lainnya dari entitas, aktivitas atau program yang diperiksaatau sebagai anggota manajemen dalam setiap pengambilan keputusan, pengawasan atau fungsi monitoring terhadap entitas, aktivitas atau program yang diperiksa. Apabila organisasi pemeriksa mengidentifikasi adanya gangguan terhadap independensinya, gangguan tersebut harus diselesaikan secepatnya. Dalam hal gangguan pribadi tersebut hanya melibatkan seseorang pemeriksa dalam suatu pemeriksaan, organisasi pemeriksa dapat menghilangkan gangguan tersebut dengan meminta pemeriksa menghilangkan gangguan tersebut. Misalnya, pemeriksa dapat diminta melepas keterkaitan dengan entitas yang diperiksa yang dapat mengakibatkan gangguan pribadi, atau organisasi pemeriksa dapat tidak mengikutsertakan pemeriksa tersebut dari penugasan pemeriksaan yang terkait dengan entitas tersebut.

2. Gangguan Ektern

Gangguan ektern bagi organisasi pemeriksa dapat membatasi pelaksanaan pemeriksaan atau mempengaruhi kemampuan


(17)

pemeriksa dalam menyatakan pendapat atau simpulan hasil pemeriksannya secara independen dan obyektif. Independensi danobyektif pelaksanaan suatu pemeriksaan dapat dipengaruhi apabila terdapat :

a. Campur tangan atau pengaruh pihak ektern yang membatasi atau mengubah lingkup pemeriksaan secara tidak semestinya.

b. Campur tangan pihak ektern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur pemeriksaan atau pemilihan sampel pemeriksaan.

c. Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan.

d. Campur tangan pihak ektern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi pemeriksa.

e. Pembatasan terhadap sumberdaya yang dsediakan bagi organisasi pemeriksa, yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan organisasi pemeriksa tersebut dalam melaksanakan pemeriksaan. f. Wewenang untuk menolak atau mempengaruhi petimbangan

pemeriksa terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan.

g. Ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidaksetujuan isi laporan hasil pemeriksaan, simpulan pemeriksa aau penerapan suatu prinsip akuntansi atau kriteria lainnya.

h. Pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai pegawai, selain sebab-sebab yang berkaitan dengan


(18)

kecakapan pemeriksa atau kebutuhan pemeriksa. Pemeriksa harus bebas dari tekanan politik agar dapat melaksanakan pemeriksaan dan melaporkan temuan pemeriksaan, pendapat dan simpulan secara obyektif, tanpa rasa takut akibat tekanan politik tertentu.

3. Gangguan Organisasi

Independensi organisasi pemeriksa dapat dipengarhi oleh kedudukan, fungsi, dan struktur organisasi. Dalam hal melakukan pemeriksaan, organisasi pemeriksa harus bebas dari hambatan independensi. Pemeriksa yang ditugasi oleh organisasi pemeriksa dapat dipandang bebas dari ganguan terhadap independensi secara organisasi, apabila melakukan pemeriksaan di luar entitas ia bekerja.

2.1.2 Kompetensi

2.1.2.1 Pengertian Kompetensi

Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely suhayati (2009;2) menjelaskan kompetensi adalah sebagai berikut :

“Kompetensi artinya auditor harus mempunyai kemampuan, ahli dan berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang akan diambil”.

Sedangkan menurut Wibowo (2007 : 86) menyatakan bahwa :

“Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.Dengan demikian kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai suatu


(19)

yang terpenting.Kompetensi sebagai karakteristik seseorang berhubungan dengan kinerja yang efektif dalam suatu pekerjaan atau situasi”.

Menurut Arens Et Al (2003) menyatakan bahwa :

“Kompetensi diperlukan dalam melaksanakan pemeriksaan agar auditor intern mengetahui tipe dan banyaknya bukti audit yang harus dikumpulkan untuk mencapai kesimpulan yang tepat setelah bukti-bukti audit tersebut selesai diuji. Ini berarti hasil pemeriksaan ditentukan oleh kompetensi yang dimiliki auditor intern. Selain harus memiliki kompetensi, seorang auditor pun harus memiliki sikap mental yang independen”.

Berdasarkan definisi –definisi di atas, kompetensi adalah kemampuan atau pengalaman yang dimiliki oleh auditor yang memiliki sikap mental yang independen untuk mengetahui baik buruknya kinerja auditor pada perusahan/instansi.

2.1.2.2 Karakterisrik Kompetensi

Adapun beberapa karakteristik kompetensi Menurut Lyle dan Spencer yang dikutip Syaiful F Pribadi (2004:92) terdapat lima karakteristik dari kompetensi adalah sebagai berikut:

1. Motif (Motives) 2. Karakterstik (Trains) 3. Pengetahuan (Knowladge)

4. Keterampilan (Skill)

Berikut ini akan dibahas secara ringkas rasionalisasi (dasar pemikiran) dari motif, karakteristik, pengetahuan,dan keterampilan yaitu :


(20)

Motif adalah hal-hal yang berfikir oleh seseorang untuk berfikir dan memiliki keinginan secara konsisten yang akan dapat menimbulkan tindakan.

2. Karakterstik (Trains)

Karakteristik adalah adalah karakteristik fisik -fisik dan respons- respons yang konsisten terhadap situasi atau informasi.

3. Pengetahuan (Knowladge)

Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang -bidang content tertentu.

4. Keterampilan (Skill)

Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan tugas fisik/ mental. Dari keempat karakteristik diatas, penulis dapat mengungkapkan pendapattentang pandangan mengenai kompetensi auditor berkenaan dengan masalahkemampuan atau keahlian yang dimiliki auditor didukung dengan pengetahuan yangbersumber dari pendidikan formal dan disiplin ilmu yang relavan dan pengalamanyang sesuai dengan bidang pekerjaan

2.1.2.3 Indikator Kompetensi

Adapun komponen-komponen yang harus dimiliki auditor yang kompeten. Menurut Siti Rahayu dan Ely suhayati (2010:2) kompetensi adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan (skill)

2. Pengalaman. 3. Pelatihan. 4. Pengetahuan.


(21)

2.1.3 Kinerja

2.1.3.1Pengertian Kinerja

Menurut Mangkunegara (2005:15) membedakan kinerja menjadi dua, yaitu:

“Kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok”.

Menurut Samsudin (2005:159) menyatakan bahwa :

“Kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan”.

Sedangkan menurut (Mahsun, 2006:25) menyatakan bahwa :

“Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi. Mengacu pendapat tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan melalui suatu pelaksanaan pekerjaan atau tugas yang dibebankan kepadanya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, bermutu, tepat mengenai sasaran dengan selalu mengikuti metode yang telah ditetapkan”.

Berdasarkan diatas kinerja dapat didefinisikan kinerja adalah penampilan yang melakukan, menggambarkan dan menghasilkan sesuatu hal, baik yang bersifat fisik dan non fisik yang sesuai dengan petunjuk, fungsi dan tugasnya yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi.


(22)

2.1.3.2 Pengertian Kinerja Auditor

Menurut Hasibuan (2009) kinerja auditor adalah

“Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu”.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2001) menyatakan bahwa:

“Kinerja auditor dapat didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja auditor adalah suatu hasil karya yang dicapai oleh seseorang auditor dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu.

2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja

Faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu dalam organisasi menurut Mangkunegara (2005:16-17) adalah sebagai berikut:

1. Faktor Individu

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik.


(23)

Konsentrasi yang baik ini merupakanmodal utama individu manusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai.

Dari pendapat di atas dapat dijelaskan, bahwa faktor individu dan faktor lingkungan organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

2.1.3.4Indikator Kinerja

Adapun indikator menurut Menurut Hasibuan (2009) kinerja auditor yaitu: 1. Kecakapan,

2. Pengalaman, 3. Kesungguhan, 4. Waktu.

2.2 Kerangka Pemikiran

Diberlakukannya Undang - Undang Nomor 22 tahun Tahun 1999, tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang mengalami perubahan dengan


(24)

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang - undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah, pada prinsipnya adalah mengatur peyelenggaraan otonomi daerah dengan memberikan kewenangan yang luas kepada daerah secara proposional yang lebih mendekatkan pada fungsi pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian untuk mengembangkan daerah. Sedangkan dari sisi keuangan diharapkan adanya keadilan baru. Hal tersebut tentu saja akan membawa konsekuensi pada daerah yang bersangkutan untuk melakukan penataan di berbagai segi termasuk masalah kelembagaan dan keuangan daerah dengan tuntutan mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran tugas pokok, fungsi penyelenggaraan pemerintah, dan pembangunan.

Inspektorat merupakan instansi pemerintah daerah yang bertugas melakukan pengawasan dan pemeriksaan. Huntoyungo (2009), Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan internal auditor. Hiro Tugiman (2006 : 11) Internal auditing adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organiasasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

2.2.1 Pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor

Menurut Mulyadi (2002: 26-27) menyatakan bahwa :

“Independensi berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak


(25)

memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Seorang auditor yang independen akan bertindak jujur dan tidak memihak dalam melaksanakan tugasnya”.

Menurut Murtiadi Awaluddin (2013) Menyatakan bahwa :

“Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Independensi, Kompetensi Auditor, dan Kepuasan Kerja juga berpengaruhpositif dan signifikan terhadap Kinerja Auditor di Inspektorat Kota Makassar. Ini mengindikasikan bahwa jika terjadi peningkatan Independensi, perbaikan Kompetensi Auditor, dan peningkatan Kepuasan Kerja akan diiikuti peningkatan Kinerja Auditor”. Menurut Elisha Muliani Singgih dan Icuk Rangga Bawono (2010) Menyatakan bahwa :

“Independensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan tugasnya, auditor telah menunjukkan sikap independen yang tidak memihak”.

Berdasarkan pendapat para pakar dan peneliti sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa sikap independensi auditor internal dalam melaksanakan tugasnya berdampak positif didukung dengan memiliki kejujuran yang tinggi, menjaga kedudukan, tidak mudah dipengaruhi dan tidak memihak pada siapapun.

2.2.2 Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja

Menurut Wibowo (2007:86) menyatakan bahwa :

“Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai suatu yang terpenting. Kompetensi sebagai karakteristik seseorang berhubungan dengan kinerja yang efektif dalam suatu pekerjaan atau situasi”.


(26)

Menurut penelitian Lilis Ardini (2010) dan Baiq Kisnawati (2012) menyatakan :

“Hasil penelitian yang dilakukan oleh menemukan bukti empiris bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi merupakan syarat mutlak bagi seorang auditor”.

Menurut Murtiadi Awaluddin (2013) menyatakan bahwa :

“Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Independensi, Kompetensi Auditor, dan Kepuasan Kerja juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Auditor di Inspektorat Kota Makassar. Ini mengindikasikan bahwa jika terjadi peningkatan Independensi, perbaikan KompetensiAuditor, dan peningkatan Kepuasan Kerja akan diiikuti peningkatan Kinerja Auditor”. Menurut Nurmawati Oktaria & Rina Tjandrakirana (2012) menyatakan bahwa :

“Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja auditor.Kompetensi dan Independensi juga berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja auditor pada Bank BUMN Kantor Wilayah Palembang”.

Berdasarkan pendapat pakar di atas sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa kompetensi diperlukan dalam kinerja untuk melaksanakan tugasnya agar dapat mewujudkan pekerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran atau standar kerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian diatas peneliti menuangkan paradigma pemikirannya dalam bentuk skema kerangka pemikiran sebagai sebagai berikut:


(27)

Gambar 2.1 Paradigma Pemikiran

Penelitian yang berkaitan dengan independensi, kompetensi dan kinerja pegawai bukanlah yang pertama kali dilakukan.

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011:64) pengertian hipotesis adalah sebagai berikut :

Independensi Auditor (X1)

Kompetensi Auditor (X2)

Kinerja Auditor Mangkunegara (2001)

Mangkunegara(2005) Jurnal :Murtiadi Awaluddin (vol 3 No 2 , 2013),

Buku : Mulyadi (2002: 26-27)

Jurnal : Nurmawati Oktaria (Vol 6 No 1, 2012)


(28)

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris.Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H1 : Independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor. H2 ::Kompetensi berpengaruh terhadap kinerja auditor.


(29)

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Husein Umar (2005:303) , menerangkan bahwa: “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga di mana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah independensi auditor , kompetensi auditor dan kinerja auditor.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dan verifikatif dengan pendekatan kualitatif, Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2008:147) menyatakan bahwa:

“Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan


(30)

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”. Menurut Sugiyono (2010:8) metode penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut :

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sampel filsafat positivisme, digunakan untukmeneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunkan istrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Metode penelitian juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian arti atau pengertian penelitian kualitatif tersebut adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005).


(31)

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.

Menurut Jonathan Sarwono (2006:79) menyatakan bahwa :

“Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan”.

Menurut Sugiyono (2010:30) terdapat enam aspek utama di dalam proses penelitian, yaitu :

1. Rumusan Masalah 2. Landasan Teori; 3. Perumusan Hipotesis; 4. Pengumpulan Data a. Populasi dan Sampel b. Instrumen Penelitian; 5. Analisis Data;

6. Kesimpulan dan Saran.”

Dari uraian tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan cara memilih, mengumpulkan dan menganalisis data yang diteliti pada waktu tertentu.

Dalam penelitian ini menggunakan metode explanatory survey. Adapun definisi explanatory survey menurut Suharsimi Arikunto (2006:8) adalah sebagai berikut:


(32)

menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel melalui pengujian hipotesis”.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitan Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode yang

Digunakan Unit Analisis

Time Horizon T-1 Deskriptif &

Verifikatif

Explanatory Survey

Auditor Cross Sectional

T-2 Deskriptif & Verifikatif

Explanatory Survey

Auditor Cross Sectional Keterangan:

T-1 : Untuk mengetahui pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor pada Inspektorat Kota Cimahi.

T-2 : Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Auditor pada Inspektorat Kota Cimahi.

3.3 Operasionalisasi Variabel.

Menurut Sugiyono (2009:38) mendefinisikan variabel penelitian sebagai berikut:

“Variabel penelitian adalah segala suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”.

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:


(33)

berikut:

“Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent

(terikat)”.

Adapun variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini adalah Independensi Auditor (variabel X1) dan Kompetensi Auditor (variabel X2).

2. Variabel (Variabel Y)

Menurut Sugiyono (2009:4) variabel tidak bebas didefinisikan sebagai berikut:

“Variabel terkait merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.

Adapun variabel tidak bebas (dependent variabel) dalam penelitian ini adalah Kinerja Auditor (variabel Y).

Dengan variabel-variabel ini penulis dapat mengukur dan meneliti apakah Independensi Auditor dapat berpengaruh terhadap Kinerja Auditor dan apakah Kompetensi berpengaruh terhadap Kinerja Auditor.

Sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh Independensi Auditor dan Kompetensi Auditor terhadap Kinerja Auditor maka operasionalisasi variabel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


(34)

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala No. Kuesioner

Pengaruh Independensi (1)

Independensi seorang auditor memiliki tiga aspek,

Pemeriksa harus obyektif dan bebas dari benturan

kepentingan (conflict of interest) dalam menjalankan tanggung jawab

profesionalnya. Pemeriksa juga bertanggung jawab untuk mempertahankan independensi dalam sikap mental

(independent in fact) dan independensi dalam penampilan perilaku

(independent in appearance) pada saat melaksanakan pemeriksaan

Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (17:2007)

1.Gangguan Pribadi 2.Gangguan ektern 3.Gangguan organisasi

Ordinal 1

2

3

Kompetensi Auditor (2)

“Kompetensi artinya auditor harus mempunyai

kemampuan, ahli dan berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang akan diambil”.

Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely suhayati (2009;2)

1.Kemampuan (skill) 2.Pengalaman. 3.Pelatihan 4.Pengetahuan

Ordinal 4 5

6 7

Kinerja Auditor (Y)

“Kinerja pada dasarnya adalah kegiatan dan hasil yang dapat dicapai atau dilanjutkan seseorang atau sekelompok orang didalam pelaksanaan tugas, pekerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran atau standar kerja yang telah ditetapkan sebelum dan atau

1.Kecakapan 2.Kesungguhan 3.Waktu

Ordinal 8 9 10


(35)

perusahaan pada periode tertentu.”

Menurut Hasibuan (2009)

Dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal, menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:98) mendefinisikan skala ordinal sebagai berikut:

“Skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct diukur”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka skala yang digunakan adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrument pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan skala likert. Sugiyono (2009:93) menjelaskan Skala Likert sebagai berikut:

“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian”.

3.4 Sumber Data

Menurut Sugiyono (2009:137) sumber data dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sugiyono (2009:137) menjelaskan sumber data primer dan sekunder sebagai berikut:

“Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data, sedangkan sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya dari pihak lain atau lewat dokumen”.


(36)

sebagai berikut: 1. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti baikdari pribadi (responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah data untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan observasi,wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan denganpenelitian yang dilakukan, dan pemberian pertanyaan berupa kuesioner.

2. Data Sekunder

Merupakan data yang sudah ada, data tersebut sudah dikumpulkan sebelumnya untuk tujuan-tujuan yang tidak mendesak. Data sekunder dapatdiperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui medialain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta catatan-catatan kuliahyang menunjang penelitian ini.

Berdasarkan penjelasan di atas, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti. Data primer dalam penelitian ini adalah variabel Independensi Auditor dan Kompetensi, yang di peroleh dari Kinerja Auditor di Inspektorat Kota Cimahi.


(37)

3.5.1 Uji Validitas

Pengujian validitas digunakan untuk mengukur alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data.

Menurut Cooper (2006: 720) validitas dapat diartikan sebagai:

“Suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur”.

Suatu alat ukur disebut valid bila dia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur.

Tabel 3.3

Standar Penilaian Untuk Validitas Validity

Good 0,50 Acceptable 0,30 Marginal 0,20 Poor 0,10


(38)

suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Validitas dalam penelitian ini dijelaskansebagai salah satu derajat ketepatan pengukuran tentang isi dari persyaratan penelitian.Teknik uji yang digunakan adalah teknik korelasi antara item dengan totalnya.Rumus koefesien korelasi yang dapat dipakai adalah Dr. Sugiyono (2004:182) Rumus :

rxy =

xy

(

x2)(

y2)

Instrumen dikatakan valid, jika koefisien korelasi hasil perhitungan mempunyai nilai lebih

besar atau = 0,3 (angka kritis).

3.5.2. UjiReliabilitas

Yaitu adanya derajat ketepatan atau keakuratan yang di tunjukkan oleh instrument penelitian. Teknik uji yang digunakan teknik korelasi belah dua dari Untuk mengukur reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini digunakan metode Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut ini :

r =

k−1

(1−Σσi²)

σ²

Dimana :

r = Koefisien realibilitas yang dicari k = Jumlah butir pertanyaan

Σσi² = Varians butir-butir pertanyaan σ² = Varians skor tes


(39)

σ

=

ΣXi−( ΣX i2

n )

n

Dimana :

σi² = Varians butir pertanyaan ke-n

��� = Jumlah skor jawaban subyek untuk butir pertanyaan ke-n

Suatu instrument variabel dikatkan reliabel jika nilai koefisie reliabilitas bernilai positif. Makin besar nilai koefsien reliabilitas menunjukkan makin handal instrument variable tersebut.

3.6 TeknikSampling

Teknik sampling yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan system sampling jenuh memperhatikan karakteristik populasi adalah homogen, artinya responden yang dijadikan unit penelitian yang mana semua anggota dari pihak populasi Inspektorat Kota Cimahi, Berkaitan dengan itu pengambilan jumlah sampel dalam penelitian karena jumlah populasi yang sangat terbatas dan berjumlah 30 responden, maka teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh atau sensus dimana setiap setiap anggota populasi dijadikan sampel penelitian.

“Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil”. Sugiyono, (2007:96).


(40)

penelitian. Menurut Harinaldi (2005 populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji. Jadi pengertian populasi dalam statistic tidak terbatas pada sekelompok/kumpulan orang – orang, namun mengacu pada seluruh ukuran, hitungan, atau kualitas yang menjadi focus perhatian suatu kajian. Suatu pengamatan/survey terhadap seluruh anggota populasi disebut sensus.

Berkaitan dengan itu, Sugiyono (2002:72) mendefinisikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan". Dalam penelitian ini digunakan sebagai populasi adalah pegawai Inspektorat Kota Cimahi yang berjumlah 30 orang.

3.6.2 Sampel

Dalam penelitian ini Seluruh pegawai Inspektorat Kota Cimahi menjadi 30 orang. Menurut Sugiyono (2008:116) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut". Sedangkan menurut Sugiyono (2002:73), yang dimaksud dengan sampel adalah "bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu".


(41)

dan mengumpulkan data adalah menggunakan metode survei. Menurut Sugiyono (2009:6), metode survei adalah sebagai berikut:

“Metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara”.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dilakukan dengan metode survei menggunakan kuesioner. Menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:40) mendefinisikan kuesioner sebagai berikut:

“Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini”.

Adapun bobot nilai yang diberikan pada kuesioner dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Bobot Nilai Kuesioner

Bobot Nilai Kuesioner Pernyataan Kuesioner

5 Sangat Setuju

4 Setuju

3 Ragu - Ragu

2 Tidak Setuju

1 Sangat Tidak Setuju

Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:41), uji coba dilakukan sebagai berikut:


(42)

pengumpulan data penelitian”.

3.8 Metode Pengujian Data 3.8.1 Metode Analisis

Setelah data terkumpul penulis melakukan analisis terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dan verifikatif (kuantitatif).

a. Analisis Deskriptif (Kualitatif)

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan independensi dan kompetensi mempengaruhi kinerja auditor. Langkah-langkah yang dilakukan menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:41) adalah sebagai berikut:

1. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima alternatif jawaban yang menggunakan peringkat jawaban.

2. Dihitung total skor setiap variabel/subvariabel = jumlah skor dari seluruh indikator variabel untuk semua responden.

3. Dihitung total skor setiap variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor. 4. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistik

deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel ataupun grafik.

5. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penelitian sebagai berikut:

Sumber: Umi Narimawati, dkk. (2010:45)

Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Penjelasan bobot nilai skor aktual dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini:

� = �


(43)

No % Jumlah Skor Kriteria 1 20.00% - 36.00% Tidak Baik 2 36.01% - 52.00% Kurang Baik 3 52.01% - 68.00% Cukup 4 68.01% - 84.00% Baik 5 84.01% - 100% Sangat Baik

Sumber: Umi Narimawati (2007:85) b. Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Menurut Sugiyono (2010:8) analisis kuantitatif adalah sebagai berikut :

“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populase atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dimana variabel �1 (Independensi) dan �2 (kompetensi) dipasangkan dengan data variabel Y (kinerja auditor) yang dikumpulkan melalui kuesioner masih memiliki skala ordinal, maka sebelum diolah data ordinal terlebih dahulu dikonversi menjadi data interval menggunakan Methode Succesive Internal (MSI). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval yaitu :

a. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan. b. Pada setiap butir yang ditentukan dihitung masing-masing frekuensi jawaban

responden.

c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi. d. Menetukan proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara

berurutan perkolom skor.

e. Menggunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.

f. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan Tabel Tinggi Densitas).


(44)

(�� � �� � �� �� � ) – (�� � �� � � �� � )

NS =

( �� � �� � �� � ) – ( �� � �� � �� � )

Keterangan :

Density at Lower Limit = kepadatan batas bawah Density at Upper Limit = kepadatan batas atas Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas atas Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas bawah

h. Sesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu Skala Value (SV) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan jawaban responden yang terkecil melalui transformasi berikut ini:

[Nilai Skala + | Nilai Skala min | +1 ] = Y

3.8.2 Pengujian Hipotesis

Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian, perumusan hipotesis dan jumlah data yang dikumpulkan maka metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan partial least square (PLS). Partial least squares (PLS) dikembangkan sebagai alternatif pemodelan dengan persamaan struktural yang dasar teorinya lemah. Berbeda halnya dengan structural equation modeling (SEM), penggunaan PLS tidak dipengruhi oleh asumsi parametrik seperti normalitas multivariate dan jumlah sampel besar.

Dari segi model pengukuran juga terdapat perbedaan antara PLS dan SEM, pada SEM variabel laten dibentuk dari indikator-indikator yang bersifat reflektif, sedangkan pada PLS variabel laten dibentuk indikator-indikatornya bisa bersifat formatif dan reflektif. Dalam model refleksif indikator atau manifest dipandang sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel laten, sedangkan dalam model


(45)

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok:

1. Weight estimate, yaitu bobot yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten.

2. Path estimate yang menghubungkan variabel laten dengan variabel laten lainnya.

3. Means and location parameter merupakan koefisien regressi yang menghubungkan indikator dengan variabel laten.

Model analisis semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga bentuk hubungan: (1) inner model yaitu model yang menspesifikasi hubungan antarvariabel laten, atau dalam SEM disebut struktural model. (2) outer model yaitumodel yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikatornya, atau dalam SEM disebut model pengukuran. (3) wight relation yang digunakan untuk mengestimasi variabel laten.

Pada penelitian ini partial least square digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial maupun simultan dari: kreativitas dan inovasi terhadap kinerja

usaha. Berdasarkan paradigma dan hipotesis penelitian yang telah diajukan

sebelumnya, dalam penelitian ini terdapat dua variabel eksogen dan satu variabel endogen. Variabel eksogen yaitu: kreativitas dan inovasi. Sementara variabel endogen adalah kinerja usaha. Selanjutnya terhadap hubungan antar variabel tersebut akan dilakukan pengujian secara empiris menggunakan alat bantu partial least square dan komputasi menggunakan software SmartPLS.

Secara lengkap hubungan antar variabel pada penelitian ini dapat lihat pada Gambar 3.1 berikut :


(46)

Gambar 3.1

Diagram Jalur Hubungan Antar Variabel Penelitian

Independnsi

Kinerja Auditor

Kompetensi �1

�2

�3

�4

�5

�6

�7

�8

�9

�10

�1

�2

�3

�4

�5

�6


(47)

 = Lamda, loading faktor variabel latent 

 = Gamma, koefisien pngruh var. eksogen terhadap endogen 

 = Zeta, galat model 

Selanjutnya diagram jalur pada gambar 3.1 akan dikonversi kedalam bentuk persamaan pengukuran dan persamaan struktural sebagai berikut.

Persamaan pengukuran (outer model) sering juga disebut model pengukuran yang mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya. Model pengukuran masing-masing variabel laten pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :

 Model pengukuran untuk variabel latent independensi (reflektif) P1 = λ1 Independensi

P1= λ1 Independensi P2 = λ2 Independensi P3= λ3 Independensi

 Model pengukuran untuk variabel latent kompetensi (reflektif) P4= λ4 kompetensi 

P5= λ5 Kompetensi P6= λ6 Kompetensi P7= λ7 Kompetensi P8 = λ8 Kompetensi

 Model pengukuran untuk variabel latent kinerja auditor (reflektif) P9= λ9 Kinerja

P10 = λ10 Kinerja P11= λ11 Kinerja


(48)

simultan terhadap variabel terikat. a. Rumus uji F yang digunakan adalah :

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama – sama dapat berperan atas variabel terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai Fkritis dengan nilai Ftest yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil perhitungan dengan microsoft. Jika nilai Fhitung> Fkritis, maka H0 yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat ditolak dan sebaliknya.

Menurut Sujana (2001:369) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:51) menyatakan bahwa perhitungan terhadap titik keeratan dan arah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah menggunakan uji korelasi. Kemudian dilakukan perhitungan terhadap koefisien korelasi produk moment (Pearson).

b. Hipotesis

H0 ; ρ = 0, Secara simultan independensi dan kompetensi berpengaruh terhadap kinerja auditor Inspektorat Kota Cimahi

H1 ; ρ ≠ 0, Secara simultan independensi dan kompetensi berpengaruh terhadap kinerja auditor Inspektorat Kota Cimahi


(49)

H0 ditolak apabila Fhitung> dari Ftabel(α = 0,05)

Menurut Guilford (1956:480) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:52) menyatakan bahwa tafsiran koefisien korelasi variabel dalam penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut :

Besarnya Pengaruh Bentuk Hubungan

0,00 – 0,20 Sangat longgar, dapat diabaikan

0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,60 Moderat/Cukup

0,61 – 0,80 Erat

0,81 – 1,00 Sangat erat

Tabel 3.6

Kategori Korelasi Metode Guilford

Apabila pada pengujian secara simultan H0 ditolak, artinya sekurang – kurangnya ada sebuah ρyxi ≠ 0. Untuk mengetahui ρyxi yang tidak sama dengan nol, maka dilakukan pengujian secara parsial.

2. Pengujian secara parsial

Melakukan uji – t, untuk menguji pengaruh masing – masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :

a. Rumus Uji t yang digunakan adalah :

Hasilnya dibandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf signifikan 5%.


(50)

H11 ; ρ ≠ 0, independensi tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kota Cimahi

H02 ; ρ = 0, kompetensi berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kota Cimahi

H12 ; ρ ≠ 0, kompetensi tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kota Cimahi

c. Kriteria Pengujian

H0 ditolak apabila thitung< dari ttabel (α = 0,05)

Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut :

a. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.

b. Jika Thitung ≤ t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya anatara variabel X dan Y tidak ada hubungannya.


(51)

(52)

(53)

(54)

1

Oleh: Risky Fatriany

21110083

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of the independence and competence of the performance of auditors in the city inspectorate cimahi. with high performance which are owned by the auditor, expected organizational goals can be achieved, otherwise difficult or even organizational goals can not be achieved if the auditor does not have to work so that good performance can not produce good work anyway.

In this study were taken by using descriptive methods of analysis and verification with a qualitative approach, the research method will be found a significant relationship between the variables studied to produce conclusions that will clarify the description of the object under study. Data were analyzed using analysis techniques PLS (Partial Least Square) through software SmartPLS.

The results of this study, namely Independence and Competence and significant effect on the Performance Auditor with the results of hypothesis testing can be seen that the independence of 62% and 59.2% of Competence.

Keywords: Independence, Competence, Performance Auditor

I. Pendahuluan

Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan (Sawyer 2009 : 8). Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuan dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevakuasi kontrol dan pengelolaan organisasi (Sawyer 2009 : 8). Bersikap obyektif merupakan cara berpikir yang tidak memihak, jujur secara intelektual, dan bebas dari benturan kepentingan (SPKN 2007 : 17).

Bersikap independen berarti menghindarkan hubungan yang dapat mengganggu sikap mental dan penampilan obyektif pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan. Untuk mempertahankan obyektivitas dan independensi maka diperlukan penilaian secara terus-menerus terhadap hubungan pemeriksa dengan entitas yang diperiksa (SPKN 2007 : 17). Dengan adanya kinerja yang tinggi yang dimiliki oleh auditor, diharapkan tujuan organisasi dapat tercapai, sebaliknya tujuan organisasi susah atau bahkan tidak dapat tercapai bila auditornya bekerja tidak memiliki kinerja yang baik sehingga tidak dapat menghasilkan kerja yang baik pula.

Berdasarkan latar belakang dan judul penelitian, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah:

1. Seberapa besar pengaruh independensi terhadap kinerja auditor. 2. Seberapa besar pengaruh kompetensi terhadap kinerja auditor.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji kembali dan memahami teori-teori dan asumsi dalam data dan informasi yang diperoleh. Serta untuk mengetahui pengaruh


(1)

9

H02 ; ρ = 0, kompetensi berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kota Cimahi H12 ; ρ ≠ 0, kompetensi tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kota

Cimahi c. Kriteria Pengujian

H0 ditolak apabila thitung< dari ttabel (α = 0,05)

Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut :

a. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.

Jika Thitung ≤ t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya anatara variabel X dan Y tidak ada hubungannya.

IV. Hasil Penelitian

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Deskriftif

Analisis deskriptif data hasil penelitian dapat digunakan untuk memperkaya pembahasan, melalui gambaran data tanggapan responden dapat diketahui bagaimana tanggapan responden terhadap setiap dimensi dan variabel yang sedang diteliti. Agar lebih mudah dalam menginterpretasikan variabel yang sedang diteliti, dilakukan kategorisasi terhadap skor tanggapan responden melalui persentase jumlah skor tanggapan responden.

4.1.1.1 Analisis Deskriptif Independensi

Independensi seorang auditor memiliki tiga aspek, Pemeriksa harus obyektif dan bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Pemeriksa juga bertanggung jawab untuk mempertahankan independensi dalam sikap mental (independent in fact) dan independensi dalam penampilan perilaku (independent in appearance) pada saat melaksanakan pemeriksaan.

Dari data penelitian diperoleh penilaian responden untuk tiga indikator yang digunakan untuk mengukur variabel Independensi dalam penelitian ini seperti terlihat pada tebl berikut :

Tabel 4.8

Rekapitulasi Tanggapan Responden Pada Dimensi Independensi

No Indikator

Skor Aktual

Skor

Ideal %

Kategori

1 Gangguan Pribadi 76 150 50.7% Kurang

2 Gangguan ektern 100 150 66.7% Cukup

3 Gangguan organisasi 103 150 68.7% Baik

Total 279 450 62.0% Cukup

Perhitungan: Skor Ideal = Jumlah pertanyaan * Nilai tertinggi * Jumlah Responden 4.1.1.2 Analisis Deskriptif Kompetensi

Penilaian Kompetensi Auditor dikur dengan 4 indikator yaitu Kemampuan (skill), Pengalaman, Pelatihan dan Pengetahuan.

Dari data penelitian diperoleh, skor penilaian responden untuk empat indikator yang digunakan untuk mengukur variabel Kompetensi Auditor dalam penelitian ini seperti terlihat pada tebel berikut :

Tabel 4.12

Rekapitulasi Tanggapan Responden Pada Dimensi Kompetensi Auditor

No Indikator

Skor Aktual

Skor

Ideal %

Kategori

1 Kemampuan (skill) 74 150 49,3% Kurang


(2)

10

3 Pelatihan 95 150 63,3% Cukup

4 Pengetahuan 81 150 54,0% Cukup

Total 355 600 59,2% Cukup

Perhitungan: Skor Ideal = Jumlah pertanyaan * Nilai tertinggi * Jumlah Responden 4.1.1.3 Analisis Deskriptif Kinerja Auditor

Kinerja pada dasarnya adalah kegiatan dan hasil yang dapat dicapai atau dilanjutkan seseorang atau sekelompok orang didalam pelaksanaan tugas, pekerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran atau standar kerja yang telah ditetapkan sebelum dan atau bahkan dapat melebihi standar yang ditentukan oleh perusahaan pada periode tertentu.

Penilaian kinerja auditor dikur dengan 3 indikator yaitu Kecakapan, Kesungguhan dan Waktu. Dari data penelitian diperoleh penilaian responden untuk tiga indikator yang digunakan untuk mengukur variabel Kinerja Auditor dalam penelitian ini seperti terlihat pada tebl berikut :

Tabel 4.17

Rekapitulasi Tanggapan Responden Pada Dimensi Kinerja Auditor

No Indikator

Skor Aktual

Skor

Ideal %

Kategori

1 Kecakapan 96 150 64.0% Cukup

2 Kesungguhan 111 150 74.0% Cukup

3 Waktu 75 150 50.0% Baik

Total 282 450 62.7% Cukup

Perhitungan: Skor Ideal = Jumlah pertanyaan * Nilai tertinggi * Jumlah Responden 4.1.2 Hasil Analisis Verifikatif

Pengujiaan hipotesis dalam penelitian ini mengenai pengaruh Independensi dan Kompetensi Auditor terhadap Kinerja Auditor dilakukan menggunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan Partial Least Square(PLS).

4.1.2.1 Hasil Model Pengaruh

Selanjutnya sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk menguji pengaruh Independensi dan Kompetensi terhadap Kinerja Auditor maka penulis akan melakukan serangkaian analisis kuantitatif yang relevan dengan tujuan penelitian, karena keterbatasan skala pengukuran data variabel penelitian (skala ordinal), maka sebelum menguji pengaruh pengaruh Independensi dan Kompetensi Auditor terhadap Kinerja Auditor, terlebih dahulu data ordinal dikonversi menjadi skala interval melalui method of succesive interval.

Model persamaan struktural untuk pengaruh Independensi dan Kompetensi Auditor terhadap Kinerja Auditor dapat dituliskan sebagai berikut :

Y = 0,440X1 + 0,541 X2 + 0,240

4.1.2.2 Pengujian Model Pengukuran

1. Model Pengukuran Variabel Independensi

Terdapat 3 variabel manifes yang membentuk variabel Independensi yaitu Gangguan Pribadi, Gangguan ekterndan Gangguan organisasi.Untuk setiap variabel diperoleh bobot faktor dalam membentuk variabel Independensisebagai berikut:

2. Model Pengukuran Variabel Kinerja Auditor

Terdapat 3 variabel manifes yang membentuk variabel Kinerja Auditor yaitu Kecakapan, Kesungguhan dan Waktu.

Hasil yang diperoleh untuk 4 variabel manifes dari variabel laten Kinerja Auditor (Y) adalah nilai loding faktor untuk indikator Kecakapan (Y1) diperoleh sebesar 0,849 denganthitungsebesar 19,623, nilai loding faktor untuk Kesungguhan (Y2) diperoleh sebesar


(3)

11

0,905denganthitungsebesar 25,640, nilai loding faktor untuk Waktu (Y3) diperoleh sebesar 0,785

denganthitungsebesar 7,825.

Bobot faktor (nilai loding) dari empat variabel manifes untuk Kinerja Auditor (Y) berkisar antara 0,7 – 1. Nilai bobot faktor variabel manifes yang membentuk variabel laten Kinerja Auditor (Y) sudah baik di atas rata-rata yang disarankan untuk loding faktor sebesar 0,5. Nilai thitung yang diperoleh untuk 3 variabel manifes dari variabel laten Kinerja Auditor (Y) lebih dari 1,96 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel manifes yang digunakan bermakna dalam mengukur variabel Kinerja Auditor (Y).

Terlihat bobot faktor yang paling besar diantara 3 indikator variabel laten Kinerja Auditor (Y) adalah Kesungguhan (Y2). Indikator ini memberikan kontribusi paling besar dalam mementuk variabel laten Kinerja Auditor (Y) diikuti dengan Kecakapan (Y1) dan Waktu (Y3).

4.1.2.3 Pengujian Model Sruktural

Penilaian model struktural dalam analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan Partial Least Square(PLS)dilakukan dengan beberapa kriteria. Ukuran yang digunakan adalahconvergent validity, discriminan validity, dan composite reliability.

1. Convergent validity

Convergent validity merupakan ukuran yang dapat menjelaskan apakah konstruk variabel latenyang diperoleh sudah tepat dibentuk oleh indikatornya. Convergent validity dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score dengan construct scoreyang diperoleh atau disebut sebagaicross loading.

2. Discriminan validity

Discriminan validity merupakan ukuran yang dapat menjelasakan bagaimana validitas dari konstruk yang terbentuk dibandingakan dengan konstruk yang lainnya. Discriminan validity dinilai berdasarkan nilai Average Variance Extracted (AVE).

Untuk masing masing variabel diperoleh nilai Average Variance Extracted (AVE) sebesar 0,655untuk konstruk X1 (Independensi), nilai Average Variance Extracted (AVE) untuk konstruk X2 (Kompetensi Auditor) sebesar 0,729 dan Nilai Average Variance Extracted (AVE) untuk konstruk Y (Kinerja Auditor) sebesar 0,719.

3. Composite reliability

Composite Reliability menunjukkan keandalan variabel laten (konstruk) yang terbentuk dari variabel manifesnya sehingga terbentuk model struktural yang sesuai. Untuk ketiga konstruk yang digunakan sebagai variabel yang dihipotesiskan yaitu Independensi, Kompetensi Auditor dan Kinerja Auditor, diperoleh Nilai Composite Reliability sebagai berikut :

Variabel laten Independensi (X1) terdiri atas 3 variabel manifes (indikator). Diperoleh nilai Composite Reliability (C-R) untuk 3 indikator tersebut sebesar 0,850. Nilai C-R yang diperole sudah lebih besar dari nilai ideal yang direkomndasikan untuk suatu konstruk dinyatakan baik yaitu 0,7. Hal ini berarti variabel laten Independensi memiliki konsisten yang tinggi.

Variabel laten Kompetensi Auditor (X2) terdiri atas 4 variabel manifes (indikator). 'Nilai Composite Reliability (C-R) untuk 4 indikator tersebut diperoleh sebesar 0,915. Nilai C-R yang diperole sudah lebih besar dari nilai ideal yang direkomndasikan untuk suatu konstruk dinyatakan baik yaitu 0,7. Hal ini berarti variabel laten Kompetensi Auditor memiliki konsisten yang tinggi.

Variabel laten Kinerja Auditor (Y) terdiri atas 3 variabel manifes (indikator). Nilai Composite Reliability (C-R) untuk 3 indikator tersebut diperoleh sebesar 0,884. Nilai C-R yang diperole sudah lebih besar dari nilai ideal yang direkomndasikan untuk suatu konstruk dinyatakan baik yaitu 0,7. Hal ini berarti variabel laten Kinerja Auditor memiliki konsisten yang tinggi.

4.1.3 Pengujian Hipotesis

Setelah diuraikan hasil pengujian model pengukuran dari masing-masing variabel dan dan ketepatan model struktural, selanjutnya dilakukan uji signifikansi pengaruh parsial variabel eksogenus (variabel bebas) terhadap variabel endogenus (variabel terikat) sesuai dengan hipotesis yang ada.


(4)

12

Hipotesis pertama menyatakan terdapat pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor. Hipotesis statistik yang digunakan dalam menguji pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor adalah sebagai berikut :

Ho.γ1 = 0 : Independensi tidak berpengaruh terhadap Kinerja Auditor Ha.γ1≠ 0 : Independensi berpengaruh terhadap Kinerja Auditor

Untuk menguji pengaruh tersebut secara parsial digunakan uji-t dengan kriteria uji α penelitian sebesar 0,5 pada batas kritis yang dinyatakan signifikan adalah sebesar 1,96. Berdasarkan hasil perhitungan koefesien pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.28

Uji Signifikansi Pengaruh Independensi Terhadap Kinerja Auditor

Hipotesis Null

Koefisien

jalur T hitung T kritis Keputusan Kesimpulan yx1 = 0 0,440 2,863 1,96 H0 ditolak Signifikan Sumber: Hasil Perhitungan PLS

Nilai t-hitung koefisien jalur dari variabel Independensi terhadap Kinerja Auditor diperoleh sebesar 2,863 lebih besar dari t-kritis maka disimpulkan bahwa Independensi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Auditor.

Besarnya pengaruh langsung Independensi terhadap Kinerja Auditor adalah sebesar 19,3%(0,440×0,440×100%). Jadi Independensi memberikan pengaruh 18,9% terhadap Kinerja Auditor jika tidak ada variabel lainnya yang diperhatikan. Sedangkan pengaruh Independensi secara tidak langsung terhadap Kinerja Auditor karena adanya hubungan dengan Kompetensi Auditor sebesar 13,7%(0,440×0,5723×0,541×100%). Besarnya pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor sebesar 33,0%.

2. Pengaruh Kompetensi Auditor Terhadap Kinerja Auditor

Hipotesis keduamenyatakan terdapat pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kinerja Auditor.Hipotesis statistik yang digunakan dalam mengujipengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor adalah sebagai berikut

Ho.γ2 = 0 : Kompetensi Auditor tidak berpengaruh terhadap Kinerja Auditor Ha.γ2≠ 0 : Kompetensi Auditor berpengaruh terhadap Kinerja Auditor

Untuk menguji pengaruh tersebut secara parsial digunakan uji-t dengan kriteria uji α penelitian sebesar 0,5 pada batas kritis yang dinyatakan signifikan adalah sebesar 1,96. Nilai t-hitung koefisien jalur dari variabel Kompetensi Auditor terhadap Kinerja Auditor diperoleh sebesar 3,080 lebih besar dari t-kritis maka disimpulkan bahwa Kompetensi Auditor berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Auditor.

Besarnya pengaruh langsung Kompetensi Auditor terhadap Kinerja Auditor adalah sebesar 29,3%(0,541×0,541×100%). Jadi Kompetensi Auditor memberikan pengaruh 28,3% terhadap Kinerja Auditor jika tidak ada variabel lainnya yang diperhatikan. Sedangkan pengaruh Kompetensi Auditor secara tidak langsung terhadap Kinerja Auditor karena adanya hubungan dengan Independensi adalah sebesar 13,7%(0,541×0,5723×0,440×100%). Besarnya pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kinerja Auditor diperoleh sebesar 43,0%.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Pengaruh Independensi Terhadap Kinerja Auditor

Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa nilaithitung sebesar 2,863 lebih besar dari tkritis (1,96) yang menunjukkan bahwa model yang dibentuk oleh hipotesis 1 signifikan. Artinya Independensi berpengaruh dan signifikan terhadap Kinerja Auditor pada Inspektorat Kota Cimahi.

Berdasarkan hasil Penelitian dilapangan, diperoleh besar pengaruh independensi terhadap kinerja auditor sebesar 33,3%. Termasuk kedalam kategori cukup. Dengan korelasi antar variabel laten sebesar 0,7501 dengan standar deviasi (variasi data) 0,440 sebesar dan termasuk dalam kategori lemah dengan arah negatif. Arah hubungan negatif antara


(5)

13

independensi dengan kinerja auditor menunjukan bahwa independensi yang tinggi akan diikuti dengan penurunan kinerja auditor.

4.2.2 Analisis Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Auditor

Dalam pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa nilaithitung sebesar 3,080 lebih besar dari tkritis (1,96) yang menunjukkan bahwa model yang dibentuk oleh hipotesis 2 signifikan. Artinya kompetensi berpengaruh dan signifikan kinerja auditor pada Inspektorat Kota Cimahi. Selain mendukung konsep yang telah diangkat pada kerangka pemikiran, hasil penelitian ini juga dapat memecahkan masalah-masalah yang terjadi pada kinerja auditor. Dengan memecahkan masalah-masalah yang terjadi pada kompetensi, maka masalah pada kinerja auditor dapat diselesaikan. Semakin baik kompetensi, maka semakin baik pula kinerja auditor. Jadi Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi merupakan syarat mutlak bagi seorang auditor (Lilis Ardini (2010) dan Baiq Kisnawati 2012).

V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Bardasarkan penelitian yang dilakukan di Inspektorat Kota Cimahi untuk mengetahui pengaruh independensi auditor dan kompetensi auditor terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kota Cimahi diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor lemahnya kinerja auditor melakukan tugas pokok dan fungsinya terjadi karena independensi auditor belum optimal ditandai dengan :

 Masih terdapat gangguan pribadi auditor internal

 Masih terdapat gangguan ektern auditor internal

 Masih terdapatnya gangguan organisasi auditor internal

Semakin auditor memiliki independensi yang baik maka kinerja auditornya akan semakin baik dan Inspektorat senantiasa ditingkatkan atau setidaknya dipertahankan agar dapat menghasilkan kinerja yang berkualitas sehingga terwujudnya Inspektorat yang lebih baik.

2. Kompetensi berpengaruh terhadap kinerja auditor lemahnya kinerja auditor melakukan tugas pokok dan fungsinya terjadi karena kompetensi belum optimal ditandai dengan :

 Masih kurangnya kemampuan pada auditor internal

 Masih kurangnya pengalaman pada auditor internal

 Masih kurangnya pelatihan pada auditor internal

 Masih kurangnya pengetahuan pada auditor internal

Semakin auditor memiliki kompetensi yang baik maka kinerja auditornya akan semakin baik maka kompetensi senantiasa ditingkatkan atau setidaknya dipertahankan agar dapat menghasilkan kinerja yang berkualitas sehingga terwujudnya Inspektorat yanglebih baik.

5.2 Saran

5.2.1

Saran Operasional

Berdasarkan kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian, penulis mengajukan beberapa saran sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian. Saran berikut diharapkan bisa dijadikan sebagai masukan bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap penelitian ini. Adapun saran yang dimaksud yaitu sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kinerja auditor yang dihasilkan auditor diperlukannya peningkatan independensi. Seiring dengan banyaknya penugasan yang dijalani auditor dengan demikian independensi yang dimiki akan semakin bertambah. Peningkatan independensi dapat dilakukan dengan cara membiarkan auditor bekerja dalam melakukan pemeriksaan tanpa adanya pengaruh maupun tekanan dari pihak manapun sehingga auditor tidak mudah dipengaruhi selama proses audit berlangsung.

2. Untuk meningkatkan kinerja auditor yang dihasilkan auditor diperlukannya peningkatan kompetensi. Auditor harus memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap kerja dan kepribadian yang baik dalam melaksanakan audit. Kompetensi atau keahlian auditor


(6)

14

juga dapat ditingkatkan melalui pemberian pelatihan – pelatihan serta diberikan kesempatan untuk mengikuti kursus – kursus atau peningkatan pendidikan profesi.

5.2.2

Saran Akademis

Disarankan pada peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian yang sama, dengan menambah indikator, metode yang sama tetapi unit analisis, populasi dan sampel yang berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung dan memperkuat teori dan konsep yang telah dibangun sebelumnya, baik oleh peneliti maupun oleh peneliti-peneliti terdahulu.

VI. DAFTAR PUSTAKA

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : Remaja Rosdakarya.

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Sumber Daya Manusia perusahaan. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Abdul Halim.2008. Auditing (dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). UUP STIM.

Ely Suhayati., & Siti Kurnia Rahayu. 2009 . Auditing Konsep dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Jakarta. : Graha Ilmu.

Ely Suhayati., & Siti Kurnia Rahayu. 2010. AUDITING, Konsep Dasar dan Pedoman Pemriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Hasibuan, S.P. Malayu, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan ketujuh Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta.

Hiro Tugiman. 2006. Standar Profesional Audit Internal, Cetakan Ke-9, Yogyakarta : Kanisius.

Huntoyungo, Siti Badriah (2009) Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit :Studi Pada Auditor Inspektorat Daerah Di Gorontalo, Thesis, Pasca Sarjana, Magister Akuntansi , Universitas Diponegoro, Semarang.

Mahsun, M., (2006), Pengukuran Kinerja Sektor Publik, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Penerbit Andi. Yogyakarta Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung

Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Umi,Narimawati dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah:Paduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta: Penerbit Genesis


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Akuntabilitas, Kompetensi dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Pada Inspektorat Kota Medan

0 34 92

Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Hasil Audit Auditor Inspektorat Jenderal Depertemen Agama

0 5 111

PENGARUH KOMPETENSI DAN ROTASI AUDITOR INTERNAL INSPEKTORAT TERHADAP KUALITAS AUDIT INSPEKTORAT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI LAMPUNG

1 11 69

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT Pengaruh Kompetensi, Independensi Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Inspektorat Karanganyar dan Surakarta).

0 3 13

BAB1 PENDAHULUAN Pengaruh Kompetensi, Independensi Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Inspektorat Karanganyar dan Surakarta).

0 4 7

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT Pengaruh Kompetensi, Independensi Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Inspektorat Karanganyar dan Surakarta).

0 2 13

PENGARUH INDEPENDENSI DAN INTEGRITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KOTA BUKITTINGGI.

0 0 7

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDITOR DI INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KULON PROGO.

0 0 18

Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Auditor Di Inspektorat Daerah Kabupaten Kulon Progo Doc1

0 1 1

Skripsi PENGARUH INDEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, KOMPETENSI, DAN MOTIVASI TERHADAP KUALITAS AUDIT APARAT INSPEKTORAT (Studi Empiris Pada Inspektorat Semarang)

0 0 17