Algoritma Lesk Sistem Temu Kembali Information Retrieval System

b. Pe + bunuh = pembunuh Pe + konsonan “p” menjadi “pem” luluh Contoh : a. Pe + pikir = pemikir b. Pe + potong = pemotong Pe + konsonan “s” menjadi “peny” luluh Contoh : a. Pe + siram = penyiram b. Pe + sabar = penyabar Pe + konsonan l,m,n,r,w,y tetap tidak berubah Contoh : a. Pe + lamar = pelamar b. Pe + makan = pemakan c. Pe + nanti = penanti d. Pe + wangi = pewangi

2.2.3. Algoritma Lesk

Algoritma lesk adalah algoritma yang digunakan untuk menghilangkan ambiguitas makna kata. Algoritma lesk merupakan salah satu algoritma untuk menyelesaikan masalah ambigu atau kata yang memiliki lebih dari satu arti word sense disambiguation dengan berbasis kamus. Algoritma ini bekerja dengan membandingkan definisi dari kata yang berambigu dengan definisi. Definisi dari kata tetangganya berdasarkan definisi kamus[13]. Algoritma lesk merupakan implementasi dari pendekatan unsupervised atau jaringan saraf tiruan yang digunakan untuk menghilangkan ambiguitas makna kata. Algoritma ini berdasarkan intuisi bahwa kata yang bermakna ambigu yang terdapat bersamaan dalam kalimat, digunakan untuk merujuk topik yang sama dan makna yang berhubungan dengan topik tersebut didefinisikan di dalam kamus dengan menggunakan kata yang sama. Algoritma lesk memiliki fungsi relatedness keterhubungan akan mengembalikan jumlah kata yang tumpang tindih antara definisi dari dua kata yang dimasukan. Algoritma lesk membandingkan kata awal query dengan sinonim kata itu sendiri yang disebut dengan kata pembanding. Setiap kata pembanding yang memiliki nilai terbesar maka akan diambil dan ditambahkan kedalam query untuk menghilangkan kata berambigu. Seperti “kepala cabang” memiliki kata berambigu “kepala”. Kata “kepala” memiliki 2 makna yaitu “organ” dan “pemimpin” yang nantinya akan menjadi kata pembanding. Dari kedua kata pembanding tersebut dihitung perbandingan makna kata antara query dengan kata pembanding dan hasil perbandingan tersebut dilihat bobot paling besar. Berdasarkan dari bobot paling besar tersebut menghasilkan kata yang akan dimasukan kedalam query[13].

2.3. Model Analisis Dan Perancangan

Model analisis dan perancangan yang digunakan untuk membangun aplikasi ini adalah sebagai berikut:

2.3.1. Unified Modeling Language UML

Unified Modeling Language UML merupakan bahasa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem perangkat lunak. UML tidak berdasarkan pada bahasa pemrograman tertentu. Standar spesifikasi UML dijadikan standar defacto oleh OMG Object Management Group pada tahun 1997. UML yang berorientasikan obyek mempunyai beberapa notasi standar. Spesifikasi ini menjadi populer dan standar karena sebelum adanya UML, telah ada berbagai macam spesifikasi yang berbeda. Hal ini menyulitkan komunikasi antar pengembang perangkat lunak. Untuk itu beberapa pengembang spesifikasi yang sangat berpengaruh berkumpul untuk membuat standar baru. UML dirintis oleh Grady Booch, James Rumbaugh pada tahun 1994 dan kemudian Ivar Jacobson[14]. Menurut perintisnya, UML di definisikan sebagai bahasa visual untuk menjelaskan, memberikan spesifikasi, merancang, membuat model, dan mendokumentasikan aspek-aspek dari sebuah sistem. Karena tergolong bahasa visual, UML lebih mendepankan penggunaan diagram untuk menggambarkan