Uji daya hasil delapan galur harapan kedelai hasil persilangan Kultivar Slamet dengan Nokonsawon

UJI DAYA HASIL DELAPAN GALUR HARAPAN KEDELAI
HASIL PERSILANGAN KULTIVAR
SLAMET DENGAN NOKONSAWON

Oleh :
Bekti Priyo Atmaji
G34101072

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

ABSTRAK
BEKTI PRIYO ATMAJI. Uji Daya Hasil Delapan Galur Harapan Kedelai Hasil Persilangan
Kultivar Slamet dengan Nokonsawon. Dibimbing oleh MUHAMMAD JUSUF dan
SUHARSONO.
Tujuan penelitian ini ialah menguji produktivitas delapan galur kedelai harapan dan pengaruh
pupuk Bio P 2000Z terhadap galur tersebut. Percobaan dilakukan dengan menggunakan
Rancangan Acak Kelompok dengan dua perlakuan dan dua kelompok. Faktor perlakuan adalah
kultivar dan dosis pupuk Bio P 2000Z. Kultivar dan galur yang diuji terdiri dari delapan galur

harapan (KH 35, KH 38, KH 40, KH 42, KH 44, KH 55, KH 58, dan KH 71) dan tiga kultivar
pembanding (Slamet, Panderman dan Tanggamus). Dua dosis pupuk Bio P2000Z yang diberikan
adalah tanpa pupuk dan dengan pupuk. Setiap satuan percobaan merupakan petakan yang
berukuran 5 x 3 m.
Dibandingkan dengan kultivar Slamet, semua galur yang diuji berproduksi biji lebih tinggi
dan mempunyai ukuran biji lebih besar. KH 42 berproduksi paling tinggi dan berbiji besar.
Pemupukan Bio P2000Z tidak berpengaruh nyata terhadap produksi biji dari galur dan kultivar
yang diuji. Hal ini mungkin dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak optimal bagi pertumbuhan
mikroba yang terkandung di dalam pupuk tersebut seperti curah hujan yang tinggi, pH tanah yang
rendah dan kesuburan tanah yang rendah.

ABSTRACT
BEKTI PRIYO ATMAJI. Test of productivity of Eight Lines of Soybean from Crossing
between Slamet and Nokonsawon Cultivars. Under direction of MUHAMMAD JUSUF and
SUHARSONO.
The experiment aimed to test the productivity of eight lines of soybean and effect of Bio
P2000Z fertilizer to productivity of the lines. Randomized Complete Block Design was applied
with two factors (cultivar and dose of Bio P2000Z fertilizer) and two blocks. The cultivars and
lines tested were eight lines (KH 35, KH 38, KH 40, KH 42, KH 44, KH 55, KH 58, dan KH 71)
and three cultivars (Panderman, Tanggamus and Slamet) as standard of comparison. The plants

were treated and non treated with Bio P2000Z fertilizer . The experiment unit consisted of 5 x 3 m
plot.
The result of experiment showed that the eight lines have a productivity and seed size higher
than Slamet. KH 42 has highest productivity and big seed. Bio P2000Z fertilizer has no significant
effect to the productivity of lines and cultivars tested. It could be caused by unoptimal
enviromental condition for microbe growth contained in fertilizer such as highly rainfall, low pH
and low fertility of the soil.

UJI DAYA HASIL DELAPAN GALUR HARAPAN KEDELAI
HASIL PERSILANGAN KULTIVAR
SLAMET DENGAN NOKONSAWON

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Oleh :
Bekti Priyo Atmaji
G34101072


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

Judul Skripsi

Nama
NIM

: UJI DAYA HASIL DELAPAN GALUR HARAPAN KEDELAI
HASIL PERSILANGAN KULTIVAR SLAMET DENGAN
NOKONSAWON
: Bekti Priyo Atmaji
: G34101072

Menyetujui,
Pembimbing I


Dr. Ir. Muhammad Jusuf
NIP. 130536687

Pembimbing II

Dr. Ir. Suharsono, DEA
NIP. 131664393

Mengetahui,
Dekan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS
NIP. 131473999

Tanggal Lulus:

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
pertolongan serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Penelitian ini

dibiayai oleh proyek hibah bersaing XII dengan topik Perbaikan Genetik Tanaman Kedelai Untuk
Produktivitas dan Adaptasi Terhadap pH Rendah atas nama Dr. Ir. Muhammad Jusuf.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Muhammad Jusuf dan Dr. Ir. Suharsono, DEA
selaku pembimbing atas segala fasilitas, dorongan, waktu, serta bimbingan yang diberikan. Terima
kasih juga penulis ucapkan kepada Dr. Ir. R.R. Dyah Perwitasari, M.Sc selaku wakil komisi
pendidikan dan penguji kelayakan skripsi atas masukan yang diberikan. Terima kasih kepada
Kepala Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi IPB beserta seluruh staf dan
karyawan atas sarana, prasarana, dan bantuannya selama penulis melakukan penelitian di
Laboratorium Biologi Molekuler dan Seluler Tanaman. Terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Abdu l Mulya, Bapak Adi dan para pekerja di kebun Pagentongan atas bantuan dan
kerjasamanya.
Ungkapan terima kasih penulis juga disampaikan kepada kedua orang tuaku dan kakak atas
perhatian, doa, dan kasih sayangnya. Kepada rekan-rekan seperjuanganku selama penelitian yaitu
Made dan Rully terima kasih atas kekompakan dan kesabarannya. Terima kasih kepada seluruh
teman Biologi juga pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
dan menambah bukti keagungan Allah SWT pemilik ilmu dan alam semesta.

Bogor, Desember 2005


Bekti Priyo Atmaji

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Oktober 1983 sebagai anak keempat dari empat
bersaudara, putra dari pasangan Soepardi dan Umi Salamah.
Penulis lulus pada tahun 2001 dari SMU Negeri 26 dan diterima di Institut Pertanian Bogor
(IPB) melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Penulis memilih Program Studi
Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Biologi
Dasar pada tahun ajaran 2004/2005, mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi pada tahun
ajaran 2004/2005, mata kuliah Genetika Dasar pada tahun ajaran 2004/2005, dan mata kuliah
Anatomi dan Morfologi Tumbuhan pada tahun ajaran 2004/2005.

DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR TABEL ..............................................................................................................................

viii


DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................

viii

PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................................................
Tujuan Penelitian ....................................................................................................
Waktu dan Tempat ...........................................................................................................

1
1
1

BAHAN DAN METODE
Bahan .. .................................................................................................................................
Metode .................................................................................................................................
Penanaman .......................................................................................................
Pemeliharaan ....................................................................................................
Pemanenan .......................................................................................................
Pengamatan Tanaman.......................................................................................

Pengamatan Kondisi Lingkungan Tumbuh .....................................................
Analisis Data ....................................................................................................

1
2
2
2
2
2
2
2

HASIL
Produksi Biji Petakan .......................................................................................................
Produksi Biji Tanaman Sampel ...............................................................................
Hubungan Antar Karakter .......................................................................................

3
4
6


PEMBAHASAN ...................................................................................................................

7

SIMPULAN .... .................................................................................................................................

8

SARAN ..............................................................................................................................................

9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................

9

LAMPIRAN...........................................................................................................................

11


DAFTAR TABEL
Halaman

1 Analisis ragam produksi biji tiap petak ......... ........................................................................

3

2 Uji DMRT terhadap produksi biji tiap petak, populasi tanaman tiap petak dan ukuran biji ..

3

3 Uji DMRT terhadap produksi biji tiap petak, populasi tanaman tiap petak dan ukuran biji
pada blok 1 ..............................................................................................................................

4

4 Uji DMRT terhadap produksi biji tiap petak, populasi tanaman tiap petak dan ukuran biji
pada blok 2 ..............................................................................................................................


4

5 Analisis ragam produksi tiap tanaman sampel ........................................................................

5

6 Uji DMRT terhadap nilai tengah produksi biji dan ukuran biji dari tanaman sampel ............

5

7 Nilai korelasi antar karakter tanaman generasi F9 persilangan Slamet X Nokonsawon …….

6

8 Nilai korelasi produksi tiap petak, populasi dan ukuran biji ...................................................

7

9 Nilai korelasi produksi tanaman sampel, populasi dan ukuran ..............................................

7

DAFTAR LAMPIRAN
1 Deskripsi tanaman kedelai kultivar Slamet, Nokonsawon, dan Tanggamus ……………….. 12
2 Denah petak percobaan uji daya hasil beberapa galur dan kultivar kedelai ………………… 13
3 Beberapa karakter dari tanaman sampel …………………………………………………….. 14
4 Beberapa karakter galur/kultivar pada setiap petak ………………………………………… 23
5 Analisis tanah 2 blok tanam pada kebun percobaan Pagentongan (Database Puslitbangtan
tidak dipublikasikan)................................................................................................................ 24
6 Uji DMRT terhadap nilai tengah 6 parameter dari tiap tanaman sampel blok 1 ...................

24

7 Uji DMRT terhadap nilai tengah 6 parameter dari tiap tanaman sampel blok 2 ...................

24

8 Komposisi pupuk Bio P2 000Z (Database Balitbangtan tidak dipublikasikan)……………… 24
9 Data cuaca musim tanam uji daya hasil 1 dan 2 (Database Stasiun Klimatologi Dramaga tidak dipublikasikan)………………………………………………………………………….. 25
10 Produksi tiap petak galur dan kultivar pada musim tanam 2004 ...………………………. .. 25

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kedelai merupakan salah satu komoditas
pertanian yang sangat penting dan mempunyai
nilai ekonomis yang cukup tinggi. Indonesia
merupakan negara ketiga terbesar berdasarkan
luas areal tanaman kedelai setelah Cina (8 juta
ha) dan Brazil (4.5 juta ha) (Agroindonesia
2001). P roduksi kedelai Indonesia masih
relatif rendah jika dibandingkan dengan
Amerika Serikat (27. 488 juta ton), Brazil (22.
303 juta ton), dan Argentina (7. 665 juta ton)
(USDA 2004).
Produksi kedelai Indonesia pada tahun
2004 mencapai 723 000 ton (BPS 2004),
sementara kebutuhannya mencapai dua juta
ton per tahun (Kompas 2004). Kekurangan
kedelai tersebut harus dipenuhi dengan impor
yang dapat mencapai 1.2 juta ton per tahun
(Kompas 2004). Karena itu, diperlukan
berbagai usaha untuk meningkatkan produksi
kedelai. Usaha ini dapat dilakukan melalui
peningkatan
produktivitas
tanaman
(intensifikasi) maupun peningkatan luas areal
tanam (ekstensifikasi). Usaha ekstensifikasi
dapat dilakukan di luar pulau Jawa. Usaha ini
terbentur dengan adanya kondisi lahan
marginal. Salah satu lahan marginal di
Indonesia ialah lahan asam yang mengandung
kadar
alumunium
yang
tinggi
(Notohadiprawiro 1983). Alumunium bersifat
racun bagi tanaman karena dapat merusak
perakaran dan menghambat pertumbuhan
bintil akar (Sunarto 1989).
Untuk mendapatkan tanaman yang
berproduksi tinggi dan dapat beradaptasi pada
tanah asam dan atau mengandung alumunium
tinggi, Paserang (2003) telah melakukan
beberapa persilangan. Salah satu persilangan
yang diharapkan dapat menghasilkan kultivar
unggul adalah antara kultivar Slamet dan
Nokonsawon .
Kultivar Slamet merupakan kultivar
unggul yang memiliki produksi tinggi (2.26
ton/ha), berukuran biji sedang (12.5 g/100
biji), dan toleran terhadap lahan asam
(Suhartina 2003). Kultivar Nokonsawon
merupakan kultivar introduksi dari Thailand
ber biji besar (19.6 g/100 biji), mempunyai biji
berwarna kuning bersih, dan berproduksi
rendah (1.1-2 ton/ha) (Balai Penelitian
Tanaman Kacang - Kacangan dan Umbi Umbian 1999). Kultivar unggul yang
menggabungkan sifat unggul dari kedua tetua
diharapkan dapat diperoleh dari persilangan
antara kedua kultivar tersebut.

Hasil
persilangan
Slamet
dengan
Nokonsawon telah diseleksi pada generasi F3
dan F4 oleh Dasumiati (2003) dan generasi F5
dan F6 oleh Jambormias (2004). Pengujian
terhadap 75 galur harapan pada tanaman
generasi seleksi 5 (F7) menunjuk kan bahwa
galur -galur tersebut telah seragam secara
genetik (Bastanta 2004, Herdiyana 2005 &
Santoso 2005). Uji daya hasil tahap pertama
dari sebagian galur yang terseleksi telah
dilakukan oleh Sakri (2005) yang melaporkan
bahwa KH 35, KH 40, KH 44, KH 31, dan
KH 71 mempunyai produksi yang lebih tinggi
daripada kultivar Slamet.
Pupuk berperan sangat penting dalam
produksi tanaman. Selain pupuk anorganik
seperti urea, KCl, NPK, dan TSP, pupuk
organik sangat mendukung produksi tanaman.
Pupuk Bio P 2000 Z merupakan pupuk
organik cair yang dapat memacu pertumbuhan
vegetatif dan generatif pada tanaman. Pupuk
ini mengandung unsur hara lengkap yang siap
pakai dan mikroba unggul yang berguna bagi
tanaman.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
produktivitas 8 galur kedelai harapan hasil
persilan gan
kultivar
Slamet
dengan
Nokonsawon dan pengaruh pupuk Bio P2000
Z terhadap galur tersebut.
Waktu dan Tempat
Penanaman dilaksanakan mulai bulan
Januari sampai dengan April 2005 di Keb un
Percobaan IPB Pagentongan. Pengolahan
pascapanen dilakukan di Laboratorium
Biologi Seluler dan Molekuler Tanaman,
Pusat Penelitian Bioteknologi Kampus IPB
Darmaga.
BAHAN DAN METODE
Bahan
Bahan tanaman yang digunakan adalah 8
galur kedelai terpilih generasi F8 hasil seleksi
dari persilangan kedelai kultivar Slamet
dengan Nokonsawon dan tiga kultivar
pembanding,
yaitu
kultivar
Slamet,
Tanggamus, dan Panderman. K etiga kultivar
pembanding tersebut merupakan kultivar
unggul nasional. Deskripsi ketiga kultivar
pembanding disajikan pada lampiran 1.
Kedelapan galur yang diuji adalah KH 35, KH
38, KH 40, KH 42, KH 44, KH 55, KH 58,
dan KH 71.
Pupuk yang digunakan adalah Urea, TSP
dan KCl. P upuk Bio P2000Z digunakan
sebagai perlakuan. Pestisida yang digunakan
berupa Akodan dan Furadan. Peralatan yang

2

digunakan berupa alat pengolah tanah,
kantong semen, timbangan, meteran, label,
bambu, dan alat untuk mencatat.
Penanaman
Percobaan ini mengunakan rancangan
acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor
perlakuan dan 2 ulangan. Faktor pertama
adalah galur atau kultivar yang diuji dan
faktor kedua adalah 2 dosis pupuk hayati Bio
P2000Z yang diberikan yaitu tanpa pupuk dan
dengan pupuk sehingga terdapat 22 satuan
percobaan tiap ulangan. Pupuk hayati Bio
P2000Z diberikan setiap satu minggu sekali
dari 1 minggu setelah tanam (MST) sampai 10
MST dengan dosis 6 l/ha. Setiap satuan
percobaan merupakan petakan yang berukuran
5 x 3 m. Biji dit anam dengan jarak 40 x 20 cm
dan 2 biji tiap lubang. Penyulaman dilakukan
sebelum umur 2 MST . Denah petak percobaan
disajikan pada lampiran 2.
Pemeliharaan
Pemupukan dasar yang diberikan adalah
100 kg/ha Urea, 150 kg/ha TSP dan 100 kg/ha
KCl. TSP dan KCl diberikan seluruhnya
ketika tanam dan urea diberikan 2 kali yaitu
ketika tanam dan pada penyiangan pertama
dengan dosis yang sama. Penyiangan
dilakukan dua kali yaitu pada 3 dan 7 MST.
Pengendalian
hama
dilakukan
dengan
penaburan furadan pada lubang tanam ketika
penanaman dan penyemprotan Akodan setiap
minggu dari 2 sampai dengan 8 MST.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan ketika 90% polong
sudah berubah warna menjadi kuning
kecoklatan.
Cara
pemanenan
dengan
mencabut
seluruh
tanaman
kemudian
menjemurnya hingga kering. Untuk tanaman
sampel, pemanenan dilakukan dengan
pencabutan kemudian dimasukkan ke dalam
kantung dan dijemur hingga beberapa
polongnya pecah. Pengupasan polong menjadi
biji dilakukan dengan memukul kantong yang
berisi polong dengan kayu hingga bijinya
lepas dari polong.
Pengamatan Tanaman
Pengamatan dilakukan terhadap beberapa
karakter pada tanaman petakan dan tanaman
sampel. Setiap petak diambil 10 tanaman
sampel secara acak. Pengamatan karakter pada
tanaman petakan meliputi produksi biji per
petak (g), ukuran biji (g/100 biji), jumlah
tanaman, umur berbunga (hari setelah tanam
(HST)), warna bunga, dan umur panen (HST).
Pengamatan terhadap tanaman sampel
dilakukan untuk karakter: produksi biji per
tanaman (g), ukuran biji (g/100 biji), jumlah
biji, jumlah polong isi dan hampa, bobot

brangkasan (g),
tinggi tanaman, jumlah
cabang, dan jumlah buku subur.
Pengamatan Kondisi Lingkungan Tumbuh
Pengamatan terhadap kondisi lingkungan
tumbuh juga dilakukan oleh pihak lain untuk
mendukung hasil pengamatan tanaman.
Lingkungan tumbuh yang diamati adalah
kondisi cuaca yang dilakukan oleh Stasiun
Klimatologi Dramaga dan analisis tanah yang
dilakukan oleh Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat, Bogor.
Analisis Data
Seluruh data diolah menggunakan model
linier ad itif dari rancangan acak kelompok dua
faktorial sebagai berikut :
Petak :Yi j k = µ + ? k + a i + ßj + (a ß)ij + ?ijk
Sampel: Yi j k = µ + ?k + ai + ßj + Sl + (a ß)ij
+? ijkl
Keterangan :
Yijk : Nilai pengamatan pada pupuk taraf ke- i,
galur taraf ke- j dan kelompok ke- k.
µ : Rataan umum
ai : Pengaruh utama pupuk taraf ke- i
ßj : Pengaruh utama galur taraf ke- j
Sjl : Pengaruh utama sampel taraf ke - l
(a ß)ij : Interaksi antara pupuk taraf ke- i dan
galur taraf ke- j
? k : Pengaruh kelompok ke- k
?ijkl : Pengaruh acak pada pupuk taraf ke- i,
galur taraf ke- j, sampel ke - l dan
kelompok ke- k.
Dugaan produksi per hektar diperoleh
berdasarkan pada :
a. Produksi Petakan
Produksi/p etak
P=
x 10 000 m 2
luas petakan
b. Produksi tiap tanaman sampel
P = Produksi tiap tanaman sampel x N
N = 250 000 (jumlah tanaman/ha pada
jarak tanam 40 x 20 cm dengan 2
tanaman tiap lubang tanam)
Seluruh data disimpan dalam komputer
dan dianalisis dengan menggunakan program
SPSS (Statsitical Product Service Solution)
versi 11.5 for windows. Analisis data yang
lakukan meliputi analisis ragam, uji DMRT
(Duncan Multiple Range Test), dan korelasi.

UJI DAYA HASIL DELAPAN GALUR HARAPAN KEDELAI
HASIL PERSILANGAN KULTIVAR
SLAMET DENGAN NOKONSAWON

Oleh :
Bekti Priyo Atmaji
G34101072

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

ABSTRAK
BEKTI PRIYO ATMAJI. Uji Daya Hasil Delapan Galur Harapan Kedelai Hasil Persilangan
Kultivar Slamet dengan Nokonsawon. Dibimbing oleh MUHAMMAD JUSUF dan
SUHARSONO.
Tujuan penelitian ini ialah menguji produktivitas delapan galur kedelai harapan dan pengaruh
pupuk Bio P 2000Z terhadap galur tersebut. Percobaan dilakukan dengan menggunakan
Rancangan Acak Kelompok dengan dua perlakuan dan dua kelompok. Faktor perlakuan adalah
kultivar dan dosis pupuk Bio P 2000Z. Kultivar dan galur yang diuji terdiri dari delapan galur
harapan (KH 35, KH 38, KH 40, KH 42, KH 44, KH 55, KH 58, dan KH 71) dan tiga kultivar
pembanding (Slamet, Panderman dan Tanggamus). Dua dosis pupuk Bio P2000Z yang diberikan
adalah tanpa pupuk dan dengan pupuk. Setiap satuan percobaan merupakan petakan yang
berukuran 5 x 3 m.
Dibandingkan dengan kultivar Slamet, semua galur yang diuji berproduksi biji lebih tinggi
dan mempunyai ukuran biji lebih besar. KH 42 berproduksi paling tinggi dan berbiji besar.
Pemupukan Bio P2000Z tidak berpengaruh nyata terhadap produksi biji dari galur dan kultivar
yang diuji. Hal ini mungkin dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak optimal bagi pertumbuhan
mikroba yang terkandung di dalam pupuk tersebut seperti curah hujan yang tinggi, pH tanah yang
rendah dan kesuburan tanah yang rendah.

ABSTRACT
BEKTI PRIYO ATMAJI. Test of productivity of Eight Lines of Soybean from Crossing
between Slamet and Nokonsawon Cultivars. Under direction of MUHAMMAD JUSUF and
SUHARSONO.
The experiment aimed to test the productivity of eight lines of soybean and effect of Bio
P2000Z fertilizer to productivity of the lines. Randomized Complete Block Design was applied
with two factors (cultivar and dose of Bio P2000Z fertilizer) and two blocks. The cultivars and
lines tested were eight lines (KH 35, KH 38, KH 40, KH 42, KH 44, KH 55, KH 58, dan KH 71)
and three cultivars (Panderman, Tanggamus and Slamet) as standard of comparison. The plants
were treated and non treated with Bio P2000Z fertilizer . The experiment unit consisted of 5 x 3 m
plot.
The result of experiment showed that the eight lines have a productivity and seed size higher
than Slamet. KH 42 has highest productivity and big seed. Bio P2000Z fertilizer has no significant
effect to the productivity of lines and cultivars tested. It could be caused by unoptimal
enviromental condition for microbe growth contained in fertilizer such as highly rainfall, low pH
and low fertility of the soil.

UJI DAYA HASIL DELAPAN GALUR HARAPAN KEDELAI
HASIL PERSILANGAN KULTIVAR
SLAMET DENGAN NOKONSAWON

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Oleh :
Bekti Priyo Atmaji
G34101072

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

Judul Skripsi

Nama
NIM

: UJI DAYA HASIL DELAPAN GALUR HARAPAN KEDELAI
HASIL PERSILANGAN KULTIVAR SLAMET DENGAN
NOKONSAWON
: Bekti Priyo Atmaji
: G34101072

Menyetujui,
Pembimbing I

Dr. Ir. Muhammad Jusuf
NIP. 130536687

Pembimbing II

Dr. Ir. Suharsono, DEA
NIP. 131664393

Mengetahui,
Dekan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS
NIP. 131473999

Tanggal Lulus:

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
pertolongan serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Penelitian ini
dibiayai oleh proyek hibah bersaing XII dengan topik Perbaikan Genetik Tanaman Kedelai Untuk
Produktivitas dan Adaptasi Terhadap pH Rendah atas nama Dr. Ir. Muhammad Jusuf.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Muhammad Jusuf dan Dr. Ir. Suharsono, DEA
selaku pembimbing atas segala fasilitas, dorongan, waktu, serta bimbingan yang diberikan. Terima
kasih juga penulis ucapkan kepada Dr. Ir. R.R. Dyah Perwitasari, M.Sc selaku wakil komisi
pendidikan dan penguji kelayakan skripsi atas masukan yang diberikan. Terima kasih kepada
Kepala Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi IPB beserta seluruh staf dan
karyawan atas sarana, prasarana, dan bantuannya selama penulis melakukan penelitian di
Laboratorium Biologi Molekuler dan Seluler Tanaman. Terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Abdu l Mulya, Bapak Adi dan para pekerja di kebun Pagentongan atas bantuan dan
kerjasamanya.
Ungkapan terima kasih penulis juga disampaikan kepada kedua orang tuaku dan kakak atas
perhatian, doa, dan kasih sayangnya. Kepada rekan-rekan seperjuanganku selama penelitian yaitu
Made dan Rully terima kasih atas kekompakan dan kesabarannya. Terima kasih kepada seluruh
teman Biologi juga pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
dan menambah bukti keagungan Allah SWT pemilik ilmu dan alam semesta.

Bogor, Desember 2005

Bekti Priyo Atmaji

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Oktober 1983 sebagai anak keempat dari empat
bersaudara, putra dari pasangan Soepardi dan Umi Salamah.
Penulis lulus pada tahun 2001 dari SMU Negeri 26 dan diterima di Institut Pertanian Bogor
(IPB) melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Penulis memilih Program Studi
Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Biologi
Dasar pada tahun ajaran 2004/2005, mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi pada tahun
ajaran 2004/2005, mata kuliah Genetika Dasar pada tahun ajaran 2004/2005, dan mata kuliah
Anatomi dan Morfologi Tumbuhan pada tahun ajaran 2004/2005.

DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR TABEL ..............................................................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................

viii

PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................................................
Tujuan Penelitian ....................................................................................................
Waktu dan Tempat ...........................................................................................................

1
1
1

BAHAN DAN METODE
Bahan .. .................................................................................................................................
Metode .................................................................................................................................
Penanaman .......................................................................................................
Pemeliharaan ....................................................................................................
Pemanenan .......................................................................................................
Pengamatan Tanaman.......................................................................................
Pengamatan Kondisi Lingkungan Tumbuh .....................................................
Analisis Data ....................................................................................................

1
2
2
2
2
2
2
2

HASIL
Produksi Biji Petakan .......................................................................................................
Produksi Biji Tanaman Sampel ...............................................................................
Hubungan Antar Karakter .......................................................................................

3
4
6

PEMBAHASAN ...................................................................................................................

7

SIMPULAN .... .................................................................................................................................

8

SARAN ..............................................................................................................................................

9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................

9

LAMPIRAN...........................................................................................................................

11

DAFTAR TABEL
Halaman

1 Analisis ragam produksi biji tiap petak ......... ........................................................................

3

2 Uji DMRT terhadap produksi biji tiap petak, populasi tanaman tiap petak dan ukuran biji ..

3

3 Uji DMRT terhadap produksi biji tiap petak, populasi tanaman tiap petak dan ukuran biji
pada blok 1 ..............................................................................................................................

4

4 Uji DMRT terhadap produksi biji tiap petak, populasi tanaman tiap petak dan ukuran biji
pada blok 2 ..............................................................................................................................

4

5 Analisis ragam produksi tiap tanaman sampel ........................................................................

5

6 Uji DMRT terhadap nilai tengah produksi biji dan ukuran biji dari tanaman sampel ............

5

7 Nilai korelasi antar karakter tanaman generasi F9 persilangan Slamet X Nokonsawon …….

6

8 Nilai korelasi produksi tiap petak, populasi dan ukuran biji ...................................................

7

9 Nilai korelasi produksi tanaman sampel, populasi dan ukuran ..............................................

7

DAFTAR LAMPIRAN
1 Deskripsi tanaman kedelai kultivar Slamet, Nokonsawon, dan Tanggamus ……………….. 12
2 Denah petak percobaan uji daya hasil beberapa galur dan kultivar kedelai ………………… 13
3 Beberapa karakter dari tanaman sampel …………………………………………………….. 14
4 Beberapa karakter galur/kultivar pada setiap petak ………………………………………… 23
5 Analisis tanah 2 blok tanam pada kebun percobaan Pagentongan (Database Puslitbangtan
tidak dipublikasikan)................................................................................................................ 24
6 Uji DMRT terhadap nilai tengah 6 parameter dari tiap tanaman sampel blok 1 ...................

24

7 Uji DMRT terhadap nilai tengah 6 parameter dari tiap tanaman sampel blok 2 ...................

24

8 Komposisi pupuk Bio P2 000Z (Database Balitbangtan tidak dipublikasikan)……………… 24
9 Data cuaca musim tanam uji daya hasil 1 dan 2 (Database Stasiun Klimatologi Dramaga tidak dipublikasikan)………………………………………………………………………….. 25
10 Produksi tiap petak galur dan kultivar pada musim tanam 2004 ...………………………. .. 25

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kedelai merupakan salah satu komoditas
pertanian yang sangat penting dan mempunyai
nilai ekonomis yang cukup tinggi. Indonesia
merupakan negara ketiga terbesar berdasarkan
luas areal tanaman kedelai setelah Cina (8 juta
ha) dan Brazil (4.5 juta ha) (Agroindonesia
2001). P roduksi kedelai Indonesia masih
relatif rendah jika dibandingkan dengan
Amerika Serikat (27. 488 juta ton), Brazil (22.
303 juta ton), dan Argentina (7. 665 juta ton)
(USDA 2004).
Produksi kedelai Indonesia pada tahun
2004 mencapai 723 000 ton (BPS 2004),
sementara kebutuhannya mencapai dua juta
ton per tahun (Kompas 2004). Kekurangan
kedelai tersebut harus dipenuhi dengan impor
yang dapat mencapai 1.2 juta ton per tahun
(Kompas 2004). Karena itu, diperlukan
berbagai usaha untuk meningkatkan produksi
kedelai. Usaha ini dapat dilakukan melalui
peningkatan
produktivitas
tanaman
(intensifikasi) maupun peningkatan luas areal
tanam (ekstensifikasi). Usaha ekstensifikasi
dapat dilakukan di luar pulau Jawa. Usaha ini
terbentur dengan adanya kondisi lahan
marginal. Salah satu lahan marginal di
Indonesia ialah lahan asam yang mengandung
kadar
alumunium
yang
tinggi
(Notohadiprawiro 1983). Alumunium bersifat
racun bagi tanaman karena dapat merusak
perakaran dan menghambat pertumbuhan
bintil akar (Sunarto 1989).
Untuk mendapatkan tanaman yang
berproduksi tinggi dan dapat beradaptasi pada
tanah asam dan atau mengandung alumunium
tinggi, Paserang (2003) telah melakukan
beberapa persilangan. Salah satu persilangan
yang diharapkan dapat menghasilkan kultivar
unggul adalah antara kultivar Slamet dan
Nokonsawon .
Kultivar Slamet merupakan kultivar
unggul yang memiliki produksi tinggi (2.26
ton/ha), berukuran biji sedang (12.5 g/100
biji), dan toleran terhadap lahan asam
(Suhartina 2003). Kultivar Nokonsawon
merupakan kultivar introduksi dari Thailand
ber biji besar (19.6 g/100 biji), mempunyai biji
berwarna kuning bersih, dan berproduksi
rendah (1.1-2 ton/ha) (Balai Penelitian
Tanaman Kacang - Kacangan dan Umbi Umbian 1999). Kultivar unggul yang
menggabungkan sifat unggul dari kedua tetua
diharapkan dapat diperoleh dari persilangan
antara kedua kultivar tersebut.

Hasil
persilangan
Slamet
dengan
Nokonsawon telah diseleksi pada generasi F3
dan F4 oleh Dasumiati (2003) dan generasi F5
dan F6 oleh Jambormias (2004). Pengujian
terhadap 75 galur harapan pada tanaman
generasi seleksi 5 (F7) menunjuk kan bahwa
galur -galur tersebut telah seragam secara
genetik (Bastanta 2004, Herdiyana 2005 &
Santoso 2005). Uji daya hasil tahap pertama
dari sebagian galur yang terseleksi telah
dilakukan oleh Sakri (2005) yang melaporkan
bahwa KH 35, KH 40, KH 44, KH 31, dan
KH 71 mempunyai produksi yang lebih tinggi
daripada kultivar Slamet.
Pupuk berperan sangat penting dalam
produksi tanaman. Selain pupuk anorganik
seperti urea, KCl, NPK, dan TSP, pupuk
organik sangat mendukung produksi tanaman.
Pupuk Bio P 2000 Z merupakan pupuk
organik cair yang dapat memacu pertumbuhan
vegetatif dan generatif pada tanaman. Pupuk
ini mengandung unsur hara lengkap yang siap
pakai dan mikroba unggul yang berguna bagi
tanaman.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
produktivitas 8 galur kedelai harapan hasil
persilan gan
kultivar
Slamet
dengan
Nokonsawon dan pengaruh pupuk Bio P2000
Z terhadap galur tersebut.
Waktu dan Tempat
Penanaman dilaksanakan mulai bulan
Januari sampai dengan April 2005 di Keb un
Percobaan IPB Pagentongan. Pengolahan
pascapanen dilakukan di Laboratorium
Biologi Seluler dan Molekuler Tanaman,
Pusat Penelitian Bioteknologi Kampus IPB
Darmaga.
BAHAN DAN METODE
Bahan
Bahan tanaman yang digunakan adalah 8
galur kedelai terpilih generasi F8 hasil seleksi
dari persilangan kedelai kultivar Slamet
dengan Nokonsawon dan tiga kultivar
pembanding,
yaitu
kultivar
Slamet,
Tanggamus, dan Panderman. K etiga kultivar
pembanding tersebut merupakan kultivar
unggul nasional. Deskripsi ketiga kultivar
pembanding disajikan pada lampiran 1.
Kedelapan galur yang diuji adalah KH 35, KH
38, KH 40, KH 42, KH 44, KH 55, KH 58,
dan KH 71.
Pupuk yang digunakan adalah Urea, TSP
dan KCl. P upuk Bio P2000Z digunakan
sebagai perlakuan. Pestisida yang digunakan
berupa Akodan dan Furadan. Peralatan yang

2

digunakan berupa alat pengolah tanah,
kantong semen, timbangan, meteran, label,
bambu, dan alat untuk mencatat.
Penanaman
Percobaan ini mengunakan rancangan
acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor
perlakuan dan 2 ulangan. Faktor pertama
adalah galur atau kultivar yang diuji dan
faktor kedua adalah 2 dosis pupuk hayati Bio
P2000Z yang diberikan yaitu tanpa pupuk dan
dengan pupuk sehingga terdapat 22 satuan
percobaan tiap ulangan. Pupuk hayati Bio
P2000Z diberikan setiap satu minggu sekali
dari 1 minggu setelah tanam (MST) sampai 10
MST dengan dosis 6 l/ha. Setiap satuan
percobaan merupakan petakan yang berukuran
5 x 3 m. Biji dit anam dengan jarak 40 x 20 cm
dan 2 biji tiap lubang. Penyulaman dilakukan
sebelum umur 2 MST . Denah petak percobaan
disajikan pada lampiran 2.
Pemeliharaan
Pemupukan dasar yang diberikan adalah
100 kg/ha Urea, 150 kg/ha TSP dan 100 kg/ha
KCl. TSP dan KCl diberikan seluruhnya
ketika tanam dan urea diberikan 2 kali yaitu
ketika tanam dan pada penyiangan pertama
dengan dosis yang sama. Penyiangan
dilakukan dua kali yaitu pada 3 dan 7 MST.
Pengendalian
hama
dilakukan
dengan
penaburan furadan pada lubang tanam ketika
penanaman dan penyemprotan Akodan setiap
minggu dari 2 sampai dengan 8 MST.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan ketika 90% polong
sudah berubah warna menjadi kuning
kecoklatan.
Cara
pemanenan
dengan
mencabut
seluruh
tanaman
kemudian
menjemurnya hingga kering. Untuk tanaman
sampel, pemanenan dilakukan dengan
pencabutan kemudian dimasukkan ke dalam
kantung dan dijemur hingga beberapa
polongnya pecah. Pengupasan polong menjadi
biji dilakukan dengan memukul kantong yang
berisi polong dengan kayu hingga bijinya
lepas dari polong.
Pengamatan Tanaman
Pengamatan dilakukan terhadap beberapa
karakter pada tanaman petakan dan tanaman
sampel. Setiap petak diambil 10 tanaman
sampel secara acak. Pengamatan karakter pada
tanaman petakan meliputi produksi biji per
petak (g), ukuran biji (g/100 biji), jumlah
tanaman, umur berbunga (hari setelah tanam
(HST)), warna bunga, dan umur panen (HST).
Pengamatan terhadap tanaman sampel
dilakukan untuk karakter: produksi biji per
tanaman (g), ukuran biji (g/100 biji), jumlah
biji, jumlah polong isi dan hampa, bobot

brangkasan (g),
tinggi tanaman, jumlah
cabang, dan jumlah buku subur.
Pengamatan Kondisi Lingkungan Tumbuh
Pengamatan terhadap kondisi lingkungan
tumbuh juga dilakukan oleh pihak lain untuk
mendukung hasil pengamatan tanaman.
Lingkungan tumbuh yang diamati adalah
kondisi cuaca yang dilakukan oleh Stasiun
Klimatologi Dramaga dan analisis tanah yang
dilakukan oleh Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat, Bogor.
Analisis Data
Seluruh data diolah menggunakan model
linier ad itif dari rancangan acak kelompok dua
faktorial sebagai berikut :
Petak :Yi j k = µ + ? k + a i + ßj + (a ß)ij + ?ijk
Sampel: Yi j k = µ + ?k + ai + ßj + Sl + (a ß)ij
+? ijkl
Keterangan :
Yijk : Nilai pengamatan pada pupuk taraf ke- i,
galur taraf ke- j dan kelompok ke- k.
µ : Rataan umum
ai : Pengaruh utama pupuk taraf ke- i
ßj : Pengaruh utama galur taraf ke- j
Sjl : Pengaruh utama sampel taraf ke - l
(a ß)ij : Interaksi antara pupuk taraf ke- i dan
galur taraf ke- j
? k : Pengaruh kelompok ke- k
?ijkl : Pengaruh acak pada pupuk taraf ke- i,
galur taraf ke- j, sampel ke - l dan
kelompok ke- k.
Dugaan produksi per hektar diperoleh
berdasarkan pada :
a. Produksi Petakan
Produksi/p etak
P=
x 10 000 m 2
luas petakan
b. Produksi tiap tanaman sampel
P = Produksi tiap tanaman sampel x N
N = 250 000 (jumlah tanaman/ha pada
jarak tanam 40 x 20 cm dengan 2
tanaman tiap lubang tanam)
Seluruh data disimpan dalam komputer
dan dianalisis dengan menggunakan program
SPSS (Statsitical Product Service Solution)
versi 11.5 for windows. Analisis data yang
lakukan meliputi analisis ragam, uji DMRT
(Duncan Multiple Range Test), dan korelasi.

HASIL
Produksi Biji Petakan
Analisis produksi biji tiap petak
berdasarkan analisis ragam menunjukkan
bahwa produksi biji antar galur dan antar
blok berbeda nyata. Pupuk Bio P2000Z tidak
perpengaruh nyata terhadap produksi biji
(Tabel 1).
Berdasarkan uji Duncan Multiple Range
Test (DMRT ) untuk produksi biji galur dan
kultivar yang diuji dapat dibagi menjadi tiga
kelompok. KH 42 memiliki produksi biji
tiap petak tertinggi, yaitu sebesar 1.099 kg
dengan dugaan produksi tiap hektar 1.09 ton.
Kelompok kedua terdiri dari enam galur yang
mempunyai produksi biji sama dengan
kultivar Tanggamus dan Slamet. Keenam
galur tersebut adalah KH 55, KH 40, KH 58,
KH 38, KH 35, dan KH 44 dengan kisaran
produksi 0.64 – 0.84 kg/petak. Ketiga adalah
KH 71 yang memiliki produksi biji sama
dengan kultivar Panderman (Tabel 2).
Untuk ukuran biji, semua galur yang
diuji berbiji besar karena mempunyai ukuran

Lebih dari 14 g tiap 100 biji. Berdasarkan uji
DMRT,
kultivar
dan
galur
dapat
dikelompokkan menjadi empat berdasarkan
ukuran biji. KH 55 dan KH 42 memiliki
ukuran biji terbesar dengan ukuran 18.07 dan
17.89 g tiap 100 biji. KH 40, KH 58, KH 38,
KH 44, dan KH 71 mempunyai ukuran biji
yang sama dengan kultivar Panderman. KH
35 dengan ukuran 15.25 g tiap 100 biji di
kelompok ketiga dan terakhir berukuran biji
terkecil adalah kultivar Tanggamus dan
Slamet (Tabel 2).
Berdasarkan analisis ragam terhadap
produksi biji tiap petak, interaksi antar galur
dan blok mempunyai pengaruh yang nyata
terhadap prod uksi biji (Tabel 1). Oleh karena
itu, analisis tiap blok sangat diperlukan untuk
mengetahui produksi biji tiap galur atau
kultivar.
Pengujian pada blok 1 menunjukkan
bahwa semua galur dan kultivar yang diuji
berproduksi sama (Tabel 3). Untuk ukuran
biji, galur dan kultivar yang diuji dapat dibagi
menjadi enam kelompok. KH 42 mempunyai
biji paling besar yaitu 18.76 g/100 biji.

Tabel 1 Analisis ragam produksi biji tiap petak
Sumber
JK
db
KT
Keragaman
Blok
5703120.023
1
5703120.023
Galur
1106017.182
10
110601.718
Pemupukan
128412.023
1
128412.023
Blok x Galur
1430834.727
10
143083.473
Galur x
440172.727
10
44017.273
Pemupukan
Galat
358841.750
11
32621.977
Total
9167398.432
43
Keterangan :
Blok x galur
: Interaksi blok dengan galur
Galur x pemupukan : Interaksi galur dengan pemupukan

F- hitung

P - hitung

174.824
3.390
3.936
4.386

0.000
0.029
0.073
0.011

1.349

0.314

Tabel 2 Uji DMRT terhadap produksi biji tiap petak, populasi tanaman tiap petak, dan ukuran biji
Populasi
Galur /
Produksi tiap
Dugaan produksi
Ukuran biji (g /100
tanaman /
Kultivar
petak (kg)
/ ha (ton)
biji)
petak
KH 42
1.099a
1.09
149ef
17.89a
Tanggamus
0.880ab
0.87
203ab
8.09c
KH 55
0.853ab
0.84
199ab
18.07a
KH 40
0.842ab
0.83
147f
16.70ab
KH 58
0.762ab
0.75
181bcd
16.88ab
KH 38
0.728ab
0.72
171cdef
16.42ab
KH 35
0.675ab
0.66
195abc
15.25b
KH 44
0.646ab
0.64
173cd
17.02ab
Slamet
0.619ab
0.61
210a
8.80c
KH 71
0.567b
0.56
166def
15.86ab
Panderman
0.524b
0.52
198ab
17.25ab
Keterangan : angka – angka yang disertai huruf yang samapada kolom yang sama tidak b erbeda
nyata pada taraf 5%

4

Urutan kedua adalah KH 55 dengan 18.61
g/100 biji. Ketiga adalah KH 58 dengan
17.37 g/100 biji. Keempat adalah KH 38, KH
44, KH 71, dan KH 40 mempunyai ukuran
yang sama. Kelima terdiri dari KH 35 dan
kultivar Panderman. Terakhir adalah kultivar
Tanggamus dan Slamet (Tabel 3).
Pengujian produksi tiap petak pada blok
2 menunjukkan bahwa galur dan kultivar
yan g diuji terbagi ke dalam enam kelompok.
KH 42 berproduksi paling tinggi yaitu 1.741
kg/petak dengan dugaan produksi tiap hektar
sebesar 1.72 ton. Urutan kedua adalah
kultivar Tanggamus dengan 1.531 kg/petak.
Ketiga adalah KH 40 dengan 1.466 kg/petak.
Keempat adalah KH 55 dengan 1.130
kg/petak.

Kelima adalah kultivar Slamet dengan 1.030
kg/petak dan kelompok terakhir terdiri dari
kultivar Panderman, KH 58, KH 38, KH 35,
KH 44, dan KH 71 (Tabel 4).
Pengujian ukuran biji pada blok 2
memperlihatkan bahwa kultivar Panderman
mempunyai biji paling besar yaitu 19.74
g/100 biji; kelompok kedua terdiri dari KH
42, KH 40, KH 55, KH 58, KH 38, KH 35,
KH 44, dan KH 71 . Kultivar Tanggamus dan
Slamet berbiji paling kecil (Tabel 4).

Produksi Biji Tanaman Sampel
Blok dan galur berpengaruh terhadap
produksi biji tiap tanaman. Perlakuan pupuk
yang diberikan tidak memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap produksi biji (Tabel
5).
Tabel 3 Uji DMRT terhadap nilai tengah produksi biji tiap petak, populasi tanaman tiap petak, dan
ukuran biji pada blok 1
Populasi rata –
Produksi tiap
Dugaan produksi /
Ukuran biji
Galur / Kultivar
rata tanaman /
petak (kg)
ha (ton)
(g /100 biji)
petak
KH 55
0.576a
0.57
199ab
18.61ab
KH 58
0.562a
0.55
184bc
17.37abc
KH 38
0.513a
0.51
165cd
16.60bcd
KH 42
0.458a
0.45
125f
18.76a
KH 44
0.424a
0.42
162cd
16.39cd
KH 35
0.414a
0.41
202ab
14.54d
KH 71
0.392a
0.39
151de
15.32cd
Panderman
0.243a
0.24
201ab
14.76d
Tanggamus
0.231a
0.23
197ab
7.91e
KH 40
0.218a
0.22
137ef
15.78cd
Slamet
0.209a
0.21
209a
9.32e
Keterangan : angka – angka yang disertai huruf yang samapada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf 5%
Tabel 4 Uji DMRT terhadap nilai tengah produksi biji tiap petak, populasi tanaman tiap petak, dan
ukuran biji pada blok 2
Populasi rata –
Produksi tiap
Dugaan produksi /
Ukuran biji
Galur / Kultivar
rata tanaman /
petak (kg)
ha (ton)
(g /100 biji)
petak
KH 42
1.741a
1.72
174ab
17.02b
Tanggamus
1.531ab
1.51
210a
8.67c
KH 40
1.466abc
1.45
158b
17.63b
KH 55
1.130bcd
1.12
199a
17.53b
Slamet
1.030cd
1.02
210a
8.27c
KH 58
0.964d
0.95
178ab
16.39b
KH 38
0.945d
0.93
178ab
16.24b
KH 35
0.936d
0.92
188ab
15.97b
KH 44
0.869d
0.86
184ab
17.65b
Panderman
0.806d
0.79
195ab
19.74a
KH 71
0.743d
0.73
180ab
16.41b
Keterangan : angka – angka yang disertai huruf yang samapada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf 5%

5

Interaksi antara blok dan galur
Pengujian terhadap produksi biji pada
berpengaruh nyata terhadap produksi biji tiap
blok 1 menunjukkan bahwa KH 58
tanaman. Oleh sebab itu, analisis produksi
berproduksi paling tinggi sebesar 16.24 g;
biji untuk tiap galur dan tiap blok disajikan
KH 42, KH 55, KH 71, dan KH 44 memiliki
pada tabel 6.
produksi biji yang sama; KH 38, KH 40 dan
Uji DMRT terhadap produksi biji dari
KH 35 berproduksi sama dengan kultivar
seluruh tanaman sampel menunjukkan bahwa
Tanggamus dan Slamet; dan terakhir kultivar
KH 42 berproduksi paling tinggi sebesar
Panderman (Tabel 6).
16.86 g; KH 58, KH 40 dan KH 44 memiliki
Pengujian terhadap ukuran biji blok 1
produksi yang sama (14.18 g, 13.76 g dan
menunjukkan bahwa KH 58, KH 42, KH 55,
13.63 g); KH 55, KH 71, KH 38, dan KH 35
dan KH 38 berukuran paling besar yaitu
mempunyai produksi yang sama dengan
16.01, 15.57, 16.15, dan 15.69 g tiap 100 biji;
kisaran 8.16 – 10.14 g; kultivar Tanggamus
KH 71 berukuran sama dengan KH 44; KH
(7.82 g) berproduksi sama dengan Slamet
40 dan KH 35 berukuran sama dengan
(7.67 g); dan kultivar Panderman berproduksi
kultivar Panderman; dan kultivar Tanggamus
rendah sebesar 5.57 g (Tabel 6).
berukuran sama dengan Slamet (Tabel 6).
Pengujian terhadap ukuran biji (blok 1
Uji DMRT produksi biji pada blok 2
dan 2) menunjukkan bahwa KH 55 berukuran
menunjukkan bahwa KH 42 dan KH 40
biji paling besar yaitu 16.94 g/100 biji; KH
mempunyai produksi paling tinggi sebesar
42 berukuran biji sama dengan KH 58; KH
23.73 g dan 22.58 g; KH 44 berproduksi
38 berukuran 15.13 g/100 biji; KH 44
sebesar 18.92 g; KH 38, KH 35 dan KH 58
berukuran 14.74 g/100 biji; kultivar
memiliki besar produksi yang sama; KH 55
Panderman berukuran 14.41 g/100 biji; KH
dan KH 71 berproduksi sama dengan kultivar
71 berukuran 14.05 g/100 biji; KH 35
Slamet dan Tanggamus; dan kultivar
berukuran 12.96 g/100 biji; dan kultivar
Panderman berproduksi terendah sebesar 8.02
Tanggamus berukuran sama dengan Slamet
g (Tabel 6).
(Tabel 6).
Tabel 5 Analisis ragam produksi tiap tanaman sampel
Sumber keragaman

JK

db

KT

F - hitung

P - hitung

Blok

5504.562

1

5504.562

318.150

0.000

Galur

4886.391

10

488.639

28.242

0.000

44.000

1

44.000

2.543

0.112

3743.008

10

374.301

21.634

0.000

314.344

10

31.434

1.817

0.056

Galat

6886.106

398

17.302

Total

21581.520

439

Pemupukan
Blok x Galur
Galur x Pemupukan

Keterangan :
Blok x galur
Galur x pemupukan

: Interaksi blok dengan galur
: Interaksi galur dengan pemupukan

Tabel 6 Uji DMRT terhadap nilai tengah produksi biji dan ukuran biji dari tanaman sampel
Total
Blok 1
Blok 2
1
2
3
1
2
3
1
2
KH 42
16.86a
15.36b
KH 58
16.24a
16.01a KH 42
23.73a
KH 58
14.18b
15. 52b
KH 42
9.99b
15.57a KH 40
22.58a
KH 40
13.76b
13.69ef
KH 55
9.84b
16.15a KH 44
18.92b
KH 44
13.63b
14.74bcd KH 71
8.46b
13.71b KH 38
13.47c
KH 55
10.14c
16.94a
KH 44
8.33b
13.98b KH 35
12.83c
KH 71
9.41c
14.05de
KH 38
5.07c
15.69a KH 58
12.13c
KH 38
9.27c
15.13bc
KH 40
4.94cd 12.35c Slamet
11.58cd
KH 35
8.16c
12.96f
Tanggamus
4.34cd
7.58d
Tanggamus
11.31cd
Tanggamus
7.82cd
7.92g
Slamet
3.75cd
7.96d
KH 55
10.44cd
Slamet
7.67cd
7.93g
KH 35
3.49cd 12.09c KH 71
10.37cd
Panderman
5.57d
14.41cde
Panderman
3.12d
12.53c Panderman
8.03d
Keterangan :
1 : Galur harapan / kultivar
2 : Produksi biji / tanaman sampel (g)
3 : Ukuran biji tanaman sampel (g / 100 biji)
angka – angka yang disertai huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5%

3
15.16c
15.03c
15.49bc
14.58cd
13.82d
15.04c
7.90e
8.26e
17.73a
14.39cd
16.29b

6

Pengujian ukuran biji pada blok 2
menunjukkan bahwa KH 55 berukuran paling
besar 17.73 g/100 biji; kultivar Panderman
berukuran 16.29 g/100 biji; KH 44 berukuran
15.49 g/100 biji; KH 42, KH 40 dan KH 58
berukuran sama; KH 38 berukuran sama
dengan KH 71; KH 35 berukuran 13.82 g/100
biji; dan kultivar Tanggamus berukuran sama
dengan Slamet (Tabel 6).
Hubungan Antar Karakter
Analisis
korelasi
antar
karakter
menunjukkan bahwa produksi biji tiap
tanaman berkorelasi nyata dan positif dengan
semua karakter yang diamati (Tabel 7). Hal
ini berarti bahwa semakin besar nilai suatu
karakter maka semakin tinggi produksi biji
tiap tanaman.
Jumlah biji berkorelasi positif dengan
bobot brangkasan, jumlah polong isi, tinggi
tanaman, jumlah buku subur, dan jumlah
cabang (Tabel 7). Semakin tinggi tanaman,
jumlah buku subur dan cabang banyak akan
semakin banyak jumlah biji yang dihasilkan.
Ukuran biji berkorelasi negatif dengan
jumlah biji, buku subur dan cabang. Hal ini
menunjukkan semakin banyak jumlah buku
subur dan cabang semakin kecil ukuran biji
yang dihasilkan.
Tinggi tanaman berkorelasi positif
dengan jumlah biji, bobot brangkasan,

jumlah polong isi, buku subur, dan cabang.
Ini menunjukkan semakin tinggi tanaman
maka semakin banyak buku subur sehingga
semakin banyak jumlah biji dan polong
isinya.
Jumlah polong isi berkorelasi positif
dengan bobot brangkasan, jumlah buku subur
dan cabang. Jadi polong tidak hanya muncul
pada batang utama tetapi juga terdapat pada
cabang sehingga semakin banyak cabang
akan semakin banyak pula jumlah polong
yang dihasilkan.
Bobot brangkasan berkorelasi positif
dengan jumlah biji, ukuran biji, polong isi,
tinggi tanaman, buku subur, dan cabang.
Semakin tinggi tanaman, jumlah buku
suburnya banyak sehingga jumlah biji banyak
maka semakin berat bobot brangkasan.
Jumlah buku subur berkorelasi positif
dengan jumlah biji, bobot brangkasan, polong
isi, tinggi, dan cabang. Ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi tanaman dan banyak
cabangnya maka semakin banyak jumlah
buku suburnya.
Karakter produksi biji, jumlah biji,
ukuran biji, bobot brangkasan, jumlah polong
isi, tinggi tanaman, jumlah buku subur,
jumlah cabang, umur berbunga, dan unur
panen dari setiap petak dan tanaman sampel
disajikan pada lampiran 3 dan 4.