Dampak lingkungan usaha terhadap pertumbuhan investasi dan ekonomi indonesia: aplikasi model makroekonomi yang diperluas dengan variabel corruption perception index

VI. DAMPAK KEBIJAKAN LINGKUNGAN USAHA TERHADAP
PEREKONOMIAN INDONESIA

6.1.Simulasi Historis Dampak Kebijakao tabuo 1970-2004

Simulasi historis dampak kebijakan dilakukan dengan menggunakan model
simulasi yang telah diuji validasinya dan menggunakan data historis dari tahun 1970
sampai tahun 2004. Simulasi kebijakan dilakukan baik pada variabel endogen
maupun variabel eksogen. Simulasi perubahan variabel endogen dilakukan dengan
cara melepaskan persamaan model variabel endogen tersebut dari susunan persamaan
simultan dan memindahkan variabel endogen yang dirubah dari kelompok variabel
endogen kedalam kelompok instrumen atau variabel eksogen. Simulasi perubahan
variabel eksogen dapat dilakukan langsung tanpa merubah susunan persamaanpersamaannya.
6.1.1. Dampak Peoiogkatao CPI

Simulasi peningkatan Corruption Perception Index (CPI) adalah simulasi
.variabel endogen sehingga persamaan struktural CPI harus dilepaskan dari sistem
persamaan simulasi. Letak variabel

cpr


di dalam susunan parameter pemrograman

SAS dirubah dari kelompok variabel endogen menjadi kelompok variabel instrumen.
Hasil simulasi dari dampak peningkatan Coruption Perception Index CPI
terhadap pertumbuhan variabel utama makroekonomi disajikan pada Tabel 51. Hasil
simulasi terhadap seluruh variabel endogen ditampilkan pada Lampiran 8. Variabel
Suku Bunga (IR) dan Inflasi (1FT) menggunakan nilai pertambahannya sedangkan
variabel lain menggunakan nilai peningkatan dalam persentase. Perubahan CPI yang
ada pada Tabel tersebut sarna dengan nilai peningkatannya.

VII. KEBIJAKAN LINGKUNGAN USAHA

Lingkungan usaha di Indonesia yang berupa hambatan administrasi,
perijinan, hukum, ketidakjelasan aturan penggunaan fasilitas publik dan
keterbatasan infrastruktur telah menjadi permasalahan besar bagi para investor
baik domestik maupun asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Realisasi
investasi asing yang masuk ke Indonesia pada tahun 2004 hanya sekitar $1 milyar
dibandingkan yang ke Singapura $ 16 milyar dan Malaysia $ 5 milyar.
Hambatan-hambatan tersebut dapat dikelompokan menjadi 4 faktor yaitu
faktor masalah hukum, masalah pajak dan ketenagakerjaan, masalah infrastruktur

dan masalah birokrasi perindustrian dan perdagangan (Hasan dan Purwanto,
2006). Faktor-faktor tersebut dalam penelitian ini dikelompokan kembali menjadi
Lingkungan Usaha yang bersifat Ekonomi dan yang bersifat Non Ekonomi.
Lingkungan Usaha yang berupa hambatan administrasi, hukum, perijinan dan
ketidakjelasan aturan penggunaan fasilitas publik dikelompokan kedalam
Lingkungan Usaha yang bersifat Non Ekonomi. Penelitian ini menggunakan

proxy Corruption Perception Index (CPI) sebagai Lingkungan Usaha Non
Ekonomi karena CPI merupakan indeks komposit dari berbagai indeks yang
secara luas

mencerminkan

keadaan

Lingkungan Usaha Non Ekonomi.

Lingkungan Usaha yang berkaitan dengan fiskal, moneter dan ketersediaan
infrastruktur dikelompokan kedalam Lingkungan Usaha yang bersifat Ekonomi.
Lingkungan usaha di Indonesia yang masih jauh dari kondusif, yang

menyebabkan jumlah Investasi Asing di Indonesia relatif lebih rendah
dibandingkan dengan Investasi Asing yang masuk ke negara-negara tetangga
dekat. Dengan demikian Para investor masih lebih ban yak memilih posisi