Analisis hubungan gaya hidup dan pola makan dengan kadar lipid darah dan tekanan darah pada penderita jantung koroner

ANALISIS HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN POLA MAKAN
DENGAN KADAR LIPID DARAH DAN TEKANAN DARAH
PADA PENDERITA JANTUNG KORONER

NOVA SULVIANA

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

RINGKASAN
NOVA SULVIANA. Analisis Hubungan Gaya Hidup dan Pola Makan dengan
Kadar Lipid Darah dan Tekanan Darah pada Penderita Jantung Koroner.
Dibimbing oleh VERA URIPI dan RETNANINGSIH
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mempelajari gaya hidup dan
pola makan pasien penyakit jantung koroner yang melakukan control atau
general check-up ke instalasi rawat jalan RS Persahabatan Jakarta Timur.
Adapun tujuan khususnya antara lain : (1). Mempelajari karakteristik sosial
ekonomi (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan perkapita, tingkat
pendidikan, besar keluarga, dan penerangan diet) pasien, (2). Mempelajari status

gizi dan riwayat kesehatan pasien, (3). Mempelajari gaya hidup (aktivitas fisik,
kebiasaan berolahraga, dan kebiasaan mer okok awal) pasien, (4). Mempelajari
pola makan (frekuensi konsumsi bahan pangan dalam setahun, konsumsi energi
dan zat gizi, frekuensi makan dalam sehari, kelengkapan bahan pangan dalam
sehari dan preferensi jenis pangan) pasien, (5). Menganalisis faktor -faktor
(karakteristik sosial ekonomi, status gizi, riwayat kesehatan, dan gaya hidup)
yang berhubungan dengan kadar lipid darah dan tekanan darah pasien.
Desain penelitian yang dilakukan yaitu Cross-Sectional Study. Penelitian
dilakukan di Instalasi Rawat Jalan RS Persahabatan Jakarta Timur pada bulan
April-Juni 2008. Contoh dalam penelitian ini adalah para penderita penyakit
jantung koroner yang berkunjung ke Instalasi Rawat Jalan RS Persahabatan
Jakarta Timur. Jumlah contoh yang diambil yaitu 31 orang. Adapun penarikan
contoh dilakukan dengan purposive sampling. Kriteria contoh yang diambil yaitu:
berjenis kelamin pria atau wanita, umur lebih dari 40 tahun, tidak mengkonsumsi
alkohol, tidak mengalami gangguan hati dan ginjal, dan bersedia dijadikan contoh
penelitian.
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Jenis data
primer yang dikumpulkan yaitu data mengenai karakteristik contoh (nama, umur,
jenis kelamin, agama, besar keluarga, pekerjaan, pendapatan per kapita per
bulan, pendidikan terakhir, tinggi badan, berat badan, dan riwayat kesehatan),

penerangan diet, data pola makan (frekuensi konsumsi bahan pangan dalam
setahun, preferensi jenis pangan, dan konsumsi energi se rta zat gizi), data gaya
hidup {aktivitas fisik selama satu hari (1x24 jam), kebiasaan berolahraga, dan
kebiasaan merokok}. Data karakteristik dan gaya hidup contoh didapatkan dari
wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Data konsumsi energi,
zat gizi dan serat serta kelengkapan bahan pangan dalam sehari diperoleh
dengan menggunakan metode food recall 1x24 jam serta food frequency
questionaire untuk mengetahui frekuensi konsumsi bahan pangan dalam
setahun.
Data sekunder yang dikumpulkan yaitu hasil rekam medik berupa kadar lipid
darah (kadar trigliserida, kadar kolesterol total, kadar HDL, kadar LDL), tekanan
darah sistolik dan tekanan darah diastolik dan profil RS Persahabatan serta
instalasi rawat jalan penyakit jantung RS Persahabatan Jakarta Timur. Data
sekunder diperoleh dari buku rekam medik untuk kadar lipid darah dan tekanan
darah, sedangkan profil RS Persahabatan dan instalasi rawat jalan penyakit
jantung diperoleh dari sekretariat RS Persahabatan.
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa lebih dari separuh contoh (58,1%)
berada pada usia 41-65 tahun dan sudah tidak bekerja lagi atau pensiunan , lebih
dari separuh contoh (61,3%) memiliki jenis kelamin laki-laki, persentase terbesar
contoh berada pada tingkat pendidikan SMA yaitu 48.4 persen, sebagian besar

contoh (87,1%) termasuk dalam keluarga kecil, lebih dari separuh contoh

(54,8%) memiliki pendapatan perkapita dalam kategori sedang dan tidak pernah
mendapatkan penerangan diet. Riwayat kesehatan c ontoh antara lain sebanyak
22.6 persen contoh mengalami hipertensi, 16.1 persen contoh mengalami
diabetes mellitus sebelum terdiagnosa penyakit jantung koroner. Umumnya
contoh memiliki status gizi normal.
Lebih dari separuh contoh (61,3%) memiliki kadar trigliserida baik, lebih dari
separuh contoh (74,2%) memiliki kadar kolesterol total dan HDL yang rendah,
sebanyak 29.0 persen contoh memiliki kadar LDL pada kategori mendekati
optimal dan sedang. Sebanyak 38.7 persen contoh mempunyai tekanan darah
diastolik pada kisaran normal dan lebih dari separuh contoh (54,8%) berada pada
kisaran normal.
Umumnya contoh memiliki aktivitas fisik sangat ringan (48,4%), sebagian
besar contoh (83,9%) memiliki kebiasaan berolahraga, lebih dari separuh contoh
(69,2%) melakukan jalan pagi sebagai olahraga yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-harinya, lebih dari separuh contoh (53,9%) berolahraga dalam rentang
waktu 15-30 menit, dan persentase frekuensi olahraga paling besar terdapat
pada frekuensi 8-14 kl/bl (42,3%). Lebih dari separuh contoh (51,6 %) tidak
memiliki kebiasaan merokok sebelum sakit, persentase terbesar (33,3%) contoh

merokok ≤ 5 btng/hr. Lebih dari separuh contoh (66,7%) merokok dalam kurun
waktu > 15 tahun dan persentase terbesar usia awal merokok conto h (46,7%)
berada pada kisaran umur 16-20 tahun.
Lebih dari separuh contoh (61,3%) memiliki frekuensi makan sebanyak
tiga kl/hr. Jenis bahan pangan yang paling banyak dikonsumsi oleh contoh pada
saat sarapan yaitu makanan pokok (29,0%). Contoh paling banyak
mengkonsumsi bahan pangan dengan kombinasi makanan pokok, lauk hewani,
dan sayuran (19,4%) pada saat makan siang da n makan malam. Lebih dari
separuh contoh (51,6%) contoh menyukai pengolahan pangan yang digoreng
dan lebih dari separuh contoh (74,2%) menyukai teh untuk dikonsumsi seharihari.
Jenis bahan pangan sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi
yaitu nasi (beras) yang dikonsumsi setiap hari oleh semua contoh. Sayuran yang
paling banyak dikonsumsi yaitu wortel frekuensi 279 kl/th. Buah-buahan yang
paling banyak dikonsumsi oleh contoh adalah jeruk dengan rata -rata frekuensi
268 kl/th. Jenis susu yang paling banyak dikonsumsi oleh contoh adalah susu
bubuk skim dengan rata-rata 181 kl/th. Jenis pangan hewani yang paling banyak
dikonsumsi yaitu telur ayam, ikan, daging ayam, dan daging sapi. Tahu dan
tempe merupakan jenis pangan nabati yang paling banyak dikons umsi oleh
contoh (30 orang) dengan rata-rata frekuensi yang sama yaitu 276 kl/th.
Terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan kadar HDL

(p