Pedoman pelaksanaan tugas belajar sumber daya manusia kesehatan
610.69
Ind
p
PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS BELAJAR
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
BADAN PPSDM KESEHATAN - KEMENTERIAN KESEHATAN INDONESIA
Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan
Sumber Oaya Manusia Kesehatan
.
610.69
Ind
p
Katalog dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya
Manusia Kesehatan .
Pedoman pelaksanaan tugas belajar sumber daya manusia
kesehatan . Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2014
1. Judul I. HEALTH MANPOWER
KATA PENGANTAR
Pembangunan Kesehatan diawali dari adanya SDM Kesehatan yang berkualitas
yang memahami peran dan fungsi profesinya dalam melayani masyarakat.Tanpa adanya
SDM Kesehatan yang berkualitas, tidak mungkin diharapkan adanya pelayanan kesehatan
yang optimal yang mendukung suksesnya pembangunan kesehatan.Terkait dengan
strategisnya peran SDM Kesehatan dalam pembangunan kesehatan, maka kapasitas dan
kualitas SDM kesehatan perlu ditingkatkan melalui pendidikan berkelanjutan, diantaranya
melalui Tugas Belajar.
Penyelenggaraan Tugas Belajar bagi SDM Kesehatan merupakan kegiatan yang
rutin dilakukan setiap tahunnya, akan tetapi di dalam prosesnya banyak hal yang menjadi
kendala dan hambatan. Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar SDM Kesehatan ini disusun
sebagai acuan dalam pelaksanaan Tugas Belajar bagi SDM Kesehatan yang berstatus
PNS baik pegawai Pusat maupun Daerah, mulai dari persyaratan, proses rekrutmen, hak
dan kewajiban peserta, pembiayaan juga sanksi. Dengan adanya Pedoman Pelaksanaan
Tugas Belajar SDM Kesehatan ini diharapkan dapat mempermudah penyelenggaraan
Tugas Belajar bagi SDM Kesehatan dan pembagian peran yang jelas antara stakeholder
terkait, khususnya peran PusatDaerah. Pedoman ini telah disesuaikan dengan peraturan
perundangundangan terkait , kami harapkan pedoman ini sudah cukup mengakomodir
kepenlingan dan keinginan berbagai pihak.
Kami harapkan pedoman ini dapat dipergunakan dan menjadi acuan bagi Dinas
Kesehatan ProvinsilKabupaten/Kota serta Unit Utama Kementerian Kesehatan dalam
merencanakan kebutuhan dan menyiapkan stafnya untuk mengikuti Tugas Belajar
sehingga saat pendayagunaan pasca pendidikan , staf terse b ut dapat mengaplikasikan
ilmu yang didapat secara tepat guna yang mendukung suksesnya pembangunan
kesehatan .
Jakarta, 20 Mei 2014
N セ@
'\ Kepala Badan PPSDM Kesehatal}.
f Kemenkes RI
dr. Untung Suseno Sutarjo, M. Kes
NIP 195810171984031()()4
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN
DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
NOMOR HK.02 .03jV.1j07319j2014
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSlA KESEHATAN,
Menimbang
a. bahwa dalam rangka pencapaian masyarakat sehat yang
mandiri dan berkeadilan diperlukan sumber daya
manusia kesehatan yang berkualitas melalui program
tugas belajar;
b. bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 Tahun
2013 ten tang Penyelenggaraan Tugas Belajar Sumber
Daya Manusia Kesehatan bersifat umum sehingga perlu
dijelaskan dalam pedoman pelaksanaan;
c . bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b , perlu menetapkan
Keputusan
Kepala
Pemberdayaan
Badan
Sumber
Daya
Pengembangan
Manusia
Dan
Kesehatan
Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar Sumber
Daya Manusia Kesehatan;
ii
Mengingat
1. Undang-Undang
Nomor
36
Tahun
2009,
tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063) ;
2. Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2012
tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 158 , tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5336) ;
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6,
Tarnbahan Lembaran Negara Nomor 5494);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 74 , Tarnbahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5135)
6 . Peraturan
Presiden
Nomor
12 Tahun
1961
ten tang
Pemberian Tugas Belajar (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1961 Nomor 234, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2278);
7. Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional
Republik
Indonesia No.20 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Program Studi di Luar Domisili Perguruan Tinggi;
8 . Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan sebagaimana diu bah
dengan Permenkes Nomor 35 Tahun 2013 (berita negara
republik indonesia tahun 2013 Nomor 741) ;
iii I
-
I
I .
_
-=
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 Tahun 2013
Penyelenggaraan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia
Kesehatan;
10. Peraturan
Menteri
Negara
Pendayagunaan
Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 33 tahun 2011
ten tang Pedoman Anaiisis Jabatan ;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
73 Tahun 2013 ten tang Penerapan Kerangka Kuaiifikasi
Nasionai Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi;
12. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 04 Tahun 2013 Tentang
Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi Pegawai
Negeri Sipil.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
KESATU
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MAN USIA KESEHATAN
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS BELAJAR
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN .
KEDUA
Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia
Kesehatan sebagaimana tercantum daiam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Kepaia Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan ini.
KETIGA
Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia
Kesehatan sebagaimana dimaksud daiam Diktum Kedua
digunakan
sebagai
acuan
dalam
penyelenggaran
Tugas
Belajar oleh Pengelola Tugas Belajar, Instansi Pengusul,
Peserta dan Institusi Pendidikan.
KEEMPAT
Segala
pembiayaan
yang
timbul
sebagai
pelaksanaan
Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia
Kesehatan
dibebankan
pada Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja Negara (APBN) Kementerian Kesehatan atau sumber
lainnya yang tidak mengikat sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan.
KELIMA
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
Pada tanggal
1 Kepala Badan,
Jakarta
20
Mei
RPQセN@
.(\
or. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes
NIP 195810171984031004
DAFTARISI
Kata penga ntar ... ... .................. .............. ... .... ........ .... .... ............. ............. ........ ...... .. ........ ...... ...
Keputus an Kepala Badan PPSDM Kesehatan .............................................................................. ......_......
Daftar Anak Lampiran ................................................................................................... .
ii
vi
viii
BABIPENDAHULUAN
A. Latar Belakang .. ....... ...... ... ....... ............ .. ... ...... ..... ............ .... .. ............ ...... .... .... ............. ............ .
B. Tujuan ....... ... ... .................. ... ............... ..... ....... .... .......................................................................
C. Definisi Operasional..............................................
....................................... .. ..................
D. Dasar Hukum .................................................................. ....... .. ........... ..... ..... .................
E. Ruang Lingkup Pedoman .............................................. ............................ .... ....... ..... ..... .........
3
4
6
7
BAB II
A.
B.
C.
D.
E.
PERENCANAAN KEBUTUHAN TUGAS BELAJAR SDM KESEHATAN
Rencana Pemenuhan Kebutuhan Tugas BeIajar SDM Kesehatan........... .. ..... ... . .....................
Tahapan Perencanaan Kebutuhan .. ................................... ....... .. ...... .......... ....... ....... .... .........
Pemetaan SDM Kesehatan ............ ...................
. ......................... ..... ......................
Pemenuhan Kebutuhan SDM Kesehatan .......................
..................................
Identifikasi Kebutuhan Tugas Belajar SDM Kesehatan .................... ... ........... ... ....
8
8
9
14
15
BAB III PENERIMAAN PESERTA TUGAS BELAJAR
A. Pemberitahuan ................................................. ............................... ..........................................
17
Daftar lsi
8.
......................................................."... .... ....... ............. ........... .......................................
Mekanisme Penerimaan " ................. ..............
. ...... .. .................... ................ ................... .. 20
C. Pengusulan Calon Peserta Tugas Belajar SDM Kesehatan.....
D. Seleksi Tugas Belajar SDM Kesehatan... .................. ...............................................
BAB IV
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
PENDIDIKAN
Institusi Pendidikan ....
..... .................................... .................
Jenis Pendidikan ....... .... ..........
................................................................ ..... .. .......... .
Jangka Waktu Tugas Belajar ...
.................. .................................. ......... .... ................
Perpanjangan Waktu Tugas Belajar ................. ... .................... ...................... ........... ...........
Program Pendidikan ...... ...................... ... ....................................................
Peminatan Pendidikan ....
.... ................... ...
Proses Pendidikan .......
........... ..... ... ................ ................. ... .... .......................
Pasca Pendidikan ............... .........
................... ....................... ..... ....... .... .......... ...........
BAB V HAK DAN KEWAJIBAN
A. Hak ...................... ..
B. Kewajiban ................. .
BAB VI
A.
B.
C.
D.
PEMBIAYAAN
Sumber Pembiayaan ................. ........... .. ....... ........ ........... .... ......... .. .. ....... .
Komponen Dan Besaran Biaya ....... ,..... " ................................ . .
Jenis Pembiayaan ... ........... ... ... ................. .... ........ ... .... ..... .......... ..
Penghentian Biaya ...................................... ................. ... ............... .
20
21
30
31
31
31
32
32
33
33
35
35
37
37
3B
39
BAB VII PENGELOLA.AN
A. Unit Kerja Pengusul ... ............ ........ ......... ... ... ..... ............... ..... ....... .... .... ..................................... 40
B. Unit Utama Kementerian Kesehatan / Dinas Kesehatan Propinsi ............. ... ... .... ......... ....... ... 40
C. Pus.t Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanlutan SDM Kesehatan ............. ...... 41
BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
A. Monitoring dan Evaluasi ................ .................. ........... .... ..... .................................... ... ........ .... ...
B. Pendayagun.an Pasca Tugas Belajar ............................................ ...... .. .. .............. ..... ........ ..... ...
C. Masa Baktl ..... ......................................................................... ......................................................
D. Sanksi ...... ...... ... ...... ...... ...... ......... ..... .... ...... ...... ... ...... ............... ...... ............ .. ......... .... ... ......... ........
E. Pengendalian dan Pelaporan .................................................................................. ....................
42
43
43
44
47
BAB IX KETENTUAN KHUSUS
A. Tugas Belajar Luar Negeri
B. Tugas Belajar Dengan Kerenruan Khusus ( Sarker BLU ) ..........
C. Pendaftaran OnLine .......
BAB X PENUTUP ......
49
51
.. ................ 52
53
DAFTAR ANAK LAMPIRAN
Anak l.amplran 1 Bagan Alur Proses Pelaksanaan Tugas Belajar Kemenkes.. ........................ ........
54
Anak l.ampiran 2 Siklus Pengelolaan Tugas Belajar Tahunan .........................................................
55
Anak Lampiran 3 Analisis Rencana Kebutuhan Pemberian Tugas Belajar ................................ .......
56
Anak Lampiran 4.1 Format Rencana Lima Tahunan Usulan Tugas Belajar Program Studl D III,
DIY, SI, S2, S3 Unit Kerja ........................................................ ... .... ......................................................
57
Anak l.ampiran 4.2 Rencana Tahunan Usulan Tugas Belajar Program Studi D III, DIY, S I,S2,S3
Unit Kerja ... ... ... ... ...... ... ...... ...... ... ... ......... ...... ... ... ... ...... ... ... ... ...... ... ...... ...... ....................................................
58
Anak l.ampiran 4.3 Rencana Tahunan Usulan Tugas Belajar Program Studi D III, DIY, S I,S2,S3
Dinas Kesehatan Provlnsl ...................................... ..............................................................................
59
Anak l.ampiran 5 Format Penilaian ...................................................................................................
60
Anak l.ampiran 6 Daftar Riwayat Hidup Singkat ............................................... ................... ,..........
61
Anak Lampiran 7 Surat Pernyataan Kesedlaan Ditugaskan Kembali.............................................
62
Anak l.ampiran 8 Surat Pemyataan Rencao3
セ・ョオァ。ウ@
Kembali................................. ................
63
Anak l.amplran 9 Surat Pemyataan Calon Peserta Cadangan........................................................ .
64
Anak Lampiran 10 Checklist KcJcngkapan Persyaratan Calon Peserta ..........................................
65
Anak Lampiran 11 Checklist Pembobotan .. .... .... ... .. .. ..... ........ ........... ..............................................
66
Anak l.ampiran 12 Daftar Peminatan Pendidikan Calon Peserta Tubel Menurut Unit Kerja ......
67
Tim Penyusun ................................................................................................................................................................
73
:..
viii /
Lamplran I Keputusan
Kepala
Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusla Kesehatan Nomor HK.02.03N.1/07319/2014
Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar Sumber
Daya Manusia Kesehalan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan dalam kaitannya dengan pencapaian Visi
Masyarakat Sehat yang Mandiri dan berkeadilan memerlukan dukungan penuh dari
seluruh komponen. Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan yang berkualitas
merupakan salah satu komponen pokok dalam pelaksanaan pembangunan
kesehatan. oleh karenanya SDM kesehatan menempati prioritas yang strategis
untuk terus menerus dikembangkan dan ditingkatkan kapasitasnya.
Tujuan dari upaya pengembangan SDM kesehatan adalah meningkatnya
pemberdayaan dan penyediaan SDM kesehatan dari masyarakat dan pemerintah.
yang bermutu dalam jumlah dan jenis yang cukup serta penyebarannya sesuai
dengan kebutuhan. Program pengembangan SDM kesehatan telah dilakukan
melalui berbagai macam upaya. diantaranya melalui berbagai seminar. pelatihan.
pendampingan oleh tenaga ahli. magang. studi banding, serta program tugas
belajar.
r"engembangan SDM di bidang kesehatan melalui program tugas belajar
SUd?1 dilakukan sejak lama di Kementerian Kesehatan RI. Pada umumnya
prtlgram tugas belajar dalam negeri dibiayai dari sumber dana dalam negeri (APBN
dan APBD). bantuan luar negeri baik yang berupa bantuan kerjasama teknik atau
hibah (grant) maupun pinjaman (loan) secara bilateral. multilateral, atau melalui
organisasi internasional yang disalurkan melalui Kementerian Kesehatan RI. Untuk
efektivitas pengaturan tugas belajar tersebut agar dapat membantu pelaksanaan
peningkatan kapasitas SDM kesehatan di berbagai tingkat administrasi. perlu
ditetapkan Pedoman PelaksanaanTugas Belajar SDM kesehatan.
Sejak
tahun
2002.
pengelolaan
program
tugas
belajar
diatur
pelaksanaannya. melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1053/MENKES/SKNII1/2002 tanggal 27 Agustus 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Penyelenggaraan Tugas Belajar Dalam Negeri dan Luar Negeri di
Lingkungan Kementerian Kesehatan RI . Pedoman tersebut mengatur tentang
kebijakan penyelenggaraan, kriteria peserta, syarat administrasi, serta tugas dan
tanggung jawab seluruh pihak terkait dalam pengelolaan program tugas belajar.
Untuk memperkuat pelaksanaannya , setiap tahun dikeluarkan Surat Edaran
Kemenkes yang berisi ten tang tatanan program tugas belajar untuk dijadikan
sebagai landasan dalam:
1) merencanakan dan menetapkan prioritas tugas belajar agar sesuai dengan
kebutuhan ;
2) mengelola dan mengendalikan program tugas belajar di lingkungan
Kementerian Kesehatan RI.
Pada tahun 2008 terkait dengan kebijakan program tugas belajar ditetapkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 541 tentang Program Tugas Belajar Sumber
Daya Manusia Kesehatan . Dalam Permenkes tersebut diatur halhal terkait
program tugas belajar antara lain peserta, penyelenggaraan, pembiayaan,
pembinaan dan pengawasan.
Berdasarkan hasil evaluasi tahunan terhadap perkembangan pelaksanaan
program tug as serta masukan dari berbagai pihak terkait dalam segala kesempatan
baik pada pertemuan formal maupun informal, ternyata masih terdapat bermacam
pokok persoalan dalam pengelolaan program ini yang harus diakomodir dalam
pelaksanaan Tugas Belajar. Untuk itu pada tahun 2013 telah ditetapkan
Permenkes Nomor 54 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Program Tugas
Belajar Sumber Daya Manusia Kesehatan. Dalam Permenkes tersebut tercantum
halhal pengelolaan tugas belajar sumber daya manusia kesehatan secara umum .
Untuk itu dipandang perlu dibuat suatu Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar
sebagai aturan Penjelasan dari Permenkes tersebut.
Program Tugas Belajar SDM kesehatan merupakan bagian dari
pengembangan SDM kesehatan yang menyeluruh , mulai dari aspek perencanaan
kebutuhan, proses penerimaan, pengorganisasian, monitoring dan evaluasi
pelaksanaan sampai dengan pendayagunaan kembali pasca pendidikan (distribusi
dan pengembangan karir). Hal tersebut dilaksanakan dalam rangka memenuhi
kebutuhan organisasi/satuan kerja akan SDM kesehatan yang produktif dan
profesional mengacu pada rencana strategis nasional dan daerah/unit utama yang
dituangkan dalam bentuk master plan
pengelolaan SDM kesehatan .
(lima tahunan) perencanaan dan
Oalam menyusun Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar Sumber Oaya
Manusia Kesehatan diharapkan dapat mengatur secara jelas pelaksanaan program
tugas belajar SOM kesehatan . Selain itu dalam penyusunan Pedoman Tugas
Belajar ini diharapkan dapat mengakomodir dan mencarikan solusi terhadap
berbagai pokok persoalan yang belum secara maksimal diwadahi dalam Pedoman
Pengelolaan Tugas Belajar Oalam Negeri dan Luar Negeri dilingkungan
Kementerian Kesehatan Tahun 2002 diantaranya adalah:
1. Program tugas belajar merupakan bag ian dari manajemen SOM yang
menyeluruh, sehingga perencanaan tugas belajar harus melibatkan lebih
banyak pemangku kepentingan (stakeholder).
2. Kebijakan program tugas belajar harus tepat sasaran dan sesuai dengan
kebijakan pembangunan kesehatan dengan memberikan perhatian yang sama
terhadap seluruh komponen yang terlibat.
3. Mekanisme yang mengatur tata hubungan atau koordinasi serta peran, fungsi
dan tugas masingmasing unit organisasi, penyandang dana serta institusi
penyelenggara pendidikan terkait dengan penyelenggaraan tugas belajar harus
menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi.
4. Profesionalisme dalam pengelolaan tugas belajar baik dalam aspek teknis ,
administrasi dan pembiayaan.
5. Sistem monitoring dan evaluasi yang berkala dan berkesinambungan sejak
proses perencanaan kebutuhan, rekrutmen, seleksi, penetapan peserta,
pelaksanaan pendidikan hingga pendayagunaan pasca tugas belajar harus
ditingkatkan.
6. Penerapan
sanksi
terhadap
pelanggaran
ketentuan
dan
mekanisme
pelaksanaannya.
B. Tujuan
Tujuan pedoman pelaksanaan tugas belajar SOM kesehatan adalah
sebagai acuan dalam penyelenggaraan tugas belajar bagi pengelola di tingkat
pusat, provinsi dan kabupaten/kota serta unit pelaksana teknisnya dalam rangka
memenuhi kebutuhan SOM kesehatan yang memiliki keahlian atau kompetensi
untuk melaksanakan tugas dan fungsi serta pengembangan organisasi.
· C. Definisi Operasional
1. Sumber Oaya Manusia Kesehatan yang selanjutnya disingkat SOM kesehatan
adalah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang mendukung.
menunjang, terlibat, bekerja dan mengabdikan dirinya dalam upaya dan
manajemen kesehatan .
2. Tugas Belajar adalah penugasan yang diberikan oleh pejabat yang berwenang
kepada Pegawai Negeri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi atau yang setara baik di dalam maupun di luar negeri. bukan atas biaya
sendiri, dan meninggalkan tugas seharihari sebagai Pegawai Negeri.
3. Peserta Tugas Belajar yang selanjutnya disebut Peserta adalah SOM
kesehatan yang mengikuti tugas belajar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan .
4. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Oaya Manusia Kesehatan
yang selanjutnya di singkat BPPSOMK adalah unsur pendukung yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan , yang mempunyai
tugas melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan.
5. Unit Utama adalah satuan organisasi eselon I Kementerian Kesehatan yang
terdiri atas Sekretariat Jenderal, Oirektorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan ,
Oirektorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan ,
Oirektorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Direktorat Jenderal
Bina Farmasi dan Alat Kesehatan, Inspektorat Jenderal , Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan dan BPPSDMK .
6. Sekretariat Unit Utama adalah satuan kerja eselon II yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan kepegawaian di masingmasing unit utama di
lingkungan Kementerian Kesehatan .
7. Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah
memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya,
dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.
8. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan dibidang
kesehatan.
9. Institusi pendidikan penyelenggara program tugas belajar adalah institusi
pendidikan milik pemerintah, swasta baik di dalam maupun luar negeri yang
terakreditasi minimal B.
'"
10. Unit Pelayanan Teknis Daerah yang selanjutnya disingkat UPTD adalah Unit
organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan yang melaksanakan tugas teknis
operasional dan I atau tugas teknis penunjang Dinas Kesehatan.
11. Program Diploma III selanjutnya disebut Program 0111
adalah jenjang
pendidikan profesional yang mempunyai beban studi minimal 110 satuan kredit
semester (sks) dan maksimal 120 sks dengan kurikulum 6 semester dan lama
program antara 6 sampai 10 semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas .
12. Program Diploma IV selanjutnya disebut Program DIV adalah jenjang
pendidikan profesional yang mempunyai beban studi minimal 144 satuan kredit
semester (sks) dan maksimal 160 sks dengan kurikulum 8 semester dan lama
program antara 8 sampai 14 semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
13. Program Sarjana selanjutnya disebut Program S1 adalah jenjang pendidikan
profesional yang mempunyai beban studi minimal 144 satuan kredit semester
(sks) dan maksimal 160 sks dengan kurikulum 8 semester dan lama program
antara 8 sampai 14 semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
14. Program Sarjana II selanjutnya disebut Program S2 adalah jenjang pendidikan
profesional yang mempunyai beban studi minimal 36 satuan kredit semester
(sks) dan maksimal 50 sks dengan kurikulum 4 semester dan lama program
antdra 4 sampai 6 semester setelah pendidikan Program S1 atau sederajat.
15. Frogram Doktor selanjutnya disebut Program S3 adalah jenjang pendidikan
akademik yang ditempuh dengan lama program 6 semester setelah pendidikan
Program S 1 atau sederajat, atau ditempuh setelah pendidikan Program S2 atau
sederajat, dengan be ban studi dan prosedur yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.
16. Perguruan Tinggi Negeri yang selanjutnya disingkat PTN adalah Perguruan
Tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh Pemerintah.
17. Perguruan Tinggi Swasta yang selanjutnya disingkat PTS adalah Perguruan
Tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh masyarakat.
18. Fakultas adalah satuan struktural pada universitas atau institut yang
mengkoordinasikan dan/atau melaksananakan pendidikan akademik dan/atau
profesional dalam satu atau seperangkat cabang ilmu pengetahuan, teknologi
dan atau kesenian tertentu.
19. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang
memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis
pendidikan akademik pendidikan profesi danl atau pendidikan vokasi.
20. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu.
21. Akreditasi program studi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam
satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
22. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut BANPT
adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program dan/atau
satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dengan mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan.
23. Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk
memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik .
24. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang
berkaitan dengan pemahaman dan/atau pengujian suatu cabang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
25 . Biaya lain yang tidak mengikat adalah biaya yang berasal dari organisasi
pemerintah atau non pemerintah yang berbadan hukum tanpa kewajiban
mengikat dan yang tidak bertentangan dengan Pedoman ini.
D. Dasar Hukum
1. UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. UndangUndang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5336);
3. UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014, tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran
Negara Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5494);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135)
5. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1961 tentang Pemberian Tugas Belajar
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1961 Nomor 234, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2278);
6. Permendikbud No.20 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Program Studi di
Luar Oomisili
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PERNIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan sebagaimana diu bah dengan
Permenkes Nomor 35 Tahun 2013 (berita negara republik indonesia tahun 2013
Nomor 741);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 Tahun 2013 Penyelenggaraan Tugas
Belajar Sumber Oaya Manusia Kesehatan ;
9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 33 tahun 2011 tentang Pedoman Analisis Jabatan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 Tahun 2013 tentang
Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi ;
1 1. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 04 Tahun 2013 Tentang Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi
Pegawai Negeri Sipil.
E. Ruang Lingkup Pedoman
Ruang lingkup pengaturan pedoman pemberian tugas belajar bagi SOM
kesehatan meliputi tujuan , perencanaan kebutuhan, penerimaan, pendidikan , hak
dan kewajiban , pembiayaan, pengelolaan program, pembinaan dan pengawasan.
BABII
PERENCANAAN KEBUTUHAN TUGAS BELAJAR SOM KESEHATAN
A. Rencana Pemenuhan Kebutuhan Tugas Belajar SOM kesehatan
Rencana pemenuhan kebutuhan tugas belajar SOM kesehatan disusun oleh
masingmasing unit organisasi pengusul tugas belajar. Rencana disusun untuk
pemenuhan 5 tahunan dan tahunan dengan memperhatikan halhal seperti
pengembangan organisasi di masa depan
1.
Lima Tahunan
Rencana pemenuhan kebutuhan tug as belajar disusun oleh unit organiasi
pengusul dengan mencantumkan jumlah SOM kesehatan, jenis peminatan,
jenjang pendidikan, institusi pendidikan yang dituju dan rencana penempatan
paca pendidikan (Anak Lampiran 4.1).
2.
Tahunan
Rencana pemenuhan kebutuhan tug as belajar tahunan disusun berdasarkan
dokumen rencana 5 tahunan atau dengan memperhatikan kebutuhan
organisasi yang mendesak atau adanya keharusan yang di tentukan oleh
peraturan perundangundangan. (Anak Lampiran 4.2).
Rencana tahunan merupakan usulan tugas belajar setiap tahun yang diajukan
unit organisasi kepada Kementerian Kesehatan melalui mekanisme secara
berjenjang. Usulan tugas belajar yang diajukan tersebut memperhatikan
ketentuanketentuan Program Tugas Belajar SOM kesehatan yang tercantum
dalam Pedoman atau Surat Pemberitahuan yang dikeluarkan setiap tahun oleh
Kementerian Kesehatan.
B. Tahapan Perencanaan Kebutuhan
1. Perencanaan tugas belajar disusun mengacu pada dokumen perencanaan
SDM kesehatan yang menyeluruh sesuai dengan kajian kebutuhan organisasi
dari Unit Kerja baik tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
2. Proses perencanaan di tingkat provinsi harus melibatkan seluruh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan semua UPT milik daerah yang berada di
wilayahnya , serta organisasi lain yang berkepentingan.
l
-
--
-
--
3. Proses perencanaan di tingkat Pusat dilaksanakan oleh Unit Utama melibatkan
semua unit di bawahnya sesuai struktur dalam organisasinya . Unit Utama
melakukan koordinasi dengan Oinas Kesehatan Provinsi khususnya terkait
dengan perencanaan SOM yang bekerja di UPT pusat di daerah.
4. Ookumen perencanaan yang dihasilkan akan dibahas bersama di tingkat
nasional bersama Unit Utama , Oinas Kesehatan Provinsi dan para Penanggung
Jawab proyek yang memiliki alokasi dana tugas belajar. Hasil pembahasan
tersebut berupa kesepakatan rencana tugas belajar nasional, tujuan dan fokus
program, rencana pemanfaatan, alokasi biaya bantuan pendidikan untuk
masingmasing provinsi dan unit utama, kriteria dalam proses penerimaan
peserta, serta jadwal pelaksanaan mulai proses penyusunan dan pengiriman
surat pemberitahuan, pengajuan usulan calon peserta, seleksi administrasi,
seleksi akademik, penetapan peserta, pendidikan, pencairan dana biaya
bantuan pendidikan hingga pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
5. Format dokumen perencanaan tugas belajar menyesuaikan kebutuhan
organisasi unit kerja pengusul , minimal mencakup justifikasillatar belakang,
anal 'sis jabatan, uraian jabatan, peta jabatan, rencana pemenuhan kebutuhan,
keJijakan daerah bidang SOM kesehatan, fokus dan tujuan program, sasaran,
'encana alokasi peserta tugas belajar berdasarkan unit kerja. Untuk program
pendidikan ke luar negeri juga menyertakan kebutuhan rencana kursus Bahasa
Inggris atau bahasa asing lainnya.
c.
Pemetaan 80M Kesehatan
Pemetaan SOM kesehatan dilaksanakan dengan melihat Struktur Organisasi
dan Tugas serta Fungsi Organisasi dari masingmasing
unit pengusul.
Berdasarkan hal tersebut disusun analisis jabatan, uraian tugas, analisis beban
kerja dan standar kompetensi jabatan.
1. Analisis Jabatan
Analisis jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk memperoleh data
jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan disajikan untuk kepentingan
program kepegawaian serta memberikan umpan balik bagi organisasi,
tatalaksana, pengawasan dan akuntabilitas.
Analisis jabatan pada hakekatnya adalah analisis organisasi. Sesuai
dengan hakekatnya, maka aspek pokok yang dianalisis dalam analisis jabatan
setiap unit kerja . Penjabaran fungsi terlihat pada pelaksanaan tugas oleh
semua pegawai yang berada di unit kerja tersebut.
Dalam menganalisis jabatan diperlukan berbagai macam data . Data yang
utama adalah data mengenai pekerjaan yang dilaksanakan oleh pegawai .
Pekerjaan dimaksud adalah pelaksanaan tug as seharihari oleh pegawai.
Sumber data tersebut dapat berasal dari para pimpinan unit kerja, para
pegawai , suratsurat keputusan tentang organisasi, laporan pelaksanaan
pekerjaan, dan literatur atau referensi lain yang berkaitan dengan misi atau
fungsi organisasi .
Hasil dari analisis jabatan adalah:
a. Rumusan Nomenklatur Jabatan
Rumusan nomenklatur jabatan adalah rumusan atas suatu jenis pekerjaan
yang ditandai dengan penetapan Nama Jabatan. Nama jabatan harus dapat
menggambarkan tugastugas yang terkandung didalamnya.
b. Rumusan jabatan untuk setiap unit kerja, yaitu jabatan struktural dan jabatan
fungsional
c. Uraian jabatan baik jabatan struktural maupun jabatan fungsional
d. Peta jabatan yang berupa bentangan seluruh jabatan baik struktural maupun
fungsional , sebagai gambaran menyeluruh bagi jabatan yang ada dalam unit
organisasi atau dalam instansi.
Peta jabatan adalah susunan jabatan yang digambarkan secara vertikal
maupun horizontal menurut struktur kewenangan , tugas dan tanggung jawab
jabatan serta persyaratan jabatan. Peta jabatan menggambarkan seluruh
jabatan yang ada dan kedudukannya dalam unit kerja.
Peta jabatan merupakan bentangan seluruh jabatan di seluruh unit kerja
yang menggambarkan jabatan struktural beserta jabatan fungsional yang
berada di bawahnya. Dengan pet a jabatan, maka seluruh unit kerja dapat
dilihat jenis dan susunan jabatan yang ada di dalamnya .
2.
Uraian Jabatan
Uraian Jabatan adalah uraian tentang informasi dan karakteristik
jabatan, seperti nama jabatan, kode jabatan, letak jabatan, ikhtisar jabatan ,
uraian tugas, hasil kerja, bahan kerja, peralatan kerja, tanggung jawab jabatan,
wewenang jabatan, korelasi jabatan, kondisi lingkungan kerja dan syarat
jabatan.
Uraian jabatan diartikan pula sebagai gambaran tentang halhal yang
berkaitan dengan jabatan yang meliputi rincian tugas, hasil kerja, bahan kerja,
peralatan kerja, tanggung jawab, wewenang, korelasi jabatan, kondisi
lingkungan kerja , upaya fisik, dan kemungkinan risiko bahaya, serta prasyarat
jabatan.
Uraian jabatan menguraikan setiap aspek dan karakteristik yang
tergantung dalam jabatan dan berisi antara lain:
a. Nama Jabatan
Sebagai contoh pemberian nama jabatan adalah:
1) Sekelompok tugastugas administrasi kepegawaian diberi nama
Pengadministrasi Kepegawaian
2) Sekelompok tugastugas penganalisisan diberi nama Analis
3) Sekelompok tugastugas pengumpulan dan pengolahan data diberi
nama Pengumpul dan Pengolah Data
b. Ringkasan Tugas
Ringkasan tugas merupakan ikhtisar dari keseluruhan uraian tugas jabatan
yang ada dan disusun dalam 1 (satu) kalimat. Ringkasan tugas dirumuskan
dari tugas yang paling inti atau paling esensi dalam jabatan yang
bersangkutan.
c. Hasil Kerja
Hasil kerja merupakan produk atau luaran (output) jabatan. Setiap jabatan
harus mempunyai produk atau luaran (output). Produk jabatan dapat berupa :
1) Bendabenda atau sesuatu yang bersifat fisik
2) Data, informasi, layanan atau sesuatu yang bersifat nonfisik
d. Bahan Kerja
Bahan kerja merupakan masukan atau sesuatu yang diolah atau sesuatu
yang diproses dalam pelaksanaan tugastugas jabatan untuk memperoleh
hasil kerja. Sesuatu yang diolah atau diproses tersebut dapat berupa data
atau benda.
Misalnya:
1) Konsep surat merupakan bahan kerja bagi jabatan Pengetik
2) Data
kepegawaian
merupakan
bahan
kerja
bagi
jabatan
Pengadministrasi Kepegawaian
I
MセN@
_
.....
= __ _
_
_J
11
e. Peralatan Kerja
seperti alat tulis. komputer. dan alatalat lain yang spesifik sesuai dengan
jabatannya . Misalnya:
1) Alat tul is dan kalkulator merupakan alat kerja
bagi jabatan
Bendaharawan
2) Teodolit merupakan alat kerja bagi jabatan Juru Ukur. Dan sebagainya.
f. Rincian Tugas
Setiap jabatan berisi sekelompok tugas . Dalam jabatan berisi antara 5 (lima )
sampai 12 (dua belas) tugas. Setiap tugas diuraikan dengan jelas dalam
rincian tug as ini. gambaran ten tang apa yang dikerjakan . mengapa harus
dikerjakan. dan bagaimana cara mengerjakannya .
g. Keadaan Tempat Kerja
Merupakan gambaran tentang kondisi temp at beserta lingkungan disekitar
tempat kerja yang menimbulkan dampak negatif atau menimbulkan dampak
negatif atau menimbulkan risiko bahaya bagi pegawai yang berada di
dalamnya.
h. Upaya Fisik
Merupakan gambaran penggunaan anggota tubuh dalam melaksanakan
tugas jabatan. Penggunaan anggota tubuh dalam upaya fisik adalah
penggunaan mata . telinga . hidung. mulut. tangan . jari. bahu, kaki, dan
pinggang. Bentuk penggunaannya seperti melihat jarak dekat. berjalan.
mengangkat, membungkuk. memutar, memanggul. duduk. dan sebagainya .
Upaya fisik yang esensi diuraikan adalah upaya fisik dalam pelaksanaan
tugas yang menyerap tenaga berlebihan atau dapat berdampak negatif ba gi
pegawa i.
I. Risiko 8ahaya
Merupakan bahaya yang mungkin timbul dan menimpa pegawai sewa ktu
melakukan tugas jabatannya . Risi ko bahaya dapat berupa risiko bahaya
terhadap fisik atau mental. Risiko bahaya fisik dapat berupa kecelakaan
yang menimbulkan cacat terhadap anggota tubuh atau meninggal dunia .
Sedangkan risiko bahaya mental dapat berupa terganggunya mental atau
kejiwaan seorang pegawai.
Contoh: tenaga kesehatan yang bekerja di daerah terpencil, perbatasan,
kepulauan dan daerah bencana/rawan bencana.
j. Syarat Jabatan
Syarat Jabatan adalah syarat yang harus dipenuhi atau dimiliki oleh
seseorang untuk menduduki suatu jabatan. Syarat jabatan merupakan
tuntutan kemampuan kerja yang ditunjukkan dengan keahlian atau
keterampilan kerja yang diidentifikasi dari pemilikan pengetahuan kerja,
pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, dan kemampuan dari aspek
psikologis dan kekuatan fisiko Syarat jabatan diartikan pula sebagai
kualifikasi yang harus dipenuhi untuk menduduki suatu jabatan seperti
pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, pengetahuan kerja, keterampilan
kerja, serta syarat psikologi.
Syarat jabatan merupakan rumusan tentang kemampuan kerja yang dituntut
untuk dapat melaksanakan tugas jabatan, berupa:
1) Keahlian kerja yang harus dimiliki
2) Keterampilan kerja
1) Pengetahuan kerja
4) Pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja
5) Kondisi fisik atau kemampuan jasmani
6) Kondisi mental yang berupa bakat kerja, temperamen kerja, dan minat
kerja
3.
Formasi Jabatan
Formasi jabatan adalah jumlah dan susunan jabatan dalam suatu unit kerja
menurut jenis dan peringkat yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas dan
fungsi unit kerja yang bersangkutan secara efektif dan efisien. Formasi jabatan
disebut juga sebagai jumlah dan susunan jabatan karier yang diperlukan dalam
suatu satuan organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok
dalam jangka waktu tertentu.
4.
Analisis Seban Kerja
Merupakan proses penghitungan jumlah kebutuhan pegawai dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi berdasarkan beban kerja unit. Analisis
beban kerja juga menghasilkan informasi tentang kelebihan atau kekurangan
pegawai khususnya tenaga fungsional.
5. Standar kompetensi jabatan
Standar kompetensi jabatan merupakan persyaratan kompetensi minimal yang
harus dimiliki seorang pegawai dalam melaksanakan tugas jabatan. Standar
kompetensi jabatan disusun berdasarkan tug as dan fungsi organisasi dan
disusun untuk menjamin objektivitas penempatan pegawai. Standar kompetensi
jabatan memuat kompetensi dasar dan kompetensi bidang. Jabatan yang
memiliki fungsi yang sejenis dapat memiliki kompetensi dasar yang sama.
Dari pelaksanaan anal isis jabatan, anal isis beban kerja dan standar kompetensi
jabatan didapatkan beberapa keadaan pegawai yang memerlukan kebijakan
untuk pemecahan masalah antara lain:
a. Ditemukannya duplikasi tugas dan fungsi unit kerja;
b. Ditemukannya tugas dan fungsi unit kerja yang tidak dapat dijabarkan lebih
lanjut menjadi tugastugas jabatan atau terlalu sempit, atau kurang
memperlihatkan eksistensi sebuah unit kerja;
c. Ditemukannya penempatan pegawai yag tidak sesuai dengan syarat jabatan
yang didudukinya;
d. Ditemukannya data kelebihan atau kekurangan pegawai atau kesesuaian
pegawai ;
e. Dan sebagainya
O. Pemenuhan Kebutuhan SOM kesehatan
Berdasarkan pemetaan SDM kesehatan melalui proses anal isis jabatan
dan analisis beban kerja serta standar kompetensi jabatan yang disusun, maka
dapat diketahui kondisi SDM kesehatan di masingmasing unit organisasi apakah
sudah tercukupi dalam segi jumlah, kualifikasi dan kompetensinya sesuai jabatan
yang ada .
Jika terdapat kekurangan dari segi jumlah atau kualifikasi atau kompetensi
dapat dilakukan beberapa upaya diantaranya melalui:
1. Penerimaan CPNS
Pad a saat terjadi kekurangan SDM dengan kualifikasi tertentu, unit organisasi
dapat mengusulkan formasi kebutuhan CPNS dengan kualifikasi tertentu sesuai
analisis jabatan dan analisis beban kerja yang disusun.
2. Mutasi
Selain melalui penerimaan CPNS. unit organisasi juga dapat menerima PNS
dari Unit Organisasi lain yang mengajukan mutasi, bila sesuai dengan
kebutuhan unit organisasi tersebut.
3. Pendidikan dan Pelatihan
Upaya peningkatan kualifikasi dan kompetensi dapat dilaksanakan melalui
proses pendidikan dan pelatihan bagi SOM kesehatan.
Contoh: untuk jabatan perancang perundangperundangan diperlukan tenaga
sarjana hukum dengan pengalaman mengikuti pelatihan 'Legal Drafting'. Untuk
jabatan analis kepegawaian dibutuhkan tenaga setara 03 ke atas dengan
pengalaman mengikuti pelatihan analisis kepegawaian.
4. Tugas Belajar
Upaya peningkatan kualifikasi dan kompetensi dapat dilakukan melalui tugas
belajar sesuai dengan kebutuhan unit organisasi dan didasarkan pada analisis
jabatan yang tertuang dalam syarat jabatan dan rencana pengembangan
organisasi.
E. Identifikasi Kebutuhan Tugas Belajar SOM kesehatan
Identifikasi kebutuhan tugas belajar SOM kesehatan dilaksanakan dengan
memperhatikan kebutuhan organisasi berdasarkan analisis kebutuhan yang dibuat.
Kebutuhan tugas belajar disusun berdasarkan jenis, kualifikasi, jenjang pendidikan
dan jumlah SOM kes
Ind
p
PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS BELAJAR
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
BADAN PPSDM KESEHATAN - KEMENTERIAN KESEHATAN INDONESIA
Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan
Sumber Oaya Manusia Kesehatan
.
610.69
Ind
p
Katalog dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya
Manusia Kesehatan .
Pedoman pelaksanaan tugas belajar sumber daya manusia
kesehatan . Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2014
1. Judul I. HEALTH MANPOWER
KATA PENGANTAR
Pembangunan Kesehatan diawali dari adanya SDM Kesehatan yang berkualitas
yang memahami peran dan fungsi profesinya dalam melayani masyarakat.Tanpa adanya
SDM Kesehatan yang berkualitas, tidak mungkin diharapkan adanya pelayanan kesehatan
yang optimal yang mendukung suksesnya pembangunan kesehatan.Terkait dengan
strategisnya peran SDM Kesehatan dalam pembangunan kesehatan, maka kapasitas dan
kualitas SDM kesehatan perlu ditingkatkan melalui pendidikan berkelanjutan, diantaranya
melalui Tugas Belajar.
Penyelenggaraan Tugas Belajar bagi SDM Kesehatan merupakan kegiatan yang
rutin dilakukan setiap tahunnya, akan tetapi di dalam prosesnya banyak hal yang menjadi
kendala dan hambatan. Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar SDM Kesehatan ini disusun
sebagai acuan dalam pelaksanaan Tugas Belajar bagi SDM Kesehatan yang berstatus
PNS baik pegawai Pusat maupun Daerah, mulai dari persyaratan, proses rekrutmen, hak
dan kewajiban peserta, pembiayaan juga sanksi. Dengan adanya Pedoman Pelaksanaan
Tugas Belajar SDM Kesehatan ini diharapkan dapat mempermudah penyelenggaraan
Tugas Belajar bagi SDM Kesehatan dan pembagian peran yang jelas antara stakeholder
terkait, khususnya peran PusatDaerah. Pedoman ini telah disesuaikan dengan peraturan
perundangundangan terkait , kami harapkan pedoman ini sudah cukup mengakomodir
kepenlingan dan keinginan berbagai pihak.
Kami harapkan pedoman ini dapat dipergunakan dan menjadi acuan bagi Dinas
Kesehatan ProvinsilKabupaten/Kota serta Unit Utama Kementerian Kesehatan dalam
merencanakan kebutuhan dan menyiapkan stafnya untuk mengikuti Tugas Belajar
sehingga saat pendayagunaan pasca pendidikan , staf terse b ut dapat mengaplikasikan
ilmu yang didapat secara tepat guna yang mendukung suksesnya pembangunan
kesehatan .
Jakarta, 20 Mei 2014
N セ@
'\ Kepala Badan PPSDM Kesehatal}.
f Kemenkes RI
dr. Untung Suseno Sutarjo, M. Kes
NIP 195810171984031()()4
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN
DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
NOMOR HK.02 .03jV.1j07319j2014
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSlA KESEHATAN,
Menimbang
a. bahwa dalam rangka pencapaian masyarakat sehat yang
mandiri dan berkeadilan diperlukan sumber daya
manusia kesehatan yang berkualitas melalui program
tugas belajar;
b. bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 Tahun
2013 ten tang Penyelenggaraan Tugas Belajar Sumber
Daya Manusia Kesehatan bersifat umum sehingga perlu
dijelaskan dalam pedoman pelaksanaan;
c . bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b , perlu menetapkan
Keputusan
Kepala
Pemberdayaan
Badan
Sumber
Daya
Pengembangan
Manusia
Dan
Kesehatan
Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar Sumber
Daya Manusia Kesehatan;
ii
Mengingat
1. Undang-Undang
Nomor
36
Tahun
2009,
tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063) ;
2. Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2012
tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 158 , tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5336) ;
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6,
Tarnbahan Lembaran Negara Nomor 5494);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 74 , Tarnbahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5135)
6 . Peraturan
Presiden
Nomor
12 Tahun
1961
ten tang
Pemberian Tugas Belajar (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1961 Nomor 234, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2278);
7. Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional
Republik
Indonesia No.20 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Program Studi di Luar Domisili Perguruan Tinggi;
8 . Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan sebagaimana diu bah
dengan Permenkes Nomor 35 Tahun 2013 (berita negara
republik indonesia tahun 2013 Nomor 741) ;
iii I
-
I
I .
_
-=
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 Tahun 2013
Penyelenggaraan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia
Kesehatan;
10. Peraturan
Menteri
Negara
Pendayagunaan
Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 33 tahun 2011
ten tang Pedoman Anaiisis Jabatan ;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
73 Tahun 2013 ten tang Penerapan Kerangka Kuaiifikasi
Nasionai Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi;
12. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 04 Tahun 2013 Tentang
Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi Pegawai
Negeri Sipil.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
KESATU
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MAN USIA KESEHATAN
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS BELAJAR
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN .
KEDUA
Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia
Kesehatan sebagaimana tercantum daiam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Kepaia Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan ini.
KETIGA
Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia
Kesehatan sebagaimana dimaksud daiam Diktum Kedua
digunakan
sebagai
acuan
dalam
penyelenggaran
Tugas
Belajar oleh Pengelola Tugas Belajar, Instansi Pengusul,
Peserta dan Institusi Pendidikan.
KEEMPAT
Segala
pembiayaan
yang
timbul
sebagai
pelaksanaan
Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia
Kesehatan
dibebankan
pada Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja Negara (APBN) Kementerian Kesehatan atau sumber
lainnya yang tidak mengikat sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan.
KELIMA
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
Pada tanggal
1 Kepala Badan,
Jakarta
20
Mei
RPQセN@
.(\
or. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes
NIP 195810171984031004
DAFTARISI
Kata penga ntar ... ... .................. .............. ... .... ........ .... .... ............. ............. ........ ...... .. ........ ...... ...
Keputus an Kepala Badan PPSDM Kesehatan .............................................................................. ......_......
Daftar Anak Lampiran ................................................................................................... .
ii
vi
viii
BABIPENDAHULUAN
A. Latar Belakang .. ....... ...... ... ....... ............ .. ... ...... ..... ............ .... .. ............ ...... .... .... ............. ............ .
B. Tujuan ....... ... ... .................. ... ............... ..... ....... .... .......................................................................
C. Definisi Operasional..............................................
....................................... .. ..................
D. Dasar Hukum .................................................................. ....... .. ........... ..... ..... .................
E. Ruang Lingkup Pedoman .............................................. ............................ .... ....... ..... ..... .........
3
4
6
7
BAB II
A.
B.
C.
D.
E.
PERENCANAAN KEBUTUHAN TUGAS BELAJAR SDM KESEHATAN
Rencana Pemenuhan Kebutuhan Tugas BeIajar SDM Kesehatan........... .. ..... ... . .....................
Tahapan Perencanaan Kebutuhan .. ................................... ....... .. ...... .......... ....... ....... .... .........
Pemetaan SDM Kesehatan ............ ...................
. ......................... ..... ......................
Pemenuhan Kebutuhan SDM Kesehatan .......................
..................................
Identifikasi Kebutuhan Tugas Belajar SDM Kesehatan .................... ... ........... ... ....
8
8
9
14
15
BAB III PENERIMAAN PESERTA TUGAS BELAJAR
A. Pemberitahuan ................................................. ............................... ..........................................
17
Daftar lsi
8.
......................................................."... .... ....... ............. ........... .......................................
Mekanisme Penerimaan " ................. ..............
. ...... .. .................... ................ ................... .. 20
C. Pengusulan Calon Peserta Tugas Belajar SDM Kesehatan.....
D. Seleksi Tugas Belajar SDM Kesehatan... .................. ...............................................
BAB IV
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
PENDIDIKAN
Institusi Pendidikan ....
..... .................................... .................
Jenis Pendidikan ....... .... ..........
................................................................ ..... .. .......... .
Jangka Waktu Tugas Belajar ...
.................. .................................. ......... .... ................
Perpanjangan Waktu Tugas Belajar ................. ... .................... ...................... ........... ...........
Program Pendidikan ...... ...................... ... ....................................................
Peminatan Pendidikan ....
.... ................... ...
Proses Pendidikan .......
........... ..... ... ................ ................. ... .... .......................
Pasca Pendidikan ............... .........
................... ....................... ..... ....... .... .......... ...........
BAB V HAK DAN KEWAJIBAN
A. Hak ...................... ..
B. Kewajiban ................. .
BAB VI
A.
B.
C.
D.
PEMBIAYAAN
Sumber Pembiayaan ................. ........... .. ....... ........ ........... .... ......... .. .. ....... .
Komponen Dan Besaran Biaya ....... ,..... " ................................ . .
Jenis Pembiayaan ... ........... ... ... ................. .... ........ ... .... ..... .......... ..
Penghentian Biaya ...................................... ................. ... ............... .
20
21
30
31
31
31
32
32
33
33
35
35
37
37
3B
39
BAB VII PENGELOLA.AN
A. Unit Kerja Pengusul ... ............ ........ ......... ... ... ..... ............... ..... ....... .... .... ..................................... 40
B. Unit Utama Kementerian Kesehatan / Dinas Kesehatan Propinsi ............. ... ... .... ......... ....... ... 40
C. Pus.t Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanlutan SDM Kesehatan ............. ...... 41
BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
A. Monitoring dan Evaluasi ................ .................. ........... .... ..... .................................... ... ........ .... ...
B. Pendayagun.an Pasca Tugas Belajar ............................................ ...... .. .. .............. ..... ........ ..... ...
C. Masa Baktl ..... ......................................................................... ......................................................
D. Sanksi ...... ...... ... ...... ...... ...... ......... ..... .... ...... ...... ... ...... ............... ...... ............ .. ......... .... ... ......... ........
E. Pengendalian dan Pelaporan .................................................................................. ....................
42
43
43
44
47
BAB IX KETENTUAN KHUSUS
A. Tugas Belajar Luar Negeri
B. Tugas Belajar Dengan Kerenruan Khusus ( Sarker BLU ) ..........
C. Pendaftaran OnLine .......
BAB X PENUTUP ......
49
51
.. ................ 52
53
DAFTAR ANAK LAMPIRAN
Anak l.amplran 1 Bagan Alur Proses Pelaksanaan Tugas Belajar Kemenkes.. ........................ ........
54
Anak l.ampiran 2 Siklus Pengelolaan Tugas Belajar Tahunan .........................................................
55
Anak Lampiran 3 Analisis Rencana Kebutuhan Pemberian Tugas Belajar ................................ .......
56
Anak Lampiran 4.1 Format Rencana Lima Tahunan Usulan Tugas Belajar Program Studl D III,
DIY, SI, S2, S3 Unit Kerja ........................................................ ... .... ......................................................
57
Anak l.ampiran 4.2 Rencana Tahunan Usulan Tugas Belajar Program Studi D III, DIY, S I,S2,S3
Unit Kerja ... ... ... ... ...... ... ...... ...... ... ... ......... ...... ... ... ... ...... ... ... ... ...... ... ...... ...... ....................................................
58
Anak l.ampiran 4.3 Rencana Tahunan Usulan Tugas Belajar Program Studi D III, DIY, S I,S2,S3
Dinas Kesehatan Provlnsl ...................................... ..............................................................................
59
Anak l.ampiran 5 Format Penilaian ...................................................................................................
60
Anak l.ampiran 6 Daftar Riwayat Hidup Singkat ............................................... ................... ,..........
61
Anak Lampiran 7 Surat Pernyataan Kesedlaan Ditugaskan Kembali.............................................
62
Anak l.ampiran 8 Surat Pemyataan Rencao3
セ・ョオァ。ウ@
Kembali................................. ................
63
Anak l.amplran 9 Surat Pemyataan Calon Peserta Cadangan........................................................ .
64
Anak Lampiran 10 Checklist KcJcngkapan Persyaratan Calon Peserta ..........................................
65
Anak Lampiran 11 Checklist Pembobotan .. .... .... ... .. .. ..... ........ ........... ..............................................
66
Anak l.ampiran 12 Daftar Peminatan Pendidikan Calon Peserta Tubel Menurut Unit Kerja ......
67
Tim Penyusun ................................................................................................................................................................
73
:..
viii /
Lamplran I Keputusan
Kepala
Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusla Kesehatan Nomor HK.02.03N.1/07319/2014
Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar Sumber
Daya Manusia Kesehalan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan dalam kaitannya dengan pencapaian Visi
Masyarakat Sehat yang Mandiri dan berkeadilan memerlukan dukungan penuh dari
seluruh komponen. Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan yang berkualitas
merupakan salah satu komponen pokok dalam pelaksanaan pembangunan
kesehatan. oleh karenanya SDM kesehatan menempati prioritas yang strategis
untuk terus menerus dikembangkan dan ditingkatkan kapasitasnya.
Tujuan dari upaya pengembangan SDM kesehatan adalah meningkatnya
pemberdayaan dan penyediaan SDM kesehatan dari masyarakat dan pemerintah.
yang bermutu dalam jumlah dan jenis yang cukup serta penyebarannya sesuai
dengan kebutuhan. Program pengembangan SDM kesehatan telah dilakukan
melalui berbagai macam upaya. diantaranya melalui berbagai seminar. pelatihan.
pendampingan oleh tenaga ahli. magang. studi banding, serta program tugas
belajar.
r"engembangan SDM di bidang kesehatan melalui program tugas belajar
SUd?1 dilakukan sejak lama di Kementerian Kesehatan RI. Pada umumnya
prtlgram tugas belajar dalam negeri dibiayai dari sumber dana dalam negeri (APBN
dan APBD). bantuan luar negeri baik yang berupa bantuan kerjasama teknik atau
hibah (grant) maupun pinjaman (loan) secara bilateral. multilateral, atau melalui
organisasi internasional yang disalurkan melalui Kementerian Kesehatan RI. Untuk
efektivitas pengaturan tugas belajar tersebut agar dapat membantu pelaksanaan
peningkatan kapasitas SDM kesehatan di berbagai tingkat administrasi. perlu
ditetapkan Pedoman PelaksanaanTugas Belajar SDM kesehatan.
Sejak
tahun
2002.
pengelolaan
program
tugas
belajar
diatur
pelaksanaannya. melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1053/MENKES/SKNII1/2002 tanggal 27 Agustus 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Penyelenggaraan Tugas Belajar Dalam Negeri dan Luar Negeri di
Lingkungan Kementerian Kesehatan RI . Pedoman tersebut mengatur tentang
kebijakan penyelenggaraan, kriteria peserta, syarat administrasi, serta tugas dan
tanggung jawab seluruh pihak terkait dalam pengelolaan program tugas belajar.
Untuk memperkuat pelaksanaannya , setiap tahun dikeluarkan Surat Edaran
Kemenkes yang berisi ten tang tatanan program tugas belajar untuk dijadikan
sebagai landasan dalam:
1) merencanakan dan menetapkan prioritas tugas belajar agar sesuai dengan
kebutuhan ;
2) mengelola dan mengendalikan program tugas belajar di lingkungan
Kementerian Kesehatan RI.
Pada tahun 2008 terkait dengan kebijakan program tugas belajar ditetapkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 541 tentang Program Tugas Belajar Sumber
Daya Manusia Kesehatan . Dalam Permenkes tersebut diatur halhal terkait
program tugas belajar antara lain peserta, penyelenggaraan, pembiayaan,
pembinaan dan pengawasan.
Berdasarkan hasil evaluasi tahunan terhadap perkembangan pelaksanaan
program tug as serta masukan dari berbagai pihak terkait dalam segala kesempatan
baik pada pertemuan formal maupun informal, ternyata masih terdapat bermacam
pokok persoalan dalam pengelolaan program ini yang harus diakomodir dalam
pelaksanaan Tugas Belajar. Untuk itu pada tahun 2013 telah ditetapkan
Permenkes Nomor 54 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Program Tugas
Belajar Sumber Daya Manusia Kesehatan. Dalam Permenkes tersebut tercantum
halhal pengelolaan tugas belajar sumber daya manusia kesehatan secara umum .
Untuk itu dipandang perlu dibuat suatu Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar
sebagai aturan Penjelasan dari Permenkes tersebut.
Program Tugas Belajar SDM kesehatan merupakan bagian dari
pengembangan SDM kesehatan yang menyeluruh , mulai dari aspek perencanaan
kebutuhan, proses penerimaan, pengorganisasian, monitoring dan evaluasi
pelaksanaan sampai dengan pendayagunaan kembali pasca pendidikan (distribusi
dan pengembangan karir). Hal tersebut dilaksanakan dalam rangka memenuhi
kebutuhan organisasi/satuan kerja akan SDM kesehatan yang produktif dan
profesional mengacu pada rencana strategis nasional dan daerah/unit utama yang
dituangkan dalam bentuk master plan
pengelolaan SDM kesehatan .
(lima tahunan) perencanaan dan
Oalam menyusun Pedoman Pelaksanaan Tugas Belajar Sumber Oaya
Manusia Kesehatan diharapkan dapat mengatur secara jelas pelaksanaan program
tugas belajar SOM kesehatan . Selain itu dalam penyusunan Pedoman Tugas
Belajar ini diharapkan dapat mengakomodir dan mencarikan solusi terhadap
berbagai pokok persoalan yang belum secara maksimal diwadahi dalam Pedoman
Pengelolaan Tugas Belajar Oalam Negeri dan Luar Negeri dilingkungan
Kementerian Kesehatan Tahun 2002 diantaranya adalah:
1. Program tugas belajar merupakan bag ian dari manajemen SOM yang
menyeluruh, sehingga perencanaan tugas belajar harus melibatkan lebih
banyak pemangku kepentingan (stakeholder).
2. Kebijakan program tugas belajar harus tepat sasaran dan sesuai dengan
kebijakan pembangunan kesehatan dengan memberikan perhatian yang sama
terhadap seluruh komponen yang terlibat.
3. Mekanisme yang mengatur tata hubungan atau koordinasi serta peran, fungsi
dan tugas masingmasing unit organisasi, penyandang dana serta institusi
penyelenggara pendidikan terkait dengan penyelenggaraan tugas belajar harus
menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi.
4. Profesionalisme dalam pengelolaan tugas belajar baik dalam aspek teknis ,
administrasi dan pembiayaan.
5. Sistem monitoring dan evaluasi yang berkala dan berkesinambungan sejak
proses perencanaan kebutuhan, rekrutmen, seleksi, penetapan peserta,
pelaksanaan pendidikan hingga pendayagunaan pasca tugas belajar harus
ditingkatkan.
6. Penerapan
sanksi
terhadap
pelanggaran
ketentuan
dan
mekanisme
pelaksanaannya.
B. Tujuan
Tujuan pedoman pelaksanaan tugas belajar SOM kesehatan adalah
sebagai acuan dalam penyelenggaraan tugas belajar bagi pengelola di tingkat
pusat, provinsi dan kabupaten/kota serta unit pelaksana teknisnya dalam rangka
memenuhi kebutuhan SOM kesehatan yang memiliki keahlian atau kompetensi
untuk melaksanakan tugas dan fungsi serta pengembangan organisasi.
· C. Definisi Operasional
1. Sumber Oaya Manusia Kesehatan yang selanjutnya disingkat SOM kesehatan
adalah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang mendukung.
menunjang, terlibat, bekerja dan mengabdikan dirinya dalam upaya dan
manajemen kesehatan .
2. Tugas Belajar adalah penugasan yang diberikan oleh pejabat yang berwenang
kepada Pegawai Negeri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi atau yang setara baik di dalam maupun di luar negeri. bukan atas biaya
sendiri, dan meninggalkan tugas seharihari sebagai Pegawai Negeri.
3. Peserta Tugas Belajar yang selanjutnya disebut Peserta adalah SOM
kesehatan yang mengikuti tugas belajar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan .
4. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Oaya Manusia Kesehatan
yang selanjutnya di singkat BPPSOMK adalah unsur pendukung yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan , yang mempunyai
tugas melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan.
5. Unit Utama adalah satuan organisasi eselon I Kementerian Kesehatan yang
terdiri atas Sekretariat Jenderal, Oirektorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan ,
Oirektorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan ,
Oirektorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Direktorat Jenderal
Bina Farmasi dan Alat Kesehatan, Inspektorat Jenderal , Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan dan BPPSDMK .
6. Sekretariat Unit Utama adalah satuan kerja eselon II yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan kepegawaian di masingmasing unit utama di
lingkungan Kementerian Kesehatan .
7. Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah
memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya,
dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.
8. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan dibidang
kesehatan.
9. Institusi pendidikan penyelenggara program tugas belajar adalah institusi
pendidikan milik pemerintah, swasta baik di dalam maupun luar negeri yang
terakreditasi minimal B.
'"
10. Unit Pelayanan Teknis Daerah yang selanjutnya disingkat UPTD adalah Unit
organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan yang melaksanakan tugas teknis
operasional dan I atau tugas teknis penunjang Dinas Kesehatan.
11. Program Diploma III selanjutnya disebut Program 0111
adalah jenjang
pendidikan profesional yang mempunyai beban studi minimal 110 satuan kredit
semester (sks) dan maksimal 120 sks dengan kurikulum 6 semester dan lama
program antara 6 sampai 10 semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas .
12. Program Diploma IV selanjutnya disebut Program DIV adalah jenjang
pendidikan profesional yang mempunyai beban studi minimal 144 satuan kredit
semester (sks) dan maksimal 160 sks dengan kurikulum 8 semester dan lama
program antara 8 sampai 14 semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
13. Program Sarjana selanjutnya disebut Program S1 adalah jenjang pendidikan
profesional yang mempunyai beban studi minimal 144 satuan kredit semester
(sks) dan maksimal 160 sks dengan kurikulum 8 semester dan lama program
antara 8 sampai 14 semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
14. Program Sarjana II selanjutnya disebut Program S2 adalah jenjang pendidikan
profesional yang mempunyai beban studi minimal 36 satuan kredit semester
(sks) dan maksimal 50 sks dengan kurikulum 4 semester dan lama program
antdra 4 sampai 6 semester setelah pendidikan Program S1 atau sederajat.
15. Frogram Doktor selanjutnya disebut Program S3 adalah jenjang pendidikan
akademik yang ditempuh dengan lama program 6 semester setelah pendidikan
Program S 1 atau sederajat, atau ditempuh setelah pendidikan Program S2 atau
sederajat, dengan be ban studi dan prosedur yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.
16. Perguruan Tinggi Negeri yang selanjutnya disingkat PTN adalah Perguruan
Tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh Pemerintah.
17. Perguruan Tinggi Swasta yang selanjutnya disingkat PTS adalah Perguruan
Tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh masyarakat.
18. Fakultas adalah satuan struktural pada universitas atau institut yang
mengkoordinasikan dan/atau melaksananakan pendidikan akademik dan/atau
profesional dalam satu atau seperangkat cabang ilmu pengetahuan, teknologi
dan atau kesenian tertentu.
19. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang
memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis
pendidikan akademik pendidikan profesi danl atau pendidikan vokasi.
20. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu.
21. Akreditasi program studi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam
satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
22. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut BANPT
adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program dan/atau
satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dengan mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan.
23. Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk
memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik .
24. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang
berkaitan dengan pemahaman dan/atau pengujian suatu cabang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
25 . Biaya lain yang tidak mengikat adalah biaya yang berasal dari organisasi
pemerintah atau non pemerintah yang berbadan hukum tanpa kewajiban
mengikat dan yang tidak bertentangan dengan Pedoman ini.
D. Dasar Hukum
1. UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. UndangUndang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5336);
3. UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014, tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran
Negara Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5494);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135)
5. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1961 tentang Pemberian Tugas Belajar
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1961 Nomor 234, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2278);
6. Permendikbud No.20 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Program Studi di
Luar Oomisili
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PERNIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan sebagaimana diu bah dengan
Permenkes Nomor 35 Tahun 2013 (berita negara republik indonesia tahun 2013
Nomor 741);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 Tahun 2013 Penyelenggaraan Tugas
Belajar Sumber Oaya Manusia Kesehatan ;
9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 33 tahun 2011 tentang Pedoman Analisis Jabatan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 Tahun 2013 tentang
Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi ;
1 1. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 04 Tahun 2013 Tentang Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi
Pegawai Negeri Sipil.
E. Ruang Lingkup Pedoman
Ruang lingkup pengaturan pedoman pemberian tugas belajar bagi SOM
kesehatan meliputi tujuan , perencanaan kebutuhan, penerimaan, pendidikan , hak
dan kewajiban , pembiayaan, pengelolaan program, pembinaan dan pengawasan.
BABII
PERENCANAAN KEBUTUHAN TUGAS BELAJAR SOM KESEHATAN
A. Rencana Pemenuhan Kebutuhan Tugas Belajar SOM kesehatan
Rencana pemenuhan kebutuhan tugas belajar SOM kesehatan disusun oleh
masingmasing unit organisasi pengusul tugas belajar. Rencana disusun untuk
pemenuhan 5 tahunan dan tahunan dengan memperhatikan halhal seperti
pengembangan organisasi di masa depan
1.
Lima Tahunan
Rencana pemenuhan kebutuhan tug as belajar disusun oleh unit organiasi
pengusul dengan mencantumkan jumlah SOM kesehatan, jenis peminatan,
jenjang pendidikan, institusi pendidikan yang dituju dan rencana penempatan
paca pendidikan (Anak Lampiran 4.1).
2.
Tahunan
Rencana pemenuhan kebutuhan tug as belajar tahunan disusun berdasarkan
dokumen rencana 5 tahunan atau dengan memperhatikan kebutuhan
organisasi yang mendesak atau adanya keharusan yang di tentukan oleh
peraturan perundangundangan. (Anak Lampiran 4.2).
Rencana tahunan merupakan usulan tugas belajar setiap tahun yang diajukan
unit organisasi kepada Kementerian Kesehatan melalui mekanisme secara
berjenjang. Usulan tugas belajar yang diajukan tersebut memperhatikan
ketentuanketentuan Program Tugas Belajar SOM kesehatan yang tercantum
dalam Pedoman atau Surat Pemberitahuan yang dikeluarkan setiap tahun oleh
Kementerian Kesehatan.
B. Tahapan Perencanaan Kebutuhan
1. Perencanaan tugas belajar disusun mengacu pada dokumen perencanaan
SDM kesehatan yang menyeluruh sesuai dengan kajian kebutuhan organisasi
dari Unit Kerja baik tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
2. Proses perencanaan di tingkat provinsi harus melibatkan seluruh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan semua UPT milik daerah yang berada di
wilayahnya , serta organisasi lain yang berkepentingan.
l
-
--
-
--
3. Proses perencanaan di tingkat Pusat dilaksanakan oleh Unit Utama melibatkan
semua unit di bawahnya sesuai struktur dalam organisasinya . Unit Utama
melakukan koordinasi dengan Oinas Kesehatan Provinsi khususnya terkait
dengan perencanaan SOM yang bekerja di UPT pusat di daerah.
4. Ookumen perencanaan yang dihasilkan akan dibahas bersama di tingkat
nasional bersama Unit Utama , Oinas Kesehatan Provinsi dan para Penanggung
Jawab proyek yang memiliki alokasi dana tugas belajar. Hasil pembahasan
tersebut berupa kesepakatan rencana tugas belajar nasional, tujuan dan fokus
program, rencana pemanfaatan, alokasi biaya bantuan pendidikan untuk
masingmasing provinsi dan unit utama, kriteria dalam proses penerimaan
peserta, serta jadwal pelaksanaan mulai proses penyusunan dan pengiriman
surat pemberitahuan, pengajuan usulan calon peserta, seleksi administrasi,
seleksi akademik, penetapan peserta, pendidikan, pencairan dana biaya
bantuan pendidikan hingga pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
5. Format dokumen perencanaan tugas belajar menyesuaikan kebutuhan
organisasi unit kerja pengusul , minimal mencakup justifikasillatar belakang,
anal 'sis jabatan, uraian jabatan, peta jabatan, rencana pemenuhan kebutuhan,
keJijakan daerah bidang SOM kesehatan, fokus dan tujuan program, sasaran,
'encana alokasi peserta tugas belajar berdasarkan unit kerja. Untuk program
pendidikan ke luar negeri juga menyertakan kebutuhan rencana kursus Bahasa
Inggris atau bahasa asing lainnya.
c.
Pemetaan 80M Kesehatan
Pemetaan SOM kesehatan dilaksanakan dengan melihat Struktur Organisasi
dan Tugas serta Fungsi Organisasi dari masingmasing
unit pengusul.
Berdasarkan hal tersebut disusun analisis jabatan, uraian tugas, analisis beban
kerja dan standar kompetensi jabatan.
1. Analisis Jabatan
Analisis jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk memperoleh data
jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan disajikan untuk kepentingan
program kepegawaian serta memberikan umpan balik bagi organisasi,
tatalaksana, pengawasan dan akuntabilitas.
Analisis jabatan pada hakekatnya adalah analisis organisasi. Sesuai
dengan hakekatnya, maka aspek pokok yang dianalisis dalam analisis jabatan
setiap unit kerja . Penjabaran fungsi terlihat pada pelaksanaan tugas oleh
semua pegawai yang berada di unit kerja tersebut.
Dalam menganalisis jabatan diperlukan berbagai macam data . Data yang
utama adalah data mengenai pekerjaan yang dilaksanakan oleh pegawai .
Pekerjaan dimaksud adalah pelaksanaan tug as seharihari oleh pegawai.
Sumber data tersebut dapat berasal dari para pimpinan unit kerja, para
pegawai , suratsurat keputusan tentang organisasi, laporan pelaksanaan
pekerjaan, dan literatur atau referensi lain yang berkaitan dengan misi atau
fungsi organisasi .
Hasil dari analisis jabatan adalah:
a. Rumusan Nomenklatur Jabatan
Rumusan nomenklatur jabatan adalah rumusan atas suatu jenis pekerjaan
yang ditandai dengan penetapan Nama Jabatan. Nama jabatan harus dapat
menggambarkan tugastugas yang terkandung didalamnya.
b. Rumusan jabatan untuk setiap unit kerja, yaitu jabatan struktural dan jabatan
fungsional
c. Uraian jabatan baik jabatan struktural maupun jabatan fungsional
d. Peta jabatan yang berupa bentangan seluruh jabatan baik struktural maupun
fungsional , sebagai gambaran menyeluruh bagi jabatan yang ada dalam unit
organisasi atau dalam instansi.
Peta jabatan adalah susunan jabatan yang digambarkan secara vertikal
maupun horizontal menurut struktur kewenangan , tugas dan tanggung jawab
jabatan serta persyaratan jabatan. Peta jabatan menggambarkan seluruh
jabatan yang ada dan kedudukannya dalam unit kerja.
Peta jabatan merupakan bentangan seluruh jabatan di seluruh unit kerja
yang menggambarkan jabatan struktural beserta jabatan fungsional yang
berada di bawahnya. Dengan pet a jabatan, maka seluruh unit kerja dapat
dilihat jenis dan susunan jabatan yang ada di dalamnya .
2.
Uraian Jabatan
Uraian Jabatan adalah uraian tentang informasi dan karakteristik
jabatan, seperti nama jabatan, kode jabatan, letak jabatan, ikhtisar jabatan ,
uraian tugas, hasil kerja, bahan kerja, peralatan kerja, tanggung jawab jabatan,
wewenang jabatan, korelasi jabatan, kondisi lingkungan kerja dan syarat
jabatan.
Uraian jabatan diartikan pula sebagai gambaran tentang halhal yang
berkaitan dengan jabatan yang meliputi rincian tugas, hasil kerja, bahan kerja,
peralatan kerja, tanggung jawab, wewenang, korelasi jabatan, kondisi
lingkungan kerja , upaya fisik, dan kemungkinan risiko bahaya, serta prasyarat
jabatan.
Uraian jabatan menguraikan setiap aspek dan karakteristik yang
tergantung dalam jabatan dan berisi antara lain:
a. Nama Jabatan
Sebagai contoh pemberian nama jabatan adalah:
1) Sekelompok tugastugas administrasi kepegawaian diberi nama
Pengadministrasi Kepegawaian
2) Sekelompok tugastugas penganalisisan diberi nama Analis
3) Sekelompok tugastugas pengumpulan dan pengolahan data diberi
nama Pengumpul dan Pengolah Data
b. Ringkasan Tugas
Ringkasan tugas merupakan ikhtisar dari keseluruhan uraian tugas jabatan
yang ada dan disusun dalam 1 (satu) kalimat. Ringkasan tugas dirumuskan
dari tugas yang paling inti atau paling esensi dalam jabatan yang
bersangkutan.
c. Hasil Kerja
Hasil kerja merupakan produk atau luaran (output) jabatan. Setiap jabatan
harus mempunyai produk atau luaran (output). Produk jabatan dapat berupa :
1) Bendabenda atau sesuatu yang bersifat fisik
2) Data, informasi, layanan atau sesuatu yang bersifat nonfisik
d. Bahan Kerja
Bahan kerja merupakan masukan atau sesuatu yang diolah atau sesuatu
yang diproses dalam pelaksanaan tugastugas jabatan untuk memperoleh
hasil kerja. Sesuatu yang diolah atau diproses tersebut dapat berupa data
atau benda.
Misalnya:
1) Konsep surat merupakan bahan kerja bagi jabatan Pengetik
2) Data
kepegawaian
merupakan
bahan
kerja
bagi
jabatan
Pengadministrasi Kepegawaian
I
MセN@
_
.....
= __ _
_
_J
11
e. Peralatan Kerja
seperti alat tulis. komputer. dan alatalat lain yang spesifik sesuai dengan
jabatannya . Misalnya:
1) Alat tul is dan kalkulator merupakan alat kerja
bagi jabatan
Bendaharawan
2) Teodolit merupakan alat kerja bagi jabatan Juru Ukur. Dan sebagainya.
f. Rincian Tugas
Setiap jabatan berisi sekelompok tugas . Dalam jabatan berisi antara 5 (lima )
sampai 12 (dua belas) tugas. Setiap tugas diuraikan dengan jelas dalam
rincian tug as ini. gambaran ten tang apa yang dikerjakan . mengapa harus
dikerjakan. dan bagaimana cara mengerjakannya .
g. Keadaan Tempat Kerja
Merupakan gambaran tentang kondisi temp at beserta lingkungan disekitar
tempat kerja yang menimbulkan dampak negatif atau menimbulkan dampak
negatif atau menimbulkan risiko bahaya bagi pegawai yang berada di
dalamnya.
h. Upaya Fisik
Merupakan gambaran penggunaan anggota tubuh dalam melaksanakan
tugas jabatan. Penggunaan anggota tubuh dalam upaya fisik adalah
penggunaan mata . telinga . hidung. mulut. tangan . jari. bahu, kaki, dan
pinggang. Bentuk penggunaannya seperti melihat jarak dekat. berjalan.
mengangkat, membungkuk. memutar, memanggul. duduk. dan sebagainya .
Upaya fisik yang esensi diuraikan adalah upaya fisik dalam pelaksanaan
tugas yang menyerap tenaga berlebihan atau dapat berdampak negatif ba gi
pegawa i.
I. Risiko 8ahaya
Merupakan bahaya yang mungkin timbul dan menimpa pegawai sewa ktu
melakukan tugas jabatannya . Risi ko bahaya dapat berupa risiko bahaya
terhadap fisik atau mental. Risiko bahaya fisik dapat berupa kecelakaan
yang menimbulkan cacat terhadap anggota tubuh atau meninggal dunia .
Sedangkan risiko bahaya mental dapat berupa terganggunya mental atau
kejiwaan seorang pegawai.
Contoh: tenaga kesehatan yang bekerja di daerah terpencil, perbatasan,
kepulauan dan daerah bencana/rawan bencana.
j. Syarat Jabatan
Syarat Jabatan adalah syarat yang harus dipenuhi atau dimiliki oleh
seseorang untuk menduduki suatu jabatan. Syarat jabatan merupakan
tuntutan kemampuan kerja yang ditunjukkan dengan keahlian atau
keterampilan kerja yang diidentifikasi dari pemilikan pengetahuan kerja,
pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, dan kemampuan dari aspek
psikologis dan kekuatan fisiko Syarat jabatan diartikan pula sebagai
kualifikasi yang harus dipenuhi untuk menduduki suatu jabatan seperti
pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, pengetahuan kerja, keterampilan
kerja, serta syarat psikologi.
Syarat jabatan merupakan rumusan tentang kemampuan kerja yang dituntut
untuk dapat melaksanakan tugas jabatan, berupa:
1) Keahlian kerja yang harus dimiliki
2) Keterampilan kerja
1) Pengetahuan kerja
4) Pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja
5) Kondisi fisik atau kemampuan jasmani
6) Kondisi mental yang berupa bakat kerja, temperamen kerja, dan minat
kerja
3.
Formasi Jabatan
Formasi jabatan adalah jumlah dan susunan jabatan dalam suatu unit kerja
menurut jenis dan peringkat yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas dan
fungsi unit kerja yang bersangkutan secara efektif dan efisien. Formasi jabatan
disebut juga sebagai jumlah dan susunan jabatan karier yang diperlukan dalam
suatu satuan organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok
dalam jangka waktu tertentu.
4.
Analisis Seban Kerja
Merupakan proses penghitungan jumlah kebutuhan pegawai dalam rangka
pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi berdasarkan beban kerja unit. Analisis
beban kerja juga menghasilkan informasi tentang kelebihan atau kekurangan
pegawai khususnya tenaga fungsional.
5. Standar kompetensi jabatan
Standar kompetensi jabatan merupakan persyaratan kompetensi minimal yang
harus dimiliki seorang pegawai dalam melaksanakan tugas jabatan. Standar
kompetensi jabatan disusun berdasarkan tug as dan fungsi organisasi dan
disusun untuk menjamin objektivitas penempatan pegawai. Standar kompetensi
jabatan memuat kompetensi dasar dan kompetensi bidang. Jabatan yang
memiliki fungsi yang sejenis dapat memiliki kompetensi dasar yang sama.
Dari pelaksanaan anal isis jabatan, anal isis beban kerja dan standar kompetensi
jabatan didapatkan beberapa keadaan pegawai yang memerlukan kebijakan
untuk pemecahan masalah antara lain:
a. Ditemukannya duplikasi tugas dan fungsi unit kerja;
b. Ditemukannya tugas dan fungsi unit kerja yang tidak dapat dijabarkan lebih
lanjut menjadi tugastugas jabatan atau terlalu sempit, atau kurang
memperlihatkan eksistensi sebuah unit kerja;
c. Ditemukannya penempatan pegawai yag tidak sesuai dengan syarat jabatan
yang didudukinya;
d. Ditemukannya data kelebihan atau kekurangan pegawai atau kesesuaian
pegawai ;
e. Dan sebagainya
O. Pemenuhan Kebutuhan SOM kesehatan
Berdasarkan pemetaan SDM kesehatan melalui proses anal isis jabatan
dan analisis beban kerja serta standar kompetensi jabatan yang disusun, maka
dapat diketahui kondisi SDM kesehatan di masingmasing unit organisasi apakah
sudah tercukupi dalam segi jumlah, kualifikasi dan kompetensinya sesuai jabatan
yang ada .
Jika terdapat kekurangan dari segi jumlah atau kualifikasi atau kompetensi
dapat dilakukan beberapa upaya diantaranya melalui:
1. Penerimaan CPNS
Pad a saat terjadi kekurangan SDM dengan kualifikasi tertentu, unit organisasi
dapat mengusulkan formasi kebutuhan CPNS dengan kualifikasi tertentu sesuai
analisis jabatan dan analisis beban kerja yang disusun.
2. Mutasi
Selain melalui penerimaan CPNS. unit organisasi juga dapat menerima PNS
dari Unit Organisasi lain yang mengajukan mutasi, bila sesuai dengan
kebutuhan unit organisasi tersebut.
3. Pendidikan dan Pelatihan
Upaya peningkatan kualifikasi dan kompetensi dapat dilaksanakan melalui
proses pendidikan dan pelatihan bagi SOM kesehatan.
Contoh: untuk jabatan perancang perundangperundangan diperlukan tenaga
sarjana hukum dengan pengalaman mengikuti pelatihan 'Legal Drafting'. Untuk
jabatan analis kepegawaian dibutuhkan tenaga setara 03 ke atas dengan
pengalaman mengikuti pelatihan analisis kepegawaian.
4. Tugas Belajar
Upaya peningkatan kualifikasi dan kompetensi dapat dilakukan melalui tugas
belajar sesuai dengan kebutuhan unit organisasi dan didasarkan pada analisis
jabatan yang tertuang dalam syarat jabatan dan rencana pengembangan
organisasi.
E. Identifikasi Kebutuhan Tugas Belajar SOM kesehatan
Identifikasi kebutuhan tugas belajar SOM kesehatan dilaksanakan dengan
memperhatikan kebutuhan organisasi berdasarkan analisis kebutuhan yang dibuat.
Kebutuhan tugas belajar disusun berdasarkan jenis, kualifikasi, jenjang pendidikan
dan jumlah SOM kes