Selain itu tahanan dielektrik tergantung pada temperatur, kelembapan, dan bentuk elektroda uji. Oleh karena itu, semua kondisi ini harus dicantumkan
pada hasil pengukuran.
II.5 Kekuatan Kerak isolasi
Bila suatu sistem isolasi diberikan tekanan dielektrik, maka arus akan mengalir pada permukaannya. Besar arus permukaan ini ditentukan tahanan
permukaan sistem isolasi. Arus ini sering juga disebut dengan arus bocor arus yang menyelusuri sirip isolator. Mudah dipahami, bahwa besar arus tersebut
dipengaruhi oleh kondisi sekitarnya, yaitu suhu, tekanan, kelembapan dan polusi. Secara teknis, sistem isolasi harus mampu memikul arus bocor tersebut
tanpa menimbulkan pemburukan pada permukaan sistem isolasi atau setidaknya pemburukan karena arus bocor tersebut dapat dibatasi.
Arus bocor menimbulkan panas, dan hasil sampingannya adalah timbulnya penguraian pada bahan kimia yang membentuk permukaan sistem
isolasi. Efek yang sangat nyata dari penguaraian ini adalah timbulnya kerak jejak arus. Kerak dapat membentuk suatu lajur konduktif yang selanjutnya
akan menimbulkan tekanan elektrik yang berlebihan pada sistem isolasi. Panas yang ditimbulkan arus bocor dapat juga menimbulkan erosi tanpa didahului oleh
adanya kerak konduktif. Terjadinya kerak tidak terbatas hanya pada permukaan isolasi
pasangan luar, tetapi dapat juga terjadi pada isolasi peralatan pasangan dalam yang terpasang pada tempat kotor dan lembab, juga pada isolasi yang terpasang
dibahagian dalam peralatan itu sendiri. Semua kejadian itu dipengaruhi sifat material, bentuk dan kehalusan permukaan elektroda, juga oleh pengaruh luar.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Mekanisme terjadinya kerak sama dengan mekanisme lewat denyar isolasi terpolusi. Bergabungnya beberapa kerak dapat memicu lewat denyar sempurna.
II.6 Teori Kegagalan Isolasi
Suatu peralatan listrik jika mengalami kegagalan pengisolasian maka akan mengakibatkan Terjadinya Busur Api yang sudah menandakan terjadinya
tembus listrik. Terjadinya atau padamnya busur api berhubungan dengan peristiwa ionisasi, deionisasi dan emisi. Berikut ini akan dijelaskan secara
singkat tentang peristiwa ketiga tersebut.
II.6.A Ionisasi
Terjadinya atau padamnya busur api berhubungan dengan peristiwa ionisasi. Lihat gambar sebagai berikut :
+ +
e
a
Elektron bebas
e
i
Elektron terikat
Proton Neutron
+ +
e
a
e
i
Proton Neutron
Gambar a.suatu
e
a membentur
e
i Gambar b.
e
i keluar lintasan Gambar II.6.A Proses Ionisasi
Pada Gambar II.6.A ditunjukkan model dari suatu atom helium. Inti
atom ini terdiri dari dua proton bermuatan positif dan dua neutron yang tidak bermuatan. Dua elektron bermuatan negatif berputar mengelilingi inti atom
dengan lintasan yang berbeda. Dalam keadaan normal akan bersifat netral.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Oleh suatu proses, misalnya karena benturan suatu partikel dari luar, maka elektron dapat keluar dari lintasannya dan terlepas menjadi elektron bebas,
sehingga partikel yang tersisa dalam atom tinggal berupa dua proton, dua neutron dan satu elektron. Karena muatan positif lebih banyak dari muatan
negatif, maka total muatan atom sekarang menjadi positif. Terlepasnya elektron dari ikatan atom netral sehingga terjadi elektron bebas dan ion positif
disebut ionisasi. Ionisasi dalam gas dapat terjadi karena tiga hal, yaitu: karena adanya radiasi sinar kosmis, adanya massa yang membentur gas Ionisasi
benturan dan karena kenaikan temperatur gas Ionisasi thermis.
II.6.A.1 Radiasi Sinar Kosmis
Ruang di atas bumi secara terus-menerus dibombardir dengan partikel-partikel-partikel submikroskopis yang berenergi tinggi. Sebagian
berasal dari matahari yang sering disebut dengan sinar kosmis. Sebagian berasal dari pemisahan bahan radioaktif yang setiap menit terjadi di dalam
bumi, di langit dan didalam organisme makhluk hidup. Partikel berenergi tinggi ini membentur elektron molekul netral. Peristiwa ini membuat gas
selalu mengandung elektron-elektron bebas. Untuk lebih jelasnya lihat gambar sebagai berikut:
Partikel submikroskopis yang berenergi tinggi
Gambar II.6.A.1 Ionisasi karena radiasi sinar Kosmis
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Dari gambar II.6.A.1 terlihat bahwa energi yang berasal dari
radiasi sinar kosmis yang menimbulkan partikel submikroskopis yang berenergi tinggi yang disebut juga energi radiasi akan membentur atom
netral yang ada di bumi. Walaupun ada energi ikat elektron pada atom tersebut atau disebut juga dengan energi ikat elektron akan tetapi jika energi
radiasi lebih besar dari energi ikat elektron maka akan terjadi ionisasi yang disebut dengan ionisasi radiasi sinar kosmis. Dimana proses kimianya
adalah sebagai berikut:
A +
Energi A
+
+
e
Dimana : A = Atom netral
A
+
= ion Positif
e
= elektron bebas
II.6.A.2 Ionisasi benturan
suatu gas berada diantara dua dua elektroda plat sejajar. Kedua elektroda diberi tegangan searah, akibatnya timbul medan listrik diantara
kedua elektroda yang arahnya dari anoda kekatoda. Lihat gambar sebagai berikut:
e
a
E
+ -
Anoda Katoda
Elektro bebas Molekul netral
Gambar II.6.A.2 Ionisasi benturan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Didalam gas dimisalkan ada satu elektron bebas hasil radiasi sinar kosmis e
a
. Karena adanya medan listrik, elektron tersebut akan mengalami gaya yang arahnya menuju anoda. Dalam perjalanan menuju
anoda, elektron itu membentur molekul-molekul netral gas. Jika energi kinetis elektron pembentur lebih besar dari energi ikat elektron gas, maka
elektron gas akan keluar dari lintasannya menjadi elektron bebas baru dan menyisakan ion positif. Ion positif akan mengalami gaya dan bergerak
menuju katoda sedang elektron bebas baru akan bergerak menuju anoda. Elektron baru ini akan mengadakan ionisasi benturan lagi, sehingga elektron
bebas dan ion positif didalam gas semakin banyak jumlahnya.
II.6.A.3 Ionisasi Thermis
Jika temperatur gas dalam suatu bejana tertutup dinaikkan, maka molekul-molekul gas akan bersirkulasi dengan kecepatan tinggi
sehingga terjadi benturan antar molekul dengan molekul. Jika temperatur semakin tinggi, maka kecepatan molekul semakin tinggi, sehingga benturan
antar molekul semakin keras dan dapat membuat terlepasnya elektron dari molekul netral. Lihat gambar sebagai berikut:
Api Panas
Gambar II.6.A.3 Ionisasi Thermis
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
II.6.B Deionisasi
Jika suatu elektron bebas bergabung dengan suatu ion positif akan dihasilkan suatu molekul netral. Peristiwa penggabungan ini disebut dengan
deionisasi. Deionisasi akan mengurangi partikel bermuatan dalam suatu gas. Jika pada suatu gas terjadi aktivitas deionisasi yang lebih besar dari aktivitas ionisasi,
maka muatan-muatan bebas didalam gas itu akan berkurang. Lihat gambar sebagai berikut:
+ +
Elektron bebas Elektron terikat
Proton Neutron
+ +
Proton Neutron
e
a
e
a
Gambar a.elektron kembali terikat Gambar b.
e
a diluar lintasan Gambar II.6.B Proses Deionisasi
Ada empat proses deionisasi yang berhubungan dengan pemadaman busur api pada suatu pemutus daya, yaitu:
1. Deionisasi medan elektrik
2. Deionisasi rekombinasi
3. Deionisasi akibat pendinginan
4. Deionisasi tangkapan elektron.
II.6.B.1 Deionisasi medan elektrik
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa medan elektrik timbul diantara dua plat sejajar bertegangan. Medan elektrik ini akan menimbulkan gaya pada
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
muatan-muatan gas yang terdapat diantara elektroda. Elektron bebas bergerak menuju anoda sedangkan ion positif bergerak menuju katoda. Jika elektron
bebas tiba di anoda, maka elektron akan masuk kedalam metal. Ion positif akhirnya akan mendekati spermukaan katoda dan menarik elektron keluar
permukaan dari permukaan katoda, dan bergabung membentuk molekul gas netral. Jika diantara kedua elektroda tidak terjadi proses ionisasi, maka medan
elektrik akan melenyapkan semua elektron bebas dari gas dan mengubah semua ion positif menjadi molekul netral. Lihat gambar sebagai berikut :
- -
Ion + E
K -
Molekul netral E
K
Gambar II.6.B.1 Deionisasi Medan Elektrik II.6.B.2 Deionisasi akibat Rekombinasi
Rekombinasi adalah pengurangan muatan karena penggabungan elektron bebas dengan ion positif. Rekombinasi jarang terjadi dalam suatu gas.
Peristiwa ini lebih mudah terjadi pada bidang batas antara gas dengan zat padat atau zat cair. Untuk lebih jelasnya lihat gambar sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
+ +
+
+ +
+ +
Partikel bermuatan = 14
+ +
+
+ +
+ +
Partikel bermuatan = 8
Gambar II.6.B.2 Deionisasi rekombinasi II.6.B.3 Deionisasi Akibat pendinginan
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa didalam gas bertemperatur tinggi akan terjadi gerakan molekul-molekul gas yang dapat menimbulkan ionisasi
thermis. Sebaliknya, pendinginan gas atau udara akan memperlambat gerakan molekul. Hal ini akan menghalangi terjadinya ionisasi thermis dalam gas
tersebut, sehingga pembentukan elektron bebas dan ion positif dapat dicegah. Pendinginan gas atau udara tidak secara langsung mengurangi partikel
bermuatan, tetapi hanya menghalangi terjadinya ionisasi thermis dalam gas.
II.6.B.4 Deionisasi tangkapan elektron
Beberapa gas tertentu, seperti gas SF
6,
mempunyai atom netral yang giat menangkap elektron bebas yang bergerak di dekatnya. Penggabungan
elektron bebas dengan atom netral menghasilkan ion negatif. Seandainya gas ini berada diantara dua elektroda plat sejajar bertegangan, maka elektron bebas yang
bergerak ke anoda akan ditangkap atom netralnya dan membentuk ion negatif. Ion negatif ini akan mengalami gaya dan bergerak menuju anoda. Tetapi karena
massanya yang relatif besar, maka ia bergerak lebih lambat dari pergerakan elektron bebas, sehingga tidak mampu menimbulkan ionisasi. Dengan demikian,
atom gas netral mencegah elektron bebas melakukan ionisasi atau mencegah
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
terjadinya elektron baru hasil ionisasi. Untuk lebih jelasnya lihat gambar sebagai berikut :
Molekul Netral Elektron bebas bergerak cepat
Terjadi tangkapan elektron
Gambar II.6.B.4 Deionisasi tangkapan elektron II.6.C Emisi
Emisi adalah peristiwa pelepasan elektron dari permukaan suatu logam menjadi elektron bebas didalam gas. Ada dua proses emisi yang
berhubungan dengan pembentuk busur api pada pemutus daya, yaitu emisi thermis dan emisi medan tinggi.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Text
e e
e e
e e
e
e e
e e
e e
e e
e e
e e
e e
e e
e e
e
Elektron bebas
Gambar II.6.C proses terjadinya emisi
Ada empat proses yang menyebabkan terjadinya emisi, yaitu: 1.
Emisi fotoelektrik 2.
Emisi benturan ion positif 3.
Emisi medan tinggi 4.
Emisi Thermis
II.6.C.1 Emisi Fotoelektrik
Cahaya yang menghasilkan energi foton akan membentur logam yang memiliki banyak elektron karena logam termasuk bahan yang konduktif.
Ketika energi foton lebih besar dari energi ikat elektron maka elektron akan terlepas dari permukaan logam. Untuk lebih jelasnya lihat gambar sebagai
berikut :
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
- -
- -
- -
- -
Dinding logam h.v energi foton
Gambar II.6.C.1 Emisi foto elektrik
II.6.C.2 Emisi benturan ion positif
Massa ion positif lebih besar daripada masa elektron bebas dan ion positif membentur ion negatif pada logam. Karena energi kinetis ion positif
lebih besar dari energi ikat elektron logam maka elektron akan terlepas dari permukaan logam. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar
sebagai berikut :
- -
- -
- -
- +
logam +
-
Gambar II.6.C.2 Emisi benturan ion positif
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
II.6.C.3 Emisi Medan Tinggi
Permukaan suatu logam tidak semuanya mulus, tetapi selalu ada titik-titik yang runcing. Jika logam tersebut dikenai medan elektrik
seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini:
E
1
E
2
K
A
Gambar II.6.C.3 Emisi Medan Tinggi
Maka elektron yang terdapat permukaan logam katoda K akan mengalami gaya yang arahnya menuju anoda A. Elektron pada ujung
runcing akan mengalami gaya yang lebih besar karena intensitas medan elektrik di titik tersebut relatif lebih besar dibandingkan dengan intensitas
medan elektrik di bahagian yang datar. Jika intensitas medan elektrik cukup besar, maka dari titik runcing tersebut akan dilepaskan elektron bebas.
Pelepasan elektron ini yang disebut emisi bintik katoda.
II.6.C.4 Emisi Thermis
Suatu logam yang mempunyai titik lebur tinggi, seperti karbon, jika dipanaskan hingga bertemperatur tinggi, maka dari permukaannya dan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
menjadi elektron bebas di dalam gas. Proses inilah disebut emisi thermis. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar sebagai berikut :
Panas Elektron bebas
Logam
Gambar II.6.C.4 Emisi Thermis
II.6.D Mekanisme tembus listrik pada Gas
Mekanisme tembus listrik yang digunakan adalah metode tembus listrik townsend. Metoda ini digunakan untuk di daerah yang mempunyai
tekanan rendah dan jarak sela antara kedua plat sejajar yang sempit. Oleh karena itu, akan diuraikan mekanisme tembus listrik townsend yaitu sebagai
berikut :
- -
e
a
Elektroda
Elektroda
Plat sejajar Plat sejajar
Anoda Katoda
Gambar II.6.D.1 Elektron-elektron bebas di Udara
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Dari Gambar II.6.D.1 dapat dijelaskan bahwa didalam Udara
terdapat elektron bebas yang disebabkan karena peristiwa ionisasi foton radiasi sinar ultraviolet dan juga terdapat molekul-molekul netral. Apabila
kedua elektroda dihubungkan dengan sumber tegangan, maka timbul medan listrik E yang arahnya dari anoda ke katoda. Akibat adanya medan listrik,
maka e
a
elektron bebas akan mengalami gaya F yang arahnya berlawanan dengan arah medan listrik E. Karena adanya gaya F maka e
a
bergerak dari katoda ke anoda. Dalam perjalanan menuju anoda, elektron bebas membentur
atom netral. Jika Energi kinetis elektron awal lebih besar dari energi ikat elektron molekul netral maka akan terjadi ionisasi. Ionisasi benturan
menghasilkan satu elektron bebas baru e
b
dan satu ion positif. Jadi, e
a
dan e
b
terus bergerak menuju anoda. Dalam perjalanannya menuju anoda e
a
dan e
b
membentur lagi atom netral sehingga terjadi lagi ionisasi sehingga jumlah elektron bebas dan ion positif semakin banyak. Ion positif bergerak menuju
katoda dan terjadilah benturan ion positif dengan dinding katoda sehingga timbullah emisi benturan ion positif. Dari permukaan katoda muncul
elektron-elektron baru hasil emisi ion positif membentur lagi atom netral sehingga terjadi lagi ionisasi sehingga jumlah elektron elektron bebas dan ion
positif semakin banyak. Selama medan listrik masih ada maka proses ionisasi benturan dan emisi ion positif akan terus berlangsung sehingga terjadilah
banjiran elektron dan ion positif. Ion positif yang membentur katoda semakin banyak sehingga elektron hasil emisi ion positif semakin banyak yang
menyebabkan banjiran muatan. Muatan yang berpindah dari katoda ke anoda semakin besar yang dimana perpindahan muatan sebanding dengan arus dan
dalam selang waktu tertentu perpindahan muatan akan terus bertambah yang
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
menyebabkan banjir muatan dan arus pun semakin besar yang kemudian terjadilah tembus listrik. Dan dapat kita lihat pada gambar sebagai berikut :
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- - -
- -
- -
- -
- -
-
- -
- - -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- - -
-- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+
+ +
+ + + +
+ +
+ +
- -
- - --
- -
- -
- -
-
V
Gambar II.6.D.2 Banjiran Elektron menyebabkan tembus listrik
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB III KARAKTERISTIK SF