2.2.7 Teknologi Diesel Sistem Common Rail
Sistem Common rail menggunakan bahan bakar bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh supply pump untuk memperbaiki penggunaan bahan bakar yang
ekonomis dan menambah kekuatan power mesin, juga mengurangi vibrasi dan noise mesin. Sistem ini menyimpan bahan bakar, yang telah mempunyai tekanan
yang dihasilkan oleh supply pump, pada common rail. Dengan menyimpan bahan bakar dengan tekanan tinggi sistem common rail dapat menyediakan bahan bakar
dengan tekanan bahan bakar yang stabil, tidak terpengaruh oleh cepatnya mesin atau beban mesin.
ECM menghasilkan arus listrik ke solenoid valve pada injektor, menggunakan EDU, untuk mengatur waktu dan jumlah injeksi bahan bakar, dan
juga memonitor tekanan bahan bakar di dalam common rail dengan menggunakan fuel pressure sensor. ECM memerintahkan supply pump untuk menyuplai bahan
bakar di dalam common rail dengan menggunakan fuel pressure sensor. ECM memerintahkan supply pump untuk menyuplai bahan bakar yang dibutuhkan
untuk memperoleh target tekanan bahan bakar, kira-kira 20 sampai 135 MPa 204 sampai 1,337 kgfcm
2
, 2,901 sampai 19,581 psi. Sebagai tambahan, sistem ini menggunakan 2-Way Valve TWV di dalam
injektor untuk membuka dan menutup saluran bahan bakar. Walau demikian, waktu dan volume injeksi bahan bakar dapat di atur secara presisi oleh ECM.
Sistem common rail menghasilkan dua injeksi bahan bakar yang terpisah. Untuk memperlembut kejutan pembakaran, sistem ini melakukan pilot-injection sebagai
bagian injeksi bahan bakar lebih dulu ke injeksi bahan bakar utama. Hal ini dapat membantu mengurangi vibrasi dan noise mesin.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Sistem Diagram Common Rail Sistem Bahan Bakar Lit. 6 hal. 168
2.2.8 Perbedaan Diesel Common Rail dengan Diesel Konvensional
Perbedaan antara mesin diesel modern, common rail dengan konvensional adalah cara memasok bahan bakarnya. Terutama, komponen yang berada antara
pompa injeksi dan injector. Ada dua komponen utama di sini, yaitu pompa injeksi atau mekanik awam menyebutnya Bosch pump dan injector.
Cara kerja common rail layaknya seperti konsep hidup bersama. Dalam hal ini, semua injector yang bertugas memasok solar langsung ke dalam mesin,
menggunakan satu wadah atau rel yang sama dari pompa injector. Caranya sama dengan yang digunakan pada sistem injeksi bensin. Sedangkan mesin diesel
konvensional, setiap injector memiliki pasokan solar sendiri-sendiri langsung dari pompa injeksi.
Tekanan bahan bakar dalam rel sangat tinggi. Sekarang, yaitu common rail generasi ke-3, tekananya sudah mencapai 1800 bar. Kalau dikonversi ke PSI yang
masih digunakan sekarang menjadi 26.100 PSI. Bandingkan dengan tekanan ban 30 PSI. Atau tabung elpiji 25 bar dan CNG 200 bar. Dengan tekanan setinggi
tersebut, pengabutan yang dihasilkan tentu saja semakin bagus. Hasil pembakaran menjadi lebih sempurna dan kerja mesin makin efisien. Sehingga mesin Diesel
Common Rail Direct Injection seperti Ford RangerNissan NavaraChevrolet
Universitas Sumatera Utara
Captiva VCDI lebih terlihat minim asap hitam ketimbang mesin Diesel jaman dahulu.
Sesuai dengan perkembangan mesin diesel, para ahli mengembangkan sistem yang paling mutakhir pada mesin diesel yakni yang dikenal dengan CRDI
Common Rail Direct Injection teknologi ini telah digunakan oleh Chevrolet Captiva Diesel CRDIVCDI dengan kapasitas mesin 2000cc 16 katup segaris
memuntahkan tenaga 150 Daya Kuda pada kitiran 4000 Rpm dengan torsi max 320 Nm pada putaran 2000 Rpm kemudian diikuti pada saat ini oleh kijang
innova denga 16 katup, segaris 4 silinder yang akan menghasilkan tenaga besar
namun efisien. 2.3 Parameter PerformansiUnjuk Kerja Mesin Diesel
2.3.1 Tekanan efektif rata-rata mep