BAB I Morfologi (Reduplikasi Kata)

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang asal mula nya adalah bahasa Melayu. Bahasa Indonesia sudah mengalami perkembangan dalam struktur bahasanya sehingga lambat laun meninggalkan bahasa Melayu sebagai bahasa induk, dan banyaknya kata atau bahsa serapan yang berasal dari asing maupun melayu. Bahasa sudah mengalami perkembangan dalam hal perkembangan struktur dan antara lain adalah pengulangan kata dalam bahasa Indonesia terjadi baik dalam tataran fonologis, mofologis maupun sintaksis. Reduplikasi sendiri tidak mengalami perubahan makna sehingga belum dapat dikatakan sebagai kata ulang yang sesungguhnya. Hal ini terjadi karena pengulangan tersebuit hanya pada bunyi bukan leksem.

Pengulangan kata atau reduplikasi dalam tata bahasa indonesia ialah pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang adalah bentuk dasar. Reduplikasi atau pengulangan bentuk satuan kebahasaan merupakan gejala yang terdapat dalam banyak bahasa di dunia ini. Dalam bahasa Indonesia reduplikasi merupakan mekanisme yang terpenting dalam pembentukkan kata, di samping afiksasi, komposisi dan akronimisasi. Lalu meskipun reduplikasi terutama adalah masalah morfologi, masalah pembentukkan kata, tetapi adapula masalah morfologi yang menyangkut masalah fonologi, masalah sintaksis, dan masalah semantik.

Menurut Ramlan (1978:19) morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata terhadap golongan kata dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.

Pembahasan pada makalah ini akan difokuskan kepada jenis-jenis reduplikasi, pengulangan pada akar, dasar berafiks, maupun kompositum serta mengenai reduplikasi dasar nomina, reduplikasi dasar verba, reduplikasi dasar adjektifa, mapun reduplikasi kelas kata tertutup.


(2)

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Apakah yang dimaksud denga reduplikasi?

2. Apa yang membedakan reduplikasi fonologis, reduplikasi sintaksis, reduplikasi semantis, dan reduplikasi morfologis? 3. Bagaimana proses morfologis pembentukan reduplikasi

berafiks?

4. Bagaimana proses bentuk reduplikasi pada nomina, verba dan adjektifa?

5. Apa yang dimaksud dengan reduplikasi kelas tertutup? 1.3 Tujuan Makalah

Adapun tujuan makalah yang diharapkan penyusun adalah untuk memahami tentang reduplikasi dalam Morfologi Bahasa Indonesia. dan untuk memperluas pengetahuan tentang reduplikasi juga untuk mempresentasikan tugas kelompok tentang reduplikasi bahas indonesia.


(3)

PEMBAHASAN

2.1 Reduplikasi

Menurut Ramlan (1978:19) morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata terhadap golongan kata dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.

Reduplikasi atau pengulangan bentuk satuan kebahasaan merupakan gejala yang terdapat dalam banyak bahasa di dunia ini. Dalam bahasa Indonesia reduplikasi merupakan mekanisme yang terpenting dalam pembentukkan kata, di samping afiksasi, komposisi dan akronimisasi. Lalu meskipun reduplikasi terutama adalah masalah morfologi, masalah pembentukkan kata, tetapi adapula masalah morfologi yang menyangkut masalah fonologi, masalah sintaksis, dan masalah semantik.

2.2 Reduplikasi Fonologis

Reduplikasi fonologi berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atau terhadap bentuk yang statusnya lebih tinggi dari akar. Status bentuk yang diulang tidak jelas dan reduplikasi fonologis ini tidak menghasilkan makna gramatikal, melainkan menghasilkan makna leksikal. Yang termasuk reduplikasi fonologis adalah bentuk-bentuk seperti berikut :

1. Bentuk-bentuk sebuah kata yang bunyi kedua suku katanya sama adalah: kuku, dada, pipi, cincin, dan sisi. Bentuk tersebut bukan berarti bentuk dasar dari kata ku, da, pi, cin ataupun si.

2. Bentuk ulang yang memang jelas diulang secara utuh adalah: foya-foya, tubi-tubi, sema-sema, anai-anai, dan ani-ani. Dari contoh tersebut sudah jelas sekali bahwa sebuah kata diulang secara utuh namun bentuk dasarnya tidak berstatus mandiri karena dalam bahasa Indonesia tidak ada bentuk dasar dari kata-kata tersebut. 3. Bentuk yang juga jelas sebagai bentuk ulang dan dasar yang

diulang pun jelas ada, tetapi hasil reduplikasinya tidak menghasilkan makna gramatikal. Hasil reduplikasinya hanya menghasilkan makna leksikal. Seperti berikut: laba-laba, kupu-kupu, paru-paru, onde-onde, dan rama-rama.


(4)

4. Bentuk berikut merupakan bentuk yang tidak diketahui mana yang menjadi bentuk dasar pengulangnya. Sedangkan makna nya pun hanya makna leksikal, bukan makna gramatikal. Dalam berbagai buku tata bahasa tradisional, bentuk ini disebut kata ulang semu (Alisyahbana, 1953) : Mondar-mandir, luntang-lantung, kocar-kacir, dan teka-teki.

2.3 Reduplikasi Sintaksis

Reduplikasi sintaksis adalah proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi daripada sebuah kata. Kridalaksana (1989) menyebutnya sebuah ‘ulangan kata’, bukan ‘kata ulang’. Contoh:

 Suaminya benar benar jantan

 Jangan jangan kau dekati pemuda itu

 Jauh jauh sekali negeri yang akan kita datangi  Panas panas memang rasanya hatiku

 Kata beliau, “tenang tenang jangan panik”

Bentuk-bentuk sintaksis memiliki ikatan yang cukup longgar sehingga kedua unsurnya memiliki potensi untuk dipisahkan. Contoh :

 Jangan kau dekati pemuda itu, jangan  Panas memang panas rasa hatiku  Benar suaminya benar jantan

Reduplikasi sintaksis memiliki makna menegaskan atau menguatkan. Dalam hal ini termasuk juga reduplikasi yang dilakukan terhadap sejumlah kata ganti orang (pronomina persona) seperti :

 Yang tidak datang ternyata dia dia juga

 Mereka mereka memang sengaja tidak diundang

 Kita kita ini memang termasuk orang tidak setuju dengan beliau


(5)

Reduplikasi sintaksis termasuk juga yang dilakukan terhadap akar yang menyatakan waktu. Contoh:

 Besok-besok kamu boleh datang kesini

 Dalam minggu-minggu ini kabarnya beliau akan datang  Hari-hari menjelang pilkada beliau tampak sibuk 2.4 Reduplikasi Semantis

Reduplikasi semantis adalah pengulangan “makna” yang sama dari dua buah kata yang bersinonim. Misalnya ilmu pengetahuan, alim ulama dan cerdik cendekia.

2.5 Reduplikasi Morfologis

Reduplikasi morfologis dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk berafiks, dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh, pengulangan berubah bunyi, dan pengulangan sebagian.

2.5.1 Pengulangan Akar

Bentuk dasar yang berupa akar memiliki tiga macam proses pengulangan yaitu :

(1) Pengulangan utuh, artinya bentuk dasar itu diulang tanpa melakukan perubahan bentuk fisik dari akar itu. Contohnya: meja-meja (bentuk dasar meja), kuning-kuning (bentuk dasar kuning), dan makan-makan (bentuk dasar makan).

(2) Pengulangan sebagian, artinya yang diulang dari bentuk dasar itu hanyalah salah satu suku katanya saja (dalam hal ini suku awal kata) disertai dengan “pelemahan” bunyi. Misalnya leluhur (bentuk dasar dari luhur), tetangga (bentuk dasar dari tangga), jejari (bentuk dasar dari jari), lelaki (bentuk dasar dari laki), dan peparu (bentuk dasar dari paru).

Perlu dicatat bentuk dasar dalam perulangan sebagian ini dapat juga diulang secara utuh, tetapi dengan perbedaan makna gramatikalnya. Bandingkan :


(6)

Leluhur  luhur-luhur Tetangga tangga-tangga Jejari  jari-jari Lelaki  laki-laki Peparu  paru-paru

(3) Pengulangan dengan perubahan bunyi, artinya bentuk dasar itu diulang tetapi disertai dengan perubahan bunyi. Yang berubah bisa bunyi vokalnya dan bisa pula bunyi konsonannya. Bentuk yang berubah bunyi bisa menduduki unsur pertama, bisa juga menduduki unsur kedua. Contoh kelompok (a) yang berubah unsur pertamanya, dan contoh kelompok (b) berubah unsur keduanya.

(a) Bolak-balik (b) ramah-tamah Larak-lirik lauk-pauk Langak-longok sayur-mayur Kelap-kelip serba-serbi Corat-coret tindak-tinduk (4) Pengulangan dengan infiks, maksudanya sebuah akar diulang

tetapi diberi infisks pada unsur ualangannya. Contoh: - Turun-temurun - sinar-seminar - Tali-temali - gunung-gemungung 2.5.2 Pengulangan Dasar Berafiks

Dalam pengulangan dasar berafiks adanya tiga macam proses afiksasi dan reduplikasi.

Pertama, sebuah akar diberi afiks dulu, baru kemudian diulang atau reduplikasi. Misalnya, pada akar lihat mula-mula diberi prefiks me- menjadi melihat, kemudian baru diulang menjadi bentuk melihat-lihat.

Kedua, sebuah akar direduplikasi dulu, baru kemudian diberi afiks. Misalnya akar jalan mula-mula diulang menjadi jalan-jalan, baru kemudian diberi prefiks ber- menjadi berjalan-jalan

Ketiga, sebuah akar diberi afiks dan diulang secara bersamaan. Misalnya, pada akar minggu diberi prefiks ber- dan proses pengulangan sekaligus menjadi berminggu-minggu.


(7)

-Adapun pengulangan akar berprefiks ber- ada dua macam yaitu:

a) Pada akar mula-mula diimbuhkan prefiks ber-, lalu dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akar saja. Contoh:

- Berlari-lari (dari ber- + lari)

- Berteriak-teriak ( dari ber- + teriak) - Berjalan-jalan (dari ber- + jalan) - Berputar-putar (dari ber- + putar) - Berseru-seru (dari ber- + seru)

b) Pengulangan dilakukan serentak dengan pengimbuhan prefiks ber-. Contoh :

- Berhari-hari - Bermeter-meter - Berliter-liter - Berkarung-karung - Berton-ton

2) Akar berkonfiks ber-an

Akar berkonfiks ber-an seperti pada kata berlarian dan berkejaran direduplikasikan sebagian, yaitu hanya akarnya saja. Misalnya:

- Berlari-larian (dari berlarian) - Berkejar-kejaran (dari berkejaran) - Berpeluk-pelukan (dari berpelukan) - Bertangis-tangisan (dari bertangisan) - Bersenggal-senggolan(dari bersenggolan). 3) Akar berprefiks

me-Akar berprefiks me- seperti kata menembak dan menari direduplikasikan hanya akarnya saja, tetapi ada dua macam cara. Pertama, yang bersifat progresif artinya pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan; dan kedua yang bersifat regresif artinya pengulangan ke arah belakang atau ke arah kiri. Contoh kelompok (a) adalah yang bersifat progresif dan kelompok (b) adalah yang bersifat regresif:

(a) Menembak-nembak (dasar menembak) Menari-nari (dasar menari)

Melihat-lihat (dasar lihat)

Menendang-nendang (dasar menendang) (b) Tembak-menembak (dasar menembak)

Tendang-menendang (dasar menendang) Pukul-memukul (dasar memukul)


(8)

Disamping itu dalam jumlah yang terbatas ada juga proses pemberian prefiks me- yang dilakukan sekaligus dengan proses reduplikasi. Misalnya :

- Mengada-ada - Mengagak-agak

Bentuk mengada dan ada-ada, serta bentuk mengajak dam agak-agak tidak berterima

4) Akar berklofiks me-kan seperti pada kata membedakan, membesarkan dan melebihkan direduplikasikan hanya akarnya saja. Misalnya :

- Membeda-bedakan (dari membedakan) - Membesar-besarkan (dari membesarkan) - Melebih-lebihkan (dari melebihkan) - Menyama-nyamakan (dari menyamakan)

- Membanding-bandingkan (dari membandingkan) (5) Akar berklofiks me-i

Akar berklofiks me-i seperti pada kata menulisi dan mengurangi direduplikasikan hanya akarnya saja. Misalnya:

- Menulis-nulisi (dari menulisi)

- Mengurang-ngurangi (dari mengurangi) - Melempar-lempari (dari melempari) - Merintang-rintangi (dari merintangi) - Menembak-nembaki (dari menembaki)

(6) Akar berprefiks

pe-Akar berprefiks pe- seperti pada kata pemuda, pembina, dan pembaca direduplikasikan secara utuh. Misalnya :

- Pemuda-pemuda - Pembina-pembina - Pembaca-pembaca - Pelari-pelari - Pelajar-pelajar

Penggunaan bentuk pengulangan kata berprefiks pe- jarang dilakukan. Lebih sering untuk menyatakan jumlah ini dilakukan dengan memberi adverbia para, seperti para pemuda (daripada pemuda-pemuda), para pembina (daripada pembina-pembina) dan para pelajar (daripada pelajar-pelajar). Kiranya konstruksi dengan menggunakan adverbia para lebih baik daripada mengulang bentuk berprefiks pe- itu.

(7) Akar berkonfiks pe-an

Akar berkonfiks pe-an seperti pada kata pembangunan dan penjelasan direduplikasikan secara utuh. Misalnya:


(9)

- Pembinaan-pembinaan - Penjelasan-penjelasan - Pelatihan-pelatihan - Pendirian-pendirian

Bentuk-bentuk reduplikasi itu boleh saja digunakan, tetapi tampaknya lebih baik menggunakan adverbia semua, seluruh, dan sejumlah bila ingin menyatakan plural. Misalnya :

- Semua pembangunan - Sebagian penjelasan - Seluruh pembinaan - Beberapa pelatihan - Sejumlah pemberian (8) Akar berkonfiks per-an

Akar berkonfiks pe-an seperti pada kata peraturan, perindustrian, dan perdebatan bila direduplikasikan haruslah secara utuh. Misalnya:

- Peraturan-peraturan

- Perindustrian-perindustrian - Perdebatan-perdebatan - Pertokoan-pertokoan - Pergudangan-pergudangan

Bentuk-bentuk reduplikasi itu boleh saja digunakan, tetapi tampaknya penggunaan adverbia semua, seluruh, sebagian, dan sebagainya lebih baik daripada penggunaan bentuk reduplikasinya. Misalnya :

- Semua peraturan - Beberapa perindustrian - Banyak perdebatan - Sejumlah pertokoan - Seluruh pergudangan (9) Akar bersufiks –an

Akar bersufiks –an ada dua cara pereduplikasiannya. Pertama, dengan mengulang secara utuh bentuk bersufiks –an itu dan kedua mengulang akarnya saja yang sekaligus disertai dengan pengulangannya. Kelompok (a) berikut adalah contoh cara pertama dan kelompok (b) adalah contoh cara kedua.

(a) Bangunan-bangunan Aturan-aturan Latihan-latihan Tulisan-tulisan Lampiran-lampiran (b) Obat-obatan

Biji-bijian Batu-batuan


(10)

Mobil-mobilan Kucing-kucingan

Disamping dua cara di atas masih ada satu cara lagi yang kurang produktif, yakni dengan mengulang sebagian (hanya suku pertama dari akar). Contoh:

- Bebatuan

- Tetumbuhan’pepohonan - Rerumputan

- reruntuhan (10) Akar berprefiks

se-Akar berprefiks se- ada dua macam cara reduplikasinya. Pertama, diulang secara utuh, dan kedua hanya mengulang bentuk akarnya saja. Kelompok (a) berikut adalah contoh cara pertama dan kelompok (b) adalah contoh cara kedua.

(a) Sedikit-sedikit Seorang-seorang Sekali-sekali Sekepal-sekepal Seekor-seekor (b) Sekali-kali

Sebaik-baik Sepandai-pandai Sejauh-jauh Sebodoh-bodoh (11) Akar berprefiks ter-

Akar berprefiks ter- seperti pada kata terbawa, tersenyum, dan tertawa direduplikasikan hanysa akarnya saja.

Misalnya :

- Terbawa-bawa - Tersenyum-senyum - Tertawa-tawa - Tersendat-sendat - Tersedu-sedu (12) Akar berkonfiks se-nya

Akar berkonfiks se-nya seperti pada kata secepatnya, sebaiknya dan sedapatnya direduplikasikan hanya akarnya saja. Contoh :

- Secepat-cepatnya - Sebaik-baiknya - Sedapat-dapatnya - Setinggi-tingginya - Sebanyak-banyaknya (13) Akar berkonfiks ke-an

Akar berkonfiks ke-an seperti pada kata keraguan, kemurahan, dan kebiruan direduplikasikan hanya akarnya


(11)

saja, sedangkan konfiks ke-an melingkupi bentuk perulangan itu. Misalnya:

- Keragu-raguan - Kemerah-merahan - Kebiru-biruan - Keputih-putihan - Kekuning-kuningan (14) Akar berinfiks (-em-, el, er, m)

Akar berinfik doreduplikasikan sekaligus dalam pengimbuhan infiks dan proses reduplikasi. Proses ini tampaknya tidak produktif. Contoh yang ada :

- Tali-temali - Sinar-seminar - Getar-geletar

- Sambung-sinambung - Patuk-pelatuk

2.5.3 Reduplikasi Kompositum

Kompositum, gabungan kata, kata majemuk dapat dibedakan atas (a) yang kedua unsurnya sederajat, seperti tua muda, ayam itik dan tikar bantal; dan (b) yang kedua unsurnya tidak sederajat seperti rumah sakit, surat kabar dan keras kepala. Reduplikasi terhadap dasar kompositum dilakukan dalam dua cara: pertama, dilakukan secara utuh dan kedua, dilakukan secara sebagian.

Reduplikasi secara utuh dilakukan terhadap (a) kompositum yang kedua unsurnya sederajat dan (b) kompositum yang kedua unsurnya tidak sederajat tetapi memiliki makna idiomatikal. Berikut adalah contoh yang direduplikasikan secara utuh :

- Ayam itik-ayam itik - Kasur bantal-kasur bantal - Tua muda-tua muda - Tebal telinga-tebal telinga - Buah bibir-buah bibir

Reduplikasi sebagian dilakukan terhadap kompositum yang kedua unsurnya tidak sederajat atau tidak idiomatikal. Contoh:

- Surat-surat kabar - Rumah-rumah sakit - Buku-buku agama - Jemaah-jemaah haji - Jalan-jalan protokol

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan antara lain:

Pertama, dalam tata bahasa tradisional gabungan kata (entah apa maknanya) harus direduplikasikan secara utuh karena dianggap sebagai sebuah kata.


(12)

Kedua, gabungan kata yang kedua unsurnya tidak sederajat dan tidak bermakna idiomatikal, boleh saja direduplikasikan sebagian karena ada kaidah yang membolehkan dilakukan hanya sebagian.

Ketiga, sesungguhnya bentuk-bentuk kompositum tidak perlu direduplikasikan, kalau hanya mendapatkan makna plural. Untuk keperluan itu lebih baik digunakan adverbia yang menyatakan plural, seperti semua, banyak, seluruh, beberapa,sejumlah, dan sebagainya. Contoh:

- Banyak rumah sakit - Bebrapa surat kabar - Semua Jemaah haji 2.6 Reduplikasi Dasar Nomina

Secara morfologis nomina dapat berbentuk akar, bentuk berprefiks pe-, bentuk berprefiks ke-, bentuk berkonfiks pe-an, bentuk berkonfiks per-an, bentuk berkonfiks ke-an, bentuk bersufiks –an, dan berupa gabungan kata. Dasar nomina bila direduplikasikan antara lain, akan melahirkan makna gramatikal yang menyatakan:

(1) Banyak

(2) Banyak dan bermacam-macam (3) Banyak dengan ukuran teretentu (4) Menyerupai atau seperti

(5) Saat atau waktu

Bagaimana bentuk dasar dan bentuk reduplikasi yang melahirkan makna gramatikal tersebut dibicarakan di bawah ini:

(1) Dasar nomina, baik yang berupa akar, bentuk berprefiks pe-, bentuk berprefiks ke-, bentuk berkonfiks pe-an, bentuk berkonfiks per-an, bentuk berkonfiks ke-an, bentuk bersufiks – an, dan berupa gabungan kata, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal banyak kalau memiliki komponen makna (+ terhitung). Misalnya:

- Pemda akan menggusur rumah-rumah tanpa IMB itu. - Ketua-ketua kelas harus melapor kepada kepala sekolah. - Peraturan-peraturan daerah itu harus ditinjau lagi. - Kami tidak takut dengan ancaman-ancaman itu

- Rumah-rumah sakit harus menerima pasien keluarga miskin.

Bentuk dasar nomina yang berafiks atau berupa gabungan kata bila ingin ditampilkan bermakna ‘banyak’, sebaiknya tidak menggunakan bentuk reduplikasi, sebagai gantinya lebih baik digunakan adverbia seperti semua, banyak, para, sejumlah, dan sebagian yang diletakkan di muka nomina itu.

(2) Dasar nomina, khususnya dalam bentuk akar, bila direeduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak dan


(13)

bermacam-macam’, apabila memiliki komponen makna (+ berjenis). Dalam hal ini perulangan itu dilakukan disertai dengan pemberian sufiks –an. Misalnya:

- Dulu di daerah pasar minggu banyak buah-buahan - Indonesia akan mengirimi obat-obatan ke Libanon - Kedelai termasuk tanaman kacang-kacangan

(3) Dasar nomina, khususnya dalam bentuk dasar, bila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak dengan satuan tertentu’, apabila memiliki komponene makna (+ukuran) atau (+takaran). Dalam hal ini peerulangan itu dilakukan disertai dengan pemberian prefiks ber-. Misalnya:

- Kami sudah berhari-hari belum makan

- Polisi telah menyita berbotol-botol miras dalam razia kemarin

- Berkubik-kubik lumpur panas menyembur setiap hari di Sidoarjo

(4) Dasar nomina, khususnya dalam bentuk akar, bila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘menyerupai’ atau ‘seperti’ , apabila memiliki komponen makna (+bentuk tertentu) atau (+sifat tertentu). Dalam hal ini perulangan itu dilakukan disertai dengan pemberian sufiks –an. Misalnya:

- Adik menangis minta dibelikan mobil-mobilan - Anak laki-laki suka bermain perang-perangan

- Di halaman sekolah itu ada beberapa ayunan dan kuda-kudaan

Selain itu, ada sejumlah bentuk reduplikasi nomina bermakna ‘menyerupai’ atau ‘seperti’ dalam bentuk utuh. Hanya datanya tidak banyak. Antara lain:

- Sebelum dipukul dia sudah memasang kuda-kuda

- Tangan-tangan kursi itu patah karena diduduki si gendut. - Tupai-tupai bendera itu sudah tidak ada.

(5) Dasar nomina, khususnya dalam bentuk akar, bila direduplikasikan akan memiliki komponen makna (+saat). Dalam hal ini perulangan itu dilakukan dengan perulangan utuh. Misalnya:

- Malam-malam begini kamu mengapa datang kesini? - Pagi-pagi sekali dia sudah berangkat kerja.

- mau kemana kamu siang-siang begini? 2.7 Reduplikasi Dasar Verba

Secara morfologis verba dapat berbentuk akar, berprefiks ber-, berkonfiks ber-an, berprefiks me- inflektif dan derivatif, berkonfiks me-kan inflektif, berklofiks di-kan inflektif, berklofiks ter-kan inflektif, berkonfiks


(14)

me-i inflektif, berklofiks di-i inflektif, berklofiks ter-i inflektif, berprefiks ter-inflektif dan derivatif, berprefiks ke- dan berkonfiks ke-an. Namun, tidak semua bentuk verba itu dapat direduplikasikan. Tampaknya dapat tidaknya reduplikasi itu tergantung pada komponen makna yang dimiliki oleh kata yang menjadi bentuk dasar itu.

Makna gramatikal yang dapat dihasilkan dalam proses reduplikasi terhadap dasar verba ini, antara lain adalah menyatakan:

1. Kejadian berulang kali 2. Kejadian berintensitas 3. Kejadian berbalasan

4. Dilakukan tanpa tujuan (dasar) 5. Hal tindakan

6. Begitu (dasar)

Bagaimana bentuk dasar dan makna reduplikasi yang terjadi pada dasar verba ini dibicarakan di bawah ini:

(1) Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘kejadian (tindakan) berulang kali’, apabila dasar itu memiliki komponen makna (+tindakan) dan (-durasi).

Contoh:

- Dari tadi beliau marah-marah terus - Jangan menembak-nembak sembarangan

- Dia menendang-nendang apa saja yang ada di dekatnya - Siapa yang berjalan sambil melirik-lirik itu?

- Mereka berlompat-lompatan ke segala arah. Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa:

a. Dasarnya dapat berupa akar (marah), berupa akar berprefiks me- (menembak, menendang dan melirik)dan berupa kata berkonfiks ber-an (berlompatan)

b. Dasar yang semula memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (-durasi) setelah direduplikasikan menjadi kata yang memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi).

(2) Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘kejadian berintensitas’, apabila dasar itu memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Contoh:

- Kami berjalan-jalan mengelilingi kebun raya Bogor - Mereka berlari-lari di halaman sekolah

- Anak-anak itu bermain-main di pinggir jalan

(3) Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘berbalasan’, apabila dasar itu memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (- durasi) serta dalam bentuk berprefiks me- regresif. Contoh:

- Terjadi tembak-menembak antara gerilyawan Palestina dan tentara Israel.

- Kecam-mengecam terjadi di antara kedua pihak yang bertikai. - Kita tidak boleh salah-menyalahkan dulu.


(15)

(4) Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘dilakukan tanpa tujuan (dasar)’, apabila dasar itu memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Contoh:

- Sehabis ujan kami makan-makan di restauran itu - Mari kita duduk-duduk di taman depan

- Ayo kita jalan-jalan sebentar

(5) Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘hal me....’, apabila dasar itu memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi) serta dalam bentuk reduplikasi berprefiks me- regresif. Contoh:

- Menerima pekerjaan ketik-mengetik

- Dalam soal tari-menari dia memang ahlinya

- Contek-mencontek sudah membudaya di kalangan pelajar. - Bagi saya pekerjaan tulis-menulis bukan masalah

(6) Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘begitu (dasar)’, apabila dasar itu memiliki komponen makna (+ tindakan) dana (+ saat). Contoh:

- Saya tidak sadar, tahu-tahu dia sudah berada di depanku.

- Kami tidak tahu apa sebabnya, datang-datang dia marah kepada kami

- Rupanya dia lapar sekali, pulang-pulang minta makan. 2.8 Reduplikasi Dasar Ajektifa


(1)

Mobil-mobilan Kucing-kucingan

Disamping dua cara di atas masih ada satu cara lagi yang kurang produktif, yakni dengan mengulang sebagian (hanya suku pertama dari akar). Contoh:

- Bebatuan

- Tetumbuhan’pepohonan - Rerumputan

- reruntuhan (10) Akar berprefiks

se-Akar berprefiks se- ada dua macam cara reduplikasinya. Pertama, diulang secara utuh, dan kedua hanya mengulang bentuk akarnya saja. Kelompok (a) berikut adalah contoh cara pertama dan kelompok (b) adalah contoh cara kedua.

(a) Sedikit-sedikit Seorang-seorang Sekali-sekali Sekepal-sekepal Seekor-seekor (b) Sekali-kali

Sebaik-baik Sepandai-pandai Sejauh-jauh Sebodoh-bodoh (11) Akar berprefiks ter-

Akar berprefiks ter- seperti pada kata terbawa, tersenyum, dan tertawa direduplikasikan hanysa akarnya saja.

Misalnya :

- Terbawa-bawa - Tersenyum-senyum - Tertawa-tawa - Tersendat-sendat - Tersedu-sedu (12) Akar berkonfiks se-nya

Akar berkonfiks se-nya seperti pada kata secepatnya, sebaiknya dan sedapatnya direduplikasikan hanya akarnya saja. Contoh :

- Secepat-cepatnya - Sebaik-baiknya - Sedapat-dapatnya - Setinggi-tingginya - Sebanyak-banyaknya (13) Akar berkonfiks ke-an

Akar berkonfiks ke-an seperti pada kata keraguan, kemurahan, dan kebiruan direduplikasikan hanya akarnya


(2)

saja, sedangkan konfiks ke-an melingkupi bentuk perulangan itu. Misalnya:

- Keragu-raguan - Kemerah-merahan - Kebiru-biruan - Keputih-putihan - Kekuning-kuningan (14) Akar berinfiks (-em-, el, er, m)

Akar berinfik doreduplikasikan sekaligus dalam pengimbuhan infiks dan proses reduplikasi. Proses ini tampaknya tidak produktif. Contoh yang ada :

- Tali-temali - Sinar-seminar - Getar-geletar

- Sambung-sinambung - Patuk-pelatuk

2.5.3 Reduplikasi Kompositum

Kompositum, gabungan kata, kata majemuk dapat dibedakan atas (a) yang kedua unsurnya sederajat, seperti tua muda, ayam itik dan tikar bantal; dan (b) yang kedua unsurnya tidak sederajat seperti rumah sakit, surat kabar dan keras kepala. Reduplikasi terhadap dasar kompositum dilakukan dalam dua cara: pertama, dilakukan secara utuh dan kedua, dilakukan secara sebagian.

Reduplikasi secara utuh dilakukan terhadap (a) kompositum yang kedua unsurnya sederajat dan (b) kompositum yang kedua unsurnya tidak sederajat tetapi memiliki makna idiomatikal. Berikut adalah contoh yang direduplikasikan secara utuh :

- Ayam itik-ayam itik - Kasur bantal-kasur bantal - Tua muda-tua muda - Tebal telinga-tebal telinga - Buah bibir-buah bibir

Reduplikasi sebagian dilakukan terhadap kompositum yang kedua unsurnya tidak sederajat atau tidak idiomatikal. Contoh:

- Surat-surat kabar - Rumah-rumah sakit - Buku-buku agama - Jemaah-jemaah haji - Jalan-jalan protokol

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan antara lain:

Pertama, dalam tata bahasa tradisional gabungan kata (entah apa maknanya) harus direduplikasikan secara utuh karena dianggap sebagai sebuah kata.


(3)

Kedua, gabungan kata yang kedua unsurnya tidak sederajat dan tidak bermakna idiomatikal, boleh saja direduplikasikan sebagian karena ada kaidah yang membolehkan dilakukan hanya sebagian.

Ketiga, sesungguhnya bentuk-bentuk kompositum tidak perlu direduplikasikan, kalau hanya mendapatkan makna plural. Untuk keperluan itu lebih baik digunakan adverbia yang menyatakan plural, seperti semua, banyak, seluruh, beberapa,sejumlah, dan sebagainya. Contoh:

- Banyak rumah sakit - Bebrapa surat kabar - Semua Jemaah haji 2.6 Reduplikasi Dasar Nomina

Secara morfologis nomina dapat berbentuk akar, bentuk berprefiks pe-, bentuk berprefiks ke-, bentuk berkonfiks pe-an, bentuk berkonfiks per-an, bentuk berkonfiks ke-an, bentuk bersufiks –an, dan berupa gabungan kata. Dasar nomina bila direduplikasikan antara lain, akan melahirkan makna gramatikal yang menyatakan:

(1) Banyak

(2) Banyak dan bermacam-macam (3) Banyak dengan ukuran teretentu (4) Menyerupai atau seperti

(5) Saat atau waktu

Bagaimana bentuk dasar dan bentuk reduplikasi yang melahirkan makna gramatikal tersebut dibicarakan di bawah ini:

(1) Dasar nomina, baik yang berupa akar, bentuk berprefiks pe-, bentuk berprefiks ke-, bentuk berkonfiks pe-an, bentuk berkonfiks per-an, bentuk berkonfiks ke-an, bentuk bersufiks – an, dan berupa gabungan kata, apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal banyak kalau memiliki komponen makna (+ terhitung). Misalnya:

- Pemda akan menggusur rumah-rumah tanpa IMB itu. - Ketua-ketua kelas harus melapor kepada kepala sekolah. - Peraturan-peraturan daerah itu harus ditinjau lagi. - Kami tidak takut dengan ancaman-ancaman itu

- Rumah-rumah sakit harus menerima pasien keluarga miskin.

Bentuk dasar nomina yang berafiks atau berupa gabungan kata bila ingin ditampilkan bermakna ‘banyak’, sebaiknya tidak menggunakan bentuk reduplikasi, sebagai gantinya lebih baik digunakan adverbia seperti semua, banyak, para, sejumlah, dan sebagian yang diletakkan di muka nomina itu.

(2) Dasar nomina, khususnya dalam bentuk akar, bila direeduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak dan


(4)

bermacam-macam’, apabila memiliki komponen makna (+ berjenis). Dalam hal ini perulangan itu dilakukan disertai dengan pemberian sufiks –an. Misalnya:

- Dulu di daerah pasar minggu banyak buah-buahan - Indonesia akan mengirimi obat-obatan ke Libanon - Kedelai termasuk tanaman kacang-kacangan

(3) Dasar nomina, khususnya dalam bentuk dasar, bila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak dengan satuan tertentu’, apabila memiliki komponene makna (+ukuran) atau (+takaran). Dalam hal ini peerulangan itu dilakukan disertai dengan pemberian prefiks ber-. Misalnya:

- Kami sudah berhari-hari belum makan

- Polisi telah menyita berbotol-botol miras dalam razia kemarin

- Berkubik-kubik lumpur panas menyembur setiap hari di Sidoarjo

(4) Dasar nomina, khususnya dalam bentuk akar, bila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘menyerupai’ atau ‘seperti’ , apabila memiliki komponen makna (+bentuk tertentu) atau (+sifat tertentu). Dalam hal ini perulangan itu dilakukan disertai dengan pemberian sufiks –an. Misalnya:

- Adik menangis minta dibelikan mobil-mobilan - Anak laki-laki suka bermain perang-perangan

- Di halaman sekolah itu ada beberapa ayunan dan kuda-kudaan

Selain itu, ada sejumlah bentuk reduplikasi nomina bermakna ‘menyerupai’ atau ‘seperti’ dalam bentuk utuh. Hanya datanya tidak banyak. Antara lain:

- Sebelum dipukul dia sudah memasang kuda-kuda

- Tangan-tangan kursi itu patah karena diduduki si gendut. - Tupai-tupai bendera itu sudah tidak ada.

(5) Dasar nomina, khususnya dalam bentuk akar, bila direduplikasikan akan memiliki komponen makna (+saat). Dalam hal ini perulangan itu dilakukan dengan perulangan utuh. Misalnya:

- Malam-malam begini kamu mengapa datang kesini? - Pagi-pagi sekali dia sudah berangkat kerja.

- mau kemana kamu siang-siang begini? 2.7 Reduplikasi Dasar Verba

Secara morfologis verba dapat berbentuk akar, berprefiks ber-, berkonfiks ber-an, berprefiks me- inflektif dan derivatif, berkonfiks me-kan inflektif, berklofiks di-kan inflektif, berklofiks ter-kan inflektif, berkonfiks


(5)

me-i inflektif, berklofiks di-i inflektif, berklofiks ter-i inflektif, berprefiks ter-inflektif dan derivatif, berprefiks ke- dan berkonfiks ke-an. Namun, tidak semua bentuk verba itu dapat direduplikasikan. Tampaknya dapat tidaknya reduplikasi itu tergantung pada komponen makna yang dimiliki oleh kata yang menjadi bentuk dasar itu.

Makna gramatikal yang dapat dihasilkan dalam proses reduplikasi terhadap dasar verba ini, antara lain adalah menyatakan:

1. Kejadian berulang kali 2. Kejadian berintensitas 3. Kejadian berbalasan

4. Dilakukan tanpa tujuan (dasar) 5. Hal tindakan

6. Begitu (dasar)

Bagaimana bentuk dasar dan makna reduplikasi yang terjadi pada dasar verba ini dibicarakan di bawah ini:

(1) Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘kejadian (tindakan) berulang kali’, apabila dasar itu memiliki komponen makna (+tindakan) dan (-durasi).

Contoh:

- Dari tadi beliau marah-marah terus - Jangan menembak-nembak sembarangan

- Dia menendang-nendang apa saja yang ada di dekatnya - Siapa yang berjalan sambil melirik-lirik itu?

- Mereka berlompat-lompatan ke segala arah. Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa:

a. Dasarnya dapat berupa akar (marah), berupa akar berprefiks me- (menembak, menendang dan melirik)dan berupa kata berkonfiks ber-an (berlompatan)

b. Dasar yang semula memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (-durasi) setelah direduplikasikan menjadi kata yang memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi).

(2) Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘kejadian berintensitas’, apabila dasar itu memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Contoh:

- Kami berjalan-jalan mengelilingi kebun raya Bogor - Mereka berlari-lari di halaman sekolah

- Anak-anak itu bermain-main di pinggir jalan

(3) Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘berbalasan’, apabila dasar itu memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (- durasi) serta dalam bentuk berprefiks me- regresif. Contoh:

- Terjadi tembak-menembak antara gerilyawan Palestina dan tentara Israel.

- Kecam-mengecam terjadi di antara kedua pihak yang bertikai. - Kita tidak boleh salah-menyalahkan dulu.


(6)

(4) Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘dilakukan tanpa tujuan (dasar)’, apabila dasar itu memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi). Contoh:

- Sehabis ujan kami makan-makan di restauran itu - Mari kita duduk-duduk di taman depan

- Ayo kita jalan-jalan sebentar

(5) Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘hal me....’, apabila dasar itu memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ durasi) serta dalam bentuk reduplikasi berprefiks me- regresif. Contoh:

- Menerima pekerjaan ketik-mengetik

- Dalam soal tari-menari dia memang ahlinya

- Contek-mencontek sudah membudaya di kalangan pelajar. - Bagi saya pekerjaan tulis-menulis bukan masalah

(6) Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘begitu (dasar)’, apabila dasar itu memiliki komponen makna (+ tindakan) dana (+ saat). Contoh:

- Saya tidak sadar, tahu-tahu dia sudah berada di depanku.

- Kami tidak tahu apa sebabnya, datang-datang dia marah kepada kami

- Rupanya dia lapar sekali, pulang-pulang minta makan. 2.8 Reduplikasi Dasar Ajektifa