BONUS DEMOGRAFI

3.3 BONUS DEMOGRAFI

Indonesia mempunyai peluang untuk dapat menikmati bonus demografi , yaitu percepatan pertumbuhan ekonomi akibat beru-

bahnya struktur umur penduduk yang ditandai dengan menurunnya rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk non-usia kerja kepada penduduk usia kerja. Perubahan struktur ini memungkinkan bonus demografi tercipta karena meningkatnya suplai angkatan kerja (labor supply), tabungan (saving), dan kualitas sumber daya manusia (human capital). Di Indonesia, rasio ketergantungan telah menurun dan melewati batas di bawah 50 persen pada tahun 2012 dan mencapai titik terendah sebesar 46,9 persen antara tahun 2028 dan 2031. Indonesia mempunyai potensi untuk memanfaatkan bonus demografi baik secara nasional maupun regional. Penduduk usia produktif Indonesia sendiri menyumbang sekitar 38 persen dari total penduduk usia produktif di ASEAN. Tingginya jumlah dan proporsi penduduk usia kerja Indonesia selain meningkatkan angkatan kerja dalam negeri juga membuka peluang untuk mengisi kebutuhan tenaga bagi negara- negara yang proporsi penduduk usia kerjanya menurun seperti Singapura, Korea, Jepang dan Australia.

GAMBAR 3.6 PROYEKSI RASIO KETERGANTUNGAN INDONESIA 2010-2035

Sumber data: Proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035. Rasio ketergantungan dihitung dari jumlah penduduk usia 0-14 tahun dan penduduk usia 65+ dibagi dengan penduduk usia produktif (15-64 tahun)

Bonus demografi tidak diperoleh secara otomatis, tetapi harus diupayakan dan diraih dengan arah kebijakan yang tepat. Berbagai kebijakan yang tepat diperlukan untuk menyiapkan kualitas

3-12 3-12

TABEL 3.1 KEBIJAKAN DALAM MEMANFAATKAN BONUS DEMOGRAFI

Bidang Pembangunan Kebijakan Strategis

Sosial Budaya dan  Menjaga penurunan tingkat fertilitas Kehidupan Agama

 Meningkatkan jaminan kesehatan  Memperluas pendidikan menengah universal  Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan tinggi  Meningkatkan pelatihan ketrampilan angkatan kerja

melalui kualifikasi dan kompetensi, memperbanyak lembaga pelatihan dan relevansi pendidikan dengan pasar kerja

 Meningkatkan kewirausahaan, pendidikan karakter

pemuda

Ekonomi dan Tenaga  Mengoptimalkan kerjasama global dengan Kerja

memperhatikan dimensi sosial dan budaya  Memperluas lapangan kerja

 Meningkatkan iklim investasi dan promosi ekspor  Meningkatkan sinergi arah kebijakan industri  Meningkatkan fleksibilitas pasar tenaga kerja serta

pengembangan sistem kerja yang layak  Pendalaman kapital dan pendidikan tenaga kerja

 Peningkatan partisipasi perempuan dalam tenaga kerja Sumber Daya Alam dan

 Menjamin ketersediaan pangan dengan memperhatikan Lingkungan Hidup

perubahan pola konsumsi dan budaya lokal masyarakat;

 Menjamin ketersediaan energi untuk industri; Ilmu Pengetahuan dan

 IPTEK untuk meningkatkan produktifitas kerja Teknologi

 Meningkatkan insentif pajak bagi penelitian dan

pengembangan

Politik, Hukum dan  Meningkatkan partisipasi angkatan kerja di tingkat Keamanan

regional;  Menjamin hak-hak dan partisipasi seluruh penduduk pada pembangungan ekonomi (inclusive growth)  Meningkatkan perlindungan tenaga kerja dan kerjasama

luar negeri

Pembangunan Wilayah,  Mengembangkan pusat pertumbuhan dengan Tata Ruang dan Sarana

memperhatikan struktur angkatan kerja dan inter- Prasarana

konektifitas antar-wilayah  Penataan ruang menghadapi urbanisasi  Meningkatkan sarana yang mendukung mobilitas dan

produktivitas

3-13

Bonus demografi yang dialami Indonesia juga disertai dengan dinamika kependudukan lain yang juga berdampak luas, yaitu: (1) meningkatnya jumlah penduduk; (2) penuaan penduduk (population ageing) yang ditandai dengan meningkatnya proporsi penduduk lanjut usia; (3) urbanisasi yang ditandai dengan meningkatnya proporsi penduduk perkotaan; dan (4) migrasi yang ditandai dengan meningkatnya perpindahan penduduk antardaerah. Selain itu pertumbuhan dan perubahan struktur penduduk yang tidak sama antarprovinsi, sehinga pemanfaatan bonus demografi tersebut harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi kewilayahan. Untuk itu, peluang bonus demografi ini juga harus diketahui dan dipahami dengan baik oleh seluruh pemangku kebijakan di daerah sehingga dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

TABEL 3.2

PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA PERIODE 2010 – 2035 Perubahan

67,9 65,7 -3,5 Usia Kerja (15-64 th), juta

Penduduk usia 0-14 th, juta

201,8 207,5 30,9 Penduduk Lansia (60+), juta

41,0 48,2 172,3 Penduduk usia 65+, juta